KEPERAWATAN KELUARGA
DISUSUN OLEH :
A. Latar Belakang
Kesehatan anak masih menjadi fokus permasalahan kesehatan di Indonesia dan
masalah gizi pada balita menjadi salah satu masalah utama kesehatan anak. Balita
merupakan kelompok risiko tinggi terhadap terjadinya masalah gizi. Tingginya masalah
gizi kurang dan buruk pada balita menjadi bukti bahwa balita berisiko tinggi terhadap
terjadinya masalah gizi. Masalah gizi pada balita dapat berakibat pada kegagalan tumbuh
kembang serta meningkatkan kesakitan dan kematian terutama pada anak balita, namun
hal ini sering belum diakui sebagai masalah dalam kesehatan masyarakat.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
status gizi pada balita.
C. Metode Penelitian
Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan
pendekatan cross sectional. TehnikTotal sampling digunakan dalam merekrut 53
Keluarga dengan anak usia balita di desa Sidomulyo Kabupaten Kendal sebagai
responden penelitian.Penelitian menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan lembar
observasi status gizi sebagai alat pengambilan data. Analisa data menggunakan ujiChi
Square (Fisher Exact Test).
D. Hasil
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 51 responden (96,2%)memiliki
dukungan keluarga optimal dan dukungan kurang optimal sebanyak 2 responden (3,8%).
Selaian itu mayoritas balita memiliki status gizi baik (94,3%) dan hanya 3 balita yang
berstatus gizi tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki
dukungan keluarga yang optimal dalam pemenuhan status gizi balita. Dukungan
keluarga merupakan fungsi internal keluarga. Terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan keluarga dengan status gizi pada balita. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
optimal dukungan keluarga maka semakin baik pula status gizi balita. Dukungan
keluarga menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal,
sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.
Keluarga mempunyai peranan penting dalam perawatan balita, karena keluarga
merupakan agen sosial yang akan mempengaruhi tumbuh kembang balita, sehingga
status gizi balita tidak akan terlepas dari lingkungan yang merawat dan mengasuhnya.
Orangtua terutama ibu, yang dominan dalam merawat dan mengasuh balita seperti
dalam pemenuhan gizi balita sangat ditentukan oleh peran serta dan dukungan penuh
dari keluarga. Pemberian dukungan sosial keluarga sangat diperlukan oleh setiap
individu/anggota keluarga di dalam siklus kehidupannya. Dukungan sosial keluarga
akan semakin dibutuhkan orangtua balita selama perawatan balita, di sinilah peran
anggota keluarga diperlukan untuk menjalani masa-masa sulit dengan cepat.
E. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara dukungan keluarga dengan status gizi pada balita. Hal ini disebabkan karena
keluarga mempunyai peranan penting dalam perawatan balita, karena keluarga
merupakan agen sosial yang akan mempengaruhi tumbuh kembang balita Semakin
optimal dukungan keluarga maka semakin baik pula status gizi balita. Sebaliknya
semakin kecil dukungan yang diberikan keluarga semakin buruk status gizi balita.
RESUME JURNAL 2
Judul : Peelaksanaan Intervensi Cakupan Informasiku Melalui Pendekatan Asuhan
Keperawatan Keluarga Sebagai Upaya Pencegahan Perilaku Seksual Berisiko
Pada Remaja
Penulis : Puspita Hanggit Lestari, Agus Setiawan, Tri Widyastuti
Tahun : 2019
Nama Jurnal : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
Volume : Vol.11 No.1
Halaman : Hal 1-66
A. Latar Belakang
Tingginya angka kejadian perilaku seksual yang berisiko pada remaja
menunjukkan kondisi perilaku seksual pra nikah yang cukup mengkhawatirkan.
Perilaku seksual remaja akan mengarah pada resiko sistem reproduksi remaja, antara
lain resiko kehamilan di luar nikah, aborsi pada kehamilan remaja, rentan terhadap
HIV/AIDS dan berbagai penyakit menular seksual, gangguan saluran reproduksi dan
gangguan psikososial. Oleh karena itu dibutuhkan adanya peran keluarga dalam
memberikan pemahaman yang tepat dalam mencegah perilaku seksual remaja.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pengaruh
Pelaksanaan Intervensi Cakupan Informasiku sebagai bentuk intervensi keperawatan
keluarga pada remaja.
C. Metode Penelitian
Desain penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilaksanakan selama 6
bulan melibatkan 10 keuarga yang ditentukan melalui tehnik purposive sampling
dimana sampel diambil sesuai kriteria yang ditentukan oleh peneliti..
D. Hasil
Hasil analisis dari karakteristik keluarga didapatkan bahwa 4 dari 10 keluarga
dengan remaja merupakan keluarga orang tua tunggal. 7 dari 10 kepala keluarga
memiliki tingkat pendidikan rendah (≤ SMP). 5 dari 10 keluarga bekerja sebagai
asisten rumah tangga. Usia remaja yang terlibat dalam penelitian sebagian bersar
13 tahun (56%). 10 remaja dari 10 keluarga pernah melakukan kegiatan perilaku
seksual berisiko seperti berciuman, berpelukan, meraba alat kelamin, dan mengakses
konten pornografi.
E. Kesimpulan
Intervensi Cakupan Informasiku dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan pencegahan perilaku seksual berisiko pada keluarga dengan remaja.
Intervensi ini merupakan upaya preventif yang dapat digunakan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada remaja di masyarakat. Pelaksanaan intervensi
Cakupan Informasiku memerlukan dukungan keluarga, sekolah dan pelayanan
kesehatan untuk kesinambungan upaya pencegahan perilaku seksual berisiko pada
remaja.
RESUME JURNAL 3
Judul : Manajemen Lingkungan : Keselamatan Dalam Mengurangi Risiko Cidera Pada
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Lansia
Penulis : Subianto, Sudaryanto, Adi Setya Wibawa
Tahun : 2019
Nama Jurnal : Jurnal Keperawatan CARE
Volume : Vol.9 No.1
Halaman : Hal 1-12
A. Latar Belakang
Lansia merupakan tahap akhir pertumbuhan manusia saat manusia memasuki
tahap lansia maka mereka akan mengalami berbagai perubahan yang menyebabkannya
berisiko mengalami jatuh. Tingginya risiko jatuh pada lansia di pengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya faktor intrinsik dimana terjadi gangguan gaya berjalan , kelemahan
otot ekstermitas, pendek, kekakuan sendi, kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan
kelambanan dalam bergerak, sedangkan faktor ekstrinsik diantaranya lantai yang licin dan
tidak rata, tersandung oleh benda- benda, kursi roda yang tidak dikunci, penerangan
kurang, sehingga dapat memperbesar risiko jatuh pada lansia. Oleh karena itu diperlukan
pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah lansia tidak berisiko jatuh adalah
mengidentifikasi penyebab dan faktor risiko jatuh pada lansia, selain itu tingkat
pengetahuan dan perilaku yang baik dilakukan keluarga dan lansia untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman agar terhindar dari risiko jatuh. Keluarga harus
terlibat aktif dalam mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan lansia.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis manajemen lingkungan:
keselamatan dalam mengurangi risiko cedera pada asuhan keperawatan keluarga dengan
lansia.
C. Metode Penelitian
Desain yang digunakan adalah studi kasus deskriptif dengan 1 subyek studi
kasus. Instrumen yang digunakan adalah format pengkajian keluarga, SOP pendidikan
kesehatan, lembar observasi, leaflet dan lembar balik pencegahan jatuh pada lansia.
Subjek penelitian dalam studi kasus ini adalah Keluarga dengan lansia yang berusia lebih
dari 60 tahun, bersedia untuk di jadikan sebagai subjek penelitian, beresiko tinggi
mengalami jatuh atau cidera, kurang informasi tentang pencegahan jatuh, lingkungannya
beresiko tinggi mengakibatkan cidera jatuh (lantai licin dan tidak rata, barang-barang
kamar mandi, jarak kama rmandi yang jauh, lantai tidak datar ), Kurang pengetahuan
tentang lingkungan yang aman.
D. Hasil
Dari data pengkajian didapatkan Tn. Y mengatakan Tn. J memiliki riwayat
asam urat tinggi, dan mengalami gangguan berjalan memaksa sering menggunakan
tongkat dan sehingga sering mengeluh pegal dan nyeri. Ny. S mengatakan rumah
kurang bersih karena untuk penataan barang-barang rumah tangga kurang rapid dan
banyak barang-barang berserakan serta penerangan yang kurang. Keluarga mengatakan
tidak mengetahui bagai mana cara menciptakan lingkungan yang aman terutama untuk
Tn. J agar tidak terjadi jatuh atau cidera yang pernah di alami tetanggannya. Dari data
pengkajian diatas diagnos ayang muncul adalah Risiko cedera berhubungan dengan
Kurang pengetahuan tentang faktor yang dapat diubah. Dalam hal ini perencanaan
keperawatan terhadap Tn. J yaitu dengan pemberian manajemen lingkungan. Tujuan
dari perencanaan. Setelah dilakukan diharapkan setelah pertemuan keluarga mampu
menciptakan lingkungan yang aman terutama untuk lansia.
Mengajarkan Manajemen Lingkungan mengenai Modifikasi Lingkungan
ternyata cukup efektif dilakukan. Karena dari hasil penelitian didapatkan data keluarga
yang awalnya belum mengerti mengenai menciptakan lingkungan yang aman untuk
Lansia, baik tanda gejala dan cara pencegahan untuk mencegah terjadinya cedera pada
Lansia sekarang mulai memahami tentang pentingnya menciptakan lingkungan yang
aman dan dapat menerapkan beberapa cara pencegahan jatuh pada lansia dan cara
menciptakan lingkungan yang aman bagi lansia.
E. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga memiliki peran
yang penting dalam upaya menjaga keselamatan untuk mengurangi risiko cidera pada
lansia. Dalam hal ini, perawat keluarga dapat memberikan edukasi kepada keluarga untuk
melakukan manajemen lingkungan atau modifikasi lingkungan untuk mencegah
terjadinya resiko cidera pada lansia sehingga keluarga dapat memahami dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari hari untuk menjaga keamanan dan keselamatan
keluarga terutama keluarga yang memiliki lansia.
JURNAL 1
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 ISSN : 2085-1049 (Cetak)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN : 2549-8118 (Online)
Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, Hal 68 - 74, Maret 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
ABSTRAK
Kesehatan anak masih menjadi fokus permasalahan kesehatan di Indonesia khususnya di Provinsi
Jawa Tengah. Masalah gizi pada balita menjadi salah satu masalah utama kesehatan anak di Jawa
Tengah.Keluarga sebagai komponen utama dalam kehidupan anak berperan penting dalam upaya
mengatasi masalah gizi yang terjadi pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
dukungan keluarga dengan status gizi pada balita. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode
deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. TehnikTotal sampling digunakan dalam
merekrut 53 Keluarga dengan anak usia balita di desa Sidomulyo Kabupaten Kendal sebagai
responden penelitian.Penelitian menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan lembar observasi
status gizi sebagai alat pengambilan data. Analisa data menggunakan ujiChi Square (Fisher Exact
Test). Penelitian menunjukkan mayoritasdukungan keluarga optimal (96,2%), mayoritas status gizi
baik (94,3%), dan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan status gizi pada balita di Desa
Sidomulyo Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal (p value = 0,002). Keluarga perlumemperhatikan
dan melakukan pemenuhan kebutuhan asupan gizi seimbang pada anak balitanya dengan memberikan
dukungan dan perhatian lebih kepada balitanya.
ABSTRACT
Children health have been focus of health problems in Indonesia especially in Central Java.Nutrition
problems of child had been one of the children health main problems in Central Java. The familyhas
an important role in solving children nutrition problems. The purpose of this study isto determine the
relationship of family support with nutritional status of infants in the Sidomulyo Village District of
Cepiring Kendal. The quantitative research use descriptive correlational research method with cross
sectional approach. Total sampling tehnique was used to recruit53family with under five (5) age child
as respondents of the study.The research was use questionnaires of family support and observation
sheet of nutritional status as instrument in data collection. Data were analyzed using Chi Square test
(Fisher Exact Test). Results showed that majority of family support is optimal (96.2%), majority have
good nutritional status (94.3%), and there is signifiant relationship between family support and
nutritional status of underfive age child in the Sidomulyo Village District of Cepiring Kendal. Family
is expected to pay attention and do the fulfillment of balanced nutritional intake in a toddler by giving
support and attention to their babies.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (n=53)
Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)
Usia
< 20 tahun 1 1,9
20-35 tahun 37 69,8
> 35 tahun 15 28,3
Pendidikan
SD 14 26,4
SMP 25 47,2
SMA 14 26,4
Pekerjaan
IRT 30 56,6
Petani 7 13,2
Buruh 2 3,8
Wiraswasta 14 26,4
Penghasilan
< UMR 53 100,0
≥ UMR 0,0 0,0
Tipe Keluarga
Inti 37 69,8
Besar 16 30,2
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga (n=53)
Dukungan Keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)
Optimal 51 96,2
Kurang Optimal 2 3,8
Total 53 100,0
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Status Gizi Balita (n=53)
Status Gizi Frekuensi (f) Persentase (%)
Lebih 1 1,9
Baik 50 94,3
Kurang 2 3,8
Total 53 100,0
Tabel 5.
Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Keluarga dengan Status Gizi Balita (n=53)
DukunganKeluarga Status Gizi Balita Total RR (95% CI) p
value
Baik Lebih+Kurang
f % f % f %
Optimal 50 94,3 1 1,9 51 96,2 0,020 0,002
Kurang Optimal 0 0,0 2 3,8 2 3,8 (95% CI: 0,003-0,137)
Total 50 94,3 3 5,7 53 100,0
puspita.hanggitl@gmail.com
Abstrak
Perilaku seksual berisiko pada remaja dapat berdampak negatif pada kondisi fisik, psikologis, ekonomi dan
sosial remaja. Dukungan keluarga dapat membantu remaja untuk mencegah perilaku seksual berisiko.
Intervensi Cakupan Informasiku (Kecakapan Hidup, Informasi, Motivasi Dan Perilaku) melalui pendekatan
asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan sebagai upaya pencegahan perilaku seksual berisiko pada
remaja. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pengaruh Pelaksanaan Intervensi
Cakupan Informasiku sebagai bentuk intervensi keperawatan keluarga pada remaja. Desain penelitian ini
adalah studi kasus.. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan melibatkan 10 keuarga yang ditentukan melalui
tehnik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan keluarga mengenai pencegahan perilaku seksual serta terjadi peningkatan tingkat kemandirian
keluarga. Intervensi Cakupan Informasiku dapat dilaksanakan sebagai intervensi keperawatan keluarga
untuk pencegahan perilaku seksual berisiko pada remaja.
Kata Kunci: Perilaku Seksual Berisiko, Remaja, Cakupan Informasiku, Intervensi keperawatan keluarga
Abstract
Sexual risky behavior in adolescents can have a negative impact on the physical, psychological, economic
and social conditions of adolescents. Family support can help teenagers to prevent risky sexual behavior.
Cakupan Informasiku (Life Skills, Information, Motivation and Behavior) through family nursing approach
was implemented to prevent risky sexual behavior in adolescents. This study aims to provide an overview
and influence of the Implementation of Intervention Cakupan Informasiku as a form of family nursing
intervention in adolescents. The design of this study is a case study. The study was conducted for 6 months
involving 10 families determined through purposive sampling technique. The results showed that there was
a change of knowledge, attitudes and skill of family about prevention of sexual behavior as well as
increasing the level of family independence. Cakupan Informasiku can be implemented as a family nursing
intervention for the prevention of risky sexual behavior in adolescents.
Corresponding author:
Puspita Hanggit Lestari
puspita.hanggitl@gmail.com
13
METODE PENELITIAN
Berdasarkan tabel I, tingkat kemandirian media dengan konten pornografi (Stanhope &
dan 3 keluarga termasuk tingkat keluarga peran perawat dalam mengatasi hal tersebut
dimana 8 keluarga termasuk dalam tingkat remaja dalam keluarga, termasuk komunitas,
sekolah, kesehatan publik dan kilnik
perawatan akut, yang memberi remaja
banyak
peluang untuk meningkatkan kesehatan yang didapat dari teman. Pengunaan media
seksual dan reproduksi dan mengurangi internet, media cetak
tingkat kehamilan yang tidak diinginkan dan
infeksi menular seksual (Maria, et.al., 2017).
Penelitian melibatkan keluarga dengan anak
usia remaja dengan masalah perilaku seksual
berisiko. Hasil studi menunjukkan bahwa
pada kategori usia, sebagian responden
berusia 13 tahun (56%). Hal ini sejalan
dengan studi Ybarra, et al., (2015) dalam
intervensi IMB model melibatkan remaja usia
13-18 tahun.
kesehatan seksual pada remaja (Omar, 2007). masalah bersama terkait masalah perilaku
seksual berisiko dan remaja dapat melakukan
Cakupan Informasiku terdiri dari sesi penolakan ajakan negatif dengan berani
peningkatan kecakapan hidup, pemberian mengatakan tidak pada perilaku seksual
informasi, motivasi dan perilaku. Pemberian berisiko. Latihan kecapakan hidup dapat
informasi dan motivasi pada pencegahan memberikan dampak pada perubahan
perilaku seksual berisiko dilakukan dengan perilaku seksual berisiko remaja. Sejalan
mengedepankan tindakan promosi kesehatan. dengan penelitian Hadjipateras et al., (2006)
Berbagai bentuk dari promosi kesehatan latihan kecapakan hidup berpengaruh
adalah sebagai berikut diseminasi informasi, terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan
pengkajian dan penilaian, modifikasi gaya seksual pada berbagai topik termasuk
hidup dan penataan lingkungan. Salah satu kontrasepsi, prevalensi infeksi menular
bentuk dari desiminasi informasi adalah seksual, aktivitas seksual, dan pengetahuan
pendidikan kesehatan (Stanhope & Lancaster, tentang aktivitas seksual di antara teman
2016). sebaya.
KESIMPULAN
Intervensi Cakupan Informasiku dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan pencegahan perilaku seksual
berisiko pada keluarga dengan remaja.
Intervensi ini merupakan upaya preventif
yang dapat digunakan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada
remaja di masyarakat. Pelaksanaan
intervensi Cakupan Informasiku
memerlukan dukungan keluarga, sekolah
dan pelayanan kesehatan untuk
kesinambungan upaya pencegahan perilaku Depok.
seksual berisiko pada remaja.
SARAN
Pemberi layanan kesehatan remaja atau
perawat kesehatan masyarakat dapat
melakukan promosi kesehatan reproduksi
remaja pada tatanan keluarga melalui
kunjungan rumah pada keluarga dengan
remaja. Hasil praktik ini dapat dijadikan
acuan bagi pelayanan kesehatan pada remaja
oleh perawat kesehatan masyarakat sebagai
bentuk pelaksanaan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) guna
meningkatkan kemandirian kesehatan
keluarga
DAFTAR PUSTAKA
dari
http://kesga.kemkes.go.id/images/ped
o man/SDKI%202012-
Indonesia.pdf
Nomor
279/Menkes/Sk/Iv/2006
Abstrak
Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Seorang lanjut
usia akan terjadi penurunan kondisi fisik/biologis, kondisi psikologis, serta perubahan kondisi
sosial. Kejadian jatuh dilaporkan terjadi pada sekitar 30% lansia di usia 65 tahun ke atas yang
tinggal dirumah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti adaptasi di rumah, hindari lantai
licin, barang berserakan, lampu redup, kamar mandi dilengkapi pegangan. Manajemen lingkungan:
keselamatan adalah alternatif untuk menurunkan risiko cedera pada lansia Tujuan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis manajemen lingkungan: keselamatan dalam mengurangi
risiko cedera pada asuhan keperawatan keluarga dengan lansia. Metode. Desain yang digunakan
adalah studi kasus deskriptif dengan 1 subyek studi kasus. Instrumen yang digunakan adalah
format pengkajian keluarga, SOP pendidikan kesehatan, lembar observasi, leaflet dan lembar balik
pencegahan jatuh pada lansia. Hasil Penelitian. Hasil pengkajian menunjukan adanya rsiko cedera
pada keluarga. Diagnosis keperawatan resiko cedera berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang faktor yang dapat diubah. Intervensi yang digunakan adalah manajemen lingkungan
dengan modifikasi lingkungan rumah. Keluarga dikelola selama 3 hari. Tindakan keperawatan
yang dilakukan adalah manajemen lingkungan dengan edukasi modifikasi lingkungan rumah
selama 30 menit. Diberikan 1 kali dalam 3 hari. Hasil evaluasi menunjukkan manajemen
lingkungan dapat meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keselamatan lansia.. Kesimpulan,
manajemen lingkungan: keselamatan efektif menurunkan risiko cedera pada asuhan keperawatan
keluarga dengan lansia
Kata Kunci : Manajemen Lingkungan, Resiko Cedera, Lansia
Tabel
1.
Imple
mentas
i
kepera
watan
dan
Evalua
si Tn. J
Hari/tanggal Implementasi
SIMPULAN
Mengajarkan Manajemen
Lingkungan: Keselamatan efektif Dalam
Mengurangi Risiko Cedera Pada Asuhan
Keperawaran Keluarga Dengan Lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Latifah, N., Susanti, Y., & Haryanti, D. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Status
Gizi Pada Balita. Jurnal Keperawatan , 10 (1), 68-74.
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/71
Lestari, P. H., Setiawan, A., & Widyastuti, T. (2019). Pelaksanaan Intervensi Cakupan
Informasiku Melalui Pendekatan Asuhan Keperawatan Keluarga Sebagai Upaya
Pencegahan Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan , 11 (1), 1-66.
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/jkk/article/view/775
http://ejurnal.akperyappi.ac.id/index.php/files/article/view/90