Proposal
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
Asep Galih Ginanjar
0101170002
Proposal ini telah disetujui, diperiksa, dan siap untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Proposal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Respati
Disetujui oleh :
Pembimbing
Disahkan oleh :
Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
i
RIWAYAT HIDUP
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Persetujuan...........................................................................................i
Riwayat Hidup....................................................................................................ii
Kata Pengantar....................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................iv
Daftar Tabel........................................................................................................vi
Daftar Gambar.....................................................................................................vii
Daftar Singkatan..................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................3
D. Manfaat...................................................................................................3
iv
1. Kriteria Kelayakan...........................................................................16
2. Sumber Informasi.............................................................................17
3. Pemilihan Literature.........................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia masalah gizi utama pada remaja putri adalah defisiensi
mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi (FE), serta masalah
malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai
obesitas dengan komorbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan
perilaku makan salah dan gaya hidup (IDAI, 2013). Anemia defisiensi besi
(ADB) merupakan masalah defisiensi nutrien tersering pada anak di seluruh
dunia terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Penyakit
ini disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh penderita. Diperkirakan
30% populasi dunia menderita anemia defisiensi besi, kebanyakan dari
jumlah tersebut ada di negara berkembang. (IDAI, 2013).
Berdasarkan Organisasi kesehatan dunia World Health Organization
(WHO) tahun 2017, kadar Hb<12 g/dL atau anemia merupakan salah satu
masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang, yang
diperkirakan 30% penduduknya menderita kadar Hb<12 g/dL. Prevalensi
anemia berkisar 40-88% pada remaja, prevalensi anemia tertinggi di
Bangladesh 70%, Nepal 67%, Maldives 62%.
Salah satu masalah remaja di Indonesia saat ini adalah anemia.
Anemia pada remaja merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena
prevalensinya di atas 20%. Anemia akibat kekurangan zat besi (Fe)
merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Menurut data
Riskesdas (2013), Prevalensi anemia gizi besi pada remaja sebesar 22,7%.
Laporan berbagai studi di Indonesia Memperlihatkan masih tingginya angka
prevalensi anemia gizi pada remaja putri yang berkisar antara 20 – 50 %.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat
21,7% penduduk dengan kadar hemoglobin kurang dari batas normal yakni
sebesar 18,4% laki-laki dan sebesar 23,9% perempuan. Berdasarkan
1
2
kelompok usia, 18,4% pada rentang usia 15-24 tahun dengan kadar Hb
kurang dari 12 g/dL.
Salah satu upaya pencegahan anemia pada remaja yang dilakukan
Kementerian Kesehatan RI, Dirjen Kesmas, adalah mengeluarkan surat
edaran nomor HK 03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah
Darah pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Dengan sasaran anak usia
12-18 tahun yang diberikan melalui institusi pendidikan dan wanita usia
subur (WUS) usia 15-49 tahun di institusi tempat kerja. Pemberian TTD
dengan komposisi terdiri dari 60 mg zat besi elemental (dalam bentuk sediaan
Ferro Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro Glukonat) dan 0.4 mg asam folat.
Pelaksanaan pemberian TTD sebelumnya adalah 1 (satu) tablet per minggu
dan pada masa haid diberikan 1 (satu) tablet per hari selama 10 (sepuluh)
hari, tetapi pertemuan para pakar memberi rekomendasi pemberian TTD
diubah supaya lebih efektif dan mudah pelaksanaannya. Perilaku patuh
merupakan hasil dari niat remaja putri tersebut untuk mengkonsumsi TTD
dengan frekuensi satu tablet setiap minggu sepanjang tahun.
Anemia pada remaja dapat dicegah dengan pemberian tablet Fe yang
harus diminum secara teratur oleh remaja selama menstruasi. Pemberian
suplemen zat besi akan meningkatkan hemoglobin darah rata rata 10,2 g/L
pada wanita hamil dan 8,6 g/L pada wanita tidak hamil. Sekitar 50% dari
anemia pada wanita bisa dihilangkan dengan suplementasi zat besi (Wahyuni,
2017).
Menurut Departemen Gizi FKM UI, faktor yang mempengaruhi
masalah gizi pada remaja diantaranya pengetahuan dan kesadaran dalam
mencukupi zat gizi individu. Faktor yang mempengaruhi masalah gizi pada
remaja diantaranya pengetahuan dan kesadaran dalam mencukupi kebutuhan
zat gizi individu. Pengetahuan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
dalam pemilihan makanan, penggunaan suplemen tablet tambah
yang akan berpengaruh terhadap keadaan gizi individu (Khumaidi, 2009).
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi fe pada
remaja adalah pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dengan
perilaku konsumsi tablet fe pada remaja putri di indonesia?”
C. Tujuan
Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan perilaku konsumsi
tablet fe pada remaja putri di indonesia.
D. Manfaat
1. Manfaat Teori
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang perilaku
konsumsi tablet FE pada remaja putri serta faktor yang
mempengaruhinya.
2. Manfaat Praktik
a) Bagi tenaga kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam menyusun
intervensi peningkatan cakupan konsumsi tablet FE pada remaja
sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya.
b) Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini menjadi wujud pelaksanaan tridarma PT melalui
kegiatan tugas akhir mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2. Faktor Penyebab
Anemia defisiensi besi disebabkan karena kehilangan darah secara
kronis, asupan zat besi yang tidak cukup, penyerapan tidak adekuat dan
peningkatan kebutuhan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang
lazim berlangsung diantaranya pada masa pubertas dan karena aktivitas yang
meningkat, diet yang salah, pola makan yang tidak teratur dan mengalami
menstruasi dimana besi hilang bersama darah menstruasi (Arisman,2009).
Penyebab utama anemia defisiensi zat besi khususnya di negara berkembang
adalah akibat pola konsumsi gizi yang kurang memadai. Banyak orang
bergantung hanya pada makanan nabati yang memiliki absorpsi zat besi yang
buruk dan terdapat beberapa zat dalam makanan tersebut yang mempengaruhi
absorpsi besi (Fadlilah, 2009).
3. Dampak yang terjadi
Masalah anemia akan menimbulkan dampak pada remaja putri.
Dampak dari anemia pada remaja diantaranya penurunan konsentrasi belajar
dan penurunan kesegaran jasmani, penurunan kemampuan fisik dan kognisi
(Sen & Kanani, 2006), penurunan IQ, keseimbangan mental, konsentrasi,
komunikasi verbal dan pengakuan (More et al., 2013). Dampak lain jika
remaja putri mengalami kehamilan ditambah dengan anemia maka akan
meningkatkan persalinan prematur, IUGR, perdarahan postpartum, kelainan
jantung janin, infeksi postpartum (Maka et al., 2017), dan stunting
(Kemenkes, 2019). Melihat banyaknya dampak yang ditimbulkan oleh
anemia, maka pemerintah membuat program pemberian tablet Fe.
Program ini tentang standar pemberian tablet Fe bagi wanita usia
subur dan ibu hamil tercantum dalam peraturan pemerintah No 88 Tahun
2014. Adapun ketentuan pemberian tablet tambah darah bagi remaja (wanita
usia subur) adalah 1 tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari jika sedang
menstruasi. Program ini bermanfaat untuk memutus kasus kekurangan gizi
pada remaja putri (Yuniarti et al., 2015). Program pemerintah ini
dilaksanakan dan diawasi oleh badan-badan yang berwenang salah satunya
6
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan pendengaran (Notoatmodjo, 2007).
b. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Tingkat
pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan
(Notoatmodjo, 2014), yaitu:
1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atas materi dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau yang lain.
4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen,
tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
9
2. Sikap (Attitude)
11
WUS di tahun 2025. Program suplementasi TTD remaja putri usia 12-18
tahun dilakukan di sekolah melalui unit Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)..
Kepatuhan remaja putri dan WUS mengkonsumsi TTD merupakan
salah satu indikator keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan
anemia pada remaja putri dan WUS (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Ketidakpatuhan dalam meminum tablet tambah darah menghambat manfaat
suplementasi zat besi (Fe) tersebut (Yuniarti; Rusmilawaty; Tunggal, 2015).
Ketidakpatuhan remaja putri konsumsi TTD dapat disebabkan perasaan bosan
atau malas, rasa dan aroma yang tidak enak dari TTD (Aditianti, Permanasari
and Julianti, 2015), efek samping yang dirasakan setelah mengkonsumsi
TTD, seperti mual dan muntah, nyeri atau perih di ulu hati dan tinja berwarna
hitam (Kementerian Kesehatan RI, 2016; Yuniarti; Rusmilawaty; Tunggal,
2015).
Kepatuhan dalam mengkonsumsi TTD merupakan suatu bentuk
perilaku sehingga kecenderungan remaja putri untuk patuh dalam konsumsi
TTD secara teratur dapat dianalisis menggunakan teori perilaku. Teori
perilaku yang dapat digunakan salah satunya adalah Theory of Planned
Behavior (TPB). Perilaku seorang individu dapat diperkirakan dari niat
individu tersebut yang dirumuskan dalam TPB (Ajzen, 2005).
Perilaku patuh merupakan hasil dari niat remaja putri tersebut untuk
mengkonsumsi TTD dengan frekuensi satu tablet setiap minggu sepanjang
tahun. TPB atau teori perilaku terencana menyebutkan dimensi yang
mempengaruhi terbentuknya niat individu adalah sikap, norma subjektif, dan
persepsi kontrol perilaku (kontrol perilaku) (Ramdhani, 2016). Persepsi
kontrol perilaku atau kontrol perilaku adalah persepsi individu mengenai sulit
atau mudahnya mewujudkan suatu perilaku tertentu (Ajzen, 2005). Semakin
besar faktor pendukung dan kesempatan yang ada serta semakin sedikit
hambatan yang dimiliki, maka akan semakin besar pula persepsi individu
untuk dapat mengontrol atau melakukan perilaku tersebut sehingga
menyebabkan lebih kuat untuk mewujudkan niat (Wika Morris and Rochmah,
2017).
14
2011). Selain itu kebutuhan zat besi yang tinggi pada remaja putri juga pada
masa menstruasi (WHO, 2008).
Pengetahuan Perilaku
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kepustakaan
(literature review). Penelitian kepustakaan (literature review) merupakan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan berbagai
informasi kepustakaan seperti buku, jurnal yang berkaitan dengan masalah
dan tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang
sedang diteliti.
Snyder (2019: 333) mengatakan literature review adalah sebuah
metodologi penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan dan mengambil
intisari dari penelitian sebelumnya serta menganalisis beberapa overview para
ahli yang tertulis dalam teks.
Penelitian kepustakaan atau kajian literatur (literature review,
literature research) merupakan penelitian yang mengkaji atau meninjau secara
kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat di dalam tubuh
literatur berorientasi akademik (academic-oriented literature), serta
merumuskan kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk topik tertentu,
Cooper (2010).
17
18
2. Sumber Informasi
Sumber informasi yang digunakan dalam pencarian menggunakan
kalimat kunci: Hubungan pengetahuan dengan perilaku konsumsi fe pada
remaja putri dan pencarian terakhir dilakukan pada tanggal 19 April 2021.
Sumber informasi ini ditemukan dalam bentuk jurnal yang valid dan relevan.
3. Pemilihan Literature
Jurnal yang sudah didapatkan, kemudian dikaji lebih dalam untuk
mempermudah melakukan pemilihan dengan cara melihat kata kunci maupun
abstrak. Setelah itu melakukan pengelompokkan jurnal yang sesuai dengan
kriteria yang diinginkan untuk penelitian.
Pencarian artikel jurnal yang digunakan terbit pada rentang tahun
2017 – 2021 menggunakan kata kunci judul diantaranya “Hubungan
pengetahuan dengan perilaku konsumsi fe pada remaja putri”, “Hubungan
pengetahuan dengan perilaku konsumsi fe pada remaja putri” dan “Fulltext
Hubungan pengetahuan dengan perilaku konsumsi fe pada remaja putri” yang
20
21
22
JUDUL SKRIPSI
LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU
KONSUMSI TABLET FE PADA REMAJA PUTRI DI INDONESIA
Validasi
No Hari/Tanggal Catatan dari Pembimbing
Pembimbing
Selasa, 23 Menentukan jenis riset penelitian dan
1.
Maret 2021 topik
Kamis, 15
3. Revisi BAB I
April 2021
Selasa, 20
4. Revisi BAB I, II dan III
April 2021
Jumat, 23
5. Revisi I,II,III
April 2021
Keterangan :
Setiap kali bimbingan kartu ini WAJIB diisi dan divalidasi oleh pembimbing