Anda di halaman 1dari 66

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN BALITA


DI POSYANDU MANDIRI MASA PANDEMI COVID-19
WILAYAH PUSKESMAS TEMPEL II
TAHUN 2021

Yulia Kristiani

P07124321208

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATA YOGYAKARTA
2021
SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN BALITA


DI POSYANDU MANDIRI MASA PANDEMI COVID-19
WILAYAH PUSKESMAS TEMPEL II
TAHUN 2021

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Terapan Kebidanan

Yulia Kristiani
P07124321208

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATA YOGYAKARTA
2021

i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Skripsi
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN BALITA
DI POSYANDU MANDIRI MASA PANDEMI COVID-19
WILAYAH PUSKESMAS TEMPEL II
TAHUN 2021”

Disusun Oleh:
Yulia Kristiani
P07124321208

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada Tanggal

SUSUNAN DEWAN PENGUJI


Ketua
Dr. Heni Puji Wahyuningsih,S.SiT., M.Keb (………………………………………)
NIP. 197511232002122002

Anggota
Nanik Setyawati, S.SiT., M.Kes (………………………………………)
NIP.198010282006042002

Anggota
Yuliantisari Retnaningsih, S.SiT., M.Keb (………………………………………)
NIP. 198107272005012003
Yogyakarta
Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Dr. Yuni Kusmiyati, S.ST., MPH.


NIP. 19760620200212200

iii
HALAMAN PERNYATAAN ORIGINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Yuli Kristiani


NIM : P07124321208

Tanda Tangan :

Tanggal :

iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian. Skripsi ini
terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak
dapat peneliti sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:

1. Joko Susilo, S.KM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

2. Dr. Yuni Kusmiyati, S.ST., MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.

3. Nanik Setyawati, S.SiT., M.Kes selaku Pembimbing Utama yang telah


memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.

4. Yuliantisari Retnaningsih, S.SiT., M.Keb selaku Pembimbing Pendamping yang


telah memberikan arahan dan masukan dalam penyususan skripsi.

5. Dr. Heni Puji Wahyuningsih, S.SiT., M.Keb selaku Ketua Dewan Penguji dalam
penyusunan skripsi.

6. Suami dan anak-anak saya yang telah memberikan bantuan dukungan material
dan moral dalam penulisan skripsi.

7. Teman-teman kelas Alih Jenjang D yang selalu memberi dukungan semangat.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, Agustus 2021


Peneliti

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Halaman Persetujuan Pembimbing ii
Halaman Pengesahan Propoal Skripsi iii
Halaman Pernyataan Orgininalitas iv
Daftar ISI v
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar vii
Kata Pengantar vii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Ruang Lingkup Penelitian 6
E. Manfaat Penelitian 7
F. Keaslian Penelitian 7
BAB II Tinjauan Pustaka 11
A. Tinjauan teori 11
1. Posyandu 11
2. Posyandu di Masa Pandemi COVID-19 17
3. Kunjungan Posyandu 21
B. Kerangka Teori 25
C. Kerangka Konsep Penelitian 26
BAB III Metode Penelitian 27
A. Jenis dan Desain Penelitian 27
B. Populasi dan Sampel 28
C. Waktu dan Tempat 30
D. Variabel Penelitian 30
E. Defini Operasional Variabel Penelitian 30
F. Jenis dan Tekhnik Pengumpulan Data 33
G. Alat Ukur/Instrumen Bahan Penelitian 33
H. Uji Validitas dan Reliabilitas 34
I. Prosedur Penelitian 37
J. Manajemen Data 38
K. Etika Penelitian 40

v
DAFTAR TABEL

Gambar 2.1 Kerangka Teori 25


Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian 26

vi
DAFTAR GAMBAR
Tabel 3.1 Definisi Operasional 31
Tabel 3.2 Norma Reliabilitas 36

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia tengah menghadapi wabah terbesar pada awal tahun 2020, yang

dikenal dengan “Virus Corona”, severe acute respiratory syndrome coronavirus 2

(SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru

dari coronavirus yang menular ke manusia. Walaupun lebih banyak menyerang

lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anakanak,

hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Corona virus adalah

kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus,

virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus

ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru

(pneumonia) (1–3).

COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemic dunia oleh WHO

(WHO,2020). Dan juga telah dinyatakan Kepala Badan nasional penanggulangan

Bencana melalui Keputusan nomor 9 A Tahun 2020 diperpanjang melalui

Keputusan nomor 13 A tahun 2020 sebagai Status Keadaan Tertentu Darurat

Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia. Selanjutnya

dikarenakan peningkatan kasus dan meluas antar wilayah, Pemerintah

menerbitkan Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan

Nasional Berskala Besar dalam Rangka percepatan Penanganan Corona Virus


2

Disease 2019 (COVID-19), dan Keputusan Presiden no 11 tahun 2020 yang

menetapkan Status Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, kemudian diperbaharui

dengan Keputusan Presiden No. 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana non

alam penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional (4,5).

Pelaksanaan posyandu sering dikenal dengan sebutan sistem lima meja,

dimana masing-masing meja mempunyai kegiatan yang khusus yaitu meja satu

(pendaftaran), meja dua (penimbangan), meja tiga (pencatatan), meja empat

(penyuluhan) dan meja lima (pelayanan kesehatan). Dalam posyandu teradapat

juga terdapat lima program (panca kidra posyandu) yaitu Pelayanan Kesehatan

Ibu dan Anak, Pelayanan Keluarga Berencana, Imunisasi, Peningkatan Gizi, dan

Penanggulangan Diare (2,6,7).

Dalam pelaksanaannya, tujuan kegiatan posyandu lebih diarahkan pada

upaya untuk menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran,

sedangkan tingginya angkakematian ibu sangat erat kaitannya dengan kurangnya

pengetahuan masyarakat mengenai Kesehatan reproduksi dan pemeriksaan

Kesehatan selama kehamilan. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan

dasar yang memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sehingga

dapat mendetksi secara dini masalah kesehatan yang terjadi pada bayi adan balita,

sehingga mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat (8–11).

Pada masa pandemic COVID-19 ini pelayanan posyandu sempat terhenti

dan pelaksanaan pemantauan tumbuh kembang balita, pelayanan posyandu


3

dilakukan secara mandiri dengan model pelaksanaannya diserahkan pada masing-

masing daerah sesuai dengan kondisi atau zona covid masing-masing daerah.

Dengan adanya kelonggaran kegiatan di masa pandemic ini (New Normal)

kegiatan posyandu dibeberapa daerah sudah mulai aktif kembali tetapi dengan

tetap pelaksanaannya harus mematuhi protocol kesehatan pelayanan psoyandu

yang dikeluarkan oleh pemerintah (10,12).

Salah satu penunjang suksesnya posyandu yaitu pengetahuan ibu, terutama

yang memiliki balita. Pengetahuan ibu yang tinggi tentang posyandu dapat

mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu ke posyandu. Apabila ibu atau masyarakat

yang tidak hadir di posyandu di khawatirkan informasi atau pengetahuan tentang

kesehatan tidak mencapai semua sasaran sehinnga tujuan untuk merubah perilaku

sehari-hari untuk sehat sulit dicapai. Padahal posyandu adalah tempat pemberian

informasi yang edukatif. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

berdasarkan pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan bertambah

sesuai dengan proses pengalaman yang dialaminya (13).

Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi stimulus atau rangsangan dari

luar dan stimulus tersebut dapat diberikan dengan cara mengadakan penyuluhan-

penyuluhan tentang Posyandu kepada lapisan masyarakat. Namun, dalam

memberikan respon atau stimulus sangat tergantung pada karekteristik atau

faktor-faktor lain dari orang bersangkutan yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Apabila persepsi ibu balita tentang Posyandu positif, maka ibu balita
4

akan hadir secara rutin ke Posyandu setiap bulannya dan sebaliknya, jika persepsi

ibu balita tentang Posyandu negatif, maka kehadiran ibu balita tidak akan rutin

setiap bulannya. Hal ini berarti meskipun stimulus sama bagi beberapa orang,

namun respon setiap orang berbeda. Sebaliknya, kesadaran ibu yang kurang akan

pentingnya peran Posyandu menyebabkan terhambatnya proses pelayanan

Kesehatan yang baik bagi para balita. Teori Health Belief Model yang

dikembangkan oleh Rosenstock (1988), menekankan bahwa perilaku kesehatan

ditentukan oleh keyakinan pribadi atau persepsi tentang penyakit dan strategi

yang tersedia untuk mengurangi terjadinya penyakit. Persepsi seseorang

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan

intrapersonal (10,14–16)

Kecemasan yang berkepanjangan akan menyebabkan stress sehingga

mengganggu aktivitas sehari hari dan menimbulkan ketidakstabilan situasi dan

kondisi salah satunya masyarakat takut untuk memeriksakan diri ke pelayanan

Kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari Puspita, R & utami.

U tentang Study Analisa Tingkat Kecemasan Dengan Kepatuhan Kunjungan

Posyandu Di Masa Pandemi COVID-19 didapatkan hasil 12 responden tidak

cemas dan patuh dalam melakukan kunjungan posyandu selama masa pandemic,

13 responden mengalami kecemasan ringan dan 5 responden mengalami

kecemasan berat. Akibat dari kekhawatiran tersebut akan membuat masyarakat

takut untuk melakukan pemeriksaan ke pelayanan Kesehatan (9,17,18).


5

Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang diselenggarakan seniri atau

bersama- sama dalam organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan Kesehatan perorangan,

keluarga, kelompok atau pun masyarakat. Maka dari itu pelayanan kesehatan

sangat penting bagi masyarakat akan tetapi saat pandemic COVID-19 masyarakat

enggan untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan karena takut tertular

corona virus (6).

Berdasarkan studi pendahuluan pelayanan posyandu wilayah Puskesmas

Tempel II, ibu yang memiliki bayi dan balita tidak rutin dalam melakukan

Posyandu dimasa pandemi. Sebelum pandemic, posyandu di Wilayah Puskesmas

Tempel II terdapat 51 posyandu dan setelah pandemic posyandu yang aktif

terdapat 25 posyandu sedangkan jumlah balita terdaapat 1303 balita. Berdasarkan

latar belakang diatas peneliti ingin meneliti Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Kunjungan Balita Di Posyandu Mandiri Masa Pandemi COVID-19 Wilayah

Puskesmas Tempel II.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin meneliti “Faktor-faktor

Yang Mempengaruhi Kunjungan Balita Di Posyandu Mandiri Masa Pandemi

COVID-19 Wilayah Puskesmas Tempel II”.


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan Faktor-faktor

Yang Mempengaruhi Kunjungan Balita Di Posyandu Mandiri Masa Pandemi

COVID-19 Wilayah Puskesmas Tempel II.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik responden, terdiri dari umur ibu, pendidikan ibu,

pekerjaan ibu dan jarak tempat tinggal ibu dengan layanan posyandu

mandiri dan mengetahui karakteristik balita teridiri dari balita anak

keberapa, usia balita dan jenis kelamin balita.

b. Mengetahui persepsi ibu terhadap pandemic COVID-19.

c. Mengetahui pengetahuan ibu tentang posyandu dimasa pandemic COVID-

19.

d. Mengetahui tingkat kepatuhan kunjungan balita di Posyandu di Puskesmas

Tempel II

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu asuhan kebidanan pada pelayanan

masyarakat, berkaitan dengan kesehatan ibu khususnya pelayanan pemantauan

tumbuh kembang anak.


7

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu

pengetahuan tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Balita Di

Posyandu Mandiri Masa Pandemi COVID-19 Wilayah Puskesmas Tempel II.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Poltekkes Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan informasi

tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Balita Di

Posyandu Mandiri Masa Pandemi COVID-19 Wilayah Puskesmas Tempel

II.

b. Bagi Bidan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh bidan dalam

memberikan pemahaman kepada ibu tentang pentingnya pemantauan

posyandu terhadap tumbuh kembang anak

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman dalam rangka pengembangan dan penerapan teori penelitian

sekaligus sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.


8

F. Keaslian Penelitian

1. Penelitian Bertin Ayu Wandira dan Ketut Sauarayasa dengan Judul ”The

Impact Of The Covid1-19 Pandemic on the Posyandu Program In Palu City”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik posyandu,

menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dan menganalisis dampak

pandemi Covid-19 terhadap program posyandu di kota Palu meliputi:

penimbangan balita, pemantauan tumbuh kembang balita. balita dan imunisasi

dasar khususnya pada 3 bulan pertama Covid-19 masuk di Indonesia. Dalam

penelitian ini, kami melakukan kombinasi data kuantitatif yang diperoleh dari

Dinas Kesehatan Kota Palu (Januari 2020 hingga Juli 2020) dan wawancara

dengan penanggung jawab Posyandu dan Imunisasi di Dinas Kesehatan Kota

Palu (Metode Campuran). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Posyandu

di Palu sebagian besar berada pada strata menengah (47,98%); 2) Tingkat

partisipasi masyarakat di Posyandu tahun 2019 sebesar 62,57% (menurun

10,82% dibandingkan tahun 2018 akibat dampak Bencana Palu 2018); 3)

Dampak langsung Covid-19 terhadap program Posyandu antara lain:

penurunan cakupan Imunisasi Dasar lengkap (63,49% pada bulan April),

penurunan angka penimbangan balita (24,8% pada bulan Mei) dan penurunan
9

dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita (30, 7% pada bulan

Mei) (2).

2. Penelitian Lusianti Lahmad, Andi Muhammad Multazam dan Een Kurnaesih

(2021) dengan judul Evaluasi Kunjungan Balita Ke Posyandu Di Masa

Pandemi Covid-19 Di Puskesmas Totikum Kab Banggai Kepulauan dengan

Metode Penelitian ini bersifat kuasi kualitatif yaitu penggunaan teori masih

dimungkinkan sebagai alat penelitian sejak menemukan masalah,

pengumpulan data, sampai pada analisis data. Informan penelitian ini yaitu

informan kunci, bidan desa, Informan biasa kader posyandu, informan

pendukung, ibu balita kec. Totikum. Hasil: Posyandu Totikum menurut

tingkat perkembanganya merupakan Posyandu purnama dengan jumlah kader

6 orang tetapi yang aktif hanya 3 orang, dari hasil wawancara persepsi

posyandu pada masa covid-19 merasakan adanya kekhawatiran baik dari

kader maupun bidan begitupun dari masyarakat tetapi dalam hal pelayanan

penimbangan pemeriksaankesehatan konsultasi kesehatan masih berjalan

dengan baik (12).

3. Penelitian Udin Rosidin, Theresia Eriyanti dan Ahmad Yamin (2020) dengan

Judul Upaya Peningkatan Kunjungan Posyandu Citra di desa Jaya Terogong

Kidul Garut Menurut hasil survey yang dilakukan oleh mahasiswa Program

Bina Desa menunjukkan bahwa rata rata pengetahuan dan motivasi

masyarakat tentang posyandu sangat kurang. Memperhatikan hal tersebut


10

penulis mengadakan musyawarah dengan Kepala Puskesmas Haurpanggung,

Kepala Desa Jayaraga, Ketua RW dan RT serta kader kesehatan. Dari

pembahasan tersebut disepakati bahwa diperlukan beberapa kegiatan untuk

mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan pengabdian masyarakat adalah

melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kunjungan masyarakat di

posyandu. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah pelaksanaan

pendidikan kesehatan tentang posyandu, pemberian makanan tambahan dan

pemeriksaan kesehatan serta melaksanakan olah raga bersama masyarakat di

posyandu. Dampak dari kegatan tersebut belum bisa diukur dengan maksimal

karena kunjungan posyandu pada masa pandemi covid 19 tidak setiap bulan

dilaksanakan. Evaluasi pada bulan Juli 2020 didapatkan data kunjungan

posyandu sebesar 77,1 % sehingga ada peningkatan kunjungan sebesar 27,8 %

(19).

4. Penelitian Dian Palupi Kusuma Wardani, Sheizi Prita Sari, dan Ikeu

Nurhidayah dengan Judul Hubungan Persepsi dengan Perilaku Ibu Membawa

Balita Ke Posyandu di Kabupaten Bandung ini menggunakan metode

deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian

berjumlah 94 ibu balita yang diambil dengan menggunakan teknik simple

random sampling di 10 Posyandu Desa Cimekar. Analisis menggunakan

chisquare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,12% memiliki persepsi

positif tentang posyandu dan 59,57% responden memiliki perilaku rutin


11

membawa balita ke posyandu. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat

hubungan antara persepsi dengan perilaku ibu membawa balita ke posyandu

(nilai p=0,000; α=0,05).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Teori

1. Posyandu

a. Pengertian

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya

pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat

pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan

diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari

petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS. Posyandu adalah

salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang

dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi (20).

b. Penyelenggara Posyandu

Penyelenggara posyandu menurut Effendi (1998) terdiri dari beberapa

kategori sebagai berikut:

1) Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih

menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas


12

2) Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW

yang berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal

serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut.

c. Strata Posyandu

1) Posyandu Pratama

2) Posyandu Madya

3) Posyandu Purnama

4) Posyandu Mandiri

d. Manfaat Posyandu

1) Posyandu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat, di antaranya:

a) Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan

keluarga sehingga:

(1) Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau

pertumbuhannya.

(2) Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul Vitamin A warna biru

(100.000 SI).

(3) Anak balita 12-59 bulan memperoleh kapsul Vitamin A warna

merah (200.000 SI) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus).

(4) Bayi umur 0-11 bulan memperoleh immunisasi Hepatitis B 4

kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan Campak 1 kali.

(5) Bayi diberi Asi saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI

Eksklusif).
13

(6) Bayi mulai umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI.

(7) Pemberian ASI dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih.

b) Bayi/anak yang diare segera diberikan:

(1) ASI lebih sering dari biasa.

(2) Makanan seperti biasa

(3) Larutan oralit dan minum air lebih banyak

c) Ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari.

d) Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan mau

melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan.

e) Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) mendapat immunisasi

Tetanus Toxoid (TT) setelah melalui penapisan TT.

f) Setelah melahirkan Ibu segera melaksanakan Inisiasi Menyusui

Dini (IMD).

g) Ibu nifas minum 2 kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI):

(1) 1 (satu) kapsul segera setelah persalinan.

(2) 1 (satu) kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama.

h) Ibu hamil, nifas dan menyusui makan hidangan bergizi lebih

banyak dari saat sebelum hamil.

i) Keluarga menggunakan garam beryodium setiap kali memasak.

j) Keluarga mengkonsumsi pangan/makanan beragam, bergizi dan

seimbang.

k) Keluarga memanfaatkan pekarangan sebagai warung


14

hidup/meningkatkan gizi keluarga.

l) Dengan melaksanakan perilaku di atas, maka diharapkan:

(1) Balita naik berat badannya setiap bulan.

(2) Balita tidak menderita kekurangan gizi.

(3) Bayi terlindung dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah

dengan immunisasi

(4) Ibu hamil tidak menderita kurang darah.

(5) Bayi lahir tidak menderita GAKY.

(6) Balita dan bufas tidak menderita kurang Vitamin A

(7) WUS tidak menderita kurang energi kronis

(8) Masyarakat semakin menyadari pentingnya gizi dan

Kesehatan.

(9) Menurunkan jumlah kematian Ibu dan Balita

m) Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga:

(1) Keluarga buang air kecil/besar menggunakan jamban

(2) Keluarga memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari

(3) Tidak merokok di dalam rumah/keluarga tidak ada yang

merokok

(4) Keluarga mencuci tangan pakai sabun

(5) Rumah bebas jentik nyamuk

(6) Persalinan Ibu ditolong oleh tenaga Kesehatan

(7) Keluarga makan buah dan sayur setiap hari


15

(8) ASI Eksklusif

(9) Menimbang Balita tiap bulan

(10) Keluarga Berencana

n) Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan

penyakit yang dapat dicegah dengan immunisasi, sehingga

keluarga:

(1) Tidak menderita Diare, ISPA, DBD dan Malaria

(2) Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk Rejan,

Tetanus dan Campak

o) Mendukung pelayanan Keluarga Berencana, sehingga Pasangan

Usia Subur (PUS):

(1) Menjadi peserta KB

(2) Dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka

panjang yang cocok dan tepat penggunaan.

p) Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam

penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk

memotivasi kelompok dasa wisma berperan aktif, sehingga:

(1) Keluarga mengusahakan budidaya tanaman, sayuran, buah,

ikan dan ternak (unggas, sapi, kambing)

(2) Keluarga mampu menyusun menu makanan bergizi sesuai

ketersediaan pangan lokal dengan pemanfaatan pekarangan

rumah
16

(3) Keluarga mampu mengembangkan perekonomian dengan

memanfaatkan potensi yang tersedia di lingkungannya

(4) Posyandu menjadi pusat informasi dan konseling dalam

perlindungan anak dan perempuan, terutama dalam hal

pencegahan penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan

terlarang, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),

perdagangan manusia (traficking), penyebaran HIV/AIDS, dll.

e. Kegiatan Utama Posyandu

Kegiatan utama di Posyandu meliputi:

1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA):

a) Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) atau pil besi, minimal 3

kali pemberian atau 90 TTD

b) Immunisasi TT

c) Pemeriksaan Kehamilan (minimal 4 kali selama hamil)

2) Gizi

a) Pemantauan Pertumbuhan melalui Penimbangan Bulanan

b) Pemberian Vitamin A dosis tinggi (pada bulan Vitamin A, yaitu

Februari dan Agustus)

c) Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

d) Immunisasi

e) KB
17

3) Penanggulangan Diare: Pemberian Oralit dan Pengobatan.

f. Sasaran Posyandu

1) Bayi

2) Anak balita

3) Ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui

4) Pasangan usia subur (PUS) (8,21).

2. Posyandu Mandiri Di Masa Pandemi COVID-19

Covid-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh World Health

Organization (WHO). Hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan balita di

Posyandu sempat terhenti sebagian bahkan secara keseluruhan. Pelayanan

Kesehatan balita didalamnya meliputi pemantauan pertumbuhan,

perkembangan, pemberiankapsul vitamin A hingga Pemberian Makanan

Tambahan (PMT). Data akhir 2019, terdapat 298.058 Posyandu dan baru

65,42% yang aktif. Angka ini masih jauh dari target nasional yaitu 80%. Pada

2020, cakupan diperkirakan turun karena di masa pandemi kegiatan Posyandu

sebagian besar dihentikan. Pengembangan media promosi kesehatan

pelayanan Posyandu adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi covid-19

dapat memberikan pengetahuan kepada tenaga kesehatan maupun kader

Kesehatan dan masyarakat untuk membuka Kembali pelayanan Posyandu

dengan aman (22).


18

Ancaman tertular virus COVID-19 dibarengi dengan kebijakan dari

pemerintah untuk membatasi aktivitas di luar rumah, menjaga jarak, bekerja

dari rumah, memakai masker dan protokol kesehatan (prokes) lainnya

membuat banyak posyandu menghentikan sementara aktivitasnya. Padahal

peran posyandu ini sangat diperlukan untuk menekan atau mencegah kejadian

stunting. Stunting adalah kekurangan gizi dalam jangka waktu panjang yang

menyebabkan tinggi anak sulit bertambah hingga kerdil. Kondisi medis ini

bahkan bukan hanya berdampak pada perkembangan fisik anak, tapi juga

kognitif.

Oleh sebab itu, perlu diambil langkah-langkah untuk menyeimbangkan

kebutuhan penanganan Covid-19 dan tetap memastikan kelangsungkan

pelayanan kesehatan esensial pada balita tetap berjalan.Berdasarkan acuan

dari Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Balita Pada Masa Tanggap Darurat

Covid-19 terbitan Kemenkes RI pada 2020 telah dibuat beberapa pedoman

untuk posyandu pada masa pandemi Covid-19. Dalam acuan tersebut

disebutkan bahwa pelayanan rutin balita sehat mengikuti kebijakan

pemerintah yang berlaku di wilayah kerja dan mempertimbangkan transmisi

lokal virus corona. Beroperasi atau tidaknya posyandu diserahkan kepada

kebijakan pemerintah daerah (lurah/kepala desa) (22,23).

Berdasarkan acuan dari Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Balita Pada

Masa Tanggap Darurat Covid-19 terbitan Kemenkes RI pada 2020, telah


19

dibuat beberapa pedoman untuk posyandu pada masa pandemi Covid-19.

Dalam acuan tersebut disebutkan bahwa pelayanan rutin balita sehat

mengikuti kebijakan pemerintah yang berlaku di wilayah kerja dan

mempertimbangkan transmisi lokal virus corona. Beroperasi atau tidaknya

posyandu diserahkan kepada kebijakan pemerintah daerah (lurah/kepala desa).

a. Pelayanan Balita

Pelayanan balita di posyandu mematuhi persyaratan yang cukup ketat.

Adapun persyaratannya sebagai berikut :

1) Ada ketentuan dari pemerintah daerah setempat (kepala desa/lurah)

2) Semua yang hadir dalam keadaan sehat. Kader membantu memastikan

hal tersebut dengan menskrining suhu tubuh (suhu tubuh yang

diperkenankan ≤ 37,5▫C)

3) Membuat pemberitahuan kepada masyarakat sasaran yang berisi :

Sasaran dan anak dalam keadaan sehat, Mengatur jadwal pelayanan

dengan membagi sasaran balita dan jam pelayanan, Pemakaian masker

bagi anak dan pengantar. Pemberitahuan agar diterima masyarakat

sebelum hari pelayanan

4) Tempat pelayanan berupa ruangan cukup besar dan sirkulasi udara

keluar masuk yang baik

5) Area pelayanan dibersihkan sebelum dan sesudah pelayanan sesuai

dengan prinsip pencegahan penularan infeksi


20

6) Menyediakan fasilitas CTPS, handsanitizer di pintu masuk dan di area

pelayanan

7) Mengatur jarak meja pelayanan dengan jarak 1 – 2 meter jarak antar

petugas, jarak petugas dan sasaran dan jarak antar sasaran

8) Membatasi jenis pelayanan yang diberikan yaitu vitamin A, imunisasi

dasar lengkap dan kanjutan

Di wilayah dimana terdapat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar

atau terdapat positif Covid-19, maka dapat ditunda pelayanan kesehatan

balita  di posyandu, dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dilakukan mandiri di

rumah dengan buku KIA

2) Pemantauan balita berisiko, pelayanan imunisasi, vitamin A dilakukan

dengan janji temu/tele konsultasi/ kunjungan rumah

Jika janji temu telah disepakati di fasilitas pelayanan kesehatan, maka

perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut :

1) Janji temu telah disepakati sebelum hari pelayanan

2) Lakukan beberapa kegiatan dalam sekali temu misalnya DPT2

sekaligus pengambilan darah untuk EID bagi bayi dari ibu HIV AIDS,
21

DPT 1 sekaligus dengan observasi sifilis pada bayi dari ibu sifilis,

demikian pula pada saat usia tiga bulan

3) Pemisahan ruang pelayanan

4) Tenaga kesehatan dan sasaran anak serta pendamping menggunakan

masker yang memenuhi syarat

Di masa pandemi, para kader posyandu juga perlu diberikan penyegaran

materi dengan memperhatikan protokol kesehatan untuk membantu

mengedukasi masyarakat sehingga dapat menekan penyebaran virus

corona. Untuk itu diharapkan petugas kesehatan khususnya di puskesmas

dapat melakukan upaya peningkatan kapasitas kader melalu berbagai cara

yang sesuai dengan protokol kesehatan baik secara daring maupun secara

luring (22,23).

3. Kunjungan Posyandu

a. Pengertian

Kunjungan adalah hal atau perbuatan berkunjung ke suatu tempat.

Kunjungan balita ke posyandu adalah datangnya balita ke posyandu untuk

mendapatkan pelayanan Kesehatan misalnya penimbangan, imunisasi,

penyuluhan gizi, dan lain sebagainya. Kunjungan balita ke posyandu yang

paling baik adalah teratur setiap bulan atau 12 kali pertahun. Untuk ini

kunjungan balita diberi batasan 8 kali pertahun. Posyandu yang frekuensi


22

penimbangan atau kunjungan balitanya kurang dari 8 kali pertahun

dianggap masih rawan.

Sedangkan bila frekuensi penimbangan sudah 8 kali atau lebih

dalam kurun waktu satu tahun dianggap sudah cukup baik, tetapi

frekuensi penimbangan tergantung dari jenis posyandunya (Dinkes Prov.

Jateng, 2007).

b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan balita ke posyandu

1) Umur balita

Umur balita merupakan permulaan kehidupan untuk seseorang dan

pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,

kesadaran sosial, emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat.

Menurut Sri Poerdji menyatakan bahwa umur 12 hingga 50 bulan

merupakan umur yang paling berpengaruh terhadap kunjungan karena

pada umur ini merupakan pertumbuhan dasar yang akan

mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Hal

lain yang menyebabkan ibu balita tidak lagi hadir di posyandu

khususnya balita diatas usia 36 bulan, karena ibu balita merasa bahwa

anaknya sudah mendapatkan imunisasi lengkap dan perkembangan

sosial anak semakin bertambah

2) Jumlah Anak

Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi kehadiran ibu yang

mempunyai anak balita untuk hadir atau berpartisipasi dalam


23

posyandu. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh (24)

bahwa semakin besar keluarga maka semakin besar pula permasalahan

yang akan muncul dirumah terutama untuk mengurus kesehatan anak

mereka. Dalam kaitannya dengan kehadirannya di posyandu seorang

ibu akan sulit mengatur waktu untuk hadir di posyandu karena

waktunya akan habis untuk memberi perhatian dan kasih sayang dalam

mengurus anak-anaknya di rumah.

3) Status Pekerjaan Ibu

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja

bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga

dan waktu untuk mengasuh anak akan berkurang, sehingga ibu balita

yang harus bekerja di luar rumah waktunya untuk berpartisipasi dalam

posyandu mungkin sangat kurang atau bahkan tidak ada waktu sama

sekali untuk ikut berpartisipasi di posyandu. Sedangkan pada ibu

rumah tangga memungkinkan mempunyai waktu lebih banyak untuk

beristirahat dan meluangkan waktu untuk membawa anaknya ke

posyandu. Peran ibu yang bekerja dan yang tidak bekerja sangat

berpengaruh terhadap perawatan keluarga. Hal ini dapat dilihat dari

waktu yang diberikan ibu untuk mengasuh dan membawa anaknya

berkunjung ke posyandu masih kurang karena waktunya akan habis

untuk menyelesaikan semua pekerjaannya. Aspek lain yang

berhubungan dengan alokasi waktu adalah jenis pekerjaan ibu dan


24

tempat ibu bekerja serta jumlah waktu yang dipergunakan untuk

keluarga di rumah.

4) Jarak tempat tinggal

Jarak antara tempat tinggal dengan posyandu sangat mempengaruhi

ibu untuk hadir atau berpartisipasi dalam kegiatan posyandu. Hal

tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh (25) dalam (26) bahwa

faktor lingkungan fisik/letak geografis berpengaruh terhadap perilaku

seseorang/masyarakat terhadap kesehatan. Ibu balita tidak datang ke

posyandu disebabkan karena rumah balita tersebut jauh dengan

posyandu sehingga ibu balita tersebut tidak datang untuk mengikuti

kegiatan dalam posyandu. Demikian juga sesuai yang dikemukakan

oleh WHO yang menyatakan bahwa sikap akan terwujud didalam

suatu tindakan tergantung dari situasi pada saat itu. Ibu balita mau

datang ke posyandu tetapi karena jaraknya jauh atau situasi kurang

mendukung maka balitatidak berkunjung ke posyandu (12,13,19).


25

B. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi:
1. Umur ibu
2. Pendidikan ibu
3. Pekerjaan ibu
4. Jumlah anak balita
5. Pengetahuan
6. Persepsi

Kepatuhan
Kunjungan

Faktor Pemungkin:

1. Jarak posyandu
2. Pandemi Covid

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Dian Palupi (2013) & Udin Rosidin (2020)


26

(15,19,20)
26

C. Kerangka Konsep Penelitian

Faktor-Faktor
Umur Ibu
Pendidikan
Umur Balita
Jarak tempat tinggal dengan
Patuh
Posyandu
Pekerjaan
Pengetahuan
Persepsi Kunjungan
Posyandu

Tidak Patuh
8. Dukungan Keluarga
9. Dukungan Kader
10. Dukungan tokoh
masyarakat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Metode penelitian menurut Cresswell (2010) adalah suatu cara yang

digunakan peneliti untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian. Sedangkan

menurut Sugiyono (2012) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Metode penelitian dapat dijadikan

pedoman peneliti dan memudahkan peneliti mengarahkan penelitiannya sehingga

permasalahan dapat terjawab. Penelitian ini merupakan jenis penelitian

kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan dan meringkas

berbagai kondisi, situasi atau berbagai variabel yang timbul dari objek penelitian

serta peneliti ingin melihat sebab akibat antara variabel bebas dengan variabel

terikat. Metode eksplorasi digunakan untuk menemukan deskripsi dan hubungan-

hubungan antar variable (27,28).

Rancangan pada penelitian ini menggunakan desain penelitian

observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional dimana pengukuran

data pada variabel dilakukan satu kali saja pada saat yang sama. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kunjungan balita

di masa pandemic COVID-19.

27
28

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah yang memiliki bayi dan balita di Wilayah Puskesmas

Tempel II (28).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan ditliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (29). Teknik pengambilan sampel

dengan purposive sampling yaitu didasarkan pada pertimbangan purposive

pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti.

a. Kriteria inklusi

1) Data ibu atau Balita dari bulan Oktober 2021 – November 2021

2) Ibu yang memiliki anak usia 1 tahun – 5 tahun

3) Ibu yang telah mengikutsertakan anaknya pada program posyandu

mandiri.

4) Ibu yang memiliki buku KIA

5) Ibu yang bersedia menjadi responden penelitian

b. Kriteria eksklusi
29

Kriteria yang tidak masuk dalam inklusi tidak dijadikan responden dalam

penelitian dengan kriteria:

1) Ibu yang memiliki anak kurang dari 12 bulan

2) Ibu yang memiliki anak usia lebih dari 60 bulan.

3) Ibu yang tidak menyertakan anak dalam program posyandu mandiri.

4) Ibu yang menolak menjadi responden

5) Ibu yang mengundurkan diri ditengah penelitian

Adapun besar sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus

(26) sebagai berikut :

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1)

Perhitungan sampel pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1303
n=
1+1303 ( 0.1 )2

1303
n=
1+13.3

n=91.1

Jadi jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu 92 orang.
30

C. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tempel II Kabupaten Sleman

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian Ini akan di lakukan pada bulan

Oktober 2021 sampai dengan bulan Januari 2022.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, objek, atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini terdapat dua

variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen (27,30).

1. Variabel independent : Karakteristik Ibu terdiri dari usia, Pendidikan

pekerjaan dan jarak termpat tinggal ibu, Karakteristik

Balita terdiri dari balita anak keberapa, usia balita dan

jenis kelamin, persepsi, pengetahuan

2. Variabel dependen : Kunjungan Posyandu

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian


31

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana

caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, menjelaskan semua

variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional

untuk mempermudah dalam membaca makna penelitian.(31)

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Hasil ukur Skala


Operasional Ukur
1 Variabel Kedisiplinan Data Nilai 0 = Tidak patuh, Nominal
dependen dalam Sekunder (bila bayi posyandu
Kunjungan (sumber tidak sesuai jadwal)
Kepatuha posyandu data
Kunjungan Kunjunga Nilai 1 = Patuh (bila
Posyandu n bayi datang sesuai
Posyandu jadwal Posyandu
di
Puskesmas
Tempel II)
2 Karakteristi Umur ibu pada kuesioner 1 = umur <20 tahun interval
k Ibu saat melakukan identitas
Posyandu diri 2 = umur 21-30 tahun
3 = umur 31-40 tahun
4 = umur >40 tahun
3 Karakteristi Pendidikan kuesioner 1 = tidak sekolah Nominal
k tingkat terakhir yang identitas
Pendidikan ditempuh diri 2= SD
ibu responden terdiri 3 = SLTP
dari dari Tidak
sekolah, SD, 4 = SLTA
SLTP, SLTA 5 = D3/S1/S2/S3
dan perguruan
32

No Variabel Definisi Cara Hasil ukur Skala


Operasional Ukur
tinggi
4 karakteristi pekerjaan ibu kuesioner 1 = wiraswasta Nominal
k pekerjaan meliputi identitas
wiraswasta, diri 2 = karyawan swasta
karyawan 3 = IRT (ibu rumah
swasta, ibu tangga)
rumah tangga,
PNS 4 = PNS (pegawai
neger sipil)
5 Jarak Jarak antara Kuesioner 1= Jauh (≥ 5 KM) Nominal
Tempat tempat tinggal identitas
Tinggal dengan posyandu 2= dekat (< 5 KM)
sangat
mempengaruhi
ibu untuk hadir
atau
berpartisipasi
dalam kegiatan
posyandu
6 Karakteristi Umur balita pada kuesioner 1 = umur 1-2 tahun Interval
k Balita saat melakukan identitas
Posyandu diri 2 = umur2 tahun +1
hari -3 tahun
3 = 3 Tahun 1 hari – 4
tahun
4=4 tahun 1 hari – 5
tahun
7 Karakteristi Jumlah anggota kuesioner 1 = Anak pertama Nominal
k anak keluarga akan identitas
Keberapa mempengaruhi diri 2= anak kedua
kehadiran ibu 3= Lebih dari dua
yang mempunyai
anak balita untuk
hadir atau
berpartisipasi
dalam posyandu
33

No Variabel Definisi Cara Hasil ukur Skala


Operasional Ukur
8 karakteristi pembeda laki- kuesioner 1 = Laki-laki Nominal
k Jenis laki dan identitas
kelamin perempuan diri 2 = Perempuan
anak dilihat dari sudut
biologi.
9 Variabel tindakan Kuesioner Skor 0-16= Rendah Ratio
independen menyusun,
mengenali, dan 17-32= Sedang
Presepsi menafsirkan
Ibu 33-48= Tinggi
informasi
sensoris guna
memberikan
gambaran dan
pemahaman

F. Jenis dan Tekhnik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data penelitian ini merupakan data primer. Data diperoleh dari kuesioner

yang diisi oleh responden.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode pengisian kuesioner

yang meliputi pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi, serta data tambahan yang diambil bukan dari kuesioner.

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil

pengukuran, pengamatan, survey dan lain-lain. Data primer yang


34

digunakan penulis adalah data yang langsung diambil dari responden

dengan menggunakan kuesioner.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan atau

instansi yang secara rutin mengumpulkan data. Data sekunder yang

digunakan penulis adalah data dari data yang diperoleh dari dokumen

Puskesmas Tempel II (27)

G. Alat Ukur / Instrumen dan Bahan Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan

untuk mengumpulkan data. Ini berarti, dengan menggunakan alat-alat tersebut

data dikumpulkan. Ada perbedaan antara alat-alat penelitian dalam metode

kualitatif dengan yang dalam metode penelitian kuantitatif. Kuesioner dalam

penelitian ini menggunakan kuesioner Persepsi ibu, pengetahuan dan kepatuhan

kunjungan posyandu.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas

berhubungan dengan suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian


35

terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang digunakan

untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu

mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas

digunakan untuk mengukur sah,  atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (28,32).

Validitas menyatakan apa yang seharusnya di ukur, atau sebuah

instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa-apa yang

seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Dalam penelitian ini,

uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment (28) Adapun

rumus yang digunakan untuk uji validitas adalah :

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi
N = banyaknya sampel
X = nilai variabel x
Y = nilai variabel y
Dihitung dengan rumus korelasi Product moment dengan

menggunakan bantuan komputer. Pengujian dilakukan dengan melihat angka

koefisien korelasi (r) yang menyatakan hubungan antara skor pernyataan

dengan skor total (Item-total correlation). Hasilnya dibandingkan dengan r


36

tabel dengan menggunakan alpha = 5%,. Jika r hitung > r tabel maka butir

pernyataan dinyatakan valid.

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

dapat dipercaya atau atau dapat diandalkan.(33) Berarti hal ini menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap bila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

menggunakan alat ukur yang sama. Uji reliabilitas penelitian ini

menggunakan rumus Alpha Cronbach(32), hal ini dikarenakan tes yang

digunakan berbentuk angket dengan skala bertingkat atau ordinal.

a) Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel menghasilkan data

yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan

enyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap sama. Reliabilitasnya

menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.

b) Kriteria besarnya koefisien reliabilitas(34), penulis sajikan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Norma Reliabilitas


Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800-1,000 Reliabilitas sangat tinggi
Antara 0,600-0,800 Reliabilitas Tinggi
Antara 0,400-0,600 Reliabilitas Cukup
Antara 0,200-0,400 Reliabilitas Rendah
37

Antara 0,000-0,200 Sangat rendah

Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach:

Keterangan :

ri = koefisien reliabilitas

k = jumlah item

= jumlah varian skor tiap item

= varians total

Setelah didapatkan angka yang reliabilitas, selanjutnya

membandingkan harga reliabilitas dengan r tabel, apabila hasil hitung

kurang dari r pada derajat kemaknaan dengan taraf signifikan 5%,

maka alat ukur tersebut reliabel.

I. Prosedur Penelitian

1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh dewan penguji dan pembimbing

akademik peneliti mengajukan surat ijin dari kampus untuk melakukan uji

validitas dan reliabilitas kuesioner.

2. Peneliti mendapatkan surat dari Kampus lalu peneliti menyerahkan surat ijin

uji validitas dan reliabilitas ke Puskesmas Tempel II untuk menyamakan

presepsi mengenai maksut dan tujuan uji validitas, menyamakan presepsi


38

mengenai kriteria responden yang akan diambil, menyamakan presepsi

mengenai waktu pengambilan data, menyamakan presepsi mengenai berapa

lama penelitian akan dilakukan.

3. Pemilihan responden dilakukan dengan melihat data balita yang ada di

Puskesmas.

4. Peneliti bertemu dengan responden di Posyandu Mandiri Apabila berhalangan

hadir maka dihubungi melalui nomor telepon.

5. Peneliti melakukan kontrak dengan responden, peneliti memperkenalkan diri

terlebih dahulu dan memverifikasi responden sesuai dengan status sebagai ibu

yang memiliki bayi usia 0 sampai 35 bulan, menjelaskan maksud dan tujuan,

melakukan kontrak waktu dengan responden, setelah responden bersedia

untuk dijadikan responden, peneliti menanyakan identitas untuk melengkapi

apakah responden sudah termasuk dalam kriteria inklusi atau belum.

6. Peneliti meminta responden untuk mengisi surat persetujuan atau informed

consent serta menandatanganinya sebelum dilakukan penelitian.

7. Peneliti melakukan pengambilan data dengan kuesioner selama kurang lebih

30 menit.

8. Peneliti melakukan pengolahan data setelah data semua terkumpul sesuai

dengan teknik pengolahan data sampai menganalisa uji validitas dan

reliabilitasnya dengan bantuan komputer.

9. Setelah hasil uji validitas dan reliabilitasnya sudah dianalisa, peneliti

mengganti pernyatan kuesioner yang tidak valid, setelah mengganti


39

pernyataan, kuesioner siap untuk disebar sebagai media dalam pengambilan

data penelitian.

10. Setelah selesai melakukan uji validitas peneliti mendapatkan surat pengantar

dari Poltekkes Kemenkes Yogyakarta perihal penelitian di Puskesmas Tempel

II Kabupaten Sleman.

11. Peneliti menunjukkan surat ijin penelitian kepada kepala Puskesmas Tempel

II untuk menyamakan persepsi mengenai kriteris responden yang akan

diambil, menyamakan presepsi mengenai waktu pengambilan data,

menyamakan presepsi mengenai berapa lama penelitian akan dilakukan.

J. Manajemen Data

1. Metode pengumpulan data Setelah kuesioner atau data terkumpul, langkah

selanjutnya yang dilakukan adalah pengolahan data. Menurut (26). Dalam

pengolahan data melalui 4 tahap sebagai berikut :

a. Penyuntingan Data (Editing)

Hasil yang diperoleh dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting.

Tahap memeriksa data yang telah terkumpul yang berasal dari pengisian

kuesioner oleh. Setelah remaja mengisi pertanyaan kemudian peneliti

memeriksa kelengkapan jawaban dan kesesuaian para responden dalam

menjawab sesuai petunjuk.

b. Pengkodean (Coding)
40

Tahap selanjutnya adalah memberikan kode terhadap data-data yang ada.

Pengkodean merupakan kegiatan mengklasifikasikan jawaban-jawaban

dari para responden ke dalam kategori. Dari jawaban kuesioner yaitu

sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju untuk

pertanyaan positif (favourable) diberi skor 5 (lima) sampai 1 (satu),

sedangkan untuk pertanyaan negatif (unfavourable) diberi nilai sebaliknya

yaitu skor 1 (satu) sampai 5 (lima).

c. Memasukkan Data (Data Entry)

Yaitu memindahkan hasil pengamatan ke dalam kolom-kolom sesuai

dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

d. Tabulasi (Tabulating)

Yaitu data yang disusun dalam bentuk tabel kemudian dianalisis, yang

merupakan program penyederhanaan ke dalam bentuk yang mudah dibaca

dan diinterpretasikan.

K. Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapatkan Keterangan Layak Etik dari Komite Etik

Penelitian Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta No.e-

KEPK/POLKESYO/0011/2021.
41

Penelitian yang menggunakan objek manusia tidak boleh bertentangan

dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, penelitian dilakukan dengan

menggunakan etika sebagai berikut.(41)

1. Informed Concent

Informed concent merupakan kesepakatan antara peneliti dengan responden

dengan cara pemberian lembar persetujuan (informed concent). Peneliti

sebelum melakukan penelitian akan mengedarkan lembar persetujuan untuk

menjadi responden degan tujuan supaya subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, manfaat serta akibat dari penelitian ini. Subjek harus

menandatangani lembar persetujuan bila menyetujui menjadi responden dan

jika subjek tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian ini maka

peneliti harus menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data

(lembar kuisioner) namun menuliskan inisial pada lembar kuisioner.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Peneliti telah menjamin kerahasiaan data hasil observasi, meliputi identitas,

tingkat kecemasan dan data kepatuhan pemberian imunisasi untuk

kepentinyan penelitian.

4. Keadilan
42

Peneliti menekankan prinsip keadilan yaitu dengan memperlakukan responden

dengan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah

berpartisipasi dalam penelitian tentang tingkat kecemasan ibu dengan

kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada bayi.

5. Manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian supaya

mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subjek

penelitian. Peneliti juga meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek.


DAFTAR PUSTAKA

1. Dwijayani L, Damayanti R, Baru K, Depok UI. DAMPAK PANDEMI


COVID-19 TERHADAP PEMANFAATAN MOBIL UNIT PELAYANAN
( MUYAN ) KB TAHUN 2020. J Inf Kesehat Indones. 2020;6(2):112–20.
2. Hull BP, Hendry AJ, Dey A, Bryant K, Radkowski C, Pellissier S, et al. The
impact of the COVID-19 pandemic on routine vaccinations in Victoria. Med J
Aust [Internet]. 2021;8(2):140–5. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/34212375
3. UNFPA. Impact of the COVID-19 Pandemic on Family Planning and Ending
Gender-based Violence, Female Genital Mutilation and Child Marriage.
Interim Tech Note [Internet]. 2020;(April):7. Available from:
https://www.unfpa.org/sites/default/files/resource-pdf/COVID-
19_impact_brief_for_UNFPA_24_April_2020_1.pdf
4. RI P. Keputusan Presiden (KEPPRES) TENTANG Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). 2020.
5. Dr. Safrizal ZA Ms, Danang Insita Putra P, Safriza Sofyan, SE, AK MC, MPH
DB. Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19 Bagi Pemerintah Daerah
Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen. Mentri Dalam Negri.
2020.
6. Juwita DR. Makna Posyandu Sebagai Sarana Pembelajaran Non Formal Di
Masa Pandemic Covid 19. Meretas J Ilmu Pendidik. 2020;7(1):1–15.
7. Purbadiri AM, Lawado IS. Pendampingan Kader Posyandu Keliling dalam Era
Pandemi COVID-19 di Kecamatan Sukodono. Pros SEMADIF [Internet].
2020;1(1):334–43. Available from: http://semadif.flipmas-
legowo.org/index.php/semadif/article/view/116
8. Bonavantura N. Nggarang PKS. Evaluasi Pelaksanaan Posyandu Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas La’O Kabupaten Manggarai Tahun 2014. Wawasan
Kesehat [Internet]. 2016;1(1):99–106. Available from:
https://stikessantupaulus.e-journal.id/JWK/article/download/18/10
9. Lybaws L, Renyoet BS. Analisis Peran dan Pengaruh Pelayanan Gizi pada
Anak Wasting di Puskesmas dan Posyandu di Masa Pandemi COVID-19
( Analysis of the Role and Effects of Nutrition Services on Wasting C ...
Analisis Peran dan Pengaruh Pelayanan Gizi pada Anak Wasting di Puske. J
Kesehat Masy. 2020;19(08):1–18.
10. Norfai, Rahman E, Abdullah. Edukasi Program Posyandu dimasa Pandemi
Covid-19 sebagai Upaya Membentuk Persepsi Masyarakat di Wilayah Kerja

42
43

Posyandu Cempaka Kelurahan Kuin Selatan Kota Banjarmasin. Abdimas


Kesehat. 2021;3(2).
11. Imanah NDN, Sukmawati E. PERAN SERTA KADER DALAM KEGIATAN
POSYANDU BALITA DENGAN JUMLAH KUNJUNGAN BALITA PADA
ERA NEW NORMAL. J Kebidanan Indones. 2021;12(1):95–105.
12. Lahmadi L, Multazam AM, Kurnaesih E. Evaluasi Kunjungan Balita Ke
Posyandu Di Masa Pandemi COVID-19. J Muslim Community Heal.
2021;2(3):138–53.
13. Ratnasari F, Litaferina V. Studi Literatur Pengaruh Pengetahuan tentang
Posyandu terhadap Kepatuhan Ibu Melakukan Kunjungan Posyandu. J Surta.
2021;13(02):70–6.
14. Rakhmat J. Persepsi Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers;
2007.
15. Palupi D, Wardani K, Sari SP, Nurhidayah I. Hubungan Persepsi dengan
Perilaku Ibu Membawa Balita ke Posyandu The Relationship between Mother
’ s Perception and Behavior on Attending Posyandu. 2013;3(April 2015):1–10.
16. Purwanti HD margaretha. PERAN PERSEPSI ORANGTUA DALAM
MENERAPKAN PENDIDIKAN SEKSUALITAS KEPADA ANAK USIA 9-
12 TAHUN DI SD X. J Perkota Desember. 2019;11(2):177–97.
17. Sari RP, Utami U. Studi Analisis Tingkat Kecemasan Dengan Kepatuhan
Kunjungan Posyandu Di Masa Pandemi Covid 19. J Ilm Matern [Internet].
2020;4(2):77–82. Available from:
https://ejurnal.stikesmhk.ac.id/index.php/jurnal_ilmiah_maternal/article/view/8
00
18. Sari RP, Utami U. Hubungan Kecemasan dan Kepatuhan dalam Pelaksanaan
Protokol Kesehatan di Posyandu Malangjiwan Colomadu Relationship of
Anxiety to Compliance on The Implementation of Health Protocols at
Posyandu Malangjiwan Colomadu. Stethoscope. 2020;1(2):114–22.
19. Rosidin U, Eriyani T, Yamin A, Padjadjaran U, Raya J, Sumedang B, et al.
Upaya Peningkatan Kunjungan Posyandu Citra di Desa Jayaraga Tarogong
Kidul Garut yang telah dicanangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Kelu. J Pengabdi Kpd Masy
Indones. 2020;1(4):243–51.
20. Purwanto B, Margarini E. Kegiatan Posyandu di Masa Pandemi Covid
[Internet]. Kementrian Kesehatan. 2021. Available from:
https://promkes.kemkes.go.id/kegiatan-posyandu-di-masa-pandemi
21. RI KK. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952. Kementrian Kesehatan RI; 2011.
44

22. Kemenkes RI. Panduan Kesehatan Balita Pada Masa Tanggap Darurat Covid-
19 [Internet]. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. 1–60 p.
Available from:
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/Panduan_Yankes_Balita_Pada
_Masa_GapDar_Covid19_Bagi_Nakes.pdf
23. Ni Kadek Widiastuti. Posyandu Di Masa Pandemi COVID-19 [Internet]. Dinas
Kesehatan Pemerintah Provinsi Bali. 2021. Available from:
https://www.diskes.baliprov.go.id/posyandu-di-masa-pandemi-covid-19/
24. Elizabeth B. Hurlock. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga; 1980.
25. Lawrence T, Imam E a. Interfaith Brief On Teenage Pregnancy, Gender
Equality for Girls and Boys - From Unequal to Equal. book of aith to Action
Network: Kenya, Nairobi; https://www.faithtoactionetwork.org/. Faith to
Action Network. 2020.
26. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan Vol-1. Jakarta: Rineka
Cipta; 2010.
27. Creswell JW. Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches (3rd.edition). 3rd ed. United State: SAGE Publication; 2009.
28. Azwar S. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2007.
29. Dahlan MS. BESAR SAMPEL DAN CARA PENGAMBILAN SAMPEL.
Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika; 2010.
30. Zed M. Metode Penelitian Kepustakaan. 2014.
31. Dahlan MS. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: CV Sagung Seto; 2008.
32. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2011.
33. Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu;
2007.
34. Arikunto S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rinema
Cipta; 2011.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwa Penelitian

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan
Juli Agustus September Oktober November Desember Januari 2021
3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 3 4 1 2 3 4
Penyususnan
1 Proposal Skripsi                        
2 seminar Proposal            
Revisi Proposal
3 Skripsi                
4 Perijinan Penelitian            
5 Persiapan Penelitian                
Pelaksanaan
6 Penelitian              
7 Pengolahan Data    
8 Laporan Skripsi      
9 Sidang Skripsi      
10 Revisi Skripsi Akhir    
PERMOHONAN PENGISIAN KUISIONER
Kepada Yth,

Assalamu’alaikum Wr Wb
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Terapan Kebidanan Prodi Terapan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Yogyakarta maka saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Yulia Krsitiani
NIM : P07124321208
No telepon : 081326590542
Pembimbing :
1. Nanik Setyawati, SST, M.Kes
2. Yuliantisari R, SSiT, M.Keb
Dengan segala kemurahan hati memohon kepada untuk berkenan dan secara sukarela
menjadi responden kuisioner uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian dengan
judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN BALITA DI
POSYANDU MANDIRI MASA PANDEMI COVID-19 WILAYAH PUSKESMAS
TEMPEL II TAHUN 2021 “ dengan mengisi pernyataan yang telah disediakan oleh
penulis dan mengikuti penyuluhan pendewasaan usia perkawinan. Jawaban saudara
sangat dibutuhkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan . Identitas saudara akan
dirahasiakan dengan mengisi keterangan nama dengan kode huruf sehingga nama
saudara tidak akan muncul dalam lembar jawaban dan jawaban yang diberikan akan
dirahasiakan hanya peneliti yang akan mengetahui setiap jawaban yang saudara
berikan.
Atas kesediaan dan kerjasamanya, penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Hormat
Saya

Penelit
47

Lampiran
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Usia :
Jumlah anak :
Alamat :
Menyatakan bersedia dengan sukarela menjadi responden dan menjawab pertanyaan
dengan jujur terhadap kuisioner untuk penelitian yang akan dilakukan oleh Suprihatin
dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN
BALITA DI POSYANDU MANDIRI MASA PANDEMI COVID-19 WILAYAH
PUSKESMAS TEMPEL II TAHUN 2021”. Dan berharap jawaban yang diberikan
dijaga kerahasiaannya serta bersedia mengikuti penyuluhan pendewasaan usia
perkawinan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan
dari pihak manapun.
Yogyakarta,
2021

Responden
(……………….)
48

Lampiran 17
Kuisioner Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Balita di Posyandu
Mandiri
Isilah identitas saudara untuk melengkapi kuisioner dengan mengisi identitas
responden dibawah ini :
IDENTITAS RESPONDEN :
Nama (inisial) :
Umur :
Alamat :
Petunjuk Pengisian
Berikut ini adalah pertanyaan tentang sikap terhadap pernikahan dini. Isilah
pertanyaan dibawah ini dengan jujur. Berilah tanda cek (√) pada kolom jawaban yang
saudara anggap benar !
Berilah jawaban yang telah tersedia sesuai dengan pendapat anda !

Pilihlah satu jawaban dengan meng-klik pada huruf (B) jika anda “Benar”
dengan pernyataan tersebut atau meng-klik pada huruf (S) jika anda “salah”
dengan pernyataan tersebut

No. Pertanyaan Pengatahuan Benar Salah

1. Mencuci tangan tidak perlu menggunakan air dan


sabun tetapi dapat diganti menggunakan hand
sanitizer (cairan atau gel mengandung alkohol) saja

2. Masker dipakai hanya pada orang yang sakit

3. COVID-19 sangatlah fatal dan berbahaya

4. Mencuci tangan tidak memerlukan 6 langkah yang


direkomendasikan WHO
49

5. Area publik seperti mall, sekolah dan tempat ramai


mempermudah penyebaran virus COVID-19

6. Virus COVID-19 hanya berbahaya pada orang >50


tahun

7. Isolasi hanya dilakukan pada pasien COVID-19 yang


bergejala saja

8. Pasien COVID-19 tanpa komplikasi dan dalam


keadaan sehat tetap harus diisolasi dirumah sakit

9. Masker digunakan hanya pada tempat tertentu yang


rawan menyebarkan virus COVID-19

10. Isolasi diri di rumah mencegah penyebaran virus


COVID-19

11. Jika salah satu anggota keluarga terinfeksi


COVID-19, anggota keluarga lain tidak perlu
melakukan isolasi secara mandiri
12. Selalu mencuci tangan setelah memegang
sesuatu dapat mencegah penyebaran virus
COVID-19
13. Seseorang pasien COVID-19 harus tetap
diisolasi

14. Penggunaan masker medis berulang masih dapat


mencegah penyebaran virus COVID-19

15. Pembatasan keluar negeri ataupun daerah dapat


mencegah penyebaran virus COVID-19

16. Keluarga tidak perlu berjaga jarak untuk


mencegah penyebaran virus COVID-19
50

17. Bersalaman dengan orang lain tidak berpengaruh


pada penyebaran virus COVID-19

18. Mencuci tangan sebelum menyentuh area wajah


untuk mencegah penyebaran virus COVID-19

19. Jika berada didalam mobil tidak perlu


menggunakan masker dan tidak perlu menjaga
jarak satu sama lain

Kuesioner Persepsi Ibu

Pilihlah satu jawaban dengan meng-klik pada huruf (SS) jika Anda “Sangat Setuju”

(S) jika anda “Setuju” (dengan pernyataan tersebut atau meng-klik pada huruf (T) jika

anda “Tidak setuju” dan (STS) “Sangat Tidak Setuju”dengan pernyataan tersebut

No Pernyataan SS S TS STS

1. Posyandu Mandiri merupakan tempat untuk


pelayanan Kesehatan yang di Kelola oleh
masyarakat
2 Posyandu merupakan tempat untuk
pemantauan tumbuh kembang anak

3 Selama pandemic saya tidak membawa anak


saya ke posyandu dikarenakan takut tertular
covid-19 di posyandu
4 Ketika saya tidak melakukan posyandu
selama pandemic covid-19 akan
mengurangi resiko saya dan anak saya
51

terkena Covid-19
5 Posyandu mandiri tidak memberikan
manfaat untuk anak saya, sehingga saya
tidak perlu membawa anak saya ke
Posyandu
6 Tumbuh kembang anak saya dapat saya
lakukan secara mandiri tanpa saya harus
ke posyandu mandiri
7 Saya tetap melakukan kunjungan
posyandu mandiri dengan protocol
Kesehatan yang di anjurkan oleh
pemerintah
8 Dengan posyandu mandiri saya dapat
memantau gizi, tumbuh kembang anak
dan mendapatkan informasi yang akurat
9 Dengan posyandu mandiri saya dapat
memantau status gizi anak saya

10 Di RW tempat tinggal terdapat pelayanan


posyandu mandiri

11 Saya merasa khwatair jika saya tidak


melakukan posyandu

12 Saya merasa anak saya sehat, sehingga


tidak perlu lagi untuk melakukan
posyandu
52

KEPATUHAN

Berilah tanda centang () pada kolom yang tersedia di samping pernyataan
sesuai ibu di masa pandemi Covid-19.

No Pernyatan Ya Tidak
.
1. Saya melakukan Posyandu sesuai Jadwal
2. Saya rutin melakukan posyandu setiap
bulan
3. Sebaiknya anak balita ditimbang mulai
dari umur 1 tahun-5 tahun
4. Posyandu dilakukan 1 bulan 1x
5 Anak yang gemuk tidak perlu melakukan
kunjungan ke Posyandu
6 Anak usia kurang dari 1 tahun tidak perlu
melakukan kunjungan Posyandu

ANGGARAN PENELITIAN

No Kegiatan Volume Satuan Unit Cost Jumlah


53

(Rp) (Rp)
1 ATK dan Penggandaan
Kertas HVS Kuarto 80 gr 2 rim 58.500 117.000
Tinta Printer 1 Set 180.000,- 360.000,-
USB 1 Bh 125.000 125.000
Foto Copy dan Jilid 1 pkt 150.000 150.000
2 Retribusi penelitian 5 kl 75.000 375.000
3 Pulsa 5 kl 50.000 250.000
4 Transport Peneliti 5 kl 500.000 250.000
5 Sovenir 93 kl 35.000 3.255000
JUMLAH 4.882.000

Anda mungkin juga menyukai