Anda di halaman 1dari 37

LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN PENGETAHUAN

DENGAN PERILAKU KONSUMSI TABLET FE PADA


REMAJA PUTRI DI INDONESIA

Proposal
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :
Asep Galih Ginanjar
0101170002

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI
TASIKMALAYA 2021
LEMBAR HAK CIPTA

@ Hak cipta Karya Tulis Ilmiah ada pada pen


LEMBAR PERSETUJUAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU
KONSUMSI TABLET FE PADA REMAJA PUTRI DI
INDONESIA
Oleh :
Asep Galih Ginanjar
0101170002

Proposal ini telah disetujui, diperiksa, dan siap untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Proposal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Respati

Tasikmalaya, April 2021

Disetujui oleh :
Pembimbing

Sinta Fitriani, S.K.M.,M.K.M


NIK. 220. 01. 0207. 005

Disahkan oleh :
Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Teni Supriyani, S.Si., M.K.M


NIK. 220. 01. 0116. 045

i
RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Asep Galih Ginanjar


Nama Panggilan : Galih
NPM : 0101170002
Program Study : S1-Kesehatan Masyarakat
Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 09 Mei 1998
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Anak ke : 2 dari 2 Saudara
Alamat Sekarang : Kp. Cigalontang RT. 008 RW. 003 Desa Jayapura
Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya
Provinsi Jawa Barat.
Alamat Asal : Kp. Cigalontang RT. 008 RW. 003 Desa Jayapura
Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya
Provinsi Jawa Barat.
Telp/Hp : 085607268545
Email : galihdurex9@gmail.com
Pendidikan SD : SDN Nagalintang
Tahun Lulus SD : 2011
Pendidikan SMP : SMP Negeri 1 Cigalontang
Tahun Lulus SMP : 2014
Pendidikan SMA : SMA Negeri 1 Cigalontang
Tahun Lulus SMA : 2017

Tasikmalaya, Maret 2021

Asep Galih Ginanjar

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam semoga


senantiasa tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita yakni Nabi
Muhammad SAW beserta pengikutnya yang istiqomah hingga akhir zaman.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul: “Hubungan
Pengetahuan Dengan Perilaku Konsumsi Tablet Fe Pada Remaja Putri Di
Indonesia”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) pada
program studi S1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Respati.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dadan Yogaswara, S.K.M, M.K.M selaku ketua STIKes Respati
2. Ibu Teni Supriyani, S.Si, M.K.M selaku ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat
3. Ibu Sinta Fitriani , S.K.M.,M.K.M selaku penyemangat dan pembimbing
dalam penulisan skripsi ini.
4. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril serta doa yang
tiada henti
5. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan skripsi
ini

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam


penyusunan proposal penelitian ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa akan datang.

Tasikmalaya, April 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Persetujuan...........................................................................................i
Riwayat Hidup....................................................................................................ii
Kata Pengantar....................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................iv
Daftar Tabel........................................................................................................vi
Daftar Gambar.....................................................................................................vii
Daftar Singkatan..................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................3
D. Manfaat...................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Anemia Pada Remaja..............................................................................4
B. Perilaku Konsumsi Tablet Fe..................................................................7
1. Pengetahuan.....................................................................................7
2. Sikap (Attitude)................................................................................10
3. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe...............................................12
4. Asupan Zat Besi Yang Kurang.........................................................14
5. Resiko Anemia Pada Remaja...........................................................14
C. Alur Pikir Penelitian................................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian.....................................................................................16
B. Tahapan dan Teknik Penelitian...............................................................16

iv
1. Kriteria Kelayakan...........................................................................16
2. Sumber Informasi.............................................................................17
3. Pemilihan Literature.........................................................................17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Kelayakan..............................................................................16

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Pikir.........................................................................................15


Gambar 3.1 Pemilihan Literature Review...........................................................18

vii
DAFTAR SINGKATAN

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia


WHO : World Health Organization
TTD : Tablet Tambah Darah
WUS : Wanita Usia Subur
KEMENKES : Kementerian Kesehatan
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia masalah gizi utama pada remaja putri adalah defisiensi
mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi (FE), serta masalah
malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai
obesitas dengan komorbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan
perilaku makan salah dan gaya hidup (IDAI, 2013). Anemia defisiensi besi
(ADB) merupakan masalah defisiensi nutrien tersering pada anak di seluruh
dunia terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Penyakit
ini disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh penderita. Diperkirakan
30% populasi dunia menderita anemia defisiensi besi, kebanyakan dari
jumlah tersebut ada di negara berkembang. (IDAI, 2013).
Berdasarkan Organisasi kesehatan dunia World Health Organization
(WHO) tahun 2017, kadar Hb<12 g/dL atau anemia merupakan salah satu
masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang, yang
diperkirakan 30% penduduknya menderita kadar Hb<12 g/dL. Prevalensi
anemia berkisar 40-88% pada remaja, prevalensi anemia tertinggi di
Bangladesh 70%, Nepal 67%, Maldives 62%.
Salah satu masalah remaja di Indonesia saat ini adalah anemia.
Anemia pada remaja merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena
prevalensinya di atas 20%. Anemia akibat kekurangan zat besi (Fe)
merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Menurut data
Riskesdas (2013), Prevalensi anemia gizi besi pada remaja sebesar 22,7%.
Laporan berbagai studi di Indonesia Memperlihatkan masih tingginya angka
prevalensi anemia gizi pada remaja putri yang berkisar antara 20 – 50 %.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat
21,7% penduduk dengan kadar hemoglobin kurang dari batas normal yakni
sebesar 18,4% laki-laki dan sebesar 23,9% perempuan. Berdasarkan

1
2

kelompok usia, 18,4% pada rentang usia 15-24 tahun dengan kadar Hb
kurang dari 12 g/dL.
Salah satu upaya pencegahan anemia pada remaja yang dilakukan
Kementerian Kesehatan RI, Dirjen Kesmas, adalah mengeluarkan surat
edaran nomor HK 03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah
Darah pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Dengan sasaran anak usia
12-18 tahun yang diberikan melalui institusi pendidikan dan wanita usia
subur (WUS) usia 15-49 tahun di institusi tempat kerja. Pemberian TTD
dengan komposisi terdiri dari 60 mg zat besi elemental (dalam bentuk sediaan
Ferro Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro Glukonat) dan 0.4 mg asam folat.
Pelaksanaan pemberian TTD sebelumnya adalah 1 (satu) tablet per minggu
dan pada masa haid diberikan 1 (satu) tablet per hari selama 10 (sepuluh)
hari, tetapi pertemuan para pakar memberi rekomendasi pemberian TTD
diubah supaya lebih efektif dan mudah pelaksanaannya. Perilaku patuh
merupakan hasil dari niat remaja putri tersebut untuk mengkonsumsi TTD
dengan frekuensi satu tablet setiap minggu sepanjang tahun.
Anemia pada remaja dapat dicegah dengan pemberian tablet Fe yang
harus diminum secara teratur oleh remaja selama menstruasi. Pemberian
suplemen zat besi akan meningkatkan hemoglobin darah rata rata 10,2 g/L
pada wanita hamil dan 8,6 g/L pada wanita tidak hamil. Sekitar 50% dari
anemia pada wanita bisa dihilangkan dengan suplementasi zat besi (Wahyuni,
2017).
Menurut Departemen Gizi FKM UI, faktor yang mempengaruhi
masalah gizi pada remaja diantaranya pengetahuan dan kesadaran dalam
mencukupi zat gizi individu. Faktor yang mempengaruhi masalah gizi pada
remaja diantaranya pengetahuan dan kesadaran dalam mencukupi kebutuhan
zat gizi individu. Pengetahuan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
dalam pemilihan makanan, penggunaan suplemen tablet tambah
yang akan berpengaruh terhadap keadaan gizi individu (Khumaidi, 2009).
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi fe pada
remaja adalah pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
3

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.


Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan pendengaran (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan
latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan literature review tentang
“Hubungan pengetahuan dengan perilaku konsumsi tablet fe pada remaja
putri di indonesia”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku konsumsi tablet fe pada remaja putri di indonesia?”

C. Tujuan
Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan perilaku konsumsi
tablet fe pada remaja putri di indonesia.

D. Manfaat
1. Manfaat Teori
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang perilaku
konsumsi tablet FE pada remaja putri serta faktor yang
mempengaruhinya.
2. Manfaat Praktik
a) Bagi tenaga kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam menyusun
intervensi peningkatan cakupan konsumsi tablet FE pada remaja
sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya.
b) Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini menjadi wujud pelaksanaan tridarma PT melalui
kegiatan tugas akhir mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia Pada Remaja


1. Pengertian Anemia
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan masa
hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan tubuh. Anemia dapat diartikan sebagai penurunan
kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah
normal (Handayani & Wibowo 2008, h. 37). Anemia terjadi akibat
kadar hemoglobin atau eritrosit lebih rendah daripada nilai normal.
Anemia umumnya disebabkan karena ada perdarahan kronik atau
malnutrisi (kurang gizi) (Rusilanti 2007, h. 59).
Remaja adalah salah satu kelompok yang rawan terhadap masalah
gizi salah satunya adalah defisiensi zat besi, dapat mengenai semua
kelompok status sosial-ekonomi, terutama yang berstatus sosial-ekonomi
rendah. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius
karena berdampak pada perkembangan fisik, psikis, perilaku dan etos
kerja seseorang. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yaitu peningkatan status
gizi masyarakat. Suatu status gizi yang baik akan mempengaruhi
status kesehatan dan prestasi belajar seseorang. Masalah gizi perlu
perhatian yang lebih khusus untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat (Akhmadi 2008, . Remaja putri berisiko menderita anemia
lebih tinggi daripada remaja putra. Hal ini didasarkan pada kenyataan
remaja putri sering melakukan diet agar tubuh tetap langsing, tetapi tidak
memperhitungkan kebutuhan tubuh akan zat gizi, baik makro maupun mikro.
Anemia terjadi karena kekurangan zat besi dan asam folat. 

4
5

2. Faktor Penyebab
Anemia defisiensi besi disebabkan karena kehilangan darah secara
kronis, asupan zat besi yang tidak cukup, penyerapan tidak adekuat dan
peningkatan kebutuhan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang
lazim berlangsung diantaranya pada masa pubertas dan karena aktivitas yang
meningkat, diet yang salah, pola makan yang tidak teratur dan mengalami
menstruasi dimana besi hilang bersama darah menstruasi (Arisman,2009).
Penyebab utama anemia defisiensi zat besi khususnya di negara berkembang
adalah akibat pola konsumsi gizi yang kurang memadai. Banyak orang
bergantung hanya pada makanan nabati yang memiliki absorpsi zat besi yang
buruk dan terdapat beberapa zat dalam makanan tersebut yang mempengaruhi
absorpsi besi (Fadlilah, 2009).
3. Dampak yang terjadi
Masalah anemia akan menimbulkan dampak pada remaja putri.
Dampak dari anemia pada remaja diantaranya penurunan konsentrasi belajar
dan penurunan kesegaran jasmani, penurunan kemampuan fisik dan kognisi
(Sen & Kanani, 2006), penurunan IQ, keseimbangan mental, konsentrasi,
komunikasi verbal dan pengakuan (More et al., 2013). Dampak lain jika
remaja putri mengalami kehamilan ditambah dengan anemia maka akan
meningkatkan persalinan prematur, IUGR, perdarahan postpartum, kelainan
jantung janin, infeksi postpartum (Maka et al., 2017), dan stunting
(Kemenkes, 2019). Melihat banyaknya dampak yang ditimbulkan oleh
anemia, maka pemerintah membuat program pemberian tablet Fe.
Program ini tentang standar pemberian tablet Fe bagi wanita usia
subur dan ibu hamil tercantum dalam peraturan pemerintah No 88 Tahun
2014. Adapun ketentuan pemberian tablet tambah darah bagi remaja (wanita
usia subur) adalah 1 tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari jika sedang
menstruasi. Program ini bermanfaat untuk memutus kasus kekurangan gizi
pada remaja putri (Yuniarti et al., 2015). Program pemerintah ini
dilaksanakan dan diawasi oleh badan-badan yang berwenang salah satunya
6

Dinas Kesehatan. Dinas kesehatan mengutus semua Puskesmas yang berada


di wilayah binaannya untuk memasukkan program tablet tambah darah pada
remaja sebagai salah satu program pokok puskesmas. Berdasarkan uraian dari
petugas Puskesmas mengatakan bahwa pemberian tablet tambah darah
diberikan kepada seluruh sekolah dan puskesmas memiliki kewajiban untuk
melakukan evaluasi terhadap program tersebut.
Meskipun sudah diatur dalam pedoman yang cukup jelas, program
suplementasi ini masih mengalami banyak kendala, terutama dalam hal
kepatuhan. Kepatuhan dalam mengkonsumsi TTD merupakan suatu bentuk
perilaku sehingga kecenderungan remaja putri untuk patuh dalam konsumsi
TTD secara teratur dapat dianalisis menggunakan teori perilaku. Teori
perilaku yang dapat digunakan salah satunya adalah Theory of Planned
Behavior (TPB). Perilaku seorang individu dapat diperkirakan dari niat
individu tersebut yang dirumuskan dalam TPB (Ajzen, 2005).
Ketidakpatuhan remaja putri konsumsi TTD dapat disebabkan perasaan bosan
atau malas, rasa dan aroma yang tidak enak dari TTD (Aditianti, Permanasari
and Julianti, 2015), efek samping yang dirasakan setelah mengkonsumsi
TTD, seperti mual dan muntah, nyeri atau perih di ulu hati dan tinja berwarna
hitam (Kementerian Kesehatan RI, 2016; Yuniarti; Rusmilawaty; Tunggal,
2015). Perilaku patuh merupakan hasil dari niat remaja putri tersebut untuk
mengkonsumsi TTD dengan frekuensi satu tablet setiap minggu sepanjang
tahun. TPB atau teori perilaku terencana menyebutkan dimensi yang
mempengaruhi terbentuknya niat individu adalah sikap, norma subjektif, dan
persepsi kontrol perilaku (kontrol perilaku) (Ramdhani, 2016). Persepsi
kontrol perilaku atau kontrol perilaku adalah persepsi individu mengenai sulit
atau mudahnya mewujudkan suatu perilaku tertentu (Ajzen, 2005). Semakin
besar faktor pendukung dan kesempatan yang ada serta semakin sedikit
hambatan yang dimiliki, maka akan semakin besar pula persepsi individu
untuk dapat mengontrol atau melakukan perilaku tersebut sehingga
menyebabkan lebih kuat untuk mewujudkan niat (Wikamorys and Rochmach,
2017). Pengetahuan dapat menjadikan seseorang memiliki kesadaran
7

sehingga seseorang akan berperilaku sesuai pengetahuan yang dimiliki


Perubahan perilaku yang dilandasi pengetahuan, kesadaran dan sikap yang
positif bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri bukan
paksaan (Notoatmodjo, 2011).

B. Perilaku Konsumsi Tablet Fe


Kepatuhan adalah suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak
menaati peraturan ke perilaku yang menaati peraturan. Masalah kepatuhan
merupakan kendala utama suplementasi besi harian, karena itu suplementasi
mingguan sebagai alternatif untuk mengurangi masalah kepatuhan tersebut.
Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri dan
WUS merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk memenuhi
asupan zat besi. Pemberian TTD dengan dosis yang tepat dapat mencegah
anemia dan meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh. Pemberian
suplementasi ini dilakukan di beberapa tatanan yaitu fasyankes, institusi
pendidikan, tempat kerja dan KUA/tempat ibadah lainnya. Pelaksanaan
pemberian TTD sebelumnya adalah 1 tablet per minggu dan pada masa haid
diberikan 1 tablet per hari selama 10 hari, namun pertemuan para pakar gizi
memberi rekomendasi pemberian TTD diubah agar lebih efektif, efisien dan
mudah pelaksanaannya.(Kemenkes, 2016).
Keberhasilan pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja
putri dan WUS perlu dukungan manajemen yang SMART (Specific,
Measurable, Attainable, Relevant, Timely). Intervensi perubahan perilaku
dimulai dari penyediaan pedoman tata laksana serta pengembangan media
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Tujuan dari intervensi ini adalah
perubahan pengetahuan dan sikap siswa yang akan menyebabkan siswa mau
mengkonsumsi TTD (Kemenkes, 2016).

1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
8

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan pendengaran (Notoatmodjo, 2007).
b. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Tingkat
pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan
(Notoatmodjo, 2014), yaitu:
1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atas materi dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau yang lain.
4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen,
tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
9

5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk


meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk
kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
baru
6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan
tingkatan di atas.
c. Faktor yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:
1) Faktor Internal meliputi:
a) Umur Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari segi
kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih percaya
daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini
sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2011).
b) Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik (experience is
the best teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pengalaman
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan cara
untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu
pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan
yang dihadapi pada masa lalu (Notoadmodjo, 2010).
10

c) Pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin


banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya semakin
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam,
2011).
d) Pekerjaan Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya (Menurut
Thomas 2007, dalam Nursalam 2011). Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan berulang dan banyak tantangan (Frich 1996 dalam
Nursalam, 2011).
e) Jenis Kelamin Istilah jenis kelamin merupakan suatu sifat yang
melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang
dikonstruksikan secara sosial maupun kultural.
2) Faktor eksternal
a) Informasi
Menurut Long (1996) dalam Nursalam dan Pariani (2010) informasi
merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas.
Seseorang yang mendapat informasi akan mempertinggi tingkat
pengetahuan terhadap suatu hal.
b) Lingkungan
Menurut Notoatmodjo (2010), hasil dari beberapa pengalaman dan
hasil observasi yang terjadi di lapangan (masyarakat) bahwa perilaku
seseorang termasuk terjadinya perilaku kesehatan, diawali dengan
pengalaman-pengalaman seseorang serta adanya faktor eksternal
(lingkungan fisik dan non fisik).
c) Sosial budaya
Semakin tinggi tingkat pendidikan dan status sosial seseorang maka
tingkat pengetahuannya akan semakin tinggi pula.

2. Sikap (Attitude)
11

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo 2014, sikap merupakan


reaksi atau respon yang masih tertutup dan seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara
nyata menggunakan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus social. Newcomb dalam Notoatmodjo 2014
salah seorang psikolog social menyatakan bahwa sikap itu merupakan
kesiapan dan kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan
motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku
yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Seperti halnya
pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obek).
b. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikator dari sikap. Karena dengan
suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti
bahwa orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk menggerakkan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu
yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya)
untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan
tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai
sikap positif terhadap gizi anak.
12

d. Bertanggung jawab (Responsible)


Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala
risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau
menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tentangan dari mertua
atau orang tuanya sendiri.
Oleh sebab itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan
pengetahuan kesehatan yakni :
1) Sikap terhadap sakit dan penyakit adalah bagaimana penilaian atau
pendapat seseorang terhadap geala atau tanda-tanda penyakit,
penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan
penyakit dan sebagainya.
2) Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat adalah penilaian atau
pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara
(berperilaku) hidup sehat. Dengan perkataan lain pendapat atau
penilaian terhadap makanan, minuman, olahraga, relaksasi
(istirahat) atau istirahat cukup, dan sebagainya bagi kesehatannya.
3) Sikap terhadap kesehatan lingkungan adalah pendapat atau
penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap
kesehatan. Misalnya pendapat penilaian terhadap air bersih,
pembuangan limbah, polusi, dan sebagainya.

3. Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe
Kepatuhan adalah suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak
menaati peraturan ke perilaku yang menaati peraturan. Masalah kepatuhan
merupakan kendala utama suplementasi besi harian, karena itu suplementasi
mingguan sebagai alternatif untuk mengurangi masalah kepatuhan tersebut.
Pemerintah Indonesia melakukan intensifikasi program pencegahan
dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan WUS dengan
memprioritaskan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) satu tablet setiap
minggu untuk mengurangi 50% prevalensi anemia pada remaja putri dan
13

WUS di tahun 2025. Program suplementasi TTD remaja putri usia 12-18
tahun dilakukan di sekolah melalui unit Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)..
Kepatuhan remaja putri dan WUS mengkonsumsi TTD merupakan
salah satu indikator keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan
anemia pada remaja putri dan WUS (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Ketidakpatuhan dalam meminum tablet tambah darah menghambat manfaat
suplementasi zat besi (Fe) tersebut (Yuniarti; Rusmilawaty; Tunggal, 2015).
Ketidakpatuhan remaja putri konsumsi TTD dapat disebabkan perasaan bosan
atau malas, rasa dan aroma yang tidak enak dari TTD (Aditianti, Permanasari
and Julianti, 2015), efek samping yang dirasakan setelah mengkonsumsi
TTD, seperti mual dan muntah, nyeri atau perih di ulu hati dan tinja berwarna
hitam (Kementerian Kesehatan RI, 2016; Yuniarti; Rusmilawaty; Tunggal,
2015).
Kepatuhan dalam mengkonsumsi TTD merupakan suatu bentuk
perilaku sehingga kecenderungan remaja putri untuk patuh dalam konsumsi
TTD secara teratur dapat dianalisis menggunakan teori perilaku. Teori
perilaku yang dapat digunakan salah satunya adalah Theory of Planned
Behavior (TPB). Perilaku seorang individu dapat diperkirakan dari niat
individu tersebut yang dirumuskan dalam TPB (Ajzen, 2005).
Perilaku patuh merupakan hasil dari niat remaja putri tersebut untuk
mengkonsumsi TTD dengan frekuensi satu tablet setiap minggu sepanjang
tahun. TPB atau teori perilaku terencana menyebutkan dimensi yang
mempengaruhi terbentuknya niat individu adalah sikap, norma subjektif, dan
persepsi kontrol perilaku (kontrol perilaku) (Ramdhani, 2016). Persepsi
kontrol perilaku atau kontrol perilaku adalah persepsi individu mengenai sulit
atau mudahnya mewujudkan suatu perilaku tertentu (Ajzen, 2005). Semakin
besar faktor pendukung dan kesempatan yang ada serta semakin sedikit
hambatan yang dimiliki, maka akan semakin besar pula persepsi individu
untuk dapat mengontrol atau melakukan perilaku tersebut sehingga
menyebabkan lebih kuat untuk mewujudkan niat (Wika Morris and Rochmah,
2017).
14

4. Asupan Zat Besi Yang Kurang


Salah satu masalah yang dihadapi remaja Indonesia adalah masalah
gizi mikronutrien, yakni sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja
perempuan mengalami anemia, yang sebagian besar diakibatkan kekurangan
zat besi (anemia defisiensi besi).(KEMENKES,2018)
Anemia di kalangan remaja perempuan lebih tinggi dibanding remaja
laki-laki. Anemia pada remaja berdampak buruk terhadap penurunan
imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktivitas.
(KEMENKES,2018)
Selain itu, secara khusus anemia yang dialami remaja putri akan
berdampak lebih serius, mengingat mereka adalah para calon ibu yang akan
hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga memperbesar risiko kematian
ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR).
(KEMENKES,2018)
Anemia dapat dihindari dengan konsumsi makanan tinggi zat besi,
asam folat, vitamin A, vitamin C dan zink, dan pemberian tablet tambah
darah (TTD). Pemerintah memiliki program rutin terkait pendistribusian TTD
bagi wanita usia subur (WUS), termasuk remaja dan ibu hamil.
(KEMENKES,2018)

5. Resiko Anemia Pada Remaja


Remaja putri merupakan kelompok risiko tinggi mengalami anemia
dibandingkan remaja putra dimana kebutuhan absorpsi zat besi memuncak
pada umur 14-15 tahun pada remaja putri, sedangkan pada remaja putra satu
atau dua tahun berikutnya (WHO, 2011). Faktor risiko utama anemia
defisiensi besi adalah asupan zat besi yang rendah, penyerapan zat besi yang
buruk, dan periode kehidupan ketika kebutuhan akan zat besi tinggi seperti
pada masa pertumbuhan, kehamilan, dan menyusui. Kekurangan zat gizi
lainnya seperti vitamin A, B12, folat, riboflavin, dan tembaga (Cu) serta
adanya penyakit akut dan infeksi kronis seperti malaria, kanker, tuberkulosis,
dan HIV juga dapat meningkatkan risiko anemia (WHO, 2008; Milman,
15

2011). Selain itu kebutuhan zat besi yang tinggi pada remaja putri juga pada
masa menstruasi (WHO, 2008).

C. Alur Pikir Peneliti

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan
  
umur
pengalaman
pendidikan
pekerjaan
jenis kelamin
informasi
Lingkungan
sosial budaya

Pengetahuan Perilaku

Kepatuhan konsumsi tablet Fe

Asupan zat besi yang kurang

Resiko anemia pada remaja

Sumber : Notoatmodjo(2014), KEMENKES (2018), WHO (2011), KEMENKES


(2016)
Gambar 2.1 Alur Pikir
16
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kepustakaan
(literature review). Penelitian kepustakaan (literature review) merupakan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan berbagai
informasi kepustakaan seperti buku, jurnal yang berkaitan dengan masalah
dan tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang
sedang diteliti.
Snyder (2019: 333) mengatakan literature review adalah sebuah
metodologi penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan dan mengambil
intisari dari penelitian sebelumnya serta menganalisis beberapa overview para
ahli yang tertulis dalam teks.
Penelitian kepustakaan atau kajian literatur (literature review,
literature research) merupakan penelitian yang mengkaji atau meninjau secara
kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat di dalam tubuh
literatur berorientasi akademik (academic-oriented literature), serta
merumuskan kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk topik tertentu,
Cooper (2010).

B. Tahapan dan Teknik Penelitian


1. Kriteria Kelayakan
Jurnal yang dipilih adalah jurnal yang memenuhi kriteria kelayakan
seperti pada Tabel 3.1 berikut :

Penelusuran Jurnal Google Scholar

17
18

Kata Kunci Pengetahuan,Konsumsi Tablet FE dan


Remaja Putri

Jurnal Berbahasa Bahasa Indonesia

Batasan Tahun 2017 – 2020 Yang Diakses Fulltext Dalam


Format Pdf

Jurnal Yang Dianalisis Penelitian Original (Bukan Literature


review)

Subjek Penelitian Remaja Putri berusia 10-24 tahun

Cross sectional, Deskriptif


Korelasional , Deskriptif kuantitatif,
Jenis Penelitian deskriptif analitik, analitik Korelasi.
19

Lokasi Penelitian Indonesia

Tabel 3.1 Kriteria Kelayakan


Berdasarkan Tabel 3.1 jurnal yang telah memenuhi keriteria
kelayakan yang dibuat oleh peneliti sendiri akan dijadikan bahan literature
review.

2. Sumber Informasi
Sumber informasi yang digunakan dalam pencarian menggunakan
kalimat kunci: Hubungan pengetahuan dengan perilaku konsumsi fe pada
remaja putri dan pencarian terakhir dilakukan pada tanggal 19 April 2021.
Sumber informasi ini ditemukan dalam bentuk jurnal yang valid dan relevan.

3. Pemilihan Literature
Jurnal yang sudah didapatkan, kemudian dikaji lebih dalam untuk
mempermudah melakukan pemilihan dengan cara melihat kata kunci maupun
abstrak. Setelah itu melakukan pengelompokkan jurnal yang sesuai dengan
kriteria yang diinginkan untuk penelitian.
Pencarian artikel jurnal yang digunakan terbit pada rentang tahun
2017 – 2021 menggunakan kata kunci judul diantaranya “Hubungan
pengetahuan dengan perilaku konsumsi fe pada remaja putri”, “Hubungan
pengetahuan dengan perilaku konsumsi fe pada remaja putri” dan “Fulltext
Hubungan pengetahuan dengan perilaku konsumsi fe pada remaja putri” yang
20

diidentifikasi berdasarkan relevansi isi jurnal dan keterkaitan topik penelitian.


usia 10-24 tahun di Indonesia Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada
gambar 3.1 berikut ini:
Pencarian jurnal di Google Scholar dengan
memasukkan kalimat kunci “Hubungan
pengetahuan dengan perilaku konsumsi fe
pada remaja putri”
n = 6310

Tambahkan kriteria batasan tahun 2017-


2021
n = 3210

Masukan batasan usia 10-24 tahun


n = 64

Tambahkan kategori bukan skripsi, bukan


tesis, full text, terpublikasi dijurnal
n = 64

Hasil Analisis sesuai kriteria Inklusi :


n=8
n = 64

Gambar 3.1 Pemilihan Literature Review


DAFTAR PUSTAKA

Fitriany,Julia., dan Amelia Intan Saputri.(2018). ANEMIA DEFISIENSI BESI.


Jurnal Averroes. 4(2),pp.1-14
Kesuma, Z. and Rahayu, L., 2017. Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota
Banda Aceh. Statistika, 17(23), pp.63-69.
Jaelani, M., Simanjuntak, B. and Yuliantin, E., 2017. Faktor Risiko yang
Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Jurnal
Kesehatan, 8(3), pp.1-11.
Angrainy, R., Fittri, L. and Wulandari, V., 2019. Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Konsumsi Tablet FE Pada Saat Menstruasi Pengan Anemia.
Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 4(2), pp.1-7.
Amir, N. and Djokosujono, K., 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada Remaja Putri di Indonesia:
Literatur Review. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 15(2), pp.1-11
Kemkes.go.id. 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. [online]
Available at:
<https://www.kemkes.go.id/article/print/18071700002/menkes-semangati-
remaja-putri-gorontalo-terbebas-dari-anemia.html> [Accessed 4 April
2021].
Quraini, D., Ningtyias, F. and Rohmawati, N., 2020. Perilaku Kepatuhan
Konsumsi Tablet Tambah Darah Remaja Putri di Jember, Indonesia.
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education, 8(2), pp.1-9.
Izzani, R., 2018. hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku konsumsi
tablet fe saat menstruasi pada mahasiswa UNAIR Surabaya. Jurnal
Biometrika dan Kependudukan, 7(1), pp.1-9.
Notoatmodjo S (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta

21
22

Kemenkes RI. Hasil Utama Riskesdas 2018. (Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia, 2018).
Fajriyah, N. and Fitriyanto, M., 2016. Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang
Anemia Pada Remaja Putri. Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK), 9(1), pp.1-6.
Permaesih, D. and Herman, S., 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi
anemia pada remaja. Bul.Penel.Kesehatan, 33(4), pp.1-10.
Fatmawati, A. and Subagja, C., 2020. ANALISIS FAKTOR KEPATUHAN
MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI PADA REMAJA PUTRI.
Jurnal Keperawatan, 12(3), pp.1-8.
Amir, N. and Djokosujono, K., 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada Remaja Putri di Indonesia:
Literatur Review. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 15(2), pp.1-11.
Quraini, D., Ningtyias, F. and Rohmawati, N., 2020. Perilaku Kepatuhan
Konsumsi Tablet Tambah Darah Remaja Putri di Jember, Indonesia.
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health
Education, 8(2), pp.1-9.
Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo S (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta
Notoatmodjo S (2014). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
23
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

NAMA MAHASISWA : ASEP GALIH GINANJAR


NPM : 0101170009
PEMBIMBING : SINTA FITRIANI, S.K.M., M.K.M

JUDUL SKRIPSI
LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU
KONSUMSI TABLET FE PADA REMAJA PUTRI DI INDONESIA

Validasi
No Hari/Tanggal Catatan dari Pembimbing
Pembimbing
Selasa, 23 Menentukan jenis riset penelitian dan
1.
Maret 2021 topik

Jumat, 09 Merevisi judul/topik yang lebih spesifik


2.
April 2021 pada peminatan yang diambil

Kamis, 15
3. Revisi BAB I
April 2021

Selasa, 20
4. Revisi BAB I, II dan III
April 2021

Jumat, 23
5. Revisi I,II,III
April 2021

Keterangan :
Setiap kali bimbingan kartu ini WAJIB diisi dan divalidasi oleh pembimbing

Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Teni Supriyani, S.Si., M.K.M


NIK. 220.01.0116.045
JADWAL PELAKSANAAN PENYUSUNAN PENELITIAN

Maret April Mei


Waktu Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembekalan Penyusunan
Tugas Akhir dan
Pembagian Pembimbing
Bimbingan dan
Penyusunan Proposal
Penelitian
Pengumpulan Draft
Ujian Proposal
Revisi hasil seminar
Proposal

Anda mungkin juga menyukai