Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA By Ny. R USIA 1 HARI DI RUMAH SAKIT HARAPAN


BUNDA BATAM TAHUN 2020/2021

Diajukan Sebagai Laporan Tugas Mandiri Praktik Klinik Kebidanan


Tingkat II Semester IV Prodi DIII Kebidanan
Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam

DISUSUN OLEH :
Ike Paramida Septiani : 526080618008
Misgiyanti : 5260806180
Ririn Susilawati : 5260806180
Thertinari Clara H : 5260806180

Pada Tanggal :
08 Juli 2020

Pembimbing :

Pembimbing Lahan : Sari Anselina S.ST


Tanda Tangan :

Pembimbing Akademik : Trisna Yuni H, SST., MPH


Tanda Tangan :

Mengesahkan
Ketua Prodi DIII Kebidanan
Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam

Norma Jeepi. M., S. SiT., M. Kes


HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA By Ny. R USIA 1 HARI DI RUMAH SAKIT HARAPAN


BUNDA BATAM TAHUN 2020/2021

Disusun Oleh :

Ike Paramida Septiani : 526080618008


Misgiyanti : 5260806180
Ririn Susilawati : 5260806180
Thertinari Clara H : 526080618030

Telah diselesaikan Laporan Kasus Praktik Klinik Kebidanan dan telah disetujui oleh
Pembimbing Lahan Praktek maupun Pembimbing Akademik

Pada Tanggal :
08 Juli 2020

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Sari Anselina S.ST Trisna Yuni H, SST., MPH

PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa :

Nama Nim

1. Ike Paramida Septiani : 526080618008


2. Misgiyanti : 5260806180
3. Ririn Susilawati : 5260806180
4. Thertinari Clara H : 526080618030

Tingkat/semester : Tingkat II Semester IV

Prodi D-III Kebidanan Institut Kesehatan Mitra Bunda Batam, dengan ini saya menyatakan
bahwa isi laporan yang saya buat adalah benar .

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar – benarnya dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Batam, 08 Juli 2020

Mengetahui,

Yang Menyatakan ,

Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa

Ike Paramida Septiani Misgiyanti Ririn Susilawati Thertinari Clara H

NIM : 526080618008 NIM : 5260806180 NIM : 5260806180 NIM : 526080618030

CI Ruangan Pembimbing Akademik

Sari Anselina S.ST Trisna Yuni H, SST., MPH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi sebelum anak mencapai tepat umur 1
tahun per 1000 kelahiran hidup. Mendukung upaya pemerintah pusat, maka Pemerintah
Daerah Kota Batam dengan leading sektor Dinas Kesehatan bersama instansi terkait lainnya
serta seluruh elemen masyarakat Kota Batam terus berupaya untuk menurunkan angka
kematian bayi seoptimal mungkin. Dibanding tahun sebelumnya, pada tahun 2017 terjadi
sedikit kenaikan dari 4,5 per 1000 kelahiran hidup menjadi 5,7 per 1000 Kelahiran hidup.
(Profil Kesehatan Kota Batam 2018).
Menurut data WHO kematian bayi yang baru lahir atau neonatal mencakup 45%
kematian diantara anak-anak dibawah 5 tahun. Mayoritas dari semua kematian neonatal, 75%
terjadi pada minggu pertama kehidupandan antara 25% sampai 45% terjadi dalam 24 jam
pertama. Penyebab utama kematian bayi baru lahir adalah prematuritas 28% dari berat lahir
rendah, infeksi 36%, asfiksia23% dan trauma kelahiran. Penyebab ini menyebabkan hampir
80% kematian pada kelompok usia ini (WHO, 2016:3).
Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
Angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun 2007 dan hanya menurun 1 poin
dibanding SDKI tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,
2016:125).
Hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan Angka Kematian
Bayi (AKB) sebesar 22.23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target
Millenium Development Goals (MDGs) 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Begitu
pula dengan Angka Kematian Balita (AKABA) hasil SUPAS 2015 sebesar 26.29 per 1.000
kelahiran hidup, juga sudah memenuhi target MDGs 2015 sebesar 32 per 1.000 kelahiran
hidup (Kemenkes RI, 2016:125).
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.Pada waktu
kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena
perubahan dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan bagaimanaia
membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir juga
membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi
dengan berhasil. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses penyesuaian
fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus (Rahardjo
dan Marmi, 2015 : 11).
Keberlangsungan hidup bayi baru lahir bergantung pada kemampuannya untuk
beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin. Kemampuan adaptasi ini meliputi adaptasi
dalam sikulasi kardiopulmunal dan penyesuaian fisiologis lain untuk menggantikan fungsi
plasentadan mempertahankan homeostatis. Kelahiran juga merupakan permulaan awal
hubungan orang tua/bayi dan, setelah ibu dan bayi dipastikan sehat, privasi orang tua untuk
berbicara, menyentuh, dan berkumpul berdua saja dengan bayinya merupakan hal penting
(Fraser dan Cooper, 2012 : 397).
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan yang
dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia, ikterus, hipotermia,
tetanusneonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan, dan
kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah padapemeriksaan
dengan manajemen terpadu bayi muda (MTBM). Komplikasi yang menjadi penyebab
kematian terbanyak pada bayi. Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan ditangani,
namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan tenaga cakupan target
kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik,
terlambatnya deteksi dini, dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan
kesehatan(Kemenkes RI, 2016 : 129).
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nations
International Children’s Emergency Fund (UNICEF) dan WHO merekomendasikan
sebaiknya anak disusui hanya air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan (Survei
Demografi dan kesehatan Indonesia, 2012 : 159).
Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak.
Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal
(AKN) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Perhatian terhadapupaya penurunan angka
kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi
terhadap 59% kematian bayi. (Kemenkes RI, 2016 : 125-126).
Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab utama
kematian bayi baru lahir (BBL) adalah pelayanan antenatal yang berkualitas asuhan
persalinan normal atau dasar pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga professional. Untuk
menurunkan angka kematian bayi baru lahir dengan BBLR, persalinan harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan keterampilan manajemen bayi baru lahir.
Kemampuan dan keterampilan ini digunakan setiap kali menolong persalinan (Depkes RI,
2013).

1.2 Masalah
Bagaimana cara asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan usia 2 hari ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Dapat melaksanakan dan mengaplikasikan secara langsung Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir (BBL) Usia 2 hari Di Rumah Sakit Harapan
Bunda Batam .

1.1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mampu melaksanakan pengkajian data pada bayi baru lahir.


2. Mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada bayi baru lahir.
3. Mampu mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi pada bayi
baru lahir.
4. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera secara mandiri, kolaborasi,
dan rujukan pada bayi baru lahir.
5. Mampu merencanakan asuhan yang efektif berdasarkan kebutuhan pada bayi
baru lahir.
6. Mampu melaksanakn asuhan secara efisien dan aman pada bayi baru lahir.
7. Mampu mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan pada bayi baru lahir.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi institusi pelayanan
Dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam proses
manajemen asuhan pada bayi baru lahir.
1.4.2 Bagi institusi pendidikan
Laporan ini dapat dijadikan bahan masukan dalam peningkatan dan
pengembangan kurikulum INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA
khususnya Kebidanan dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan.

1.4.3 Bagi Mahasiswa


Dapat mengembangkan kemampuan berfikir dalam menemukan masalah
dan mencari pemecahan masalah tersebut, serta memberikan pelayanan bermutu
dan sesuai dengan standar kebidanan pada bayi baru lahir.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.Pada
waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai terjadi pada tubuh bayi baru lahir,
karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan
bagaimanaia membuat suatu transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi
baru lahir juga membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani
masa transisi dengan berhasil. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses
penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus
(Rahardjo dan Marmi, 2015 : 11).
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42 mingguatau
294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir
(newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan usia empat
minggu (Wahyuni, 2012).
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada
batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang panjang dari
kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Asuhan tidak hanya diberikan kepada ibu, tapi juga
sangat diperlukan oleh bayi baru lahir (BBL). Walaupun sebagian besar proses persalinan
terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil kehamilan
(Bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil apabila selain ibunya,
bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan yang
segera, aman, dan bersih untuk BBL merupakan bagian esensial asuhan BBL.
Bayi “cukup bulan” adalah bayi yang dilahirkan setelah usia kehamilan genap mencapai
37 minggu dan sebelum usia kehamilan genap mencapai 41 minggu (Williamson, 2014 : 3).

2.2 Ciri – cirri BBL Normal


1. Berat badan 2500-4000 gram.
2. Panjang badan lahir 48-52 cm.
3. Lingkar dada 30-38 cm.
4. Lingkar kepala 33-35 cm .
5. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit, kemudian menurun
sampai 120-140×/menit.
6. Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian menurun setelah
tenang kira-kira 40×menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup terbentuk dan
diliputi vernix caseosa,Kuku panjang .
8. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan), Testis sudah
turun (pada laki-laki).
10. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
11. Refleks moro sudah baik: bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
memeluk.
12. Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda diatas telapak tangan, bayi
akan menggengam / adanya gerakan refleks.
13. Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada pipi dan daerah
mulut Sudah terbentuk dengan baik.
14. Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan (Saleha, 2012).

Tabel 2.1 Tanda APGAR bayi baru lahir


No. Tanda 0 1 2
1 Appearane Biru, pucat, tungkai Badan pucat, muda Semuanya merah
biru
2 Pulse Tidak teraba <100 >100
3 Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
4 Activity Lemas/lumpuh Gerakan Aktif/fleksi
sedikit/fleksi tungkai baik/reaksi
tungkai melawan
5 Respiratory Tidak ada Lambat, tidak Baik, menangis
teratur kuat
Sumber: Kriebs Jan. M. Buku saku asuhan kebidanan varney. 2010:471.

Interpretasi : Nilai 1-3 asfiksia berat, Nilai 4-6 asfiksia sedang, Nilai 7-10 asfiksia
ringan.Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel dinilai dengan 0, 1, dan 2 nilai
tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat ditentukan keadaan bayi sebagai berikut:
a. Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik (Vigrous baby).
b. Nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan membutuhkan tindakan
resusitasi.
c. Nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan membutuhkan resusitasi
segera sampai ventilasi (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

2.2 Masalah Pada BBL


1. Bayi rewel
Rewel atau menangis tidak selalu karena lapar. Rewel bisa disebabkan mengompol,
kepanasan (kedinginan, terlalu lelah atau ingin tidur, ingin ditimang atau mendengar
suara ibunya, merasa sendiri, atau memang ada yang tidak nyaman nyeri pada
tubuhnya. Terkadang kandungan susu sapi (susu biskuit, roti dan lainnya atau kafein (teh,
kopi, coklat) pada makanan(minuman ibu juga dapat menjadi penyebabnya. Susu sapi
memicu alergi, sementara kafein dapat membuat bayi sulit tidur dan gelisah.

2. Diaper Rash
Diaper Rash atau ruam popok adalah ruam yang berkembang di area penggunaan
popok. Pada kasus ringan, kulit akan menjadi kemerahan. Dalam kasus yang lebih parah,
mungkin akan disertai nyeri luka terbuka. Diaper Rash biasanya terlihat di sekitar
pangkal paha dan di dalam lipatan paha atas dan pantat. Kasus ringan akan sembuh dalam
waktu 3 sampai 4 hari dengan pengobatan.
Penyebabnya adalah :
a. Kelembaban dan gesekan: Disebabkan oleh basah dari popok.
b. Urine dan feses: Karena peran fecal enzim (protease, lipase) yang mengubah urea
menjadi amonia, menyebakan peningkatan pH dan memicu iritasi kulit.
c. Mikroorganisme: Candida albicans mungkin terisolasi pada hampir 80% dari bayi
dengan iritasi kulit perineum. Infeksi oleh candida albicans umumnya terjadi 48-72
jam setelah iritasi.
d. Iritasi kimia: Sabun, deterjen dan antiseptik dapat memicu atau meningkatkan iritasi
primer dermatitis. Dengan menggunakan popok sekali pakai akan mengurangi
kemungkinan ini.  

3. Gumoh
Gumoh adalah keluarnya isi lambung tanpa adanya tekanan dan kontraksi dari
diagfragma atau dinding perut (Sudarmo). Gumoh terjadi seperti ilustrasi air yang
mengalir kebawah, bisa sedikit seperti meludah atau kadang-kadang cukup banyak,
cairan yang keluar biasanya berupa ASI dengan volume yang tidak terlalu banyak
dibawah 10cc (Istianto, 2013). Gumoh biasanya terjadi setelah bayi menyusui, akan
tetapi dapat juga terjadi 1-2 jam setelah menyusu (Widyastuti, 2012).
Faktor penyebabnya, diantaranya :
a. Faktor posisi ibu saat menyusui, kebiasaan pada saat ibu menyusui sambil tiduran
miring dan bayi dalam posisi telentang, akibatnya cairan tidak masuk kedalam saluran
pencernaan akan tetapi masuk ke dalam saluran pernapasan.
b. Karena posisi bayi yang salah setelah menyusui, karena pada saat setelah disusui
lambung bayi telah terisi penuh dengan cairan, apabila setelah disusui langsung
ditidurkan maka cairan yang ada didalam lambung bayi akan mencari tempat yang
paling rendah oleh karena itu cairan akan sangat mudah keluar dan kemudian bayi
gumoh.
c. Ibu tidak menyendawakan bayi setelah menyusui

4. Cradle cap (Kerak Topi)


Kerak topi umumnya timbul pada minggu pertama, namun dapat juga terjadi pada
usia lebih dari 3-4 bulan. Kulit kepala bayi tampak dilapisi oleh lapisan kerak yang cukup
tebal dan berminyak. Kadang kerak dapat juga dijumpai pada bagian kulit lain sepeti
pada wajah, telinga, leher dan ketiak. Umumnya tidak gatal dan bayi tidak merasa
terganggu. Kelainan kulit ini penyebabnya pada sebagian besar kasus tidak diketahui dan
akan menghilang dengan sendirinya.
Penggunaan sampo secara rutin dapat mengurangi lapisan kerak yang terbentuk dan
mempercepat proses penyembuhan. Bila kerak cukup tebal dapat digunakan sampo yang
mengandung bahan anti-ketombe. Bila kerak tidak membaik setelah 2 minggu atau kerak
disertai dengan rasa gatal / nyeri atau meluas bayi perlu dirujuk.

5.  Oral Trush
Oral trush adalah terinfeksinya membran mukosa mulut bayi oleh jamur candidiasis
yang ditandai dengan munculnya bercak bercak keputihan yang membentuk plak-plak
berkeping dimulut. Biasanya penderita akan menunjukan gejala demam karana adanya
iritasi gastrointestinal.
Oral trush terjadi karena infeksi jamur candida albicans yang merupakan organisme
penghuni kulit dan mukosa mulut, vagina dan saluran cerna. Tanda dan gejala sangat
mudah terlihat,pada pasien oral trush adalah lesi dimulut berwarna putih dan membentuk
plak-plak berkeping yang menutup seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi, dan
mukosa pipi.

6. Mongolian spot (bercak kebiruan)


Pada bayi Asia bercak kebiruan kerap tampak pada daerah bokong, punggung bagian
bawah dan pundak. Bercak ini akan menghilang (berubah menjadi seperti warna kulit
lainnya) seiring dengan pertambahan usia.

7. Miliaria
Pada masyarakat kita miliaria lebih dikenal dengan istilah biang keringat akibat
tersumbatnya kelenjar keringat. Membuat bayi nyaman, memakai pakaian tipis dan
ringan, dan segera mengganti bila basah umumnya cukup untuk menghilangkan miliaria,
karena pada dasarnya miliaria memang bersifat sementara.

2.3 Komplikasi Pada BBL


1. Sindrom aspirasi mekonium
Adalah terjadi jika janin menghirup mekonium yang tercampur dengan cairan
ketuban, baik ketika bayi masih berada dalam rahim atau sesaat setelah dilahirkan. Pada
bayi prematur yang memiliki sedikit ketuban, sindroma ini sangat parah. Mekonium
yang terhirup lebih kental sehingga penyumbatan udara lebih berat.

Faktor penyebab :
a. Aspirasi mekonium terjadi jika janin mengalami stress selama proses persalinan
b. Selama persalinan berlangsung, bayi bisa saja mengalami kekurangan O2. Hal ini
dapat menyebabkan meningkatnya gerakan usus dan pengenduran otot anus,
sehingga mekonium dikeluarkan kedalam cairan ketuban yang mengelilingi bayi
didalam rahim. Cairan ketuban dan mekonium bercampur membentuk cairan
bewarna hijau dengan kekentalan yang bervariasi

2. Apneu
Berhentinya pernapasan selama 20 detik atau lebih. Apnea dihubungkan dengan
adanya bradikardia, sianosis, atau perubahan tingkat kesadaran ( Fargoroff dan martin
1997).Penyebab apnea yang paling sering pada bayi prematur adalah defisiensi surfaktan
paru atau imaturitas mekanisme kontrol dari sistem saraf pusat.

3. Pletora
Adalah suatu keadaan dimana warna kulit neonatus mengindikasikan atau
memperlihatkan kondisi kelebihan sel darah merah dalam sirkulasi. Dalam kasus pletora
ini hematokrit bayi > 70 %.

4. Berat badan lahir rendah (BBLR)


a. BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram.
b. Kategori berat badan lahir rendah (BBLR) :
c. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan dibawah
2500 gram pada saat lahir.
d. Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat badan
dibawah 1500 gram pada saat lahir.
e. Bayi dengan berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) adalah bayi dengan berat
badan dibawah 1000 gram pada saat lahir.

5. Hipotermi
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal (<36ºC) pada
pengukuran suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi baru lahir normal adalah
36,5ºC-37,5ºC (suhu aksila). Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat
menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan
kegagalan fungsi jantung, paru dan kematian (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2007).
6. Asfiksia neonatus
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia
sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau
masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan (Depkes RI, 2009).

BAB III
STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA By Ny. R USIA 1 HARI DI RUMAH SAKIT HARAPAN


BUNDA BATAM TAHUN 2020/2021
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS
Nama bayi : By. Ny R
Umur bayi : 1 hari
Tgl/Jam lahir : 08 juli 2020
Jenis kelamin : perempuan
No. status reg. : 75.59.43
BB/PB : 3.350 gram / 50 cm
Nama ibu : Ny. R Nama Ayah : Tn. E
Umur : 37 th Umur : 40 th
Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Kamp. Belimbing B2. No.04
Telp : 07778382048

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)


Pada tanggal : 08 JULI 2020 Pukul: 17.00 WIB

1. Riwayat Penyakit Kehamilan:


a. Perdarahan : Tidak Ada
b. Pre Eklampsi : Tidak Ada
c. Eklampsia : Tidak Ada
d. Penyakit kelamin : Tidak Ada
e. lain-lain : Tidak Ada

2. KebiasanWaktu Hamil
a. Makanan : Tidak Ada
b. Obat-obatan/Jamu : Tidak Ada
c. Lain-lain : Tidak Ada
3. Riwayat Perslinan Sekarang
a. Jenis Persalinan : Normal
b. Di tolong oleh : Bidan
c. Lama Persalinan :
Kala I : 8 jam Jam
Kala II: 35 Menit
d. KetubanPecah : Spontan / Amniotomi Lamanya : 4 jam
e. Komplikasi persalinan
Ibu : Tidak Ada
Bayi : Tidak Ada
f. Keadaan bayi baru lahir
Nilai Apgar : 1 – 5 : 8 dalam 5 menit pertama, 5 – 10 : 9 dalam 10 menit kedua
Jumlah
Tanda 0 1 2
Nilai
Meni Frekuensi [ ] Tidak ada [ ] < 100 [√ ] >100
t jantung [ ] tidak ada [ ] Lambat tak [√ ] Menangis
Ke - Usaha nafas [ ] Lumpuh beraturan kuat 8
1 Tonus otot [ ] Tak [ ] Ext. Flexsi sedikit [ ] Gerakan
Refleksi bereaksi [√ ] Gerakan sedikit aktif
Warna [ ] Biru / [√ ] Tubuh kemerahan [ √ ] menangis
pucat Tanggal kaki biru [ ] Kemerahan
Meni Frekuensi [ ] Tidak ada [ ] <100 [√ ] >100
t jantung [ ] Tidak ada [ ]Lambat tak [√ ] Menangis
Ke - Usaha nafas [ ] Lumpuh beraturan kuat 9
1 Tonus otot [ ] Tak [ ] Ext. Flexsisedikit [ ] Gerakan
Warna bereaksi [√ ] Gerakan sedikit aktif
[ ] BiruPucat [ ] Tubuh kemerahan [√ ] Menangis
Tangan kaki biru [√ ]
Kemerahan

RESUSITASI
Pengisapan lender : Tidak / Ya Rangsangan : Tidak / Ya
Ambu : Tidak / Ya Lamanya : (tidak dilakukan) menit
Massage jantung : Tidak / Ya Lamanya : (tidak dilakukan) menit
Intubasi Endotracheal : Tidak / Ya Lamanya : (tidak dilakukan) menit
Oksigen :Tidak / Ya Lamanya : (tidak dilakukan) Lt/menit
Therapi : tidak dilakukan
Keterangan : tidak dilakukan

f. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)


a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Compos mentis
Suhu : 36,7 ̊c
Pernafasan : 49x/i
Heart rate : 130x/i
Berat badan sekarang : 3.350 gram

b. Pemeriksaan Fisik Secara Sistemetis


Kepala : tidak ada caput sucadenum
Mata : simetris, tidak ada scrabismus, tidak ikterik
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Mulut : tidak ada labioskizis, tidak ada fraktoskizis
Hidung : simetris, bersih tidak ada polip
Leher : tidak ada pembesaran kel. thyroid
Dada : simetris,tidak ada retraksi dada
Punggug : tidak tampak spina bifida
Extremitas : tidak ada sindaktili dan polidaktili, gerakan aktif
Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora
Anus : (+) positif, tidak ada terdapat atresia ani
Kulit : merah muda, terdapat vernik casiosa

c. Refleks
Refleks Moro : (+) bayi terkejut saat ada suara berisik
Refleks Rooting : (+) pada saat jari telunjuk menyentuh mulut mengikuti
Refleks Grahs : (+) tangan menggenggam saat disentuh
Refleks Suchking: (+) bayi bisa menghisap putting susu ibu
Refleks Tonic Neek: (+) bayi bisa melihat ke atas

d. Antropometri
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Panjangn Badan : 50 cm

e. Eliminasi
Miksi : Sudah / Belum Warna : jernih Tgl : 08 juli 2020
Pkl : 16.00 wib
Meconium : Sudah / Belum Warna :- Tgl : -
Pkl : -

g. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah : Hemoglobin : tidak dilakukan Leukosit : tidak dilakukan


Bilirubin : tidak dilakukan
Urine : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak dilakukan

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH


Diagnosa : By. Ny. R usia 2 jam dengan keadaan umum bayi baik

Dasar : Ds : Ibu melahirkan cukup bulan yaitu usia 40-41 mg dengan berat badan 3.350
gram.
Do : Bb : 3.350 gram, suhu : 36,7 ̊c, rr : 49x/I, Hr : 130 x/I, Lk : 34 cm, Ld : 33 cm,
Pb : 50 cm

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak Ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter tindakan dan asuhan yang akan diberi

V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan observasi tanda – tanda vital bayi
2. Beritahu keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
3. Anjurkan ibu untuk memberikan asi kepada bayinya
4. Jelaskan kepada ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir
5. Observasi eliminasi bayi
6. Observasi tali pusat bayi
7. Ajarkan ibu teknik menyusui yang baik
8. Anjurkan ibu untuk makan - makanan bergizi

VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan hasil observasi yaitu Bb : 3.350 gram, suhu :
36,7 ̊c, rr : 49x/I, Hr : 130 x/I, Lk : 34 cm, Ld : 33 cm, Pb : 50 cm, dan keadaan nya
baik-baik saja.
2. Memberitahu keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
bentuk pencegahan penularan penyakit dan menghindari dari bakteri yang dibawa dari
luar.
3. Menganjurkan ibu memberikan asi eksklusif 0-6 bulan karena kandungan asi eksklusif
sangat baik bagi bayi untuk menjaga daya tahan tubuhnya.
4. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu pernafasan 60 x/I,
mengantuk berlebihan, terlalu panas, bayi sering muntah, tali pusat : merah, bengkak,
bernanah, tidak BAK selama 24 jam, tidak BAB selama 2 hari, kejang, hisapan lemah
menggigil dan menangis .
5. Mengobservasi eliminasi yaitu bak dan bab, bayi telah bak 1 kali dan belum pernah bab
sejak lahir hingga pengkajian.
6. Mengobservasi tali pusat bayi yaitu tali pusat belum putus masih basah dan Nampak
bersih.
7. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik yaitu posisi bayi menghadap kea rah
payudara ibu, perut bayi menempel ke badan ibu, keluarkan air susu sedikit dan oleskan
ke daerah putting dan aerola, kemudian rangsang mulut bayi agar membuka dengan
menempelkan putting ke mulut bayi, dan saat menyusui areola masuk ke dalam mulut
semua dan tidak tampak lagi, kemudian susui secara on demand atau secara bergantian
selama 10-15 menit, dan susui 2 jam sekali.
8. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan bergizi yaitu seperti daun katu untuk
penambahan asi dan memperbanyak asi dan tomat yang mengandung vit A, C dan asam
folat sehingga bagu untuk ibu menyusui dan juga wortel, bayam, dan ubi jalar.

VII.EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan observasi.
2. Ibu mengerti dan mau melakukan yang disarankan.
3. Ibu mengerti dan mau melakukan yang disarankan.
4. ibu sudah mengetahui tanda bahaya pada bayi baru lahir.
5. Observasi telah dilakukan.
6. Observasi telah dilakukan.
7. Ibu mengerti dan mau melakukan yang disarankan.
8. Ibu mengerti dan mau melakukan yang disarankan.

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal S O A P
8/7/2020 Bayi lahir BB : 3350 gr By. Ny R 1.Mencuci tangan sebelum dan
pada PB : 50 cm umur 1 sesudah menyentuh bayi Hasil
tanggal 08 Lk/Ld : hari Petugas sudah mencuci tangan.
juli 2020, 34/33 cm dengan - ibu mengerti dan mau melakukan
sudah bisa Anus : + keadaan yang disaran kan
menghisap Apgar umu bayi 2.Observasi tanda-tanda vital telah
ASI, score : 8/9 baik dilakukan HR :152x/i, P:46x/i, S:
menangis HR : 152 x/i 36,5oC
dengan RR : 46 x/i - observasi ttv telah dilakukan
kuat S : 36,5˚c 3.Menganjurkan ibu untuk
Pengeluaran memberikan asi pada bayinya.
: Mekonium - bayi sudah menetek pada ibunya
4.Menjelaskan pada ibu tanda
bahaya pada bayi baru lahir.
- ibu telah mengerti dan
mengetahui tanda bahaya bayi baru
lahir
5.Merawat tali pusat bayi agar tidak
terjadi infeksi, dengan mengganti
kasa jika sudah basah dengan kasa
yang kering dan bersih.
- tali pusat belum puput, masih
basah, nampak bersih.
6.Mengganti popok bayi saat basah.
- bayi sudah memakai popok
7.Mengobservasi eliminasi bayi.
- Bayi telah BAK satu kali dan
BAB sejak lahir sampai pengkajian

8.Mengajarkan cara
merawat tali pusat yaitu
dengan sebelum dan
sesudah memegang bayi,
selalu mencuci tangan
terlebih dahulu dengan
sabun dibawah air
mengalir, tidak memberi
apapun pada tali pusat,
rawat tali pusat secara
terbuka dan kering, bila
tali pusat kotor/ basah
cuci dengan air bersih
dan sabun mandi
kemudian keringkan.
- Ibu mengerti apa yang
diajarkan.

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan yang dilakukan pada By.Ny”R” sejak hari Rabu tanggal 10 juli 2020,
maka pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan mengenai “Asuhan Kebidanan Pada
Bayi Baru Lahir By.Ny”R” Usia 1 hari di Rumah Sakit Harapan Bunda. By.Ny”R” telah
dilakukan pemeriksaan sesuai standar yang bertujuan untuk mendeteksi dini keadaan bayi dan
untuk memastikan bahwa By.Ny”R” dalam keadaan normal.
Pemeriksaan dilakukan mulai dari pemeriksaan umum yang meliputi keadaan umum bayi,
kesadaran, nadi, pernafasan, suhu, panjang badan, dan berat badan.semua pemeriksaan sudah
dilakukan dengan benar dan hasilnya By.Ny”R” sehat dan tidak mengalami kelainan apapun.
Kemudian pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis yaitu pemeriksaan yang dilakukan
secara head to toe yaitu dimulai dari kepala, muka, mata, hidung, mulut, telinga, leher, dada,
abdomen, kulit, genetalia, punggung dan anus. Semua pemeriksaan yang dilakukan secara
sistematis atau head to toe ini sudah dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan
hasilnya yaitu keadaan By.Ny”R” sehat dan semua refleks memberi respons dengan sangat baik.
Selanjutnya pemeriksaan yang dilakukan secara khusus dan pemeriksaan sistem syaraf yaitu
pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui denyut jantung, usaha bernafas, tonus otot,
refleks, serta warna kulit. Hal ini penting dilakukan untu mengetahui perkembangan bayi dan
keaktifan dari bayi tersebut dalam pemeriksaan ini keadaan bayi sangat baik.
Kemudian pemeriksaan Antropomentri yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
ukuran lingkar kepala bayi, LILA, dan lingkar dada pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
keadaan umum bayi, apabila ukuran antropomentri bayi tidak sesuai dengan batas normal maka
By.Ny”R” beresiko mengalami berbagai gangguan dalam tumbuh kembangnya.
Setelah semua pemeriksaan data objektif dilakukan didapatkan By.Ny”R” dalam keadaan
baik. Pada pemeriksaan Bayi Baru Lahir yang dilakukan pada By.Ny”R” KIE yang diberikan
yaitu menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya, menganjurkan ibu untuk
meberikan ASI Ekslusif dengan teknik yang benar kepada bayinya atau secara on demand karena
pemberian ASI hingga umur 6 bulan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
dalam hal ini ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran dari bidan.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung di lahan praktek melalui
studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada bayi Ny“R” di RSHB, maka bab ini
penulis menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1. Telah dilaksanakan pengkajian dan analisa data bayi baru lahir pada Ny “R”
di Rumah Sakit Harapan Bunda Batam pada tahun 2020.
2. Telah dilaksanakan perumusan diagnosa pada by ny R di Rumah Sakit
Harapan Bunda Batam pada tahun2020
3. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi bayi baru
lahir pada Ny ”R” di Rumah Sakit Harapan Bunda Batam pada tahun 2020.
4. Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada
Ny ”R” di Rumah Sakit Harapan Bunda Batam pada tahun 2020.
5. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada bayi Ny
“R” di Rumah Sakit Harapan Bunda Batam pada tahun 2020.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan pelayanan yang
lebih baik, oleh karena itu penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi ibu
Tingkatkan pemberian nutrisi ASI pada ibu, susui bayi setiap saat bayi ingin
menyusu atau 2 jam sekali
2. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Sebaiknya dalam melakukan penanganan untuk kasus bayi gawat darurat bidan
menggunakan penilaian segera pada bayi seperti yang tertera dalam buku Acuan
Persalinan Normal (APN), karena jika bidan menggunakan penilaian APGAR di
khawatirkan bayi tidak akan mendapatkan pertolongan sesuai kebutuhan segera.
b. Berikan konseling pada ibu tentang perawatan bayi prematur di rumah dan jadwal
imunisasi bagi bayi.

3. Bagi Lahan Praktik


Diharapkan Lahan Praktik dapat menigkatkan pelayanan asuhan kebidanan pada bayi
baru klahir normal.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan masih melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit
Harapan Bunda Batam karena banyak kasus yang ditemukan termasuk kasus mengenai
bayi baru lahir dan dalam pemberian asuhan kebidanan memerlukan berbagai sumber
kepustakaan untuk menambah pengetahuan dan materi tentang asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir prematur.
5. Bagi Masyarakat
Ibu hamil dan keluarga sebaiknya membaca dan mengerti isi buku KIA, karena dalama
buku KIA terdapat informasi penting dalam kehamilan, persalinan, nifas dan perawatan
bayi baru lahir. Sehingga diharapkan dapat mencegah hal-hal yang tidak di inginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Marmi K, R,. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2015.
Marmi. Rahardjo, Kukuh. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah.
Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Fraser DM, Cooper MA. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI Situasi Balita Pendek. Jakarta Selatan.
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Wahyuni, S. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta: EGC.
Saleha S. Asuhan Kebidanan 3. Yogyakarta: Rhineka Cipta; 2012.
Purwoastuti dan Walyani. (2015). Asuhan Kebidanan masa nifas dan menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Baru Pres.

Anda mungkin juga menyukai