Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


PADA BAYI NY. N DENGAN PEMBERIAN IMD
DI RUANG BERSALIN RSU KUMALA SIWI KUDUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik


Stase Ketrampilan Dasar Kebidanan Masa BBL

Oleh:

Dwi Mayasari
NIM.2202218002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Komprehensif

Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Pada Bayi Ny. N Dengan Pemberian IMD
Di Ruang Bersalin RSU Kumala Siwi Kudus

Oleh:

Dwi Mayasari

NIM.2202218002

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing CI

(………………………….) (………………………….)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi Bidan

(………………………….)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, anugrah, serta
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan
komprehensif pada stase Bayi Baru Lahir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru
Lahir Pada Bayi Ny. N Dengan Pemberian IMD Di Ruang Bersalin RSU Kumala Siwi
Kudus”.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
perkenankan kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing,
pembimbing lahan dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu yang
telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Laporan yang telah kami buat ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif. Semoga laporan ini dapat
menjadi bahan referensi dan bermanfaat bagi kita semua.

Kudus, 7 September 2023

Dwi Mayasari
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...............................................................................................2
BAB II TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Data...........................................................................................4
II. Interpretasi Data...........................................................................................10
III. Intervensi......................................................................................................11
IV. Implementasi................................................................................................11
V. Evaluasi........................................................................................................13
BAB III PEMBAHASAN
I. Pengkajian Data...........................................................................................15
II. Interpretasi Data...........................................................................................16
III. Intervensi......................................................................................................16
IV. Implementasi dan Evaluasi..........................................................................17
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan.............................................................................................................19
B. Saran....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan faktor yang terpenting sebagai penentu
keberhasilan ASI eksklusif. Dengan inisiasi menyusu dini produksi ASI akan terstimulasi
sejak dini, juga dapat merangsang pengeluaran plasenta dan mempercepat pengeluaran
ASI. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan the breast crawl atau
merangkak mencari payudara setelah bayi dikeringkan dan diletakkan pada perut ibu
dengan kontak kulit ke kulit (Lau Y, 2015).
Masalah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi. Hasil SDKI
tahun 2017 menunjukan bahwa angka kematian bayi sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup
(Zedadra dkk, 2019). Faktor penyebab utama kematian bayi di Indonesia adalah kematian
neonatal sebesar 46,2%, diare sebesar 15%, pneumonia 12,7%, kelainan kongenital 5,7%,
meningitis 4,5%, tetanus 1,7%, dan tidak diketahui penyebabnya sebesar 3,7% (Zedadra
dkk, 2019). Angka kematian bayi ini tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan
faktor-faktor lain, terutama gizi. Status gizi ibu pada waktu melahirkan dan gizi bayi itu
sendiri sebagai faktor tidak langsung maupun langsung sebagai penyebab kematian bayi.
Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat perhatian yang
serius. Gizi untuk bayi yang paling sempurna dan paling murah adalah ASI atau Air Susu
Ibu (Adelina, 2017).
Pemberian ASI pada satu jam pertama kelahiran atau yang sering disebut dengan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan awal keberhasilan dalam pemberian ASI
eksklusif. Program Inisiasi Menyusu Dini dapat menyelamatkan sekurang-kurangnya
30.000 bayi Indonesia yang meninggal pada 1 jam kelahiran (Heriani, 2017).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2019, angka kematian bayi dan balita di
Indonesia semakin meningkat. Setidaknya, tiap 6 menit bayi baru lahir di Indonesia
meninggal. Angka kematian bayi dan balita yang tinggi itu bisa ditekan dengan
melakukan IMD dan memberikan ASI Eksklusif. Kebijakan inisiasi menyusu dini telah
disosialisasikan di Indonesia sejak Agustus 2007.
Penelitian Smith dkk di Tanzania mengungkapkan bahwa penundaan inisiasi
menyusu dini akan meningkatan resiko morbiditas pada awal kehidupannya. Cara
mengurangi morbiditas bayi pada awal kehidupan dengan melakukan inisiasi menyusu
dini dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan diperpanjang hingga
usia bayi 2 tahun (Smith dkk., 2017). Sementara penelitian Rosyid dan Sumarmi tahun
2017 menyebutkan bahwa dengan melakukan IMD, ibu akan semakin percaya diri untuk
terus memberikan ASI secara eksklusif dan bayi akan merasa nyaman saat terjadi kontak
kulit dengan ibu.
Pelaksanaan IMD masih rendah di Indonesia. Pelaksanaan inisiasi menyusu dini
tidak terlepas oleh faktor yang mendorongnya, diantaranya disebabkan oleh tingkat
pendidikan, dukungan keluarga, pengetahuan, sikap, pengalaman dan persepsi ibu yang
kurang, serta dipengaruhi oleh perilaku dan tindakan bidan yang tidak melakukan
konseling mengenai IMD pada masa kehamilan dan tidak mendukung penatalaksanaan
IMD dalam Asuhan Persalinan Normal (APN) (Mujur, dkk. 2014).
Inisiasi menyusu dini sangat meningkatkan keberhasilan menyusu ekslusif dan
lama menyusu sampai 2 tahun. Sedangkan praktiknya banyak penghambat dalam
melakukan inisiasi menyusu dini sebagai contoh yaitu anggapan cairan kuning yang
keluar pertama kali itu tidak baik dan berbahaya bagi bayi, cairan kolostrum terlalu
sedikit sehingga perlu cairan lain supaya bayi tidak rewel, hal tersebut merupakan
penghambat dalam inisiasi menyusu dini (Mujur, dkk. 2014).
Dari Uraian di atas sehingga saya tertarik untuk menerapkan prinsip-prinsip
Manajemen “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. N Dengan Pemberian
IMD Di Ruang Bersalin RSU Kumala Siwi Kudus”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan “Bagaimana Memberikan
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. N Dengan Pemberian IMD Di Ruang
Bersalin RSU Kumala Siwi Kudus”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk melaksanakan asuhan kebidanan dengan IMD pada Bayi Baru Lahir di RSU
Kumala Siwi Kudus
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada BBL dengan IMD
b. Mampu menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah
pada BBL dengan IMD
c. Mampu menyusun rencana asuhan pada BBL dengan IMD
d. Mampu melaksanakan rencana asuhan pada BBL dengan IMD
e. Mampu mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada BBL dengan IMD

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan stase Bayi Baru Lahir Program Studi
Pendidikan Profesi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Kudus.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman secara langsung
sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama di
akademik, serta menambah wawasan dalam penerapan proses manajemen
Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan IMD.
b. Bagi Profesi
Dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan
pertimbangan dalam pembelajaran asuhan kebidanan serta meningkatkan
ketrampilan dalam Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan IMD.
c. Bagi Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan IMD.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan bahan referensi perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Kudus dalam Stase Bayi Baru Lahir Program Studi Pendidikan Profesi
Kebidanan.
BAB II
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


PADA BAYI Ny. N DENGAN PEMBERIAN IMD
DI RUANG BERSALIN RSU KUMALA SIWI KUDUS

I. PENGKAJIAN DATA
Dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Rabu, 6 September 2023
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Bersalin RSU Kumala Siwi Kudus

A. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
Nama Bayi : Bayi Ny. N
Umur : 0 hari
Tempat Lahir : Bersalin RSU Kumala Siwi
Tanggal Lahir : 6 September 2023
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke :1

Nama Ibu : Ny. N


Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Jati Kulon 6/9 Kudus
2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu
No Thn Jenis Penolong Tempat H/M JK BB lahir Komplikasi Ket
Persalinan
1. 2023 spontan Bidan RS H P 3000gr Tidak ada

3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan sekarang


a. Ibu mengatakan bahwa ini adalah anaknya yang pertama dan tidak pernah
keguguran.
b. HPHT : 1 Desember 2022
c. HPL : 8 September 203
d. Umur Kehamilan : 40 Minggu
e. ANC sebanyak 6 kali di PMB
f. Ibu tidak pernah merasa mengalami nyeri perut yang hebat selama hamil.
g. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit seperti DM, jantung, hipertensi, asma, dan
penyakit lainnya.
h. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
i. Selama hamil ibu akan 3-4 kali sehari dengan menu yaitu nasi, sayur, dan lauk
pauk berbagai macam dan ibu meminum susu.
j. Bayi lahir pada tanggal 6 September 2023 pukul 08.10 WIB

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. TTV
Suhu : 36.50C
Nadi : 140 x/mnt
Pernapasan : 45 x/mnt
3. APGAR Score

0 1 2 APGAR 1 menit 5 menit 10 menit 4.


Score
A
Tak ada <100 >100 Denyut 2 2 2
jantung

Tak ada Tak Teratur Baik Pernapasan 2 2 2

Lemah Sedang Baik Tonus Otot 1 2 2

Tak ada Meringis Menangis Peka Rangsang 2 2 2

Biru/Putih Merah Jambu, Merah Warna 1 1 2


Ujung2 biru Jambu

Total 8 9 10

ntopometri
Berat Badan : 3000 gram
Panjang Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar Dada : 32 cm
Lingkar Perut : 33 cm
5. Pemeriksaan fisik ( Inspeksi, palpasi, Auskultasi, Perkusi )
a. Kepala : Tidak ada caput succaedaeneum, tidak ada cepal
hematoma, tidak ada moulase
b. Muka : Normal, tidak ada wajah mongoloid
c. Mata : Simetris, konjungtiva berarna merah, sklera berwarna
putih
d. Hidung : Berlubang, bersekat, terdapat septum, tidak ada lendir,
tidak ada pernafasan cuping hidung
e. Telinga : Simetris antara kanan dan kiri, daun telinga Lengkap dan
berlubang
f. Mulut : Tidak terdapat labiopalatoskhizis, dan
Labiopalatognatoskizis
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah
bening
h. Dada : Simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi dinding dada
i. Abdomen : tali pusat terikat, tidak ada perdarahan, dan tidak berbau
j. Punggung : Tidak ada spina bifida
k. Genetlia : Labia minor sudah tertutup labia mayor, tidak ada
pengeluaran cairan
l. Anus : Positif
m. Kulit : Turgor baik, warna kemerahan
n. Ekstrimitas atas dan bawah : Simetris, tidak ada kelainan sindaktili,
polidaktili, dan andaktili
6. Eliminasi
BAB dan BAK : belum
7. Reflek pada bayi
a. Reflek Moro : ada
b. Reflek Swallowing : ada
c. Reflek Rooting : ada
d. Reflek Graps : ada
e. Reflek Tonic neck : ada
f. Reflek Babinski : ada

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa Kebidanan :
BBL Normal, Aterm, Jenin kelamin perempuan

DS :
1. Ibu mengatakan persalinan yang ketiga
2. Ibu melahirkan pada tanggal 6 September 2023 pukul 08.10 WIB
DO :
Bayi Lahir Aterm
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 3000 gram
Panjang Badan : 48 cm

Masalah
Menjaga Kehangatan Bayi
Kebutuhan
IMD

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Berdasarkan hasil pengamatan tidak ditemukan adanya data penunjang yang terkait
dengan masalah potensial pada bayi Ny. N

IV. KEBUTUHAN SEGERA


Berdasarkan hasil pengamatan tidak ditemukan data yang menunjang untuk dilakukannya
tindakan segera atau kolaborasi pada bayi Ny. N

V. INTERVENSI / RENCANA ASUHAN KOMPREHENSIF


Hari/Tanggal : Rabu, 6 September 2023
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
2. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. Menjelaskan cara menjaga kehangatan suhu tubuh bayi dengan IMD
4. Memberikan injeksi Vitamin K
5. Memberikan salep mata chloramphenicol
6. Melakukan perawatan tali pusat, menjaga kebersihannya dan menjaga agar tali pusat
tetap dalam kondisi kering
7. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayinya
8. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi nol hari sampai 6
bulan
9. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir yang harus diwaspadai
10. Dokumentasi

VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN


Hari/tanggal : Rabu, 6 September 2023
No Waktu Implementasi
1. 08.10 WIB Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
Rasional : Tangan yang kotor dapat menjadi tempat berkembang
biaknya mikroorganisme dimana apabila menyentuh pasien dapat
terkontaminasi
2. 08.15 WIB Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,60C
Nadi : 140 x/mnt
Berat Badan : 3000 gram
Panjang Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar Dada : 32 cm
Lingkar Perut : 33 cm
Rasional : Ibu dan Keluarga akan jauh merasa lebih tenang setelah
mengetahui bayinya dalam keadaan normal
3. 08.20 WIB Menjelaskan cara menjaga kehangatan suhu tubuh bayi dengan IMD
yaitu :
Keringkan tubuh bayi dengan kain yang kering dan bersih , letakan
bayi di atas dada ibu kemudian selimuti bayi dan ibu dengan kain
bersih biarkan selama 30-60 menit bayi mencari putting susu Ibunya.
Rasional : Perawatan bayi dengan IMD akan meningkatkan tali kasih
antara ibu dan bayi serta dapat memberikan kekebalan pasif melalui
kolostrum
4. 08.50WIB Memberikan injeksi Neo-K 2 mg/mL sebanyak 0,5 mL pada paha
kanan
Rasional : untuk mencegah terjadinya perdarahan intrakranial pada
bayi baru lahir.
5. 09.00 WIB Memberikan salep mata chloramphenicol
Rasional : untuk mencegah infeksi pada mata
6. 09.10 WIB Melakukan perawatan tali pusat, menjaga kebersihannya dan menjaga
agar tali pusat tetap dalam kondisi kering yaitu sebelum dan sesudah
memegang bayi selalu mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun
dibawah air mengalir, tidak memberi apapun pada tali pusat, rawat tali
pusat secara terbuka dan kering, bila tali pusat kotor/ basah cuci
dengan air bersih dan sabun mandi kemudian keringkan.
Rasional : agar tidak terjadi infeksi tali pusat seperti: merah, bengkak,
bernanah, serta mengeluarkan darah
7. 09. 20 WIB Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayinya dengan
memakaikan topi dan membedongnya tetapi tidak kencang.
Rasional : Agar bayi tidak mengalami hipotermi
8. 09.30 WIB Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi nol hari
sampai 6 bulan
Rasional : Rangsangan oleh hisapan bayi dapat merangsang hipofisis
posterior mengeluarkan hormon oksitosin untuk sekresi ASI dan
hipofisis anterior untuk merangsang hormon prolaktin untuk produksi
ASI
9. 09.40 WIB Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir yang harus
diwaspadai seperti
 Pernafasan 60 x/mnt
 Mengantuk berlebihan
 Terlalu panas
 Bayi sering muntah
 Tali pusat: Merah, bengkak, bernanah
 Tidak BAK selama 24 jam
 Tidak BAB selama 2 hari
 Kejang
 Hisapan lemah
 Menggigil Dan Menangis
Rasional : agar ibu mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir yang dapat
menyebabkan kematian.
10. 09.50 WIB Melakukan pendokumentasian dengan melengkapi askeb

VII. EVALUASI
Hari/tanggal : Rabu, 6 September 2023
No Waktu Evaluasi
1. 08.10 WIB Bidan sudah mencuci tangan
2. 08.15 WIB Ibu dan Keluarga sudah mengetahui keadaan bayinya saat ini
3. 08.20 WIB Bayi telah diletakkan didada ibu selama 1 jam untuk dilakukan IMD
4. 08.50WIB Vitamin K telah diberikan pada pukul 08.50 WIB
5. 09.00 WIB Salep Mata telah diberikan pada pukul 09.00 WIB
6. 09.10 WIB Ibu telah mengerti cara merawat tali pusat yang benar
7. 09. 20 WIB Ibu telah mengerti cara agar bayinya tetap hangat
8. 09.30 WIB Ibu mau menyusui bayinya secara eksklusif mulai nol hari sampai 6
bulan
9. 09.40 WIB Ibu telah mengerti dan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir
10. 09.50 WIB Pendokumentasian telah dilakukan dengan melengkapi askeb
BAB III
PEMBAHASAN

Pada bagian ini, penulis membahas tentang studi kasus Asuhan Kebidanan Bayi Baru
Lahir pada Bayi Ny. N dengan Inisiasi Menyusui Dini di RSU Kumala Siwi Kudus, yang
dilaksanakan mulai tanggal 6 September 2023 serta melihat kesesuaian atau kesenjangan
antara teori dan praktik.

I. PENGKAJIAN DATA
Identifikasi data dasar merupakan proses asuhan kebidanan yang ditujukan untuk
pengumpulan informasi baik fisik, psikososial dan spritual. Informasi yang diperoleh
mengenai data-data tersebut penulis dapatkan dengan mengadakan wawancara langsung
dari klien dan keluarganya serta sebagian bersumber dari pemeriksaan fisik. Pengkajian
data dasar pada kasus inisisasi menyusui dini dilakukan pada saat pengamatan pertama
kali di ruang bersalin. Pengkajian meliputi anamnesis langsung kepada pasien. Adapun
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan tindakan meletakan bayi di atas dada ibu
dalam satu jam (60 menit) pertama awal kehidupan bayi, biarkan bayi mencari puting
payudara secara alami untuk dapat menyusui. IMD dapat dilakukan dengan cara skin to
skin (Maryuni, 2015)
Tahap ini dilakukan identifikasi data dasar (pengkajian) yang merupakan langkah
pertama yang dilakukan untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi bayi Ny. N, bidan yang ada
di ruangan dapat memberikan informasi secara terbuka sehingga memudahkan untuk
memperoleh data yang diingikan sesuai dengan kasus yang diangkat. Data yang diambil
dari studi kasus bayi Ny. N dengan inisiasi menyusui dini meliputi: umur kehamilan
cukup bulan, sesuai dengan masa kehamilan, panjang badan bayi normal, lingkar kepala
dan lingkar dada bayi normal, kulit tampak kemerehan dan tampak verniks kaseosa
pada bagian tubuh bayi, bayi tampak bergerak aktif.
Pengumpulan data ini diperoleh melalui anamnesa serta pemeriksaan fisik yang ada
dan terfokus pada kasus bayi Ny. N dengan inisiasi menyusui dini di RSU Kumala Siwi
Kudus, didapatkan HPHT tanggal 1 Desember 2022, HPL tanggal 8 September 2023,
anak ketiga dan ibu tidak pernah mengalami keguguran, bayi lahir secara spontan pada
tanggal 6 September 2023 pukul 08.10 WIB di RSU Kumala Siwi Kudus, dengan usia
kehamilan 40 minggu, jenis kelamin perempuan, berat badan lahir 3000 gram dan
panjang badan lahir 48 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar perut 33
cm, suhu 36.6ºC, pernapasan 48 kali/menit, dan frekuensi jantung 140 kali/menit. Dari
penjelasan di atas di atas tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan studi kasus pada
bayi Ny. N.

II. INTERPRETASI DATA


Pada langkah kedua dilakukan identifikasi diagnosis atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data tersebut kemudian
diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Berdasarkan data yang diperoleh dari diagnosa/masalah aktual yang ada pada bayi
Ny. N adalah : 40 minggu sesuai dengan konsep teori bahwa bayi cukup bulan adalah
bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37 sampai dengan 42 minggu, maka hal ini
sesuai dengan data yang ada pada tanggal HPHT 1 Desember 2022 sampai bayi
dilahirkan yaitu pada tanggal 6 September 2023 masa gestasinya 40 minggu yang mana
bayi tersebut lahir cukup bulan dan segera dilakukan IMD.
Inisiasi menyusui dini yaitu memberikan kesempatan bayi memulai atau melakukan
inisiasi menyusui sendiri segera setelah lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi dan
kulit ibu setidaknya satu jam atau lebih sampai menyusu pertama selesai. Apabila dalam
satu jam bayi tidak ada reaksi menyusu, maka boleh mendekatkan puting susu tetapi
beri kesempatan bayi untuk inisiasi. Dalam prosedur ini kontak kulit bayi dengan kulit
ibu (skin to skin) lebih bermakna dibandingkan dengan proses inisiasi itu sendiri (Profil
Kesehtan Indonesia Tahun 2014)
Prinsip dapat dilakukanya inisiasi menyusui dini yaitu cukup hanya dengan
mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir dengan kain atau handuk tanpa harus
memandikan, tidak dengan membungkus (bedong) bayi kemudian letakkan bayi di atas
dada ibu dalam keadaan tengkurap sehingga ada kontak kulit antara bayi dengan ibu,
selanjutnya beri kesempatan bayi untuk menyusui sendiri pada satu jam pertama
kelahiran.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah teridentifikasi. Identifikasi
diagnosis potensial yaitu mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin terjadi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian bayi Ny. N tidak didapatkan data yang
menunjang terjadinya masalah potensial

IV. KEBUTUHAN SEGERA


Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian bayi Ny. N tidak ditemukan data
yang menunjang untuk dilakukanya tindakan segera ataupun tindakan kolaborasi
kesehatan yang lainnya.

V. INTERVENSI / RENCANA ASUHAN KOMPREHENSIF


Langkah ini merupakan lanjutan dari manajemen asuhan kebidanan terhadap
diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi. Suatu rencana tindakan harus disetujui
oleh pasien dan bidan agar lebih efektif. Semua keputusan yang dibuat dalam
merencanakan suatu asuhan yang komprehensif harus merefleksikan alasan yang benar
berlandaskan pengetahuan, teori yang berkaitan dan terbaru, serta telah di validasi
dengan keinginan atau kebutuhan pasien. Rencana asuhan disusun berdasarkan diagnosa
atau masalah aktual dan pencegahan masalah atau diagnosa potensial. Membuat rencana
tindakan asuhan kebidanan hendaknya menentukan tujuan tindakan yang akan
dilakukan dan terdapat sasaran target serta hasil yang akan dicapai dalam penerapan
asuhan kebidanan sesuai dengan kasus (Ersinta, 2019)
Pada tempat pengangkatan kasus yaitu di RSU Kumala Siwi Kudus, Adapun
rencana tindakan yang telah disusun yaitu Mencuci tangan sebelum dan sesudah
menyentuh bayi, memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
menjelaskan cara menjaga kehangatan suhu tubuh bayi dengan IMD dan dilakukan IMD
selama 30-60 menit, memberikan injeksi Vitamin K, memberikan salep mata
chloramphenicol, melakukan dan menjelaskan perawatan tali pusat, memberitahu ibu
untuk menjaga kehangatan bayinya, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
pada bayi nol hari sampai 6 bulan dan memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi
baru lahir yang harus diwaspadai.
Dari penjelasan di atas tidak di dapatkan kesenjangan antara teori dan studi kasus
pada bayi Ny. N.

VI. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN
Berdasarkan tinjauan manajemen asuhan kebidanan bahwa melaksanakan rencana
tindakan harus sesuai dan menjamin rasa aman pada klien. Implementasi dapat
dilaksanakan seluruhnya oleh bidan ataupun sebagian dilaksanakan oleh pasien serta
kerjasama tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan (Febi,
2017).
Dalam tahapan asuhan kebidanan pada bayi Ny. N dalam pelaksanaan tindakan di
dasarkan dalam perencanaan yang telah di tetapkan.
Adapun implementasi yang dilakukan adalah Mencuci tangan sebelum dan sesudah
menyentuh bayi, memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
menjelaskan cara menjaga kehangatan suhu tubuh bayi dengan IMD dan dilakukan IMD
selama 30-60 menit, memberikan injeksi Vitamin K, memberikan salep mata
chloramphenicol, melakukan dan menjelaskan perawatan tali pusat, memberitahu ibu
untuk menjaga kehangatan bayinya, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif
pada bayi nol hari sampai 6 bulan dan memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi
baru lahir yang harus diwaspadai.
Dari implementasi di atas penulis tidak menemukan permasalahan hal itu
dikarenakan tindakan yang dilaksanakan telah sesuai dengan prosedur yang ada pada
rencana tindakan, disamping itu adanya kerja sama yang baik anatara petugas kesehatan
yang satu dengan petugas kesehatan yang lainnya, ini menunjukkan adanya kesamaan
antara teori dengan studi kasus pada bayi Ny. N.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan dalam
mengevaluasi pencapaian tujuan, membandingkan data yang dikumpulkan dengan
kriteria yang diidentifikasi, memutuskan apakah tujuan telah dicapai atau tidak dengan
tindakan yang sudah diimplementasikan.
Proses evaluasi merupakan langkah dari proses manajemen asuhan kebidanan pada
tahap ini penulis tidak mendapatkan permasalahan atau kesenjangan pada evaluasi.
Tanggal 6 September 2023 didapatkan hasil yaitu keadaan umum bayi baik, inisiasi
menyusui dini dapat terlaksana dengan baik, bayi tidak mengalami gangguan
metabolisme, bayi dapat beradaptasi dengan kehidupan di luar uterus, bayi sudah diberi
ASI, Ibu sudah mengetahui cara perawatan tali pusat, tanda bahaya bayi baru lahir, dan
akan memberikan ASI Eksklusif.
BAB IV
PENUTUP

I. SIMPULAN
Hasil identifikasi telah dilaksanakan pengumpulan data dasar meliputi identitas
bayi, identitas orang tua, data biologis yang diperoleh yaitu bayi lahir segera menangis
tanggal 6 September 2023 dengan berat badan lahir : 3000 gram, panjang badan lahir :
48 cm dan APGAR score 8-9-10, dari hasil pengkajian serta analisa data, diagnosa
atau masalah aktual yang didapat pada bayi Ny. N yaitu bayi cukup bulan, sesuai masa
kehamilan, lahir spontan dengan inisiasi menysusui dini. Hasil pengkajian bayi Ny. N
tidak ada data yang menunjang tejadinya masalah potensial, tidak ada data yang
menunjang untuk dilakukannya tindakan segera atau kolaborasi intervensi atau
rencana tindakan telah dilakukan pada bayi Ny. N, implementasi yang diberikan pada
bayi Ny. N seluruhnya dilakukan sesuai dengan rencana tindakan, evaluasi akhir dari
kasus ini yaitu keadaan umum bayi baik, inisiasi menyusui dini dapat terlaksana
dengan baik dan bayi dapat beradaptasi dengan kehidupan di luar uterus,
pendokumentasian merupakan hal penting yang harus dilakukan.

II. Saran
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas perlu adanya upaya untuk meningkatkan
pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Agar mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang nyata
tentang asuhan kebidanan pada BBL
2. Bagi Profesi
Dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan
dalam pembelajaran asuhan kebidanan serta meningkatkan ketrampilan dalam
asuhan kebidanan pada BBL
3. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan untuk mempertahankan kualitas asuhan kebidanan pada BBL
DAFTAR PUSTAKA

Arimini, Wayani N. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.
ANDI; 2017.
Ersinta. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus dan Bayi. Indomedia Pustaka; 2019.
Febi S. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita.; 2017
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020. http://www.kemenkes.go.id
Maryuni. inisiasi menyusui dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. CV. Trans Info
Media; 2015.
RI K. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Published online 2018
RI K. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.
RI K. Profil Kesehtan Indonesia Tahun 2014. Published online 2015.

Anda mungkin juga menyukai