SYSTEMATIC REVIEW
Oleh:
HESTI WULANDARI
70300117014
B. TUJUAN
Study ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik anak yang mengalami adiksi
terhadap game online
C. PERTANYAAN REVIEW
Bagaimana Karakteristik Anak yang Mengalami Adiksi Game Online.?
D. TINJAUAN KONSEPTUAL
1. Tinjauan Umum tentang Adiksi Game Online
a. Definisi Adiksi Game Online
Pengertian game adalah suatu aktivitas untuk fun/ menyenangkan yang
memiliki aturan, sehingga ada yang menang dan ada yang kalah. Game
membawa arti semua konteks, fisik atau mental, menurut aturan tertentu, untuk
hiburan, rekreasi, atau untuk menang taruhan. Game online adalah permainan
dalam suatu jaringan baik Local Area Network (LAN) maupun internet,
dimainakan secara bersamaan oleh banyak orang di tempat terpisah. Pemain ini
merupakan bentuk teknologi yang mudah diakses melalui berbagai macam
gadget,jenisnya cukup beragam, mulai dari tipe action, sport, ataupun role
playing game (RPG). (Muhammad Reza, IGAN Sugitha Adnyana, I Gusti Ayu
Trisna Windiana, Soetjiningsih, 2016)
Adiksi game online menurut Jeroen S. Lemmens adalah kondisi
seseorang yang memiliki ketergantungan dengan sebuah games berbasis online
hingga mengganggu kesehatan fisik, mental, dan sosial para pemainnya dalam
jangka waktu yang lama.
Kecanduan game online merupakan salah satu jenis bentuk kecanduan
yang disebabkan oleh teknologi internet atau lebih dikenal dengan internet
addictive disorder.Seperti yang disebutkan young (dalam Azis 2011:14) yang
menyatakan bahwa internet dapat menyebabkan kecanduan, salah satunya
adalah computer game addiction (berlebihan dalam bermain game).
Istilah kecanduan (addiction) dalam kamus psikologi diartikan sebagai
keadaan bergantungan secara fisik pada suatu obat bius. Pada umumnya,
kecanduan tersebut menambah toleransi terhadap suatu obat bius,
ketergantungan fisik dan psikologis, dan menambah gejala pengasingan diri dari
masyarakat apabila obat bius dihentikan. Kata kecanduan (addiction) biasanya
digunakan dalam konteks klinis dan diperhalus dengan perilaku berlebihan.
Konsep kecanduan dapat diterapkan pada perilaku secara luas termasuk
kecanduan teknologi komunikasi informasi (Yuwanto Listyo, 2016).
Game berasal dari bahasa Inggris yang berarti permainan. Dalam
setiap game, terdapat peraturan yang berbeda-beda untuk memulai
permainannya sehingga membuat jenis game semakin bervariasi. Karena
salah satu fungsi game sebagai penghilang stres atau rasa jenuh maka hampir
setiap orang senang bermain game baik anak kecil, remaja maupun dewasa,
hanya berbeda dari jenis game yang dimainkannya saja (Mokhammad Ridoi,
2018)..
Perkembangan game online sendiri tidak lepas juga dari
perkembangan teknologi komputer dan jaringan komputer itu sendiri.
Meledaknya game online sendiri merupakan cerminan dari pesatnya jaringan
komputer yang dahulunya berskala kecil (small local network) sampai menjadi
internet dan terus berkembang sampai sekarang. Game Online saat ini tidaklah
sama seperti ketika game online diperkenalkan untuk pertama kalinya
(Mokhammad Ridoi, 2018).
Farzana (2009) dalam Hardi Prasetiawan (2016) menjelaskan jika dahulu
permainan hanya bisa maksimal dimainkan dua orang, sekarang dengan
kemajuan teknologi terutama jaringan internet, permainan bisa dimainkan seratus
orang lebih sekaligus dalam waktu bersamaan, inilah salah satu keunggulan
yang ditawarkan oleh game online.
Game online adalah sebuah permainan yang terhubung dengan jaringan
internet. Permainan ini pula memerlukan layanan jaringan internet yang cepat
untuk menunjang permainannya. Melalui jaringan pula para pemain lain dapat
bergabung dalam suatu permainan sehingga permainan tersebut dimainkan
secara multiplayer (Poolos, 2014).
b. Faktor-Faktor Penyebab Adiksi Game Online
Menurut Masya dan Candra (2016), terdapat faktor internal dan eksternal
yang menyebabkan terjadinya adiksi individu terhadap game online. Faktor
Internal tersebut meliputi:
1) Keinginan yang kuat dari dalam diri individu untuk memperoleh nilai yang
tinggi ketika bermain game online, karena game online dirancang sedemikian
rupa agar gamer semakin penasaran dan semakin ingin memperoleh nilai
yang lebih tinggi
2) Rasa bosan yang dirasakan individu ketika berada di rumah atau di sekolah
3) Ketidakmampuan mengatur prioritas untuk mengerjakan aktivitas penting
lainnya
4) Kurangnya self control yang ada dalam diri individu yang menyebabkan
individu kurang mampu mengantisipasi dampak negatif yang timbul akibat
bermain game online secara berlebihan.
Sedangkan faktor eksternal meliputi:
1) Pengaruh lingkungan, karena melihat teman-temannya yang lain banyak
yang bermain game online
2) Kurang memiliki hubungan sosial yang baik, sehingga remaja memilih
alternatif bermain game sebagai aktivitas yang menyenangkan
3) Kurangnya perhatian keluarga maupun orang tua terhadap anaknya
4) Harapan orang tua yang melambung terhadap anaknya untuk mengikuti
berbagai kegiatan seperti kursus dan les, sehingga kebutuhan primer anak
seperti kebersamaan, bermain dengan keluarga menjadi terlupakan.
c. Dampak Negatif Adiksi Game Online
Menurut Kuss (2013) dalam Reza (2016), adiksi game online dapat
mengganggu tumbuh kembang anak antara lain:
1) Masalah sosialisasi. Anak banyak menghabiskan waktu bermain dengan
mesin (bukan manusia), anak dan praremaja akan canggung dan kurang
nyaman dalam bergaul dengan teman-temannya.
2) Masalah komunikasi. Anak yang kurang bersosialisasi biasanya akan sulit
berkomunikasi baik berbicara maupun mendengarkan kalimat yang terucap
dan sulit membaca ekspresi lawan bicara.
3) Mengikis empati. Anak sering menyukai game yang melibatkan kekerasan
seperti peperangan, martial art dan sebagainya. Efek sampingnya adalah
terpicunya agresivitas dan terkikisnya empati anak terhadap orang lain.
4) Tidak mampu mengendalikan diri. Anak dengan adiksi game online merasa
senang saat bermain dan kehilangan rasa itu saat berhenti. Untuk
mengatasinya, mereka bermain game lebih banyak lagi.
5) Gangguan motorik. Tubuh kurang aktif bergerak dan kurang kesempatan
melatih kemampuan motorik. Risikonya obesitas dan tinggi badan tidak
maksimal.
6) Gangguan kesehatan. Menatap layar video secara konstan dalam waktu
lama dapat mencetuskan nyeri kepala, nyeri leher, gangguan tidur dan
gangguan penglihatan.
d. Cara Mengatasi Kecanduan Game Online
Menurut (Hardiyansyah Masya dan Dian Adi Candra, 2016: 157-158)
tempat-tempat game online sekarang sudah banyak dan mudah dijumpai baik di
perkotaan ataupun pedesaan, jadi perkembangannya menjadi lebih mudah. Yang
di bahayakan dari dampak game online ini sangat buruk terutama untuk psikis
dan fisik pada usia remaja. Beberapa tips atau solusi cara mengatasi kecanduan
game online, antara lain:
1) Bersungguh-sungguh (niat)
2) Mempunyai pikiran hemat
3) Mencari aktivitas lain
4) Membatasi waktu bermain game online
5) Jangan bergaul dengan pemain game online
6) Meminta bantuan orang terdekat
E. KRITERIA REVIEW
Kata Kunci Pencarian Literature Metode PICO
P Anak adiksi game online
I Mengatasi anak terhadap adiksi
C Tidak ada pembanding
O Dapat Mengatahui Karakteristik Anak yang Mengalami Adiksi Game Online
F. STRATEGI PENELUSURAN
Sumber database : Strategi dalam penelusuran artikel dengan menggunakan Google
scholar, dengan menggunkan metode elektronik PICO (Patient, Intervention,
Comparison, and Outcome) (Frandsen & Eriksen, 2018, Santos, Pimenta & Nobre,
2007). Adapun PICO dalam artikel ini P : Anak yang mengalami adiksi game online, I
: Mengatasi anak terhadap adiksi game online, C : Ada perbandingan, O : Mengatahui
Karakteristik Anak yang Mengalami Adiksi Game Online.
Keyword : Karakteristik OR ciri-ciri OR kriteria AND Anak AND Adiksi AND Game
Online.
G. HASIL SELEKSI
Google scholar
(n = 1,290)
Artikel yang
Identification diidentifkasi
(n = 1,290)
Exclusion :
Double Publication
(n = 0)
Hasil Skrining
Screening (n =1,290 )
Exclusion :
Tidak full teks (n= 0)
Tidak sesuai pertanyaan
penelitian (n = 1,288)
Sesuai dengan
Eligiblity pertanyaan
penelitian
(n = 3)
Rinta Intan Ayu Untuk Jenis penelitian Hasil Penelitian Penelitian ini
Kiniret, Tri mendeskripsikan yang digunakan menunjukkan bahwa dapat dijadikan
Susilowati, karakteristik anak adalah penelitian sebagian besar anak dasar penelitian
Hermawati (2019), dengan kecanduan kuantitatif. usia sekolah yang lanjutan dengan
yaitu gambaran game online di Pengambilan bermain game online mendeskripsikan
kareakteristik anak SDN Bangkleyan sampel adalah berusia 5-11 adiksi bermain
yang mengalami menggunkan tahun, berjenis game online pada
kecanduan bermain teknik quota kelamin perempuan, anak usia
game online di SDN sampling dengan berprestasi lulus sekolah.
BANGKLEYAN. ( jumlah sampel dengan nilai lebih dari
Doctoral dissertation 200, dan 65, dan tidak
STIKES’AISYIYAH instrument mengalami kecanduan
SURAKARTA). penelitia bermain game online.
menggunkan
kuesioner. Analisis
data menggunkan
univariat untuk
menghasilakn
distribusi frekuensi.
I. PEMBAHASAN
Berdasarkan dari 3 literatur yang diidentifikasi terdapat 3 literatur yang
menggambarakan karakteristik anak yang mengalami adiksi game online dan diantara
salah satu literatur tersebut terdapat perilaku anak yang mengalmi adiksi game online
Hasil penelitian dari Guno dan Wulanningrunm (2018) yaitu Gambaran perilaku
kecanduan game online pada anak usia sekolah wilayah kecamatan magetan. Metode
penelitian adalah penelitian kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar
anak berusia 10 dan 11 tahun mengalami adiksi bermain game online, berjenis
kelamin laki-laki 100% yang mengalami adiksi bermain game online dan perempuan
0%. . Dan terdapat perilaku anak meliputi alasan bermain karena ingin berinteraksi
dengan teman sebaya, hal ini merupakan perilaku yang dilakukan anak untuk
penyusaian sosial agar memungkinkan anak dapat bergaul dengan teman sebaya.
Hasil penelitian dari Rinta Intan Ayu Kiniret, Tri Susilowati, Hermawati (2019),
yaitu gambaran kareakteristik anak yang mengalami kecanduan bermain game online
di SDN BANGKLEYAN. Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif. Hasil
menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia sekolah yang bermain game online
adalah berusia 5-11 tahun, berjenis kelamin perempuan, berprestasi lulus dengan nilai
lebih dari 65, dan tidak mengalami kecanduan bermain game online.
Hasil penelitian dari Kholipah dan Devy (2017) tentang Pengaruh ketahanan
kelurga terhadap kegemaran bermain game online pada siswa SD di Kelurahan
Mulyorejo. Berdasarkan umur, mayoritas umur 10 tahun sejumlah 32 siswa atau
sebesar 51,6% sedangakan minoritas responden berumur 11 tahun sejumlah 30
siswa atau besar 48,4%.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan dari 3 literatur tersebut dapat ditarik kesimpulkan bahwa:
1. Alasan utama anak yang mengalami adiksi game online adalah agar dapat
bersosialisasi atau dapat bergaul dengan teman sebaya.
2. Sebagian besar anak yang mengalami adiksi game online terdapat pada usia
10-11 tahun
3. kebanyakan yang mengalami adiksi game online adalah anak laki-laki
4. Anak yang tidak mengalami adiksi game onine berperstasi lulus dengan nilai
lebih dari 65.
DAFTAR PUSTAKA
Reza, M., Adnyana, I. S., & Windiani, I. G. A. T. (2016). Masalah Adiksi Game Online
pada Anak. Cermin Dunia Kedokteran, 43(4).
Guno. D. C, & Wulanningrunm, D. N. (2018) Gambaran perilaku kecanduan game online
pada anak usia sekolah di wilayah kecamatan magetan (Doctoral dissertation
Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Kholipah, S., & Devy, S.R.(2017) Pengaruh ketahanan kelurga terhadap kegemaran
bermain game online pada siswa SD di Kelurahan Mulyorejo. Jurnal PROMKES,
4(1)
Rinta Intan Ayu Kiniret, Tri Susilowati, Hermawati (2019), yaitu gambaran kareakteristik
anak yang mengalami kecanduan bermain game online di SDN BANGKLEYAN. (
Doctoral dissertation STIKES’AISYIYAH SURAKARTA).
Masya, H., & Candra, D. A. (2016). Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku gangguan
kecanduan game online pada peserta didik kelas X di Madrasah Aliyah Al Furqan
Prabumilah Tahun Pelajaran 2015/2016. KONSELI: Jurnal Bimbingan dan
Konseling (E-Journal), 3(2).
Vera, N. A., & Netrawati, N. (2019). Addicted To Onlien Games Among Teeenagers And
Their Implication for Counseling Service, Jurnal Neo Konseling, 1(4).
Pirantika, A. (2017). Adiksi Bermain Game Online Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri
Bajing 1 Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Prodi PGSD Universitas PGRI
Yogyakarta.