Disusun Oleh:
Nurhikmah (70300117018)
Israwati (70300117036)
JURUSAN KEPERAWATAN
Puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berjudul “Penyakit Jantung Koroner” yang disusun untuk memenuhi tugas mata
kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikanLP dan ASKEP ini
membentuk sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing, membentuk
watak dan jiwa sosial, berbudaya, berakhlak dan berbudi luhur, serta berwawasan
pengetahuan yang luas dan menguasai teknologi. LP dan ASKEP ini dibuat oleh
Oleh karena itu, segala kritikan dan saran yang membangun akankami terima
dengan lapang dada sebagai wujud koreksi atas diri tim penyusun yang masih
belajar. Akhir kata, semoga LP dan ASKEP CA Paru ini bermanfaat bagi kita
semua.Aamiin.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
proses pasif karena sebagian besar dihasilkan oleh kolesterol yang berada
dapat dihindari oleh faktor penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden PJK
(Shivaramakrishna. 2000).
Pada dekade sekarang sejak konferensi klinis terakhir oleh New York
penting mengenai penyakit ini, cara pencegahan dan kontrol. Hal ini
dinyatakan dalam besarnya perubahan yang jelas secara klinis dari PJK
dan banyaknya faktor yang mungkin relevan, besarnya jumlah pasien yang
ikut, kelompok yang akan termasuk dalam semua kasus PJK yang timbul
banyak terjadi pada individu dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Hal
ini dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan makanan yang menjadi faktor
saji (fast food) atau yang juga dikenal sebagai makanan sampah (junk
sisi lain, makanan ini sebenarnya tidak memiliki kandungan gizi yang
sehari di McDonalds, Burger King atau restoran cepat saji lain selama 4
kali.
Aktivitas fisik yang sedikit dan makanan cepat saji menjadi bagian
dari kehidupan pekerja kantor dewasa ini. Hal ini disebabkan oleh
raga dan merujuk kepada perilaku hidup yang instan, misalnya makanan.
Gaya hidup yang demikian akan menyebabkan terjadinya penumpukan
jarang memakan makanan hewani seperti daging dan ikan, makanan cepat
Walaupun demikian, dewasa ini PJK bukan hanya menjadi penyakit bagi
mengandung minyak tak jenuh dan trans yang bisa terdapat pada minyak
Association, 2008).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Jantung
2. Pembuluh darah
mendekat jantung.
3. Darah
darah antara jantung dan paru. Sirkulasi sistemik terdiri atas pembuluh
darah yang mengangkut darah antara jantung dan sistem organ. Walaupun
secara otomatis jantung adalah satu organ, sisi kanan dan kiri jantung
berfungsi sebagai dua pompa yang terpisah. Jantung terbagi atas separuh
kanan dan kiri serta memiliki empat ruang, bilik bagian atas dan bawah
suatu pertisi otot kontinu yang mencegah percampuran darah dari kedua
sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh jantung kanan
vena besar yang dikebal sebagai vena kava darah yang masuk ke atrium
berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2-nya dan ditambahi dengan
CO2. Darah yang miskin akan oksigen tesebut mengalir dari atrium kanan
darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan
mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri
Arteri besar membawa darah menjauh ventrikel kiri adalah aorta. Aorta
otot, otak, dan semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri
Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan
kembali ke sisi kanan jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus
Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama.
Volume draah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi
dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan
jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan
kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke
dalam sistim dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi
kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi kiri kanan sehingga sisi kiri
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari
antara atrium dan ventrikel kanan dan kiri. Kutup AV kanan disebut
dengan kutup tricuspid karena memiliki tiga daun kutup sedangkan kutup
AV kiri sering disebut denagn kutup bikuspid atau kutup mitral karena
trdiri atas dua daun kutup. Kutup-kutup mengizinkan darah mengalir dari
rendah dari tekanan ventrikel), namun secara alami mencegah aliran darah
Dua kutup jantung lainnya yaitu kutup aorta dan kutup pulmonalis
terletak pada sambungan dimana tempat arteri besar keluar dari ventriel.
Keduanya disebut dengan kutup semilunaris karena terdiri dari tiga daun
Kutup ini akan terbuka setiap kali tekanan di ventrikel kanan dan kiri
melemas dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta and arteri
ventrikel
Walaupun tidak terdapat kutup antara atrium dan vena namun hal
ini tidak menjadi masalah. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu karena
tekanan atrium biasanya tidak jauh lebih besar dari tekanan vena serta
berkontraksi (Anonimus,2010).
isi jantung dan berelaksasi untuk mengisi darah. Siklus jantung terdiri atas
periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan
tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik ini dimulai
pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena
AV), bekas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.
Potensial aksi ini dicetuskan oleh nodus- nodus pacemaker yang terdapat
di jantung dan dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+,
B. Definisi
dan hasil produk darah, jaringan fibrus dan defosit kalsium yang
C. Etiologi
jantung koroner terbagi dalam faktor-faktor besar (major risk factor) dan
a) Usia
Usia adalah faktor risiko terpenting dan 80% dari kematian penyakit
jantung koroner (PJK) terjadi pada orang dengan usia 65 tahun atau
b) Jenis Kelamin
koroner, kaum ibu biasanya tidak terserang oleh penyakit ini sampai
d) Hiperlipidemia
e) Merokok
perokok itu sendiri, tetapi juga oleh perokok pasif/orang yang ada
a) Obesitas
Obesitas atau berat badan berlebih yang berhubungan dengan beban
b) Kurang Gerak
1996)
c) Diabetes Mellitus
D. Patofisiologi
pada manusia, ditandai dengan akumulasi bahan lemak (lipid) dan jaringan
emboli.
arteri coroner utama. Arteri coroner kiri lebih sering terkena dibandingkan
timbul pada dinding arteri koroner disebut garis lemak. Lesi ini timbul
pada pembuluh-pembuluh coroner pada usia 15 tahun. Sel-sel yang
mengandung lipid atau “foam cells (sel-sel busa)” invasi kedalam dinding
fibrosa berkapur atau disebut komplikasi lesi yang sangat timpang. Depost
biasanya tidak akan terjadi sampai arteri 75% tersumbat bisa berakibat
1. Iskemia
darah dan denyut jantung sebelum timbul nyeri. Jelas bahwa, pola ini
respon vagus.
reseptor saraf nyeri terangsang oleh metabolit yang tertimbun atau oleh
Angina yang lebih jarang yaitu angina prinzmetal lebih sering terjadi pada
waktu istirahat dari pada waktu bekerja, dan disebabkan oleh spasme
setempat dari arteri epikardium. Mekanisme penyebabnya masih belum
2. Infark
dikelilingi oleh suatu daerah iskemik yang berpotensi dapat hidup. Ukuran
infark akhir tergantung dari masih nasib daerah iskemik tersebut, bila
pinggir daerah ini mengalami nekrosis maka besar daerah infark akan
inferior biasanya disebabkan oleh lesi pada arteria koronaria sinistra, dan
dapat disertai berbagai derajat blok jantung. Infark miokardium jelas akan
E. Manifestasi klinis
jaringan tidak akan timbul keluhan atau manifestasi klinis. Dalam keadaan
frekuensi denyut jantung dan isi sekuncup seperti pada saat melakukan
oksigen dari aliran darah koroner akan habis dalam keadaan tersebut.
istirahat atau aktif), dan luasnya daerah yang terkena. Dalam keadaan
ini tidak memberi keluhan, sering disebut penyakit jantung koroner laten
1. Iskemia
Price, 2006)
2. Palpitasi
iskemia seperti aktifitas fisik, stress dll. Mungkin ia timbul primer atau
3. Sesak Napas
aktifitas ringan, seperti naik tangga 1-2 lantai ataupun berjalan terburu-
buru atau berjalan datar agak jauh. Pada keadaan yang lanjut dapat
4. Angina Pektoris
khas bagi PJK. Memang angina pectoris merupakan gejala yang paling
menyebar ke salah satu atau kedua tangan, leher atau punggung. Sakit
sering timbul pada kegiatan fisik maupun emosi atau dapat timbul
pola sakit dadanya dapat dicetuskan kembali oleh suatu kegiatan dan
(sakit dada tidak lebih lama dari 15 menit). Pada angina pectoris tidak
koronaria.
5. Infark Miokard
dan luasnya miokard infark tergantung pada arteri yang kolusi dan
aliran darah kolateral. Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal,
F. Pemeriksaan penunjang
jantung
Ekokardiografi RNMI
Kelainan Fungsi Diastolik -/+ stress atau obat-
obatan
Ekokardiografi RNMI
-/+ stress atau obat-
Kelainan Fungsi Sistolik
obatan
Holter
Holter
Angina Pektoris
Total Iskemia
iskemia atau infark lama. Iskemia miokardium secara khas disertai oleh
jarang terlihat, karena terjadi dalam waktu relative singkat yang kemudian
tahap kerusakan akut dari suatu infark, makin kuat elevasi ST (makin
(MEURS, 1995).
G. Pemeriksaan dignostik
banyak dan berat faktor risiko makin cepat timbulnya PJK. Menemukan
dengan pengukuran asam laktat dalam jantung pada waktu terjadi iskemia.
Akan tetapi adanya gejala dan tanda gangguan fungsi diastolic dan sistolik
bergejala (tanpa angina pectoris) ternyata besar sekali, bisa mencapai 75%,
H. Penatalaksanaan
macam, yaitu :
1. Umum
dikendalikan.
b) Hal-hal yang mempengaruhi keseimbangan oksigen miokardium
terbatas dan hanya dapat diubah dengan cara khusus. Hal-hal dapat
200 mg misalnya, bukam saja menekan laju penyakit, tapi terbukti juga
dan berat badan harus dikurangi sampai tidak ada kelebihan berat.
d) Pencegahan
paling sering dipakai adalah aspirin (A) dengan dosisi 375mg, 160 mg
sampai 80 mg, bahkan ada yang mengatakan dosis lebih rendah dari itu
e) Penunjang
tak terjadi iskemia yang lebih berat sampai IJA. Untuk menambah
aterosklerosis. Obat yang dipakai adalah heparin (H). Bila akan dipakai
diragukan.
2. Mengatasi Iskemia
a) Medikamentosa
Obat-obat untuk ini sama saja dengan yang dipakai untuk mengatasi
angina pectoris dan sudah dibicarakan pada topic itu. Seperti yang
kurang 10 jam.
menghentikan obat.
b) Revaskularisasi
dengan cara :
sebagai berikut :
(1) Operasi Pintas Koroner (CABG)
A. Radialis
A. Gastroepiploika
I. Komplikasi
2. Syok Kardiogenik
5. Reptura Jantung
6. Aneurisme Ventrikel
7. Tromboembolisme
8. Perikarditik
9. Sindrom Dressler
10. Aritma.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
2. RiwayatKesehatan Dahulu
e) Riwayat merokok
berat/mencekik
nitrat.
f) Waktu nyeri : berlangsung beberapa jam/hari, selama serangan
i) Pemeriksaan Fisik
5. Keadaan umum
8. Abdomen
9. Esktresmitas
a) Kelemahan, kelelahan
d) Menggeliat
e) Pemeriksaan diagnostik
berarti nekrosis
l) Enzim jantung
jam, memuncak dalam 18-24 jam dan kembali antara 3-4 hari,
dalam 8-12 jam dan bertambah pekat dalam 1-2 hari. Enzim ini
B. Diagnosa keperawatan
pembentukan tromboemboli)
C. Intervensi
Intervensi :
hemodinamik.
Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi,
nyaman.
Rasionalisasi :
temuan pengkajian.
perikarditis.
narkotik.
suplay dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi
pada miokard
aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya
angina.
Rencana :
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan
2. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saat buang air besar
melebihi batas.
tindakan keperawatan.
Rencana:
Rencana :
edama.
distensi,contipasi).
elektrolit.
dalam keperawatan.
Rencana :
pemberian
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
hasil produk darah, jaringan fibrus dan defosit kalsium yang kemudian
tergantung pada derajat aliran dalam arteri koroner. Bila aliran coroner
manifestasi klinis.
LVG).
terjadi iskemia.
8. Pasien sebaiknya dilihat secara keseluruhan (holistic) dan diperlakukan
b. Syok Kardiogenik
e. Reptura Jantung
f. Aneurisme Ventrikel
g. Tromboembolisme
h. Perikarditik
i. Sindrom Dressler
j. Aritma.
B. Saran