Anda di halaman 1dari 173

PROPOSAL

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY “ ” MULAI


MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB DI
PUSKESMAS PATTINGALLOANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya
Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Fakultas Keperawatan
Dan Kebidanan Universitas Megarezky

FITRIANI
18 3145 106 009

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2021
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY “ ” MULAI
MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB
DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

Laporan Tugas Akhir

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya
Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Fakultas Keperawatan
Dan Kebidanan Universitas Megarezky

FITRIANI
18 3145 106 009

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir dengan Judul

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny “ ” Mulai


Masa Kehamilan Sampai Dengan Masa KB
Di Puskesmas Pattingalloang

Oleh,

FITRIANI
NIM. 18 3145 106 009

Telah diperiksa dan disetujui oleh tim pembimbing untuk


diajukan di hadapan tim penguji pada ujian proposal
Universitas Megarezky

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Misrawati,S.ST.,M.Keb Dr. Jalal,M.Pd


NIDN. 09 050686 08 NIDN. 09 010363 01

Diketahui

Ketua Prodi D III Kebidanan

Fadjriah Ohorella,S.ST.,M.Kes,.M.Keb
NIDN. 091709880
LEMBAR PERSETUJUAN WAKTU UJIAN PROPOSAL

Yang bertanda tangan dibawah ini tim pembimbing penguji menyetujui proposal

mahasiswa.

Nama : FITRIANI

Nim : 18 3145 106 009

Prodi : D III Kebidanan

Judul Proposal:Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny” “ Mulai Masa


Kehamilan Sampai Dengan Masa KB Di Puskesmas
Pattingalloang
Yang diselenggarakan pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 19 Maret 2021

Jam : 08:00- selesai

Tempat : Ruangan kelas D III Kebidanan Gedung lantai 1 UNIMERZ

Demikian lembar pernyataan persetujuan ini di buat untuk digunakan seperlunya.

Penguji I : Marliah,S.ST.,M.Keb

( )

Penguji II : Dr. Jalal,M.Pd

( )

Penguji III :Misrawati,S.ST.,M.Keb

( )

Mengetahui
Ketua Prodi D III Kebidanan

Fadjriah Ohorella,S.ST.,M.Kes,.M.Keb
NIDN. 0917098802
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY “ ” MULAI


MASA KEHAMILAN SAMPAI DENGAN MASA KB
DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

FITRIANI

18 3145 106 009

Proposal ini telah diperiksa dan disetjui oleh Tim Prodi Diploma Tiga Kebidanan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky

Penguji I

Marliah,S.ST.,M.Keb
NIDN. 9024128703

Penguji II Penguji III

Dr. Jalal,M.Pd Misrawati,S.ST.,M.Keb


NIDN.09 010363 01 NIDN. 09 050686 08
Mengetahui;

Ketua Prodi D III Kebidanan


Fadjriah Ohorella,S.ST.,M.Kes,.M.Keb
NIDN. 0917098802

RIWAYAT HIDUP

Fitriani, dilahirkan di Pulo Bembe, Kabupaten Selayar Sulawesi


Selatan pada tanggal 20 Januari 2000, Anak pertama dari 2
bersaudara, terlahir dari buah hati pasangan ayahanda Jumaing
dan ibunda St.Aming. Perempuan suku Makassar, agama Islam.
Ayah berasal dari Pulo Bembe dan ibu berasal dari Pulo Bembe
Sejak dilahirkan sampai saat menyelesaikan kuliah ini, peneliti
belum pernah merasakan kesulitan kesulitan-kesulitan yang berarti dalam
menempuh perjalan hidup. Hal ini berkat kasih sayang kedua orang tua, yang tiada
henti dalam berjuang untuk kami.
Peneliti menempuh pendidikan Dasar di SD Negeri 1 Inpres, tamat berijazah pada
tahun 2010. Pada tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikan menengah
Pertama di SMP Negeri 1 Pasimasunggu, dan tamat berijazah pada tahun 2016.
Pendidikan Menengah Atas ditempuh dalam waktu 3 (tiga) tahun, yaitu sejak tahun
2016 dan Tamat berijazah pada tahun 2018 di SMA Negeri 1 Selayar. Kemudian
peneliti melanjutkan pendidikan ke jenjang Pendidikan Tinggi yaitu pada Program
Studi DIII Kebidanan di Universitas Megarezky sampai sekarang.
Selama kuliah di Universitas Megarezky, peneliti banyak mendapat pengalaman
yang sangat berarti bagi kehidupan, terutama saat perkuliahan dilaksanakan. Saya
mendapat perlakuan yang sangat menyenangkan dari para dosen dan staf. Mereka
senentiasan memberi pelayanan prima dan menunjukkan sikap ramah kepada
mahasiswa, sehingga proses perkuliahan pun hampir tidak pernah mengalami
kendala yang berarti.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,atas segala karunia-

Nya sehingga proposal ini dengan judul “ Asuhan Kebidanan Berkelanjutan

pada Ny” “ Mulai Masa Kehamilan Sampai Dengan Masa KB Di Puskesmas

Pattingalloang” berhasil diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih pada semua pihak

yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga

selesainya proposal ini. Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada:

Teristimewa yang saya hormati Ayahanda dan Ibunda, yang telah melahirkan

,membesarkanan mendoakan serta selalu memberikan yang terbaik, untuk penulis

tanpa kalian tidak mungkin semuanya akan seperti ini.

Proposal Laporan Tugas Akhir ini tidak akan terwujud apabila tidak ada

dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, perkenankan penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak/ibu/ sdr(i):

1. Dr H.Alimuddin SH.,MH.Kn, selaku Pembina Yayasan Pendidikan Islam

Universitas Megarezky.

2. Hj. Suryani, SH.,MH, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Universitas

Megarezky.
3. Prof.dr.Ali Aspar Mappahya, Sp.PD.,Sp.JP (K), selaku Rektorat Universitas

Megarezky.

4. Dr.Syamsuriyati,S.ST.,SKM.,M.Kes, Selaku Dekan Fakultas Keperawatan

dan Kebidanan Universitas Megarezky.

5. Ibu Fadjriah Ohorella,S.ST,.M.Kes,.M.Keb Selaku Ketua Prodi D III

Kebidanan Universitas Megarezky.

6. Ibu Misrawati,S.ST.,M.Keb selaku pembimbing I yang dengan tulus ikhlas

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

7. Dr. Jalal, M.,Pd selaku pembimbing II yang banyak membantu dan

memberikan masukan sehingga proposal ini dapat terselesaikan.

8. Ibu Marliah,S.ST.,M.Keb selaku penguji I yang dengan tulus ikhas

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

9. Bapak dan Ibu dosen serta Staf Universitas Megarezky yang telah

memberikan bantuan ,bimbingan,pengetahuan dan keterampilan yang

bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pembelajaran di Universitas

Megarezky.

10. Manajemen Puskesmas Pattingalloang beserta staf atas izin dan kesempatan

yang diberikan pada penulis dalam Pengambilan Data Proposal Laporan

Tugas Akhir.

11. Teman-teman Diploma Tiga Kebidanan Angkatan 2018 yang telah

memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan Proposal Laporan

Tugas Akhir.

Akhirnya dengan kerendahan hati penulis mengajukan proposal ini dengan

harapan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.


Makassar,1 Maret 2021

penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN WAKTU UJIAN PROPOSAL................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL............................................................ iv

BIODATA PENULIS............................................................................................ v

KATA PENGANTAR........................................................................................... vi

DAFTAR ISI......................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................. x

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR BAGAN................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1

B. Tujuan Pengkajian..................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6

A. Tinjauan Umum Tentang Asuhan Berkelanjutan...................................... 6


1. Pengertian Asuhan Berkelanjutan...................................................... 6

2. Tujuan Asuhan Berkelanjutan............................................................ 6

3. Manfaat Asuhan Berkelanjutan.......................................................... 6

4. Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Kebidanan ........................ 7

B. Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan........................................................... 8

1. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan................................................. 8

2. Tinjauan Umum Tentang Persalinan.................................................. 37

3. Tinjauan Umum Tentang Masa Nifas................................................ 54

4. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir......................................... 64

5. Tinjauan Umum Tentang Keluarga Berencana.................................. 75

C. Tinjauan umum Manajemen Kebidanan................................................... 89

1. Pengertian Manajemen Kebidanan .................................................... 89

2. Tujuan Manajemen Kebidanan........................................................... 89

3. Prinsip Proses Manajemen Kebidanan............................................... 90

4. Langkah-langkah Manejemen Kebidanan.......................................... 91

5. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)................................. 93

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 96

A. Kerangka Konsep Tentang Asuhan Berkelanjutan.................................... 96

B. Desain Pengkajian .................................................................................... 97

C. Lokasi dan Waktu Pengkajian .................................................................. 98

D. Objek Pengkajian....................................................................................... 98

E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 98

F. Metode Pengumpulan Data....................................................................... 99

G. Etika Pengkajian........................................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : perubahan TFU selama hamil......................................................... 12

Gambar 2.2 : imunisasi pada ibu hamil................................................................ 23

Gambar 2.3 : tanda bahaya kehamilan................................................................. 31

Gambar 2.4 : dilatasi serviks................................................................................ 43

Gambar 2.5 : kala II persalinan............................................................................ 44

Gambar 2.6 : kala III pengeluaran plasenta.......................................................... 46

Gambar 2.7 : partograf......................................................................................... 51

Gambar 2.8 : vitamin K........................................................................................ 70

Gambar 2.9 : salep mata....................................................................................... 70

Gambar 2.10 : vaksin hepatitis B ......................................................................... 71

Gambar 2.11 : teknik menyusui............................................................................. 73

Gambar 2.12 : metode amenorhea laktasi (MAL)................................................. 78

Gambar 2.13 : KB pil............................................................................................ 80

Gambar 2.14 : KB suntik....................................................................................... 82

Gambar 2.15 : implant........................................................................................... 83

Gambar 2.16 : AKDR............................................................................................ 85


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : perbedaan uterus normal dan uterus hamil.......................................... 11

Tabel 2.2 : tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan.................................. 12

Tabel 2.3 : jadwal pemberian imunisasi tetanus texoid........................................ 23

Tabel 2.4 : ketidaknyamanan pada trimester III dan cara mengatasinya............. 31

Tabel 2.5 : rincian kunjungan antenatal............................................................... 34

Tabel 2.6 : pengukuran tinggi fundus uteri.......................................................... 35

Tabel 2.7 : rentang waktu pemberian imunisasi TT............................................. 36

Tabel 2.8 : lamanya persalinan............................................................................. 45

Tabel 2.9 : program nasional yang diberikan pada kunjungan masa nifas........... 58

Tabel 2.10 : jenis-jenis lochea............................................................................... 60

Tabel 2.11 : penilaian APGAR.............................................................................. 68

Tabel 2.12 : kunjungan BBL normal..................................................................... 73


DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 keterkaitan manajemen kebidanan....................................................... 95

Bagan 3.1 Kerangka Asuhan Berkelanjutan.......................................................... 97

Bagan 3.2 Alur Asuhan Kebidanan Berkelanjutan ............................................... 101


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Format pengkajian

Lampiran 2 : Surat usulan judul proposal

Lampiran 3 : Surat pengantar pengambilan data awal untuk FKK

Lampiran 4 : Permohonan surat pengambilan data awal untuk LPPM

Lampiran 5 : Surat balasan pengambilan data awal

Lampiran 6 : Surat pengambilan data awal ke Dinas Kesehatan Kota Makassar

Lampiran 7 : Surat balasan pengambilan data awal untuk Puskesmas Pattingalloang


DAFTAR SINGKATAN

WHO : Word Health Organization

AKN : Angka Kematian Neonatus

AKI : Angka Kematian Ibu

SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus

MDGs : Sustainable Development Goals

AKB : Angka Kematian Bayi

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

ANC : Aantenatal Care

KN : Kunjungan Neonatal

KF : Kunjungan Nifas

PAP : Pintu Atas Panggul

KB : Keluarga Berencana

MOW : Metode Operasi Wanita

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

BBL : Bayi Baru Lahir


USG : Ultrasonografi

DJJ : Denyut Jantung Janin

UUK : Ubun-Ubun Kecil

UUB : Ubun-Ubun Besar

SC : Section Cesarea

NST : Nonstress Test

TFU : Tinggi Fundus Uteri

HCG : Hormon Corionic Gonoditropic

HPL : Hormon Plasenta Lagtogene

BAK : Buang Air Kecil

BAB : Buang Air Besar

TT : Tetanus Texoid

OCT : Oxytosin Challenge Test

ASI : Air Ssusu Ibu

VDRL : Vederal Desease Research Laboratory

IMD : Inisiasi Menyusui Dini

HB : Hemoglobin

DM : Diabetes Melitus

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak


MAL : Metode Amenorhea Laktasi

KBA : Keluarga Berencana Alamiah

ESDKI : Suevey Demografi dan Kesehatan Indonesia

IUD : Intra Uterine Device

MOP : Metode Kontrasepsi Pria

NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

ANCM : American Collage Of Nurse Midwife


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan berkelanjutan merupakan hal yang mendasar dalam

model praktik kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistic, membangun

kemitraan yang berkelanjutan untuk memberikan dukungan dan membina

hubungan saling percaya antara bidan dank lien (Astuti,dkk,2017).

Model asuhan kebidanan komprehensif bertujuan untuk meningkatkan

asuhan yang berkesinambungan selama periode tertentu. Asuhan kebidanan

komprehensif dimana bidan sebagai tenaga profesional, memimpin dalam

perencanaan, organisasi dan pemberian asuhan selama kehamilan, kelahiran,

periode postpartum, termasuk bayi dan program keluarga berencana, mampu

memberikan kontribusi untuk kualitas asuhan yang lebih baik (Kartika, 2017 ).

Menurut WHO (Word Health Organization) di tahun 2015 angka kematian

ibu (AKI) tercatat 216 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada

tahun 2016 sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi kehamilan

dan persalinan. Hampir semua kematian ini terjadi dipengaturan sumber daya yang

rendah, dan sebagaian besar dapat dicegah (WHO, 2016).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang digunakan

untuk mengukur status kesehatan suatu negara. AKI adalah jumlah kematian ibu

selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,

persalinan dan nifas di setiap 100.000 kelahiran hidup. Peningkatan AKI yang

1
2

signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI

kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran

hidup, Peringatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000

kelahiran hidup, AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu

per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus

(SUPAS) 2015 (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).

Tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs (Sustainable Development

Goals) 2015-2030, diharapkan 2030 dapat mengurangi resiko AKI hingga kurang

dari 70 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2030 mengakhiri kematian bayi

dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan angka

kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 100.000 kelahiran hidup dang angka

kematian balita 25 per kelahiran hidup (panduan SDGs,2016).

Pada tahun 2018 di Provinsi Sulawesi Selatan kunjungan ANC cakupan

K1 sebesar 67,73%, cakupan K4 sebesar 89,25%. Cakupan persalinan oleh

tenaga kesehatan sebesar 92,90%. Cakupan KF sebesar 91,32%, jumlah kasus

kematian ibu di Provinsi Sulawesi selatan sebesar 156 jiwa, jumlah kasus

kematian bayi baru lahir di Propinsi Sulawesi selatan sebesar 1.183 jiwa, jumlah

peserta KB Aktif sebesar 72,39% (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi selatan,

2018).

Berdasarkan Dinas Kesehaatan Kota Makassar pada tahun 2018,cakupan

K1 Kota Makassar sebesar 29,587 jiwa atau 100,36% dari yang ditargetkan

100%, dengan jumlah sasaran sebesar 29,482 ibu hamil. Untuk cakupan K4 Kota

Makassar sebesar 27,982 atau 94,91% dari target yang ditentukan, dengan

jumlah sebesar 29,482 ibu hamil. Cakupan persalinan oleh tenaga Kesehatan
3

Kota Makassar sebesar 25,915 jiwa atau 100.00%. cakupan nifas pertama (KF1)

Kota Makassar sebesar 24,879 jiwa. Cakupan kunjungan neonatus pertama

(KN1) Kota Makassar tahun 2018 sebesar 25,9001 jiwa. Cakipan kunjungan

neonnatus lengkap (KN lengkap) pada tahun 2018 sebesar 24,535 jiwa, jumlah

sasaran 26,238 bayi. Jumlah kematian neonatus sebanyak 48 atau sebanyak

19,30%. Cakupan Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 5 orang atau 1,85%

penyebab postpartum, emboli air ketuban, penyakit jantung dan ginjal (Dinas

Kesehatan Kota Makassar,2018).

Berdasarkan data Rekam Medik di Puskesmas Pattingalloang pada tahun

2020 kunjungan ANC cakupan K1 sebesar 405 jiwa atau 97,1% ibu hamil, cakupan

K4 sebesar 392 jiwa atau 94% ibu hamil. Cakupan persalinan yang ditolong oleh

tenaga kesehatan Puskesmas Pattingalloang sebesar 352 jiwa atau 88,6%. Cakupan

KF1 sebesar 352 jiwa atau 88,6% ibu nifas, cakupan KF2 sebesar 342 jiwa atau

85,8% ibu nifas, cakupan KF3 sebesar 339 jiwa atau 85,3% ibu nifas. cakupan KN1

sebesar 348 jiwa atau 100% bayi, cakupan KN2 sebesar 342 jiwa atau 97,9% bayi,

cakupan KN3 sebesar 338 jiwa atau 97,1%. Jumlah peserta KB aktif menurut

metode kontrasepsi yaitu: pil sebesar 50 jiwa, suntik sebesar 210 jiwa, implant

sebesar 262 jiwa, kondom sebesar 5 jiwa, AKDR sebesar 70 jiwa dan MOW

sebesar 6 jiwa (Puskesmas Pattingalloang,2020).

Berdasarkan data diatas yaitu masih tingginya AKI dan AKB sehingga

bidan mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan

yang terfokus pada perempuan maka pengkaji tertarik melakukan asuhan kebidanan

berkelanjutan mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan
4

keluarga berencana serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah

dilakukan.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan mulai dari masa

kehamilan sampai dengan masa KB. Yang didokumentasikan dalam bentuk asuhan

kebidanan berdasarkan Kepmenkes Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan identifikasi data dasar pada Ny” “ mulai dari masa

kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Pattingalloang.

b. Mampu melakukan perumusan diagnosa masalah aktual pada Ny” “ mulai

dari masa kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Pattingalloang

c. Mampu melakukan perumusan diagnosa masalah potensial pada Ny” “

mulai dari masa kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas

Pattingalloang

d. Mampu melakukan tindakan segera/kolaborasi pada Ny” “ mulai dari masa

kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Pattingalloang

e. Mampu melakukan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny” “ mulai

dari masa kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Pattingalloang

f. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny” “ mulai

dari masa kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Pattingalloang


5

g. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny” “ mulai dari masa

kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Pattingalloang

h. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny” “ mulai

dari masa kehamilan sampai dengan masa KB di Puskesmas Pattingalloang


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinauan Umum Tentang Asuhan Berkelanjutan

1. Pengertian asuhan berkelanjutan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada yang mempunyai

kebutuhan / masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, BBL, KB,

kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat (Asry Novianty,

2017).

2. Tujuan Asuhan Berkelanjutan

Mampu melakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan mulai dari masa

hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan keluarga berencana (KB) yang

di dokumentasikan dalam bentuk asuhan kebidanan berdasarkan Kepmenkes

Nomor 938/Menkes/SK/Vlll/2007.

3. Manfaat Asuhan Berkelanjutan

a. Manfaat bagi pengkaji

Dapat diperoleh pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman tentang

penelitian khususnya yang terkait dengan asuhan berkelanjutan.

b. Manfaat Klien dan keluarga

6
7

Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan secra komprehensif yang sesuai

dengan standar pelayanan kebidanan.

c. Manfaat bagi bidan

Meningkatkan kualifikasi bidan tersebut dengan menerapkan model asuhan

kebidanan yang berkelanjutan.

d. Manfaat bagi institusi

Manfaat penelitian ini bagi institusi diharapkan dapat menjadi bahan

pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan melakukan penelitian

lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian di atas.

e. Manfaat bagi tempat penelitian

Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi

pegawai/bidan di Puskesmas Pattingalloang untuk lebih meningkatkan

pelayanan tentang asuhan berkelanjutan.

4. Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Berkelanjutan

a. Bidan berperan sebagai Pelaksana yakni memberikan pertolongan

persalinan dan merujuk pasien apabila terjadi komplikasi.

b. Bidan berperan sebagai pengelola, mengkaji kebutuhan terutama yang

berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta

mengembangkan program pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya bersama

tim kesehatan.

c. Bidan berperan sebagai Pendidik, memotivasi dan memberikan penyuluhan

kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat.


8

d. Bidan berperan sebagai Pengkaji yakni melakukan investigasi atau

pengkajian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun

kelompok.

B. Ruang Lingkup Asuhan Berkelanjutan

1. Tinjauan umum kehamilan

a. Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan pekembangan janin intrauterine

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan prsalinan. Lamanya

kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu)

dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Miftahul Khairoh,dkk.2019).

Kehamilan merupakan penyatuan spermatozoa dan ovum yang

dilanjutkan dengan tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium. Masa

kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Rasida Ning

Atiqoh,2020).

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan

dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi,

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi), pembentukan plasenta, sampai

tumbuh kembang hasil konsepsi (Rasida Ning Atiqoh,2020).

b. Tanda-tanda kehamilan
9

Tanda-tanda kehamilan yang dialami oleh ibu hamil dibagi menjadi

tiga kategori, yaitu tanda tidak pasti hamil, tanda kemungkinan hamil, dan

tanda pasti hamil.

1) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan

a) Rahim membesar.

b) Tanda chadwick,berupa adanya perubahan warna yang terjadi pada

bagian selaput lendir vulva dan juga vagina yang semakin ungu.

c) Tanda hegar,berupa perlukaan pada daerah isthmus uteri, sehingga

daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan

uterus mudah difleksikan. Tanda ini terlihat pada minggu ke-6 dan

menjadi nyata pada minggu ke 7-8.

d) Tanda piscaseck, berupa pembesaran uterus yang tiada merata

hingga dapat terlihat menonjol dibagian uterus yang dekat

implantasi plasenta.

e) Tanda braxton hicks, berupa uterus berkontraksi bila diransang.

f) Tanda goodell’s sign, beruapa serviks yang menjadi lunak.

g) Ballotement,berupa adanya sesuatu yang memantul di uterus

2) Tanda kemungkinan hamil

a) Amenorrhea,ditunjukkan oleh berhentinya siklus menstruasi.

b) Nausea,yaitu enek, emesis yang berarti mual.

c) Miksi, sering buang air kecil.

d) Rasa tergelitik, nyeri tekan, pembengkakan pada payudara.

e) Perubahan warna pada jaringan payudara dan serviks.


10

f) Areola berwarna lebih gelap dan kelenjar-kelenjar disekitar putting

menjadi lebih menonjol.

g) Pica atau mengidam.

h) Pembesaran rahim dan perut.

i) Kontraksi sebentar-sebentar terasa nyeri.

3) Tanda pasti kehamilan

a) Gerakan janin

Gerakan janin dapat dirasakan ibu primigravida pada umur

kehamilan 18 minggu, sedangkan ibu multigravida pada umur usia

kehamilan 16 minggu.

b) Sinar rotgen

Pada pemeriksaan sinar rotgen, terlihat kerangka janin

c) Ultrasonografi (USG)

Dapat terlihat gambaran janin berupa kantong janin, panjang janin,

dan diameter biparietal hingga dapat diperkirakan tuanya

kehamilan dengan menggunakan USG.

d) Palpasi

Dapat dilakukan dengan palpasi menurut leopold pada akhir

trimester II.

e) Detak jantung janin (DJJ)

Dapat diketahui dengan fetal electrocardiograph (pada kehamilan

12 minggu), dengan dopler (kehamilan 12 minggu), dan stetoskop

leanec (kehamilan 18-20 minggu) (Rasida Ning Atiqoh,2020).


11

c. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil

1) System reproduksi

Selama hamil ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis

pada system Reproduksi. Oleh karena itu, perlu di sampaikan pada saat

bidan memberikan pendidikan kesehatan sewaktu ibu melakukan

kunjungan kehamilan, pengenalan perubahan anatomi fisiologi tubuh

selama kehamilan dapat mengadaptasikan ibu terhadap perubahan tersebut.

Sistem Reproduksi ibu salah satu system yang memegang peranan penting

dalam kehamilan. (Dertiwen dan Yati Nurhayati, 2019).

a) Pembesaran uterus disebabkan :

b) Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembulu darah,

c) Hyperplasia dan hipertrofi

d) Perkembangan desidua.

Tabel 2.1 perbedaan uterus normal dan uterus hamil

Uterus Normal Uterus Hamil

Berat 30 gr Berat : pada 40 minggu ,menjadi


1000 gram

Ukuran :7-7,5 cm x 5,2 diatas cm Ukuran: 20 cm x 5,2 cm x 2,5 cm


x2,5 cm

Bentuk: alfokat Bentuk: 4 bulan =˃ bulan akhir


hamil =˃ lonjong telur

Besar: telur ayam Besar: 8 minggu =˃ telur bebek. 12


minggu: telu angsa (TFU teraba
diatas simpisis) tanda hegar: simus
panjang dan lebih lunak.
12

16 minggu: sebesar kepala bayi


atau tinju orang dewasa

(sumber : Dartiwen dan Yati Nurhayati, 2019).

Tabel 2.2 Tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan

1/3
di atas simfisis 12 minggu

½ 16 minggu
antara simfisis-pusat
2/3
di atas simfisis 20 minggu

Setinggi pusat 24 minggu


1/3
di atas pusat 28 minggu
½
antara pusat-prosesus xifoideus 32 minggu

Setinggi prosesus xifoideus 36 minggu

2 jari (4 cm) dibawah prosesus xifoideus 40 minggu

(Sumber : Dartiwen dan Yati Nurhayati, 2019)

Gambar 2.1: Perubahan TFU Selama Hamil


13

(Sumber: Dartiwen dan Yati Nurhayati 2019)

2) Serviks uteri

a) ikat pada serviks (banyak mengandung kolagen) lebih banyak dari

jaringan otot yang hanya 10 %.

b) Estrogen meningkat, bertambanya hipervaskularisasi serta

meningkatkan suplai darah maka konsistensi serviks menjadi lunak

dan disebut tanda goodell.

c) Peningkatan aliran darah uterus dan limpe mengakibatkan kongesti

panggul dan oedema. Sehingga uterus,serviks dan itmus melunak

secara progressif dan serviks menjadi kebiruan. Pada post partum

servik menjadi berlipat-lipat dan tidak menutup.

Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan-penurunan

lebih lanjut dari konsentrasi kolagen.Proses perbaikan serviks terjadi

setelah persalinan hingga siklus kehamilan yang berikutnya akan

berkurang (Dartiwen dan Yati nurhayati, 2019).

3) Vulva dan vagina


14

Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak

lebih merah dan agak kebiruan (livide) disebut tanda Chadwick. Vagina

membiru karena pelebaran pembuluh darah, Ph 3,5-6 merupakan akibat

meningkatnya produksi asam laktat karena kerja edematous,

hypertrophy, lebih sensitif meningkat seksual terutama triwulan III.

Warna kebiruan disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja

hormon progesteron ( Dartiwen dan Yati Nurhayati,2019).

4) Ovarium

Pada trimester III korpus luteum graviditatum suda mulai tidak

berfungsi, karena oleh plasenta yang telah terbentuk (Febrianti dan

Aslina, 2019).

5) Payudara

a) Membesar dan tegang disebabkan hormon sumatomamotropin,

estrogen, dan progesteron.

b) Estrogen: mempengaruhi hipetrofi sistem saluran.

c) Progesteron: menambah sel-sel asinus pada mammae.

d) Glandula Montgomery jelas menonjol pada permukaan areola

mammae.

e) Hamil 12 minggu ke atas, dari putting susu keluar cairan berwarna

agak jernih (colostrum), setelah partus agak kental dan agak

kuning.

f) Pada trimester III pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran

payudara semakin meningkat (Elisabeth, 2019).


15

6) Sistem endokrin

a) HCG (Hormone Corionic Gonaditropic)

Gonadotropin kronik manusia (HCG) yang disekresi oleh sel

trofoblas dari plasma untuk mempertahankan kehamilan. HCG

meningkat 8 hari setelah ovulasi (9 hari setelah puncak LH

pertengahan siklus). Selama 6-8 minggu kehamilan HCG

mempertahankan corpus luteum untuk memperoduksi estrogen dan

progesteron dan selanjutnya akan diambil alih oleh plasenta

(Irianti,dkk, 2018).

b) HPL (Hormone plasenta lagtogene)

Lagtogen plasenta manusia (HPL) dihasilkan oleh plasenta. Pada

kehamilan cukup bulan HPL meningkat 10% dari produksi protein

plasenta. HPL bersifat diabetogenik. Sehingga kebutuhan indulin

wanita hamil naik (Irianti,dkk,2019)

c) Prolaktin

Prolaktin meningkat selama kehamilan sebagai respon tahap

estrogen. Fungsi prolakin adalah perangsang produksi susu. Pada

trimester III prolaktin yang disekresi oleh hipofisi janin merupakan

pertumbuhan adrenal janin yang penting (Irianti,dkk,2018)

d) Estrogen

Estrogen dihasilkan dalam hati janin dan paling banyak dalam

kehamilan manusia. Menyebabkan pertumbuhan baik ukuran

maupun jumlah sel. Menyebabkan penebalan endometrium

sehingga ovum yang tertahan dapat tertanam. Sampai minggu ke-6


16

dan ke-7 kehamilan sumber utamanya adalah ovarium. Setelah itu

plasenta memainkan peran utama. Fungsi progesteron adalah

mencegah abortus spontan, mencegah kontraksi rahim,

menginduksi beberapa kekebalan tubuh untuk hasil konsepsi

(Irianti,dkk,2019).

e) Progesteron

Peningkatan seksresi, mengendurkan otot-otot halus. Menyebabkan

penebalan endometrium sehingga ovum yang dibuahi dapat

tertanam. Menjaga peningkatan suhu basal ibu. Merangsang

perkembangan sistem olveolar payudara. Fungsi progesteron

adalah mencegah abortus spontan, kontraksi rahim, menginduksi

beberapa kekebalan tubuh untuk hasil konsepsi (Irianti,dkk,2019).

7) Sistem kekebalan

Imunisasi sebagai salah satu presentif untuk mencegah penyakit

melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus diberikan secara terus-

menerus, menyeluruh dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu

memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan.

Pada hakikatnya, kekebalan tubuh dapat memiliki secara aktif maupun

pasif. Keduanya dapat diperoleh secara alamih maupun buatan kekebalan

pasif yang didapatkan secara alamih adalah kekebalan yang didapatkan

secara transplasenta, yaitu antibody diberikan ibu kandungnya secara pasif

melalui plasenta kepada janin yang dikandungnya. Semua bayi yang

dilahirkan memiliki sedikit atau banyak antibody dari ibu kandungnya.

Kekebalan pasif buatan adalah pemberian antibody yang sudah disiapkan


17

dan dimasukkan kedalam tubuh anak. Seperti pada bayi baru lahir dari ibu

yang mempunyai HbsAg (Dartiwen dan Yati Nurhayati,2019)

8) Sistem perkemihan

Pembesaran ureter kiri dan kanan dipengaruhi oleh hormone

progesteron, tetapi kanan lebih membesar karena uterus lebih sering

memutar ke kanan hidroureter dextra dan pielitis dextra lebih sering.

Poliuria karena peningkatan filtrasi. Trimester III, bila kepala janin mulai

turun ke PAP keluhan sering kencing timbul lagi karena kandung kencing

tertekan.

9) Sistem penafasan

Ibu hamil usia kehamilan ˃ 32 minggu seringkali merasakan sesak

nafas, hal ini terjadi karena uterus yang membesar menekan diafragma.

Diafragma akan naik ± 4 cm, melebar kesamping 5-7 cm, dan sudut tulang

kosta melebar dari 63o menjadi 103o. kapasitas total perut turun ± 5%.

Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat 20%, ibu

hamil harus bernafas lebih dalam dan bagian bawah torak melebar ke

samping. Respirasi menjadi 14-15 x/menit. Peningkatan progesteron

menyebabkan hiperventilasi sehingga sensitivitas terhadap CO 2 meningkat

(bermanfaat untuk menjaga kestabilan asam basa). Sensitivitas ibu

terhadap CO2 menyebabkan konsentrasi CO2 dialveolar rendah sehingga

kadar CO2 di darah ibu jauh lebih rendah (Yuliani,dkk,2017)

10) Sistem pencernaan

Peningkatan hormon estrogen mengakibatkan terdapat perasaan

enek (nausea). Gejala muntah (emesis) dijumpai pada bulan pertama


18

kehamilan yang terjadi pada pagi hari (morning sickness). Emesis yang

berlebihan (hiperemesis gravidarum) merupakan situasi patologis. Tonus

otot-otot traktus digestivus menurun, motilitas seluruh traktus digestivus

menurun sehingga makanan lama berada di usus. Hal ini baik untuk

reabsorbsi, tetapi menyebabkan obstipasi karena penurunan tonut otot-otot

traktus digestivus (Elisabeth,2019)

11) Sistem moskuloskeletal

Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada

kehamilan normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus

membesar. Lordosis menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai

bawah. Mobilitas sendi sakroiliaka sakro coksigeal dan sendi pubis

bertambah besar dan karena itu menyebabkan rasa tidak nyaman pada

punggung bagian bawah. Khususnya pada akhir kehamilan. Berat uterus

dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat gaya tarik bumi dan

gravitasi bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang akan berubah bentuk

untuk mengimbangi pembesaran abdomen dan menjelang akhir kehamilan

banyak wanita yang memperlihatkan postur tubuh yang khas (lordosis).

Kemudian juga jaringan ikat pada persendian panggul akan melunak dan

mempersiapkan persalinan (Dartiwen dan Yati Nurhayati,2019).

12) Sistem kardiovaskuler

Curah jantung meningkat 30% pada minggu ke-10 kehamilan.

Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat

terjadinya penurunan dalam parifer vaskuler resistance yang disebabkan

oleh pengaruh peregangan otot halus oleh progesteron. Hipetropi atau


19

dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume

darah dan curah jantung.

13) Sistem integument

Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanisme

menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integument

selama masa kehamilan. Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan

ketebalan kulit dan lemak sub dermal. Hiperpigmentasi, partumbuhan

rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan kelenjar

sebasea. Peningkatan sirkulasi dan aktivitas. Jaringan elastis kulit mudah

pecah menyebabkan striae gravidarum.

Akibat peningkata kadar hormon estrogen dan progesteron, kadar

MSH pun meningkat, terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh MSH dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum lipid atau

alba areola mamae, papilla mamae, linnea nigra, pipi (cloasma

gravidarum), setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan hilang (Dartiwen

dan Yati Nurhayati,2019).

14) Berat badan dan indeks masa tubuh

Berat badan wanita hamil akan mengalami kenaikan sekitar 6,5-

16,5 kg. kenaikan berat badan ini disebabkan oleh janin, urine, air ketuban,

uterus, payudara, kenaikan volume darah, protein dan retensi urine

(Yuliani,dkk,2019).

d. Perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan


20

1) Perubahan psikologi pada trimester III

Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi

sebagai makhluk yang terpisah sehingg ia tidak sabar menanti kehadiran

ssang bayi. Ada perasaan cemas mengingat bayinya dapat lahir kapanpun.

Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara memperhatikan dan

menunggu tanda dan gejala persalinan muncul (Dartiwen dan Yati

Nurhayati,2019).

e. Kebutuhan fisik ibu hamil

1) Oksigen

Kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat kira-kira 20% sehingga

untuk memenuhi kebutuhannya ibu hamil harus bernafas lebih dalam dan

bagian bawah thoraxnya juga melebar ke sisi. Pada kehamilan 32 minggu

ke atas usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma

sulit bergerak dan tidak jarang ibu hamil mengeluh sesak nafas dan nafas

pendek (Dartiwen dan Yati Nurhayati,2019).

Untuk mencegah hal tersebut maka ibu hamil perlu

a) Tidur dengan posisi miring

b) Latihan pernafasan dengan senam hamil


21

c) Tidur dengan bantal yang tinggi

d) Usahan berhenti makan sebelum kenyang

e) Hentikan merokok

f) Konsultasikan ke dokter jika ada gangguan pada sistem respirasi

2) Nutrisi

Dalam masa kehamilan kebutuhan zat gizi akan meningkat. Hal ini

di perlukan untuk memenuhi tumbuh kembang janin. Pemeliharaan

kesehatan ibu dan persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin. Selama

kehamilan terjadi peningkatan kalori sekitar 80.000 kkal sehingga

dibutuhkan penambahan kalori sebanyak 300 kkal/hari.

3) Personal hygiene

Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan terutama perawatan

kulit. Pada masa kehamilan fungsi ekskresi dan keringat biasanya

bertambah. Penting juga diperhatikan saat hamil ialah terjadinya karies

yang berkaitan dengan emesis dan hiperemsis gravidarum.

4) Pakaian

Pakaian yang dikenakan harus nyaman, longgar, bersih dan tidak

ada ikatan yang ketet pada daerah perut. Selain itu, dianjurkan untuk

memakai sepatu yang haknya tidak terlalu tinggi karena titik berat wanita

berubah (Mandang,dkk,2019).

5) Eliminasi
22

Wanita dianjurkan untuk defekasi teratur dengan mengonsumsi

makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran. Selain itu,

perawatan perineum dan vagina dilakukan setelah BAK/BAB dengan cara

membersihkan dari bagian depan ke belakang, menggunakan pakaian

dalam dari bahan katun, sering mengganti pakaian dalam dan tidak

melakukan dounhing/pembilasan (Dartiwen dan Yati Nurhayati,2019).

6) Seksual

Hubungan seksual tidak dilarang dalam kehamilan, kecuali pada

keadaan-keadaan tertentu, seperti:

a) Terdapat tanda-tanda infeksi

b) Sering terjadi abortus/premature

c) Terjadi perdarahan pervagina pada saat koitus

d) Pengeluaran cairan (air ketuban) yang mendadak

Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda sebelum kehamilan

16 minggu dan pada hamil tua, karena akan merangsang kontraksi

(Dartiwen dan Yati Nurhayati,2019).

7) Mobilisasi

Wanita pada masa kehamilan boleh melakukan pekerjaan seperti

yang bisa dilakukan sebelum hamil dengan syarat pekerjaan tersebut

masing bersifat ringan dan tidak menganggu kesehatan ibu dan janin

seperti radiasi dan mengangkat beban yang berat (Dartiwen dan Yati

Nurhayati,2019).

8) Istirahat/tidur
23

Ibu hamil harus cukup istirahat yaitu tidur malam ± 8 jam dan tidur

siang ± 1 jam. Kemudian tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak, dan

panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pinsang

(Yuliani,dkk,2017).

9) Imunisasi

Imunisasi tetanus tekxoid untuk melindungi bayi terhadap penyakit

tetanus neonatorum. Imunisasi ini dilakukan pada trimester I/II pada

kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan

penyuntikan secara IM dengan dosis 0,5 ml (Dartiwen dan Yati Nurhayati,

2019).

Gambar 2.2: Imunisasi Pada Ibu Hamil

(sumber: Dartiwen dan Yati Nurhayati,2019)

Tabel 2.3: Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Texoid


24

Antigen Selang waktu Lama perlindungan Dosis


pemberian

TT1 Pada kunjungan - 05 cc


antenatal pertama

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 0,5 cc

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 0,5 cc

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 0,5 cc

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun 0,5 cc

(Sumber: Dartiwen dan Yati Nurhayati,2019)

10) Memantau kesejahteraan janin

Pemantauan kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan:

a) Pengukuran tinggi fundus (TFU)

b) Pemantauan gerakan janin

c) Amniocintesis

d) USG

e) DJJ

f) Non Stres Test (NST)

g) Oxytosin Challenge Test (OCT)

11) Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan

persalinan dan kelahiran. Relaksasi selama kontraksi sangat penting

untuk mengurangi tekanan abdomen pada uterus dan ibu merasa lebih

nyaman.

f. Kebutuhan psikologi ibu hamil Trimester III

1) Dukungan keluarga
25

Dukungan selama kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang.

Wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu

yang baru pertama kali hamil. Ibu akan merasa tenang dan nyaman dengan

adanya dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekat.

Dukungan keluarga senantiasa diperlukan agar kehamilan dapat

berjalan dengan lancar.

a) Memberikan dukungan kepada ibu untuk menerima kehamilannya

b) Memberikan kepada ibu untuk menerima dan mempersiapkan peran

sebagai ibu

c) Memberikan dukungan kepada ibu untuk menghilangkan rasa takut

dan cemas terhadap persalinan

d) Memberikan dukungan kepada untuk menciptakan hubungan yang

kuat antara ibu dan anak yang dikandungnya melalaui perawatan

kehamilan dan persalinan dengan baik

e) Menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima kehadiran anggota

keluarga baru.

2) Dukungan dari tenaga kesehatan

Bidan memiliki peran penting dalam mendukung wanita selama

kehamilan dan melahirkan. Area penting dukungan kebidanan yang di

identifikasi oleh wanita adalah:

a) Komunikasi yang baik

b) Keterampilan mendengar yang baik

c) Menciptakan hubungan saling percaya

d) Menjelaskan tentang fisiologi kehamilan


26

e) Menyakinkan ibu bahwa bidan siap membantu

f) Menyakinkan bahwa ibu akan menjalani kehamilannya dengan baik

g) Mengurangi stres yang menghasilkan kepercayaan diri lebih besar,

penurunan kecemasan, penurunana ketakutan dan perasaan positif

terhadap kelahiran

h) Dapat meningkatkan kepuasan terhadap asuhan dan komunikatif

i) Menurunkan nyeri pada saat persalinan

3) Rasa aman dan nyaman

Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya alah

ayah sang anak. Semakin banyak bukti yang menunjukan bahwa wanita

yang diperkirakan dan dikasihi pasangannya selama kehamilannya, akan

lebih menunjukan lebih sedikit gejala emosi dan fisik. Lebih sedikit

mengalami komplikasi persalinan dan lebih mudah melakukan

penyesuaian selama masa nifas. Ada dua kebutuhan utama yang

ditunjukan wanita selama hamil, pertama menerima tanda-tanda bahwa ia

dicintai dan dihargai, kedua merasa yakin akan menerima pasangannya

terhadap san anak dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan

memberikan kehamilan yang sehat (Dartiwen dan Yati Nurhayati,2019).

4) Persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua

a) Persiapan persalinan dan kelahiran

Secara fisik dan psikologi seorang ibu hamil pada akhir

kehamilannya memerlukan adaptasi yang sangat besar terhadap

perubahan peran dari seorang ibu untuk menghadapi persalinan dan

kelahiran bayinya. Dikhawatirkan pada saat proses persalinan


27

terdapat komplikasi. Begitu pula pada saat kelahiran bayi seorang

wanita terutama pertama kali melahirkan ada kekhawatiran

ketidakmampuan mengurus dan membesarkan bayinya (Dartiwen

dan Yati Nurhayati,2019).

b) Persiapan menjadi orang tua

Wanita yang sedang hamil biasanya banyak berkhayal mengenai

peran baru yang akan disandangnya pada saat menjadi ibu.

Kesiapan seorang wanita untuk menyandang peran yang sangat

berbeda dengan peran sebelumnya sangatlah penting. Jika tidak,

calon ibu akan mengalami konflik yang berkepanjangan ketika

hamil. Di satu pihak ada keinginan menggebu-gebu untuk segera

menimang bayi. Di lain pihak, ada ketakutan yang sangat besar

terhadap peran yang masih awam pada dirinya (Yulianti,dkk,2019).

5) Persiapan keadaan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi

Pada periode ini wanita dan keluarga menanti kehadiran bayinya

sebagai bagian dari dirinya. Pada saat ini ibu dan keluarga akan:

a) Memilih nama sebagai aktivitas yang dilakukan dalam

mempersiapkan kehadiran bayi.

b) Mengikuti penyuluhan-penyuluhan kesehatan yang berkaitan dalam

rangka mempersiapkan kelahiran.

c) Persiapan menjadi orang tua/ibu.

d) Membuat atau membeli pakaian bayi.

e) Mengatur ruangan.
28

6) Promosi dan dukungan keluarga pada ibu menyusui

Persiapan psikologis untuk ibu menyusui berupa sikap ibu

dipengaruhi oleh faktor-faktor.

a) Adat istiadat/kebiasaan-kebiasaan menyusui di daerah masing-

masing

b) Pengalaman menyusui sebelumnya/pengalaman menyusui didalam

keluarga

c) Pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan yang diinginkan atau

tidak

d) Dukungan dari tenaga kesehatan, teman atau kerabat dekat

7) Persiapan sibling

Kehadiran seorang adik yang baru merupakan krisis utama bagi

seorang anak. Anak sering mengalami perasaan kehilangan atau merasa

cemburu karena digantikan oleh adiknya yang baru. Beberapa faktor yang

mempengaruhi respon seorang anak adalah umur, sikap orang tua, peran

ayah, lama waktu berpisah dengan ibu peraturan kunjungan di rumah sakit

dan bagaimana anak itu dipersiapkan untuk suatu perbuatan.

Usia dan tingkat perkembangan anak mempengaruhi respon

mereka. Oleh karena itu, persiapan harus memenuhi kebutuhan setiap

anak. Anak yang berusia kurang dari 2 tahun menunjukan minat kecil

terhadap kehamilannya. Baik anak lebih tua, pengalaman ini akan

mengurangi rasa takut dan konsep yang salah. Dengan diberikan

penjelasan dan pengertian anak biasanya tidak akan merasa disisihkan dan
29

akan merasa senang dengan kehadiran adiknya yang bisa dijadikan teman

(Mandang,dkk,2019).

g. Tanda bahaya dalam kehamilan

1) Perdarahan pervaginam

Pada kehamilan lanjut yaitu perdarahan yang terjadi pada usia

kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi lahir. Perdarahan

setelah 22 minggu biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya. Perdarahan

ante partum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta,

perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut dua kondisi yang

mengancam jiwa adalah plasenta previa dan solusio plasenta (Mandang,

dkk,2016).

2) Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah

sakit kepala yang hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala pre

eklampsia (Dartiwen dan Yati Nurhayati,2019).

3) Nyeri perut yang hebat

Keluhan nyeri perut dapat merupakan penyakit atau komplikasi

yang fatal. Keadaan ini dapat terjadi pada kehamilan muda kurang dari 22

minggu atau kehamilan lanjut lebih dari 22 minggu. Selama masa

kehamilan nyeri perut hebat dapat menunjukan kehamilann ektopik pre

eklampsia persalinan premature, solution plasenta, abortus (Mandang,

dkk,2016).
30

4) Mual dan muntah berlebihan

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang

wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual bisa terjadi

pada pagi hari, tetapi dapat pula setiap saat dan malam hari (Mandang,dkk,

2016).

5) Demam yang tinggi

Ibu hamil menderita demam dengan suhu tubuh lebih dari 380C

dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat

merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan (Dartiwen dan Yati

Nurhayati,2019).

6) Bengkak pada wajah, kaki dan tangan

Oedema adalah penimbunan cairan yang berlebihan dalam jaringan

tubuh dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan

kaki, jari tangan dan muka (Mandang,dkk,2016).

7) Gerakan janin berkurang

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 18-20

minggu pada kehamilan yang pertama, dan usia kehamilan 16-18 minggu

pada kehamilan berikutnya. Salah satu pedoman yang dapat diterima untuk

menghitung gerakan janin ialah 10 gerakan dalam periode 12 jam. Artinya

jika bayi bergerak kurang 10 kali dalam 24 jam ini menunjukan adanya

sesuatu yang patologis pada bayi tersebut (Mandang,dkk,2016).

8) Keluar air ketuban sebelum waktunya


31

Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22

minggu, ketuban dikatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses

persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada

kehamilan aterm (Mandang,dkk,2016).

9) Penglihatan kabur

Perubahan penglihatan atau pandangan kabur atau terbayang.

Melihat bintik-bintik (spot). Berkunang-kunang dapat menjadi tanda pre

eklampsia (Yuliani,dkk,2017).

10) Kejang

Pada umumnya kejang di dahului oleh makin memburuknya

keadaan dan terjadi gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri uluh hati

sehingga muntah. Secara normal ibu merasakan adanya gerakan janin pada

bulan ke-5 atau bulan ke-6 usia kehamilan. Namun pada beberapa ibu

mungkin merasakan gerakan janin lebih awal (Mandang,dkk,2019).

Gambar 2.3 : Tanda Bahaya Kehamilan


32

(Sumber :Sundari,L, 2017)

h. Ketidaknyamanan pada Trimester III dan cara mengatasinya

Tabel 2.4 : Ketidaknyamanan Pada Trimester III Dan Cara Mengatasinya

No Ketidaknyamanan Cara mengatasinya

1 Sering buang air a. Kurangi asupan karbohidrat murni dan


kecil makanan yang mengandung gula
b. Batas minum kopi, teh dan soda

2 Hemoroid a. Makanan yang berserat, buah dan sayuran


serta banyak minum air putih dan sari buah
b. Lakukan senam hamil untuk mengatasi
hemoroid
c. Jika hemoroid menonjol keluar, oleskan
lotion witch hazel

3 Keputihan a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap


hari
b. Memakai pakaian dalam dari bahan katun
dan mudah menyerap
c. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan
buah dan sayur
33

4 Sembelit a. Minum air 3 liter tiap hari terutama air


putih dan sari buah
b. Makan makanan yang kaya serat dan juga
minum minuman vitamin C
c. Lakukan senam hamil
d. Membiasakan buang air besar secara teratur

5 Sesak nafas a. Jelaskan penyebab fisiologisnya


b. Merentangkan tangan diatas kepala serta
menarik nafas panjang
c. Mendorong postur tubuh yang baik

6 Ligamentum a. Beri penjelasan mengenai penyebab nyeri


rotundum b. Tekuk lutut kearah abdomen
c. Mandi dengan air hangat
d. Gunakan sebuah bantal untuk menopang
uterus dan bantal laninnya letakkan diantara
lutut sewaktu posisi berbaring miring

7 Perut kembung a. Hindari makanan yang mengandung gas


b. Mengunyah makanan secara teratur
c. Lakukan senam secara teratur

8 Pusing/sakit kepala a. Bangun secara perlahan dari posisi tidur


b. Hindari berbaring dalam posisi terlentang

9 Sakit punggung a. Posisi atau sikap tubuh yang baik selama


atas dan bawah melakukan aktivitas
b. Hindari mengangkat barang berat
c. Gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung

(sumber: Dartiwen dan Yati Nurhayati,2019)

i. Antenatal Care
34

1) Pengertian ANC

ANC adalah asuhan dan pengawasan sebelum anak lahir, jadi

pengawasan dalam kehamilan lebih ditujukan kepada ibu. Antenatal

care: pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Obstetri,2018)

2) Tujuan ANC

a) Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang bayi.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yag

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat ibu dan bayi dengan trauma seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas dengan normal dan pemberian

ASI ekslusif berjalan

f) Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal (Yulianti,dkk,2017).

3) Standar asuhan kehamilan


35

Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan kunjungan antenatal

komprehensif yang berkualitas minimal 8 kali selama kehamilan

dengan minimal 1 kali kunjungan diantara suami/keluarga.

Tabel 2.5 : Rincian Kunjungan Antenatal

Trimester Jumlah kali Waktu kunjungan yang dianjurkan


kunjungan minimal

Trimester I 1x ˂ 16 minggu

Trimester II 2x 24-28 minggu

Trimester III 5x 30-32 minggu


36-38 minggu
(Sumber: WHO,2016)

4) Asuhan standar minimal 10T

Sesuai dengan kebijakan Kementrian Kesehatan, pelayanan

antenatal ibu hamil diupayakan agar memenuhi standar kualitas “10T”

yaitu:

a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

Berat badan diukur setiap ibu datang atau berkunjung untuk

mengetahui kenaikan BB atau penurunan BB. Kenaikan BB normal

ibu hamil rata-rata 6,5 kg-16 kg. Tinggi badan diperiksa sekali pada

saat ibu hamil datang pertama kali kunjungan, dilakukan untuk

mengkategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran ˂145 cm.

b) Pengukuran tekanan darah


36

Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui

standar tinggi atau rendah . Deteksi tekanan darah yang cenderung

naik diwaspadai adanya gejala kearah hipertensi dan pre

eklampsia.Tekanan normal berkisar systole/diastole 110/80-120/80

mmHg.

c) Pengukuran tinggi fundus uteri

Tabel 2.6 : Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Umur kehamilan Fundus uteri (TFU)

16 minggu ½ pusat-SOP

20 minggu Dibawah pinggir pusat

24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 3 jari atas pusat

32 minggu ½ pusat-proc. Xiphoideus

36 minggu 1 jari bawah proc. Xiphoideus

40 minggu 3 jari bawah proc. Xiphoideus


(Sumber: Yuliani,dkk,2017)

d) Pemberian imunisasi TT

Tabel 2.7: Rentang Waktu Pemberian Imunisasi TT

Imunisasi Selang waktu Lama perlindungan


minimal

TT1 Langkah awal pembentukan kekebalan


tubuh terhadap penyakit tetanus

TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun


37

TT4 12 bulan setelah 10 tahun


TT3

TT5 12 bulan setelah Kurang dari 25 tahun


TT4
(Sumber: Yuliani,dkk,2017)

e) Pemberian tablet penambah darah

Pemberian tablet penambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi

kebutuhan ibu hamil, karena pada masa hamil kebutuhannya

meningkat seiring dengan pertumbuhan janin.

f) Test terhadap penyakit menular seksual/ VDRL (Veneral Desease

Research Laboratory). Pemeriksaan VDRL adalah untuk

mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular seksual,

antara lain syphilis.

g) Pelaksanaan temu wicara ( pemberian komunikasi interpersonal

dan konseling, termasuk keluarga berencana). Tenaga kesehatan

memberikan penjelasan mengenai perawatan kehamilan,

pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusui dini

(IMD) , nifas, perwatan bayi baru lahir, ASI ekslusif, keluarga

berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan pada

ibu hamil secara bertahap pada saat kunjungan kehamilan.

h) Tes/ pemeriksaan Hb
38

Jenis pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang

pertama, lalu pemeriksaan lagi dilakukan menjelang persalinan. Hb

adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.

i) Tes/pemeriksaan protein urine

Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam

urine ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3%

ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki

oedema. Pemeriksaan protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil

kearah preeklampsia.

j) Tes reduksi urine

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan

indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada

keluarga ibu dan suami (Yuliani,dkk,2019).

2. Tinjauan umum persalinan normal

a. Pengertian persalinan normal

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan

lahir atau bukan jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (Rukiyah,

dkk, 2019).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau

uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau jalan

lain (Sulis Dian,dkk. 2019).


39

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik

pada ibu maupun pada janin (Elisabeth Sri Walyani, dkk,2018).

b. Jenis-jenis persalinan normal

Dua jenis persalinan berdasarkan bentuk persalinan dan menurut usia

kehamilan:

Berdasarkan bentuk persalinan yaitu:

1) Persalinan spontan adalah proses persalinan yang berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri. Pengertian persalinan, melalui jalan lahir ibu

tersebut.

2) Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga luar

misalnya ekstraksi forsep atau dilakukan operasi section caesaria.

3) Persalinan Anjuran adalah persasalinan yang tidak dimulai dengan

sendirinya, tatapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian

pitocin, atau prostaglandin (Sulis Dian,dkk. 2019).

Jenis persalinan menurut usia kehamilan:

1) Abortus

Pengeluaran buah kehamilan sebelum usia kehamilan 22 minggu atau bayi

dengan berat badan kurang dari 500 gram.

2) Partus immaturus

Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 22 minggu sampai 28

minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
40

3) Partus prematur

Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 28 minggu dan 37

minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan kurang dari

2500 gram.

4) Partus matur atau partus aterm

Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 37 minggu dan 42

minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gram atau lebih.

5) Partus post term atau post matur

Pengeluaran buah kehamilan lebih dari 42 minggu (Sulis Dian,dkk. 2019).

c. Teori dan sebab-sebab persalinan normal

Terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti sehingga

menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya

persalinan perlu diketahui bahwa ada dua hormon yang dominan pada saat

hamil, yaitu:

1) Estrogen

a) Meningkatkan sensitivitas otot rahim

b) Memudahkan penerimaan ransangan dari luar seperti ransangan

oksitosin, ransangan prostaglandin dan rangsangan mekanik

2) Progesterone

1) Menurunkan sensivitas otot rahim

2) Menyulitkan penerimaan ransangan dari luar seperti ransangan

oksitosin, ransangan prostaglandin dan rangsangan mekanik


41

3) Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi (Sulfianti,dkk 2020).

Teori tentang penyebab persalinan:

1) Teori peregangan

a) Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu

b) Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan

dapat dimulai

c) Contoh pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan

tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan

2) Teori penurunan progesterone

a) Proses penuaan plasenta mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana

terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami

penyempitan dan buntu.

b) Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim

menjadi lebih sensitif terhadap oksitosin.

c) Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat

penurunan progesterone tertentu.

3) Teori oksitosin internal

a) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hopofisi parst posterior

b) Perubahan keseimbangan esktrogen dan progesterone dapat mengubah

sensivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.

c) Menurunnya konsentrasi akibat tuanya kehamilan, maka oksitosin

dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.

4) Teori prostaglandin
42

a) Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur 15 minggu, yang

dikeluarkan oleh desidua.

b) Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan

kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.

c) Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu persalinan.

5) Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis

a) Teori menunjukan pada kehamilan dengan anencephalus sering terjadi

kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.

b) Malpar pada tahun 1993 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya

kehamilan kelinci berlangsung lebih lama.

c) Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan terdapat hubungan

antara hipotalamus dengan mulainya persalinan.

d) Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan

(Sulfianti,dkk 2020).

d. Tahapan persalinan normal

Tahapan persalinan terdiri atas kala I (kala pembukaan), kala II (kala

pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala

pengawasan / observasi/pemulihan).

1) Kala I

a) Fase laten : dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaannya

kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung kurang dari 8 jam.


43

b) Fase aktif : berlangsung sampai 7 jam, serviks membuka dari 4 cm

sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi menjadi 3 fase

yaitu :

 Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4

cm.

 Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

 Fase deselarasi : pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu

2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

Proses diatas terjadi pada primigravida ataupun multigravida

,tetapi pada multigravida memiliki jangka waktu yang lebih pendek.

Pada primigravida , kala I berlangsung ± 12 jam, sedangkan pada

multigravida ± 8 jam.

Gambar 2.4: Dilatasi Serviks

(sumber : Mutmainnah, dkk, 2019)


44

2) Kala II

Gejala utama kala II adalah sebagai berikut:

a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50-

100 detik.

b) Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan

mengejan akibat tertekannya pleksus frankenhauser.

d) Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi

sehingga terjadi

 Kepala membuka pintu

 Sub occiput bertindak sebagai hopomoglion, kemudian searah

berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, serta

kepala seluruhnya.

e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu

penyesuaian kepala pada punggung.

f) Setelah putaran luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan

cara:

 Kepala dipegang pada os occiput dan dibawah dagu, kemudian

ditarik dengan menggunakan cunam kebawah untuk melahirkan

bahu depan dan ke atas untuk melahirkan bahu belakang.

 Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan

bayi.

 Bayi lahir diikuti air sisa ketuban


45

g) Lamanya kala II untuk primigravida 1,5-2 jam, multigravida 1 jam.

Gambar 2.5 :Kala II Persalinan

(sumber : Anonim, 2016

Tabel 2.8 : lamanya persalinan

Lamanya persalinan

Uraian primipara Multipara

Kala I 13 jam 7 jam

Kala II 1 jam ½ jam

Kala III ½ jam ¼ jam

Total 14 ½ jam 7 ¾ jam


( Sumber: Nila Trisna Yulianti,dkk,2019)
46

3) Kala III

Setelah kala III, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10

menit. Melalui kelahiran bayi, plasenta sudah mulai terlepas pada lapisan

Nitabisch karena sifat reaksi otot rahim. Dimulai segera setelah bayi lahir

sampai plasenta lahir, yang berlangsung kurang lebih dari 30 menit.

Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-

tanda:

a) Uterus menjadi bundar.

b) Uterus cenderung keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah

rahim.

c) Tali pusat bertambah panjang.

d) Terjadinya semburan darah secara tiba-tiba.

Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede pada

fundus uteri. Biasanya plasenta terlepas dalam 6-15 menit setelah bayi

lahir.

Gambar 2.6 : Kala III pengeluaran plasenta

(sumber : Mutmainnah, dkk, 2019)


4) Kala IV
47

Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam

postpartum. Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena

perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Darah

yang keluar selama perdarahan harus ditakar sebaik-baiknya. Kehilangan

darah pada saat persalinan biasanya disebabkan karena luka pada saat

pelepasan plasenta dan robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata

jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250 cc, biasanya 100-300

cc jika perdarahan lebih dari 500 cc,maka sudah dianggap abnormal, dengan

demikian harus dicari penyebabnya (Sabrina Dwi Prihartini,2018).

e. Mekanisme persalinan normal

Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin yang

mengakomodasi diri terhadap panggul ibu yang mengandalkan posisi, bentuk

panggul, serta presentase jalan lahir.

1) Engagement

Terjadi ketika diameter terbesar dari presentasei bagian janin ( biasanya

kepala) telah memasuki PAP, pada primipara terjadi pada bulan terakhir

tetapi pada multipara biasanya terjadi pada permulaan persalinan.

Masuknya kepala melintasi PAP dapat terjadi dalam 2 keadaan yaitu

sinklitismus (apabila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang

PAP), sedangkan asinklitismus (apabila arah sumbu kepala janin miring

dengan bidang PAP).

Majunya kepala pada primigravida terjadi setelah kepala masuk dalam

rongga panggul, sebaliknya pada multipara masuknya kepala kedalam


48

rongga panggul terjadi bersamaan dengan gerakan lain seperti flexi,

putaran paksi dalam dan ekstensi.

2) Penurunan (Descent)

Selama kala I persalinan, kontraksi dan retraksi otot uterus memberikan

tekanan pada janin untuk turun. Proses ini dipercepat dengan pecah

ketuban dan upaya ibu untuk mengejan.

3) Fleksi

Dengan majunya kepala, biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun

kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Fleksi disebabkan karena janin

didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas

panggul sehingga menyebabkan fleksi. Begitu penurunan menemukan

tahanan dari pinggir PAP, maka akan terjadi fleksi sehingga Ubun-Ubun

Kecil (UUK) lebih rendah dari Ubun-Ubun Besar (UUB).

4) Internal Rotation (Putaran Paksi Dalam)

Putaran paksi dalam adalah gerakan pemutaran kepala secara perlahan

menggerakkan oksiput dari posisi asalnya ke anterior menuju shimpisis

pubis. Putaran paksi dalam terjadi setelah kepala sampai di hodge III atau

setelah kepala sampai didasar panggul.

5) Extension (ekstensi)

Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala telah sampai didasar

panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala.

6) External Rotation (Putaran paksi luar)


49

Setelah kepala lahir, maka kepala bayi memutar kembali kearah

punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena

putaran paksi dalam.

7) Expulsion (Ekspklusi)

Gerakan kelahiran bahu setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan

berfungsi sebagai hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang.

Kemudian setelah kedua bahu lahir disusul lahirlah trochanter depan dan

belakang sampai lahir janin seutuhnya depan, bahu belakang dan badan

seluruhnya (Kuswanti, 2014).

f. Tanda-tanda persalinan

1) Kekuatan his semakin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang

semakin pendek

2) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda,yaitu:

a) Pengeluaran lendir

b) Lendir bercampur darah

3) Dapat disertai dengan ketuban pecah dini

4) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks

a) Perlunakan serviks

b) Perdarahan serviks

c) Terjadi pembukaan serviks (Rukiyah,dkk,2019).

g. Pemantauan persalinan dengan partograf


50

Partograf merupakan alat untuk memantau kemajuan persalinan. Kala I,

mencatat informasi pada observasi/riwayat dan pemeriksaan fisik ibu dalam

prooses persalinan serta merupakan alat utama dalam mengambil keputusan klinik

khususnya pada persalinan kala I. partograf harus digunakan pada semua ibu

dalam fase aktif dan memberikan asuhan persalinan pada ibu disemua tempat

menolong persalinan.

Kegunaan utama dari partoograf adalah:

1) Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa

dilatasi serviks saat pemeriksaan dalam.

2) Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini persalinan

lama.

Tujuan penilaian partograf:

1) Menilai penurunan bagian terendah janin melalui pemeriksaan persalinan

suprasimfisis.

2) Mencatat hasil observasi dan memantau kemajua persalinan ( dilatasi serviks).

3) Mendeteksi proses persalinan berjalan secara normal (kondisi ibu dan janin

pada fase aktif kalan I).

4) Mencatat asupan dan luaran ibu selama fase aktif kala I.

Bagian-bagian partograf:

1) Kemajuan persalinan

a) Pembukaan serviks (setiap 4 jam)

b) Turunnya bagian terbawah dari kepala janin (setiap 4 jam)


51

c) Kontraksi uterus (frekuensi dan lamanya kontrasi uterus), (setiap 30

menit).

2) Kondisi janin

a) Denyut jantung janin (setiap 30 menit)

b) Warna dan jumlah ketuban

c) Molase tulang kepala janin

3) Kondisi ibu

a) Kondisi selaput,cairan dan warna air ketuban.

b) Tekanan darah,nadi dan suhu badan.

c) Volume produksi urine,aseton dan protein

d) Obat dan cairan (Sabrina Dwi Prihartini, 2018).

Gambar 2.7 : Patograf

(Sumber : Mutmainnah, dkk, 2019)


52

h. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin

1) Rencana asuhan kala I

a) Mempersiapkan ruangan untuk persalinan kelahiran bayinya

b) Persiapkan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang

diperlukan.

c) Persiapan rujukan

d) Memberikan asuhan sayang ibu

 Sapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang

serta berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran si

bayi.

 Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota

keluarga.

 Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan

memberikan dukungannya.

 Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan dan

lakukan tindakan yang sesuai diperlukan.

Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk:

 Memberikan dukungan emosional

 Membantu pengaturan posisi ibu

 Memberikan cairan dan nutrisi

 Memberikan keleluasan untuk menggunakan kamar mandi

secara teratur.
53

e) Pengurangan rasa sakit

Menurut Varney, pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat

dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

 Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama

persalinan (suami,orang tua)

 Mengatur posisi: duduk atau setengah duduk, merangkak,

berjongkok, berdiri, atau berbaring miring kiri

 Relaksasi pernafasan

 Istirahat dan privasi

 Penjelasan mengenai proses/ kemajuan persalinan/ prosedur yang

akan dilakukan

 Asuhan diri

 Sentuhan

f) Dukungan emosional

g) Mengatur posisi

h) Pemberian caira dan nutrisi

i) Kebutuhan psikologi

j) Masalah psikologi yang mungkin terjadi menjelang ataupun pada saat

persalinan diantaranya adalah sebagai berikut:

 Kecemasan menghadapi persalinan.

 Kurang pengetahuan tentang proses persalinan.

 Kemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif).

k) Kamar mandi
54

l) Pencegahan infeksi

m) Persiapan persalinan

2) Asuhan kala II

Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi kesejahteraan ibu adalah

sebagai berikut:

a) Tanda-tanda vital: tekanan darah (setiap 30 menit), suhu, nadi (setiap 30

menit), pernafasan

b) Kandung kemih

c) Urine:protein dan keton

d) Hidrasi: cairan,mual,muntah

e) Kondisi umum: kelemahan dan keletihan fisik,tingkah laku, dan respon

terhadap persalinan, serta nyeri dan kemampuan koping

f) Upaya ibu meneran

g) Kontraksi setiap 30 menit

3) Asuhan kala III

a) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk segera memeluk bayinya

dan menyusuinya

b) Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan

c) Pencegahan infeksi pada kala III

d) Memantau keadaan ibu (tanda vital,kontraksi, perdarahan)

e) Melakukan kolaborasi atau rujukan bila terjadi kegawatdaruratan

f) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi

g) Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III


55

4) Asuhan kala IV

a) Memperkirakan kehilangan darah

b) Memeriksa perdarahan dari perineum

c) Pencegahan infeksi

d) Pemantauan keaadaan umum ibu (Rukiyah,dkk,2019).

3. Tinjauan umum masa nifas

a. Pengertian masa nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulihnya kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama

masa nifas yaitu 6-8 minggu (Zubaidah,dkk,2021).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,

berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Zubaidah,dkk,2021).

b. Tujuan asuhan masa nifas

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat

kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi

dalam 24 jam pertama.

1) Membantu ibu dan pasangan selama masa transisi awal megasuh anak.

2) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis.


56

3) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

4) Memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan diri, nutrisi,

kebersihan diri, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi dan

perawatan bayi sehat.

5) Memberikan pelayanan keluarga berencana (Zubaidah,dkk,2021).

c. 3 (tiga) hal penting masa nifas

1) Pengecilan rahim

a) Setelah lahir bayi, berat rahim 1000 gram, diraba setinggi pusat

b) Plasenta lahir 2 jari dibawah pusat

c) Setelah 1 minggu berat uterus 500 gram, pertengahan pusat simpisis

d) Sekita 2 minggu berat uterus 300 gram dan tidak teraba lagi

e) Setelah 6 minggu berat uterus 40-60 gram

f) 8 minggu sebesar normal 30 gram

g) Selama masa permulaan bukan saja rahim tetapi juga kondisi tubuh ibu

secara keseluruhan

2) Kekentalan darah

a) Selama hamil, darah ibu relatif lebih encer, karena cairan darah ibu

banyak, sementara sel darahnya berkurang

b) Bila dilakukan pemeriksaan kadar Hb-nya akan tampak sedikit menurun

dari angka normalnya: 1-12 gr%

c) Jika Hb-nya terlalu rendah, maka bisa terjadi anemia atau kekurangan

darah, oleh karena itu diberi obat penambah darah


57

d) Setelah melahirkan, sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti

semula

e) Darah kembali mengental, dimana kadar perbandingan sel darah dan

cairan darah kembali normal

f) Umumnya terjadi pada hari ke-3 sampai dengan hari ke-15 post partum

3) Proses menyusui dan laktasi

a) Proses ini timbul setelah plasenta terlepas

b) Plasenta mengandung hormon penghambat prolaktin (hormon plasenta)

yang menghambat pembentukan ASI

c) Setelah plasenta lepas hormon plasenta tidak dihasilkan lagi, sehingga

terjadi produksi ASI

d) ASI keluar 2-3 hari postpartum

e) Namun hal yang luar biasa adalah sebelumnya di payudara sudah

terbentuk kolostrum yang mengandung antibody (Tonasih,dkk,2020).

d. Asuhan sayang ibu pada masa nifas

1) Bayi harus selalu dekat dengan ibunya dan pemberian ASI secara on

demand

2) Pada ibu dan keluarga harus memberikan makanan yang bergizi dan

istirahat yang cukup

3) Asuhan pada bayi baru lahir yang sesuai kebutuhan

4) Keluarga dianjurkan untuk mensyukuri kelahiran bayinya

5) Ibu harus mendapatkan pendidikan kesehatan yang bermanfaat misalnya

konseling mengenai kontrasepsi


58

6) Menganjurkan ibu untuk melaksakanan perawatan mandiri sampai masa

nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal (Sari dan

Khotimah,2018).

e. Tahapan masa nifas

Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan yaitu:

1) Puerperium dini

Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan

berjalan-jalan.

2) Puerperium intermedial

Suatu masa dimana kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang

lamanya 6-8 minggu.

3) Remote puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila

selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. (Zubaidah,

dkk,2021).

f. Kebijakan program nasional masa nifas

Kebijakan program nasional pada masa nifas paling sedikit 4 (empat)

kali melakukan kunjungan padda masa nifas, dengan tujuan untuk:

1) Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi

2) Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya

gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya


59

3) Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas

4) Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan menganggu

kesehatan ibu nifas maupun bayinya (Tonasih,dkk,2020).

Tabel 2.9 : Program Nasional Asuhan yang Diberikan pada Kunjungan Masa

Nifas

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam setelah a. Mencegah perdarahan masa nifas karena


persalinan atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan: rujuk bila perdarahan
berlanjut .
c. Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermia.
g. Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran, atau sampai ibu dan
bayi dalam keadaan stabil.

2 6 hari setelah a. Memastikan involusio uterus berjalan


persalinan normal: uterus berkontraksi, fundus
dibawah.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup
makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyakit.
60

e. Memberikan konseling pada ibu


mengenai asuhan pada bayi , tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari

3 2 minggu setelah Sama seperti diatas (6 hari setelah


persalinan persalinan)

4 6 minggu setelah a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-


persalinan penyulit yang ia atau bayi alami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara
dini.
(Sumber: Tonasih,dkk,2020)

Pada tahapan masa nifas ini, vagina akan terus-menerus mengeluarkan

darah. Darah tersebut mengandung trombosit, sel-sel tua, sel-sel mati

(nekrosis), serta sel-sel dinding rahim (endometrium), yang disebut lochea.

Lochea adalah nama yang diberikan pada pengeluaran dari uterus yang

terlepas melalui vagina selama masa nifas. pengeluaran lochea dapat dibagi

berdasarkan jumlah dan warnanya (Zubaidah,dkk,2021).

Tabel 2.10: jenis-jenis lochea

Jenis lochea Konsistensi

Lochea rubra Terdiri dari sel deciduas,verniks kaseosa,rambut,


sisa mekonium, dan sisa darah terjadi pada hari 1-3
pasca persalinan

Lochea sanguinolenta Pada hari ke 3-7, berwarna putih bercampur merah

Lochea serosa Pada hari ke 7-14,berwarna kekuningan

Lochea alba Setelah hari ke-14, berwarna putih


(Sumber: Zubaidah,dkk,2021)
61

g. Kebutuhan dasar ibu masa nifas

1) Nutrisi dan cairan

Merupakan makanan yang dikonsumsi dan mengandung zat-zat

gizi tertentu untuk petumbuhan dan menghasilkan energi. Pada 2 jam

setelah melahirkan jika tidak ada kemungkinan komplikasi yang

memerlukan anastesi, ibu dapat diberikan makan dan minum jika ia lapar

dan haus. Konsumsi makanan dengan menu seimbang, bergizi dan

mengandung cukup kalori membantu memulihkan tubuh dan

mempertahankan tubuh dari infeksi, mempercepat pengeluaran ASI serta

mencegah konstipasi.

Untuk memenuhi kebutuhan gizinya, ibu nifas dianjurkan untuk:

a) Makan dengan diet seimbang, cukup karbohodrat, protein, lemak,

vitamin dan mineral.

b) Tambahan 500 kalori tiap hari, untuk menghasilkan setiap 100 ml

susu, ibu memerlukan asupan kalori 85 kalori. Pada saat minggu

pertama dari 6 bulan menyusui (ASI ekslusif) jumlah susu yang

harus dihasilkan oleh ibu sebanyak 750 ml setiap harinya dan mulai

minggu kedua susu yang harus dihasilkan adalah sejumlah 600 ml,

jadi tambahan jumlah kalori yang harus dikonsumsi oleh ibu adalah

510 kalori.

c) Mengkonsumsi vitamin A (200.000 IU) agar bisa memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI.


62

d) Minum sedikit 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setelah

setiap kali menyusui).

e) Hindari makanan yang mengandung kafein (nikot).

2) Ambulansi dini

Ambulansi dini disebut juga early ambulation ,merupakan

kebijakan untuk selekas mungkin membimbing pasien beranjakan dari

tempat tidurnya dan pembimbingya selekas mungkin berjalan. Pasien

sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam

postpartum. Keuntungan antara lain:

a) Penderita merasa lebih baik, lebih sehat dan lebih kuat

b) Faal usus dan kandung kencing lebih baik.

c) Dapat lebih memungkinkan dalam mengajari ibu untuk merawat atau

memelihara bayi, memandikan dan lain-lain selama masih dalam

perawatan (Sari dan Khotimah,2018).

3) Eliminasi

a) Buang air keil (BAK)

Dalam 6 jam ibu nifas harus sudah bisa BAK spontan.

Kebanyakan ibu sudah bisa berkemih spontan dalam waktu 8 jam.

Urine dalam jumlah yang banyak akan direproduksi dalam waktu 12-

36 jam setelah melahirkan. Ureter yang berdilatasi akan kembali

normal dalam waktu 6 jam.

Selama 48 jam pertama nifas (puerperium), terjadi kenaikan

dieresis sebagai akibat pengurasan volume darah ibu dan autolysis


63

serabut otot uterus. Bila ibu tidak dapat buang air kecil sendiri, perlu

dilakukan tindakan:

 Merangsang dengan menaikkan air kran dekat pasien

 Mengompres air hangat diatas simpisis ibu

b) Buang air besar (BAB)

BAB biasanya tertunda 2-3 hari karena enema persalinan,

diet cairan, obat-obatan analgesis, dan perineum yang sangat sakit.

Bila lebih dari tiga hari belum BAB, ibu bisa diberikan obat

laksantia. Ambulansi secara dini dan teratur akan membantu dalam

regulasi BAB. Asupan cairan yang adekuat dan diet tinggi serat

sangat dianjurkan.

4) Kebersihan diri dan bayi

Kebersihan diri:

a) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh

b) Anjurkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan

air

c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setiap kali mandi,

BAK/BAB, atau paling tidak setiap 3-4 jam sekali

d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum

menyentuh daerah kelamin

e) Anjurkan ibu untuk tidak sering menyentuh luka episiotomy dan

laserasi

f) Pada saat ibu post section caesarea (SC) luka dijaga agar tetap bersih

dan kering, ganti balutan tiap hari


64

Kebersihan bayi:

Hal yang perlu dijelaskan pada ibu nifas agar bayi tetap terjaga

kesehatannya:

a) Memandikan bayi setelah 6 jam untuk mencegah hipotermi

b) Memandikan bayi 2 kali sehari setiap pagi dan sore

c) Mengganti pakaian bayi setiap habis mandi dan setiap kali basah

atau kotor karena habis BAK/BAB

d) Menjaga bokong dan daerah kelamin bayi agar selalu bersih dan

kering

e) Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat karena ini adalah

tempat tinggal bayi

f) Menjaga alat apa saja yang dipakai bayi agar selalu bersih

5) Istirahat

Kurang istirahat pada ibu nifas mengakibatkan:

a) Memperngaruhi produksi ASI

b) Memperlambat proses involusi uterus dan dapat memperbanyak

perdarahan

c) Depresi (Sari dan Khotimah,2018).

6) Seksual

a) Aman setelah darah-darah merah berhenti dan ibu dapat

memasukkan satu jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri

b) Ada kepercayaan atau budaya yang memperbolehkan melakukan

hubungan seksual 40 hari atau 6 minggu oleh Karena itu perlu

dikompromikan antara suami dan istri (Sari dan Khotimah,2018).


65

4. Tinjauan umum bayi baru lahir

a. Pengertian bayi baru lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-

42 minggu, dan berat badannya 2500-4000 gram. Bayi yang baru lahir harus

mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru, hal ini disebabkan oleh

karena setelah plasenta dipotong, maka tidak ada asupan makanan yang

didapatkan bayi dari ibunya lagi (Febrianti dan Aslina,2019).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42

minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram

(Suparmi,dkk,2018).

b. Kriteria bayi lahir normal

1) Barat badan 2500-4000 gram.

2) Panjang badan lahir 48-52 cm.

3) Lingkar dada 30-38 cm.

4) Lingkar kepala 33-35 cm.

5) Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180x/menit, kemudian menurun

sampai 120-140x/menit pada bayi berumur 30 menit.

Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80x/menit,

disertai pernafasan cuping hidung, kemudian menurun setelah tenang

kira-kira 40x/menit.

6) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

terbentuk dan diliputi verniks kaseosa.


66

7) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala biasanya telah sempurna.

8) Kuku telah agak panjang dan lemas.

9) Genetalia: labio mayora sudah menutupi labio minora (pada

perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki).

10) Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

11) Refleks morro sudah baik, bayi sudah dikagetkan akan

memperlihatkan gerakan seperti memeluk.

12) Gaff refleks sudah baik,apabila diletakkan sesuatu benda diatas

telapak tangan, bayi akan menggenggam/adanya gerakan reflex.

13) Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam

pertama mekonium memiliki karakteristik kuning kecoklatan

(Suparmi,dkk,2018).

c. Tahap bayi baru lahir

1) Tahap I terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama

kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem scoring APGAR untuk

fisik dari scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.

2) Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukan

pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan

perilaku.

3) Tahap III disebut tahap priodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam

pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.


67

d. Adaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan diluar uterus

Konsep mengenal adaptasi bayi baru lahir adalah sebagai berikut:

1) Memulai segera pernafasan dan perubahan dalam pola sirkulasi.

Konsep ini merupakan hal yang esensial pada kehidupan ekstrauterin.

2) Dalam 24 jam setelah lahir, sistem ginjal, gastrointestinal, hematologi,

metabolic, dan sistem neurologis bayi baru lahir harus berfungsi

secara memadai untuk mempertahankan kehidupan ekstrauteri.

Setiap bayi baru lahir akan mengalami periode transisi, yaitu:

1) Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam pertama

kehidupan, yang akan dilalui oleh seluruh bayi dengan mengabaikan

usia gestasi atau sifat persalinan atau melahirkan.

2) Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir), akan terjadi

pernafasan cepat (dapat mencapai 80x/menit) dan pernafasan cuping

hidung berlangsung sementara, retraksi, serta suara seperti

mendengkur dapat terjadi. Denyut jantung dapat mencapai 180x/menit

selama beberapa menit kehidupan.

3) Setelah respon awal ini, bayi baru lahir ini akan tenang, refleks dan

jatuh tidur. Tidur pertama (dikenal sebagai fase tidur) terjadi dalam 2

jam setelah kelahiran dan berlangsung sampai beberapa menit dan

beberapa jam.

4) Periode kedua reaktivitas, dimulai ketika bayi bangun, ditandai

dengan respon berlebihan terhadap stimulus, perubahan warna kulit

dari merah muda menjadi agak sianosis, dan denyut jantung cepat.
68

5) Lendir mulut dapat menyebabkan masalah yang bermakna, misalnya

tersedak/aspirasi, tercekik dan batuk (Rukiyah,2019).

e. Penilaian APGAR

Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah lahir dengan

menggunakan nilai APGAR. Penilaian berikut dilakukan pada menit kesatu

dan kelima sehingga dapat mengidentifikasi bayi baru lahir dengan

memerlukan pertolongan lebih cepat.

Tabel 2.11: Penilaian APGAR

Nilai APGAR 0 1 2

Appearance Seluruh tubuh Badan merah Seluruht ubuh


(warna kulit) Biru Ekstremitas biru Kemerah-merahan

Pulse rate Tidak ada ˂100/menit ˃ 100/menit


(frekuensi nadi)

Grimace Tidak ada Perubahan mimik Batuk/bersin


(menyeringai)
(reaksi
rangsangan)

Activity Tidak ada Esktremitas Gerakan aktif


sedikit fleksi
(tonus otot) Ekstremitas fleksi

Respiration Tidak ada Lemah/tidak Menangis


teratur kuat/keras
(pernafasan)
(Sumber: Rukiyah,dkk,2019)

Keterangan: apabila nilai APGAR sebagai berikut

7-10 : Bayi mengalami asfiksia ringan atau bayi dalam keadaan normal

4-6 : Bayi mengalami asfiksia sedang

0-3 : Bayi mengalami asfiksia berat


69

Apabila ditemukan skor APGAR dibawah 6, bayi membutuhkan tindakan

resusitasi (Walyani dan Endang,2019).

f. Penatalaksanaan awal bayi bau lahir

1) Membersihkan jalan nafas

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Bila

bayi baru lahir segera menangis spontan atau segera menangis, hindari

melakukan pengisapan secara rutin pada jalan nafasnya karena

pengisapan jalan nafas yang tidak dilakukan secara hati-hati dapat

menyebabkan perlukaan pada jalan nafas sehingga terjadi infeksi, serta

dapat merangsang terjadinya gangguan denyut jantung dan spasme

(gerakan infoluter dan tidak terkendali pada otot, gerakan tersebut

diluar kontrol otot) pada laring dan tenggorokan bayi.

2) Memotong dan merawat tali pusat

Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi

dengan gunting tali pusat yang steril dan diikat dengan pengikat steril.

Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan perawatan terbuka.

3) Mempertahankan suhu tubuh bayi

Cegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan tubuh

bayi dengan handuk atau kain bersih kemudian selimuti tubuh bayi

dengan selimut atau kain yang hangat, kering dan bersih. Tutupi bagian

kepala bayi dengan topi dan anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui

bayinya.
70

4) Pemberian vitamin K pada bayi

Kejadian terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada

bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25-0,5%. Untuk

mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal

dan cukup bulan perlu diberikan vitamin K dengan dosis 0,5-1 mg IM.

Gambar 2.8 : Vitamin K

(Sumber : Lailatul, 2017)

5) Upaya profilaksis terhadap gangguan mata

Pemberian obat tetes mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%

dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit

menular seksual). Tetes mata atau salep antibiotik tersebut harus

diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya

profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika tidak

diberikan dalam 1 jam pertama kehidupannya.


71

Gambar 2.9 : Salep Mata

(sumber : Mutmainnah, dkk, 2019).


6) Pemberian Hb0

Vaksin hepatitis B adalan vakksin yang digunakan untuk

mencegah infeksi hati, akibat virus hepatitis B. vaksin ini bekerja

dengan merangsang sistem kekebalan tubuh, agar menghasilkan

antibody yang dapat melawan virus.

Pada bayi vaksin hepatitis B diberikan sebanyak 4 kali, yaitu 12

jam setelah bayi lahir. Kemudian, vaksin kembali secara berturut-turut

pada usia 2,3 dan 4 bulan. Dosis vaksin yang diberikan adalah 0,5 ml.

Gambar 2.10 : Vaksin Hepatitis B pada bayi

(Sumber : Lailatul, 2017)


72

7) Mulai pemberian ASI

Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dala waktu 1 jam setelah

bayi lahir. Jika mungkin. Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba

untuk menyusui bayinya segera setelah tali pusat di klem dan dipotong

serta bantu ibu untuk menyusui banyinya.

Keuntungan pemberian ASI:

a) Merangsang produksi asi susu ibu

b) Memperkuat refleks menghisap bayi

c) Mempromosikan keterkaitan antara ibu dan bayi

d) Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolostrum

e) Merangsang kontraksi uterus

8) Posisi untuk menyusui

a) Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara lurus agar muka bayi

menghadap ke payudara ibu dengan hidung di depan putting susu

ibu

b) Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang

seluruh tubuh bayi tidak hanya leher dan bahunya

c) Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk menghisap

putting susu ibu

d) Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada putting

ibu.

 Dagu menyentuh payudara ibu

 Mulut terbuka lebar

 Mulut bayi menutupi sampai ke areola


73

 Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar

 Bayi menghisap perlahan-lahan dan dalam, serta kadang-

kadang berhenti

Gambar 2.11: Teknik menyusui

(sumber : Susanto dan Andina Vita, 2019)

g. Kunjungan BBL normal

Tabel: kunjungan BBL normal

Kunjungan Penatalaksanaan

Kunjugan Neonatal ke-1 (KN1) dilakukan a) Mempertahankan suhu tubuh


dalam kurun waktu 6-48 jam setelah bayi. Hindari memandikan bayi
lahir. hingga sedikitnya 6 jam hanya
setelah itu jika tidak terjadi
masalah medis dan jika suhu
36,5 0C. Bungkus bayi dengan
kain kering dan hangat, kepala
bayi harus tertutup
b) pemeriksaan fisik bayi
c) dilakukan pemeriksaan fisik
d) gunakan tempat yang hangat
74

dan bersih
e) cuci tangan sebelun dan
melakukan pemeriksaan
f) memberikan imunisasi HB0

Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) a) Menjaga tali pusat dalam


dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 keadaan bersih dan kering
sampai dengan hari ke-7 setelah bayi b) Menjaga kebersihan bayi
lahir.
c) Pemeriksaan tanda bahaya
seperti kemungkinan infeksi
bakteri, ikterus, diare, berat
badan rendah dan masalah
pemberian ASI
d) Memberikan ASI (bayi harus
disusukan minimal 10-15 kali
dalam 24 jam) dalam 2 minggu
pasca persalinan
e) Menjaga keamanan bayi
f) Menjaga suhu tubuh bayi
g) Konseling terhadap ibu dan
keluarga untuk memberikan ASI
ekslusif, pencegahan hipotermi
dan melaksanakan perawatan
bati baru lahir di rumah dengan
menggunakan buku KIA
h) Penanganan dan rujukan kasus
bila diperlukan

Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) a) Pemeriksaan fisik


dilakukan pada kurun waktu hri ke-8
b) Menjaga kebersihan bayi
sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.
c) Memberitahu ibu tentang tanda-
tanda bahay bayi baru lahir
d) Memberikan ASI (bayi harus
minimal disusukan 10-15 kali
dalam 24 jam) dalam 2 minggu
pasca persalinan
e) Menjaga keamanan bayi
f) Menjaga suhu tubuh bayi
g) Konseling terhadap ibu dan
keluarga untuk memberikan ASI
75

ekslusif, pencegahan hipotermi


dan melaksanakan perawatan
bayi baru lahir di rumah dengan
menggunakan buku KIA
h) Memberitahu ibu tentang
mimunisasi BCG
i) Penanganan dan rujukan kasus
bila diperlukan
(sumber: Walyani dan Endang,2019)

5. Tinjauan umum keluarga berencana

a. Pengertian keluarga berencana (KB)

Keluaga berencana adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian

dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan

kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia,

sejahtera (UUD No.10 tahun 1992) (Yuhendi dan Kurniawati,2018).

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak

anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah

beberapa cara alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan

(Mastiningsih,2019).

Dalam menggunakan kontrasepsi, keluarga pada umumnya

mempunyai perencanaan. Perencanaan tersebut diklasifikasi menjadi tiga

fase yaitu: yaitu fase menunda kehamilan, fase menjarangkan kehamilan,

dan fase menghentikan/ mengakhiri kehamilan. Hal tersebut bertujuan

menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak
76

kehamilan yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua (Yuhendi dan

Kurniawati,2018).

1) Fase menunda kehamilan

Menunda kehamilan dianjurkan bagi pasangan usia subur (PUS)

dengan usia kurang dari 20 tahun

2) Fase menjarangkan kehamilan

Fase ini biasanya dilakukan pada wanita yang berusia 20-30 tahun

karena rentang usia tersebut merupakan rentang usia terbaik

mengandung dan melahirkan.

3) Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan

Biasanya dianjurkan pada wanita yang berusia lebih dari 30 tahun

(Yuhendi dan Kurniawati,2018).

b. Tujuan keluarga berencana (KB)

1) Tujuan umum: meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

rangka mewujudkan NKKBS (norma keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera

dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya

pertambahan penduduk.

2) Tujuan khusus: meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi dan

kesehatan keuarga berencana dengan cara pengaturan jarak kelahiran

(Andina Vita Sutanto,2019).


77

c. Jenis-jenis alat kontrasepsi

1) Metode Amenorhea laktasi (MAL)

Lactational Amenorhea Method (LAM) adalah metode

kontrasepsi yang mengandalkan pengendalian air susu ibu (ASI)

secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan

makanan dan minuman lainnya. Metode Amenorhea Laktasi (MAL)

dapat dikatakan sebagai metode keluarga berencana alamiah (KBA)

atau natural family planning, apabila tidak di kombinasikan dengan

metode kontrasepsi lain.

a) Keuntungan

 Efektifitas tinggi (98%) apabila digunakan selama 6 bulan

pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid dan

menyusui ekslusif

 Dapat segera dimulai setelah melahirkan

 Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat

 Tidak memerlukan perawatan medis

 Tidak menganggu senggama

 Mudah digunakan

 Tidak perlu biaya

 Tidak menimbulkan efek samping sistemik

 Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama

b) Keterbatasan

 Memerlukan persiapan sejak kehamilan


78

 Metode ini hanya efektif di gunakan selama 6 bulan setelah

melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui secara

ekslusif

 Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk

hepatitis B ataupun HIV/AIDS

 Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang menyusui

 Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara

ekslusif

Gambar 2.12 :Metode Amenorhea Laktasi (MAL)

(Sumber: Sugeng Jitowiyono dan Masniah,2019)

2) Pil

Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormone

estrogen dan progesterone) ataupun hanya berisi progesterone saja. Pil

kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan

mencegah terjadinya penebalan dinding rahim.

a) Ciri-ciri KB pil

 Efektif dan reversible


79

 Harus diminum tiap hari

 Efek samping kontrasepsi hormonal adalah mual, perdarahan

bercak yang tidak berbahaya dan akan hilang dengan cepat

 Jarang terjadi efek yang serius

 Semua perempuan pada usia reproduksi dapat menggunakan

kontrasepsi ini, tidak masalah sudah mempunyai anak atau

belum

 Jika yakin tidak dalam keadaan hamil bisa di minum setiap

hari

 Ibu menyusui tidak dianjurkan memilih kontrasepsi ini

 Dapat dipakai untuk kontrasepsi darurat (Sugeng Jitowiyono

dan Masniah,2019)

b) Keuntungan memakai KB pil

 Bila diminum pil sesuai dengan aturan di jamin berhasil

100%

 Dapat dipakai pengobatan terhadap beberapa masalah

 Ketegangan menjelang menstruasi

 Perdarahan menstruasi yang tidak teratur

 Nyeri saat menstruasi

 Pengobatan pasangan mandul

 Pengobatan penyakit endometrosis

 Dapat meningkatkan libido


80

c) Keterbatasan memakai KB pil

 Harus minum pil secara teratur

 Dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium

 Penyulit ringan, (berat badan bertambah, rambut rontok,

tubuh akne, mual sampai muntah)

 Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal (Manuaba,2017)

Gambar 2.13 : KB pil

(Sumber: Sugeng Jitowiyono dan Masniah,2019)

3) Suntik

KB suntik merupakan salah satu jenis kontrasepsi yang paling di

sukai di antara kontrasepsi lainnya. Pemakaian kontrasepsi suntik KB

dalam 2 dekade terakhir mengalami peningkatan yang sangat

bermakna hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia (ESDKI)

menunjukan peningkatan vrefalinsi pemakaian KB suntik secara

konsistensi dari 12% pada tahun 1991 menjadi 15% pada tahun 1994,

21% pada tahun 1997, 28% pada tahun 2002 dan menjadi 32% pada

tahun 2012 hai ini berbeda dengan metode kontrasepsi lainnya yang
81

pada umumnya cenderung fluktuatif dalam kurun waktu tersebut

(Sugeng Jitowiyono dan Masniah,2019).

a) Kelebihan KB suntik

Menurut BKKBN ada banyak kelebihan dari penggunaan

kontrasepsi suntik yaitu:

 Sangat efektif dalam mencegah kehamilan

 Dapat di andaikan sebagai alat kontrasepsi jangka panjang

 Tidak mempengaruhi produksi ASI

 Tidak mempengaruhi aktivitas hubungan seksual

 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

 Menurunkan terjadinya penyakit jinak payudara

 Mencegah beberapa penyakit radang panggul

 Tidak mengandung estrogen (tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung dan pembekuan darah)

 Dapat di gunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 sampai

perimenopause

 Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan

ektopik (kehamilan di luar kandungan) (Sugeng Jitowiyono

dan Masniah,2019)

b) Keterbatasan KB suntik

Menurut BKKBN ada beberapa keterbatasan dari penggunaan

kontrasepsi yaitu:

 Pada beberapa akseptor dapat terjadi gangguan haid


82

 Sering muncul perubahan berat badan

 Adanya kemungkinan pemulihan kesuburan yang lambat

setelah penghentian pemakaian

 Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan

kesehatan karena tidak bisa menyuntikan kontrasepsi sendiri

 Kontrasepsi jenis ini tidak memberikan perlindungan

terhadap IMS, hepatitis dan HIV

 Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan

lipid serum (Sugeng Jitowiyono dan Masniah,2019).

Gambar 2.14 : KB suntik

(Sumber: Sugeng Jitowiyono dan Masniah,2019)

4) Implant

Implant atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang

berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya

terdapat hormon progesteron, implant ini kemudian dimasukkan ke

dalam kulit di bagian lengan atas.

a) Keuntungan Kb implant
83

 Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3

tahun

 Sama seperti suntik, dapat digunakan oleh wanita yang

menyusui

 Tidak perlu di konsumsi setiap hari atau dipakai sebelum

melakukan hubungan seksual

b) Keterbatasan Kb implant

 Sama seperti kekurangan kontrasepsi suntik, implant atau

susuk dapat mempengaruhi siklus haid

 Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual

 Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa

wanita

Gambar 2.15: KB implant

(Sumber: Mastiningsih,2019)

5) IUD/AKDR
84

IUD (Intra Uterine Device) merupakan alat kecil berbentuk

huruf T yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah

kehamilan, efek kontrasepsi di dapatkan dari lilitan tembaga yang ada

di dalam IUD.

Tingkat ke efektifan ADKR juga sangan tinggi dengan efek

samping dan komplikasi yang ringan. Jika pemasangan di lakukan

dengan baik dan benar, tidak akan terjadi perforasi (alat keluar) dan

jika terjadi perforasi pun tidak akan membahayakan karena bentuknya

terbuka (Sugeng Jitowiyono dan Masniah,2019).

a) Waktu pemasangan IUD

IUD/AKDR baru dapat di pasang setelah bidan yakin klien

tidak dalam posisi hamil dan bebas dari infeksi uterus atau infeksi

vagina. Pemasangan juga dilakukan saat klien sedang menstruasi

tetapi bidan harus memastikan dan yakin tentang riwayat hubungan

seksual dan penggunaan kontrasepsi klien. Jumlah kejadian AKDR

terlepas spontan lebih rendah jika AKDR tidak di pasang selama

masa menstruasi (Sugeng Jitowiyono dan Masniah,2019).

b) Keuntungan IUD

 Merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif

 Bagi wanita yang tidak tahan terhadap hormon dapat

menggunakan IUD dengan lilitan tembaga

c) Keterbatasan IUD

 Pada 4 bulan pertama pemakaian dapat terjadi resiko infeksi


85

 Alatnya dapat keluar tanpa di sadari jika pemasangannya

tidak tepat dan benar

 Tembaga pada IUD dapat meningkatkan darah menstruasi

dan kram menstruasi

 Walaupun jarang terjadi, IUD dapat menancap ke dalam

rahim

Gambar: Kontrasepsi IUD

(Sumber: Sugeng Jitowiyono dan Masniah,2019)

6) Kontrasepsi dengan metode mantap/steril

Tubektomi dan vasektomi termasuk metode kontrasepsi

mantap/sterilisasi. Pelayanan kontrasepsi metode tubektomi dan

vasektomi berbeda dengan metode lainnya, banyak persyaratan yang

harus dipenuhi klien. Konseling juga harus dilakukan terhadap klien

agar persetujuan menjalani tubektomi atau vasektomi di ambil atas

dasar keputusan sendiri, konseling dilakukan sebelum, selama dan

setelah dilakukan tindakan (Sugeng Jitowiyono dan Masniah,2019).


86

a) Tubektomi

Menurut BKKBN, MOW (Medis Operasi Wanita)/ tubektomi

atau juga disebut sterilisasi adalah tindakan penutupan terhadap

kedua saluran sel telur, sehingga sel telur tidak dapat melewati

saluran telur. Dengan demikian sel telur bertelur tidak akan

bertemu den sperma sehingga tidak terjadi kehamilan (Sugeng

Jitowiyono dan Masniah,2019)

b) Vasektomi

Vasektomi atau sterilisasi pria atau medis operasi pria

(MOP) adalah tindakan (pemotongan, pengikatan, penyumbatan)

kedua saluran mani pria/ suami sehingga waktu melakukan

hubungan seksual sel mani tidak dapat keluar membuahi sel telur

dan mencegah terjadinya kehamilan (Sugeng Jitowiyono dan

Masniah,2019).

c) Keuntungan

 Mencegah terjadinya kehamilan

 Tubektomi (MOV) tidak mempengaruhi ASI

 Tidak menganggu atau mempengaruhi kehidupan suami istri

 Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingan

dengan kontrasepsi lain

 Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan

 Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan

merupakan cara kontrasepsi yang permanen


87

 Lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya untuk satu

kali tindakan saja

d) Keterbatasan

 Tubektomi (MOV) rasa sakit/ketidak nyamanan dalam

jangka pendek setelah tindakan

 Tubektomi (MOV) ada kemungkinan mengalami resiko

pembedahan

 Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki

anak

 Harus ada tindakan pembedahan minor

d. Konseling

1) Pengertian konseling KB

Konseling KB adaalah percakapan yang bertujuan untuk

membantu calon peserta KB agar memahami norma keluarga kecil

bahagia sejahtera (NKKBS). Dengan memahami NKKBS, di

harapkan mereka memilih keluarga kecil bahagia sejahtera (KKBS) ,

dan untuk bisa memiliki KKBS mereka akan merasa perlu memakai

alat KB. Agar dapat menolong calon peserta KB yang cocok, perlu

juga diberikan konseling KB. Pemilihan dan pemakaian alat KB yang

di dahului dengan konseling KB akan membuat peserta KB merasa

aman dan nyaman (Sugeng Jitowiyono dan Masniah,2019).


88

2) Tujuan konseling

Secara detail, tujuan pemberian konseling adalah sebagai berikut.

a) Memberikan informasi yang tepat, lengkap secara objektif

mengenai berbagai metode kontrasepsi sehingga klien mengetahui

manfaat penggunaan kontrasepsi bagi diri sendiri maupun

keluarganya.

b) Mengidentifikasi dan menampung perasaan-perasaan negatif,

misalnya keraguan maupun ketakutan-ketakutan yang dialami

klien sehubung dengan pelayanan KB atau metode-metode

kontrasepsi sehingga konselor dapat membantu klien dalam

menanggulanginya.

c) Membuat klien untuk memilih metode kontrasepsi terbaik bagi

mereka. “terbaik” disini berarti metode yang aman dan yang ingin

digunakan klien atau metode yang secara mantap di pilih oleh

klien.

d) Membantu klien agar dapat menggunakan cara kontrasepsi yang

mereka pilih secara aman dan efektif.

e) Memberikan informasi tentang cara mendapatkan bantuan dan

tempat pelayanan KB.

f) Menyeleksi calon akseptor dengan resiko tinggi, khususnya untuk

kontrasepsi mantap, dan membantu mereka memilih metode

kontrasepsi alternative yang lebih sesuai.


89

3) Jenis-jenis konseling

a) Konseling KB di lapangan (non klinik)

b) Konseling KB di klinik

4) Langkah-langkah dalam konseling

Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon peserta KB

yang baru, hendaknya menerapkan enam langkah yang sudah dikenal

dengan kata kunci “SATU TUJU”. Penerapan “SATU TUJU” tersebut

tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas harus

menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien. Beberapa klien

membutuhkan lebih banyak perhatian pada langkah yang satu

dibandingkan dengan langkah yang lainnya.

Penjelasan mengenai kata kunci “SATU TUJU” adalah sebagai

berikut.

a) SA : beri salam, sambut kedatangan, dan berikan perhatian

b) T : tanyakan apa masalah dan apa yang ingin dikatakan

c) U : uraikan mengenai alat-alat KB yang ingin diketahui

d) TU : bantu mencocokan alat KB dengan keadaan dan kebutuhan

e) J : jelaskan alat KB apa yang digunakan

f) U : ulang, sambutlah dengan baik apabila klien perlu konseling

ulang
90

C. Tinjauan Umum Tentang Manajemen Kebidanan

1. Pengertian manajemen kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka fikir yang

digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara

sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, diagnosa kebidanan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Yulaikhah,Lily. 2016)

2. Tujuan asuhan kebidanan

Tujuan asuhan kebidanan adalah menjamin keputusan dan keselamatan ibu

dan bayinya sepanjang siklus reproduksinya, mewujudkan keluarga bahagia an

berkualitas melalui pemberdayaan perempuan dan keluarganya dengan

menumbuhkan rasa percaya diri (Walyani dan Endang,2019).

3. Prinsip proses manajemen kebidanan menurut varney

Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh

American Collage Of Nurse Midwife (ANCM), terdiri dari:

a. Secara sistematis mengumpulkan data dan memperbarui data yang lengkap

dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap

kesehatan setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan

pemeriksaan fisik.

b. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan interpretasi

data dasar.
91

c. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam

menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama

klien.

d. Member informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan

dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.

e. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.

f. Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana

individual.

g. Melakukan konsultasi, perencanaan dari melaksanaan manajemen dengan

kolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.

h. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu dalam situasi

darurat dan bila ada penyimpanan dari keadaan normal.

i. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan

dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

4. Langkah-langkah manajemen kebidanan

Menurut Varney, proses asuhan kebidanan terdiri dari 7 langkah yaitu:

a. Langkah I : Identifikasi data dasar

Mengumpulkan data yang lengkap untuk memenuhi keadaan klien , data ini

termasuk kesehatan, riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan laboratorium , serta laporan singkat atau berhubungan dengan

kondisi klien.

b. Langkah II : Mengidentifikasi diagnosa/ masalah aktual


92

Pada tahap ini merumuskan pengembangan dan interpretasi data dasar yang

telah dikumpulkan sebelumnya kedalam identifikasi yang lebih spesifik

yang mengenai masalah atau diagnosa masalah dan merumuskan masalah

yang berhubungan dengan apa yang dialami klien.

Diagnosa adalah hasil analisa dan perumusan masalah yang diputuskan

dalam menegakkan diagnosa bidan dengan menggunakan pengetahuan

professional sebagai dasar/arahan untuk mengambil tindakan.

c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa/ masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya

Identifikasi adanya atau masalah potensial lain. Dari diagnosa atau masalah

yang ada dilakukan antisipasi atau pencegahan bila memungkinkan serta

waspada dan bersiap untuk segala sesuatu yang dapat terjadi.

d. Langkah IV : Tindakan segera

Mengambarkan sifat asuhan secara terus menerus dan tidak hanya terbatas

pada pemberian pelayanan dasar serta kunjungan antenatal periode, tetapi

juga saat bersama klien misalnya pada saat persalinan.

e. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Mengembangkan suatu rencana yang komprehensif ditentukan berdasarkan

langkah yang sebelumnya. Suatu rencana yang komprehensif termasuk

indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi dan masalah yang

berhubungan dengan kondisi tersbut. Tetapi juga bimbingan yang diberikan

lebih dahulu kepada ibu terhadap apa yang diharapkan selanjutnya, agar

efektif suatu rencana yang seharusnya disetujui oleh bidan dan pasien sebab

pada diri klienlah yang mengimplementasikan rencana tersebut.


93

f. Langkah VI : Pelaksanaan asuhan dengan efisien dan aman

Langkah ini adalah pelaksanaan rencana tindakan,hal ini mungkin dapat

dilaksanakan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilaksanakan oleh klien

sendiri, implementasi yang efektif dapat mengurangi biaya perawatan dan

peningkatan kualitas pelayanan kepada klien.

g. Langkah VII : Evaluasi

Eveluasi adalah cara untuk mengecek apakah rencana yang telah

dilaksanakan benar memenuhi kebutuhan klien, yaitu kebutuhan yang

diidentifikasi pada tahap penentuan diagnosa/masalah.

5. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP) merupakan hasil proses pikir

dan bertindak dalam suatu pelaksanaan yang aman, efektif ,dan yang bermutu

didokumentasikan dalam metode pendokumentasian.

Ini berisi inti dari proses pemikiran pelaksanaan kebidanan yang dipakai

untuk mendokumentasikan hasil asuhan klien dalam rekam medis sebagai catatan

perkembangan/ kemajuan (progress note), yaitu:

a. Data Subjektif (S)

Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencakup nama,

umur, tempat tinggal ,pekerjaan, status perkawinan, pendidikan, serta keluhan-

keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau

keluarga atau tenaga kesehatan lainnya.


94

b. Data Objektif (O)

Data yang diperoleh dari ppemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi,

perkusi, aukultasi serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan

laboratorium.

c. Asessment/Diagnosa (A)

Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang

mencakup masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan diagnosa

kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya menangulangi

ancaman keselamatan pasien ibu.

d. Planning/perencanaan (P)

Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan

dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien/klien.


95

Bagan 2.1 Keterkaitan Manajemen Kebidanan

Proses Manajemen Pendokumentasian


Kebidanan Asuhan Kebidanan

TUJUH LANGKAH LIMA LANGKAH SOAP NOTES


VARNEY (KOMPETENSI
BIDAN)
1. Pengumpulan data dasar Data Subjek (hasil
anamnesis)
Objek (pemeriksaan)
2. Interpretasi data, Asessment/diagnosis Assessment (analisis
diagnosis ,masalah dan interpretasi data)
,kebutuhan a. Diagnosis dan
3. Identifikasi masalah masalah aktual
actual atau masalah b. Diagnosis dan
potensial masalah potensial
4. Identifikasi kebutuhan c. Kebutuhan segera
yang memerlukan
penanganan segera secara
mandiri, konsultasi atau
kolaborasi
5. Rencana asuhan Planning Penatalaksanaan
a. Melengkapi data tes (dokumentasi,
diagnostic/laboratorium implementasi,dan
b. Pendidikan atau evaluasi)
konseling a. Asuhan mandiri
c. Rujukan b. Kolaborasi
d. Follow Up c. Tes diagnostic atau
6. Pelaksanaan Implementasi tes laboratorium
7. Evluasi Evaluasi d. Konseling
e. Follow Up
(Sumber: Panduan Laporan Tugas Akhir D III Kebidanan Universitas Megarezky

2019)
BAB III

METODE PENGKAJIAN

A. Metode pengkajian

Dalam pengkajian ini, pengkaji melakukan asuhan kebidanan kepada ibu

hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana yang bersifat

berkelanjutan dengan pendekatan manajemen kebidanan dalam membantu

mengatasi masalah kesehatan pasien secara komprehensif (asuhan yang diberikan

pada satu orang pasien asuhan berkelanjutan dari kehamilan sampai dengan

keluarga berencana.

Model asuhan kebidanan komprehensif bertujuan untuk meningkatkan

asuhan yang berkesinambungan selama periode tertentu. Asuhan kebidanan

komprehensif dimana bidan sebagai tenaga professional, memimpin dalam

perencanaan organisasi dalam pemberian asuhan selama kehamilan, persalinan,

bayi baru lahir, post partum, dan keluarga berencana sehingga mampu memberikan

konstribusi untuk kualitas asuhan yang lebih baik.

Asuhan kebidanan berkelanjutan mulai dari kehamilan, persalinan, bayi

baru lahir, nifas, dan keluarga berencana ini didokumentasikan dalam bentuk

asuhan kebidanan berdasarkan Kepmenkes No.938/Menkes/SK/VIII/2017.

95
96

Bagan 3.1 : Kerangka Konsep Asuhan Berkelanjutan

Penerapan Asuhan Kebidanan pada kehamilan


fisiologis

Kunjungan I (UK 34-36 minggu)

Kunjungan II (UK 36-38 minggu)

Kunjungan III (UK 38-40 minggu)

Pemantauan kemajuan persalinan kala I-IV


dengan partograf dan pertolongan persalinan
normal

Penerapan asuhan kebidanan Penerapan asuhan kebidanan KUNJUNGAN I (4-7


pada BBL- Neonatus
pada ibu nifas HARI PP)=
KUNJUNGAN I (Umur 6-48 KONSELING
jam) FISIOLOGIS
PELAYANAN KB
KUNJUNGAN II (Umur 4-7
hari) KUNJUNGAN I (6 jam-3 hari
KUNJUNGAN III (Umur 8-14 KUNJUNGAN II (8-14
PP)
hari) HARI PP)=
KUNJUNGAN IV ( 8-14 hari )
KUNJUNGAN II( 4-7 hari PP) EVALUASI
KONSELING
KUNJUNGAN III (8-14 hari
PELAYANAN KB
PP)
(Sumber : Panduan penyusunan laporan tugas akhir. Makassar.Universitas
Megarezky, 2019)

B. Desain pengkajian

Jenis pengkajian ini adalah dalam bentuk studi kasus yaitu mengambil 1

orang kasus kebidanan untuk dijadikan subjek pengkajian dalam bentuk askeb

yang dimulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga

berencana dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan secara berkelanjutan

dengan mengeskplorasi secara mendalam dan spesifik tentang kejadian tertentu.


97

C. Lokasi dan waktu pengkajian

a. Lokasi pengkajian

Pengkajian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Pattingalloang pada tahun

2021.

b. Waktu pengkajian

Pengkajian ini dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2021, pada pukul 14:00

wita di Puskesmas Pattingalloang tahun 2021.

D. Objek Pengkajian

Objek dalam pengkajian ini adalah seorang ibu yang akan diberikan

Asuhan Kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan

keluarga berencana di Puskesmas Pattingalloang pada tahun 2021.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data peneliti melakukan pengumpulan

didasarkan atas rencana pengkajian.

a. Wawancara

Wawancara atau tanya jawab dilakukan lansung antara pengkaji dengan

pihak-pihak terkait seperti klien, keluarga, tim, kesehatan lainnya (dokter,

bidan dan petugas kesehatan lainnya) untuk memperoleh data yang

dibutuhkan.
98

b. Observasi

Pengkaiji mengadakan observasi untuk mengetahui secara langsung keadaan

klien yang meliputi observasi tanda-tanda vital dan observasi perdarahan.

c. Pemeriksaan fisik

Pemeiksaan fisik dilakukan secara pemeriksaan secara menyeluruh (head to

toe) meliputi inspeksi, palpasi, aukultasi dan perkusi.

F. Metode pengumpulan data

Penyajian dalam menggunakan metode pelaksanaan manajemen asuhan

kebidanan Kepmenkes RI No.938/Menkes/SK/VIII/2017 (pengkajian, analisis,

masalah/diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan, pelaksanaan, dan

evaluasi) yang didokumentasikan dengan menggunakan pengkajian SOAP dan

mampu melakukan pencatatan asuhan kebidanan secara lengkap, akurat, singkat,

dan jelas mengenai keadaan/kejadian pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir

(BBL), nifas dan keluarga berencana (KB).

G. Etika Pengkajian

Dalam melakukan penelitian perlu mendapatkannya rekomendasi dari

institusi atau pihak lain dengan pengajuan pemohonan izin kepada institusi atau

lembaga tempat pengkajian. Setelah mendapatkan persetujuan barulah melakukan

pengkajian dengan menekankan pada masalah etika yang melliputi:

1. Informen consent

Informen consent adalah persetujuan bebas yang diberikan oleh pasien

terhadap suatu tindakan medis, setelah ia memperoleh semua informasi yang


99

penting mengenal sifat serta konsekuensi tindakan tersebut. Informen consent

dibuat berdasarkan prinsip autonomi, beneficentia dan non-beneficentia, yang

berakar pada martabat manusia dimana otonomi dan integritas pribadi pasien

dilindungi dan dihormati.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan, maka peneliti tidak akan mencantumkan

identitas (nama) tapi cukup dengan memberikan kode pada masing-masing

lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Menjelaskan masing-masing responden yang akan dirahasiakan dalam

pengkajian. Kerahasiaan oleh peneliti, hanya data tertentu yang akan dilaporkan

pada hasil riset (Aziz,2016).


100

Bagan 3.2 : Alur asuhan kegiatan kebidanan berkelanjutan

IBU HAMIL
UK 32/34-40-42 MINGGU

FISIOLOGIS PATOLOGIS

Penerapan Asuhan Kebidanan pada


kehamilan fisiologis RUJUK
Kunjungan I (UK 34-36 minggu)
Kunjungan II (36-38 minggu)
Kunjungan III (UK 38-40 minggu)

BERSALIN

FISIOLOGI PATOLOGIS

Pemantauan kemajuan RUJUK


persalinan kala I-IV dengan
partograf dan pertolongan
persalinan normal

BAYI BARU LAHIR NIFAS

FISIOLOGI PATOLOGI
FISIOLOG PATOLOGI

Pemantauan asuhan kebidanan pada


Pemantauan asuhan kebidanan RUJUK ibu nifas fisiologis RUJUK
pada BBL-neonatus fisiologi Kunjungan I (6jam-3hari PP)
Kunjungan I (umur 6jam-3hari) Kunjungan II (4-7 hari PP)
Kunjungan II (umur 4-7 hari ) Kunjungan III (8-14 hari PP)
Kunjungan III (umur 8-14 hari)

KB

Kunjungan I (4-7 hari PP) = Konseling pelayanan KB


Kunjungan II (8-14 hari PP) = Evaluasi konseling
pelayanan KB

(Sumber : panduan penyusunan laporan tugas akhir Universitas Megarezky, 2019)


DAFTAR PUSTAKA

Aditama Lidia Putri,dkk. 2019. Obstetri dan Ginekologi. Gresik: Guepedia

Astuti, dkk. 2017. Konsep Dasar Continuty Of Care. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Asri novianti. 2017. Asuhan Kebidanan Komprehensif. Yogyakarta: Depublis

Aziz. 2016. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika

Dartiwen dan Yati Nurhayati. 2019. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.


Yogyakarta: Andi Offset.

Dian Sulis,dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Surakarta: CV OASE GROUP.

Dinas Kesehatan Makassar. 2018. Profil Kesehatan Ibu dan Anak: Makassar

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2018. Tentang ANC K1,K4,INC,PNC


KF,Bayi baru lahir,dan KB

Elisabeth. 2019. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press

Febrianti dan Aslina. 2019. Praktik Klinik Kebidanan I. PT. Pustaka Baru :
Yogyakarta.

Irianti, Berliana. 2019. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Jitowiyono Sugeng dan Masniah. 2019. Keluarga Berencana (KB) Dalam


Perspektif Bidan. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.

Kartika. 2017. Asuhan Kebidanan Komprehensif. Yogyakarta: Fitramaya

Mandang,dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Bogor: In Media

Mastiningsih. 2019. Buku Ajar Program Pelayanan Keluarga Berencana. Bogor: In


Media

Miftahul Khairoh, dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Surabaya: CV Jakad


Publishing.

Ning Rasida Atiqoh. 2020. Kupas Tuntas Hiperemesis Gravidarum (Mual Muntah
Berlebihan Dalam Kehamilan.DKI Jakarrta: One Peach Media

Profil Kesehatan Indonesia. 2016. AKI (Angka Kematian Ibu)


Rukiyah, dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
CV Trans Info Media

Sabrina Dwi Prihartini. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan , Pustaka


Panasea, Yogyakarta.

Sari dan Khotimah. 2018. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Bogor: In
Media

Sri Elisabeth Walayani, dkk. 2018. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan,


Yogyakarta , pustaka barupres.

Suparmi,dkk. 2018. Buku Saku Bayi dan Balita Sehat. Jakarta: CV Trans Info
Media

Sulfianti dkk. 2020. Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Medan:Yayasan Kita


Menulis

Tonasih,dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta: K-


Media

Vita Andina Sutanto. 2019. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press

Walyani dan Endang. 2019. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Pustaka Baru Pres

World Health Organization. 2016. Data AKI dan AKB.

Yuhedi dan Kurniawati. 2018. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC

Yuliani,dkk. 2017. Buku Ajar Aplikasih Asuhan Kehamilan. Jakarta:CV Trans


Media

Yulaikha, Kurniawati. 2016. Asuhan Kebidanan, Jakarta, Ilmu Kedokteran EGC.

Zubaidah,dkk . 2021. Asuhan Keperawatan Nifas.Yogyakarta: Depublish


FORMAT PENGKAJIAN DATA

MANAJEMEN KEBIDANAN ANTENATAL

No. Reg Ibu : ……………………..

Nama Mahasiswa : ……………………..

Tgl. MRS : ……………………..

Tgl. Pengkajian : ……………………..

I. IDENTITAS DATA DASAR

A. Identitas ibu / suami

a. Nama : ...................................................................

b. Umur : ....................................................................

c. Suku : ....................................................................

d. Agama : .....................................................................

e. Pendidikan : .....................................................................

f. Lamanya menikah : .....................................................................

g. Suami sekarang : .....................................................................

h. Alamat : ....................................................................

B. Data Biologis / Fisiologis

1. Keluhan utama : ......................................................................................

a. Mulai timbulnya : ....................................................................

b. Sifat keluhan : ....................................................................

c. Lokasi Keluhan : ....................................................................

...........................................................................................................

...........................................................................................................
d. Faktor pencetus : ...................................................................

e. Keluhan lain : ....................................................................

f. Pengaruh keluhan terhadap aktifitas / fungsi tubuh : ......................

g. Usaha klien untuk mengatasi keluhan : ..........................................

Efektifitas tindakan yang dilakukan : ............................................

2. Riwayat Keluhan Lalu

a. Imunisasi yang pernah diperoleh : ..............................................

b. Penyakit yang pernah diderita : ..............................................

c. Riwayat opname (kapan/alasan) : ..............................................

d. Riwayat trauma (kapan/alasan) : ..............................................

e. Riwayat operasi (kapan/alasan) : ..............................................

1. Uterus : ..................................................................................

2. Abdominal : ..................................................................................

f. Riwayat transfusi darah (kapan/alasan/reaksi) : ................................

g. Riwayat alergi (makanan/obat/dll) : ........................................

h. Riwayat adiksi (obat/rokok/alkohol) : ........................................

i. Kebiasaan spesifik (makanan/minuman) : .........................................

4. Riwayat keluarga :

a. Riwayat penyakit menular : ................................................................

b. Riwayat penyakit keturunan (lampiran genogram) : ..........................

c..Pengaruh lingkungan psikososial serumah (genogram) :.....................

5. Riwayat reproduksi

a. Riwayat haid :

1. Menarche : ......................................................................................
2. Siklus haid :.....................................................................................

3. Durasi haid : ...................................................................................

4. perlangsungan : ................................................................................

b. Riwayat obstetri :

1. Kehamilan, persalinan dan nifas lalu

Kehamilan Persalinan Nifas


K Th Umu Pen Jenis Perlan BB Keadaa Perlan Lamanya

e n r lon Persalina g Bay n Bayi g Menyusu

(mg) g n sungan i sungan i

2. Kehamilan sekarang

a. G :....................... P : ........................ A : .................................

b. HPHT :................../..................../..................TPL :......../........

c. Pergerakan janin :

1. Kapan dirasakan : ...............................................................

2. Dirasakan pada area : ...........................................................

d. Riwayat ginekologi

1. Penyakit neoplasma : ..........................................................

2. Riwayat PHS : ....................................................................

3. Riwayat Infertilitas : .............................................................

4. Infeksi alat reproduksi : .........................................................

e. Riwayat keluarga berencana

1. Pernah / mulai ber KB : ........................................................


2. Jenis Kontrasepsi : ...............................................................

3. Keluhan selama ber KB : .....................................................

6. Riwayat pemenuhan keb.dasar (Basic Needs)

a. Kebutuhan nutrisi

Kebiasaan

1. Pola makan ibu : ..............................................................................

2. Frekuensi makan : ............................................................................

3. Kebutuhan minum / cairan : ............................................................

Selama hamil

1. Konsumsi perhari makanan (sumber)

a. Karbohidrat : ...............................................................................

b. Protein : .....................................................................................

c. Lemak : .....................................................................................

d. Besi / asam folat : .......................................................................

e. Kalsium : ..................................................................................

f. Iodine : .....................................................................................

2. Nafsu makan : ..................................................................................

3. Masalah dengan gigi / mengunyah : ................................................

4. Makanan yang diselingi :..................................................................

5. Makanan yang dipantang : ..............................................................

6. Kebutuhan minum / cairan : ...........................................................

7. Perubahan lain : ...........................................................................


b. Kebutuhan Eleminasi

Kebiasaan

1. Frekuensi BAK : ............................................................................

2. Warna / bau khas : ........................................................................

3. Gangguan eliminasi BAK : ...........................................................

4. Frekuensi BAB : ............................................................................

5. Warna / Konsistensi : ....................................................................

6. Kebersihan pakaian : .....................................................................

Selama Hamil

1. Poliuri : ..........................................................................................

2. Inkontinentia Uri : .........................................................................

3. Dysuri : ...........................................................................................

4. Hemoroid : .....................................................................................

5. Konstipasi : .....................................................................................

Perubahan lain : ...............................................................................................

c. Kebersihan diri sendiri

Kebiasaan :

1. Kebersihan rambut : .......................................................................

2. Kebersihan badan : ........................................................................

3. Kebersihan gigi dan mulut : ...........................................................

4. Kebersihan genetalia dan anus : .......................................................

5. Kebersihan kuku, tangan, kaki : .......................................................

Perubahan selama hamil : .................................................................................

d. Kebutuhan rekreasi / olah raga


Kebiasaan :

1. Jenis / frekuensi rekreasi : ...............................................................

2. Jenis / frekuensi olah raga : .............................................................

3. Alasan rekreasi / olah raga : ...........................................................

Perubahan selama hamil : ................................................................................

e. Kebutuhan istirahat / tidur

Kebiasaan :

1. Istiharat / tidur siang : ......................................................................

2. Istirahat / tidur malam : ...................................................................

3. Pekerjaan RT dilakukan : .................................................................

4. Merawat anak dilakukan : ................................................................

Selama hamil :

1. Perubahan : ......................................................................................

............................................................................................................

2. Peran keluarga dalam membantu istirahat : ......................................

7. Pemeriksan fisik

a. Pemeriksaan fisik umum

1. Penampilan ibu : ...............................................................................

2. Kesadaran : ........................................................................................

3. Tinggi / berat badan : ........................................................................

4. Tanda vital

a. Tekanan darah tinggi : ..........................mm Hg

b. Denyut nadi : ......................... / menit

c. Temperatur : .........................oC
d. Respirasi : ........................../ menit

5. Inspeksi kepala dan rambut

a. Keadaan rambut : .........................................................................

b. Kebersihan rambut : ....................................................................

6. Inspeksi wajah / muka

a. Edema wajah / muka : ...................................................................

b. Topeng kehamilan : ...................................................................

c. Ekspresi wajah : ..................................................................

7. Inspeksi mata

a. Kebersihan : ..................................................................................

b. Konyungtiva : ..................................................................................

c. Sklera : ..................................................................................

8. Inspeksi hidung

a. Kesimetrisan : ..................................................................................

b. Sekret hidung : ..................................................................................

c. Epistaksis : ..................................................................................

9. Inspeksi gigi dan mulut

a. Kebersihan gigi & mulut : ...................................................................

b. Keadaan gigi : ...................................................................

c. Keadaan gusi : ...................................................................

d. Keadaan lidah : ..................................................................

e. Keadaan mukosa bibir : ..........................................................................

f. Caries / protesa : ...........................................................................


10. Inspeksi telinga

a. Kebersihan telinga : .............................................................................

b. Sekret telinga : ..............................................................................

c. Keadaan telinga luar : ..............................................................................

11. Inspeksi / palpasi leher

a. Pembesaran kelenjar gondok : .................................................................

b. Pembesaran vena jugularis : ..................................................................

c. Pembesaran arteri karotis : .................................................................

12. Ispeksi / palpasi dan auskultasi dada / perut

a. Payudara

1. Kesimetrisan : .....................................................................................

2. Keadaan putting : ....................................................................................

3. Keadaan areola : .....................................................................................

4. Kolostrum : ....................................................................................

5. Suhu Payudara : .....................................................................................

b. Jantung

1. Icterus kordis : .....................................................................................

2. Bunyi tambahan : ....................................................................................

c. Paru

1. Bunyi pernapasan : ..................................................................................

2. Bunyi tambahan : .....................................................................................

d. Abdomen

1. Pembesaran : .......................................................................................

2. Bentuk : .......................................................................................
3. Striae : .......................................................................................

4. Linea : .......................................................................................

5. Tanda hidramnion : .......................................................................................

6. Tampak gerakan janin : ................................................................................

13. Inspeksi genetalia ( vulva / anus )

a. Kebersihan : ...............................................................................

b. Tanda Chadwick : ...............................................................................

c. Varises : ...............................................................................

d. Flour albus : ................................................................................

e. Kondiloma lata : ...............................................................................

f. Pembesaran kel. lipat paha : ................................................................................

14. Inspeksi dan palpasi tungkai bawah

a. Kesimetrisan : ....................................................................................................

b. Edema pretibia : ...............................................................................................

c. Varices : .........................................................................................................

d. Patella refleks : .......... ......................................................................................

b. Pemeriksaan Obstetri

1. Palpasi abdomen

a. Tinggi fundus uteri : ..........................................................................................

b. Situs janin :.........................................................................................................

c. Habitus Janin : ...................................................................................................

d. Posisi janin : .......................................................................................................

e. Presentasi janin : ................................................................................................

f. Masuknya presentasi : .................. ....................................................................


2. Auskultasi DJJ

a. Irama / regularitas : ............................................................................................

b. Frekuensi : ...........................................................................................................

c. Bising tali pusat : .................................................................................................

d. Gerakan janin : .....................................................................................................

e. Bising uterus : .......................................................................................................

f. Bunyi aorta : .........................................................................................................

g. Gerakan usus : ......................................................................................................

3. Pemeriksaan panggul

a. Panggul luar (primi gravida)

1. Distansia spinarum :..............................cm

2. Distansia kristarum : ..............................cm

3. Konyugata eksterna : ..............................cm

4. Konyugata diagonalis : ..............................cm

5. Distansia tuberum : ..............................cm

6. Ukuran lingkar panggul : ..............................cm

b. Panggul dalam

1. Konyugata diagonalis : ..............................cm

2. Arkus pubis : ..............................derajat

3. Spina iskiadika : ..............................cm

4. Pemeriksaan laboratorium (hasil/tgl)

a. Urine

1. Albumin : ..............................................................................................

2. Reduksi : ..............................................................................................
b. Darah

1. HB : .....................................................................................................

2. Gol. Darah : ..........................................................................................

3. Lain-lain : .............................................................................................

5. Pemeriksaan Radiodiagnostik (hasil/tanggal)

a. USG : .....................................................................................................

b.

CTG : ......................................................................................................

c. NST : .....................................................................................................

6. Pemeriksaan diagnostik lain

a. Amniosintetis : .......................................................................................

b. Amnioskopi : ..........................................................................................

c. Data psikologis / sosiologis

1. Reaksi emosional terhadap kehamilan

a. Rencana untuk hamil : .....................................................................................

b. Respon ibu : ....................................................................................................

c. Respon suami : ...............................................................................................

d. Respon anak : .................................................................................................

2. Peranan ibu dalam keluarga

a. Pengambilan keputusan : .................................................................................

b. Konsultasi kesehatan : .....................................................................................

c. Penentuan diet dan makanan pantang : ..........................................................

d. Lain-lain : ......................................................................................................
MANAJEMEN KEBIDANAN INTRANATAL

No. Reg Ibu : ……………………..

Nama Mahasiswa : ……………………..

Tgl. MRS : ……………………..

Tgl. Pengkajian : ……………………..

I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas ibu / suami

1. Nama : .........................................../...........................................

2. Umur : .................................thn /..........................................thn

3. Suku : ............................................/..........................................

4. Agama : . ........................................../ .........................................

5. Pendidikan : ........................................../ ...........................................

6. Pekerjaan : .........................................../ ..........................................

7. Lamanya menikah : ..............................thn /....................................thn

8. Suami sekarang : ........................................../ ...........................................

9. Alamat : .........................................../ .........................................

B. Data Biologis / Fisiologis

1. Keluhan utama:.................................................................................................

2. Riwayat keluhan utama:....................................................................................

a. Mulai timbulnya : ........................................................................................

b. Sifat keluhan (kualitas / kuantitas) :.............................................................

c. Lokasi keluhan :...........................................................................................


d. Faktor pencetus:...........................................................................................

e. Pengaruh keluhan terhadap aktifitas / fungsi tibuh :....................................

3. Riwayat kesehatan lalu

a. Imunisasi yang pernah diperoleh: ...............................................................

b. Penyakit yang pernah diderita : ....................................................................

c. Riwayat Opname (kapan/alasan): ................................................................

d. Riwayat trauma (kapan/alasan): ..................................................................

e. Riwayat Operasi (kapan/alasan) : ................................................................

1. Uterus : ...............................................................................................

2. Abdominal : ...............................................................................................

a. Riwayat transfusi darah (kapan/alasan/ reaksi) :.......................................

b. Riwayat alergi (makanan/obat dll).............................................................

c. Riwayat adiksi (obat/rokok/alcohol): .......................................................

d. Kebiasaan spesifik (makanan/minuman): ...............................................

4. Riwayat keluarga

a. Riwayat penyakit menular :............................................................................

b. Riwayat penyakit keturunan (lampiran Genogram):......................................

c. Pengaruh lingkungan Psiko social serumah (genogram):..............................

5. Riwayat reproduksi

a. Riwayat Haid

1. Menarche : .......................................................................

2. Siklus Haid : .......................................................................


3. Durasi Haid : .......................................................................

4. Perlangsungan Haid : ........................................................................

b. Riwayat obstetri

1. Kehamilan, persalinan dan nifas lalu

Kehamilan Persalinan Nifas


Ke Thn Umur Jenis Peno Perlang BB Keadaan Perlang Lamanya

(mg) long Sungan Bayi Bayi sungan Menyusui

2. Kehamilan sekarang

(a). G : ........................... P : ............................. A : .................................

(b). HPHT : ……/………/………...TPL : ……./………../……………/

(c). Pergerakan janin

- Kapan dirasakan : ........................................................................

- Dirasakan pada area :.........................................................................

(d). Sejak Amenore : ........................................................................

- Spooting/Bleeding : ........................................................................

- Pusing/Sakit kepala : ........................................................................

- Mual / muntah : .......................................................................

C. Riwayat ginekologi

1. Penyakit neoplasma : .......................................................................

2. Riwayat PHS : .......................................................................


3. Riwayat Inrfertilitas : .......................................................................

4. Infeksi alat reproduksi : .......................................................................

D. Riwayat Pemenuhan kebutuhan dasar

1. Pernah / mulai ber KB : ...........................................................

2. Jenis Kontrasepsi : ...........................................................

3. Jenis keluhan selama ber KB : ..........................................................

E. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan dasar

a. Kebutuhan nutrisi

Kebiasaan

1. Pola Makan : ....................................................................

2. Frekuensi Makan : ....................................................................

3. Kebutuhan makan/cairan : ....................................................................

Selama inpartu

1. Konsumsi makanan perhari

a. Karbohidrat : ....................................................................

b. Protein : ....................................................................

c. Lemak : ....................................................................

d. Besi/asam folat : ......................................................................

e. Kalsium : ......................................................................

f. Iodine : ......................................................................

2. Nafsu makan : ......................................................................

3. Masalah dengan gigi dan mengunyah : ......................................................


4. Makanan yang disenangi : ..........................................................

5. Makanan yang dipantang : ..........................................................

6. Kebutuhan minum/cairan : ..........................................................

7. Perubahan lain : ..........................................................

b. Kebutuhan Eliminasi

Kebiasaan

1. Frekuensi bak : ..............................................................

2. Warna / bau khas : ..............................................................

3. Gangguan eleminasi BAK : ..............................................................

4. Frekuensi BAB : ..............................................................

5. Warna / konsistensi : ..............................................................

6. Gangguan eleminasi BAB : .............................................................

Selama inpartu

1. Poliuri : ..................................................................................

2. Inkontinentia Uri : ..................................................................................

3. Dysuri : ..................................................................................

4. Hemoroid : ..................................................................................

5. Konstipasi : ..................................................................................

6. Perubahan Lain : .................................................................................

c. Kebutuhan kebersihan diri sendiri :

Kebiasaan

1. Kebersihan rambut : .................................................................


2. Kebersihan Badan : .................................................................

3. Kebersihan gigi dan mulut : .................................................................

4. Kebersihan genetalia / anus :...................................................................

5. Kebersihan kuku tangan/kaki : ..................................................................

6. Kebersihan pakaian : .................................................................

d. Kebutuhan istirahat/tidur

Kebiasaan

1. Istirahat / tidur siang : ............................................................

2. Istirahat / tidur malam : ............................................................

3. Pekerjaan RT dilakukan : ............................................................

4. Merawat anak dilakukan : ............................................................

Selama periode inpartu : ............................................................

1. Perubahan : ............................................................

2. Peranan keluarga dalam membantu ibu istirahat : .....................................

Kebutuhan Seksual (bila mungkin / perlu) :...................................................

1) Kebiasaan : .........................................................................

2) Perubahan selama hamil : .........................................................................

7. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan Fisik Umum

1) Penampilan ibu : ........................................................................... ..

2) Kesadaran : ........................................................................... ..

3) Tinggi/berat badan : ................................cm / ..................................kg


4) Tanda Vital

a) Tekanan darah : ............................................................mmHg

b) Denyut nadi :

............................................................./menit

c) Temperatur : ....................................................................oC

d) Respirasi : ............................................................./menit

5) Inspeksi kepala dan rambut

a) Keadaan rambut : .......................................................................

b) Kebersihan rambut : ........................................................................

6) Inspeksi wajah/muka

a) Edema wajah/muka :.........................................................................

b) Topeng kehamilan : ........................................................................

c) Ereksi wajah : ........................................................................

7. Inspeksi mata

a) Kebersihan : ........................................................................

b) Konjungtiva : ........................................................................

c) Sklera : ........................................................................

8) Inspeksi Hidung

a) Kesimetrisan : ........................................................................

b) Sekret hidung : .......................................................................

c) Epistaksis : ......................................................................

9) Inspeksi gigi dan mulut


a) Kebersihan gigi dan mulut : ...........................................................

b) Keadaan gigi : ...........................................................

c) Keadaan Gusi : ............................................................

d) Keadaan Lidah : ...........................................................

e) Keadaan mukosa bibir : ...........................................................

f) Carises / protese : ...........................................................

10) Inspeksi telinga

a) Kebersihan telinga : ...........................................................

b) Sekret telinga : ............................................................

c) Keadaan telinga luar : ............................................................

11) Inspeksi/palpasi leher

a) Pembesaran kelenjar gondok : ..........................................................

b) Pembesaran vena jugularis : ..........................................................

c) Pembesaran arteri karotis : ..........................................................

12) Inspeksi/palpasi dan auskultasi dada/perut

a. Payudara :

(1) Kesimetrisan : ............................................................

(2) Keadaan putting : ............................................................

(3) Keadaan areola : ............................................................

(4) Kolostrum : ............................................................

(5) Suhu payudara : ............................................................


b. Jantung :

(1) Ictus kordis : ............................................................

(2) Bunyi tambahan : ............................................................

c. Paru :

(1) Bunyi pernafasan :.............................................................

(2) Bunyi tambahan :.. ..........................................................

a) Kebersihan : ................................................

b) Tanda Chadwick : ................................................

c) Varises : ................................................

d) Flour Albus : ................................................

e) Kondilomatalata : ................................................

f) Pembesaran Kel. Lipat paha : .................................................

d. Abdomen:

a) Pembesaran : ................................................

b) Bentuk : ................................................

c) Striae : ................................................

d) Linea : ................................................

e) Tanda hidramnion : ................................................

f) Tampak gerakan janin

14) Inspeksi dan palpasi tungkai bawah

a) Kesimetrisan : ........................................................................

b) Edema pretibla : ........................................................................


c) Varices : ........................................................................

15) Pemeriksaan panggul

a) Panggul luar (primi gravida)

(1) Distansia Spinaru :.............................................................

(2) Distansia kristarum : ............................................................

(3) Konyugata eksterna : ............................................................

(4) Konyugata diagonalis : ...........................................................

(5) Distansia tuberum : ...........................................................

(6) Ukuran lingkar panggul : .............................................................

16) Pemeriksaan Laboratorium (hasil/tanggal)

a) Urine

(1) Albumin : ...........................................................

(2) Reduksi : ............................................................

b) Darah

(1) Hb : ............................................................

(2) Golongan Darah : ............................................................

(3) Lain-lain : ............................................................

17) Pemeriksaan Radiodiagnostik (hasil/tgl)

a) Amniosintesis : ............................................................

b) Amnioskopi : ............................................................

b. Pemeriksaan obstetric dalam periode inpartu :

1) Pengkajian kala I (partograf)


a) Pemeriksaan kala I : jam : ..................................................................

b) Pelepasan pervaginaan : ..................................................................

c) Kontraksi uterus : ..................................................................

d) Tanda Vital : ..................................................................

(1) Tekanan darah : .................................................................

(2) Temperatur : ..................................................................

(3) Nadi : ..................................................................

(4) Pernapasan : ..................................................................

e) Respon terhadap nyeri : ..................................................................

f) Palpasi Abdomen : .................................................................

(1) Tinggi fundus uteri : ..................................................................

(2) Situs janin : ..................................................................

(3) Habitus janin : ..................................................................

(4) Posisi janin : ..................................................................

(5) Presentase janin : ..................................................................

(6) Masuknya presentase : ..................................................................

g) Auskultasi DJJ : ..................................................................

(1) Irama regularitas : ..................................................................

(2) Frekuensi : ..................................................................

(3) Bising tali pusat : ..................................................................

(4) Gerakan janin : ..................................................................

(5) Bising uterus : ..................................................................


(6) Bunyi aorta : ..................................................................

(7) Gerakan uterus : ..................................................................

h) Pemeriksaan dalam pervaginaan

Oleh : ....................Tgl : ........./.........../............ jam : ..................

(1) Indikasi : ...........................................................

(2) Keadaan dinding vagina : ............................................................

(3) Arkus pubis : ............................................................

(4) Spina Isiadika : ............................................................

(5) Portio : ............................................................

(6) Serviks : ............................................................

(7) Pembukaan serviks : ............................................................

(8) Keadaan kantong ketuban : ...........................................................

(9) Persentase janin : ............................................................

(10) Masuknya Presentase : ............................................................

(11) Kesan panggul : ............................................................

i) Akhir kala I : ............................................................

k) Lamanya kala I :.............................................................

j) Perlangsungan kala I : ...........................................................

m) Tindakan obat-obatan : ............................................................

2) Kala Pengeluaran / Pengkajian kala II dari hasil Kala I

a) Awal kala II Jam :.............................................................

b) Kontraksi uterus : ............................................................


c) Tekhnik mengedan : ............................................................

d) Keadaan umum Ibu : ............................................................

e) Bayi lahir jam : ............................................................

f) Keadaan bayi : ............................................................

(1) Apgar skor : ............................................................

(2) Jenis kelamin : ............................................................

(3) BBL / PBL : ............................................................

(4) Keadaan tali pusat : ............................................................

(5) Kelainan Kongenital : ............................................................

g) Perdarahan Kala II : ...........................................................

h) Lamanya kala II : ............................................................

i) Perlangsungan Kala II : ............................................................

j) Tindakan obat-obatan : ............................................................

3. Kala pengluaran /Pengkajian kala III dari kala II

a) Awal kala II :.............................................................

b) Kontraksi uterus : ...........................................................

c) Keadaan umum ibu : ...........................................................

d) Plasenta lahir jam : ............................................................

e) Keadaan Plasenta : ............................................................

(1) Kotiledon : ...........................................................

(2) Selaput korion : ............................................................

(3) Selaput amnion : ............................................................


(4) Infeksi tali pusat : ............................................................

(5) Diameter Plasenta : ............................................................

(6) Tebal Plasenta : ............................................................

(7) Panjang tali pusat : ............................................................

(8) Kelainan plasenta : ............................................................

f) Keadaan perineum : ............................................................

(1) Ruptur tingkat : ............................................................

(2) Episiotomi : ............................................................

(3) Jahitan : ............................................................

g) Perdarahan kala III : ............................................................

h) Perlangsungan kala III : ............................................................

i) Tindakan obat-obatan : ............................................................

4. Kala pengawasan / pengkajian kala IV dari hasil kala III

a) Awal observasi jam : ............................................................

b) Kontraksi uterus : ............................................................

c) Fundus uterus : ............................................................

d) Perdarahan : ............................................................

e) Keadaan umum ibu : ............................................................

f) Tanda vital : ...........................................................

g) Akhir kala IV jam : ............................................................

c. Data Psikologis / Sosiologis

1. Reaksi Emosional terhadap kehamilan


a. Rencana untuk hamil : ............................................................

b. Respon ibu : ............................................................

c. Respon suami : ............................................................

d. Respon anak : ............................................................

2. Peranan ibu dalam keluarga

a. Pengambilan keputusan :......................................................

b. Konsultasi kesehatan : ....................................................

c. Penentuan diet dan makanan pantang : ....................................................

d. Data spritual

1. Hubungan keyakinan dengan kehamilannya : ............................................

2. Usaha ibu untuk berdoa terhadap kesehatannya : .......................................

3. Pantangan menurut keyakinan ibu selama kehamilan : ..............................

4. Keharusan menurut keyakinan ibu selama kehamilan : .............................

e. Data tambahan lain :

1. Keluarga Klien : .................................................................

2. Tim kesehatan yang terlibat : ..................................................................

Makassar,...........................20

Mahasiswa

(...........................)
MANAJEMEN KEBIDANAN POST NATAL

No. Reg Ibu : ……………………..

Nama Mahasiswa : ……………………..

Tgl. MRS : ……………………..

Tgl. Pengkajian : ……………………..

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Indentitas Istri/ Suami


Nama :

Umur :

Suku :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Kawin berapa :
Lamanya Menikah :

A. DATA BIOLOGIS/FISIOLOGIS

1. Keluhan Utama :

2. Riwayat keluhan utama:


a. Mulainya Timbul :

b. Sifat keluhan (Kuantitas) :

c. Lokasi Keluhan :

d. Faktor predisposisi :

e. Keluhan lain yang menyertai :


f. Pengaruh keluhan terhadap fungsi tubuh :

g. Usaha klien untuk mengatasi keluhan :

3. Riwayat kesehatan lalu

a. Imunisasi yang diperoleh :

b. Penyakit yang diderita :

c. Riwayat Opname (tgl/alasan) :

d. Penyakit operasi :

e. Riwayat Trauma :

f. Riwayat transfusi darah (tgl,alasan, reaksi) :

g. Riwayat alergi (makanan, obat dll) :

h. Ketergantungan terhadap sesuatu (rokok, obat, alkohol) :


i. Kebiasaan :

 Makanan khusus:

 Minuman khusus :

4. Riwayat keluarga

a. Genogram 3 generasi :

b. Riwayat penyakit dalam keluarga:


5. Riwayat Obstetri

a. Riwayat haid:

1) Menarche :

2) Siklus haid :

3) Lamanya haid :

4) Perlangsungan haid :

5) Kelainan haid :

b. GPA:

c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas Lalu

6. Riwayat Gynekologi

a. Tumor :
b. Operasi gynekologi :

7. Riwayat KB

a. Pernah ber KB:

b. Lamanya ber KB :

c. Jenis kontrasepsi :

8. Riwayat pola kegiatan sehari-hari


a. Pola nutrisi

1) Kebiasaan)

 Jenis makanan dan minuman :

 Frekuensi :

 Warna :

 Jumlah yang diminum:

 Nafsu makan:

2) Perubahan sebelum persalinan

 Mual/muntah :

 Frekuansi :

 Isi muntah :
b. Pola BAB/BAK

1) Kebiasaan BAK

 Frekuensi :

 Warna :

 Jumlah :
 Inkontinentia urin:

2) Kebiasaan BAB

 Frekuensi :

 Warna :

 Jumlah :

 Konsistensi :

 Perubahan setelah bersalin :

c. Pola istirshat

1) Kebiasaan tidur

 Tidur siang :

 Tidur malam :
 Istirahat :

 Perubahan setelah bersalin :

d. Personal hygiene

1) Kebersihan kulit :

2) Kebersihan rambut :

3) Kebersihan gigi dan mulut :


4) Kebersihan genetalia:

5) Kebersihan pakaian :

6) Kuku tangan/kaki :

7) Perubahan setelah bersalin :

e. Pola rekreasi/olahraga

1) Kebiasaan rekreasi

 Jenis :

 Frekuensi :

 Perubahan setelah melahirkan :

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan Umum :
a. Penampilan umum :

b. Kesadaran :

c. Ekspresi wajah :

d. Berat badan

 Sekarang :

 sebelum partus :
 setelah bersalin :

e. Tinggi badan :

2. Pemeriksaan Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah :

b. Pernafasan :

c. Suhu :

d. Nadi :

3. Pemeriksaan obstetri

a. Inspeksi

1) Kepala

 Keadaan rambut :
 Kebersihan :

2) Muka

 Ekspresi wajah:

 Pucat :

 Edema :

 Siaonisis :
3) Mata

 Konjungtiva :

 Sklera :

 Kelopak mata :

4) Mulut dan gigi

 Keadaan bibir :

 Keadaan sudut mulut:

 Keadaan gigi :

 Caries :

5) Leher

 Pembesaran kelenjar gondok :


6) Payudara

 Pembengkakan :

 Kesimetrisan :

 Keadaan puting susu:

 Keadaan areola mamae :


 Kebersihan :

 Bayi dapat disusui/tidak :

 Bayi dapat menghisap/tidak :

 Menyusui pada kedua buah dada:

 Lamanya menyusui :

7) Abdomen

 Kebersihan :

 Ada luka operasi :

 Pembesaran :

 Pakai gurita/tidak :

8) Vulva dan perineum


 Kebersihan umum:

 Edema :

 Varises :

 Keadaan perineum:

 Luka perineum :
 Jenis episiotomi :

 Jumlah jahitan :

 Tanda infeksi:

9) Vagina atau lochea

 Jenis lochea :

 Bau :

 Jumlah :

 Warna :

10) Tungkai bawah

 Kesimetrisan:
 Edema :

 Varises :

 Refleks patella:

11) Anus

 Hemoroid :
 Edema :

b. Palpasi

1) Buah dada/laktasi

 Teraba panas:

 Nyeri tekan :

 Kolostrum :

 Asi lancar :

2) Abdomen/involusi

 Tinggi fundus uteri:

 Posisi uterus :
3) Vulva/perineum

 Nyeri tekan :

4) Ektremitas

 Edema :

 Varises nyeri/tidak :

c. Perkusi:
d. Auskultasi:

1) Bunyi jantung ibu :

2) Bunyi paru ibu :

3) Bunyi peristaltik :

e. Early Embulation :

C. DATA PSIKOLOGIS

1. Ekspresi wajah :

2. Adaptasi psikologis :

3. Harapan klien dan keluarga :

4. Pola interaksi :

5. Reaksi penerimaan anak :


D. DATA SOSIAL

1. Ekspresi wajah :

2. Hubungan dengan anak :

3. Hubungna dengan tetangga :

E. DATA SPRITUAL

Pelaksanaan ibadah selama post partum:......................................................


(a) LANGKAH II. MERUMUSKAN DIAGNOSA/MASALAH
AKTUAL

(b) LANGKAH III. MERUMUSKAN DIAGNOSA/MASALAH


POTENSIAL

(c) LANGKAH IV. MELAKSANAKAN TINDAKAN SEGERA DAN


KOLABORASI

(d) LANGKAH V MERENCANAKAN ASUHAN KEBIDANAN

(e) LANGKAH VI. MELAKSANAKAN TINDAKAN ASUHAN


KEBIDANAN

.
(f) LANGKAH VII. MENGEVALUASI ASUHAN KEBIDANAN

Anda mungkin juga menyukai