Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan majunya ilmu
pengetahuan, terutama karena ilmu kedokteran, mampu meningkatkan umur
harapan hidup (life expentany). Akibatnya jumlah orang yang lanjut usia akan
bertambah dan ada kecenderungan akan meningkat lebih cepat.
Di antara Negara maju seperti di Amerika Serikat pertambahan usia
lanjut ± 1000 orang perhari dan perkiraan pada tahun 2010 50% dari penduduk
berusia lebih dari 50 tahun. Baby Boom pada masa lalu diganti dengan ledakan
penduduk lanjut usia.
Di Indonesia menurut sensus pada tahun 2008, jumlah penduduk adalah
147,3 juta orang. Pada angka tersebut terdapat 16,3 orang (11%) yang berumur
50 tahun ke atas, dan ±6,3 juta orang (4,3%) orang yang berumur 60 tahun ke
atas. Dari 6,3 juta orang terdapat 822.831 (12,06%) orang tergolong jompo, yaitu
para lanjut usia yang memerlukan bantuan khusus sesuai Undang-undang, bahwa
mereka harus dipelihara oleh Negara.
Pada tahun 2015 diperkirakan meningkat menjadi 9,99% dari seluruh
penduduk (22.2277.700 jiwa) dengan umur harapan hidup 65-70 tahun. Secara
individu proses menjadi tua menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik,
biologis, mental dan sosialnya.
Dengan makin bertambahnya penduduk usia lanjut, bertambah pula
penderita golongan ini yang memerlukan pelayanan kesehatan. Berbeda dengan
segmen populasi lain, populasi lanjut usia dimanapun selalu menunjukkan
morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dibanding populasi lain. Disamping
itu, oleh karena aspek disabilitas yang tinggi pada segmen populasi ini selalu
membutuhkan derajat keperawatan yang tinggi.
Keperawatan pada usia lanjut merupakan bagian dari tugas dan profesi
keperawatan yang memerlukan berbagai keahlian dan keterampilan yang
spesifik, sehingga di bidang keperawatan pun saat ini ilmu keperawatan lanjut
usia berkembang menjadi suatu spesialisasi yang mulai berkembang.
Keperawatan lanjut usia dalam bahasa Inggris sering dibedakan atas
Gerontologic nursing(=gerontic nursing) dan geriatric nursing sesuai
keterlibatannya dalam bidang yang berlainan. Gerontologic nurse atau perawat
gerontologi adalah perawat yang bertugas memberikan asuhan keperawatan pada
semua penderita berusia diatas 65 tahun (di Indonesia dan Asia dipakai batasan
usia 60 tahun) tanpa melihat apapun penyebabnya dan dimanapun dia bertugas.
Secara definisi, hal ini berbeda dengan perawat geriatrik, yaitu mereka yang
berusia diatas 65 tahun dan menderita lebih dari satu macam penyakit (multipel
patologi), disertai dengan berbagai masalah psikologik maupun sosial.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan kepada lansia yang berhubungan
dengan status masalah kesehatannya guna meningkatkan kesehatan pada
lansia
2. Tujuan Khusus
a. Mengenal masalah kesehatan lansia.
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
pada lansia.
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepa
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Teori Lanjut Usia (Lansia)


Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh
setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun
1998 adalah 60 tahun. Proses penuaan dipandang sebagai sebuah proses total dan
sudah dimulai saat masa konsepsi. Meskipun penuaan adalah sebuah proses
berkelanjutan, belum tentu seseorang meninggal hanya karena usia tua. Sebab
individu memiliki perbedaan yang unik terhadap genetik, sosial, psikologik, dan
faktor-faktor ekonomi yang saling terjalin dalam kehidupannya menyebabkan
peristiwa menua berbeda pada setiap orang. Dalam sepanjang kehidupannya,
seseorang mengalami pengalaman traumatik baik fisik maupun emosional
yang bisa melemahkan kemampuan seseorang untuk memperbaiki atau
mempertahankan dirinya. Akhirnya periode akhir dari hidup yang disebut
senescence terjadi saat organisme biologik tidak dapat menyeimbangkan lagi
mekanisme “Pengrusakan dan Perbaikan”.

B. Teori Proses Menua


1. Teori Biologik
Menurut Mary Ann Christ et al. (2003), penuaan merupakan proses
yang secara berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan
mengakibatkan perubahan di dalam yang berakhir dengan kematian. Penuaan
juga menyangkut perubahan sel, akibat interaksi sel dengan lingkungannya,
yang pada akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif.Teori biologis
tentang proses penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsik dan
ekstrinsik. Intrinsik berarti perubahan yang berkaitan dengan usia, timbul
akibat penyebab di dalam sel sendiri, sedangkan teori ekstrinsik menjelaskan
bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan oleh pengaruh lingkungan.Faktor
intrinsik, peranan enzym seperti DNA polymerase yang berperan besar pada
penggandaan dan perbaikan DNA, serta enzym proteolytik yang dapat
menemukan sel yang mengalami degradasi protein sangat penting.
Sedangkan pada faktor ekstrinsik yang penting dikemukakan adalah radikal
bebas, fungsi kekebalan seluler dan humoral, oksidasi stress, cross link serta
mekanisme “dipakai dan aus” sangat menentukan dalam proses penuaan
yang terjadi.Adanya faktor pengaruh intrinsik dan ekstrinsik tadi pada
akhirnya akan mempengaruhi tingkat perubahan pada sel , sel otak dan saraf,
gangguan otak , serta jaringan tubuh lainnya.
2. Teori Genetik dan Mutasi, Genetic Clock
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
diprogram oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi.Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya
program jam genetik didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam
jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka, akan
menyebabkan berhentinya proses mitosis. Hal ini ditunjukkan oleh hasil
penelitian Haiflick, (1980) dikutif Darmojo dan Martono (2009) dari teori itu
dinyatakan adanya hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur
dengan umur spesies Mutasisomatik (teori error catastrophe) hal penting
lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-aktor penyebab
terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yang menyebabkan
terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi
dan zat kimia dapat memperpendek umur. Menurut teori ini terjadinya
mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya
penurunan kemampuan fungsional sel tersebut.
3. Teori ERROR
Salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah
hipotesis "Error Castastrophe" (Darmojo dan Martono, 2009). Menurut teori
tersebut menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai macam
kesalahan sepanjang kehidupan manusia. Akibat kesalahan tersebut akan
berakibat kesalahan metabolisme yang dapat mengakibatkan kerusakan sel
dan fungsi sel secara perlahan, misalnya :
a. Pemakaian dan Rusak, wear and tear theory
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
b. Autoimune
Pada proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.
Saat jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut
sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan mati.
4. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan
stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.
5. Teori Radikal Bebas
Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan
bahan organik seperti karbohidrat dan protein, radikal ini menyebabkan sel-
sel tidak dapat regenerasi.Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari
komponen radikal bebas dalam tubuh manusia. Radikal bebas dapat berupa :
superoksida (O2), Radikal Hidroksil (OH) dan Peroksida Hidrogen (H2O2).
Radikal bebas sangat merusak karena sangat reaktif , sehingga dapat bereaksi
dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Menurut Oen (2003) yang
dikutif dari Darmojo dan Martono (2009) menyatakan bahwa makin tua
umur makin banyak terbentuk radikal bebas, sehingga poses pengrusakan
terus terjadi , kerusakan organel sel makin banyak akhirnya sel mati.
6. Teori Kolagen
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan
kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan.
7. Teori Sosial
Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan social
8. Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kwalitas maupun kwantitas.
Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :
a. Kehilangan peran
b. Hambatan kontrol sosial
c. Berkurangnya komitmen
9. Teori Kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan
lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat
merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.Pokok-pokok
dari teori kesinambungan adalah :
a. Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam
proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa
lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan
b. Peran lansia yang hilang tak perlu diganti
c. Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi.
10. Teori Interaksi Sosial (Social Exchange Theory).
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi
tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Mauss (2004),
Homans (2011) dan Blau (2012) mengemukakan bahwa interaksi sosial
didasarkan atas hukum pertukaran barang dan jasa, sedangkan pakar lain
Simmons (2005) mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus
menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status
sosialnya untuk melakukan tukar menukar.Pokok-pokok Social Exchanger
Theory sebagai berikut :
a. Masyarakat terdiri atas aktor-aktor sosial yang berupaya mencapai
tujuannya masing-masing.
b. Dalam upaya tersebut terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya
dan waktu.
c. Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai seorang aktor akan
mengeluarkan biaya.
d. Hanya interaksi yang ekonomis saja yang dipertahankan olehnya.
11. Teori Penarikan Diri (Disengagament Theory)
Cumming dan Henry (2001) mengemukakan bahwa kemiskinan yang
diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seseorang
lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Selain
hal tersebut, dari pihak masyarakat juga mempersiapkan kondisi agar para
lansia menarik diri. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia
menurun baik secara kualitas maupun secara kuantitas.
Pokok-pokok disenggagement theory adalah :
a. Pada pria, kehilangan peran utama hidup terjadi pada masa pensiun. Pada
wanita terjadi pada masa peran dalam keluarga berkurang misalnya saat
anak menginjak dewasa dan meninggalkan rumah untukbelajar dan
menikah.
b. Lansia danmasyarakat menarik manfaat dari hal ini, karena lansia dapat
merasakan bahwa tekanan sosial berkurang sedangkan kaum muda
memperoleh kerja yang lebih luas.
Tiga aspek utama dalam teori ini adalah :
a. Proses menarik diri terjadi sepanjang hidup
b. Proses tak dapat dihindari
c. Hal ini diterima lansia dan masyarakat.
12. Teori Aktivitas (Activity theory)
Teori ini dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al. (1972) yang
mengatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana lansia
merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas dan mempertahankan
aktivitas tersebut selama mungkin.
Pokok-pokok teori aktivitas adalah :
a. Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan
sepenuhnya dari lansia di masyarakat.
b. Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.
13. Teori Perkembangan (Development Theory)
Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa yang telah dialami oleh
lansia pada saat muda hingga dewasa, dengan demikian perlu dipahami teori
Freud, Buhler, Jung dan Erikson.Sigmund Freud meneliti tentang
psikoanalisa dan perubahan psikososial anak dan balita. Erikson (1930)
membagi kehidupan menjadi 8 fase dan lansia perlu menemukan integritas
diri melawan keputusasaan (ego integrity versus despair). Havighurst dan
Duvall menguraikan tujuh jenis tugas perkembangan (development tasks)
selama hidup yang harus dilaksanakan oleh lansia yaitu ;
a. Penyesuaian terhadap penurunan fisik dan psikis
b. Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan pendapatan
c. Menemukan makna kehidupan
d. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
e. Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga
f. Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal dunia
g. Menerima dirinya sebagai calon lansia
h. Joan Birchenall RN, Med dan Mary E Streight RN (2003) menekankan
perlunya mempelajari psikologi perkembangan guna mengerti perubahan
emosi dan sosial seseorang selama fase kehidupannya.
Pokok-pokok dalam development theoryadalah :
a. Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa
kehidupannya.
b. Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial
yang baru yaitu pensiun dan atau menduda atau menjanda.
c. Lansia harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang berakhir dalam
keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun,
ditinggal mati oleh pasangan hidup dan teman-temannya.
14. Teori Psikologi
a. Teori Kebutuhan Manusia menurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri,
kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow,
1954). Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika
kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi, mereka berusaha
menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling
tinggi dari kebutuhan terbsebut tercapai. Semua kebutuhan ini sering
digambarkan seperti sebuah segitiga dimana kebutuhan dasar terletak
paling bawah/di dasar.
b. Teori Individual Jung
Carl Jung (1960) menyusun sebuah teori perkembangan kepribadian dari
seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak, masa muda
dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian
individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran seseorang dan ketidaksadaran
bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan/diorientasikan
terhadap dunia luar (ekstroverted) atau ke arah subyektif, pengalaman-
pengalaman dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan
ini dapat dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling
penting bagi kesehatan mental.
15. Teori Proses Kehidupan Manusia
Charlotte Buhler (1968) menyusun sebuah teori yang menggambarkan
perkembangan manusia yang didasarkan pada penelitian ektensif dengan
menggunakan biografi dan melalui wawancara. Fokus dari teori ini adalah
mengidentifikasi dan mencapai tujuan hidup manusia yang melewati klima
fase proses perkembangan. Menurutnya, pemenuhan kebutuhan diri sendiri
merupakan kunci perkembangan yang sehat dan itu membahagiakan, dengan
kata lain orang yang tidak dapat menyesuaikan diri berarti dia tidak dapat
memenuhi kebutuhannya dengan beberapa cara.Pada tahun 1968 Buhler
mengembangkan awal pemikirannya yang secara jelas mengidentifikasi lima
fase yang terpisah dalam pencapaian tujuan kehidupan yang dilewati
manusia. Pada masa kanak-kanak belum terbentuk tujuan hudup yang
spesifik dan pada masa depan pengakhiran kehidupan juga tidak jelas. Masa
remaja dan masa dewasa muda dicapai hanya sekali dalam kehidupan.
Seseorang mulai mengkonsep tujuan-tujuan hidup yang spesifik dan
memperokleh pengertian terhadap kemampuan individu. Saat berumur 25
tahun seseorang menjadi lebih konkrit mengenai tujuan hidupnya dan secara
aktif diterapkan dalam diri mereka. Buhler melihat fase akhir dari lansia (usia
65 atau 70 tahun) sebagai usia untuk mengakhiri cita-citanya yang muluk
untuk mencapai tujuan hidup.

C. Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia


1. Perubahan Fisik
a. Perubahan fisikSel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar,
berkurangnya cairan intra dan extra seluler
b. Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam
respon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra sistem
pendengaran, presbiakusis, atrofi membran timpani, terjadinya
pengumpulan serum karena meningkatnya keratin
c. Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya respon
terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh,
meningkatnya ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi,
menurunnya lapang pandang.
d. Sistem Kardivaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku,
kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah
berumur 20 tahun sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meninggi.
e. Sistem respirasi: otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga
menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya
sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan
menurun.
f. Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk,
indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi
indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf
pengecap untuk rasa manis dan asin
g. Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi
sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun
sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat.
Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi melemah, kapasitasnya menurun
sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit diturunkan pada pria lansia
yang akan berakibat retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami
oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi
selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan
menjadi alkali.
h. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon
menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah,
aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate
(BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen
dan testosteron.
i. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat
kehilangan jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi
kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal. Kuku
menjadi keras dan rapuh.
j. Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh
menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine
vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot ,
sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kam dan tremor.
2. Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
b. Kehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Keturunan
e. Lingkungan
Kenangan (memori) ada 2 :
a. Kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang
lalu
b. Kenangan jangka pendek : 0-10 menit, kenangan buruk
Intelegentia Question :
a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal
b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor
terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-
tekanan dari faktor waktu.
3. Perubahan Perubahan Psikososial
a. Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan
b. Merasakan atau sadar akan kematian
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.
4. Perubahan Perubahan Psikososial
a. Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan
b. Merasakan atau sadar akan kematian
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan
bergerak lebih sempit.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Lanjut Usia meliputi:
a. Usia pertengahan (Middle Age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b. Lanjut usia (Elderly) ialah kelompok usia antara 60 dan 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75 dan 90 tahun.
d. Usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90 tahun.
Departemen Kesehatan RI mengklasifikasikan lanjut usia sebagai berikut:
a. Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia risiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60
tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003).
d. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan
yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003)
e. Lansia tidak potensia
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).

5. Tipe Lanjut Usia


Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman
hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya
(Nugroho, 2000 dalam buku R. Siti Maryam, dkk, 2008).Tipe tersebut
dapat dibagi sebagai berikut:
a. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,
sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b.Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan
banyak menuntut.
d.Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja
e. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif, dan acuh tak acuh.
f. Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen
(ketergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militant dan serius, tipe
pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu),
serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri).
Sedangkan bila dilihat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai
berdasarkan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari (indeks
kemandirian Katz), para lansia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe
yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsung
keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan secara tidak langsung, lansia
dengan bantuan badan sosial, lansia dip anti werda, lansia yang dirawat
di rumah sakit, dan lansia dengan gangguan mental.
KONSEP DASAR ASAM URAT

1. PENGERTIAN
Asam urat adalah suatu kumpulan gejala yang mempunyai gambaran
khusus yaitu peradangan akut.

2.ETIOLOGI
Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan
terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang
berhubungan dengan hiperurisemia (pengeluaran asam urat melalui urin
yang berlebihan).

3. TANDA DAN GEJALA


a) Adanya arthritis
b) Terdapat serangan pada pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, tampak
bengkak, kemerahan dan nyeri bila disentuh
c) Serangan biasanya terjadi pada malam hari
4. PENATALAKSANAAN MEDIS
a) Segera memeriksakan diri ke dokter atau puskesmas
b) Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang
lain
c) Minum air putih 2 liter per hari
d) Mengurangi kadar asam urat dalam tubuh dengan diet
Makanan yang Boleh Diberikan
a) Daging atau ayam, ikan tongkol, tenggiri, bawal, banding 50 g sehari,
telur, susu, keju
b) Kacang-kacangan kering 25 g, tahu, tempe, dan oncom 50 g sehari
c) Minyak dalam jumlah terbatas
d) Semua sayuran kecuali asparagus, kacang polong, kacang buncis,
kembang kol, bayam, jamur maksimum 50 g sehari
e) Semua macam buah
f) Teh, kopi, minuman yang mengandung soda
g) Semua macam bumbu
Makanan yang Tidak Boleh Diberikan
Sardin, kerang, jantung, hati, usus, limpa, paru-paru, otak, ekstrak daging atau
kaldu, bebek, angsa, burung
Pembagian M akanan Sehari
 Pagi
Beras 70 g = 1 gls nasi
Telur 50 g = 1 btr
Sayuran 50 g = ½ gs
Minyak 5g = ½ sm
Gula pasir 10 g = 1 sdm
 Pukul 10.00
Buah 100 g = 1 ptg pepaya sdg
Gula pasir 15 g = 1 ½ sdm
 Siang dan Sore
Beras 115 g = 1 ½ gls nasi
Daging 25 g = 1 ptg kcl
Tempe 25 g = 1 ptg sdg
Sayuran 75 g = ¾ gls
Buah 100 g = 1 ptg papaya sdg
Minyak 5 g = ½ sdm
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama mahasiswa : Velly Cahayani
Tempat praktek : RT 4,Kelurahan Pekauman, Banjarmasin
Tanggal : 5 Oktober 2018

A. Pengkajian
I. Identitas diri klien
Nama : Ny. F
Umur : 70 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Lama Bekerja :-

II. Struktur Keluarga


No. Nama Umur JK Hub Pekerjaan Kondisi fisik/sakit
dgn yang diderita
Klien
1. Ny. F 70 thn P Kepala Ibu rumah Asam urat
keluarga tangga
III. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Menikah
: Tinggal Serumah

IV. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien Mengatakan “Tidak mengetahui tentang riwayat kesehatan
keluarganya, khususnya orangtuannya karena sudah lama sekali meninggal
dunia”
V. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama saat ini : Klien mengatakan “kaki dan tangan sering
terasa nyut-nyut daerah sendi-sendi”
2. Apa yang dipikirkan saat ini : Klien mengatakan “tidak ada yang
dipirkan karena anaknya semua sudah berkeluarga”
3. Siapa yang paling dipikirkan saat ini : Klien mengatakan “tidak
memikirkan siapa pun bagi pasien”.
4. Riwayat penyakit dahulu : Klien mengatakan “Penyakit dari dulu darah
tinggi dan sekarang yang tidak bisa sembuh-sembuh hanya sakit di
lutut saja”

VI. Pengkajian
1. Kebutuhan Nutrisi :
Dalam kebutuhan nutrisi klien, klien makan 3x sehari dan nafsu makan
klien cukup baik. Klien memiliki kebiasaan berdoa sebelum makan.
Klien menyukai makan sayuran hijau seperti singkong, bayam, katuk
dan sayuran hijau lainnya, klien menyukai makan kacang-kacangan.
Klien sangat suka diwaktu senggang untuk minum teh dan makan
seperti roti.

2. Pola Eliminasi
Klien BAK sehari ± 5x dengan BAK pada malam hari sebanyak kadang
3x. Klien tidak memiliki keluhan yang berhubungan dengan BAK.
Klien BAB 2x sehari tapi tidak menentu dengan konsistensi semi padat
dan warnanya kuning biasa dan tidak ada keluhan yang berhubungan
dengan BAB. Klien tidak pernah memakai Laxatif/ Pencahar.
3. Pola Aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/ minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah/ berjalan √
Ambulasi/ ROM √

Keterangan : 0 = Mandiri, 1 = Alat Bantu, 2 = Dibantu orang Lain, 3 =


dibantu orang lain dan alat, 4 = tergantung total

4. Pola tidur dan istirahat


Klien tidur ketika pukul 20.00 WIB dan biasa bangun pukul 04.00
WIB. Pagi dan siang hari klien biasanya mengurus tanaman didepan
rumah dan membersihkan aquarium karena klien memelihara ikan.
5. Pola perceptual
a. Penglihatan
Tidak mengalami gangguan penglihatan (buta, katarak)
b. Pendengaran
Kurang jelas bila mendengar suara orang berbicara dengan nada
yang kecil dan jarak jauh.
d. Pengecap
Klien tidak mengalami gangguan pencecap (bisa bisa merasakan
rasa manis, asin, pahit, asam)
e. Sensasi
Masih dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri
6. Pola persepsi diri Gambaran Diri

a. Gambaran diri : Klien merasa tidak terganggu dengan


keadaanya/penampilan sekarang ini, klien merasa tetap bersyukur
dengan bagaimanapun keadaan dirinya saat ini
b. Ideal diri: Klien merasa keadaannya tidak mengganggu semangat
untuk mencari keselamatan dan tetap mensyukuri berkat yang dikasih
Tuhan
c. Harga diri: Klien tidak merasa malu ataupun minder dengan
keadaannya sekarang, dan klien tetap bersyukur meski dengan kondisi
yang seperti ini
d. Identitas diri: Klien berjenis kelamin perempuan, Klien sudah
menerima keadaannya, tidak merasa malu dengan keadaannya
e. Peran diri: klien adalah seorang kepala keluarga dan selalu
menjalaninya perannya sebagai kepala keluarga dan ibu dari anak-
anaknya dan juga seorang nenek dari cucu-cucunya. Klien tetap
menyukuri keadaannya dan masih bisa memasak dirumah dan
bersyukur atas yang dimiliki.
7. Pola Peran hubungan
Klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga maupun tetangga
sekitar rumah klien.
8. Pola management koping stress

Klien selalu pasrah kepada Tuhan atas apapun yang terjadi


9. Sistem nilai dan keyakinan hidup :
Klien beragama islam, dan percaya hanya kepada ajaran Nabi
Muhammad SAW.
VII. Pemeriksaan Fisik

a. Tingkat kesadaran : compomentis E4V5M6


b. TD : 160/80 mmHg Nadi:85 kali per menit Respirasi : 20 kali permenit
Pemeriksaan Asam Urat : 8,9 mg/dL
c. Temperatur :- °C, BB :68 kg Kg da n TB:-
d. Kepala : Kulit kepala bersih, rambut mulai putih)
e. Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis
f. Thorak (Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi otot dada, turgor kulit
baik)
g. Abdomen ( tidak ada Ascites, tidak kembung, tidak ada nyeri tekan,
teraba feses di abdomen di kuadran kiri bawah)
h. Ekstremitas : terdapat kelemahan gerak di ekstermitas kiri (kaki)
2. Pemeriksaan Panca Indera
a. Penglihatan (mata) :
1) Bola mata : simetris tidak ada kelainan
2) Konjungtiva : tidak anemis
3) Sklera : tidak ikterik
4) Reflek pupil : +/+
5) Visus : 0/0
b. Pendengaran(telinga) :
1) Bentuk telinga:Bentuk telinga simetris, Nyeri tekan tidak ada, Liang
telinga : serumen tidak ada, Gangguan pendengaran tidak ada
2) tidak ada gangguan pendengaran dan klien tidak menggunakan alat
bantu dengar
c. Pengecapan( mulut )
1) Gigi terlihat menggunakan gigi palsu,
2) Lidah bersih
3) Masih bisa merasakan sensasi rasa manis,asin dan pahit
d. Sensasi(kulit)
1) Sensasi nyeri (+), sensasi taktil (+), sensasi suhu (+)
2) Turgor kulit : baik
e. Penciuman (Hidung)
1) Lubang hidung : Lubang hidung normal dan tidak ada masalah.
2) Septum : Normal
3) Sekret : Tidak tampak adanya secret pada area hidung

VIII. Analisa Data


No. DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. Data Subjektif : Nyeri Proses menua
Klien mengatakan “Sakit
pada kedua lutut” Penurunan fungsi
otot ekstremitas
Data Objektif :
 Klien berjalan lambat Pelumas otot
dan tampak sedikit tulang dan sendi
tertatih-tatih berkurang
 Pada kedua lutut
tampak sedikit Terjadi gesekan
bengkak tulang

Nyeri
2. Data Subjektif : Resiko jatuh/ Proses Menua
- cedera
Data Objektif : Penurunan Fungsi
 Struktur lantai rumah tubuh
tidak rata.
 Pada kamar mandi Kelemahan pada
tidak terdapat ekstremitas
pegangan.
 Klien berjalan dengan Resiko jatuh/
tertatih-tatih dan Cedera
lambat dan seraya
berbungkuk.
 Kedua kaki tampak
lemah bila berjalan.

X. Rumusan Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit dan dan inflamasi ditandai
dengan Klien berjalan lambat dan tampak sedikit tertatih-tatih, pada
kedua lutut tampak sedikit bengkak.
2. Resiko jatuh/ cedera berhubungan dengan Penurunan fungsi tubuh dan
lingkungan rumah yang kurang baik ditandai dengan struktur lantai
rumah tidak rata, pada kamar mandi tidak terdapat pegangan, klien
berjalan dengan tertatih-tatih dan lambat dan seraya berbungkuk,
kedua kaki tampak lemah bila berjalan

XI. Rencana Keperawatan


Rencana Keperawatan
No. Diagnosa
Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri berhubungan Setelah diberikan 1. Anjurkan klien untuk
dengan proses asuhan keperawatan mandi air hangat
penyakit dan dan selama ± 30 menit 2. Anjurkan kepada
inflamasi ditandai diharapkan nyeri klien untuk
dengan Klien berjalan dapat berkurang melakukan kompres
lambat dan tampak dengan kriteria pada sendi- sendi
sedikit tertatih-tatih, sebagai berikut : yang sakit dengan
pada kedua lutut  Klien kompres hangat dan
tampak sedikit mengatakan ajarkan cara masase
bengkak. nyeri berkurang yang lembut
pada saat 3. Ajarkan teknik
beraktivitas dengan napas dalam

 Klien tampak 4. Anjurkan kepada


rileks klien untuk
 Klien mampu mengurangi makan-
melakukan makanan yang dapat
aktivitas sesuai memicu timbulnya
toleransinya rematik misalnya
Kopi, rokok, udang,
kepiting, susu, tomat
serta makanan yang
manis-mani, karena
makan tersebut
mengandung zat
purin yang erat
kaitannya dengan
asam urat.
5. Anjurkan kepada
klien untuk
mengkonsumsi buah
Jeruk, nanas, apel,
Sayur brokoli,
Kembang kol, karena
jenis makan tersebut
banyak mengandung
sulfur dan zat besi
yang akan membantu
proses pembentukan
tulang.
6. Ukur tanda-tanda
vital seperti Tekanan
darah, Respirasi, dan
Nadi.
2. Resiko jatuh/ cedera Setelah diberikan 1. Anjurkan klien untuk
berhubungan dengan asuhan keperawatan melakukan aktivitas
Penurunan fungsi diharapkan resiko pada pencahayaan
tubuh dan lingkungan jatuh / cedera tidak yang baik
rumah yang kurang terjadi dengan 2. Anjurkan klien
baik ditandai dengan kriteria sebagai menggunakan alat
struktur lantai rumah berikut : bantu berjalan bila
tidak rata, pada kamar  Klien mengerti merasa kesulitan atau
mandi tidak terdapat tentang factor apa kakinya terasa lemah
pegangan, klien saja yang dapat 3. Jelaskan tentang
berjalan dengan membuat faktor yang
tertatih-tatih dan jatuh/cedera. mempengaruhi resiko
lambat dan seraya  Klien akan cedera
berbungkuk, kedua berjalan dengan
kaki tampak lemah hati-hati baik
bila berjalan pada saat
beraktivitas
maupun pada saat
ke kamar mandi.
XII. Catatan perkembangan
No Diagnosa Tgl/jam Implementasi Evaluasi Paraf
1 Nyeri berhubungan - Dengan Subjektif :
dengan proses penyakit 102018 menggunakan 1. Klien mengatakan
dan dan inflamasi 15.45 leflet asam urat adalah
ditandai dengan Klien wib 1. Menjelaska penyakit yamg
berjalan lambat dan n apa itu disebabkan oleh
tampak sedikit tertatih- penyakit tingginya kadar
tatih, pada kedua lutut asam urat asam urat dalam
tampak sedikit 2. Menjelaska darah (akibat
bengkak. n apa gangguan
penyebab metabolisme dari
dari asam makanan yang
urat mengandung
3. Menjelaska protein purin
n tanda dan 2. Klien mengatakan
gejala asam penyebab dari asam
urat urat yaitu belum
4. Menjelaska diketahui, biasanya
n makanan karena factor
yang keturunan atau
dihindari factor hormonal
3. Klien mengatakan
tanda dan gejala
asam urat seperti
kesemutan dan linu,
nyeri terutama pada
malam hari atau
pagi hari saat
bangun tidur, sendi
yang terkena asam
urat terlihat
bengkak,
kemerahan, panas
dan nyeri luar biasa
pada malam dan
pagi
4. Klien mengatakan
makanan yang
dihindari seperti:
kacang-kacangan (
termasuk hasil
olahannya seperti
tempe, oncom, susu
kedelai ) kacang
tanah, kacang hijau.

Objektif:
Klien menyimak
setiap penjelasan
dengan baik

Analysis:
Tujuan tercapai sesuai
rencana
Planning:
1. Evaluasi kembali
tentang Asam
urat, perawatan
klien di rumah
dan pengobatan
tradisional asam
urat yang benar
dan pemanfaatan
fasilitas kesehatan
terdekat.
Kunjungan
berikutnya.
2. Lanjutkan ke
tentang
bagaimana
mengidentifikasi
program
perawatan yang
berlanjut

Anda mungkin juga menyukai