KUPANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah
memberikan penuliskemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentunya penulistidak akan sanggup untuk
menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan atas limpahan nikmat sehatNya,
baik itu berupa sehat fisik, maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik atau saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini
nantinya menjadi laporan yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyakkesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................2
C. Manfaat..............................................................................................................................
A. Konsep Lanisa....................................................................................................................3
B. Konsep lansia sebagai populasi beresiko...........................................................................4
C. Konsep penyakit Hipertensi...............................................................................................4
D. Konsep teori asuhan keperawatan gerontik......................................................................6
A. Pengkajian..........................................................................................................................9
B. Diagnosa............................................................................................................................9
C. Intervensi.............................................................................................................................
D. Implementasi.......................................................................................................................
E. Evaluasi................................................................................................................................
BAB IV Pembahasan.....................................................................................................................
BAB V Penutup.............................................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Stroke merupakan gangguan yang sering mengenai lansia,dimana kejadian stroke
makin meningkat seiring bertambahnya usia,penyakit ini sering menyebabkan kematian
dan disabilitas (cacat) di dunia. Peningkatan kejadian ini menjadi masalah kesehatan yang
besar pada populasi yang semakin menua. Penyakit ini bisa di sebabkan oleh tekanan
darah tinggi yang sering di derita lansia dan menjadi salah satu faktor pencetus terjadinya
stroke [ CITATION Agu \l 1033 ]
Stroke merupakan gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit
neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi saraf otak. Istilah stroke
biasanya di gunakan secara spesifik untuk menjelaskan infak serebrum [ CITATION
Ami15 \l 1033 ]
Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau
anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), mungkin perubahan
kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain- lain. Upaya yang dapat di berikan kepada
lansia dengan stroke adalah asuhan keperawatan secara komprehensif termasuk upaya
pemulihan dan rehabilitasi dalam jangka lama, bahkan sepanjang sisa hidup
pasien[ CITATION SSS11 \l 1033 ]
Menurut WHO (2014) stroke ditandai adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain veskuler. Menurut American Heart Assosiation(AH,2015),angka kejadian
stroke pada seseorang dengan usia 60-79 tahun yang menderita stroke pada perempuan
5,2% dan laki-laki sekitar 6,1%, Prevelansi pada usia lanjut semakin meningkat dan
bertambah setiap tahunnya dapat dilihat dari usia seorang 80 tahun keatas dengan angka
kejadian stroke pada laki-laki sebanyak 15,8% dan pada perempuan sebanyak
14%,Prevalensi angka kematian yang terjadi di Amerika di sebabkan oleh stroke dengan
populasi 100.000 pada perempuan sebanyak 27,9% dan pada laki-laki sebanyak 25,8%,
sedangkan di Negara Asia angka kematian yang diakibatkan oleh stroke pada perempuan
sebanyak 30% dan pada laki-laki sebanyak 33,5% per 100.000 populasi (AHA, 2015)
Menurut WHO (World Health Organization, 2012) angka kematian akibat stroke
sebesar 51% di seluruh dunia di sebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain itu, di
perkirakan sebesar 16% kematian stroke di sebabkan karena tingginya kadar glokosa.
kesehatan yaitu pada usia 75 tahun keatas (43,1) dan terendah pada kelompok usia
dari awalnya tahun 2013 yang hanya 7% penderita stroke pada tahun 2018 menjadi
Nusa Tenggara Timur menempati urutas ke-12 dengan pravalensi stroke 66.695
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat:
1.3. Manfaat
1. Bagi Pelayanan Kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi
3. Bagi Penderita stroke Karya ilmiah akhir ners ini sebagai informasi keperawatan
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Usia lanjut (Lansia) adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikarunia usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh
siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya.
[ CITATION Set17 \l 1033 ]
Usia lanjut (Lansia) sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia
lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Usia lanjut adalah
kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap
dalam jangka waktu beberapa decade.
2.2.2 Klasifikasi
2.2.3 Etiologi
Stroke di bagi menjadi dua jenis yaitu Stroke iskemik dan Stroke hemorogik.
penggumpalan.
2.2.5 Patofisiologis
Dampak dari Stroke non hemoragik yaitu suplai darah kejaringan cerebral
non adekuat dan dampak dari Stroke hemoragik terdapat peningkatan tekanan
sistemik. Kedua dampak ini menyebabkan perfusi jaringan cerebral tidak adekuat.
Pasokan Oksigen yang kurang membuat terjadinya vasospasme arteri serebral dan
aneurisma. Vasospasme arteri serebral adalah penyempitan pembuluh darah arteri
cerebral yang kemungkinan akan terjadi gangguan hemisfer kanan dan kiri dan
terjadi pula infark /iskemik di arteri tersebut yang menimbulkan masalah
keperawatan gangguan mobilitas fisik. Aneurisma adalah pelebaran pembuluh
darah yang disebabkan oleh otot dinding di pembuluh darah yang melemah hal
ini membuat di arachnoid (ruang antara permukaan otak dan lapisan yang
menutupi otak) dan terjadi penumpukan darah di otak atau disebut hematoma
kranial karena penumpukan otak terlalu banyak, dan tekanan intra kranial
menyebabkan jaringan otak berpindah/ bergeser yang dinamakan herniasi
serebral.
Pergeseran itu mengakibatkan pasokan oksigen berkurang sehingga terjadi
penurunan kesadaran dan resiko jatuh. Pergeseran itu juga menyebabkan
kerusakan otak yang dapat membuat pola pernapasan tak normal (pernapasan
cheynes stokes) karena pusat pernapasan berespon berlebihan terhadap CO2 yang
mengakibatkan pola napas tidak efektif dan resiko aspirasi.[ CITATION Ami15 \l
1033 ]
2.2.6 Komplikasi
1 Hipoksia serebral.
Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan
kejaringan. Hipoksia serebral diminimalkan dengan pemberian oksigenasi
yang adekuat ke otak. Pemberian oksigen berguna untuk mempertahankan
hemoglobin serta hematokrit yang akan membantu dalam
mempertahankan oksigenasi jaringan.
2 Penurunan aliran darah serebral
Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan
integrasi pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat cairan intravena,
memperbaiki aliran darah dan menurunkan viscositas darah. Hipertensi
atau hipotensi perlu di hindari untuk mencegah perubahan pada aliran
darah serebral dan potensi meluasnya area cidera.
3 Embolisme serebral
Terjadi setelah imfak miokard atau vibrilasi atrium. Embolise akan
menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya akan menurunkan aliran
darah ke serebral. Distritmia dapat menimulkan curah jantung tidak
konsisten, distritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus
segera di perbaiki.
2.2.7 Pemeriksaan penunjang
1 Angiografi Serebral
Membantu menentukan penyebab Stroke secara spesifik misalnya
pertahanan atau sumbatan arteri.
2 Scan Tomografi Komputer (CT-Scan)
Mengetahui adanya tekanan normal dan adanya thrombosis, emboli
serebral, dan tekanan normal dan adanya thrombosis, emboli serebral, dan
tekanan intracranial (TIK). Peningkatan TIK dan cairan yang mengandung
darah menunjukan adanya perdarahan subarakhnoid dan perdarahan
intracranial. Kadar protein total meningkat, beberapa kasus thrombosis
disertai proses inflamasi.
Penderita Stroke sejak mulai sakit pertama kali dirawat sampai proses
rawat jalan di luar rumah sakit, memerlukan perawatan dan pengobatan terus
menerus sampai optimal dan mencapai keadaan fisik maksimal. Pengobatan pada
Stroke non hemoragik dibedakan menjadi:
1 Pengobatan umum
Untuk pengobatan umum ini dibedakan menjadi 5B , yaitu :
1.) Breathing
Harus dijaga agar jalan nafas bebas dan fungsi paru-paru cukup
baik.Fungsi paru sering terganggu karena curah jantung yang kurang,
maka jantung harus dimonitor dengan seksama. Pengobatan dengan
oksigen hanya perlu jika kadar oksigen dalam darah berkurang.
2.) Blood
a. Tekanan darah
Tekanan darah dijaga agar tetap cukup tinggi untuk mengalirkan
darah ke otak.Pada fase akut pada umumnya tekanan darah
meningkat dan secara spontan akan menurun secara gradual.
Pengobatan hipertensi pada fase akut dapat mengurangi tekanan
perfusi yang justru menambah iskemik lagi.
b. Komposisi darah
Kadar Hb dan glukosa harus di jaga cukup baik untuk metabolisme
otak.Bila terdapat polisitemia harus di lakukan hemodilusi.
Pemberian infuse glukosa harus di hindari karena akan menambah
terjadinya asidosis di daerah infark yang mempermudah terjadinya
edem dan karena hiperglikemia menyebabkan perburukan fungsi
neurologis dan keluaran. Keseimbangan elektrolit harus di jaga.
c. Bowel
Defekasi dan nutrisi harus di perhatikan. Hindari terjadinya
obstipasi karena akan membuat lansia gelisah. Nutrisi harus cukup,
bila perludiberikan melalui nasogastic tube
d. Bladder
Miksi dan balance cairan harus di pehatikan. Jangan sampai terjadi
retensio urine. Bila terjadi inkontinensia, untuk laki-laki harus di
pasang kondom kateter,kalau wanita harus di pasang kateter tetap
e. Brain
Edema otak dan kejang harus di cegah dan di atasi.Bila terjadi
edema otak, dapat di lihat dari keadaan penderita yang mengantuk,
adanya bradikardiatau denganpemeriksaanfunduskopi, dapat di
berikan manitol. Untuk mengatasi kejang-kejang yang timbul dapat
di berikan diphenylhydantion atau carbamazepine
2 Pengobatan khusus
Pada fase akut pengobatan di tujukan untuk membatasi kerusakan
penumbra ini sebenarnya masih hidup, akan terapi tidak dapat berfungsi
oleh karena aliran darahnya tidak adekuat. Daerah inilah yang harus di
3 Terapi farmakologi
1.) Trombolisis
Satu-satunya obat yang di akui FDA sebagai standar adalah pemakaian
r- TPA ( recombinant- Tissue plasminogen Activitor) yang di berikan
pada penderita Stroke iskemik dengan syarat tertentu baik intravena
maupun arterial dalam waktu kurang dari 3 jam setelah onset Stroke.
2.) Antikoagulan
Obat yang di berikan adalah heparin atau heparinoid (fraxiparine).
menimbulkan embolus.
250 mg.
4.) Neuroprotektor
pentoksifilin.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Format Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
GENOGRAM
Keluhan utama saat ini:
Pasien mengatakan sudah 2 tahun tidak dapat beraktivitas sebagaimana biasanya.
Riwayat kesehatan keluarga
Tn. T.R mengatakan di keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit Stroke seperti
dirinya.
Riwayat Alergi
Tn. T.R mengatakan tidak memiliki alergi makanan atau obat-obatan yang dikonsumsi.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Keadaan umum Tn. T.R tampak bersih dan rapi
a) Nyeri :
Tn, T. R mengatakan sakit punggung karena banyak tidur.
b) Status gizi : BB saat ini : 45 kg TB: 150 cm BMI:
c) Personal Hygine: Tn, T. R mengatakan ia mandi 1 kali dalam sehari yaitu pada
waktu siang hari, keramas 2 kali dalam seminggu degan menggunakan shampo.
1. Sistem persepsi sensori
a. Pendengaran
Tn, T. R tidak memiliki gangguan pendengarannya baik di telinga sebelah kiri
maupun telinga sebelah kanan
b. Penglihatan
Tn, T. R tidak memiliki gangguan fungsi penglihatan, untuk membaca klien
tidak menggunakan kacamata.
c. Pengecap/Penghidu
Tn, T. R tidak memiliki gangguan pada indra pengecap atau penghidunya
karena Tn, T. R masih dapat membedakan bau-bauan dan juga dapat
membedakan rasa dari makanan. Mulut tampak bersih, gigi sebagaian sudah
jatuh.
d. Peraba
Kulit tampak keriput, turgor kulit kurang dari 2 detik, tidak ada lesi, capiraly
reptil kurang dari 2 detik dan tidak ada gangguan pada fungsi indra peraba.
2. Sistem pernafasan
a. Frekwensi : frekuensi napas Tn, T. R 21x/menit
b. Suara nafas : suara napas Tn, T. R vesikuler
3. Sistem kardiovaskular
a. Tekanan darah : 160/90 mmHg
b. Nadi: 80x/menit
c. Capillary Refill: <2 detik
4. Sistem saraf pusat
a. Kesadaran : Tn, T. R sadar sepenuhnya (Composmentis)
b. Orientasi waktu : Tn, T. R mengatakan hari ini hari selasa, tanggal 18 dan juga
sekarang sore hari
c. Orientasi orang : Tn, T. R mengetahui tetangganya
5. Sistem gastrointestinal
a. Nafsu makan : Tn, T. R mengatakan napsu makannya baik
b. Pola makan : Tn, T. R makan 3 kali dalam sehari yaitu pagi, siang dan
malam. Tn, T. R selalu makan nasi dan selalu menghabiskan makannya.
c. Abdomen :Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada lesi.
d. BAB : Tn, T. R mengatakan ia BAB 2 kali dalam hari
6. Sistem musculoskeletal
a. Rentang gerak : Tn, T. R tidak dapat bergerak secara bebas
b. Kemampuan ADL: Tn, T. R membutuhkan bantuan dalam melakukan
aktivitasnya sehari-hari
7. Sistem integument
Rentang gerak: 5 5
5 3
Orientasi Skor
Tertinggi Dicapai
Registrasi Memori
3. Sebut 3 obyek. 3 3
Tiap obyek 1 detik, kemudian lansia diminta mengulangi 3 nama
obyek tadi. Nilai 1 untuk setiap nama obyek yang benar. Ulangi
sampai lansia dapat menyebutkan dengan benar. Catat jumlah
pengulangannya.
Bahasa
6. Lansia diminta menyebut 2 benda yang ditunjukkan perawat, 2 2
misal : pensil, buku
Skor Total 30 28
Interpretasi :
Jumlah respon dijumlahkan dan dikategorikan menjadi :
(1) Skor ≤ 16 : Terdapat gangguan kognitif.
Skore
No Pertanyaan Jawaban
Penilaian SPMSQ :
(Nilai 1 atau
0)
1. Apakah pasien sukar tidur atau sering terbangun pada malam hari?
Tn, T. R mengatakan tidak terbangun pada malam hari.
2. Apakah pasien sering mengurung diri dan tidak mau berinteraksi dengan orang
lain?
Tn, T. R mengatakan tidak dapat berinteraksi dengan tetangganya karena
keadaan klien yang tidak memungkinkan.
3. Apakah pasien sering mengatakan tidak ada artinya hidup?
Tn, T. R mengatakan hidupnya berarti.
4. Apakah pasien sering mengatakan merasa kesepian?
Tn, T. R mengatakan tidak merasa kesepian karena cucunya selalu ada
bersama-sama dengan Tn, T. R sehingga pasien tidak mengalami kesepian
5. Apakah pasien tidak mampu melakukan aktifitas yang biasa dia lakukan?
Tn, T. R mengatakan sudah tidak mampu melakukan aktivitas sebagaimana
biasanya, dikarenakan kondisi yang alami oleh klien.
6. SKALA DEPRESI GERIATRI
(Geriatric Depression Scale 15-Item / GDS-15)
Pertanyaan Ya Tidak
Total 6 4
B. Hasil observasi:
C. Risiko rendah : bila < nilai mean (6,33)
D. 1= Risiko Tinggi : bila ≥ nilai mean (6,33)
E. Analisa Data
Data Masalah
DO:
Pergerakan terbatas
Tirah baring
Dibantu untuk berpindah ataupun kekamr mandi.
Fisik lemah
DO:
F. Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloasketal dibuktikan
dengan mengeluh sulit bergerak, gerakan terbatas, fisik lemah
2. Risiko jatuh dibuktikan dengan riwayat jatuh, tampak selalu berpegangan pada
pinnggir tempat tidur, jendela, tembok ketika berpindah tempat
G. Intervensi
H. Implementasi
I. Evaluasi