Anda di halaman 1dari 10

PELAKSANAAN INTERVENSI CAKUPAN INFORMASIKU MELALUI

PENDEKATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SEBAGAI


UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO PADA REMAJA

Puspita Hanggit Lestari1)


Agus Setiawan 2) Tri Widyastuti 2)
1
) Akademi Keperawatan RS Husada, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10730, Indonesia
2
) Departemen Keperawatan Komunitas, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok,
Jawa Barat, 16424, Indonesia

puspita.hanggitl@gmail.com

Abstrak

Perilaku seksual berisiko pada remaja dapat berdampak negatif pada kondisi fisik, psikologis, ekonomi dan
sosial remaja. Dukungan keluarga dapat membantu remaja untuk mencegah perilaku seksual berisiko.
Intervensi Cakupan Informasiku (Kecakapan Hidup, Informasi, Motivasi Dan Perilaku) melalui pendekatan
asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan sebagai upaya pencegahan perilaku seksual berisiko pada remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pengaruh Pelaksanaan Intervensi Cakupan
Informasiku sebagai bentuk intervensi keperawatan keluarga pada remaja. Desain penelitian ini adalah studi
kasus.. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan melibatkan 10 keuarga yang ditentukan melalui tehnik
purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
keluarga mengenai pencegahan perilaku seksual serta terjadi peningkatan tingkat kemandirian keluarga.
Intervensi Cakupan Informasiku dapat dilaksanakan sebagai intervensi keperawatan keluarga untuk
pencegahan perilaku seksual berisiko pada remaja.

Kata Kunci: Perilaku Seksual Berisiko, Remaja, Cakupan Informasiku, Intervensi keperawatan keluarga

Abstract

Sexual risky behavior in adolescents can have a negative impact on the physical, psychological, economic
and social conditions of adolescents. Family support can help teenagers to prevent risky sexual behavior.
Cakupan Informasiku (Life Skills, Information, Motivation and Behavior) through family nursing approach
was implemented to prevent risky sexual behavior in adolescents. This study aims to provide an overview
and influence of the Implementation of Intervention Cakupan Informasiku as a form of family nursing
intervention in adolescents. The design of this study is a case study. The study was conducted for 6 months
involving 10 families determined through purposive sampling technique. The results showed that there was a
change of knowledge, attitudes and skill of family about prevention of sexual behavior as well as increasing
the level of family independence. Cakupan Informasiku can be implemented as a family nursing intervention
for the prevention of risky sexual behavior in adolescents.

Keywords: Risky Sexual Behavior, Adolescence,Cakupan Informasiku, Family Nursing Intervention

Corresponding author:
Puspita Hanggit Lestari
puspita.hanggitl@gmail.com
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66 13

PENDAHULUAN namun pernah mengakses media konten


Pubertas merupakan masa transisi dari masa pornografi, sebanyak 22,64% dengan perilaku
kanak-kanak menuju dewasa yang dialami seksual berisiko sedang yaitu berciuman pipi
oleh remaja. Remaja pada masa pubertas dan bibir, berpangkuan dan berpelukan.
mengalami pematangan yang sangat cepat Sebanyak 13,06% remaja perilaku seksual
secara fisik, kognitif, sosial dan emosional, tinggi yaitu saling meraba area pribadi, saling
baik pada anak laki-laki maupun perempuan menempelkan alat kelamin, melakukan onani
sebagai persiapan mereka menuju dewasa atau masturbasi dan berhubungan seksual.
(Hockenbery & Wilson, 2013). Remaja yang Faktor penyebab lain dari perilaku seksual
kurang mampu beradaptasi dengan perubahan berisiko remaja adalah kurangnya pengetahuan
fisik dan hormonal akan memperlihatkan dan keterampilan, sikap dan perilaku remaja
perilaku berisiko yang mengancam kesehatan terhadap kesehatan, kurang kepedulian orang
(McMuraay, 2013). tua dan masyarakarat terhadap kesehatan dan
kesejahteraan remaja serta belum optimalnya
Hasil survei SDKI 2012 menunjukkan bahwa
pemerintah dalam memberikan pelayanan
pada remaja usia 15-19 tahun, sekitar 33,3 %
kesehatan remaja (Depkes RI, 2010).
remaja perempuan dan 34,5% remaja laki-laki
berusia 15-19 tahun mulai berpacaran pada Angka kejadian perilaku seksual berisiko pada
saat mereka belum berusia 15 tahun. remaja menunjukkan kondisi perilaku seksual
Presentasi seks pranikah pada laki-laki (15-19 pra nikah yang cukup mengkhawatirkan.
tahun) tahun 2007 3,7% meningkat menjadi Perilaku seksual remaja akan mengarah pada
4,5% pada tahun 2012. Presentasi pranikah resiko sistem reproduksi remaja, antara lain
pada perempuan tahun 2007 1,3% dan pada resiko kehamilan di luar nikah, aborsi pada
tahun 2012 menurun 0,7%. Dari survei yang kehamilan remaja, rentan terhadap HIV/AIDS
sama didapatkan alasan hubungan seksual dan berbagai penyakit menular seksual,
pranikah tersebut sebagian besar karena gangguan saluran reproduksi dan gangguan
penasaran/ingin tahu (57,5% pria), terjadi psikososial.
begitu saja (38% perempuan) dan dipaksa
Pencegahan perilaku seksual berisiko pada
pasangan (12,6% perempuan).
remaja sebaiknya berlangsung dalam keluarga.
Hasil survey pada siswa SMP di kelurahan Remaja di Indonesia umumnya belum hidup
Curug Depok pada bulan Oktober – November terpisah dari keluarga sehingga keluarga
2017 didapatkan hasil dari 528 siswa perilaku merupakan bagian terpenting dari kehidupan
seksual berisiko rendah 64,30% dengan remaja. Keluarga merupakan tempat bagi
kategori belum berprilaku seksual berisiko anggota keluarga untuk belajar tentang

Puspita Hanggit Lestari - PELAKSANAAN INTERVENSI CAKUPAN INFORMASIKU MELALUI PENDEKATAN


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
PADA REMAJA
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66 14

kesehatan dan penyakit serta sebagai tempat penurunan kehamilan pada remaja (Jennifer et
dalam memberi dan memperoleh perawatan al, 2008). Perilaku seksual berisiko
sepanjang kehidupan semua anggotannya disimpulkan dapat dicegah dengan dukungan
(Kaakinen, Duff, Coehlo & Hanson, 2010). dari lingkungan keluarga. Dukungan keluarga
Semakin meningkatnya perilaku seksual menjadi kekuatan dalam mencegah perilaku
remaja membutuhkan peran keluarga dalam seksual berisiko pada remaja.
memberikan pemahaman yang tepat dalam Berdasarkan latar belakang tersebut intervensi
mencegah perilaku seksual remaja. Cakupan Informasiku dilaksanakan dengan
Pelibatan keluarga dalam mencegah kejadian pendekatan asuhan keperawatan keluarga.
perilaku seksual sesuai dengan penerapan Intervensi Cakupan Informasiku merupakan
Model Family Centered Nursing. Family gabungan sesi pada pelaksanaan latihan
Centered Nursing dikembangkan oleh Kecakapan hidup dan sesi informasi, motivasi
Friedman menjelaskan bahwa keluarga sebagai dan perilaku dilaksanakan untuk melakukan
sistem sosial yang merupakan unit dasar di intervensi keluarga dalam upaya mencegah
dalam masyarakat (Friedman, Bowden, & perilaku seksual berisiko pada remaja.
Jones, 2010). Asuhan keperawatan keluarga
berfokus pada bagaimana keluarga yang METODE PENELITIAN
memiliki anggota keluarga yang sakit dapat
Studi ini menggunakan metode studi kasus
memenuhi tugas kesehatan keluarganya, antara
dengan tehnik pengambilan sampel
lain mengenal masalah kesehatan, memberikan
menggunakan purposive sampling dimana
perawatan kepada anggota keluarga,
sampel diambil sesuai kriteria yang ditentukan
menciptakan lingkungan sehat dan
oleh peneliti. Metode studi kasus adalah
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk
metode penelitian untuk menyelidiki suatu
meningkatkan kesehatan anggota keluarganya.
aktivitas, program, proses atau sekelompok
Dukungan dari dalam keluarga akan lebih individu secara fokus dan mendalam
mudah dicapai apabila terjadi komunikasi (Cresswell, 2013).
yang jelas dan secara langsung didalam
Peneliti mengelola 10 keluarga dengan
keluarga (Friedman, Bowden & Jones, 2010).
masalah perilaku seksual berisiko selama 6
Lingkungan keluarga yang harmonis dan
bulan. Intervensi Cakupan Informasiku
lingkungan teman sebaya yang positif
dilaksanakan sebagai intervensi keperawatan
berhubungan dalam menurunkan tingkat risiko
keluarga. Cakupan Informasiku terdiri dari
perilaku seksual remaja. Keterlibatan orang tua
lima sesi intervensi. Setiap sesi laksanakan
dalam mendukung pencegahan perilaku
selama 60 menit. Aktivitas sesi Cakupan
seksual berisiko berhubungan dengan
Puspita Hanggit Lestari - PELAKSANAAN INTERVENSI CAKUPAN INFORMASIKU MELALUI PENDEKATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
PADA REMAJA
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66 15

Informasiku terdiri dari: 1) Pendidikan bersar 13 tahun (56%). 10 remaja dari 10


kesehatan mengenai pubertas dan kesehatan keluarga pernah melakukan kegiatan perilaku
reproduksi, 2) Pendidikan kesehatan mengenai seksual berisiko seperti berciuman,
dampak perilaku seksual berisko remaja, 3) berpelukan, meraba alat kelamin, dan
Komunikasi dan Latihan asertif untuk mengakses konten pornografi.
pencegahan perilaku seksual berisiko, 4)
Peningkatan ketrampilan hidup dan motivasi Hasil evaluasi pelaksanaan intervensi Cakupan
untuk berani mengatakan tidak pada ajakan Informasiku setelah 6 bulan didapatkan adanya
negatif dan perilaku seksual berisiko, 5) perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
Diskusi nilai dan budaya terkait perilaku pencegahan perilaku seksual berisiko.
seksual berisiko. Pengetahuan keluarga meningkat ditandai
dengan perubahan sebelum intervensi keluarga
Penelitian ini dilaksanakan dengan menyatakan khawatir tentang fenoma perilaku
memperhatikan kaidah-kaidah etik. Peneliti seks bebas dikalangan remaja dan belum
menjelaskan secara rinci tentang tujuan mengetahui tentang pubertas dan cara
penelitian, prosedur penelitian, dan pencegahan perilaku seksual berisiko pada
keuntungan yang mungkin didapat serta remaja. setelah diberikan intervensi Cakupan
kerahasiaan informasi. Peneliti memberikan Informasiku keluarga mengetahui macam
kebebasan responden untuk ikut atau menolak aktivitas perilaku seksual berisiko, faktor
berpatisipasi dalam penelitian tanpa adanya penyebab, dampak dan upaya pencegahan.
sanksi yang akan diberikan. Responden diberi
hak penuh untuk mempertimbangkan apakah Peningkatan sikap ditandai adanya perubahan
menyetujui atau menolak menjadi responden hubungan kedekatan dan komunikasi antara
dengan menandatangani informed consent atau orang tua dan remaja. Keluarga meningkatkan
surat pernyataan yang telah disediakan oleh kontrol dan perhatian pada pergaulan remaja
peneliti. dengan teman sebaya. Keluarga membatasi
waktu bermain remaja di luar rumah tidak lagi
HASIL DAN PEMBAHASAN
bermain sampai larut malam dan menginap di
Hasil analisis dari karakteristik keluarga
rumah temannya.
didapatkan bahwa 4 dari 10 keluarga dengan
remaja merupakan keluarga orang tua tunggal.
Peningkatan perilaku ditandai dengan
7 dari 10 kepala keluarga memiliki tingkat
penerapan perilaku asertif dalam keluarga.
pendidikan rendah (≤ SMP). 5 dari 10 keluarga
Pelaksanaan perilaku asertif menurunkan
bekerja sebagai asisten rumah tangga. Usia
ketegangan dan konflik antara orang tua dan
remaja yang terlibat dalam penelitian sebagian
Puspita Hanggit Lestari - PELAKSANAAN INTERVENSI CAKUPAN INFORMASIKU MELALUI PENDEKATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
PADA REMAJA
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66 16

remaja. Komunikasi asertif dilaksanakan agar kemandirian IV dan 2 keluarga termasuk


orang tua dapat memahami masalah yang dalam tingkat kemandirian III.
dialami remaja sehingga mampu memberikan
penyelesaian masalah bersama. Keluarga Remaja diketahui sebagai sebuah periode
melaksanakan diskusi nilai dan budaya terkait perkembangan dari seorang individu
perilaku seksual remaja berserta dampaknya mengalami perubahan dari masa kanak-kanak
terhadap kehidupan remaja di masa depan. menuju masa dewasa. Masa remaja merupakan
Evaluasi sumatif pada pelaksanaan Cakupan periode seorang anak mengalami perubahan,
Informasiku dilakukan dengan menilai cepat secara fisik, kognitif, sosial dan
perubahan tingkat kemandirian keluarga emosional, baik pada anak laki-laki maupun
berdasarkan kriteria tingkat kemandirian perempuan sebagai persiapan mereka menuju
keluarga kementrian kesehatan. dewasa (Hockenbery & Wilson, 2013). Pada
Tabel 1 periode ini remaja juga sedang mengalami
Gambaran tingkat kemandirian keluarga
tahap mencari identitas diri sebagai upaya
sebelum dan sesudah intervensi bulan
Oktober 2017- April 2018 di Kota Depok untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa
(n=10)
peranannya dalam masyarakat. Banyaknya
No Keluarga Kemandirian tugas perkembangan yang harus dipenuhi
keluarga
seorang remaja pada tahap ini dari perubahan
Sebelu Sesuda
m h fisik maupun psikis pada diri remaja
1 Bpk. S (An. W) II IV memungkinkan terjadinya kecenderungan
2 Ibu N (An. A) I IV
3 Ibu M (An. N) II IV remaja akan mengalami masalah dalam
4 Ibu K (An. S) II IV penyesuaian diri dengan lingkungan.
5 Bpk E ( An. E) II III
6 Ibu M (An. A) II IV
7 Bpk S (An. E) I IV Remaja merupakan kelompok berisiko
8 Bpk U (An. U) I IV
9 Bpk T (An. T) II III perilaku seksual karena sudah pernah terpapar
10 Bpk S (An. I) II IV media dengan konten pornografi (Stanhope &
Lancaster, 2016). Kondisi perilaku seksual
Berdasarkan tabel I, tingkat kemandirian
remaja yang mengkhawatirkan memerlukan
keluarga sebelum diberikan intervensi 7
peran perawat dalam mengatasi hal tersebut
keluarga termasuk tingkat keluarga mandiri II
melalui asuhan keperawatan. Perawat
dan 3 keluarga termasuk tingkat keluarga
memberikan asuhan keperawatan kepada
mandiri I. Setelah intervensi terdapat
remaja dalam keluarga, termasuk komunitas,
peningkatan kemandirian pada 10 keluarga
sekolah, kesehatan publik dan kilnik
dimana 8 keluarga termasuk dalam tingkat
perawatan akut, yang memberi remaja banyak

Puspita Hanggit Lestari - PELAKSANAAN INTERVENSI CAKUPAN INFORMASIKU MELALUI PENDEKATAN


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
PADA REMAJA
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66 17

peluang untuk meningkatkan kesehatan dan paparan televise memiliki hubungan


seksual dan reproduksi dan mengurangi dengan perilaku kenakalan remaja (Suwarsi,
tingkat kehamilan yang tidak diinginkan dan 2012). Hal ini sejalan juga dengan penelitian
infeksi menular seksual (Maria, et.al., 2017). Dewi (2012) yang menunjukkan hasil adanya
Penelitian melibatkan keluarga dengan anak hubungan bermakna antara media massa
usia remaja dengan masalah perilaku seksual internet terhadap perilaku seksual remaja.
berisiko. Hasil studi menunjukkan bahwa pada
kategori usia, sebagian responden berusia 13 Adanya hambatan berkomunikasi dalam
tahun (56%). Hal ini sejalan dengan studi keluarga membuat berkurangnya kedekatan
Ybarra, et al., (2015) dalam intervensi IMB dengan remaja dan tidak tersampaikan
model melibatkan remaja usia 13-18 tahun. informasi antara orang tua dan remaja.
Komunikasi yang baik antara orang tua dan
Pendekatan asuhan keperawatan keluarga yang remaja merupakan bentuk dukungan dan
dilaksanakan peneliti diawali dengan proses kekuatan remaja dalam menghadapi masalah
pengkajian keluarga. Hasil pengkajian yang dihadapi oleh anak remaja dalam
keluarga terhadap masalah perilaku seksual menghadapi perubahan dalam masa pubertas.
diketahui penyebab remaja melakukan Pola komunikasi dan kekuatan keluarga
perilaku seksual adalah pengaruh teman memiliki hubungan dengan perilaku seksual
sebaya dan paparan media pornografi. Remaja berisiko remaja (Nurhayati, 2011).
mengikuti teman sebaya dan tidak
mendengarkan nasihat orang tua. Hal ini Orang tua mengatakan memperbolehkan
sejalan dengan penelitian Dewi (2012) bahwa anaknya berpacaran. Pada remaja orangtua
terdapat hubungan bermakana antara pengaruh perlu menyeimbangkan kebebasan yang
teman sebaya terhadap perilaku seksual bertanggung jawab seiring dengan kematangan
remaja. Remaja berusaha mengadaptasi diri remaja (Friedman, Bowden & Jones, 2010).
secara total dalam berbagai hal seperti model Selain kebebasan yang diberikan remaja perlu
berpakaian, yang sering kali mengorbankan ditekankan pada pelaksaan tanggung jawab
individualitas dan tuntutan diri guna terhadap dirinya sendiri. Remaja perlu
memperoleh penerimaan dalam suatu mengembangkan sistem etika mereka sendiri
kelompok (Friedman, Bowden & Jones, 2010). berdasarkan nilai-nilai pribadi. Remaja perlu
Penyebab lain perilaku seksual berisiko adalah membuat pilihan tentang keinginan,
keterpaparan media dengan konten pronografi pendidikan masa depan, dan gaya hidup
berupa tontonan video yang didapat dari (Potter, Perry, Stockert & Hall, 2013). Remaja
teman. Pengunaan media internet, media cetak memerlukan dukungan dalam pencegahan

Puspita Hanggit Lestari - PELAKSANAAN INTERVENSI CAKUPAN INFORMASIKU MELALUI PENDEKATAN


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
PADA REMAJA
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66 18

perilaku seksual berisiko. Perilaku dan gaya kesehatan dari individu, keluarga, komunitas
hidup tidak baik pada keluarga seperti dan masyarakat. Pemberian edukasi dapat
membebaskan anak dalam pergaulan, tidak meningkatkan persepsi terhadap perilaku
adanya kedekatan, perhatian dan kasih sayang seskual berisiko (Bhattacharje & Costigan,
dalam keluarga akan berdampak pada 2005; Paine et al., 2002).
berkembangnya perilaku seksual berisiko pada
Peningkatan kecakapan hidup merupakan sesi
remaja. Gender, usia, kelas sosial, latar
selanjutnya pada intervensi Cakupan
belakang budaya, orientasi seksual, disabilitas
Informasiku. Peningkatan kecapakan hidup
dan nilai merupakan factor mempengaruhi
diberikan agar keluarga dapat memecahkan
keputusan seksual, pengalaman dan kesehatan
masalah bersama terkait masalah perilaku
seksual pada remaja (Omar, 2007).
seksual berisiko dan remaja dapat melakukan
Cakupan Informasiku terdiri dari sesi penolakan ajakan negatif dengan berani
peningkatan kecakapan hidup, pemberian mengatakan tidak pada perilaku seksual
informasi, motivasi dan perilaku. Pemberian berisiko. Latihan kecapakan hidup dapat
informasi dan motivasi pada pencegahan memberikan dampak pada perubahan perilaku
perilaku seksual berisiko dilakukan dengan seksual berisiko remaja. Sejalan dengan
mengedepankan tindakan promosi kesehatan. penelitian Hadjipateras et al., (2006) latihan
Berbagai bentuk dari promosi kesehatan kecapakan hidup berpengaruh terhadap
adalah sebagai berikut diseminasi informasi, peningkatan pengetahuan kesehatan seksual
pengkajian dan penilaian, modifikasi gaya pada berbagai topik termasuk kontrasepsi,
hidup dan penataan lingkungan. Salah satu prevalensi infeksi menular seksual, aktivitas
bentuk dari desiminasi informasi adalah seksual, dan pengetahuan tentang aktivitas
pendidikan kesehatan (Stanhope & Lancaster, seksual di antara teman sebaya.
2016).
Perubahan perilaku dalam pencegahan
Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan perilaku seksual berisiko dikemas pada sesi
dalam rangka upaya promotif dan preventif latihan asertif. Latihan asertif diberikan pada
dengan melakukan penyebaran informasi dan keluarga agar keluarga dapat meningkatkan
meningkatkan motivasi masyarakat dan komunikasi yang baik dan efektif pada
berprilaku sehat (Stanhope & Lancaster, keluarga sehingga tercipta dukungan pada
2016). Pendidikan kesehatan umumnya remaja untuk melakukan pencegahan perilaku
bertujuan meningkatkan kesejahteraan, dan seksual berisiko. Komunikasi asertif telah
mengurangi ketidakmampuan dan merupakan dilaksanakan oleh Curtis dan Wodarski (2015)
upaya untuk mengaktualisasi potensi pada remaja usia 12-17 tahun menunjukkan

Puspita Hanggit Lestari - PELAKSANAAN INTERVENSI CAKUPAN INFORMASIKU MELALUI PENDEKATAN


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
PADA REMAJA
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66 19

hasil peserta program menunjukkan penurunan Fungsi perawatan keluarga dapat terlaksana
kontak seksual, kontak seksual tanpa kondom, berdasarkan hubungan dekat intim keluarga
dan perilaku berisiko seksual. Hal ini juga dan sikap anggota keluarga yang
sejalan dengan Nasri dan Koentjoro (2015) menghasilkan perhatian penuh, dalam pikiran
yang mendapatkan hasil penelitian wanita dan tindakan terkait dengan kebutuhan
remaja yang mengikuti pelatihan asertivitas perkembangan, kesehatan, dan penyakit
mengalami penurunan perilaku seksual anggota keluarganya (Kaakinen, Duff, Coehlo
pranikah dan peningkatan asertivitas. & Hanson, 2010).

Proses asuhan keperawatan keluarga yang Hasil pelaksanaan intervasi cakupan


terakhir adalah proses evaluasi. Evaluasi informasiku dengan pendekatan asuhan
merupakan proses yang berkelanjutan guna keperawatan keluarga ini menunjukkan adanya
menilai apakah perencanaan yang telah perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
disusun efektif dalam menyelesaikan masalah keluarga mengenai pencegahan perilaku
keluarga atau memerlukan beberapa seksual serta terjadi peningkatan tingkat
modifikasi (Friedman, Bowden & Jones, kemandirian keluarga. Intervensi Pendekatan
2003). Evaluasi kemandirian keluarga dinilai asuhan keperawatan keluarga dilaksanakan
berdasarkan dilaksanakannya kelima tugas bertujuan agar keluarga mampu mandiri
kesehatan keluarga KEPMENKES RI melaksanakan fungsi perawatan kesehatan
NOMOR 279/MENKES/SK/IV/2006 yang keluarga. Implementasi keperawatan yang
diukur melalui 7 aspek. Hasil evaluasi diberikan pada klien dan keluarga membuat
keluarga berdasarkan tingkat kemandirian keluarga merubah gaya hidupnya menjadi
keluarga didapatkan delapan keluaga dalam lebih sehat.
kategori empat dan dua keluarga dalam
KESIMPULAN
kategori dua. Dua keluarga belum mampu
Intervensi Cakupan Informasiku dapat
melakukan tindakan promotif secara aktif
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
karena merupakan keluarga dengan single
ketrampilan pencegahan perilaku seksual
family. Orangtua bekerja sejak pagi sampai
berisiko pada keluarga dengan remaja.
sore sehingga jarangya waktu yang ada untuk
Intervensi ini merupakan upaya preventif yang
membina kedekatan dengan remaja.
dapat digunakan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan pada remaja di
Fungsi dan peran keluarga belum berlangsung masyarakat. Pelaksanaan intervensi Cakupan
optimal karena kurangnya waktu kebersamaan Informasiku memerlukan dukungan keluarga,
dan kedekatan antara orang tua dengan remaja. sekolah dan pelayanan kesehatan untuk

Puspita Hanggit Lestari - PELAKSANAAN INTERVENSI CAKUPAN INFORMASIKU MELALUI PENDEKATAN


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
PADA REMAJA
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66 20

kesinambungan upaya pencegahan perilaku Friedman,M.M., Bowden,V.R., &


Jones,E.G.(2003). Family nursing :
seksual berisiko pada remaja.
research, theory and practice (5th ed.).
Englewood Cliffs,NJ:Prentice Hall.
SARAN Hadjipateras, A., Akullu, H., Owero, J., Dendo
Pemberi layanan kesehatan remaja atau M.F., & Nyenga, C. (2006). Joining
Hands: Integrating gender and HIV
perawat kesehatan masyarakat dapat and AIDS: Report of an ACORD
melakukan promosi kesehatan reproduksi Project using Stepping Stones in
Angola, Tanzania, and Uganda.
remaja pada tatanan keluarga melalui London: ACORD/HASAP.
kunjungan rumah pada keluarga dengan
Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2009).
remaja. Hasil praktik ini dapat dijadikan acuan Essential of Pediatric Nursing. St.
bagi pelayanan kesehatan pada remaja oleh Louis Missoury: Mosby

perawat kesehatan masyarakat sebagai bentuk Kaakinen, J.R., Duff, V.G., Coehlo, D.P., &
pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Hanson, S.M.H. (2010). Family helath
care nursing : theory, practice and
Pendekatan Keluarga (PIS-PK) guna research, 4th edition. Philadelphia: F.A
meningkatkan kemandirian kesehatan keluarga Davis Company

Kementrian Kesehatan RI. (2012). Survei


DAFTAR PUSTAKA Demografi dan Kesehatan Indonesia.
diunduh dari
Bhattacharjee, P., & Costigan, A. (2005). http://kesga.kemkes.go.id/images/pedo
Stepping Stones review report Harare, man/SDKI%202012- Indonesia.pdf
Zimbabwe. London: Save the Children
UK. Kementrian Kesehatan RI. (2015). Situasi
kesehatan reproduksi Indonesia. Pusat
Cresswell, J.W. (2013). Research design Data dan Informasi Kementrian
(pendekatan kualitatif, kuantitatif dan Kesehatan RI.
mixed) edisi revisi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
Curtis & Wodarski (2015). The East 279/Menkes/Sk/Iv/2006 Tentang
Tennessee Assertive Adolescent Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Family Treatment Program: A Three- Keperawatan Kesehatan Masyarakat Di
Year Evaluation. Social Work in Public Puskesmas
Health, 30:225–235, 2015
Maria, D. S. , Guilamo-Ramos, H. V.,
Depkes. (2010). Pedoman Pelayanan Jemmott, L. S., Derouin, A. &
Kesehatan Peduli Remaja di Villarruel, A.(2017). Nurses on the
Puskesmas. Front Lines: Improving Adolescent
Sexual and Reproductive Health
Dewi, A. P. (2012). Hubungan karakteristik Across Health Care Settings: An
remaja, peran teman sebaya dan evidence-based guide to delivering
paparan pornografi dengan perilaku counseling and services to adolescents
seksual remaja di kelurahan pasir and parents. Am JournalNursing. 2017
gunung selatan Depok. Tesis. FIKUI January ; 117(1): 42–
Depok.
Puspita Hanggit Lestari - PELAKSANAAN INTERVENSI CAKUPAN INFORMASIKU MELALUI PENDEKATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
PADA REMAJA
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol 11 No 1, Juni 2019/ page 1-66 21

51.doi:10.1097/01.NAJ.0000511566.12
446.45

Mc. Murray. (2013). Community Health and


Wellness: a Sociological approach.
Toronto : Mosby.

Nasri, Deni; Koentjoro. Pelatihan asertivitas


terhadap perilaku seksual pranikah
pada wanita dalam Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan Fakultas
PsikologiUniversitas Muhammadiyah
Malang ISSN:2301-18267

Nurhayati. (2012). Hubungan pola komunikasi


dan kekuatan keluarga dengan perilaku
seksual berisiko pada remaja di desa
tridaya sakti. Tesis. FIKUI Depok

Paine, K., Hart, G., Jawo, M., Jallow, M.,


Morison, L., Walraven, G., et al.
(2002). Before we were sleeping, now
we are awake: Preliminary evaluation
of the Stepping Stones sexual health
program in the Gambia. African
Journal of AIDS Research, 1(1), 39-50

Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P. and Hall,


A. (2013). Fundamentals of Nursing.
ELSEVIER, Canada

Stanhope and Lancaster.(2016). Community


and public health nursing: . St. Louis :
Mosby-Year Book, Inc.

Suwarsi. (2012). Hubungan paparan media,


penggunaan waktu luang dan peran
keluarga dengan perilaku kenakalan
pada agregrat remaja di sma
negerisleman. Tesis. FIKUI Depok

Ybarra, et al. (2015). A Randomized


Controlled Trial to Increase HIV
Preventive Information, Motivation,
and Behavioral Skills in Ugandan
Adolescents. Ann behav. med. (2015)
49:473–485

Puspita Hanggit Lestari - PELAKSANAAN INTERVENSI CAKUPAN INFORMASIKU MELALUI PENDEKATAN


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
PADA REMAJA

Anda mungkin juga menyukai