Photo
4x6
17
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Contantinides, 2005 yang dikutip oleh
Wahjudi Nugroho, 2019).
Aging process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua
orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-
masing individu. Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi proses penuaan secara ilmiah. Hal ini
akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola
perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular atau akibat penuaan (degeneratif).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakui
bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lansia.
ASUHAN KEPERAWATAN
REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA
A. Pengertian
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada
sendi (Lemone & Burke, 2018 : 1248). Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak
sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi
Darmojo, 2017).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya
adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat,
2019).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan tulang rawan
sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan
sendi besar yang menanggung beban
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatangerak
pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma
yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi lainnya.
B. Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang diketahui
berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi
20
perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan
berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering terkena
osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi
psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah
menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya
peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan
dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan
tulang.
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis, baik
pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang
menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
Olehkarena itu disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga
terdapat faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan peningkatan
resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko
osteoartritis yang lebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya oateoartritis paha pada usia
muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin
timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima
oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.
C. Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2016) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
21
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik artikuler). Penyakit ini
ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebar diseluruh tubuh,
mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar persendian.Peradangan kronis dipersendian
menyebabkan kerusakan struktur sendi yang terkena.Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa
persendian sekaligus. Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan
pannus yang mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di persendian
tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada kedua sisi). Penyebab Artritis Rematoid belum
diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun
semuanya belum terbukti. Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi
autoimun. Bahkan beberapa kasus Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres
yang berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-satunya anak yang disayangi,
hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami
pembesaran (Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian
(nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan
granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin merangsang
peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan merusak sendi dan
menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum diketahui, namun
mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal
dari masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulang
subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar persendian (periartikular).
Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan
ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada
beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun,
Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit metabolik, cedera sendi,
pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.
3) Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia) . Reumatik gout merupakan
jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat
menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat di persendian
meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout
akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan
kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
22
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya
pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya
produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin
adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk
dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisa karena
penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin
B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang
tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda
keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan
menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
b. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)
Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar sendi (soft tissue
rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenis reumatik
yang sering ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota gerak. Fibrosis lebih sering
ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
2) Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal di tempat perlekatannya.
Tenosivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini dapat mengalami peradangan
yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan lengannya secara berlebihan,
degenerasi, atau radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke tulang. Peradangan bursa
juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif diskus intervertebralis,
bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan,
berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik
dan fraktur.
23
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya. Nyeri terdapat
kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang bisa menjalar ke
lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan
kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
D. Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, etrutama waktu bergerak.
Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang
berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran
sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai
karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna
kemerahan, antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang
dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih
dibandingkan gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa
nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari kursi, atau setelah
bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling sering) secara
perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang menjadi
pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk
kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).
E. Patofisioligi
24
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin
dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi
artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang
menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago
sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu
(ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa
menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan
osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan
tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak
terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid)
gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
Sedimentasi eritrosit meningkat
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa
secara makroskopik.
H. Proses Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya
perubahan pada sendi.
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut
tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
o Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
26
o Catat bila ada krepitasi
o Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada pasien yang
mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya
dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap
konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah dengan adanya data dari
pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu:
Tabel Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1 Keluhan nyeri, Distensi jaringan akibat Nyeri Akut
ketidaknyamanan, akumulasi cairan/proses
kelelahan, berfokus inflamasi, destruksi
pada diri sendiri, sendi
Perilaku distraksi/
respons autonomic
2 Distensi jaringan akibat deformitas skeletal, Gangguan
akumulasi cairan/proses nyeri, penurunan mobilitas
inflamasi, destruksi kekuatan otot fisik
sendi berhubungan
dengan.
3 Perubahan fungsi dari deformitas skeletal, Gangguan
bagian-bagian yang nyeri, penurunan Citra Tubuh
sakit. kekuatan otot
4 Ketidakmampuan untuk kerusakan Defisit
mengatur kegiatan musculoskeletal, perawatan
sehari-hari. penurunan kekuatan, diri
daya tahan, nyeri pada
27
waktu bergerak, depresi
28
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK (INDIVIDU)
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
4. Aktifitas Rekreasi
* Hobby : masak , berjalan kaki
* Bepergian/wisata : Tidak pernah
* Keanggotaan organisasi : Tidak ada
* Lain-lain : Tidak ada
5. Riwayat Keluarga a.
Saudara Kandung
NAMA KEADAAN SAAT INI KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
29
b. Riwayat Kematian dalam Keluarga (1 tahun terakhir):
* Nama : ……………………………………….……………………………………
* Umur : ……………………………………….……………………………………
* Penyebab Kematian : ……………………………………….……………………………………
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : 4x sehari
Kebiasaan BAK pada malam hari: kadang kadang
Keluhan yang berhubungan dengan BAK: tidak ada
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 2x sehari
Konsistensi : padat
Keluhan yang berhubungan dengan BAB: tidak ada
Pengalaman memakai Laxantif/Pencahar: tidak pernah
3. Personal Hygiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 3x1 hari
Pemakaian Sabun (ya/ tidak) : ya
b. Oral Higiene
Frekuensi dan waktu gosok gigi : 3x1/hari
Menggunakan pasta gigi : ya
c. Cuci Rambut
Frekuensi : seminggu 2 kali
Penggunaan Shampo (ya/ tidak) : ya
30
5. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan: (Jenis/ Frekuensi/Jumlah/lama pakai)
a. Merokok (ya/ tidak) : tidak
b. Minuman Keras (ya/tidak) : tidak
c. Ketergantungan terhadap Obat (ya/tidak): tidak
B. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan Utama dalam 1 tahun terakhir: nyeri pada kepala
b. Gejala yang dirasakan : sakit pada kepala bagian belakang
c. Faktor Pencetus : kurang tidur
d. Timbulnya Keluhan: (. ) Mendadak ( ) Bertahap
b. Waktu mulai timbulnya keluhan:
c. Upaya Mengatasi:
Klinik Pengobatan
Mengkonsumsi obat-obatan :
31
A. Hasil Pengkajian Khusus (Format Terlampir):
1. Masalah Kesehatan Kronis : …………….………………………………………..………………………
2. Fungsi Kognitif : ………….………….…………………………………………………………
3. Status Fungsional : …………………………………………………………………………………
4. Status Psikologis (skala Depresi):………………………………………………..……………………………
5. Dukungan Keluarga :………………………………………………………………………………...
Resume:
Pasien mengatakan punya riwayat Rematik , setelah di cek pada tanggal 4 juli 2022 pasien mendapatkan
data hasil TTV : TD 108/63 mmHg, Nadi82x/m, RR 20x/m,
S 36,50 C
Skala nyeri: 3
Pasien mengatakan kepala nya suka pusing dan kesemutan pada ekstremitas bagian bawah
Dan terkadang suka mengalami susah tidur
Catatan:
1. Apabila tidak mencukupi, dapat dituliskan di kertas folio bergaris dan dilampirkan di buku ini
2. Analisa data, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi, mengkuti pola asuhan keperawatan
secara umum
32
1. MASALAH KESEHATAN KRONIS
No Keluhan kesehatan atau gejala yang dirasakan klien Selalu Sering Jarang T.pernah
dalam waktu 3 bulan terakhir berkaitan dengan fungsi- (3) (2) (1) (0)
fungsi
A. Fungsi Penglihatan
1. Penglihatan kabur
2. Mata berair
3. Nyeri pada mata
B. Fungsi pendengaran
4. Pendengaran berkurang
5. Telinga berdenging
C. Fungsi paru (Pernafasan)
6. Batuk lama disertai keringat malam
7. Sesak nafas
8. Berdahak/reak
D Fungsi Jantung
9. Jantung berdebar-debar
10. Cepat lelah
11. Nyeri dada
E. Fungsi pencernaan
12. Mual/muntah
F. 13. Nyeri ulu hati
14. Makan dan minum banyak (berlebihan)
15. Perubahan kebiasaan buang air besar (mencret atau
sembelit)
G. Fungsi pergerakan
16. Nyeri kaki saat berjalan
17. Nyeri pinggang atau tulang belakang
18. Nyeri persendian/bengkak
H. Fungsi persyarafan
19. Lumpuh/kelemahan pada kaki atau tangan
20. Kehilangan rasa
21. Gemetar/tremor
22. Nyeri /pegal pada daeah tengkuk
I. Fungsi saluran perkemihan
23. Buang air kecil banyak
24. Sering buang air kecil pada malam hari
25. Tidak mampu mengontrol pengeluaran air kemih
(ngompol)
JUMLAH
Interpretasi hasil:...................................................................................
Analisa Hasil
Skore : ≤ 25 : Tidak ada masalah kes.kronis s/d. Masalah kes.Kronis
ringan Skore : 26 – 50 : Masalah Kesehatan kronis sedang
Skore : ≥ 51 : Masalah kesehatan kronis berat
33
2. FUNGSI KOGNITIF
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien
berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, dan tempat, serta daya ingat.
Interpretasi hasil:..............................................................................................
Analisa Hasil :
Skore Benar : 8 – 10 : Tidak ada gangguan
Skore Benar : 0 – 7 : Ada gangguan
34
3. STATUS FUNGSIONAL
Modifikasi Indeks Kemandirian Katz
Pengkajian Status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam menjalankan
aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan,
atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi aktual klien dan
bukan pada kemampuan, artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi,
dianggap sebagai tidak melakukan fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.
Analisa Hasil :
Point : 13 – 17 : Mandiri
Point : 0 – 12 : Ketergantungan
35
PENJELASAN KHUSUS: Pengkajian Status Fungsional
Pengkajian status fungsional adalah suatu bentuk pengukuran kemampuan seseorang untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Penentuan kemandirian fungsional
dapat mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien sehingga memudahkan pemilihan
intervensi yang tepat.
Pengkajian ini menggunakan Indeks Kemandirian Katz untuk Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
yang berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau tergantung dari klien dalam hal 1) makan, 2)
kontinen (BAB/ BAK), 3) berpindah, 4) ke kamar kecil, 5) mandi dan berpakaian.
Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan pribadi aktif, kecuali secara
spesifik akan digambarkan di bawah ini. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi aktual klien dan
bukan pada kemampuan. Artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap
sebagai tidak melakukan fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.
Mandi
Mandiri: bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung atau ekstremitas yang tidak
mampu) atau mandi sendiri sepenuhnya.
Tergantung: bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan masuk dan keluar dari bak
mandi, tidak mandi sendiri.
Berpakaian
Mandiri: mengambil baju dari lemari, memakai pakaian, melepaskan pakaian,
mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung: tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian.
Ke Kamar Kecil
Mandiri: masuk dan keluar dari kamar kecil, membersihkan genitalia sendiri. Tergantung:
menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan menggunakan pispot.
Berpindah
Mandiri: berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk, bangkit dari kursi sendiri.
Tergantung: bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau kursi, tidak melakukan satu
atau lebih perpindahan.
Kontinen
Mandiri: BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri.
Tergantung: Inkontinensia parsial atau total; penggunaan kateter, pispot, enema, pembalut
(pampers).
Makan
Mandiri: mengambil makanan dari piring dan menyuapinya sendiri.
Tergantung: bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan menyuapinya, tidak makan
sama sekali, makan parenteral (NGT).
36
4. STATUS PSIKOLOGIS ( Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1983)
Interpretasi hasil:................................................................................................
Analisa Hasil :
Terganggu nilai 1
Normal nilai 0
Nilai : 0–5 : Normal
Nilai : 6 – 15 : Depresi ringan sampai sedang
Nilai : 16 – 30 : Depresi berat
37
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK (KELOMPOK)….SESUAIBUKU PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN
Ibu Ety
ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Gangguan Nyeri akut pada lutut kaki
- Ny.E mengatakan “saya sering merasa sakit pada aktivitas fisik
kaki (lutut)”
- Ny.E mengatakan jika sakitnya parah, susah
berjalan.
- Ny.E mengatakan “kalau ketika saya berkerja tiba-
tiba nyeri lutut, langsung berhenti dulu duduk mba
sampai sakitnya hilang”
- Ny.E mengatakan “ biasanya saya Cuma minum
obat yang di berikan di puskesmas aja mas, dan
sedikit di pijat-pijat saya tidak tau cara lain untuk
mengurangi nyerinya”
DO :
- Grimace (+), tampak memegang lututnya yang sakit
- Skala nyeri 3
DS : Inefektif Kurang pengetahuan tentang penyakit, diit dan penanganan.
- Ny.E mengatakan “tidak tahu apa itu Osteoartritis menejemen
atau rematik, sebab dan pengaturannya” terapeutik
- Ny.E mengatakan “taunya saya Cuma bawaan
penyakit sudah tua”
- Ny.E mengataka “saya juga jarang untuk olah raga
apa lagi jalan pagi”
- Ny.E mengatakan “ saya sering terasa linu-linu
kalau habis memakai air dingin untuk mandi tau yg
lainnya”
DO :
- Grimace (+), tampak memegang lututnya yang sakit
- Skala nyeri 3
- Terlihat pasien bingung ketika di tanya
tentang Osteoartritis atau rematik.
DS :
• Ny. E mengatakan sulit tidur dimalam hari maupun
siang hari
• Ny. Emengatakan jika tidur selalu terbangun tiap
jam.
• Ny. E mengatakan tidur pukul 22.00
• Ny. E mengatakan jika terdengar suara berisik
sedikit langsung terbangun
• Ny. E mengatakan jika hari ini tidak bisa tidur, besok
malam bisa tidur.
DO :
• Mata Ny. E tampak terlihat lelah
• Ny. E tampak sering menguap
• TD : 108/63 mmHg
• Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,5 oC
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan
No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Umum Khusus
1. Inefektif Setelah 3x junjungan : Ny.E Setelah kunjungan ke 3 : Ny.E mampu: - Menyebutkan pengertian,
1. 1.Kaji pengetahuan Ny.E
menejemen mengetahui tentang Osteoartritis
- 1.memahami tentang Osteoartritis atau penyebab Osteoartritis atau
2. 2.Jelaskan tentang Osteoartritis atau
terapeutik atau rematik, diit dan rematik rematik secara verbal rematik
berhubungan penanganannya - 2.mengetahui Penyebab dan gelaja - Menyebutkan beberapa3. 3.Jelaskan tentang diit Osteoartritis
dengan - 3.Mengetahui diit Osteoartritis atau rematik jenis makanan yang di atau rematik
kurang - Melakukan penanganan anjurkan dan tidak boleh 4. 4.Jelaskan tentang Jenis – jenis
pengetahuan dikonsumsi untuk makanan yang di anjurkan dan tidak
tentang Osteoartritis atau rematik boleh dikonsumsi oleh penderita
penyakit, diit (minimal 3 masing-masing Osteoartritis atau rematik
dan jenis) secara verbal
penanganan.
2 Gangguan Setelah di lakukan perawatan/ Setelah kunjungan ke 3 : - Melakukan aktifitas 1. 1.Ajarkan Ny.E cara kompres
aktivitas fisik kun- jungan sebanyak 3x, Ny.M mampu : sehari-hari tanpa kesulitan hangat menggunakan serai dan
berhubungan diharapkan Ny.E dapat tetap - 1.melakukan aktifitas sehari-hari tanpa (tindakan) garam untuk mengurangi linu –
dengan nyeri melakukan aktifitas sehari-hari kesulitan - Keluarga dapat linunya
lutut kaki tanpa kesulitan - 2.Memanagement aktivitasnya ketika kakinya mempraktikkan tekhnik 3. 2.Ajarkan Ny.E cara senam tangan
tiba-tiba nyeri kompres hangat (tindakan)
4. 3.Anjurkan Ny.E untuk jalan atau
3.Kerabat dapat: olah raga pagi setiap hari
- memberikan bantuan mobilisasi efektif jika 5. 4.Mengobservasi kemampuan Ny.E
diperlukan setelah mendapat penjelasan dari
- 4.memberikan support kepada Ny E perawat
3. Gangguan Setelah dilakukan asuhan Setelah dilakukan kunjungan 3x 40 menit • Identifikasi pola
keperawatan 3x24 jam diharapkan keluarga dapat merawat klien aktivitas dan tidur
pola tidur •
diharapkanklien mampu: agar gangguan pola tidur teratasi dengan Identifikasi faktor
berhubunga a. Mampu menciptakan pola kriteria hasil : yang dapat
tidur yang adekuat 1. Keluhan sulit tidur dari 5 jam menjadi 8 mengganggu
n dengan kualitas tidur.
6-8 jam/hari jam
adanya 2. Tekanan darah dari 180/100 mmHg
Terapeutik
kebas pada menjadi 130/80 mmHg 1. Modifikasi lingkungan
Kemampuan beraktivitas dari menurun 2. Batasi waktu tidur siang
kaki
menjadi membaik 3. Fasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur
4. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
menggu tidur
4. Anjurkan faktor-faktor
yang berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur
5. Ajarkan relaksasi otot
atau nonfarmakologi
Intervensi Pendukung :
1. Manajemen
lingkungan
Terapi rendam air hangat
menggunakan garam dan serai
Tabel 3.5 Implementasi Keperawatan
4 5 juli 2022 Inefektif menejemen 1.mengkaji ulang ingatan pengetahuanS: Ny.E mengatakan belum paham dengan Osteoartritis atau rematik dan
terapeutik Ny.E dapat menyebutkan mulai dr pengertian sampai diitnya
berhubungan dengan
2. 2.mengkaji ulang tentang OsteoartritisO O: Ny.E tampak menjawab pertanyaaan dengan bingung dan mencoba
kurang pengetahuan atau rematik mengingat materi yang diberikan untuk penkes.
tentang penyakit, diit
3. 3.Jelaskan tentang diit Osteoartritis atau
A A: Masalah belum teratasi
dan penanganan. rematik P: P: intervensi dilanjutkan
4. 4.mengkaji ingatan tentang Jenis – jenis
makanan yang di anjurkan dan tidak
boleh dikonsumsi oleh penderita
Osteoartritis atau rematik
2. Mengobservasi tanda-tanda vital :
TD 110/73 mmHg, Nadi83x/m,
RR 22x/m,
S 36,50 C
5 05 juli 2022 Gangguan aktivitas 1.Membantu klien untuk melakukan S:Ny.M mengatakan mulai bisa beraktivitas tanpa kesulitan dan paham
aktivitas yang mampu dilakukan
fisik berhubungan akan cara kompres hangat
seperti berjalan-jalan disekitar
dengan nyeri lutut wisma O O : Ny.M tampak mengerjakan aktivitas sehari-hari
kaki 2.Membantu klien untuk A: Masalah teratasi sebagian
mengidentifikasi aktivitas yang
disukai P :berikan support kepada Ny.M agar terus melakukan anjuran petugas
6 05 juli 2022 Gangguan pola 1. Menganjurkan padaklien untuk S : Klien mengatakan kepala masihterasa nyeri dan sulit untuk
tidur tidur lebih awal tidur
berhubungan 2. Menganjurkan padaklien untuk O:
dengan adanya banyak istirahat 3. Klien tampak terlihat lemah
nyeri kepala 3. Menganjurkan klien mematikan 4. Tanda-tanda vital : TD : 105/70 mmHgN :
lampusebelum tidur 83x/menit
4. Mengajarkan rendam kaki air RR: 23x/menitS : 36,50C
hangat setiap pagi/ sore A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
7 06 juli 2022 Inefektif menejemen 1.Kaji ulang pengetahuan Ny.E S: Ny.E mengatakan sudah paham dengan Osteoartritis atau rematik
terapeutik 2. 2.mengulang ingatan pasien tentang dan dapat menyebutkan mulai dr pengertian sampai diitnya
berhubungan dengan Osteoartritis atau rematik O O: Ny.E tampak menjawab pertanyaaan dengan baik dan mencoba
kurang pengetahuan
3. 3.mengulang materi tentang diit menjawab materi yang diberikan untuk penkes dengan antusias
tentang penyakit, diit Osteoartritis atau rematik A A: Masalah sudah teratasi
dan penanganan. 4. 4.mengngulang Kembali ingatan Jenis P:intervensi dilanjutkan
– jenis makanan yang di anjurkan dan
tidak boleh dikonsumsi oleh penderita
Osteoartritis atau rematik
3. Mengobservasi tanda-tanda vital :
TD 109/73 mmHg, Nadi84x/m,
RR 21x/m,
S 36,50 C
8 06 juli 2022 Gangguan aktivitas 1.Membantu klien untuk melakukan aktivitass S:Ny.M mengatakan mulai bisa beraktivitas tanpa
yang mampu dilakukan seperti berjalan-jalan
fisik berhubungan kesulitan dan paham akan cara kompres hangat
disekitar wisma
dengan nyeri lutut 2.Membantu klien untuk mengidentifikasi O O : Ny.M tampak mengerjakan aktivitas sehari-hari
aktivitas yang disukai
kaki A: Masalah teratasi sebagian
P :berikan support kepada Ny.M agar terus
melakukan anjuran petugas
9 06 juli2022 Gangguan pola 1.Menganjurkan pada klien untuk tidur S : Klien mengatakan kepala masihterasa nyeri
tidur lebih awal dan sulit untuk tidur
berhubungan 2.Menganjurkan pada klien untuk banyak O:
dengan adanya istirahat 1. Klien tampak terlihat lemah
nyeri kepala 3.Menganjurkan klien mematikan lampu 2. Tanda-tanda vital : TD :
sebelum tidur 105/70 mmHgN : 83x/menit
4. Mengajarkan rendam kaki air hangat RR: 23x/menitS : 36,50C
setiap sore A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
FORMAT EVALUASI SUPERVISI KASUS INDIVIDU
1 Mengidentifikasi tujuan 5
umum dan khusus
2 Memilih kegiatan sesuai 10
kebutuhan kelompok
3 Merencanakan waktu sesuai 5
kebutuhan dan kemampuan
kelompok
4 Mengidentifikasi anggota 10
yang dapat terlibat dalam
kegiatan
5 Memotivasi peserta dalam 10
aktivitas
6 Mengimplementasikan 20
aktivitas yang direncanakan
7 Menggunakan media dan 10
metoda yang tepat
8 Bekerjasama dalam 10
kelompok
9 Mengatasi masalah yang 10
timbul dalam aktivitas
10 Menerima ide dari peserta, 10
teman, petugas
Jumlah 100
Tanggal
:.....................................................................................................
Pembimbing
:.....................................................................................................
Nama Mahasiswa :
1. .....................................................................................................
2. ....................................................................................................
3. ....................................................................................................
4. ....................................................................................................
5. ....................................................................................................
51
FORMAT PENILAIAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU
&
KELOMPOK