OLEH :
MUH. IRFAN
NIM. P00320015034
A. IDENTITAS PENULIS
B. PENDIDIKAN
1. SD : SDN 154 Akkajeng Tamat Tahun 2008
2. SMP : SMP Negeri 1 Sajoangin Tamat 2011
3. SMA : SMA Negeri 1 Penrang Tamat 2014
4. Diploma : Sejak 2015 berkuliah di Poltekkes Kendari
iv
HALAMAN MOTTO
Jangan ingat lelahnya belajar, tapi ingat buah manisnya yang bisa dipetik kelak
ketika sukses.
Tidak ada hal yang sia-sia dalam belajar karena ilmu akan bermanfaat pada
waktunya.
Kegagalan dan kesalahan mengajari kita untuk mengambil pelajaran dan menjadi
lebih baik.
Jadilah orang yang rajin sebelum menyesali kemalasan yang membuat kita melewatkan
kesempatan emas.
Orang yang belajar dari kesalahan dalah orang yang berani sukses.
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Karunia-
Nya jualah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat
Tahun 2018”
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, secara khusus penulis
ucapakan terima kasih kepada Abd. Syukur, S.Kep, Ns, MM selaku pembimbing
I dan Anita Rosanty, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
3. Hj. Nurjannah, B.Sc, S.Pd, M.Kes, Dali, SKM, M.Kes dan Asminarsih Z.P,
M.Kep, Sp. Kom, selaku penguji I, II dan III yang telah meluangkan
Kemenkes Kendari.
5. Dr. Ir. Sukanto Toding, MSP, MA, selaku Kepala Badan Penelitian dan
Penulis menyadari bahwa Hasil Studi Kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi, bahasa, maupun materi. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan sumbangan kepada penulis, semoga Hasil Studi Kasus ini dapat
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................................iii
RIWAYAT HIDUP......................................................................................................................iv
HALAMAN MOTTO...................................................................................................................v
ABSTRAK........................................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR................................................................................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................6
C. Tujuan Studi Kasus..............................................................................................7
D. Manfaat Studi Kasus...........................................................................................8
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 81
B. Hasil Studi Kasus 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Jadwal Penelitian
2 Lembar Permohonan Menjadi Responden
3 Surat Pernyataan Menjadi Rsponden
4 Format Asuhan Keperawatan “Personal Hygiene”
5 Satuan Acara Penyuluhan
6 Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Poltekkes Kendari
7 Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Sulawesi Tenggara
8 Surat Keterangan Bebas Administrasi
9 Surat Keterangan Bebas Pustaka
10 Surat Usulan Ijin Penelitian dari Jurusan
11 Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kendari
12 Surat Izin Penelitian dari Badan LITBANG Provinsi Sulawesi
Tenggara
13 Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi
Tenggara
14 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
15 Dokumentasi Penelitian
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diri sendiri, dapat mengatasi tekanan, bekerja secara produktif serta mampu
mental, spiritual, tapi tidak dapat mengendalikan stres dan tidak ingin
jiwa.
35 juta orang mengalami depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta orang
maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah serta memberikan dampak
gangguan jiwa berat nasional sebesar 1,7 jiwa per mil. Sedangkan di Provinsi
1
1,9%, dibawah DI Yogyakarta dan Aceh yang mengalami gangguan jiwa
rawat jalan laki-laki dan perempuan sebanyak 24.548 orang, kunjungan rawat
dan tindakan, di mana individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan orang
lain dan lingkungan (Marshaly, 2013). Gangguan jiwa terbagi kedalam dua
jenis yaitu gangguan jiwa ringan dan gangguan jiwa berat. Skizofrenia
yang biasanya berlangsung lama ini sering diartikan sebagai gangguan mental
sendiri. Hal ini ditandai dengan disorganisasi pikiran, perasaan dan perilaku
2
Pasien dengan gangguan jiwa seringkali tidak memperhatikan pola
kebersihan diri yang dimiliki. Hal ini dikarenakan menurunnya beberapa fungsi
otak yang dimiliki oleh pasien jiwa tersebut. Adanya penurunan fungsi otak yang
untuk melaksanakan personal hygiene secara mandiri dan pada akhirnya akan
berakibat kepada rendahnya personal hygiene yang dimiliki pada diri masing-
Tanda dan gejala pada pasien yang personal hygiene kurang biasanya
tampak seperti rambut kotor, gigi kotor, badan berdaki dan bau, kuku panjang
dan kotor, rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak
berceceran dan tidak pada tempatnya, buang air besar atau buang air kecil
tidak pada tempatnya dan tidak membersihkan diri dengan baik setelah buang
air besar atau buang air kecil (Keliat dan Akemat, 2014)
maka akan berakibat buruk baik bagi dirinya sendiri, orang lain serta lingkungan
dengan baik seperti gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. Sedangkan untuk
dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi dan gangguan interaksi sosial
3
dampak bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya adalah terganggunya
perawatan diri. Hal ini terjadi karena klien menderita gejala yang disebabkan
keluarga dan orang lain. Agar pasien gangguan jiwa dapat merawat diri
Penurunan ADL ( Activty of Daily Living) pada pasien jiwa di sebabkan oleh
Wulandari, 2016)
mandi, melatih pasien berdandan atau berhias, melatih pasien makan dan
minum secara mandiri dan mengajarkan pasien melakukan buang air besar
dan buang air kecil secara mandiri (Fitria, 2012). Untuk mengoptimalkan
4
Data dari Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi
Tenggara pada tahun 2017, pasien dengan gangguan jiwa sebanyak 11.329
jiwa dengan pasien rawat inap sebanyak 1.054 jiwa dengan skizofrenia
sebanyak 800 jiwa, sedangkan pasien rawat jalan sebanyak 10.275 jiwa
Tahun 2018).
dengan salah satu petugas didapatkan sekitar 65% pasien yang dirawat di
ruangan tersebut yaitu badan klien bau, pakaian yang tidak rapi, makan
berceceran, dan kadang buang air besar dan buang air kecil tidak pada
5
yang tidak rapi, makan berceceran dan rambut acak-acakan. Penerapan
B. Rumusan Masalah
tahun 2018 ?
6
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
7
D. Manfaat Studi Kasus
Kesehatan Kendari.
3. Penulis
4. Peneliti Selanjutnya
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terbagi, terpecah dan phrenia artinya pikiran. Jadi pikirannya terbagi atau
persepsi serta afek yang tidak wajar (Laraia, 2009). Penyakit ini bersifat
kronik dan melalui 3 fase, yaitu fase prodromal, fase aktif, dan fase
memburuk (Bustillo,2008)
9
penelitian ini peneliti akan mengambil sampel secara keseluruhan tanpa
2. Epidemiologi
seumur hidup sebesar 0,025 sampai 0,5 persen populasi total diobati
3. Etiologi
a. Genetik
10
menderita skizofrenia 7-16%; bila kedua orangtua menderita
b. Neurokimia
1) Hipotesis dopamin
glutamat dan neuropeptid lain masih terus diteliti oleh para ahli.
11
fungsi eksekutif dan memori pada penderita skizofrenia. Semua
4. Manifestasi Klinis
gejala positif, gejala negatif dan gejala kognitif (Maramis, 2005) yaitu :
a. Gejala positif
bunuh diri.
12
menjadi paranoid, mereka selalu merasa sedang di amat-amati,
mempedulikan sekelilingnya.
apa itu manusia, juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir, dimana dia
b. Gejala negatif
bisa melakukan hal-hal lain selain tidur dan makan. Perasaan yang
mungkin bisa menerima perhatian dari orang lain tapi tidak bisa
13
hidup klien skizofrenia. Mereka tidak merasa memiliki perilaku yang
lain.
kasus skizofrenia sering menyerang pada usia antara 15-30 tahun dan
c. Gejala kognitif
a. Thought echo yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
yaitu isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya
14
dirinya (withdrawal) dan tought broadcasting yaitu isi pikiran tersiar
dari luar.
atau mukjizat.
c. Halusinasi Auditorik
perilaku pasien.
3) Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah bagian tubuh.
15
5) Halusinasi yang menetap dari setiap panca indera baik disertai
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam
16
6. Tipe-Tipe Skizofrenia
a. Tipe paranoid
dengan satu atau lebih waham atau halusinasi dengar yang menonjol
dan tidak ada dari berikut ini yang menonjol: bicara terdisorganisasi,
sesuai.
b. Tipe terdisorganisasi
c. Tipe katatonik
17
d. Tipe tidak tergolongkan
e. Tipe residual
gejala negatif dua atau lebih gejala tertulis dalam kriteria A untuk
macam terapi yang bisa kita berikan pada pasien skizofrenia. Hal ini
diberikan dengan kombinasi satu sama lain dengan jangka waktu yang
a. Farmakoterapi
18
kelompok atipikal dan kelompok tipikal (Maslim, 2001). Faktor-
protein (Benhard,2007)
kuat dan efek sedatif yang lemah. Golongan obat ini lebih
gejala lain seperti penurunan interaksi sosial, ide bunuh diri dan
19
defisit kognitif dapat diatasi lebih baik pula dengan golongan
b. Non Farmakoterapi
obatan yaitu:
20
2) Terapi Berorientasi Keluarga
dan kemampuan koping yang dimiliki klian (stuart dan sundeen, 1995)
cara ini yang akan dipakai pada uraian berikut. Cara pengkajian lain
berfokus pada lima dimensi yaitu fisik, emosional, intelktual, sosial dan
spiritual.
a. Pengumpulan Data
1) Identitas
21
2) Alasan Masuk
orang lain.
3) Faktor Predisposisi.
4) Pemeriksaan Fisik
22
5) Psikososial
a) Genogram
b) Konsep diri
tersebut.
23
(4) Ideal diri
penyakitnya
(7) Spiritual
dirinya.
24
b. Kegiatan ibadah
Penampilan
memulai pembicaraan.
c. Aktivitas motorik
dan kompulsif.
d. Alam perasaan
dihina.
e. Afek
25
f. Interaksi selama wawancara
g. Persepsi
depersonalisasi.
h. Proses pikir
a. Makan
makan.
26
b. Berpakaian
c. Mandi
aroma bau.
d. BAB/BAK
e. Istirahat
f. Penggunaan obat
27
(10) Mekanisme
koping a. Adaptif
selalu malas.
b. Maladaptif
pelayanan kesehatan.
d. Pengetahuan
e. Sumber Koping
28
Individu dapat mengatasi stress dan ansietas
b. Analisis Data
2. Data subjektif data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan
disebut sebagai data primer, dan data yang diambil dari hasil
sekunder.
pohon masalah (FASID, 1983 & INJF, 1996). Agar penentuan pohon
29
tiga komponen yang teerdapat dipohon masalah, yaitu penyebab
Core Problem
Defisit Perawatan Diri
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
dimana perawat akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada klien
NOC
30
Kriteria hasil :
NIC
Aktivitas-aktivitas :
perawatan diri
perawatan diri
diri pasien
31
10) Jaga ritual kebersihan
untuk pasien
Memandikan
Aktivitas-aktivitas :
NOC
32
Kriteria hasil :
NIC
Berpakaian
Aktivitas-aktivitas :
berpakaian
33
c. Defisit perawatan diri : makan/minum
NOC
Kriteria hasil :
NIC
makan Aktivitas-aktivitas :
34
7) Berikan penurunan nyeri yang cukup sebelum makan, dengan
tepat
keinginan
sendiri
35
24) Gunakan alat makan dan gelas yang tidak mudah pecah dan
dengan tepat
NOC
Kriteria hasil :
4) Membuka pakaian
9) Mengosongkan usus
12) Berdiri setelah eliminasi atau berdiri dari kursi bantu untuk
eliminasi
36
NIC
Aktivitas-aktivitas :
perawatan diri
perawatan diri
eliminasi
toilet/commode, pispot)
dengan tepat
37
Manajemen lingkungan
Aktivitas-aktivitas :
SP 1 pasien :
makan/minum, BAB/BAK.
d. Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan ganti pakaian, sikat
38
e. Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan mandi, sikat
gigi (2 kali per hari), cuci rambut ( 2 kali per minggu), potong kuku
berdandan.
Beri pujian.
b. Jelaskan cara buang air besar dan buang air kecil yang baik.
c. Latih buang air besar dan buang air kecil yang baik.
39
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum serta buang air besar dan buang air
kecil.
5. Implementasi
rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh pasien saat ini.
6. Evaluasi
dibagi dua yaitu: Evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap
pasien langsung.
40
c. A : Analisis ulang atas data subjektif data subjektif dan objektif
masalah baru atau ada data yang kontradiksi dengan masalah yang
ada .
respon pasien yang terdiri dari tindakan lanjut pasien dan tindakan
d. Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang
baru.
yang positif. Pasien dan keluarga juga dimotivasi untuk melakukan self-
7. Dokumentasi
hendaknya tidak dianggap hal yang sepele oleh perawat maupun peserta
41
didik keperawatan, dan hal ini dianjurkan menggunakan formulir yang
Hygiene 1. Pengertian
42
2. Tujuan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
hygiene yaitu:
d. Pencegahan penyakit.
f. Menciptakan keindahan.
hygiene yaitu :
a. Praktik sosial
mandi, dan jenis hygiene mulut. Pada masa remaja, hygiene pribadi
43
terjadi beberapa perubahan dalam praktik hygiene karena perubahan
b. Pilihan pribadi
Perawat tidak mencoba mengubah pilihan klien kecuali hal itu akan
c. Citra tubuh
dalam menjalankan praktik hygiene dirinya, hal ini bisa dilihat dari
44
d. Status sosial ekonomi
f. Variabel budaya
45
memungkinkan juga menganggap bahwa kesehatan dan kebersihan
g. Kondisi fisik
4. Rentang Respon
46
Adaptif Maladaptif
47
d. Kurang perawatan diri : toileting
Kemampuan
Faktor Prespitasi
melakukan aktivitas
Faktor Predisposisi
Kurang penurunan
Perkembangan :
motivasi
keluarga terlalu
Kerusakan kognisi
memanjakan klien
atau perceptual
Biologis : penyakit
Lelah/ lemah yang
kronis Data Obyektif
dialami individu
Kemampuan realitas Data Subyektif
Rambut kotor, acak-acakan
menurun :
Pasien mersa lemah Badan dan pakaian kotor
ketidakpedulian dirinya
Malas untuk beraktivitas dan bau
Merasa tidak berdaya Mulut dan gigi bau
Sosial : kurang
Kulit kusam dan kotor
Defisit
dukungan dan latihan Koping individu tidak efektif Perawatan
Kuku panjang dan tidak
terawat Diri
48
a. Fisik
b. Psikologis
c. Sosial
1) Interaksi kurang.
2) Kegiataan kurang.
adalah :
a. Data subyektif
b. Data obyektif
49
2) Bdan dan pakaian kotor dan bau.
a. Dampak fisik
b. Dampak psikososial
interaksi sosial.
9. Mekanisme Koping
50
dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengulangi
51
BAB III
(Hidayat, 2012). Studi kasus ini ditujukan untuk membuat gambaran tentang
Subjek studi kasus ini mengambil subjek satu partisipan yaitu partisipan
adalah :
Kriteria Inklusi :
hygiene
52
d. Pasien skizofrenia dengan masalah pemenuhan kebutuhan pesonal
Sulawesi Tenggara
2015). Kriteria ekslusi : Pasien yang mengalami cacat fisik yang dapat
1. Asuhan keperawatan
evaluasi.
53
3. Kebutuhan personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
eliminasi BAB/BAK.
Studi kasus ini telah dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2018 s/d 19
Juni 2018.
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti
mendapatkan data dari sumber yang sama yaitu dengan menggunakan teknik
1. Observasi
54
2. Wawancara
3. Dokumentasi
dilakukan.
Instrumen yang digunakan dalam studi kasus ini adalah format asuhan
aspek medik.
personal hygiene .
intervensi.
55
4. Format implementasi keperawatan terdiri dari: hari dan tanggal, diagnosa
implementasi keperawatan.
tindakan keperawatan
permohonan izin kepada instansi tempat pelaksanaan studi kasus, dalam hal
56
mengetahui maksud dan tujuan serta dampak pengumpulan data, jika
pengumpulan data.
3. Confidentiality (kerahasian)
oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan pada
hasil penelitian.
57
BAB IV
2
terletak diatas tanah seluas 14.000 m dengan bangunan yang didirikan dan
2
digunakan untuk operasional pelayanan sampai saat ini seluas 5.992 m ,
berada di Jalan Dr. Sutomo No. 29 Kendari dengan kapasitas 205 tempat
Tenggara pada awal berdirinya merupakan rumah sakit khusus tipe B Non
Tenggara, pada tahun 2012 Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara
No. 22 Tahun 2012. Meskipun tipe rumah sakit belum berubah namun
dengan kerja keras dalam pemerintahan lima tahun kedepan akan menjadi
58
1. Visi
dengan memperhatikan visi kepala daerah dan wakil kepala daerah yang
2. Misi
profesi.
3. Sasaran
59
a. Terselenggaranya kerjasama dengan instansi pendidikan kedokteran
nutrisionis.
spesialis lainnya.
4. Jenis Pelayanan
a. Pelayanan intramural
1) IGD psikiatrik
2) Rawat inap
3) Pelayanan geriatri
7) Farmasi klinik
8) Radiologi
60
9) Gizi
10) Labolatorium
b. Pelayanan ekstramural
3) Droping
Penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 6 Juni 2018 s/d 19 Juni
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
b. Alasan Masuk
61
mobil, marah-marah tanpa sebab, emosi labil, bicara-bicara
berantakan.
c. Faktor Predisposisi
d. Pemeriksaan Fisik
0
1) Tanda vital TD: 130/70 mmHg N:89 x/m S:36 c P: 19 x/m
garuk tubuhnya
62
e. Keluarga
X X X X
30
f. Psikososial
1) Konsep Diri
berumur 30 tahun
keluarganya
sendiri
63
e) Harga diri :
2) Hubungan Sosial
masyarakat
menerima keberadaannya
g. Status Mental
1) Penampilan
tidak rapi, kuku panjang dan kotor, badan bau dan mulut bau,
2) Pembicaraan
64
3) Aktivitas motorik
4) Alam perasaan
perlu dikhawatirkan.
5) Afek
tampak tenang
yang pelan serta kontak mata yang kurang. Namun klien tidak
7) Persepsi
65
8) Proses pikir
9) Isi pikir
11) Memori
66
13) Kemampuan penilaian
Klien mampu memilih salah satu dari dua pilihan yang diajukan.
butuh perawatan
1) Makan
Klien makan 3x sehari dengan nasi, lauk pauk dan sayuran dan
tanah/kedelai.
2) BAB/BAK
3) Mandi
67
4) Berpakaian/Berhias
5) Istirahat/tidur
Klien tidur siang selama 1-2 jam sehari, pada malam hari Ny. H
6) Penggunaan obat
7) Pemeliharaan kesehatan
68
i. Mekanisme Koping
1) Koping adaptif
2) Koping maldaptif
kamar.
keberadaan klien.
69
5) Masalah dengan perumahan Klien
6) Masalah ekonomi
k. Pengetahuan
mencari pekerjaan.
l. Aspek Medik
secara oral
Daftar Masalah
70
d. Isolasi social
f. Kurang pengetahuan
Analisa Data
Masalah
No Data
Keperawatan
DS : Gangguan persepsi
- Klien mengatakan ada suara-suara sensori : halusinasi
yang menyuruhnya untuk tidak
melakukan aktivitas.
- Klien merasa tidak mampu
melakukan aktivitas
1
DO :
- Klien tampak bicara-bicara sendiri.
- Klien tampak mondar-mandir di
ruangan.
- Klien tampak bingung dan bicara
tidak jelas (ngawur).
71
DS : Defisit perawatan diri:
Mandi dan berhias
- Klien mengatakan tidak bisa
bersisir sendiri
- Klien mengatakan gatal-gatal di
seluruh tubuhnya
3
DO :
- Nampak pakaian tidak rapi dan
mulut bau,
- Tampak menggaruk-garuk tubuhnya.
- Rambut berantakan
3. Intervensi Keperawatan
dengan benar
4. Implementasi Keperawatan
72
Implementasi pada diagnosa keperawatan defisit perawatan diri
benar.
5. Evaluasi Keperawatan
kebersihan diri yaitu mandi dan gosok gigi tapi belum mandiri. Peneliti
C. Pembahasan
pasien Ny. H dengan masalah defisit perawatan diri yang dilakukan sejak
tanggal 6 Juni 2018 s/d 19 Juni 2018 di ruangan Delima Rumah Sakit Jiwa
a. Pengkajian Keperawatan
1) Keluhan utama
marah tanpa sebab, emosi labil, bicara- bicara sendiri, baju berlapis-
73
Hal ini sesuai dengan teori Dermawan (2013), menjelaskan
bahwa keadaan fisik pasien yaitu badan bau, pakaian kotor, rambut
Keadaan psikologis dan sosial klien yaitu klien malas, menarik diri,
kesesuaian antara kasus dengan konsep teori bahwa tanda dan gejala
yang muncul atau yang dialami oleh Ny. H terdapat dalam teori.
2) Faktor Predisposisi
faktor sosial.
74
perawatan diri dan lingkungannya. Situasi lingkungan
3) Hubungan Sosial
4) Status Mental
75
bertentangan dengan teori Dermawan (2013), yang menyatakan
b. Diagnosa Keperawatan
diagnosa defisit perawatan diri, harga diri rendah dan gangguan persepsi
masalah pada pasien dengan gangguan defisit perawatan diri yaitu harga
defisit perawatan diri yaitu pada Ny. H didapatkan data gigi tampak
kuning, mulut bau, pakaian tidak rapi, terdapat penyakit kulit di seluruh
Dermawan (2013), dimana kuku klien kotor, gigi kotor disertai mulut
bau, penampilan tidak rapi, badan bau dan pakaian kotor, rambut dan
kulit kotor.
praktek tentang tanda dan gejala pasien yang yang peneliti temukan di
lapangan.
76
c. Intervensi Keperawatan
yaitu gangguan defisit perawatan diri, harga diri rendah dan halusinasi,
prioritas pertama defisit perawatan diri pada Ny. H yang dilakukan pada
klien terdiri dari dua latihan yaitu pertama perawat melatih cara menjaga
sisiran.
tindakan keperawatan.
77
perkembangan pasien sehingga tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan
dapat tercapai
d. Implementasi Keperawatan
masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai dengan kondisinya (here and
now).
subjektif, hanya saja pasien masih malas untuk melakukan apabila tidak
78
mengenai kemampuan perawatan diri pada 50 orang klien defisit
perawatan diri.
e. Evaluasi Keperawatan
dilakukan dari tanggal 11 Juni 2018 sampai 13 Juni 2018. Evaluasi yang
terapeutik dan saling percaya antara perawat dan klien ditandai dengan
79
Keadaan ini sesuai dengan teori Dermawan (2013), mengatakan
80
BAB V
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
pohon masalah yang ada pada teori. Asumsi peneliti terdapat perbedaan
antara teori dan praktek yang peneliti temukan dilapangan. Penulis tidak
dengan penulis.
3. Intervensi keperawatan
dengan pohon masalah yang telah ada baik itu dari penyebab maupun
4. Implementasi keperawatan
yang telah peneliti susun yang didapat dari teoritis. Pelaksanaan tindakan
5. Evaluasi keperawatan
B. Saran
82
bahwa perawat tidak hanya terfokus melakukan implementasi pada
3. Bagi Penulis
menjadikan hasil penelitian ini sebagai data dan informasi dasar untuk
83
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, Deden dan Rusdi. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Kperawatan Jiwa. Yogyakarta, Gosyan Publishing.
Direja, Ade Herman Surya. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa,
Yogyakarta : Nuha Medika
Fitria, Nita. (2012). Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan
dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7
diagnosis keperawatan jiwa berat, Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah
Ed. Jakarta : Salemba Medika.
Sadock, BJ., Sadock, V.A., (2010). Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis.
Jakarta: EGC
Stuart G.W dan Laraia M.T. (2005). Prinsip dan Praktek Keperawatan Psikiatri.
Edisi 8. St. Louis: Mosby Book INC
UU Nomor 18 Tahun 2014 pasal 1 (ayat 1 & 3) Tentang Kesehatan Jiwa. Yusuf,
AH, dkk. 2015. Buku Ajar Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN
BULAN
NO KEGIATAN PENELITIAN MARET APRIL MEI JUNI JULI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. PENYUSUNAN PROPOSAL
2. SEMINAR PROPOSAL
3. PERBAIKAN PROPOSAL
4. IZIN PENELITIAN PKL
5. PENGAMBILAN DATA
6. ANALISA DATA & KONSULTASI
7. SEMINAR HASIL
8. PERBAIKAN
9. PENYUSUNAN DAN PENGGANDAAN
Lampiran 4
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
X X X X
30
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda [√ ] Ya [ ] Tidak
C. Tidur
Apakah ada gangguan tidur :
[ ] Sulit untuk tidur [ ] Bangun terlalu pagi [ ] Sonambulisme
[ ] Terbangun saat tidur [√ ] Gelisah saat tidur
Jelaskan : Klien tidur siang selama 1-2 jam sehari,
pada malam hari Ny. H tidur dengan cukup.
Masalah keperawatan : Tidak ada
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Defisit Perawatan Diri Pasien mampu: Setelah 2-4x pertemuan: SP 1 Pasien : pengkajian dan melatih cara menjaga
Menjaga kebersihan Klien mampu menjaga kebersihan diri : mandi, cuci rambut, sikat gigi,
diri sesuai strategi kebersihan diri dengan cara: potong kuku
pelaksanaan tindakan a. Membersihkan diri dengan Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri,
keperaw atan sehingga cara mandi berdandan,
klien merasa nyaman b. Mampu berhias dan bedandan a. Jelaskan pentingnya kebersihan diri.
dan rapi b. Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
c. Latih cara menjaga membersihkan diri : mandi dan
ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku
d. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan mandi
dan sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2 kali
per minggu) potong kuku (satu kali per minggu)
Diagnosa
Hari/ Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
Senin, 11 Juni 2018 Defisit Perawatan SP 1 Pasien: pengkajian dan melatih cara
Diri menjaga kebersihan diri : cuci rambut, sikat
gigi, potong kuku S : Klien mengatakan sudah
a. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri. mengeti cara kebersihan diri tetapi
b. Menjelaska alat dan cara kebersihan diri masih malas melakukannya sendiri
c. Melatih cara menjaga membersihkan O : Klien masih tampak enggan
diri: mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, dan sedikit harus dipaksa untuk
cuci rambut, potong kuku mandi
d. Memasukan pada jadwal kegiatan untuk A: Masalah teratasi sebagian
latihan mandi dan sikat gigi (2 kali per P : Intervensi dilanjutkan
hari), cuci rambut (2 kali per minggu)
potong kuku (satu kali per minggu)
Rabu, 13 Juni 2018 Defisit Perawatan SP 2 Pasien: melatih cara berdandan S : - Klien mengatakan tidak perlu
Diri setelah kebersihan diri : sisiran untuk berdandan karena tidak
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian akan pergi kemana-mana.
pasien - Klien mengatakan akan
b. Menjelaskan cara berdandan berdandan jika di jemput
c. Membantu pasien mempraktekkan cara suaminya
berdandan O : Klien tidak mau sisiran setelah
d. Menganjurkan pasien memasukkan mandi, dan masih belum rapi
dalam jadwal kegiatan harian A: Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Lampiran 5
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang defisit perawatan
diri, pasien gangguan jiwa di Ruang Delima RSJ Prov. Sulawesi
Tenggara serta keluarga pasien mampu memahami dan menyadari
bahaya defisit perawatan diri.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan pasien
gangguan jiwa di Ruang Delima RSJ Prov. Sulawesi Tenggara serta
keluarga pasien mampu :
a. Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri
b. Menyebutkan penyebab defisit perawatan diri
c. Menyebutkan tanda dan gejala defisit perawatan diri
d. Menyebutkan komponen kebersihan diri
e. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
f. Menjelaskan akibat dari defisit perawatan diri
g. Menjelaskan cara perawatan kebersihan diri
B. Materi
1. Pengertian defisit perawatan diri
2. Penyebab defisit perawatan diri
3. Tanda dan gejala defisit perawatan diri
4. Komponen kebersihan diri
5. Pentingnya kebersihan diri
6. Akibat dari defisit perawatan diri
7. Cara perawatan kebersihan diri
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
D. Media atau Alat Bantu
Leafleat berisi gambar dan tulisan tentang pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, serta akibat dari defisit perawatan diri
E. Evaluasi Pembelajaran
1. Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.
a. Apakah pernah mengenal istilah defisit perawatan diri?
b. Apa saja penyebab defisit perawatan diri?
c. Apa saja tanda dan gejala defisit perawatan diri?
d. Apa saja komponen kebersihan diri?
e. Apa pentingnya kebersihan diri?
f. Apa akibat defisit perawatan diri?
g. Bagaimana perawatan kebersihan diri?
2. Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan yang sama
dengan pertanyaan pada tes awal.
F. Proses Penyuluhan
No Fase Kegiatan Kegiatan Sasaran
1. Pembukaan: Memberi salam pembuka Menjawab salam
3 menit Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menjelaskan pokok Memperhatikan
bahasan dan tujuan
penyuluhan
2. Pelaksanaan: Menjelaskan pengertian Memperhatikan
30 menit defisit perawatan diri
Menyebutkan penyebab Memperhatikan
defisit perawatan diri
Menyebutkan tanda dan Memperhatikan
gejala defisit perawatan
diri Bertanya dengan penuh
Memberi kesempatan antusias
Memperhatikan
untuk bertanya
Menyebutkan komponen
Memperhatikan
kebersihan diri
Menjelaskan pentingnya
Memperhatikan
kebersihan diri
Menjelaskan akibat dari
Memperhatikan
defisit perawatan diri
Menjelaskan cara
Bertanya dengan penuh
perawatan kebersihan diri
antusias
Memberi kesempatan
untuk bertanya
Evaluasi: Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan
3. 5 menit tentang materi yang telah
diberikan dan memberi
reinforcement kepada
sasaran yang dapat
menjawab pertanyaan
Terminasi: Mengucapkan terima Mendengarkan
4. 2menit kasih atas peran serta
peserta
Mengucapkan salam Menjawab salam
penutup
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien/sasaran hadir dalam kegiatan penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di Ruang Delima Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya (SAP, Leafleat)
2. Evaluasi Proses
a. Pasien antusias terhadap materi penyuluhan
b. Pasien tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan
selesai
c. Pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
a. Pasien mengenal istilah defisit perawatan diri
b. Pasien mengetahui penyebab defisit perawatan diri
c. Pasien mengetahui tanda dan gejala defisit perawatan diri
d. Pasien mengetahui komponen kebersihan diri
e. Pasien mengetahui pentingnya kebersihan diri
f. Pasien mengetahui akibat dari defisit perawatan diri
g. Pasien mengetahui cara perawatan kebersihan diri
MATERI
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Pengertian
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygiene yang baik.
Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat,
tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi
kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan
memakai pakaian yang bersih.Mencuci adalah salah satu cara menjaga
kebersihan dengan memakai air dan sejenis sabun atau deterjen. Mencuci
tangan dengan sabun atau menggunakan produk kebersihan tangan
merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk-
pilek. Orang yang memiliki penampilan serta gaya yang jorok akan dijauhi
dari pergaulan sehari-hari dan akan sulit mendapat teman, pacar, jodoh,
pekerjaan, kepercayaan dan lain-lain.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Depkes: 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)
(Nurjannah, 2004).
Menurut Poter Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan
Wartonah 2000).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, defisit perawatan diri
ialah suatu kondisi seseorang dimana seseorang yang mengalami kelemahan
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) secara
mandiri.
B. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan
diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000),
penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan: keluarga terlalu melindungi dan memanjakan pasien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis: penyakit kronis yang menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun: pasien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian
dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial: kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah
penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau perseptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
C. Tanda dan Gejala
1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor/kumal dan
banyak kutu, badan bau, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang
dan kotor, serta tubuh dipenuhi dengan penyakit kulit (jamur, koreng,
borok, dll)
2. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-
acakan, penampilan dekil/kumal, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian
tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak mampu bercukur, pada pasien
perempuan tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada
tempatnya
4. Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air
besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihkan
diri dengan baik setelah BAB/BAK
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur
e. BAK dan BAB di sembarang tempat
D. Komponen Kebersihan Diri
1. Kebersihan rambut dan kulit kepala
2. Kebersihan mata, telinga, dan hidung
3. Kebersihan gigi dan mulut
4. Kebersihan badan
5. Kebersihan kuku tangan dan kaki
6. Kebersihan pakaian
E. Pentingnya Kebersihan Diri
Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri.
Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko seseorang terhadap
kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang
berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.
F. Akibat
Defisit perawatan diri berdampak pada fisik maupun psikis pada diri
seseorang.
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang sering diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi adalah gangguan intregitas kulit (badan gatal-gatal
dan terkena penyakit kulit), rambut dipenuhi kutu atau ketombe,
gangguan membran mukosa mulut (karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi
dan bau mulut), infeksi pada mata, gangguan pendengaran akibat
penumpukan kotoran telinga dan dapat menimbulkan infeksi pada
telinga, serta gangguan fisik pada kuku yang dapat menjadi penyebab
kuman penyakit (seperti, penyakit saluran pencernaan, diare/sakit perut).
2. Dampak psikososial
Masalah yang muncul pada personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan di cintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi dan ganguan interaksi sosial (dijauhi orang).
G. Cara Perawatan Kebersihan Diri
1. Cara perawatan rambut dan kepala
a. Bersihkan rambut dengan shampo secara rutin (min. 2x/mg)
b. Potong dan sisir rambut agar terlihat rapi
2. Cara menjaga kebersihan muka dan mata
a. Cuci muka minimal 3x/hari
b. Bersihkan daerah mata dari arah luar ke dalam (bersihkan kotoran
mata yang menempel pada sudut kelopak mata)
c. Bila mata kemasukan benda segera keluarkan menggunakan kain
atau tissue yang lembut, lakukan dengan hati-hati
d. Bila mata terkena air sabun segera cuci menggunakan air bersih
3. Cara menjaga kebersihan telinga dan hidung
Bersihkan hidung dan telinga secara rutin ( 1-2 mg/1x) lakukan dengan
hati-hati menggunakan alat yang bersih dan aman.
4. Cara menjaga kebersihan gigi dan mulut
Sikat gigi minimal 2 kali sehari yaitu, setiap selesai makan dan sebelum
tidur dengan cara yang benar dan teratur
5. Cara menjaga kebersihan badan
a. Mandi menggunakan sabun mandi secara rutin minimal 2 kali sehari
(bila perlu lakukan lebih sering bila kerja ditempat kotor/banyak
berkeringat)
b. Gunakan pakaian yang bersih dan rapi (pakaian diganti 1 x/hr atau
bila pakaian sudah kotor/basah)
c. Bila terkena jamur kulit, lakukan mandi seperti biasa. Hindari
penggunaan pakaian, handuk, selimut, sabun mandi, dan sarung
secara berjamah. Hindari penggunaan pakaian yang lembab/basah
(karena keringat/sebab lain). Gunakan obat anti jamur kulit (bila
perlu).
6. Cara menjaga kebersihan tangan dan kaki
a. Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hari atau setiap kotor.
Menjaga kebersihan diri, mencegah penyakit diare/mencret-
mencret, mencegah penyakit cacingan, mencegah penyakit typhus,
dan mencegah penyakit flu burung. Cuci tangan bisa dilakukan pada
waktu sebelum dan setelah makan, sebelum melakukan kegiatan
apapun yang memasukkan jari ke dalam mulut atau mata, setelah
BAK dan BAB, setelah membuang ingus, setelah membuang
sampah, setelah bermain dengan hewan/unggas dan hewan
peliharaan, sebelum memasukkan dan mengeluarkan lensa kontak,
dan sebelum mengobati luka.
b. Potong kuku 1 kali/minggu atau saat terlihat panjang ( gunakan
pemotong kuku dan setelah dipotong ujung kuku dihaluskan/dikikir)
c. Gunakan alas kaki yang lembut, aman, dan nyaman.
7. Cara menjaga alat
kelamin Wanita:
a. Jaga kebersihan selama menstruasi, Kebersihan pada saat siklus
menstruasi sangatlah penting untuk menghindari masalah vagina.
Hindari menggunakan pembalut yang beraroma (parfum) dan
mengangdung gel, karena dapat menimbulkan iritasi dan gatal pada
vagina. Selain itu, selalu menjaga daerah vagina tetap bersih dan
kering. Ganti pembalut jika terdapat gumpalan darah di atas
pembalut, yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan bakteri dan
jamur.
b. Basuh vagina dengan air besih dan mengalir, Untuk menghindari
masuknya bakteri dan jamur, basuhlah organ intim dengan air bersih
dari arah depan ke belakang (vagina ke anus). Selain itu, selalu
gunakan air yang mengalir atau berasal dari kran jika berada di toilet
umum.
c. Keringkan setelah buang air kecil atau besar, Setelah Anda selesai
buang air kecil atau besar, biasakan selalu mengeringkan organ intim
dengan tisu atau handuk. Hal ini dapat menghindari
perkembangbiakkan bakteri di dalam dan sekitar vagina.
d. Setelah BAB dan BAK, bersihkan alat kelamin dengan air bersih dan
sabun. Saat membersikan daerah anus, maka sebaiknya dari arah
depan ke belakang.