Anda di halaman 1dari 57

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY” H“

DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II

DI RSUD PROF DR H.M ANWAR MAKATUTU

TANGGAL 06 NOVEMBER 2020

Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah Praktek Klinik Kebidanan II

Disusun oleh:

1. 183145106009 Fitriani 8. 183145106078 Firdawati

2. 183145106010 Anthonia riska juley 9. 183145106084 Rita Nurhikmah

3. 183145106013 Nuswantari Ayu I 10.183145106087 Ainun amalia P

4. 183145106015 Anisa Fitri Arman 11. 183145106088 Wulansari W

5. 183145106017 Sindah A. Azis 12. 183145106089 Riska

6. 183145106052 Sriwulan W. Wasolo 13. 183145106098 Asmita Musdalifa

7. 183145106074 Dewi Sartika

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY” H“

DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II

DI RSUD PROF DR H.M ANWAR MAKATUTU

TANGGAL 06 NOVEMBER 2020

Seminar asuhan kebidanan ini telah diperiksa dan disahkan oleh CI lahan dan CI
institusi dan kemudian dipertanggungjawabkan

MENGETAHUI PRESEPSOR

Dokter

Dr. Indirawati,SP.OG(K),M.Kes

CI Lahan CI Institusi

Nur Ratna S.ST Sumarni,S.ST.M.Keb

Ketua Prodi DIII Kebidanan

Fadjriah Ohorella,S.ST,.M.Kes,.M.Keb

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmtullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat-nya sehingga penyusunan

ASKEB Seminar ini dapat terlaksana meski dalam bentuk yang sederhana.

ASKEB seminar ini merupakan tugas akhir dari penyelesaian praktik PK II

Patologi di RSUD Prof dr. H.M Anwar Makatutu Bantaeng dengan judul “

Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny”H“ Dengan Hyperemesis

Gravidarum tingkat II Di RSUD Prof dr. H.M Anwar Makatutu Bantaeng

Tanggal “.

Penulis sangat menyadari akan kekurangan dan keterbatasan sebagai

manusia biasa yang tak lupuk dari segala kekeliruan baik dalam ejaan kalimat

sampai pengkajian,mengingat keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis, karena

penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyempurnakannya.

Penyusunan ASKEB seminar ini telah banyak bantuan dari berbagai pihak

pembimbing ASKEB seminar ini dapat selesai sebagaimana waktu yang telah

ditentukan oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih banyak :

1. Bapak Dr. H. Alimuddin SH.,MH.,M.Kn sebagai Pembina Yayasan

Pendidikan Islam Universitas Mega Rezky Makassar.

2. Ibu Hj. Suryani SH.,MH selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam

Universitas Mega Rezky Makassar.

iii
3. Bapak Prof Dr,dr. H.M Rusli Ngatimin , MPH selaku Ketua Universitas

Mega Rezky Makassar.

4. Ibu Fadjriah Ohorella,S.ST,.M.Kes,.M.Keb selaku Ketua Prodi D III

Kebidanan Universitas Mega Rezky Makassar.

5. Dr. Indirawati,SP.OG(K),M.Kes selaku Pembimbing yang dengan tulus

meluangkan waktunya pembimbing yang mengarahkan penulis dalam

penyelsaian ASKEB seminar ini.

6. Ibu Sumarni S.ST.,M.Keb selaku pembimbing ASKEB seminar institusi

yang dengan tulus membantu dan membimbing serta mengarahkan penulis

dalam menyelesaikan ASKEB seminar ini.

7. Ibu Nur Ratna S.ST selaku pembimbing ASKEB seminar lahan yang

dengan tulus membantu dan membimbing serta mengarahkan penulis

dalam menyelesaikan ASKEB seminar ini.

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Ruang Lingkup .................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

D. Manfaat ................................................................................................ 4

E. Metode Penulisan ................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................... 7

A. Tinjauan Umum Antenatal Care .......................................................... 7

B. Tinjauan Umum Hiperemesis Gravidarum .......................................... 16

BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 31

1. Identifikasi data dasar .......................................................................... 31

2. Identifikasi diagnosa/ masalah aktual .................................................. 35

3. Identifikasi diagnosa/ masalah potensial ............................................. 36

4. Tindakan segera/ kolaborasi ................................................................ 37

5. Rencana tindakan .................................................................................37

v
6. Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan.............................................. 40

7. Evaluasi asuhan kebidanan .................................................................. 41

8. Pendokumentasian ...............................................................................42

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 46

A. Kesimpulan .......................................................................................... 46

B. Saran .................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) jumlah kejadian

hiperemesis gravidarum mencapai 12,5% dari jumlah seluruh kehamilan di

seluruh dunia dengan angka kejadian yang beragam yaitu dimulai dari 0,3%

di Swedia, 0,5% di California,0,8% di Canada,10,8% di China, 0,9% di

Norvegia, 2,2% di Pakistan, dan 1,9% di Turki. Sedangkan angka kejadian

hiperemesis gravidarum di Indonesia adalah mulai dari 1-3% dari seluruh

kehamilan (Maruroh dan Ikke R,2016:204).

Berdasarkan hasil penelitian di Indonesia diperoleh data ibu dengan

hiperemesis gravidarum mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan. Keluhan

muntah terjadi pada 60-40 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan

gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh

karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan Hormon Chorionic

Gonadotropin (HCG) dalam serum perubahan fisiologi kenaikan hormon ini

belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung

yang berkurang (Depkes RI,2013).

Kehamilan dengan komplikasi mual muntah merupakan gejala yang

umum terjadi sekitr 70% sampai 85% dari seluruh kehamilan. Insidensi

terjadi kasus hiperemesis gravidarum sebesar 0,8% sampai 3,2% dari seluruh

1
kehamilan atau sekitar 8-32 kasus per 1000 kehamilan (Nisak Ana Zumrotun

dan Wigati Atun,2018).

B. Ruang lingkup

Yang menjadi ruang lingkup penulisan ini adalah studi kasus dengan

Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care pada Ny”H” dengan

Hiperemesis Gravidarum tingkat III di RSUD Prof Dr H.M Anwar Makatutu

Bantaeng tanggal 06 November 2020.

C. Tujuan penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa kebidanan diharapkan mampu melakukan asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat III

dengan pendekatan manajemen kebidanan menurut metode Varney.

2. Tujuan khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian data pada Asuhan Antenatal Care

dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat III di RSUD Prof dr H.M

Anwar Makatutu bantaeng tanggal 06 November 2020.

b. Dapat menganalisa dan menginterpretasikan data untuk

menegakkan diagnosa/masalah aktual pada Asuhan Kebidanan

Antenatal Care dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat III di

RSUD Prof dr H.M Anwar Makatutu bantaeng tanggal 06

November 2020.

c. Dapat menganalisa dan menginterpretasikan data untuk

menegakkan diagnosa/masalah potensial pada Asuhan Kebidanan

2
Antenatal Care dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat III di

RSUD Prof dr H.M Anwar Makatutu bantaeng tanggal 06

November 2020.

d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi pasa Asuhan

Kebidanan Antenatal Care dengan Hiperemesis Gravidarum

tingkat III di RSUD Prof dr H.M Anwar Makatutu bantaeng

tanggal 06 November 2020.

e. Dapat merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan Antenatal Care

dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat III di RSUD Prof dr H.M

Anwar Makatutu bantaeng tanggal 06 November 2020.

f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Asuhan

Kebidanan Antenatal Care dengan Hiperemesis Gravidarum

tingkat III di RSUD Prof dr H.M Anwar Makatutu bantaeng

tanggal 06 November 2020.

g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan

pada Asuhan Kebidanan Antenatal Care dengan Hiperemesis

Gravidarum tingkat III di RSUD Prof dr H.M Anwar Makatutu

bantaeng tanggal 06 November 2020.

h. Dapat mendokumentasikan semua tindakan asuhan kebidanan yang

telah dilaksanakan pada Asuhan Kebidanan Antenatal Care dengan

Hiperemesis Gravidarum di tingkat III RSUD Prof dr H.M Anwar

Makatutu bantaeng tanggal 06 November 2020.

3
D. manfaat

1. Manfaat ilmiah

Merupakan konstribusi pemikiran penulis sebagai konsep penerapan

ilmu pengetahuan yang telah diperoleh khususnya tentang ANC dengan

hiperemesus Gravidarum tingkat III

2. Manfaat praktis

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilam serta tambahan

pengalaman yang sangat berharga dalam penerapan asuhan kebidanan

tentang ANC dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat II.

3. Institusi pendidikan

Menambah referensi dalam bidang pendidikan sehingga dapat

menyiapkan calon-calon bidan yang berkompeten khususnya dalam

memberikan asuhan pada ibu hamil.

4. Bagi penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan

pengalaman belajar khususnya tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan Hiperemesis Gravidarum

5. Klien

Memberikan tambahan pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada

ibu hamil.

4
E. Metode penulisan

1. Studi kepustakaan

Penyusunan membekali diri dengan membaca literatur yang

berkaitan dengan topik kehamilan dengan hiperemesis gravidarum.

2. Studi dokumenter

Untuk mendapatkan data yang akurat serta asuhan kebidanan yang

baik dan berhasil mencapai tujuan, makapenyusun mempelajari status

pasien/ rekam medik.

3. Praktek langsung

Penyusunan melakukan observasi, melaksanakan asuhan kebidanan,

mengevaluasi, memantau keadaan klien sampai pulang.

4. Bimbingan dan konsultasi

Penyusunan melakukan bimbingan dan konsultasi dengan pembimbing

5. Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Ruang lingkup

C. Tujuan penulisan

D. Manfaat penulisan

E. Metode penulisan

F. Sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

5
BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini kami akan membahasa tentang kesenjangan antara teori

dan pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan yang dibahas secara

sistematis mulai dari pengkajian, pelaksanaan dan evaluasi.

BAB IV PENUTUP

Merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan dan hasil

pelaksanaan studi yang dilakukan dan memuat saran-saran untuk kualitas

asuhan kebidanan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care

1. Pengertian Antenatal Care

Antenatal care adalah asuhan yang diberikan pada ibu hamil sejak

mulai konsepsi sampai sebelum kelahiran bayi. Asuhan antenatal yang

ideal dimulai segara setelah ibu pertama kali terlambat menstruasi, untuk

memastikan keadaan kesehatan ibu dan janinnya (Muslihatun

W.R,dkk,2009).

Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama

atujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim

(Manuaba I.A,2010).

Asuhan antenatal adalah upaya proventif program pelayanan

kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal

melalui serangkaian pemantauan rutin selama kehamilan (Prawihardjo S,

2010).

2. Manfaat Antenatal Care

a. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas kesehatan.

b. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang

dikandungnya.

c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan

kehamilannya.

d. Mengeidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi.

7
e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga

kualitas kehamilan dan merawat bayi.

f. Menghindari gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan

membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya

(Wiknjosastro,H. 2010)

3. Tujuan Asuhan Antenatal Care

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,mental dan

social ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum,kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan,melahirkan dengan

selamat,ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI ekslusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

4. Pelayanan Antenatal Care (Rukiyah,dkk.2010)

Pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (dokter spesialis

kebidanan,dokter umum,bidan dan perawat) untuk ibu selama masa

kehamilannya,sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal:

8
a. Timbang berat badan

b. Ukur tinggi badan

c. Ukur tinggi fundus uteri

d. Pemberian imunisasi TT lengkap

e. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilannya

dan bisa diberikan pada masa nifas 30 tablet.

f. Tes PMS

g. Temu wicara

5. Pengawasan wanita hamil

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa

mengancam jiwanya. Oleh karena itu,setiap wanita hamil mmerlukan

sedikit empat kali kunjungan selama periode antenatal.Pada setiap kali

kunjungan antenatal informasi yang perlu didapatkan adalah:

a. Trimester pertama (sebelum 14 minggu)

1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum

membahayakan jiwa.

2) Mencegah masalah,misal: tetanus neonatal ,anemia, kebiasaan

tradisional yang berbahaya.

3) Membangun hubungan saling percaya.

4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi

komplikasi.

5) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebiasaan ,olahraga

,istirahat,seks dan sebagainya).

9
b. Trimester kedua (14-28 minggu)

Sama dengan trimester I ditambah kewaspadaan khusus terhadap

hipertensi kehamilan (deteksi gejala preeklampsia ,pantau

TD,evaluasi oedema dan proteinuria).

c. Trimester ketiga (29-42 minggu)

1) Sama,ditambah deteksi kehamilan ganda.

2) Deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan

di Rumah Sakit (Vivian,2011).

6. Kebijakan program dan teknis Asuhan Antenatal (Wiknjosastro,

H.2010)

a. Kebijakan Program

1) Kunjungan antenatal sebaiknya silakukan paling sedikit 8 kali

selama kehemilan:

a) Satu kali Triwulan pertama

b) Dua kali triwulan kedua

c) Lima kali triwulan ketiga

2) Pelayanan atau asuhan standar minimal termasuk “10T)

a) Timbang berat badan

b) Periksa tekanan daarah

c) Periksa tinggi fundus uteri

d) Pemberian imunisasi (tetanus texoid) TT lengkap

e) Minum tablet zat besi

f) Tetapkan status gizi

10
g) Tes laboratorium

h) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

i) Tatalaksana kasus

j) Temu wicara persiapan rujukan

b. Kebijakan Teknis

Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau

komplikasi setiap saat. Itulah sebabnya mengapa ibu hamil

memerlukan pemantauan selama kehamilannya.

Penatalaksanaan sebagai berikut:

1) Mengupayakan kehamilan yang sehat.

2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan

penatalaksanaan awal serta rujukan bila di perlukan.

3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman.

4) Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk

melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.

7. Penilaian klinik

Penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada

kontak pertama antara petugas ksehatan denagn ibu hamil dan secara

optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada

setiap kunjungan antenatal,petugas mengumpulkan dan menganalisis data

mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik,untuk

mendapatkan diagnose kehamilan intrauterine ,serta ada tidaknya

masalah atau komplikasi. Penilaian klinik meliputi:

11
a. Anamnesis kehamilan

1) Riwayat kehamilan sekarang

a) Usia ibu hamil

b) Hari pertama haid tekahir,siklus haid

c) Perdarahan pervagina

d) keputihan

2) Riwayat obstetric lalu

a) Jumlah kehamilan

b) Jumlah persalinan

c) Jumlah persalinan cukup bulan

d) Jumlah persalinan premature

e) Jumlah anak hidup

f) Jumlah keguguran

g) Perdarahan pada kehamilan, persalinan, dan nifas lalu

h) Adanya hipertensi dalam kehamilan lalu

i) Berat bayi ˂ 2,5 kg atau berat bayi ˃ 4 kg

j) Adanya masalah-masalah selama kehamilan,persalinan

dan nifas lalu.

3) Riwayat penyakit

a) Jantung

b) Tekanan darah tinggi

c) Diabetes mellitus

d) TBC

12
e) Pernah operasi

f) Alergi obat/makanan

g) Ginjal

h) Asma

i) Epilepsy

j) Penyakit hati

k) Pernah kecelakaan

4) Riwayat social ekonomi

a) Status perkawinan

b) Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan

c) Jumlah keluarga di rumah yang membantu

d) Siapa pembuat keputusan dalam keluarga

e) Kebiasaan makan dan minum

f) Kebiasaan merokok ,menggunakan obat-obat dan

alcohol

g) Kehidupan seksual

h) Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari

i) Pilihan tempat untuk melahirkan

j) Pendidikan

k) penghasilan

b. pemeriksaan kehamilan

1) pemeriksaan fisik umum

a) kunjungan pertama

13
(1) tekanan darah

(2) suhu badan

(3) nadi

(4) pernafasan

(5) berat badan

(6) tinggi badan

(7) muka :oedema,pucat

(8) mulut dan gigi :kebersihan,karies,tonsil,paru

(9) leher: tiroid,gondok

(10)tulang belakang/punggung scoliosis

(11) Payudara:putting susu,tumor

(12) Abdomen: bekas operasi

(13) Ekstremitas:oedema,varises,reflex patella

(14) Costovertebral Angel Tenderness (CVAT)

(15) Kulit: kebersihan/penyakit kulit

2) Pemeriksaan luar

a) Mengukur tinggi fundus uteri

b) Palpasi untuk menentukan letak janin (atau lebih 28

minggu)

c) Aukultasi detak jantung

3) Pemeriksaan dalam

a) Pemeriksaan vulva/perineum untuk:

(1) Varises

14
(2) Kondioma

(3) Edema

(4) Hemoroid

(5) Kelainan lain

b) Pemeriksaan dengan speculum untuk menilai:

(1) Serviks

(2) Tanda-tanda infeksi

(3) Cairan dari ostium uteri

c) Pemeriksaan dalam untuk menilai:

(1) Serviks

(2) Uterus

(3) Adneksa

(4) Bartholin

(5) Skene

(6) Uretra

(7) Bila usia kehamilann ˂ 12 minggu

4) Laboratorium

a) Darah

(1) Hemoglobin

(2) Glukosa

(3) VDRL

b) Urine

(1) Warna,bau,kejernihan

15
(2) Protein

(3) Glukosa

(4) Nitrit/lea

B. Tinjauan Umum Tentang Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada

wania hamil sampai menggangu aktivitas sehari-hari sehingga keadaan

umumnya menjadi bururk karena terjadi dehidrasi (Mochtar,2016).

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana wanita tidak dapat

menyesuaikan dengan keadaan mual muntah yang wajar dan sering

kedapatan pada kehamilan trimester I, sehingga pekerjaan sehari-hari

menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk

(prawihardjo,2015).

Mual muntah berlebihan merupakan salah satu komplikasi

kehamilan yang mempengaruhi status kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin,dimana kejadian ini dapat dideteksi dan dicegah pada

masa kehamilan, mual dan muntah merupakan gangguan yang paling

sering dijumpai pada kehamilan trimester I (Syamsuddin Syahril,2018).

Pada kehamilan trimester I mual biasa terjadi pada pagi

hari,malam hari bahkan setiap saat. Gejala-gejala terjadi kurang lebih 6

minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama

kurang dari 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60-80%

primigravida dan 40-60% multigravida. Perasaan mual ini disebabkan

16
oleh karena meningkatnya kadar hormone ekstrogen dan Hormon

Chorionic Gonadotropin (HCG). Keadaan inilah yang disebut dengan

hiperemesis gravidarum (Dahlan,Andi Kasrida,2017).Hiperemesis

gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih

dari 10 kali dalam 24 jam, sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan

keadaan umum menjadi buruk. Keadaan ini rata-rata muncul pada usia

kehamilan 8-12 minggu (Susilawati dan Erlina,2017).

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang

berlebihan pada wanita hamil sampai menggangu pekerjaan sehari-hari

karena umumnya menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi. Penyebab

hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun

diperkirakan disebabkan oleh adanya peningkatan hormone ekstrogen

dan Hormon Chorionic Gonadothropin (HCG). Pada umumnya wanita

dapat menyesuaikan diri dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala

mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.

Sehingga,pekerjaan sehati-hari menjadi terganggu dan keadaan umum

menjadi buruk (Nadyah,2013:38).

Hiperemesis gravidarum tidak hanya berdampak pada ibu, tapi

juga berdampak pada janinnya. Seperti abortus, bayi berat lahir rendah

(BBLR), kelahiran premature,serta malformasi pada bayi baru lahir.

Selain itu, kejadian pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine Growth

Retardation /IUGR) meningkat pada wanita hamil dengan hiperemesis

gravidarum (Ardani,2013). Jika ibu yang mengalami hiperemesis

17
gravidarum dibiarkan begitu saja, makan kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan ibu hamil menjadi tidak terpenuhi sehingga mengakibatkan

BBLR. Hal ini disebabkan karena penurunan asupan zat besi, dan

kurangnya pengetahuan ibu tentang pemerriksaan antenatal care

(Indrayani,Triana.2018).

Kurangnya kunjungan selama masa kehamilan dapat

menyebabkan ibu memiliki sedikit informasi mengenai deteksi dini

komplikasi atau gangguan yang terjadi selama masa kehamilan,salah

satunya informasi mengenai hiperemesis gravidarum (Umboh hertje

salome dkk,2014). Antenatal care terbukti mempunyai kedudukan yang

sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik

selama kehamilan untuk menghadapi persalinan. Pengawasan selama

hamil dapat mengetahui berbagai komplikasi ibu yang mempengaruhi

kehamilannya (Anasari,Tri. 2015).

Penyebab dari hiperemesis gravidarum ini sendiri belum diketahui

secara pasti namun ada beberapa faktor yang ditemukan seperti factor

predisposisi seperti primigravida,molahidatidosa,dan kehamilan ganda.

Faktor masuknya Vili Khoriasis dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari

pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organic. Faktor

alergi salah satu respon dari jaringan ibu dan anak. Kemudian faktor

psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah

tangga yang retak,kehilangan pekerjaan,takut terhadap kehamilan dan

18
persalinan,takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat

menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual muntah

sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau

sebagai pelarian kesukaran hidup (Winkjosastro,2012).

Umumnya puncak terjadinya hiperemesis gravidarum terjadi pada

usia kehamilan ˂ 16 minggu dikarenakan akibat turunnya berat

badan,defesiensi gizi dan kelainan cairan dan tingkat kesamaan

lambung yang tidak seimbang dan meningkatnya kadar estrogen karena

keluhan ini terjadi pada trimester I. Pencegahan terhadap hiperemesis

gravidarum perlu dilaksanaakan dengan jalan memberikan penerapan

tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis,

memberikan kenyakinan bahwa dan kadang-kadang muntah merupakan

gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilan 4 bulan (Wilcox,2012).

2. Etiologi hiperemesis gravidarum

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara

pasti,perubahan-perubahan anatomic pada otak,jantung,hati dan susunan

saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat

kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum. Beberapa factor

predisposisi dan factor lain yang telah ditemukan oleh beberapa sebagai

berikut:

a. Factor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,

mola hidatidosa,dan kehamilan ganda.

19
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan

metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu

terhadap perubahan,ini merupakan factor organic.

c. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.

d. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini

,rumah tangga retak,kehilangan pekerjaan,takut terhadap kehamilan

dan persalinan,serta takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu,dapat

menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan

muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi

hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

3. Patofisiologi hiperemesis gravidarum

a. Hati

Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan

degenerasi lemakn tanpa nekronis,degenerasi lemak tersebut terletak

sentrilobuler.

b. Jantung

Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya atrofi,ini

sejalan dengan lamanya penyakit.

c. Otak

Ada kalanya terdapat bercak-bercak pendarahan pada otak dan

kelainan seperti pada ensefalopati wernicle dapat dijumpai.

d. Ginjal

20
Ginjal tampak pucat dan generasi lemak dapat ditemukan pada

tabulikonturti.

4. Tanda dan gejala

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi

ke dalam 3 tingkatan menurut Hutahaean S. (2013), yaitu sebagai berikut:

a. Tingkat I (Ringan)

Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum

penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan

menurun, dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100

kali per menit, tekanan darah sistol menurun, turgor kulit berkurang,

lidah mengering, dan mata cekung.

b. Tingkat II(Sedang)

Penderita tampak lebih lemas dan apatis. Turgor kulit lebih

berkurang, lidah mengering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat,

suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan

menurun dan mata menjadi cekung, tekanan darahrendah,

hemokonsentrasi, oliguri, dan konstipasi. Tercium aseton pada bau

mulut, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula

ditemukan dalam urin.

c. Tingkat III (Berat)

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran

menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu

badan meningkat, serta tekanan darah menurun. Komplikasi fatal

21
dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati

wernicke dengan gejala nistagmus dan diplopia.

5. Factor resiko hiperemesis gravidarum

a. Umur

Umur merupakan salah satu faktor risiko yang tidak dapat

dihindari. Tidak sedikitliteratur yang menyatakan bahwa NVP I

Nausea anJ Vomitfng fii l’regnancyl atau mual muntah dalam

kehamilan dan hiperemesis gravidarum lebih sering terjadi pada wanita

hamil di usia muda (Clark, Costantine dan Hankies, 2012). Menurut

penelitian Fell etul. (2006), hiperemesis gravidarum umumnya terjadi

pada wanita hamilberumur <20 tahun.

Usia ibu mempunyai pengaruh yang erat dengan perkembangan

alat reproduksi. Hal ini berkaitan dalam menerima konsepsi dan

mendukung perkembangan janin.Belum sempurnanya organ-organ

reproduksi ibu pada usia kurang dari 20 tahun dapat menyulitkan

kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2003; Prawihardjo.201)

b. Paritas

Paritas adalah jumlah kelahiran satu atau lebih bayi dengan

berat>500 gram, baik dalam keadaan hidup maupun mati (Benson dan

Pemol, 2009). Beberapa literatur menyebutkan mual muntah dalam

kehamilan dan hiperemesis gravidarum banyak terjadi pada wanita

nullipara(Clark,Costantine dan Hankins,2012).Nullipara merupakan

22
wanita yang belum pernah melahirkan keturunan dengan berat >500

gram atau dengan kehamilan >24minggu.

Sebagian primipara belum mampu beradaptasi terhadap hormon

kehamilan seperti estrogen dan §-hCG(Manuaba, Manuaba dan

Manuaba, 2010). Peningkatan kedua hormon ini dikaitkan dengan

kejadian hiperemesis gravidarum (Verberg, 2005).

c. Pekerjaan ibu

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia (2008), bekerja

adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan maksud

memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan ataukeuntungan

paling sedikit I (satu) jam secara tidak terputus selama satu minggu

yang lalu (Wadud,2012).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Wadud, MA (2012),

dinyatakan ada hubungan yang signifikan antara pekejaan dengan

kejadian hiperemesis gravidarum. Disimpulkan responden yang

mengalami kejadian hiperemesis gravidanim pada ibu yang tidak

bekerja karena tingkat sosial yang rendah yang menyebabkan ibu hamil

kurang peduli terhadap kesehatan diri dan bayinya, sehingga dapat

terjadi komplikasi pada kehamilan terutama mengalami hiperemesis

gravidarum.

d. Pendidikan ibu

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat

dibutuhkan untuk pengembangan diri dan peningkatan kematangan

23
intelektual seseorang. Kematangan intelektual ini berpengaruh pada

wawasan dan cara berpikir seseorang, baik dalam tindakan yang dapat

dilihat maupun dalam cara pengambilan keputusan (Notoatmodjo.

2007).

Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya

seseorang menyerap dan menuhami pengetahuan yang mereka

peroleh. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin

berkualitas pengetahuannya dan semakin matang intelektualnya,

mereka cenderung lebih memperhatikan kesehatan dirinya dan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap informasi dan

hal-hal lain (Notoatmodjo,2007).

Rendahnya pendidikan akan menyebabkan seseorang

mengalami stres, dimana stres dan kecemasan yang terjadi disebabkan

kurangnya informasi yang didapatkan orang tersebut. Stres dan

kecemasan merupakan salah satu faktor psikologik yang dapat

memicu tejadinya mual dan muntah selama kehamilan I Wadud,

2012).

e. Kondisi sebelum hamil

Sebuah kohort berbasis populasi dari Kanada melaporkan

hiperemesis terkait dengan beberapa kondisi sebelum hamil, seperti

gangguan hipertiroid, penyakit jiwa atau gangguan pencemaan.

(Vikanes, 2013).Mengenai asma, ada satu penelitian yang didasarkan

pada data dari Medical Birth Registry of Norwegio (MBRN) yang

24
diterbitkan padatahun 1972. Melaporkan pasien asma memiliki risiko

hampir dua kali lebih tinggi untuk hiperemesis dibandingkan dengan

wanita tanpa asma (V ikanes, 2013).

f. Kehamilan multiple

Faktor biologis yang paling berperan terhadap kejadian

hiperemesis gravidarum adalah perubahan kadar hormon selama

kehamilan. Peningkatan kadar humun chorionic’ gonaJotroyin (b-

hCG) dan estroeen dapat merangsang mual dan muntah. Pada

kehamilan tunggal, konsentrasi §-hCGmeningkat cepat selama

minggu pertama kehamilan dan berlipat ganda tiap dna atau tiga hari

berikutnya. Kadar §-hCG pada perempuan dengan kehamilan multipel

dapat meningkat jauh lebih tinggi daripada perempuan dengan

kehamilan tunggal sehingga keluhan mual dan muntah menjadi lebih

berat (Gunawan, Manengkei dan Ocviyanti, 2011).

g. Kehamilan mola hidatidosa

Mola hidatidosa ditandai dengan proliferasi trofoblast.

Kehamilan mola bisa lengkap (classic )atau sebagian (perut/). Penting

mengenali kehamilan mola berhubungan dengan potensinya untuk

kedua penyakit trofoblas gestasional serta c'horiocursinomu

(Philip,2003).

Hiperemesis gravidarum bisa terjadi karena distensi dari saluran

cerna atas yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dan akumulasi

cairan pada lumen usus. Sekresi cairan adalah fenomena biasa yang

25
sering terlihat selama kehamilan pada proporsi fisiologis, seperti pada

produksi cairan amnion, dan pada keadaan patologis, seperti

pembengkakkan hidropik dari viii Lorionik pada mola hidatidosa,

sindrom hiperstimulasi ovarium, dan sindrom polisistik ovarium yang.

h. Faktor genetik

Peran genetik dalam perkembangan dan keparahan dari mual

muntah dalam kehamilan dan hiperemesis gravidarum. Tidak hanya

mual muntah dalam kehamilan dan hiperemesis gravidarum yang

merupakan penyakit yang dapat diwarisi, tapi keparahan dari penyakit

ini terlihat berhubungan dengan kecenderungan genetik. Wanita hamil

memiliki risiko terbesar jika ibu mereka atau saudara perempuan

mereka pernah mengalami mual dan muntah dalam kehamilan,

hiperemesis gravidarum, atau jika mereka sendiri yang pernah

mengalami hiperemesis yavidarum pada kehamilan sebelumnya

(Verberg ci u/.,2005).

6. Diagnosa

Secara klinis penegakkan diagnosis hiperemesis gravidarum dilakukan

dengan menegakkan diagnosis kehamilan terlebih dahulu (amenore yang

disertai dengan tanda-tanda kehamilan). Lebih lanjut pada anamnesis

didapatkan adanya keluhan mual muntah hebat yang dapat mengganggu

pekerjaan sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik dijumpai tanda-tanda vital

abnormal, yakni peningkatan frekuensi nadi (>100 kali/menit), penurunan

tekanan darah, dan dengan semakin beratnya penyakit dapat dijumpai

26
kondisi subfebris dan penurunan kesadaran.

Pada pemeriksaan fisik lengkap dapat dijumpai mata tampak cekung,

tanda-tanda dehidrasi, kulit tampak pucat, penurunan berat badan, uterus

yang besarnya sesuai dengan umur kehamilan dengan konsistensi lunak, dan

pada pemeriksaan laboratorium didapatkan. Hipokalema (kekurangan

kalium), hiponatremia (kekurangan natrium kiorida) (Pudiastuti, 2012).

Menurut Proverawati (2011) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan

adalah:

a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat): mengkaji usia

gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas

janin, melokalisasiplasenta.

b. Urinalisis: kultur, deteksi bakteri,BUN.

c. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadarALH.

7. Komplikasi

Menurut Proverawati (2011) komplikasi hiperemesis gravidarum adalah:

a. Dehidrasi berat

b. Ikterik

c. Takikardi

d. Suhu meningkat

e. Alkalosis

f. Kelaparan

g. Gangguan emosional

h. Menarik diri dandepresi

27
Menurut Saputra L (2014), komplikasi yang biasa terjadi, yaitu:

a. Penurunan berat badan yang cukupbanyak

b. Starvasi dengan ketosis danketonuria

c. Dehidrasi dengan selanjutnya gangguan keseimbangan cairan dan

elektrolit

d. Gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis danalkalosis)

28
29
30
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PADA NY”H”

DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II

DI RSUD PROF DR.H.M ANWAR MAKATUTU

TANGGAL 06 NOVEMBER 2020

No registrasi : 106970

Tanggal pemeriksaan : 06 November 2020 jam: 10:00 wita

Tanggal pengkajian : 06 November 2020 jam: 10:00 wita

Nama pengkaji : kelompok

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas istri/ suami

Nama : Ny “H”/ Tn “M”

Umur : 31 thn/ 39 thn

Nikah/lamanya : 1x/ ± 6 tahun

Suku : Makassar/ makassar

Agama : islam/islam

Pendidikan : SD/SD

Pekerjaan : IRT/ Petani

Alamat : Br. Manai Pajukukang

31
B. Data bologis/ fisiologis

1. Riwayat kehamilan sekarang

a. G1P0A0

b. HPHT Tanggal 30 Agustus 2020

c. HTP Tanggal 06 Juni 2021

d. Umur kehamilan 9 minggu 5 hari

e. Ibu tidak pernah merasakan nyeri hebat selama hamil

f. Ibu tidak pernah mengkonsusmsi obat tanpa resep dokter

2. Riwayat keluah utama

Ibu mengeluh mual muntah sehari kurang lebi 10 kali,nafsu

makan berkurang,pusing dan nyeri pada epigastrum.

3. Riwayat keluhan utama

a. Mual muntah sejak tanggal 3 November 2020

b. Tiga hari kemudian ibu datang ke RSUD Prof Dr. H.M Anwar

Makatutu Bantaeng.

4. Riwayat kesehatan lalu dan sekarang

a. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertemsi,DM, TBC dan

lain-lain

b. Tidak ada penyakit menular seksual dan tidak ada penyakit

keturunan

c. Tidak ada riwayat alergi obat-obatan dan makanan.

5. Riwayat reproduksi

a. Riwayat haid

32
Menarche : 14 tahun

Siklus haid : 28-30 hari

Lama haid : 4-7 hari

Dismenorchea : hari pertama haid

b. Riwayat ginekologi

Ibu tidak pernah menagalami infeksi atau ganggaun sistem

reproduksi

c. Riwayat Kb

Ibu tidak pernah menjadi askeptor KB

6. Riwayat psikososial,ekonomi dan spiritual

a. Ibu tinggal bersama suami

b. Hubungan ibu,suami dan keluarga baik

c. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami

d. Kehamilan ini direncanakan oleh suami dan keluarga

e. Ibu rajin berdoa dan beribadah

C. pola pemenuhan kebutuhan dasar

1. kebutuhan nutrisi

a. sebelum hamil

- frekuensi makan : 3 kali sehari

- jenis makanan : nasi,lauk-pauk,sayur dan buah

- pola makanan : di habiskan

b. selama hamil

- frekuensi makan : 2 kali sehari

33
- jenis makanan : nasi,lauk-pauk,sayur dan buah

- pola makanan : tidak di habiskan

2. kebutuhan istirahat

a. sebelum hamil

- tidur siang : 2 jam

- tidur malam : 7-8 jam

b. selama hamil

- tidur siang : kadang-kadang

- tidur malam : 6-7 jam

3. kebutuhan eliminasi

a. sebelum hamil

- BAB

- BAK

b. selama hamil

4. personal hygiene

34
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

Diagnosa : GI P0 A0,Gestasi 9 minggu 5 hari, keadaan ibu hypermesis

gravidarum tingkat II

Masalah Aktual : Hyperemesis Gravidarum Tingkat II

1. GI P0 A0

DS : Ibu hamil anak pertama

DO :

Analisa dan interprestasi data

Pada kehamilan Primi tonus otot perut tegang dan pembesaran perut

menimbulkan peregangan dan menyebabkan robekan robekan selaput elastis

di bawah kulit sehingga timbul striae livide (Sarwono ilmu kebidanan,2016

Hal 28)

2. Gestasi 9 minggu 5 hari

DS :- umur kehamilan 9 minggu 5 hari

-HPHT tanggal 30 agustus 2020

DO : TP tanggal 06 juni 2021

Tanggal pengkajian 06 november 2020

Analisa dan interprestasi data

Menurut rumus neagle dari HPHT 30 agustus 2020 sampai tanggal 06

november 2020 di dapat gestasi 9 minggu 6 hari, (Wikosastro hanifa 2019,Hal

15)

35
3. Keadaan Ibu Hiperemesis Gravidarum

DS : Ibu mengeluh mual muntah 6-8 kali/hari,pusing,nafsu makan berkurang

dan nyeri pada epigastrum.

DO : - kesadaran Ibu composmentis

-TTV

TD : 120/80 ( Normal 90/60-120/80 mmHg)

N : 78x/i ( Normal 60-100x/i)

S : 36,7 ( Normal 36,5-37,5 ‘c)

P : 20x/i ( Normal 16-20x/i)

- pemeriksaan plano test (+)

-Turgo kulit berkurang

-Konjungtiva sedikit pucat,sclera putih

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Masalah Potensial : Potensial terjadi dehidrasi berat

DS : - ibu masih mual muntah 6-8 kali/hari

- Ibu mengatakan nyeri epigastrum

- Nafsu makan tidak ada

DO : - ibu nampak pucat

- ibu tampak lemas

- turgor kulit berkurang

- TTV

TD : 120/80 mmHg

36
N : 78x/i

S : 36,7’c

P : 20x/i

Analisa dan interprestasi data

Nafsu makan tidak ada,nyeri epigastrum meningkat,nadi bertambah,mual

muntah lebih 6-8 kali sehari,tubuh kehilangan nutrisi,ibu oucat dan apabila

terjadi terus menerus akan mengakibatkan dehidrasi (sarwono prawihardjo

2016,hal 529).

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan USG dan pemberian obat

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI

Diagnosa : GI P0 A0,Gestasi 9 minggu 5 hari,keadaan ibu hiperemesis

gravidarum

Tujuan : 1. Hiperemesis gravidarum dapat teratasi

2. Tidak terjadi dehidrasi

3. Keadaan umum ibu baik

Kriteria : 1. Nafsu makan baik,nyeri epigastrum dapat teratasi,mual muntah dapat

teratasi

2.Turgor kulit baik

3. TTV dalam batas normal

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 60-100 x/i

37
- Suhu : 36,5-37,5 ͦc

- Pernapasan : 16-20x/i

Rencana Tindakan

Tanggal : 06 november 2020 pukul : 10.55 wita

1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

Rasional : agar ibu dan keluarga mengetahui kondisi kehamilan ibu saat

ini

2. Jelaskan penyebab mual dan muntah

Rasional : perasaan mual dan muntah di sebabkan oleh peningkatan kadar

estrogen dan progesteron dan apabila berlebihan akan

meningkatkan kenaikan asam lambung.

3. Berikan HE (Health Education) yang tepat selama kehamilan seperti tidak

mengkonsumsi makanan yang dapat memicu mual muntah misalkan

makanan yang berbumbu dan berlemak,hindari makanan yang pedas dan

lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mngandung karbohidrat dan

protein. Anjurkan ibu maakan sedikit tapi sering dalam prsi kecil dan

perbanyak minum air putih.

Rasional : Nutrisi yang adekuat sangat di butuhkan untuk pertumbuhan

janin dengan mengkonsumsi makanan dalam jumlah sedikit tapi

sering mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil serta menghindari

rangsangan mual dan muntah mengkonsumsi banyak air putih

mencegah ibu mengalami dehidrasi dan istirahat yang cukup

sangat membantu ibu memulihkan keadaannya.

38
4. Jelaskan pada ibu untuk istirahat yang cukup

Rasional : dengan istirahat yang cukup dapat membantu relaksasi otot otot

perut yang tegang dan mengurangi beban kerja jantung.

5. Jelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan di antarannya :

1) Sakit kepala menetap

2) Penglihatan kabur

3) Mual muntah berlebihan

4) Penurunan gerak janin

5) Nyeri perut yang hebat

6) Kejang

7) Perdarahan pervaginam

8) Ketuban pecah dibi

9) Demam

10) Oedema pada kaki dan wajah

Rasional : agar ibu mengetahui dan bisa mendeteksi secara dini apa bila ada salah

satu tanda bahaya kehamilan dan berkonsultasi dengan bidan/dokter

tentang sesuatu yang mengancam ibu dan bayi.

6. Jelaskan pada ibu tentang persiapan persalinan

Rasional : agar ibu dapat mempersiapkan perlengkapan yang di butuhkan

saat bersalin

7. Berikan dukungan dan motivasi pada ibu dan keluarga

Rasional : agar ibu dan keluarga tidak cemas terhadap kondisi yang di

alami

39
8. Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat antasida sirup 200 mg

3x1,An vormes (B6) 20 mg 2x1>

Rasional : agar kondisi ibu segera membaik

9. Anjurkan ibu makan sedikit tapi sering

Rasional : agar gizi ibu terpenuhi

LANGKAH IV IMPLEMENTASI

Tanggal : 06 november 2020 pukul : 11.00 wita

1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang di

lakukan

Hasil : ibu memahami dan mengetahui hasil pemeriksaan

2. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab mual dan muntah

Hasil : ibu mengerti dengan apa yang di jelaskan

3. Memberikan ibu He (Health Education) yang tepat selama kehamilan

seperti tidak mengkonsumsi mekanan yang dapat memicu mual muntah

misalkan makanan yang berbumbu dan berlemak hindari makanan pedas

dan lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung

karbohidrat,protein dan anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering.

Hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya

4. Menjelaskan pada ibu tentang istirahat yang cukup

Hasil : ibu mengerti dan brsedia melakukannya

5. Menjelaskan pada ibu tentang bahaya kehamilan

Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan

40
6. Menjelaskan pada ibu tentang persiapan persalinan

Hasil : ibu mengerti dengan apa yang di jelaskan

7. Memberikan dukungan dan motivasi pada ibu dan keluarha

Hasil : ibu dan keluarga menerima dukungan yang di berikan

8. Melakukan kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat

Hasil : obat telah di berikan antasida sirup 200 mg 3x1, An vormer (B6)

20 mg 2x1

9. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya.

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal 06 november 2020 pukul : 11.20 wita

1. Keadaan ibu masih tampak lemah

2. Ibu masih mual dan muntah setiap kali makan dan minum

3. Mata nampak cekung,konjungtiva pucat

4. Tidak ada nafsu makan

5. Masi merasakan nyeri epigastrum

41
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE

PADA NY ‘H’ DENGAN GESTASI 9 MINGGU 5 HARI

DENGAN HIPERMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II

DI RSUD PROF.DR.H.M.ANWAR MAKATUTU

TANGGAL 06 NOVEMBER 2020

No Register : 106070

Tanggal kunjungan : 06 -11-2020 Pukul : 10.45 wita

Tanggal pengkajian : 06-11-2020 Pukul : 10.50 wita

A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI

Nama : Ny’H’ / Tn ‘M’

Umur : 31 th / 39 th

Nikah/lamanya : 1x / ±6 thn

Suku : Makassar / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan :SD / SD

Pekerjaan : IRT / Petani

Alamat : BT. Manai Pajukukang

DATA SUBJEKTIF ( S )

a. GI P0 A0

b. HPHT 30 Agustus 2020

c. Ibu mengatakan kurang nafsu makan

42
d. Ibu mengeluh muntah 6-8 x/hari

e. Tidak ada riwayat penyakit jantung,Dm,hipertnsi,asma,dll

f. Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat-obatan

DATA OBJEKTIF ( O )

a. Keadaan umum ibu tampak lemas

b. Tanda tanda vital

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 78x/i

- Suhu : 36,7x/i

- Pernapasan : 20x/i

c. BB sebelum hamil : 58 kg

d. BB selama hamil : 62 kg

e. Tb : 150 cm

f. Lila : 26 cm

g. Konjungriva sedikit pucat,sclera putih

h. Bibir dan lidah kotor

ASSESMENT ( A )

Diagnosa : GI P0 A0,Gestasi 9 minggu 5 hari,keadaan ibu hipermesis

gravidarum

Masalah Aktua : Hypermesis Gravidarum

Masalah Potensial : Antisipasi terjadinya dehidrasi berat

43
PLANNING ( P )

Tanggal 06 november 2020 pukul : 11.00 wita

1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang di

lakukan

Hasil : ibu memahami dan mengetahui hasil pemeriksaan

2. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab mual dan muntah

Hasil : ibu mengerti dengan apa yang di jelaskan

3. Memberikan ibu He (Health Education) yang tepat selama kehamilan

seperti tidak mengkonsumsi mekanan yang dapat memicu mual muntah

misalkan makanan yang berbumbu dan berlemak hindari makanan pedas

dan lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung

karbohidrat,protein dan anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering.

Hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya

4. Menjelaskan pada ibu tentang istirahat yang cukup

Hasil : ibu mengerti dan brsedia melakukannya

5. Menjelaskan pada ibu tentang bahaya kehamilan

Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan

6. Menjelaskan pada ibu tentang persiapan persalinan

Hasil : ibu mengerti dengan apa yang di jelaskan

7. Memberikan dukungan dan motivasi pada ibu dan keluarha

Hasil : ibu dan keluarga menerima dukungan yang di berikan

8. Melakukan kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat

Hasil : obat telah di berikan antasida sirup 200 mg 3x1, An vormer (B6)

44
20 mg 2x1

9. Anjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya.

45
BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan manajemen asuhan kebidanan

antenatal care patologi dengan hiperemesis garavidarum tingkat II gestasi 9

minggu 5 hari di RSUD Prof Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng tanggal 6

November 2020 yang telah dilakukan pada Ny “H” maka kami dapat mengambil

kesimpulan dan saran :

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Hasil pengkajian yang didapat melalui data subjektif dan objektif dapat

dilakukan dengan baik karena Ny. H kooperatif dengan petugas, sehingga

dapat disimpulkan Ny. H mengalami hiperemesis gravidarum tingkat II. Pada

pengkajian yang dilakukan pada Ny. H tidak didapatkan kesenjangan antara

teori dan kasus dilahan praktek.

2. Interpretasi data

Pada langkah intepretasi data diagnosa kebidanan telah ditegakkan

sesuai teori, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus

yang ada dilapangan. Masalah telah ditegakkan sesuai dengan teori,

sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada

dilapangan. Interpretasi data yang diperoleh adalah Ny. H umur 31 tahun

GI P0 A0, Hamil 9 minggu 5 hari dengan Hiperemesis Gravidarum tingkat

II.

46
3. Diagnosa potensial

Rumusan diagnosa potensial pada Ny. H adalah terjadinya hiperemesis

gravidarum tingkat III.

4. Antisipasi masalah.

Dalam asuhan kebidanan ibu hamil perlu adanya tindakan segera dan

kolaborasi apabila terdapat kehamilan resiko tinggi, asuhan kebidanan yang

dilakukan dalam kehamilan patologi pada Ny. H sudah sesuai dengan

penanganan yang tepat yaitu kolaborasi bersama dokter SpOG.

5. Perencanaan

Setelah ditegakan diagnosa kebidanan maka langkah selanjutnya

dilakukan rencana tindakan asuhan kebidanan kehamilan patologi pada Ny.H

dengan hiperemesis gravidarum tingkat II dengan dilakukannya pemberian

terapi untuk mengatasi mual dan muntah ibu.

6. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada kasus ini sesuai dengan perencanaan yang dibuat

sehingga di sini tidak terdapat kesenjangan kesenjangan antara teori dan

kasus.

7. Evaluasi

Telah dilakukan evaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada Ny.

H yang sesuai dengan asuhan kebidanan, dimana ibu sudah mengerti dan mau

melaksanakan asuhan kebidanan yang telah diberikan, kemudian keadaan ibu

47
sekarang membaik dan sudah tidak mengalami mual dan muntah, serta ibu

telah diperbolehkan pulang.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan bahwa konsep teori merupakan landasan

pelaksanaan praktek kebidanan, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai

berikut :

1. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan para petugas kesehatan khususnya bidan lebih

meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan yaitu dengan memberikan terapi

yang sesuai dengan kebutuhan pasien khususnya ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum grade II, serta memberikan promosi kesehatan

tentang pencegahan hiperemesis gravidarum.

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan Askebini dapat digunakan untuk menambah referensi di

perpustakaan dan bisa digunakan sebagai bahan kepustakaan bagi yang

membutuhkan asuhan kebidanan sebagai perbandingan penanganan pada

kasus hiperemesis gravidarum tingkat II.

3. Bagi pasien

Di harapkan klien melakukan pemeriksaan kehamilan atau ANC

secara teratur untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin serta

mengetahui secara dini komplikasi yang terjadi selama kehamilan.

48
Diharapkan klien dapat segera memeriksakan dirinya ke tenaga kesehatan

apabila terjadi komplikasi pada kehamilannya.

49
DAFTAR PUSTAKA

Anasari. 2015. Beberapa Determinan Penyebab Kejadian Hiperemesis

Gravidarum Di RSU Ananda Purwokerto Tahun 2014-2015. Jurnal

Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2015, 60-73.

Andani, 2014. Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil di

Puskesmas Kapongan Situbondo. Laporan Penelitian. Situbondo:

Poltekkes Majapahit

BPS Indonesia, 2018. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia. Jakarta: BPS

Indonesia.

Dinkes Provinsi Sultra. 2017. Profil Kesehatan Sultra Tahun 2016. Kendari:

Dinas Kesehatan.

Haryanti, 2015. Gambaran Kejadian Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil

TM I di RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah.

Yogyakarta: Stikes Jenderal Ahmad Yani.

Hutahaean S, 2017. Perawatan Antenatal. Yogyakarta: Salemba Medika.

Hoelman dkk, 2015. Panduan SDGs: Untuk Pemerintah Daerah dan

Pemangku Kepentingan Daerah. International NGO Form on Indonesian

Development.

Jannah, N. 2017. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Kemenkes RI, 2018. Riset Kesehatan Dasar RI Tahun 2018. Jakarta:

Dinas Kesehatan.

50
Kemenkes RI, 2016. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun

2016.Jakarta: Kemenkes RI.

Maharani, 2016. Menghindari Gangguan saat Kehamilan. Jakarta: Panji Pustaka.

Mansjoer, A. 2015. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 4. Jakarta: Media

Aesculapius.

Manuaba IBG, 2016. Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta: EGC.

Manuaba IBG, dkk. 2017. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana, Jakarta: YBP

51

Anda mungkin juga menyukai