Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral terpenting dari pembangunan
Nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan Kesehatan berperan penting
dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah penanggung
jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut bagi setiap Puskesmas wajib untuk
melihat sejauh mana Puskesmas mampu menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk
menghasilkan capaian Program yang diharapkan dan memberi daya ungkit terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu harus dibuat laporan pelaksanaan
kegiatan setiap tahun dalam bentuk Laporan Tahunan Puskesmas.
Penyusunan yang sistematis mengenai kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Sehingga Puskesmas dapat mewujudkan tujuan Pembangunan Kesehatan di
wilayah kerjanya yaitu Derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan
Indonesia Sehat.
Berdasarkan Laporan Tahunan dapat dievaluasi sehingga diketahui berbagai hambatan,
peluang dan kekuatan yang muncul dari pelaksanaan berbagai kegiatan.
Dengan latarbelakang tersebut, Puskesmas Kubur Jawa menyusun laporan tahun 2019
ini, yang memuat hasil pencapaian program selama tahun 2019 berdasarkan kegiatan-kegiatan
yang telah direncanakan diawal tahun.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hasil pencapaian program baik yang bersifat wajib maupun
pengembangan selama tahun 2020, sehingga dapat di analisis berbagai masalah yang
menjadi faktor penghambat atau pendorong keberhasilan suatu program dan dicari
berbagai upaya untuk meminimalisir permalasahan tersebut.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh mana kegiatan berjalan sesuai dengan
perencanaan dan seberapa besar masalah yang muncul memberi hambatan
terhadap keberhasilan program.
b. Hasil pencapaian menjadi landasan bagi penyusunan perencanaan program satu
tahun berikutnya.
c. Sebagai bahan penilaian kinerja program dan kinerja petugas puskesmas Kubur
Jawa.

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


2

BAB II
ANALISA SITUASI

A. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KUBUR JAWA


1. Keadaan Geografis
Puskesmas Kubur Jawa terletak di Kecamatan Batang Alai Selatan dengan luas
wilayah 64,46 km2. Batas Wilayah Kerja Puskesmas Kubur Jawa sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Lok Besar, Kecamatan Batang Alai
Selatan
Sebelah Timur : Desa Simpang Mahar, Kecamatan Batu
Benawa
Sebelah Selatan : Desa Mandingin, Kecamatan Barabai
Sebelah Barat : Desa Ilung Pasar Lama, Keamatan Batang Alai Utara

Desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Kubur Jawa, sebagai berikut:
a. Desa Banua Rantau
b. Desa Kapar
c. Desa Kias
d. Desa Lunjuk
e. Desa Paya
f. Desa Tanah Habang
g. Desa Tembok Bahalang

2. Keadaan Demografi
Penduduk di wilayah Kerja Puskesmas Kubur Jawa tahun 2020 berjumlah
3749.156 jiwa, terdiri dari 4885 jiwa laki-laki dan 4946 jiwa perempuan.

Tabel 2.1
Distribusi Penduduk berdasarkan jenis kelamin

No. Desa Laki-laki Perempuan Jumlah


1. Banua Rantau 495 488 988
2. Kapar 827 875 1757
3. Kias 945 959 1.904
4. Lunjuk 710 712 1.422
5. Paya 735 705 1.448
6. Tanah Habang 675 707 1.382
7. Tembok Bahalang 498 500 998

Jumlah 4.885 4.946 3.749.156


B. Data Sarana Dan Tenaga Kesehatan
1. Sarana Kesehatan
Puskesmas Induk : 1 buah

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


3

Poskesdes : 5 buah (Desa Kapar, Desa Lunjuk, Desa


Paya, Desa Tanah Habang, dan Desa
Tembok Bahalang).

2. Jumlah tenaga yang ada di Puskesmas Kubur Jawa berjumlah 43 orang


Tabel 2.2
Daftar Ketenagaan di Puskesmas Kubur Jawa

No. Kategori Tenaga Jumlah Jumlah Total


PNS Non PNS
1. Kepala Puskesmas 1 1
2. K.A TU 1 1
3. Dokter Puskesmas 1
4. Dokter Gigi 1 1
5. Sarjana Kesmas 1 1
6. Sanitarian 1 1 2
7. Bidan Puskesmas 5 0 5
8. Perawat Kesehatan 6 5 11
9. Perawat Gigi 2 0 2
10. Pelaksana Gizi 1 1 2
11. Asisten Apoteker 1 0 1
12. Analis Kesehatan 1 0 1
13. Bidan Desan 5 0 5
14. Administrasi 1 1 2
15. Pesuruh Puskesmas 0 1 1
16. Penjaga Malam 0 1 1
17. Sopir 0 1 1
Jumlah (Puskesmas) 26 13 39

3. Operasianal pendukung  kegiatan Puskesmas Kubur Jawa tahun 2019


a. Kendaraan Roda 4            : 2 Buah
b. Kendaraan Roda 2            : 3 Buah

C. Sumber Daya
1. Sarana Fisik
Puskesmas Kubur Jawa Kecamatan Batang Alai Selatan memiliki:
a. 1 buah Gedung Puskesmas
b. 1 buah rumah Dinas Dokter
c. 2 buah Rumah Dinas Paramedis
d. 1 buah mobil pusling
e. 1 buah mobil Ambulance

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


4

f. 3 buah sepeda motor dinas


g. 5 buah Poskesdes
h. 2 desa yang belum memiliki Poskesdes yaitu desa Banua Rantau dan Desa Kias

2. Peralatan
a. 1 set KIA set
b. 6 set Bidan Desa Kit
c. 6 set IUD Kit
d. 2 set Poliklinik set
e. 1 set Surgical Equipment
f. 1 set Physician’s kit
g. 1 buah Mikroskop
h. 1 set Laboratorium set
i. 1 buah Freezer Cold Chain

D. Peran Serta Masyarakat


Ada beberapa Usaha Kesehatan Berbasis masyarakat (UKBM)  yang mendukung
dalam pelayanan kesehatan di wilayah puskesmas Kubur Jawa Yaitu :
1. Posyandu Balita : 14 Posyandu
2. Posyandu Lansia : 4 Posyandu
3. Posbindu           : 2 Posbindu
4. Poskesdes : 5 Poskesdes

E. Visi, Misi Dan Strategi


1. Visi
Visi Puskesmas Kubur jawa yaitu Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat
didukung lingkungan sehat dan Pelayanan yang bermutu dan merata..

2. Misi

Misi Puskesmas Kubur Jawa yaitu :


a. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang bermutu, adil dan terjangkau.
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
c. Menggerakkan Pembangunan berwawasan kesehatan
d. Mendorong peran lintas sektor dalam Upaya Pembangunan Kesehatan.

3. Tata Nilai
Tata Nilai Puskesmas Kubur Jawa :
a. Senyum dan Sapa : Perilaku sikap memberikan senyum dan menyapa bagi
masyarakat yang dilayani dan sesama rekan kerja.

b. Empati : Perilaku sikap menunjukkan rasa peduli atau

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


5

perhatian kepada masyarakat yang dilayani dan sesama


rekan kerja.
c. Hati - hati : Perilaku sikap kehati-hatian dalam tindakan setiap kegiatan.
d. Akuntabilitas : Segala tindakan dapat dipertanggungjawabkan.
e. Tertata : Perilaku sikap melaksanakan kerapian,
Kebersihan dan keindahan
f. Ikhlas : Perilaku sikap mental melayani dengan ikhlas.

4. Strategi
a. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat.
b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
c. Meningkatan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan.

F. Struktur Organisasi, Tugas Pokok Dan Fungsi


Sebagai satu bentuk organisasi, Puskesmas Kubur Jawa memiliki stuktur organisasi
yang jelas dan mengacu pada Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Dinas Kesehatan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Struktur organisasi tersebut terdiri dari:
Unsur Pimpinan : Kepala Puskemas
Unsur Pembantu Pimpinan : Unit Ketatausahaan
Unsur Fungsional : Pegawai dalam jabatan fungsional
tertentu
Jumlah unit tergantung pada kegiatan, jumlah tenaga dan fasilitas yang ada. Untuk
memudahkan koordinasi semua unit dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu
Usaha Kesehatan Masyarakat dan Usaha Kesehatan Perorangan. Masing-masing
kelompok di atur oleh seorang Koordinator.
Kepala Puskesmas berfungsi memimpin, mengawasi dan melaksanakan koordinasi
kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
Dalam melaksanakan tugas, Kepala Puskesmas wajib menetapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi dalam lingkungan Puskesmas maupun dengan satuan organisasi
di luar lingkungan Puskesmas.
Unit ketatausahaan bertugas mengurus bidang kepegawaian, adminisrasi, keuangan,
perlengkapan serta pencatatan dan pelaporan. Masing-masing bagian dipertanggung
jawabkan kepada satu orang petugas, di bawah koordinasi satu orang Kepala Tata Usaha.

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


6

BAB III
PENCAPAIAN PROGRAM PUSKESMAS

A. Kesehatan Ibu, Anak dan KB


Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan.
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam,
telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat,
pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan
kesehatan di taman kanak-kanak. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai
orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik.
Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam mempengaruhi
kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan
yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang ibu dalam
keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi
sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutama ibunya.
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu sangat
berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa,
bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang
lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
1. Tujuan Program KIA
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal
yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam
upaya pembinaan kesehatan keluarga, Posyandu dan sebagainya.
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga, Posyandu, dan serta di Taman Kanak-Kanak
(TK).
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
persalin dan ibu nifas.

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


7

d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan
anak balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

2. Prinsip Pengelolaan Program KIA


Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.
Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok :
a. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang
baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
b. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.
c. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader serta penanganan dan pengamatannya secara
terus menerus.
d. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu
yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.

3. Pelayanan dan Jenis Indikator KIA


a. Pelayanan antenatal ( Kesehatan Ibu )
Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.
Standar minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2) Ukur Tekanan darah
3) Pemberian Imunisasi TT lengkap
4) Ukur Tinggi fundus uteri
5) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan
dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada
triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.
b. K 1
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif
sesuai standar. Kontak pertama sebaiknya sebelum minggu ke 8.
c. Kegiatan program kesehatan ibu
1) Cakupan kunjungan ibu hamil K1 100%
2) Cakupan kunjungan ibu hamil K4 93,5%
3) Cakupan komplikasi kebidanan yang di tangani 100%

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


8

4) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki


kompetensi kebidanan 100%
5) Cakupan pelayanan nifas 100%
6) Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan nifas, KB pasca persalinan, pencegahan komplikasi, perawatan bayi
baru lahir dan aktifitas fisik/ senam ibu hamil Kelas ibu hamil adalah kelompok
belajar ibu-ibu hamil dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu-
ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang
kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis serta dapat
dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan, senam hamil dan
memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil.
d. Kegiatan program kesehatan anak
Cakupan Pelayanan Kunjungan neonatus
Kunjungan neonatal 1 (KN1) adalah kunjungan neonatus yang telah
memperoleh 1 kali pelayanan kunjungan neonatal pada umur 6 - 48 jam sesuai
standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kunjungan neonatal
lengkap (KN lengkap) adalah neonatus yang memperoleh 3 kali pelayanan yaitu 1
kali pada 6 - 48 jam, 1 kali pada 3 - 7 hari dan 1 kali pada 8 - 28 hari sesuai standar
di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
1) Cakupan Pelayanan Kunjungan neonatus lengkap 100%
2) Cakupan Pelayanan Kunjungan bayi 100%
3) Kelas ibu balita
4) MTBM/ MTBS
e. Kegiatan program kesehatan KB
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan
menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan
dapat berkontribusi dalam menurunkan AKI dan tingkat kesuburan bagi pasangan
yang telah memiliki 2 anak serta meningkatkan kesuburan bagi pasangan yang
ingin mempunyai anak. Metode KB, meliputi:
1) KB Alami
2) KB hormonal (pil, suntik, spiral)
3) KB non hormonal (kondom, AKDR, MOW/ MOP)
Kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan dan mempertahankan
cakupan peserta KB, kegiatan yang
dilaksanakan adalah :
1) Menerapkan pelayanan yang sesuai standar dan variasi pilihan metode KB
(segi kualitas).
2) Melaksanakan/ mengikuti pelatihan klinis dan non klinis (segi teknis).
3) Pencatatan dan pelaporan.

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


9

Keluarga Berencana merupakan salah satu program dari upaya bidang


kesehatan untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan antara lain memberikan
nasehat perkawinan/ konseling, pelayanan pengobatan kemandulan dan pelayanan
penjarangan kehamilan.
Dengan demikian diharapkan jumlah dan jarak kehamilan serta angka
kelahiran dapat diatur. Sehingga ibu dapat merawat dan memelihara anak yang
dilahirkannya secara baik, disamping itu pula pertumbuhan dan perkembangan
secara baik akan lebih terarah dan berhasil.
1) Cakupan peserta KB Aktif 89% (1554 peserta)
2) Cakupan peserta KB Baru 9%
3) Pelayanan IVA: peserta IVA sebanyak orang

B. Perbaikan Gizi
Program perbaikan gizi keluarga bertujuan untuk menurunkan angka penyakit gizi
kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah di
pedesaan maupun perkotaan terutama pada anak balita dan wanita.
Tujuan tersebut mendukung upaya penurunan angka kematian bayi, balita dan
kematian ibu serta mendorong makin terwujudnya norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
Program ini juga berusaha memperbaiki keadaan gizi masyarakat pada umumnya,
melalui perbaikan pola konsumsi pangan yang makin beraneka ragam, seimbang dan
bermutu tinggi.
Perbaikan pola konsumsi yang demikian diperlukan juga oleh kelompok-kelompok
masyarakat yang mempunyai resiko tinggi terhadap beberapa penyakit misalnya penyakit
jantung dan pembuluh darah yang cenderung meningkat.

C. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (Promosi Kesehatan Masyarakat)


Sebagai pembangun pilar utama Visi Indonesia Sehat yang mandiri dan berkeadilan
yaitu pilar Perilaku Sehat, Promosi Kesehatan menjadi program unggulan atau primadona
program kesehatan. Kegiatan Promkes di Puskesmas identik dengan kegiatan penyuluhan,
namun lingkup kegiatan Promkes di Puskesmas sesungguhnya sangat luas.
Selain memberikan pendidikan kesehatan untuk merubah perilaku masyarakat
melalui upaya-upaya penyuluhan, Promkes juga mencakup kegiatan membina peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan. Secara umum kegiatan-kegiatan program Promosi
Kesehatan di Puskesmas Kubur Jawa adalah sebagai berikut:
a. Penyuluhan kesehatan kepada individu atau kelompok di dalam gedung dan luar
gedung, terjadwal dan tidak terjadwal secara lintas program.
b. Penyuluhan keliling ke seluruh wilayah kerja Puskesmas Kubur Jawa dalam waktu-
waktu tertentu atau menjelang kegiatan yang bersifat massal.

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


10

c. Melaksanakan fasilitasi dalam pembinaan peran serta masyarakat dalam berbagai


kegiatan program yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat seperti Posyandu,
Desa Siaga dan UKBM lain.
d. Membina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga dan Sekolah
e. Melaksanakan koordinasi lintas program dan lintas sektor
f. Menyediakan media-media penyuluhan yang inovatif
Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan
dimana individu, kelompok dan masyarakat secara keseluruhan yang ingin hidup sehat.
Tujuan penyuluhan kesehatan masayarakat adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk dan berperan serta aktif dalam upaya kesehatan. Artinya
dengan adanya penyuluhan kesehatan masyarakat diharapkan terajadinya perubahan
perilaku baik individu, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan kearah perilaku
hidup sehat.
Kegiatan pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat dilaksanakan di
Puskesmas untuk setiap pegunjung Puskesmas, di Posyandu setiap kali pelaksanaan
Posyandu, penyuluhan kelompok potensial pada waktu tertentu setiap kali kunjungan
sekolah.

D. Kesehatan Lingkungan
Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk
mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sektor terkait. Sasaran higene sanitasi
makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan
(diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan
siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/
restoran, dan hotel). Cakupan kegiatan Kesehatan lingkungan di Puskesmas Kubur Jawa
tahun 2019 sebagai berikut :
1. Pengawasan TPM
Untuk melindungi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kubur Jawa dari faktor
risiko lingkungan yang akan berdampak pada kesehatan, salah satunya adalah
terselenggaranya pengawasan terhadap Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang
memenuhi persyaratan kesehatan. Kegiatan ini dilakukan melalui pembinaan terhadap
pengelola dan pembuat makanan pada tempat pengelolaan dan penyediaan makanan
di wilayah kerja Puskesmas Kubur Jawa. Kegiatan pengawasan pengamanan makanan
dan minuman ini meliputi pengawasan terhadap kebersihan peralatan, pengolahan dan
penyajian makanan dan minuman, selain itu hygiene perorangan masing-masing
pembuat makanannya.

2. Pengawasan TTU
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan
mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya
dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Untuk mencegah akibat yang timbul

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


11

dari tempat-tempat umum. Usaha-usaha yang dilakukan dalam sanitasi tempat-tempat


umum dapat berupa :
1) Pengawasan dan pemeriksaan terhadap faktor lingkungan dan faktor manusia yang
melakukan kegiatan pada tempat-tempat umum.
2) Penyuluhan terhadap masyarakat terutama yang menyangkut pengertian dan
kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari tempat-tempat
umum.

Peran sanitasi tempat-tempat umum dalam kesehatan masyarakat adalah usaha


untuk menjamin :
1) Kondisi fisik lingkungan TTU yang memenuhi syarat :
a) Kualitas kesehatan
b) Kualitas sanitasi
2) Psikologis bagi masyarakat :
a) Rasa keamanan (security): bangunan yang kuat dan kokoh sehingga tidak
menimbulkan rasa takut bagi pengunjung.
b) Kenyamanan (confortmity): misalnya kesejukkan.
c) Ketenangan (safety): tidak adanya gangguan kebisingan, keramaian
kendaraan.

3. Pengelolaan Sampah dan SPAL


Pengolahan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani
sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar,
kegiatan pengolahan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan
sampah, transfer, pengolahan dan pembuangan akhir.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara
langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak
masuk kerja, rendahnya produktivitas).
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemprosesan,
pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan.
Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam.
Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan
metoda dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material
yang memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material
yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah
berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan
untuk mengolah, dan ketersediaan area.

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


12

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) adalah bangunan yang digunakan


untuk mengumpulkan air buangan sisa pemakaian dari kran/ hidran umum, sarana cuci
tangan, kamar mandi, dapur, dan lain-lain, sehingga air limbah tersebut dapat tersimpan
atau meresap ke dalam tanah dan tidak menyebabkan penyebaran penyakit serta tidak
mengotori lingkungan sekitarnya. SPAL tidak menyalurkan air kotor dari jamban).
b. Survey Perumahan
Rumah mempunyai pengaruh penting dalam kehidupan ini, salah satunya adalah
pengaruh kondisi kesehatan rumah terhadap kesehatan manusia (penghuni rumah).
Beberapa komponen rumah yang mempengaruhi kesehatan manusia adalah kontruksi
dari banguanan rumah, sarana sanitasi yang ada di rumah serta tidak ketinggalan
perilaku penghuni rumah sendiri
c. Data Jamban
Buang Air Besar Sembarangan tidak dapat dilakukan di sembarang tempat,
dikarenakan dapat mengganggu estitika lingkungan serta dampak yang berbahaya bagi
kesehatan lingkungan tersendiri. Jamban adalah tempat yang aman dari segi kesehatan
untuk membuat kotoran manusia. Namun pada kenyataannya masih banyak
masyarakat yang tidak menyadari akan bahaya buang air besar sembarang, salah
satunya dengan masih banyak terdapat masyarakat yang tidak mempunyai jamban dan
buang air besarnya di sungai, selokan atau pun dihutan dengan menggali lubang.
Perilaku buruk tersebut berdampak pada munculnya penyakit akibat lingkungan sanitasi
yang sudah terkontaminasi salah satunya penyakit Diare dan gatal-gatal. Sebagai
petugas Puskesmas Kubur Jawa yang khusus menangani masalah sanitasi, kami
melakukan kegiatan untuk mengubah perilaku masyarakat dan mencegah untuk
terjadinya penyakit akibat dari sanitasi lingkungan yang buruk. Dengan mengadakan
Sosialisasi Sanitasi Total Berbasih Masyarakat (STBM) kepada aparat desa, kader
serta masyarakat di wilayah Puskesmas Kubur Jawa tentang bahaya dan dampak dari
Buang Air Besar Sembarangan.
Membuang air besar (BAB) tidak dapat dilaksanakan disembarang tempat. Jamban
adalah tempat paling aman dari segi kesehatan untuk membuat kotoran manusia.
Namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang membuat hajat atau
kotoran di selokan atau sungai. Perilaku buruk tersebut berdampak pada munculnya
penyakit akibat lingkungan sanitasi sudah terkontaminasi. Sebagai petugas Puskesmas
Kubur Jawa yang khusus menangani masalah sanitasi, kami mendapati bahwa
kesadaran masyarakat mengenai sanitasi di tempat kami bertugas masih sangat
kurang.
d. Pengawasan Sarana Air Bersih
Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak aman
berkontribusi terhadap 88 persen kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Kondisi
ini selanjutnya menimbulkan implikasi serius terhadap kualitas sumber daya manusia
dan kemampuan produktif suatu bangsa di masa yang akan datang Air bersih adalah air
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


13

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Syarat Fisik: Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
2) Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
3) Kesadahan (maks 500 mg/l)
4) Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
Kesehatan lingkungan juga merupakan salah satu diantara sekian banyak program
pokok Puskesmas. Berhasil tidaknya upaya kesehatan lingkungan dalam mengejar target
dan sasaran juga merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi program usaha
yang lain.
Beberapa tujuan dari program kesehatan lingkungan lebih ditekankan kepada faktor
perilaku atau tingkah laku manusia secara individu maupun dalam kelompok masyarakat,
dengan demikian terutama perilaku dan kebiasaan yang sejak turun temurun sedikit demi
sedikit akan berubah yang pada akhirnya tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan
lingkungan juga peran serta masyarakat lebih tinggi.
Program klinik sanitasi merupakan upaya pengembangan program kesehatan
lingkungan yang diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat dan benar bagi
permasalahan penyakit yang berbasis lingkungan, dengan pendekatan perbaikan perilaku
dan unsur-unsur lingkungan.

E. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)


Pemberantasan penyakit menular juga merupakan salah satu usaha yang dilakukan
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Beberapa sub pokok dari
pemberantasan penyakit menular yang akan disampaikan dalam Laporan tahunan ini
diantaranya masalah Malaria, Diare, TB Paru, ISPA, DHF, Kusta, Imunisasi, HIV/ Aids,
Rabies, Filariasis dan Survelains Epidemiologi.
1. Malaria
Malaria merupakan suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk
yang bertempat tinggal di daerah tropis. Penyakit ini disebabkan oleh Plasmodium.
Penyebaran penyakit ini melalui gigitan nyamuk Anopeles.
Tujuan pemberantasan penyakit malaria adalah untuk mencegah terjadinya
penularan malaria dan menurunkan tingkat kesakitan dan kematian yang disebabkan
oleh penyakit malaria.

2. Diare
Penyakit diare berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Kematian pada
penyakit diare terutama disebabkan oleh kekurangan cairan. Karena itu perlu tindakan
pencegahan dan penanggulan yang dilakukan secara cepat dan tepat.
Dari tindakan pencegahan dan penanggulangan tersebut diharapkan tidak terjadi
kasus diare, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat diare. Disamping itu

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


14

dengan adanya penyuluhan masalah diare, masyarakat bisa paham dan mengerti
tentang penyakit diare.

3. TB Paru
Dalam rangka pemberantasan penyakit TB Paru dilakukan dengan metode
DOTS. Usaha yang dilakukan di puskesmas dengan jalan mengobati mereka yang
sudah menderita didampingi oleh PMO (Pengawasan Minum Obat), memberikan
penyuluhan dan juga kalau memungkinkan berusaha untuk memutuskan jalur
penularan penyakit tersebut.
Tujuan pemberantasan penyakit TB Paru ini untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian Tuberkulosis Paru dengan memutuskan mata rantai penularan melalui
upaya pengobatan penyakit tersebut sampai sembuh.

4. ISPA
Angka penderita ISPA termasuk cukup tinggi dalam golongan sepuluh penyakit
terbanyak. ISPA adalah salah satu penyakit yang merupakan salah satu masalah serius
pada anak balita dan bayi karena angka kematian bayi dan balita yang disebabkan oleh
ISPA cukup tinggi. Demikian upaya pemberantasan ISPA ini sangat perlu untuk
diperhatikan secara sungguh-sungguh.
Adapun tujuan dari program pemberantasan Penyakit ISPA antara lain:
1) Mengatasi permasalahan semua penderita penyakit ISPA
2) Memberikan pengertian kepada ibu-ibu, keluarga dan semua anggota masyarakat
tentang pengertian, pencegahan dan pemberantasan serta penatalakasanaan ISPA
3) Mengurangi angka kematian bayi dan balita yang disebabkan oleh ISPA terutama
Pneumonia.
Kegiatan penatalaksanaan pemberantasan ISPA dilaksanakan di setiap desa
dalam wilayah kerja Puskesmas dengan cara pencarian ke rumah-rumah dan
pengobatan pasien di Puskesmas.

5. Kusta
Penyakit kusta adalah salah satu jenis penyakit menular dan menahun yang
menyerang pada kulit dan syaraf tepi (syaraf anggota badan dan muka) yang
ditimbulkan oleh kuman kusta Mycobcterium leprae. Penyakit kusta mudah
disembuhkan dan tidak menyebabkan kematian.
Tujuan penanganan penyakit kusta terdiri dari:
1) Untuk menemukan penderita kusta baru sedini mungkin sehingga tidak
menimbulkan kecacatan pada penderita.
2) Menghilangkan perasaan takut dan jijik diantara keluarga dan masyarakat terhadap
penderita kusta.
3) Menghilangkan rasa rendah diri pada penderita kusta agar mereka dapat bekerja
untuk kelanjutan hidup mereka.

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


15

6. Demam Berdarah
Penyakit Demam Berdarah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue dan diltularkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Biasanya ditularkan pada awal musim penghujan dan selama musim hujan. Penyakit
Demam Berdarah terutama menyebar di perkotaan, daerah pembangunan dan daerah
pariwisata. Dengan metode 3 M Plus (mengubur, menutup dan mengura) dan peran
serta aktif masyarakat atau PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) diharapkan dapat
menekan angka kesakitan dan mengurangi derajat penularan penyakit Demam
Berdarah ini.

7. Imunisasi
Program imunisasi dikembangkan dengan memberikan tujuh macam jenis
antigen yaitu BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B, TT dan DT. Program
pengembangan imunisasi dilaksanakan dalam rangka pencegahan penularan terhadap
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau PD3I dengan meminimalisir
terjadinya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Pencapaian UCI (Universal Child
Immunization) di desa merupakan target yang ingin dicapai pada sasaran imunisasi
setiap tahun.

8. Surveilans Eidemiologi
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengumpulan dan analisis data
epidemiologi yang akan digunakan sebagai dasar dari kegiatan-kegiatan dalam bidang
pencegahan dan penanggulangan penyakit, meliputi kegiatan:
Pencegahan program pemberantasan penyakit, evaluasi program pemberantasan
penyakit, evaluasi program pemberantasan penyakit dan penanggulangan wabah
kejadian luar biasa. Surveilans mutlak diperlukan pada program-program
pemberantasan penyakit menular sebagai dasar perencanaan, monitoring dan evaluasi
program.

9. Filariasis
Penyakit Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi cacing fiaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik
perempuan atau laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal
bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga,
masyarakat dan negara.
Program eleminasi dilaksanakan melalui pengobatan masal dengan DEC dan
Albendazole setahun sekali selama 5-10 tahun di lokasi yang endemis dan perawatan
asus klinik baik yang akut maupun yang kronis untuk mencegah kecacatan dan
mengurangi penderitanya.

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


16

10. Rabies
Pemberdayaan Puskesmas dalam penatalaksanaan kasus gigitan yaitu cuci luka
pada setiap luka gigitan akibat digigit hewan penular rabies dengan menggunakan
sabun atau detergen selama selama 10-15 menit pada air mengalir, kemudian dibilas
dengan alkohol atau betadine. Vaksin anti rabies (VAR) diberikan kepada seluruh kasus
gigitan hewan penular rabies (HPR) yang berindikasi, sehingga kemungkinan kematian
akibat rabies dapat dicegah.

F. Pemulihan Kesehatan (BP)


Pemulihan kesehatan merupakan salah satu kegiatan dalam rangka memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam wilayah kerja baik dalam gedung maupun
di luar gedung pada saat pelaksanaan Puskesmas Keliling.
Tujuan pemulihan kesehatan adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

G. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Usaha Kesehatan Sekolah adalah suatu pembinaan dan bimbingan yang ditujukan
kepada anak didik dan guru UKS untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat, agar selalu
berperilaku hidup sehat baik berada di sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan anak didik serta
menciptakan lingkungan yang sehat, dengan demikian memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dalam rangka membentuk kepribadian anak didik secara
menyeluruh.
2. Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik.
3. Peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip
hidup sehat serta berperan serta aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah
maupun dalam kehidupan sehari-hari.
4. Agar peserta didik selalu hidup sehat fisik, mental, maupun sosial.

H. Perawatan Kesehatan Masyarakat


Perawatan kesehatan masyarakat merupakan suatu kegiatan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat serta
mengutamakan pelayanan kuratif dn rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah:
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kemampuan mayarakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal secara mandiri.
b. Dipahaminya pengertian sehat-sakit oleh masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk melaksanakan
upaya keperawatan dasar dalam mengatasi masalah kesehatan.

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


17

d. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan


keperawatan.

I. Kesehatan Gigi dan Mulut


Kesehatan gigi dan mulut bertujuan untuk menciptakan kondisi dimana masyarakat
mempunyai pengetahuan, kesadaran dan kemampuan untuk mencegah penyakit atau
kelainan pada gigi dan mulut. Sehingga masyarakat bisa untuk mengambil tindakan yang
tepat untuk mencari pengobatan serta perawatan yang memadai.
Program kesehatan gigi dan mulut didukung pula dengan kegiatan di luar gedung
seperti pelaksaanan Usaha Kesehatan Gigi Mulut Masyarakat Desa (UKGMD) dan Usaha
Kesehatan Gigi di Sekolah (UKGS).

J. Kesehatan Jiwa
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Kesehatan dalam hal ini
diartikan sebagai suatu kondisi yang bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan
kelemahan tapi benar-benar merupakan kondisi yang positif dari kesehatan fisik, mental
dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup sehat.
Sebagai hasil pembangunan Nasional terjadinya peningkatan pendapatan,
pendidikan dan sosial masyarakat yang dalam masyarakat ke kelompok penyakit yang tidak
menular termauk diantaranya gangguan jiwa.
Tujuan kesehatan jiwa di Puskesmas adalah:
a. Menangani gangguan jiwa baik akut maupun kronis yang dapat teradi pada setiap
manusia maupun kelompok dari masyarakat sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan pasien gangguan jiwa.
b. Menangani gangguan jiwa dari setiap kelompok umur, mulai dari anak, remaja, dewasa
maupun usia lanjut dengan memanfaatkan azas-azas kesehatan jiwa.
c. Menilai lebih sensitif dan waspada terhadap kemungkinan keterlibatan emosional pada
keluhan-keluhan atau gejala-gejala yang ditujukan pasien sewaktu berobat.
d. Memberikan penyuluhan hingga masyarakat dapat memanfaatkan azas dasar
kesehatan jiwa.

Tujuan Penanganan Kesehatan Jiwa di Puskesmas

a. Pengenalan secara dini terhadap penderita gangguan jiwa di wilayah Puskesmas.


b. Memberikan upaya pertolongan pertama pada pasien gangguan jiwa.
c. Kegiatan rujukan yang memadai sehingga tercapaiya derajat kesehatan jiwa yang
optimal bagi masyarakat.

K. Laboratorium Sederhana
Pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan pada pelayanan kesehatan merupakan
suatu penunjang untuk diagnose suatu masalah penyakit. Dimana pengobatan yang

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


18

dilakukan pada pasien akan dapat lebih terarah dan lebih berhasil. Dengan kemanfaatan
laboratorium yang baik akan menunjang pula hasil pelayanan yang diharapkan.

L. Apotek
Apotek juga merupakan salah satu unit dalam penyediaan dan penyiapan untuk
kebutuhan pelayanan pengobatan di Puskesmas. Pengadaan obat biasanya setiap triwuan
dengan standar obat-obat generik.
Ketersediaan obat dalam jumlah dan macam obat yang cukup akan sangat
mendukung lancarnya upaya pengobatan di Puskesmas. Pengelolaan obat yang baik oleh
tenaga asisten apoteker yang melaksanakan upaya perencanaan obat dan pengelolaan
obat secara benar, efektif dan sistematis serta penyimpanan di gudang akan menunjang
pula dengan kinerja Puskesmas secara keseluruhan.

M. Loket
Loket merupakan sarana dan prasarana yang pertama melayani semua jenis
kunjungan pasien, karena setiap pasien yang datang berobat terlebih dahulu beruhubungan
dengan bagian loket terutama untuk pengambilan map status pengobatan dari pasien yang
bersangkutan terutama juga pembayaran retribusi biaya pengobatan dengan bukti
pembayaran pasien diberikan karcis retribusi biaya pengobatan, setelah itu pasien langsung
menuju bagian pelayanan berikutnya. Tujuan pelayanan dibagian loket adalah untuk
tertibnya administrasi pelayanan pengobatan di Puskesmas.

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


19

BAB IV

MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

Tabel 4.1 Permasalahan Perprogram

Program Masalah Pemecahan Masalah


KIA - Adanya kematian bayi di - Untuk menurunkan AKB adalah dengan
tahun 2019 lebih memfokuskan kegiatan preventif
- Masih ada bayi yang dan promotif dalam program Kesehatan
BBLR Ibu dan Anak, salah satunya adalah
program P4K (Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi). Dengan Program P4K
dapat meningkatkan peran aktif suami,
keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman.
- Salah satu upaya untuk menurunkan
kejadian BBLR adalah dengan
meningkatkan status kesehatan ibu dan
anak
Gizi - Masih adanya balita - Memberikan PMT pada balita BGM dan
yang BGM Gizi Buruk
- Masih adanya balita - Memberikan edukasi kepada orang tua
yang menderita gizi agar memberikan makanan yang
buruk bervariasi agar anak tidak bosan
dengan makanan yang dikonsumsi
- Kerjasama lintas sektor untuk
menangani permasalahan gizi buruk
Pemberantasan - Masih ditemukannya - Memberikan edukasi kepada orang tua
Penyakit Menular diare pada balita untuk selalu menjaga kebersihan,
(P2M) seperti selalu mencuci tangan sebelum
memberikan makan pada anak,
mencuci bersih bahan-bahan makanan
yang akan dimasak, mencuci tangan
anak sebelum makan dan setelah
bermain.

BAB V

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020


20

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kegiatan Program Kesehatan Ibu
g. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 100%
h. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 93,5%
i. Cakupan komplikasi kebidanan yang di tangani 100%
j. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan 100%
k. Cakupan pelayanan nifas 100%
l. Kelas ibu hamil
2. Kegiatan program kesehatan anak
a. Cakupan Pelayanan Kunjungan neonatus lengkap 100%
b. Cakupan Pelayanan Kunjungan bayi 100%
c. Kelas ibu balita
3. Kegiatan program kesehatan KB
a. Cakupan peserta KB Aktif 89% (1554 peserta)
b. Cakupan peserta KB Baru 9% (153 peserta)
c. Pelayanan IVA: peserta IVA sebanyak orang

B. Saran
1. Meningkatkan Peran Lintas Program dan Sektor dalam menunjang kegiatan Puskesmas
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas melalui pelatihan.

Laporan Tahunan Puskesmas Kubur Jawa Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai