Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP

REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI


DI SMP PGRI KASIHAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
DWI ASTUTI AJININGSIH
201410201074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP


REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
DI SMP PGRI KASIHAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Keperawatan
Program Srudi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan di
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh:
DWI ASTUTI AJININGSIH
201410201074

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP
REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
DI SMP PGRI KASIHAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
DWI ASTUTI AJININGSIH
201410201074

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Syarat Untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Studi Ilmu
Keperawatan di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Pada tanggal: 10
Agustus 2018

Pembimbing

Diah Nur Anisa, S.kep., Ns., M.kep

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA


TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP PGRI
KASIHAN YOGYAKARTA1
Dwi Astuti Ajiningsih2, Diah Nur Anisa3
ABSTRAK

Latar belakang: Usia remaja merupakan usia yang paling rawan mengalami masalah
kesehatan reproduksi. Proses penyesuaian diri pada remaja akan membuatnya mencari
berbagai informasi yang nantinya berpengaruh terhadap pemahamannya tentang kesehatan
reproduksi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMP PGRI Kasihan Yogyakarta
menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih kurang.
Sehingga, peningkatan pengetahuan dan sikap yang positif pada remaja penting untuk
mencegah masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap kesehatan reproduksi pada
remaja di SMP PGRI Kasihan Yogyakarta.
Metodologi: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 54 responden. Data dianalisa menggunakan uji statistik
Kolmogorov-smirnov.
Hasil: Sebagian besar responden telah memiliki pengetahuan yang baik mengenai kesehatan
reproduksi (57,4%), pengetahuan kurang (25,9%), dan pengetahuan cukup (16,7%). Sebagian
besar responden telah memiliki sikap yang positif (72,2%), sedangkan sisanya sebanyak
27,8% memiliki sikap yang negatif mengenai kesehatan reproduksi.
Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap remaja
tentang kesehatan reproduksi (p = 0,000).
Saran: Diharapkan remaja aktif untuk mencari informasi mengenai kesehatan reproduksi dari
sumber-sumber yang dapat dipercaya, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan
sikapnya dalam menjaga kesehatan reproduksi, dan diharapkan pihak sekolah dapat
memberikan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi kepada remaja secara
berkesinambungan.

Kata kunci: pengetahuan, sikap, remaja, kesehatan reproduksi


Daftar pustaka : 20 buku, 11 jurnal, 1 web, 5 skripsi
Jumlah Halaman: xiv,70 halaman, 9 tabel, 3 gambar, 13 lampiran

1
Judul Skripsi.
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. 3Dosen
PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT


ATTITUDE ON REPRODUCTIVE HEALTH IN PGRI JUNIOR HIGH
SCHOOL OF KASIHAN YOGYAKARTA1
Dwi Astuti Ajiningsih2, Diah Nur Anisa3

ABSTRACT

Background: Adolescence is the most vulnerable age to reproductive health problems.


Adjustment process in adolescents will make them look for various information that will
affect their understanding about reproductive health. Based on the results of preliminary
study at PGRI Junior High School of Kasihan Yogyakarta, showed that adolescent’s
knowledge about reproductive health was still low.
Objective: This study aims to determine the correlation between knowledge and reproductive
health attitude in adolescents at PGRI Junior High School Kasihan Yogyakarta.
Methodology: This research was quantitative method with cross sectional approach. The
number of samples in this study were 54 respondents. The data were analyzed using
Kolmogorov-smirnov statistic test.
Results: Most of the respondents had good knowledge about reproductive health (57.4%),
less knowledge (25.9%), and adequate knowledge (16.7%). Most respondents had positive
attitude (72.2%), while the remaining (27.8%) had negative attitude.
Conclusion: There was a significant correlation between knowledge and adolescents’
attitudes about reproductive health (p = 0.000).
Suggestion: The adolescents should be active to search for information from reliable source
and the school should provide counselling for reproductive health.

Keywords: knowledge, attitude, adolescent, reproductive health


Bibliography: 20 books, 11 journals, 1 web, 5 theses
Number of pages : xiv, 70 pages, 9 tables, 3 images, 13 attachments

1
Research Title
2
Student of Nursing School, Health Sciences Faculty, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
3
Lecturer of Health Sciences Faculty, ‘Aisyiyah University of Yogyakarta

PENDAHULUAN dewasa, yang memasuki pada usia kira-kira


Remaja adalah suatu periode transisi 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18
dari masa awal anak-anak hingga masa awal tahun22 tahun. Masa remaja bermula pada
perubahan fisik yang cepat, pertambahan
berat badan dan tinggi badan yang dramatis, perempuan dan 31,2 % remaja laki-laki usia
perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan 15-19 tahun mengetahui bahwa perempuan
karakteristik seksual seperti pembesaran dapat hamil dengan satu kali berhubungan
buah dada, perkembangan pinggang dan seksual. Begitu pula gejala PMS kurang
kumis, dan dalamnya suara (Gunarsa, 2012). diketahui remaja. Informasi tentang HIV
Berdasarkan laporan dari Badan Pusat relatif lebih banyak diterima oleh remaja,
Statistik (BPS, 2010), hasil dari Sensus meskipun hanya 9,9% remaja perempuan dan
Penduduk menunjukkan bahwa jumlah 10,6% laki-laki memiliki pengetahuan
penduduk Indonesia sebesar 237, 6 jiwa dan komprehensif mengenai HIV-AIDS. Tempat
63,4 juta diantaranya merupakan remaja, pelayanan remaja juga belum banyak
yang terdiri dari laki-laki sebanyak diketahui oleh remaja (Kemenkes, 2014).
32.164.436 jiwa (50,70%) dan perempuan Keingintahuan tentang seks pada usia
sebanyak 31.279.012 jiwa (49,30%). remaja membuat mereka salah dalam
Remaja juga berkembang menuju dewasa, bersikap dan kemudian mempunyai perilaku
periode perkembangan ini individu banyak terhadap seksualitas. Meningkatnya minat
mengalami gejolak dan tekanan karena seks pada remaja, ketertarikan terhadap
perubahan yang terjadi dalam dirinya. lawan jenis disertai dengan dorongan seksual.
Remaja diharuskan dapat menyusaikan diri Remaja mulai ingin berkenalan, bergaul
dengan peran orang dewasa dan melepas diri dengan teman sebaya yang berbeda jenis
dari peran anak-anak. Pada proses kelamin dan mengenal pacaran. Sikap seks
penyesuaian diri terhadap perubahan secara negatif berkembang pada remaja, yang
tersebut,remaja akan mencari berbagai menunjukkan sikap tidak segan atau takut
informasi yang nantinya akan menjadi memanfaatkan ruang dan waktu untuk
pengaruh bagi kehidupan remajanya menjalin relasi seksual dengan pasangannya
termasuk pemahaman tentang kesehatan masing-masing. Menurut penenelitian, sikap
reproduksi (Papalia, Olds, & Feldman, siswi tentang seks bebas sebagian besar
2009). adalah negatif yaitu sebanyak (54,4%) dan
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sikap positif sebesar (45,6%)
sehat jasmani, rohani, dan bukan hanya (Wardani,2013).
terlepas dari ketidakhadiraan penayakit atau Studi pendahuluan yang dilakukan di
kecacatan semata, yang berhubungan dengan SMP PGRI Kasihan Yogyakarta kelas VIII
sistem, fungsi, dan proses reproduksi. sebanyak 10 siswa. Peneliti mendapatkan 10
Perlunya remaja mengenal kesehatan anak mengatakan belum mengetahui
reproduksinya adalah agar remaja mengenal tentang kesehatan reproduksi, 5 anak
tubuhnya dan organ-organ reproduksinya, mengatakan mengetahui tentang kesehatan
memahami fungsinya dan perkembangan reproduksi melihat di media sosial tetapi
organ reproduksinya secara benar, belum tahu bagaiamana sikap yang benar
memahami perubahan fisik dan pisikisnya, untuk melakukan kesehatan reproduksi yang
melindungi diri dari berbagai resiko yang baik dan benar, dan 6 anak mengatakan
mengancam kesehatan dan keselamatannya, bagaimana cara untuk melakukan kesehatan
mempersiapkan masa depan yang sehat dan reproduksi yang benar. Menurut guru BK di
cerah, serta mengembangkan, sikap dan SMP PGRI Kasihan Yogyakarta 20 anak di
perilaku bertanggung jawab mengenai kelas VIII mengatakan belum mengetahui
proses reproduksi (BKKBN, 2014). tentang kesehatan reproduksi.
Hasil SDKI 2012 KRR menunjukan METODE PENELITIAN
bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
reproduksi belum memadai, yang dapat dengan desain deskriptif korelatif, yaitu
dilihat dengan hanya 35,3% remaja penelitian yang diarahkan untuk
mendeskripsikan atau mengambarkan Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan
hubungan pengetahuan dengan sikap remaja bahwa karakteristik responden berdasarkan
tentang kesehatan reproduksi di SMP PGRI jenis kelamin sebagian besar adalah
Kasihan Yogyakarta. Penelitian ini perempuan, yaitu sebanyak 31 siswi
menggunakan pendekatan cross sectional, (57,4%), sedangkan responden laki-laki
yaitu metode pengambilan data yang sebanyak 23 siswa (42,6%). Karakteristik
dilakukan dalam waktu yang bersamaan. responden berdasarkan umur sebagian besar
Populasi dalam penelitian ini adalah adalah berusia 14 tahun (42,6%), sedangkan
siswa kelas VIII SMP PGRI Kasihan yang paling rendah jumlahnya adalah usia
Yogyakarta yaitu berjumlah 92 siswa dan 17 tahun (3,7%). Sebagian besar responden
siswi. Sampel dalam penelitian ini adalah 54 sudah pernah mendapatkan informasi
orang. Pengambilan sampel pada penelitian kesehatan reproduksi, yaitu sebanyak 47
ini dilakukan dengan Proportional Random responden (87%). Responden yang
Sampling. Penelitian ini telah menggunakan menjawab sudah pernah mendapatkan
alat pengumpulan data berupa kuesioner informasi kesehatan reproduksi menjawab
dimana kuesioner mengenai pengetahuan sebelumnya, sebagian besar menjawab
remaja mengadopsi dari kuesioner Zega sumber informasi diperoleh dari orangtua
(2017), dan kuesioner mengenai sikap (31,9%).
remaja tentang kesehatan reproduksi
menggunakan kuesioner penelitian dari 2. Gambaran Pengetahuan
Ningrum (2014). Uji statistik yang Kesehatan
digunakan dalam penelitian ini Reproduksi pada Remaja
menggunakan uji alternatif chi square, yaitu Tabel 2. Gambaran Pengetahuan
uji Kolmogorov-smirnov (tabel 2xK). Kesehatan Reproduksi pada Remaja
Tingkat Pengetahuan N %
HASIL PENELITIAN a. Baik 31 57,4
b. Cukup 9 16,7
1. Karakteristik Responden Penelitian c. Kurang 14 25,9
Tabel 1. Karakteristik Penelitian
N
Karakteristik Responden n % Sumber : Data Primer 2018
o
1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki Gambaran pengetahuan kesehatan
23 42,6
b. Perempuan
31 57,4
reproduksi pada remaja di SMP PGRI
2. Umur
Kasihan menunjukkan bahwa sebagian besar
a. 13 tahun menunjukkan telah memiliki pengetahuan
7 13,0
b. 14 tahun 23 42,6 yang baik mengenai kesehatan reproduksi,
c. 15 tahun 17 31,5 yaitu sebanyak 57,4%.
d. 16 tahun 5 9,3
e. 17 tahun 2 3,7 3. Gambaran Sikap Kesehatan
Reproduksi pada Remaja
3. Informasi kesehatan reproduksi
a. Pernah
b. Belum Pernah
47 87,0 Tabel 3. Gambaran Sikap Kesehatan
7 13,0
Reproduksi pada Remaja
4. Sumber Informasi
Sikap N %
a. Teman 10 3 21,3
b. Pacar a. Positif 39 72,2
15 6,4
c. Orangtua 31,9 b. Negatif 15 27,8
10
d. Guru 5 21,3 Sumber : Data Primer 2018
e. Media sosial 4 10,6
f. Petugas Kesehatan 8,5 Gambaran sikap kesehatan reproduksi
Sumber : Data Primer 2018 pada remaja di SMP PGRI Kasihan
menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian diketahui bahwa dari 47
responden telah memiliki sikap yang positif, responden yang sudah pernah mendapatkan
yaitu sebanyak 72,2%. informasi sebelumnya mengenai kesehatan
4. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap reproduksi, yaitu sebanyak 30 responden
Remaja tentang Kesehatan Reproduksi (63,8%) diantaranya telah memiliki
di SMP PGRI Kasihan Yogyakarta pengetahuan yang baik, dan sebanyak 7
responden (14,9%) memiliki pengetahuan
Tabel 4. Hubungan Pengetahuan dengan yang cukup. Sedangkan hasil penelitian
Sikap Remaja tentang Kesehatan dari 7 responden yang belum pernah
mendapatkan informasi sebelumnya
diketahui bahwa sebanyak 4 responden
(57,1%) diantaranya memiliki pengetahuan
yang kurang.

Reproduksi di SMP PGRI Kasihan Responden pada penelitian ini yang


menyatakan belum pernah mendapatkan
informasi sebelumnya namun memiliki
pengetahuan yang baik dan cukup dapat
dimungkinkan karena telah memiliki
pengalaman tentang kesehatan reproduksi,
dan kemampuan kognitif dan penalaran
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat yang baik dalam menjawab soal. Sedangkan
hasil uji statistik menggunakan uji responden yang sudah pernah mendapatkan
alternative chi square, yaitu dengan uji informasi namun memiliki pengetahuan
Kolmogorov-smirnov menggunakan yang kurang dapat dimungkinkan
program SPSS 16 didapatkan nilai p value disebabkan oleh ketertarikan atau minat
= 0,000 (p<0,05), sehingga disimpulkan responden yang kurang dalam menjawab
bahwa terdapat hubungan yang signifikan soal, belum memiliki pengalaman terkait
antara pengetahuan dengan sikap remaja kesehatan reproduksi sebelumnya, dan
tentang kesehatan reproduksi di SMP kemampuan dalam penyerapan informasi
PGRI Kasihan Yogyakarta. yang diterima rendah.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa persentase yang tinggi berdasarkan
PEMBAHASAN jawaban yang benar yaitu tentang
1. Gambaran pengetahuan kesehatan pengertian kesehatan reproduksi (91%),
reproduksi pada remaja di SMP PGRI perubahan yang terjadi pada masa pubertas
Kasihan Yogyakarta. (91%), proses terjadinya kehamilan (94%),
Pengetahuan remaja yang baik dan pengertian mengenai penyakit menular
mengenai kesehatan reproduksi tidak seksual (96%).
terlepas dari paparan informasi kesehatan Pengetahuan yang cukup pada remaja
reproduksi yang diperoleh. Dalam perlu ditingkatkan demi mencapai
penelitian ini menunjukkan sebanyak 87% kehidupan reproduksi yang sehat dan
responden sudah mendapatkan informasi berkualitas. Terdapat beberapa pengetahuan
mengenai kesehatan reproduksi, sedangkan dasar yang harus dimiliki seorang remaja,
sisanya sebanyak 13% belum pernah yaitu pengertian kesehatan reproduksi,
mendapatkan informasi mengenai bentuk anatomi, fungsi serta cara perawatan
kesehatan reproduksi. Berdasarkan hasil alat reproduksi, kehamilan dan akibat dari
seks bebas dan NAPZA serta penyakit yang Pengetahuan tentang kesehatan
ditimbulkan (Dhafir & Agustin, 2014). reproduksi sangat penting agar siswa
2. Gambaran sikap kesehatan reproduksi memiliki sikap dan perilaku yang
pada remaja di SMP PGRI Kasihan bertanggung jawab. Pembekalan
Yogyakarta. pengetahuan tentang perubahan secara fisik,
Hasil penelitian ini menunjukkan skor kejiwaan dan kematangan seksual akan
sikap tentang pengenalan alat kontrasepsi, memudahkan remaja untuk memahami serta
informasi mengenai reproduksi laki-laki mengatasi berbagai keadaan serta
kepada remaja perempuan, dan informasi kebingungan yang dialami (Badriah,
reproduksi perempuan kepada laki-laki Wahyuni, dan Zaitun, 2015). Menurut
menunjukkan nilai yang rendah Notoatmodjo (2010) bahwa semakin
dibandingkan dengan pernyataan yang lain. banyaknya informasi dapat mempengaruhi
Hal ini dimungkinkan karena remaja atau menambah pengetahuan seseorang dan
menganggap belum membutuhkan alat dengan pengetahuan menimbulkan
kontrasepsi dan malu untuk mengetahui kesadaran dan akhirnya seseorang akan
alat-alat reproduksi pada lawan jenisnya. bersikap dan berperilaku sesuai dengan
Sedangkan sikap yang memiliki skor pengetahuan yang ia miliki. Menurut
tertinggi adalah sikap responden mengenai Ganiajri, et al (2012), informasi kesehatan
informasi perubahan-perubahan yang terjadi reproduksi remaja dengan mudah didapatkan
pada saat remaja, sikap mengenai melalui media masa, orang tua, guru
pentingnya informasi mengenai penyakit maupun teman. Sumber informasi yang tepat
menular seksual untuk menghindari menjadi dasar pembentukan pengetahuan
penyebabnya, dan informasi mengenai siswa (Maolinda, Sriati, Maryati, 2012).
HIV/AIDS. Hasil penelitian ini menunjukkan
Sedangkan pengalaman sendiri sebanyak 2 orang (3,7%) responden yang
sangatlah berpengaruh terhadap sikap memiliki pengetahuan baik mempunyai sikap
seseorang. Semakin seseorang memiliki yang negatif terhadap kesehatan reproduksi,
berpengalaman maka akan mempunyai dan sebanyak 3 orang (5,6%) responden yang
sikap yang positif (Cahyo, 2011). Menurut memiliki pengetahuan yang kurang
Budiman & Riyanto (2013), remaja yang mempunyai sikap yang positif terhadap
menerima dan merespon pemberian kesehatan reproduksi. Sikap yang mendukung
pendidikan kesehatan dengan baik akan atau positif tidak hanya diperoleh dari
meningkatkan pengetahuan dan sikapnya pengetahuan saja tetapi dipengaruhi juga oleh
terhadap kesehatan reproduksi. Hal ini faktor emosional, pengalaman pribadi, media
sejalan dengan penelitian yang dilakukan massa, lembaga pendidikan serta pengaruh
oleh Andarini dan Purnamasari (2012) orang lain yang dianggap penting (Azwar,
bahwa remaja yang memimiliki informasi 2011). Menurut Maolinda (2012), pada tahap
yang benar mengenai kesehatan reproduksi perkembangan remaja, perubahan emosi pada
cenderung memiliki sikap dan tingkah laku usia ini cenderung labil, sehingga sikap yang
yang bertanggung jawab. mungkin muncul bisa berupa pengalihan dari
3. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap bentuk mekanisme pertahanan ego, sehingga,
Remaja tentang Kesehatan Reproduksi siswa yang mendapat informasi yang tepat
di SMP PGRI Kasihan Yogyakarta mengenai kesehatan reproduksi belum tentu
Berdasarkan hasil penelitian memiliki sikap positif. Sedangkan menurut
menunjukkan bahwa ada hubungan yang Anton (2014), faktor-faktor lain yang turut
signifikan antara pengetahuan dengan sikap memengaruhi sikap seseorang selain
remaja tentang kesehatan reproduksi di SMP pengetahuan antara lain adalah fasilitas
PGRI Kasihan Yogyakarta (p = 0,000) sumber informasi (misal: media massa,
penyuluhan) dan faktor internal dari diri positif, yaitu sebanyak 72,2%,
orang tersebut untuk menerima atau tidak sedangkan sisanya sebanyak 27,8%
menerima objek (sikap positif dan negatif) memiliki sikap yang negatif mengenai
Menurut Pinem (2009), kurangnya kesehatan reproduksi.
pengetahuan remaja tentang kesehatan 3. Terdapat hubungan yang signifikan
reproduksi pada dasarnya karena kurangnya antara pengetahuan dengan sikap remaja
pengetahuan tentang biologi dasar pada tentang kesehatan reproduksi di SMP
remaja, sehingga mencerminkan kurangnya PGRI Kasihan Yogyakarta.
pengetahuan resiko yang berhubungan Saran
dengan tubuh mereka dan cara 1. Bagi lembaga SMP PGRI
menghindarinya. Pengetahuan kesehatan Kasihan
reproduksi yang terbatas, tidak cukup kuat Yogyakarta
untuk membentuk ketahanan diri dalam Diharapkan pihak sekolah dapat
menghadapi pengaruh dari luar yang semakin memberikan penyuluhan yang
deras terutama informasi yang dapat berkesinambungan mengenai kesehatan
merugikan kesehatan reproduksi. Hal ini reproduksi kepada seluruh siswa dan
mengakibatkan remaja akan semakin siswi, mengikutsertakan siswa dan siswi
dihadapkan dengan permasalahan reproduksi serta orangtuanya dalam program
yang tidak sehat, salah satunya adalah menjaga kesehatan reproduksi.
hubungan seksual pranikah. 2. Bagi remaja atau pelajar
KETERBATASAN PENELITIAN Diharapkan remaja atau siswa aktif
Keterbatasan penelitian ini adalah untuk mencari informasi mengenai
terdapat beberapa responden yang kurang kesehatan reproduksi dari sumber-sumber
kooperatif dalam mengisi kuesioner dan yang terpercaya dan memanfaatkan
posisi duduk responden yang berdekatan fasilitas disekolah, sehingga dapat
sehingga menimbulkan kemungkinan untuk menjadikan bekal pengetahuan bagi siswa
saling mencontek. Dalam hal ini solusi dan siswi dalam menjaga kesehatan
yang telah dilakukan oleh peneliti adalah reproduksi.
pendampingan oleh peneliti dalam 3. Bagi penelitian selanjutnya
pengerjaan soal atau pengisian kuesioner. Harapannya penelitian ini dapat
SIMPULAN DAN SARAN menjadi informasi yang penting agar dapat
Simpulan dilakukan penelitian lain yang lebih luas
Berdasarkan hasil penelitian dapat mengenai permasalahan kesehatan
disimpulkan bahwa: reproduksi pada remaja.
1. Gambaran pengetahuan kesehatan 4. Bagi perawat
reproduksi pada remaja di SMP PGRI Diharapkan perawat dapat
Kasihan menunjukkan bahwa sebagian bekerjasama dengan pihak sekolah untuk
besar menunjukkan telah memiliki melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan
pengetahuan yang baik mengenai mengenai kesehatan reproduksi untuk
kesehatan reproduksi, yaitu sebanyak meningkatkan pengetahuan dan sikap
57,4%, sebanyak 25,9% memiliki siswa.
pengetahuan yang kurang, dan sebanyak
16,7% memiliki pengetahuan yang KEPUSTAKAAN
cukup.
Anton, Abang. 2014.
2. Gambaran sikap kesehatan reproduksi
Gambaran
pada remaja di SMP PGRI Kasihan
Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu
menunjukkan bahwa sebagian besar
Tentang Pemberian Imunisasi Dasar
responden telah memiliki sikap yang
Lengkap Pada Bayi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Selalong Kecamatan Sekadau 2012. Perbedaan Pemanfaatan
Hilir Kabupaten Sekadau. Jurnal Multimedia Flash dan Ceramah Sebagai
Keperawatan. Program Studi Pendidikan Media Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Remaja Bagi Remaja Awal di SMP
Tanjungpura Pontianak. Negeri 3 Turi Kabupaten Sleman. Jurnal
Azwar, Saifudin. 2011. Sikap Manusia Teori Kesehatan Masyarakat. Vol. 1, No. 2.
dan Pengukurannya. Edisi ke 2. Semarang: UNDIP.
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Kemenkes RI. 2014. Info Datin: Situasi
Badan Kependudukan dan Keluarga Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta
Berencana Nasional. (2008). Kurikulum Maolinda, N. Sriati, A. Maryati, I. 2012.
dan Model Pelatihan Pengelolaan Pusat Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa
Informasi dan Konseling Kesehatan Terhadap Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Reproduksi Remaja (PIK-KRR). Jakarta: Remaja. Student E-journals. Vol. 1, No. 1.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Bandung: UNPAD.
Nasional. Ningrum, N.P. (2014). Hubungan Sikap
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat, 2010. terhadap Informasi Kesehatan Reproduksi
Statistik Indonesia Tahun 2010. Jakarta: Remaja (KRR) dengan Pemanfaatan Pusat
Badan Pusat Statistik. Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)
Badan Koordinasi Keluarga Berencana pada Remaja di SMA N 2 Wates. Skripsi
Nasional (BKKBN). (2013). Arah tidak Dipublikasikan. Program Studi
Kebijakan dan Strategi BKKBN Tahun Bidan Pendidik Jenjang DIV Sekolah
2013. Available from : http://bkkbn.go.id/ Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Badriah, Wahyuni, dan Zaitun. (2015). Yogyakarta.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja di
Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka
SMK Mandiri Cirebon. Jurnal
Cipta.
Keperawatan Soedirman. Volume 10,
No.1, Maret 2015. Papalia D.E., Olds, S.W, & Feldman, R.D.
BKKBN, (2014). Kesehatan Reproduksi 2009. Human Development
Remaja. Jakarta: badan Koordinasi (Perkembangan Manusia edisi 10 buku 2).
keluarga Berencana. (Penerj. Brian Marwensdy). Jakarta:
Budiman & Riyanto. 2013. Pengetahuan Salemba Humanika.
Dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Pinem, Saroha. (2009). Kesehatan
Jakarta: Salemba Medika Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta;
Cahyo. (2011). Hubungan Antara Tingkat Sagung Seto.
Pengetahuan, Sikap Dan Ketersediaan Wardani, S. (2013). Pengetahuan, sikap dan
Sumber Dengan Perilaku Remaja Putri perilaku remaja tentang seks pranikah.
Dalam Menjaga Kebersihan Organ http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/J
Genitalia Untuk Mencegah Keputihan di KMB/view/940/992 (diakses tanggal 2
Madrasah Aliyah Negeri 2 Pati. Mei 2018).
Dhafir, F. & Agustin, S. (2014). Zega, P.D. (2017). Hubungan Pola Asuh
Pengetahuan Remaja mengenai Orangtua dengan Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 1 Remaja tentang Kesehatan Reproduksi
Dolo. Jurnal Untad. Vol Remaja di Kecamatan Gunungsitoli.
17, No.1. Available: Skripsi tidak Dipublikasikan. Fakultas
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
k reatif/article/view/3134.
Ganiajri, F., Winarni, S., dan Husodo, B. T.

Anda mungkin juga menyukai