Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY.

DI KLINIK BIDAN FIFI YANTI

TAHUN 2022

Laporan Kasus Individu Praktik Klinik Kebidanan Bayi Baru Lahir

Disusun Oleh:

SONIA MAHARANI
NIM. 2115901157

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN BIDAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. N

DI KLINIK BIDAN FIFI YANTI

TAHUN 2022

Laporan Praktik Klinik Kebidanan Bayi Baru Lahir

Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui

Disusun Oleh:

Sonia Maharani

Menyetujui,

Pembimbing Lapangan Pembimbingan Akademik

(Bd. Fifi Yanti Z, S.Tr.Keb.) (Wahyuni, SST., M. Biomed.)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat, nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan kasus

ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. N Di Klinik

Bidan Fifi Yanti”. Laporan ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan Praktik Kebidanan Program Pendidikan Profesi Bidan.

Dalam penyusunan Laporan ini, penulis mendapat bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih kepada:

1. Bidan Fifi Yanti Z, S.Tr.Keb sebagai pembimbing lapangan yang telah

memfasilitasi dan menyediakan waktu dalam membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan Laporan ini

2. Ibu Wahyuni S.ST. M.Biomed sebagai pembimbing akademik yang telah

memfasilitasi dan menyediakan waktu dalam membimbing dan mengarahkan

penulis dalam menyelesaikan Laporan ini

3. Ibu Febriniwati Rifdi S,SiT, M. Biomed selaku Ketua Prodi Kebidanan Universitas

Fort De Kock Bukittinggi.

Untuk ini dengan hati terbuka penulis menerima saran dan kritik bersifat

membangun dan semangat dalam penulisan laporan. Semoga laporan ini bermanfaat

bagi kita semua dan mendapatkan ridha dari Allah SWT.

Bukittinggi, Februari 2022

Sonia Maharani

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Tujuan Umum dan Khusus...................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Bayi Baru Lahir ....................................................................................................... 3
B. SOAP....................................................................................................................... 7
BAB III LAPORAN KASUS
A. Manajemen SOAP ................................................................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisis Kasus ......................................................................................................... 15
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 17
B. Saran........................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan World Health Organization(WHO) AKI secara global yangyaitu

Angka Kematian Bayi19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup jauh dari target SDGs

(Sustainable Development Goals) yang menargetkan pada tahun 2030yatu AKB 12 per

1000 kelahiran hidup (WHO, 2016).

Pada saat waktu lahir, tubuh bayi baru lahir berpindah dariketergantungan total ke

kemandirian fisiologis. Proses perubahan yang rumitini dikenal sebagai periode transisi-

periode yang dimulai ketika bayi keluardari tubuh ibu dan berlanjut selama beberapa

organ, misalnya paru-paru,mengalami perubahan yang pesat sehingga selesai dengan

sempurnadalambeberapa hari setelah lahir. Sistem organ yang lain, seperti sistemhepatik,

memerlukan waktu lebih lama untuk berubah ke fungsi ekstrauteri.Secara keseluruhan,

transisi ke kehidupan ekstrauteri harus dipandangsebagai proses bersinambungan yang

terjadi selama keseluruhan bulanpertama kehidupan(Varney, 2008)

Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah masaneonatus

(bayi baru lahir 0-28 hari). Komplikasi yang menjadi penyebab kematianterbanyak

adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi.Menurut hasil Riskesdas 2013

menunjukkan bahwa 57% dari kematianneonatal terjadi pada umur 0-6 hari Profil

Kesehatan Indonesia(Kemenkes,2014).

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yangterpapar atau

terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupunbeberapa saat setelah lahir.

Untuk tidak menambah resiko infeksi makasebelum manangani bayi baru lahir, pastikan

1
2

penolong persalinan danpemberi asuhan bayi baru lahir telah melakukan upaya

pencegahan infeksi (Depkes RI, 2008).

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit danatau kelainan

yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia, ikterus,

hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan

pernafasan, dankelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah

pada pemeriksaan dengan manajemen terpadu bayi muda (MTBM). Komplikasi yang

menjadi penyebab kematian terbanyak padabayi. Komplikasi ini sebetulnya dapat

dicegahdan ditangani,namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan

tenaga cakupan target kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum

berjalan dengan baik,terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran orang tua untuk mencari

pertolongan kesehatan (Kemenkes RI, 2016).

Asuhan bayi baru lahir merupakan asuhan kebidanan yang dilakukan segera bayi

lahir, pada saat proses persalinan fokus asuhan ditujukan pada dua hal yaitu kondisi ibu

dan kondisi bayi, dalam kondisi optimal, memberikan asuhan segera, aman dan bersih

untuk bayi baru lahir merupakan bagian esensial asuhan bayi baru lahir (Rosita, 2011).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Dapat melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. N di Klinik Bidan Fifi Yanti

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian data dasar subjektif dan objektif terhadap bayi

Ny.N

b. Dapat menentukan Assesment/diagnosa pada bayi Ny.N

c. Dapat menentukan penatalaksanaan kasus bayi Ny.N


BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian

Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia0-28hari(Kementerian

KesehatanRI, 2010). Bayi baru lahiradalahbayi berusia satu jamyang lahir pada usia

kehamilan 37-42 minggudanberat badannya 2.500-4000 gram (Dewi, 2010).

2. Ciri-ciri

Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000 gram,

umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segeramenangis, bergerak aktif, kulit

kemerahan, menghisap ASI denganbaik, dan tidak adacacat bawaan (Kementerian

Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52

cm,lingkar dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-

160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala

tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas,nilai APGAR >7, refleks-refleks

sudah terbentuk dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia

pada bayi laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi

perempuan vagina dan uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora,

mekonium sudah keluar dalam24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan (Dewi,

2010).

3. Klasifikasi Neonatus

Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi menurut Marmi

(2015), yaitu :

3
4

1) Neonatus menurut masa gestasinya:

a) Kurang bulan (preterm infant):<259 hari(37minggu)

b) Cukup bulan (term infant):259-294 hari(37-42 minggu)

c) Lebih bulan (postterm infant) :>294 hari(42 minggu atau lebih).

2) Neonatus menurut berat badan lahir :

a) Berat lahir rendah:<2500 gram

b) Berat lahir cukup: 2500-4000 gram

c) Berat lahir lebih:>4000 gram

4. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Normal

Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari

kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada

kelainan. Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama

kehidupan. Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk

mendeteksi kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran

dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang

terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat

kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan,

terutama pencegahan terhadap sudden infant death syndrome (SIDS) (Lissauer,

2013).

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk membersihkan

jalan napas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi,

identifikasi, dan pencegahan infeksi (Saifuddin, 2008).

Asuhan bayi baru lahir meliputi :

1) Pencegahan Infeksi (PI)


5

2) Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi

5. Pemotongan dan perawatan tali pusat

Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada bayi, dilakukan

manajemen bayi baru lahir normal dengan mengeringkan bayi mulai dari muka,

kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks,

kemudian bayi diletakkan di atas dada atau perut ibu. Setelah pemberian oksitosin

pada ibu, lakukan pemotongan tali pusat dengan satu tangan melindungi perut bayi.

Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau

mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kementerian Kesehatan RI,

2013). Perawatan rutin untuk tali pusat adalah selalu cuci tangan sebelum

memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan terpapar udara, membersihkan

dengan air, menghindari dengan alkohol karena menghambat pelepasan tali pusat,

dan melipat popok di bawah umbilikus (Lissauer, 2013).

6. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap di

dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses IMD selama

1 jam. Biarkan bayi mencari, menemukan puting, dan mulai menyusu. Sebagian

besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu

pertama biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60 dan berlangsung selama 10-20

menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara (Kementerian Kesehatan RI,

2013).

Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit

bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi (Kementerian Kesehatan RI,

2013).
6

Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1dosis tunggal di paha

kiri Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1

mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi

vitamin yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan

RI, 2010). Pemberian vitamin K sebagai profilaksis melawan hemorragic disease of

the newborn dapat diberikan dalam suntikan yang memberikan pencegahan lebih

terpercaya, atau secara oral yang membutuhkan beberapa dosis untuk mengatasi

absorbsi yang bervariasi dan proteksi yang kurang pasti pada bayi (Lissauer, 2013).

Vitamin K dapat diberikan dalam waktu 6 jam setelah lahir (Lowry, 2014).

Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan Imunisasi

Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan vitamin K1 yang

bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat

menimbulkan kerusakan hati (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

7. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL)

Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada

bayi. Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap berada di fasilitas

tersebut selama 24 jam karena risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam

pertama kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3

hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari (Kementerian

Kesehatan RI, 2010).

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan

lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan dengan

pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI

ekslusif mempunyai dasar hukum yang diatur dalam SK Menkes Nomor


7

450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi

Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan dan

perlindungan bayi baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi.

B. Pendokumentasian SOAP

1. Pengertian Soap

SOAP merupakan proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan sebagai

perkembangan catatan kemajuan keadaan paasien. Yang dimaksud dengan SOAP

menurut Kepmenkes RI No.938/Menkes/SK/VII/2007 yaitu :

S : Subjektif

Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien dan

menggambarkan hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis. Ekspresi klien

mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung

atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis, yang juga

merupakan data subjektif yaitu :

a. Identitas diri terdiri dari nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan,

alamat dan identitas suami.

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

c. Riwayat persalinan sekarang (tempat melahirkan, penolong persalinan, jenis

persalinan, selaput ketuban, air ketuban, lama persalinan, kala I, kala II, kala

III, komplikasi persalinan, riwayat kelahiran bayi, tanggal, pukul, masa

gestasi, jenis kelamin, panjang bayi, berat badan, cacat bawaan).

d. Riwayat penyakit atau operasi yang lalu (jenis penyakit, dimana dan
8

kapan).

e. Riwayat penyakit keluarga yang pernah diderita.

f. Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi.

g. Riwayat keluarga berencana.

h. Pola makan, minum, eliminasi, istirahat, psikososial.

O : Objektif

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang didapat dari

hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium.

a. Keadaan umum, tinggi badan, berat badan dan TTV (Tekanan Darah,

Temperatur, Nadi, Pernafasan).

b. Kepala dan leher (oedema, mata, pembesaran kelenjar tiroid dan

pembesaran vena jugularis)

c. Payudara (bentuk, ukuran, kesimetrisan, cairan yang keluar).

d. Abdomen dan uterus (bekas luka operasi, tinggi fundus uteri, kontraksi,

involusi).

e. Ekstremitas (edema, varises).

f. Anogenetalia (perdarahan, vulva, Perenium, lochea, hemoroid).

A : Assesment

Langkah ini merupakan hasil analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari data

subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap saat bias mengalami

perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data

objektif. Analisis data adalah melakukan interpretasi data yang telah

dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan dan kebutuhan. Analisis

yang tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat
9

diketahuinya perubahan pada klien , dapat terus diikuti dan diambil kepuusan atau

tindakan yang tepat.

P : Plan

Plan adalah perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti

tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif, dukungan,

kolaborasi, evaluasi atau follow up dan rujukan. Tujuannya untuk

mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraannya.
BAB III

LAPORAN KASUS

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas Bayi

Nama Bayi : By Ny “N”

Tanggal/ jam lahir : 04 Februari 2022 / 03:55 WIB

Jenis kelamin : Laki-laki

BB : 2.900 gr

PB : 52 cm

Identitas Orang Tua

Nama : Ny “N” Nama Suami : Tn “A”

Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun

Suku : Minang Suku : Minang

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani

Alamat : Kampung Baru Alamat : Kampung Baru

2. Riwayat kehamilan

a. Pendarahan : Tidak Ada

b. Pre-Eklampsia/eklamsia : Tidak Ada

c. Penyakit kelamin : Tidak Ada

d. Lain-lain : Tidak Ada

10
11

3. Kebiasaan ibu waktu hamil

a. Pantangan Makanan : Tidak Ada

b. Obatan-obatan : Tidak Ada

c. Merokok : Tidak Ada

4. Riwayat persalinan sekarang

a. Jenis Persalinan : Normal

b. Ditolong oleh : Bidan Fifi Yanti Z, S. Tr. Keb

c. Lama persalinan

1) Kala I : ± 2 jam

2) Kala II : 20 menit

3) Kala III : ± 10 menit

4) Kala IV : 2 jam

d. Ketuban : Pecah amniotomi, warna jernih

e. Komplikasi persalinan

1) Ibu : Tidak Ada

2) Bayi : Tidak Ada

f. Keadaan bayi baru lahir

Waktu Tanda 0 1 2 Skor


5 Menit Frek. Jantung ( ) Tidakada ( ) < 100 x/mnt (√ ) > 100x/menit
I Usaha Bernafas ( ) Tidakada ( ) Lambat, tak teratur (√ ) Menangis kuat
Tonus otot ( ) Lumpuh (√ ) Extr. Flexi sedikit ( ) Gerakan aktif 8
Reflek ( ) Tak bereaksi (√ ) Gerakan sedikit ( ) Menangis
Warna kulit ( ) Biru / pucat ( ) Tubuh kemerahan, (√ ) Kemerahan
Extremitas biru
Frek. Jantung ( ) Tidakada ( ) < 100 x/menit ( √ ) >100x/menit
5 menit Usaha Bernafas ( ) Tidakada ( ) Lambat,tak teratur ( √ ) Menangis kuat
II Tonusotot ( ) Lumpuh ( √ ) Extr. Flexi sedikit ( ) Gerakan aktif 9
12

Reflek ( ) Tak bereaksi ( ) Gerakan sedikit ( √ ) Menangis


Warna kulit ( ) Biru/ pucat ( ) Tubuh kemerahan, ( √ ) Kemerahan
extremitas biru
g. Resusitasi

1) Pengisapan lendir : Dilakukan dengan Delee

2) Massase jantung : Tidak dilakukan

3) Oksigen : Tidak dilakukan

B. Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. Pernafasan : 47 x/i

d. Warna kulit : Merah Jambu

e. Denyut jantung : 139 x/i

f. Suhu aksiler : 36,7oC

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Tidak ada caput sucsedaneum dan cepalhematom

b. Muka : Tidak ada kelainan dan tidak oedema

c. Mata : Konjungtiva merah muda dan sklera tidak ikterik

d. Telinga : Tidak ada kelainan

e. Hidung : Tidak ada kelainan

f. Mulut : Tidak ada labioskizis atau labiopalatoskizis

g. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan limfe

h. Dada : Tekanan dinding dada normal

i. Tali pusat : Segar dan tidak ada perdarahan


13

j. Punggung : Tidak ada kelainan, pembengkakan atau cekungan

k. Ekstermitas : Tidak ada kelainan, gerakan aktif

l. Genetalia : Testis sudah berada skrotum

m. Anus : (+) Ada

3. Reflek

a. Morrow (reflek terkejut) : (+) Ada

b. Rooting (mencari puting) : (+) Ada

c. Sucking (menghisap) : (+) Ada

d. Grasping (menggenggam) : (+) Ada

4. Antropometri

a. BB : 2.900 gram

b. PB : 52 cm

c. LK : 34 cm

d. LD : 33 cm

e. LILA : 12 cm

5. Eliminasi

a. Miksi : belum

b. Defekasi : belum

C. Assesment

Diagnosa : Neonatus cukup bulan usia 1 jam

D. Penatalaksanaan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bayi kepada ibu, keadaan bayi normal dan tidak

ada cacat bawaan

Tanda vital bayi dalam batas normal

BB : 2.900 gr
14

PB : 52 cm

2. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan penyuntikan vitamin k 1 pada bayi untuk

mencegah perdarahan

3. Melakukan penyuntikan vitamin k1 0,5 cc di paha kiri bayi secara IM

4. Membedong bayi agar terjaga kehangatan bayi

5. Memberikan bayi kepada ibu untuk segera disusui dan meminta ibu untuk menyusui

bayi sesering mungkin

6. Menyampaikan pada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi dengan membedong

bayi

7. Menyampaikan pada ibu untuk melakukan Bounding Attachment. Bounding

Attachment yaitu meciptakan ikatan tali kasih sayang antara ibu dengan bayinya yaitu

dengan membantu bayi melakukan IMD karena dengan sentuhan yang terjadi antara

bayi dan ibu maka telah terjadi bounding attachment atau ikatan kasih sayang.

8. Menyampaikan pada ibu pentingnya pemberian ASI untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi

9. Menyampaikan dan memberitahu cara menyusui bayi yang benar, yaitu; ibu duduk di

kursi dan punggung dalam keadaan tegak bersandar dan telapak kaki ibu menempel

datar di lantai, lalu kepala bayi tepat berada di lekukan siku dan dada bayi menempel

dengan dada ibu sambil mendekap badan bayi ke arah tubuh ibu

10. Memberikan penkes tentang tanda bahaya pada bayi (bayi panas tinggi dan rewel

terus, tidak mau menyusu, tali pusat bau dan bernanah).


BAB IV

PEMBAHASAN

Di dalam bab ini, penulis membahas tentang asuhan kebidanan dalam bayi baru lahir

pada By.Ny”N” bayi baru lahir umur 1 jam normal. Dilakukan sejak tanggal 04 Februari

2022 di PMB Bd. Fifi Yanti Z, S.Tr. Keb, lokasi di Ladang Laweh, Sumatera Barat.

Pada By.Ny”N” tidak didapatkan kelainan ataupun masalah pada bayi. Dari teori

Lissauer, 2013, menyatakan bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah

transisi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada

kelainan.

Dari teori Lissauer, 2013 melakukan IMD setelah bayi lahir selama 1 jam, sementara

itu didapatkan bahwasanya setelah bayi lahir langsung malakukan penanganan pada bayi dan

mengahangatkan bayi. Setelah itu baru melakukan penyususan pada bayi.

Penelitian menunjukkan bahwa IMD ternyata berpengaruh terhadap pertumbuhan

selanjutnya. Lambatnya IMD ternyata menghambat pertambahan berat badan bayi karena

memberi peluang pemberian makanan/minuman selain ASI (Soekirmanetal, 2006). Menurut

penelitian Lepong dan Ngadiarti (2009) diJakarta Timur ibu yang melaksanakan IMD hanya

31,96%. Pertumbuhan berat badan bayi yang mendapatkan IMD lebih besar dari pada yang

tidak mendapatkan IMD.

Kementerian Kesehatan RI, 2013 Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi

selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi, sesuai

dengan lapangan tidak dilakukan mandi langsung kepada bayi, dan akan dilakukan setelah 6

jam lahirnya bayi.

Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1dosis tunggal di paha kiri

Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg


15
16

intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang

dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir, sesuai dengan teori.

Studi yang dilakukan oleh Danielssonet aldi Hanoi selama tahun 2017-2018 terdapat

233 bayi yang mengalami perdarahan intrakranial. Sembilan persen diantaranya meninggal,

dan 46% diantaranya mengalami masalah neurologis termasuk kejang, hemiparesis, dan

hidrosefalus. Penelitian lain yang dilakukan oleh D’Souza dan SubbaRao pada tahun

2003didapatkan 14 bayi mengalami perdarahan intrakranial pada onset lambat PDVK,

dengan angka mortalitas sebesar 57% dan sekuele neurologis sebesar 36%.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Telah dilakukan pengkajian data dasar subjektif dan objektif terhadap bayi “Ny N”

usia 1 jam. Dari data objektif didapatkan denyut jantung:139 x/menit, Pernafasan: 47

x/menit, berat badan 2.900 gr, panjang badan 52 cm, tonus otot kuat dan dari

pemeriksaan fisik didapatkan bayi dalam keadaan sehat.

2. Telah dilakukan Assesment/diagnosa pada bayi “Ny. N” cukup bulan usia 1 jam.

3. Telah dilakukan penatalaksanaan kasus pada bayi “Ny N” yaitu melakukan

penyuntikan vitamin k1 pada bayi dengan dosis 0,5 cc di paha kiri bayi secara IM

untuk mencegah perdarahan, membedong bayi agar terjaga kehangatan bayi,

memberikan bayi kepada ibu untuk segera disusui dan meminta ibu untuk menyusui

bayi sesering mungkin, menyampaikan pada ibu untuk melakukan Bounding

Attachment. Bounding Attachment yaitu meciptakan ikatan tali kasih sayang antara

ibu dengan bayinya yaitu dengan membantu bayi melakukan IMD karena dengan

sentuhan yang terjadi antara bayi dan ibu maka telah terjadi bounding attachment

atau ikatan kasih sayang.

B. Saran

1. Untuk Klien

Diharapkan pada setiap ibu untuk tetap memberikan ASI pada bayi agar nutrisi bayi

terpenuhi untuk meningkatankan bounding attachment yaitu meciptakan ikatan tali

kasih sayang antara ibu dengan bayinya. Diharapkan ibu mampu melaksanakan

perawatan bayi baru lahir.

17
18

2. Untuk BPM

Meningkatkan mutu pelayanan yang komprehensif sesuai dengan standar asuhan

kebidanan terkini dan efidenbesed sehingga komplikasi pada kehamilan dapat

terdeteksi sedini mungkin sehingga mengurangi AKI dan AKB.

3. Untuk Instutusi

Meningkatkan jumlah buku sumber untuk dijadikan referensi sehingga dapat

memudahkan mahasiswa dalam pembuatan pendokumentasian dengan

menggunakan SOAP dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan

Asuhan Kebidanan.

4. Untuk Mahasiwa

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan

kebidanan secara komprehensif secara sistematis dan benar sesuai data-data yang di

dapat. Sehingga mahasiswa mampu dan mahir dalam melakukan tindakan serta

pendokumentasian yang sesuai pada saat berada di lahan praktek.


DAFTAR PUSTAKA

Fraser, DM &Cooper MA. Buku Saku Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta : EGC, 2012

Indrayani, D. Asuhan Persalinan Dan BayiBaruLahir. Jakarta: Trans Info Media, 2013.

Kemenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial & Pedoman Teknis

Pelayanan Kesehatan Dasar.Jakarta. 2010.

Putra, SR.Buku Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Untuk Keperawatan Dan Kebidanan.

Yogyakarta.DivaPress. 2012.

Saifuddin, AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010.

WHO.World Health Organization.2014. WHO Library Cataloging swiss. 2014.

Rizka, 2017. Gambaran Perdarahan Intrakranial pada Perdarahan akibat Defisiensi

Vitamin K (PDVK) di RSUP Dr. M. Djamil. Volume. 6, Normal. 2. Mei 2017.

Ummu dkk, 2018. Gambaran Kestabilan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir Yang Dilakukan

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) (Di Ruang Mina RS Muhammadiyah Tuban). Volume.

10 Nomor. 1, Juni 2018, ISSN 2086-2792.

Novi, 2010. Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Di Rumah Bersalin Dan Balai

Pengobatan Taman Sari Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No.1,

November 2010.

Anda mungkin juga menyukai