PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan majunya ilmu
pengetahuan, terutama karena ilmu kedokteran, mampu meningkatkan umur
harapan hidup (life expentany). Akibatnya jumlah orang yang lanjut usia akan
bertambah dan ada kecenderungan akan meningkat lebih cepat.
Di antara Negara maju seperti di Amerika Serikat pertambahan usia
lanjut ± 1000 orang perhari dan perkiraan pada tahun 2010 50% dari penduduk
berusia lebih dari 50 tahun. Baby Boom pada masa lalu diganti dengan ledakan
penduduk lanjut usia.
Di Indonesia menurut sensus pada tahun 2008, jumlah penduduk adalah
147,3 juta orang. Pada angka tersebut terdapat 16,3 orang (11%) yang berumur
50 tahun ke atas, dan ±6,3 juta orang (4,3%) orang yang berumur 60 tahun ke
atas. Dari 6,3 juta orang terdapat 822.831 (12,06%) orang tergolong jompo, yaitu
para lanjut usia yang memerlukan bantuan khusus sesuai Undang-undang, bahwa
mereka harus dipelihara oleh Negara.
Pada tahun 2015 diperkirakan meningkat menjadi 9,99% dari seluruh
penduduk (22.2277.700 jiwa) dengan umur harapan hidup 65-70 tahun. Secara
individu proses menjadi tua menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik,
biologis, mental dan sosialnya.
Dengan makin bertambahnya penduduk usia lanjut, bertambah pula
penderita golongan ini yang memerlukan pelayanan kesehatan. Berbeda dengan
segmen populasi lain, populasi lanjut usia dimanapun selalu menunjukkan
morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dibanding populasi lain. Disamping
itu, oleh karena aspek disabilitas yang tinggi pada segmen populasi ini selalu
membutuhkan derajat keperawatan yang tinggi.
Keperawatan pada usia lanjut merupakan bagian dari tugas dan profesi
keperawatan yang memerlukan berbagai keahlian dan keterampilan yang
spesifik, sehingga di bidang keperawatan pun saat ini ilmu keperawatan lanjut
usia berkembang menjadi suatu spesialisasi yang mulai berkembang.
Keperawatan lanjut usia dalam bahasa Inggris sering dibedakan atas
Gerontologic nursing(=gerontic nursing) dan geriatric nursing sesuai
keterlibatannya dalam bidang yang berlainan. Gerontologic nurse atau perawat
gerontologi adalah perawat yang bertugas memberikan asuhan keperawatan pada
semua penderita berusia diatas 65 tahun (di Indonesia dan Asia dipakai batasan
usia 60 tahun) tanpa melihat apapun penyebabnya dan dimanapun dia bertugas.
Secara definisi, hal ini berbeda dengan perawat geriatrik, yaitu mereka yang
berusia diatas 65 tahun dan menderita lebih dari satu macam penyakit (multipel
patologi), disertai dengan berbagai masalah psikologik maupun sosial.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan kepada lansia yang berhubungan
dengan status masalah kesehatannya guna meningkatkan kesehatan pada
lansia
2. Tujuan Khusus
a. Mengenal masalah kesehatan lansia.
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
pada lansia.
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepa
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN
Asam urat adalah suatu kumpulan gejala yang mempunyai gambaran
khusus yaitu peradangan akut.
2.ETIOLOGI
Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang
berhubungan dengan hiperurisemia (pengeluaran asam urat melalui urin
yang berlebihan).
A. Pengkajian
I. Identitas diri klien
Nama : Ny. F
Umur : 70 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Lama Bekerja :-
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Menikah
: Tinggal Serumah
VI. Pengkajian
1. Kebutuhan Nutrisi :
Dalam kebutuhan nutrisi klien, klien makan 3x sehari dan nafsu makan
klien cukup baik. Klien memiliki kebiasaan berdoa sebelum makan.
Klien menyukai makan sayuran hijau seperti singkong, bayam, katuk
dan sayuran hijau lainnya, klien menyukai makan kacang-kacangan.
Klien sangat suka diwaktu senggang untuk minum teh dan makan
seperti roti.
2. Pola Eliminasi
Klien BAK sehari ± 5x dengan BAK pada malam hari sebanyak kadang
3x. Klien tidak memiliki keluhan yang berhubungan dengan BAK.
Klien BAB 2x sehari tapi tidak menentu dengan konsistensi semi padat
dan warnanya kuning biasa dan tidak ada keluhan yang berhubungan
dengan BAB. Klien tidak pernah memakai Laxatif/ Pencahar.
3. Pola Aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/ minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah/ berjalan √
Ambulasi/ ROM √
Nyeri
2. Data Subjektif : Resiko jatuh/ Proses Menua
- cedera
Data Objektif : Penurunan Fungsi
Struktur lantai rumah tubuh
tidak rata.
Pada kamar mandi Kelemahan pada
tidak terdapat ekstremitas
pegangan.
Klien berjalan dengan Resiko jatuh/
tertatih-tatih dan Cedera
lambat dan seraya
berbungkuk.
Kedua kaki tampak
lemah bila berjalan.
X. Rumusan Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit dan dan inflamasi ditandai
dengan Klien berjalan lambat dan tampak sedikit tertatih-tatih, pada
kedua lutut tampak sedikit bengkak.
2. Resiko jatuh/ cedera berhubungan dengan Penurunan fungsi tubuh dan
lingkungan rumah yang kurang baik ditandai dengan struktur lantai
rumah tidak rata, pada kamar mandi tidak terdapat pegangan, klien
berjalan dengan tertatih-tatih dan lambat dan seraya berbungkuk,
kedua kaki tampak lemah bila berjalan
Objektif:
Klien menyimak
setiap penjelasan
dengan baik
Analysis:
Tujuan tercapai sesuai
rencana
Planning:
1. Evaluasi kembali
tentang Asam
urat, perawatan
klien di rumah
dan pengobatan
tradisional asam
urat yang benar
dan pemanfaatan
fasilitas kesehatan
terdekat.
Kunjungan
berikutnya.
2. Lanjutkan ke
tentang
bagaimana
mengidentifikasi
program
perawatan yang
berlanjut