puspita.hanggitl@gmail.com
Abstrak
Perilaku seksual berisiko pada remaja dapat berdampak negatif pada kondisi fisik, psikologis, ekonomi dan
sosial remaja. Dukungan keluarga dapat membantu remaja untuk mencegah perilaku seksual berisiko.
Intervensi Cakupan Informasiku (Kecakapan Hidup, Informasi, Motivasi Dan Perilaku) melalui pendekatan
asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan sebagai upaya pencegahan perilaku seksual berisiko pada remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pengaruh Pelaksanaan Intervensi Cakupan
Informasiku sebagai bentuk intervensi keperawatan keluarga pada remaja. Desain penelitian ini adalah studi
kasus.. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan melibatkan 10 keuarga yang ditentukan melalui tehnik
purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
keluarga mengenai pencegahan perilaku seksual serta terjadi peningkatan tingkat kemandirian keluarga.
Intervensi Cakupan Informasiku dapat dilaksanakan sebagai intervensi keperawatan keluarga untuk
pencegahan perilaku seksual berisiko pada remaja.
Kata Kunci: Perilaku Seksual Berisiko, Remaja, Cakupan Informasiku, Intervensi keperawatan keluarga
Abstract
Sexual risky behavior in adolescents can have a negative impact on the physical, psychological, economic
and social conditions of adolescents. Family support can help teenagers to prevent risky sexual behavior.
Cakupan Informasiku (Life Skills, Information, Motivation and Behavior) through family nursing approach
was implemented to prevent risky sexual behavior in adolescents. This study aims to provide an overview
and influence of the Implementation of Intervention Cakupan Informasiku as a form of family nursing
intervention in adolescents. The design of this study is a case study. The study was conducted for 6 months
involving 10 families determined through purposive sampling technique. The results showed that there was a
change of knowledge, attitudes and skill of family about prevention of sexual behavior as well as increasing
the level of family independence. Cakupan Informasiku can be implemented as a family nursing intervention
for the prevention of risky sexual behavior in adolescents.
Corresponding author:
Puspita Hanggit Lestari
puspita.hanggitl@gmail.com
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66 13
kesehatan dan penyakit serta sebagai tempat penurunan kehamilan pada remaja (Jennifer et
dalam memberi dan memperoleh perawatan al, 2008). Perilaku seksual berisiko
sepanjang kehidupan semua anggotannya disimpulkan dapat dicegah dengan dukungan
(Kaakinen, Duff, Coehlo & Hanson, 2010). dari lingkungan keluarga. Dukungan keluarga
Semakin meningkatnya perilaku seksual menjadi kekuatan dalam mencegah perilaku
remaja membutuhkan peran keluarga dalam seksual berisiko pada remaja.
memberikan pemahaman yang tepat dalam Berdasarkan latar belakang tersebut intervensi
mencegah perilaku seksual remaja. Cakupan Informasiku dilaksanakan dengan
Pelibatan keluarga dalam mencegah kejadian pendekatan asuhan keperawatan keluarga.
perilaku seksual sesuai dengan penerapan Intervensi Cakupan Informasiku merupakan
Model Family Centered Nursing. Family gabungan sesi pada pelaksanaan latihan
Centered Nursing dikembangkan oleh Kecakapan hidup dan sesi informasi, motivasi
Friedman menjelaskan bahwa keluarga sebagai dan perilaku dilaksanakan untuk melakukan
sistem sosial yang merupakan unit dasar di intervensi keluarga dalam upaya mencegah
dalam masyarakat (Friedman, Bowden, & perilaku seksual berisiko pada remaja.
Jones, 2010). Asuhan keperawatan keluarga
berfokus pada bagaimana keluarga yang METODE PENELITIAN
memiliki anggota keluarga yang sakit dapat
Studi ini menggunakan metode studi kasus
memenuhi tugas kesehatan keluarganya, antara
dengan tehnik pengambilan sampel
lain mengenal masalah kesehatan, memberikan
menggunakan purposive sampling dimana
perawatan kepada anggota keluarga,
sampel diambil sesuai kriteria yang ditentukan
menciptakan lingkungan sehat dan
oleh peneliti. Metode studi kasus adalah
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk
metode penelitian untuk menyelidiki suatu
meningkatkan kesehatan anggota keluarganya.
aktivitas, program, proses atau sekelompok
Dukungan dari dalam keluarga akan lebih individu secara fokus dan mendalam
mudah dicapai apabila terjadi komunikasi (Cresswell, 2013).
yang jelas dan secara langsung didalam
Peneliti mengelola 10 keluarga dengan
keluarga (Friedman, Bowden & Jones, 2010).
masalah perilaku seksual berisiko selama 6
Lingkungan keluarga yang harmonis dan
bulan. Intervensi Cakupan Informasiku
lingkungan teman sebaya yang positif
dilaksanakan sebagai intervensi keperawatan
berhubungan dalam menurunkan tingkat risiko
keluarga. Cakupan Informasiku terdiri dari
perilaku seksual remaja. Keterlibatan orang tua
lima sesi intervensi. Setiap sesi laksanakan
dalam mendukung pencegahan perilaku
selama 60 menit. Aktivitas sesi Cakupan
seksual berisiko berhubungan dengan
Puspita Hanggit Lestari - PELAKSANAAN INTERVENSI CAKUPAN INFORMASIKU MELALUI PENDEKATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
PADA REMAJA
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66 15
perilaku seksual berisiko. Perilaku dan gaya kesehatan dari individu, keluarga, komunitas
hidup tidak baik pada keluarga seperti dan masyarakat. Pemberian edukasi dapat
membebaskan anak dalam pergaulan, tidak meningkatkan persepsi terhadap perilaku
adanya kedekatan, perhatian dan kasih sayang seskual berisiko (Bhattacharje & Costigan,
dalam keluarga akan berdampak pada 2005; Paine et al., 2002).
berkembangnya perilaku seksual berisiko pada
Peningkatan kecakapan hidup merupakan sesi
remaja. Gender, usia, kelas sosial, latar
selanjutnya pada intervensi Cakupan
belakang budaya, orientasi seksual, disabilitas
Informasiku. Peningkatan kecapakan hidup
dan nilai merupakan factor mempengaruhi
diberikan agar keluarga dapat memecahkan
keputusan seksual, pengalaman dan kesehatan
masalah bersama terkait masalah perilaku
seksual pada remaja (Omar, 2007).
seksual berisiko dan remaja dapat melakukan
Cakupan Informasiku terdiri dari sesi penolakan ajakan negatif dengan berani
peningkatan kecakapan hidup, pemberian mengatakan tidak pada perilaku seksual
informasi, motivasi dan perilaku. Pemberian berisiko. Latihan kecapakan hidup dapat
informasi dan motivasi pada pencegahan memberikan dampak pada perubahan perilaku
perilaku seksual berisiko dilakukan dengan seksual berisiko remaja. Sejalan dengan
mengedepankan tindakan promosi kesehatan. penelitian Hadjipateras et al., (2006) latihan
Berbagai bentuk dari promosi kesehatan kecapakan hidup berpengaruh terhadap
adalah sebagai berikut diseminasi informasi, peningkatan pengetahuan kesehatan seksual
pengkajian dan penilaian, modifikasi gaya pada berbagai topik termasuk kontrasepsi,
hidup dan penataan lingkungan. Salah satu prevalensi infeksi menular seksual, aktivitas
bentuk dari desiminasi informasi adalah seksual, dan pengetahuan tentang aktivitas
pendidikan kesehatan (Stanhope & Lancaster, seksual di antara teman sebaya.
2016).
Perubahan perilaku dalam pencegahan
Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan perilaku seksual berisiko dikemas pada sesi
dalam rangka upaya promotif dan preventif latihan asertif. Latihan asertif diberikan pada
dengan melakukan penyebaran informasi dan keluarga agar keluarga dapat meningkatkan
meningkatkan motivasi masyarakat dan komunikasi yang baik dan efektif pada
berprilaku sehat (Stanhope & Lancaster, keluarga sehingga tercipta dukungan pada
2016). Pendidikan kesehatan umumnya remaja untuk melakukan pencegahan perilaku
bertujuan meningkatkan kesejahteraan, dan seksual berisiko. Komunikasi asertif telah
mengurangi ketidakmampuan dan merupakan dilaksanakan oleh Curtis dan Wodarski (2015)
upaya untuk mengaktualisasi potensi pada remaja usia 12-17 tahun menunjukkan
hasil peserta program menunjukkan penurunan Fungsi perawatan keluarga dapat terlaksana
kontak seksual, kontak seksual tanpa kondom, berdasarkan hubungan dekat intim keluarga
dan perilaku berisiko seksual. Hal ini juga dan sikap anggota keluarga yang
sejalan dengan Nasri dan Koentjoro (2015) menghasilkan perhatian penuh, dalam pikiran
yang mendapatkan hasil penelitian wanita dan tindakan terkait dengan kebutuhan
remaja yang mengikuti pelatihan asertivitas perkembangan, kesehatan, dan penyakit
mengalami penurunan perilaku seksual anggota keluarganya (Kaakinen, Duff, Coehlo
pranikah dan peningkatan asertivitas. & Hanson, 2010).
perawat kesehatan masyarakat sebagai bentuk Kaakinen, J.R., Duff, V.G., Coehlo, D.P., &
pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Hanson, S.M.H. (2010). Family helath
care nursing : theory, practice and
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) guna research, 4th edition. Philadelphia: F.A
meningkatkan kemandirian kesehatan keluarga Davis Company
51.doi:10.1097/01.NAJ.0000511566.12
446.45