OLEH :
IRSAN PRAYOGU
NIM. P00320015023
1
2
3
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PENULIS
B. PENDIDIKAN
1. SD : SDN Otele Tamat Tahun 2009
2. SMP : SMP Negeri 1 Lasolo Tamat 2012
3. SMA : SMA Negeri 1 Lasolo Tamat 2015
4. Diploma : Sejak 2015 berkuliah di Poltekkes Kendari
4
HALAMAN MOTTO
PENULIS
5
ABSTRAK
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Karunia-
Nya jualah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat
2018”
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, secara khusus penulis
ucapakan terima kasih kepada bapak Indriono Hadi, S.Kep, Ns, M.Kes selaku
pembimbing I dan ibu Fitri Wijayanti, S.Kep, Ns, M.Kep selaku pembimbing II
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
3. Bapak Akhmad, SST, M.Kes, ibu Hj. Nurjannah, B.Sc, S.Pd, M.Kep dan
bapak Sahmad, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku penguji I, II dan III yang telah
7
4. Seluruh dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan
Kemenkes Kendari.
5. Dr. Ir. Sukanto Toding, MSP, MA, selaku Kepala Badan Penelitian dan
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi, bahasa, maupun materi. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan sumbangan kepada penulis, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
Penulis
8
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan Studi Kasus ........................................................................ 5
D. Manfaat Studi Kasus ....................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
energi bagi tubuh, memperbaiki jaringan yang rusak, membentuk enzim serta
berakibat pada tubuh, salah satunya pada organ apendiks (Sjamsuhidajat &
De Jong, 2011).
bagian dari organ pencernaan yang sampai saat ini belum diketahui
dengan cepat, tetapi penyakit ini tidak dapat diramalkan dan mempunyai
jarang terjadi dalam 8 jam pertama, observasi aman untuk dilakukan dalam
spasme otot dinding perut kuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis
umum atau abses yang terlokalisasi, ileus, demam, malaise, dan leukositosis
11
abses telah terjadi sejak pasien pertama kali datang, diagnosis dapat
menggelembung ke arah rektum atau alat kelamin. Dampak lain yang dapat
yang terinfeksi ini adalah nyeri. Nyeri menandakan bahwa terjadi kerusakan
jaringan dan nyeri bersifat subjektif pada masing-masing individu (Wijaya &
Putri, 2013).
dunia mencapai 321 juta kasus tiap tahun. Statistik menunjukan bahwa setiap
12
Survei di 12 provinsi di Indonesia tahun 2008 menunjukan jumlah
sebanyak 1.236 orang. Tahun 2009, tercatat 2.159 orang di Jakarta yang
tingkat lokal dan nasional karena mempunyai dampak besar pada kesehatan
371 orang (Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara, 2017). Dari data RSUD
Kota Kendari menunjukan penderita apendisitis pada tahun 2015 sebayak 279
orang, diantaranya perempuan sebanyak 171 orang dan laki-laki 108 orang,
kemudian tahun 2016 sebanyak 332 orang, dan pada tahun 2017 menunjukan
sebanyak 371 orang (Rekam Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari, 2017).
Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi resiko
13
Namun, bila terlalu dini dilakukan dengan teknik yang salah, mobilisasi dapat
itulah, mobilisasi harus dilakukan secara teratur dan bertahap, diikuti dengan
peristaltik usus pada pasien pasca pembedahan (Israfi dalam Akhrita, 2011).
Hal ini telah dibuktikan oleh Wiyono dalam dalam Akhrita (2011) dalam
mobilisasi pasca operasi. Hal ini disebabkan karena pasien merasa sangat
operasi akan meregang atau terbuka jika mereka melakukan mobilisasi pasca
atau lecet pada bagian abdomen bagian bawah, kekakuan atau penegangan
otot – otot di seluruh tubuh, pusing dan susah bernafas, juga susah buang air
14
besar maupun berkemih. Hal inilah yang menyebabkan banyak diantara
mereka untuk lebih memilih diam atau tidak bergerak diatas tempat tidur.
B. Rumusan Masalah
kebutuhan mobilitas fisik di Ruang Melati RSUD Kota Kendari tahun 2018?
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
15
c. Mampu melakukan rencana keperawatan pada pasien dengan pasien
1. Bagi Perawat
2. Bagi Masyarakat
16
3. Penulis
4. Peneliti Selanjutnya
mobilitas fisik.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
akut kuadran kanan bawah abdomen dan penyebab yang paling umum
wanita, remaja lebih banyak dari orang dewasa; insiden tertinggi adalah
2016).
2. Klasifikasi
menjadi 3 yaitu :
a. Apendisitis akut
8
sumbatan dan juga erosi mukosa apendiks karena parasite (E.
histolytica).
b. Apendisitis rekurens
Kelainan ini terjadi bila serangan yang apendiksitis akut pertama kali
c. Apendisitis kronis
parut dan ulkus lama dimukosa dan infiltasi sel inflamasi kronik),
a. Apendisitis akut
9
Umumnya nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan
b. Apendisitis kronis
3. Manifestasi klinis
apendisitis meliputi:
spina anterior dari ilium) nyeri tekan setempat karena tekanan dan
10
e. Jika terjadi rupture apendiks, maka nyeri akan menjadi lebih
memburuk.
apendisitis meliputi :
c. Pereksia ringan.
a. Anatomi
katup ileocaecal.
11
insidens apendisitis pada usia tersebut. Appendiks memiliki lumen
31,01%, subcaecal (di bawah sekum) 2,26%, preileal (di depan usus
b. Fisiologi
tubuh.
12
5. Patofisiologi
sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut
gangrenosa. Bila dinding yang rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis
perforasi. Bila proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus yang
lokal yang disebut infiltrat apendikularis. Oleh karena itu tindakan yang
13
mungkin maka peradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau
atau tersumbat kemungkinan oleh fekolit (massa keras dari faeces) atau
6. Pemeriksaan Penunjang
apendiks meliputi :
a. Pemeriksaan fisik
akut.
juga.
14
5) Suhu dubur yang lebih tinggi dari suhu ketiak, lebih menunjang
6) Pada apendiks terletak pada retro sekal maka uji psoas akan
b. Pemeriksaan Laboratorium
c. Pemeriksaan Radiologi
2) Ultrasonografi (USG)
3) CT Scan
7. Komplikasi
a. Perforasi apendiks
gambaran klinis yang timbul dari 36 jam sejak sakit, panas lebih dari
38,5 derajat celcius, tampak toksik, nyeri tekan seluruh perut dan
15
b. Peritonitis
c. Abses
Teraba masa lunak di kuadran kanan bawah atau daerah pelvis. Masa
yang mengandung pus. Hal ini terjadi bila apendisitis gangrene atau
8. Penatalaksanaan
16
operasi dilakukan klien perlu dipersiapkan secara fisik maupun psikis,
periode post operatif. Hal ini penting oleh karena banyak klien merasa
cemas atau khawatir bila akan dioperasi dan juga terhadap penerimaan
anastesi.
1. Definisi
harga diri dan citra tubuh (Mubarak dan Chayatin, 2010). Sedangkan,
dan terarah pada tubuh atau satu ekstremitas atau lebih (Wilkinson,
2012).
17
2. Jenis mobilisasi
terjadinya buang air besar dan buang air kecil secara rasa nyeri pasca
2010).
merupakan gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari
18
tiga potongan tubuh yaitu sagital, frontal, dan trasfersal (Potter dan
Perry, 2012).
ROM dapat dilakukan secara aktif dan pasif. Latihan ROM secara pasif
adalah ROM yang dilakukan oleh pasien sendiri tanpa bantuan perawat
dan alat bantu. Perbedaan latihan ROM pasif dan aktif bergantung pada
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
jam masuk rumah sakit, nomer register, diagnosa, nama orang tua,
19
c. Riwayat penyakit dahulu
3) Pola aktivitas
20
4) Pola hubungan dan peran.
masalah.
sakit.
f. Pemerikasan fisik.
2) Integumen
21
3) Kepala dan Leher
warna pucat.
5) Abdomen
flatus dan mual, apakah bisa kencing spontan atau retensi urine,
6) Ekstermitas
2. Diagnosa Keperawatan
Definisi : keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih
22
Batasan karakteristik :
g. Pergerakan lambat.
a. Intoleransi aktivitas
b. Ansietas.
c. Kontraktur.
e. Ketidaknyamanan.
f. Nyeri.
3. Intervensi Keperawatan
23
Nursing Outcomes Clasification (NOC) :
Kriteria Hasil :
Aktivitas keperawatan
aktivitas
(dikubitus, pneumonia)
24
Rasional : Meningkatkan sirkulasi darah muskuloskeletal,
kontraktur/ atrofi.
4. Implementasi
rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan oleh pasien saat ini.
posisi tidur yang nyaman tiap 2 jam, dorong klien untuk beraktifitas
5. Evaluasi
dibagi dua yaitu: Evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap
25
a. S : Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang
pasien langsung.
yang ada .
d. Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang
baru.
26
Pasien dan keluarga perlu dilibatkan dalam evaluasi agar dapat
yang positif. Pasien dan keluarga juga dimotivasi untuk melakukan self-
27
BAB III
(Hidayat, 2009). Studi kasus ini ditujukan untuk membuat gambaran tentang
kebutuhan mobilitas fisik di Ruang Melati RSUD Kota Kendari tahun 2018.
Subjek studi kasus ini mengambil subjek satu partisipan yaitu partisipan
Kriteria Inklusi :
c. Pasien post operasi apendisitis yang sudah kooperatif dan sudah bisa
28
d. Pasien post operasi apendisitis dengan masalah pemenuhan
Kendari
2015). Kriteria ekslusi : Pasien yang mengalami cacat fisik yang dapat
1. Asuhan keperawatan
2. Pasien apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau
29
E. Lokasi dan Waktu Studi Kasus
Kendari.
30 Juli 2018.
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Peneliti
mendapatkan data dari sumber yang sama yaitu dengan menggunakan teknik
1. Observasi
2. Wawancara
30
3. Dokumentasi
dilakukan.
Instrumen yang digunakan dalam studi kasus ini adalah format asuhan
dokumentasi.
mobilitas fisik.
intervensi.
implementasi keperawatan.
tindakan keperawatan
31
H. Analisa Data dan Penyajian Data
permohonan izin kepada instansi tempat pelaksanaan studi kasus, dalam hal
ini RSUD Kota Kendari. Setelah mendapat persetujuan, studi kasus dapat
pengumpulan data.
32
3. Confidentiality (kerahasian)
oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan pada
hasil penelitian.
33
BAB IV
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
21 Juli 2018, perut bagian kanan bawah terasa nyeri, lalu pasien
34
makan, perut terasa perih dan perut terasa nyeri dengan TTV
operasi jam 10.15 WIB selesai jam 11.30 WITA, lalu di bawa ke
rumah sakit.
X X X X
35
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
X : Meninggal
lauk, teh atau air putih, klien tidak memiliki keluhan dan makan
36
makanan yang disediakan rumah sakit nasi lembek, sayur, teh
secara mandiri (score 0). Selama sakit untuk makan atau minum,
sampai jam 04.30 WIB dan jarang tidur siang. Selama sakit
37
6) Pola kognitif – perseptual
saat ini, ideal diri klien ingin segera sembuh dan pulang ke
38
10) Pola mekanisme koping
d. Pemeriksaan Fisik
teraba kuat dan irama teratur, respirasi 15x/menit irama teratur, dan
sekret. Mulut simetris, bersih, dan mukosa bibir lembab. Gigi sejajar
dan bersih tidak ada lubang. Telinga simetris, tidak ada serumen, dan
39
Pada pemeriksaan fisik paru, didapatkan hasil Inspeksi :
terdapat luka post operasi pada kanan bawah kurang lebih 5 cm,
40
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Hasil Labolatorium
normal 10-50).
2) Pemeriksaan USG
41
f. Terapi
10 mg/2 jam untuk anti infeksi, dan injeksi ranitidine 50 mg/12 jam
2. Diagnosa Keperawatan
hanya bisa miring kanan, kiri, ROM ekstremitas bawah gerak terbatas,
3. Intervensi Keperawatan
dilakukan yaitu : kaji TTV dan derajat mobilisasi, bantu klien untuk
42
kembali jika saat duduk terasa nyeri, anjurkan klien berubah posisi tiap 2
4. Implementasi Keperawatan
masih sakit untuk bergerak ditempat tidur, respon obyektif: TD: 120/90
respon obyektif: pasien nampak bisa duduk, tetapi sambil menahan nyeri.
Pukul 12.00 WITA menginstruksikan klien tidur kembali jika saat duduk
nyeri, respon obyektif : pasien nampak tidur kembali. Pukul 12.30 WITA
43
5. Evaluasi Keperawatan
pasien nampak bisa duduk, tetapi sambil menahan nyeri, pasien nampak
tidur kembali, pasien berubah posisi setelah 2 jam sekali, masalah teratasi
B. Pembahasan
1. Pengkajian
44
ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respons klien
mana penulis mengambil data dari catatan medis pasien. Dimana catatan
kesehatan pasien. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 25 Juli 2018
jam 08.30 WITA dibawa oleh keluarga dengan keluhan badan lemas,
mual, tidak nafsu makan, perut terasa penuh dan terasa nyeri, saat di IGD
injeksi ranitidin 30mg/8 jam, antrain 30mg/8 jam. Pada jam 10.00 WITA
pasien dipindahkan keruang operasi. Pada tanggal 26 Juli 2018 jam 11.00
mengatakan tidak bisa tidur, tidurpun terbangun terus karena nyeri pada
45
pertama kali ini pasien menjalani operasi. Wajah pasien tampak lemas,
(Time) yang berarti awitan, durasi dan rangkaian nyeri (Prasetya, 2010).
tanda-tanda perfolasi.
2. Perumusan masalah
aktual dan potensial, atau proses kehidupan (Potter dan Perry, 2005).
46
Diagnosa keperawatan : hambatan mobilitas fisik berhubungan
keterbatas pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih akstremitas
obyektif pasien tampak lemas, sulit untuk bergerak, aktivitas dan latian
karena antara teori dan data pengkajian yang ditemukan penulis telah
47
eliminasi uirine dan alve, kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan
3. Intervensi
aktifitas dan latian secara mandiri dengan kriteria hasil pasien mampu
48
Intervensi yang dilakukan adalah kaji TTV dan derajat mobilisasi,
instruksikan klien tidur kembali jika saat duduk terasa nyeri, anjurkan
klien berubah posisi tiap 2 jam sekali, bantu pasien melakukan mobilisasi
4. Implementasi
pada salah satu dari tiga potongan tubuh yaitu, sagital, frontal, dan
duduk, instruksikan klien tidur kembali jika saat duduk terasa nyeri,
anjurkan klien berubah posisi tiap 2 jam sekali, bantu pasien melakukan
49
klien kooperatif pada saat dilakukan tindakan keperawatan sehingga
ini adalah klian masih takuttakut apabila dilatih mobilitas dan kadang
terjadinya buang air besar dan buang air kecil secara rasa nyeri pasca
perencanaan.
5. Evaluasi
dini intesitas luka sudah kering tidak ada kemerahan tidak ada pus,
50
BAB V
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
perut kanan bawah karena luka post operasi appendiktomi. Pasien juga
mengatakan tidak dapat tidur, pasien merasa lemas dan sulit untuk
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
pasien dengan rom aktif dan tirah baring, berikan edukasi pada pasien
medis.
4. Implementasi keperawatan
51
dari duduk, instruksikan klien tidur kembali jika saat duduk terasa nyeri,
anjurkan klien berubah posisi tiap 2 jam sekali, bantu pasien melakukan
5. Evaluasi keperawatan
mobilitas fisik klien sudah bisa duduk sendiri ditempat tidur, masalah
6. Analisa
B. Saran
yang baik serta menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana yang
operasi appendiktomi.
appendiktomi.
52
3. Bagi Profesi Keperawatan
menjalin kerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga pasien dalam
operasi appendiktomi
menjadikan hasil penelitian ini sebagai data dan informasi dasar untuk
53
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito. (2010). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Yasmi Asih,
Edisi ke -10. Jakarta : EGC.
Direja, Ade Herman Surya. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa,
Yogyakarta : Nuha Medika
Mubarak, W.I. & Chayatin Nurul. (2010). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia
Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC.
Potter, P.A, & Perry, A.G. (2012). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Sjamushidajat, R. dan De Jong W. (2011). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
Kepada :
Yth. Saudara Responden
Di-
Tempat
Hormat Saya,
IRSAN PRAYOGU
Lampiran 2
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, tidak keberatan untuk menjadi
responden dalam penelitian ini yang dilakukan oleh Mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Kendari Program Studi D III Keperawatan, dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Post Operasi Apendisitis Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Mobilitas Fisik di Ruang Melati RSUD Kota Kendari tahun
2018”.
Demikian pernyataan ini, secara sadar dan suka rela serta tidak ada unsur
paksaan dari pihak manapun, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Responden
Lampiran 3
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama lengkap : Nn. M
Jenis kelamin :P
Umur : 14 Tahun
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Ds. Lamoluo Kab. Konawe Kepulauan
Tanggal Masuk RS : 25 Juli 2018
No. Registrasi : 16.52.85
Ruangan : Melati
Golongan darah :O
Tanggal pengkajian : 26 Juli 2018
Tanggal operasi : 26 Juli 2018
Diagnosa Medis : Post Operasi Appendiktomi
b. Identitas Penanggung
Nama lengkap : Ny. SN
Jenis kelamin :P
Umur : 34 Tahun
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Ibu Kandung
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh badan lemas, mual, tidak nafsu makan, perut terasa
perih dan perut terasa nyeri
b. Riwayat kesehatan sekarang
Waktu terjadinya sakit
Riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan 3 hari yang lalu
tanggal 21 Juli 2018
Proses terjadinya sakit
Perut bagian kanan bawah terasa nyeri,
Upaya yang telah di lakukan
Lalu pasien membeli obat di warung namun sakitnya tidak
berkurang
c. Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak mempuyai riwayat penyakit seperti DM dan
klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan bahwa di dalam keluarganya maupun keluarga klien
tidak ada penyakit keturunan seperti diabetes melitus, jantung, dan
hipertensi. Riwayat kesehatan lingkungan, klien mengatakan lingkungan
rumahnya bersih, terdapat ventilasi, ada tempat pembuangan sampah,
jauh dari sungai atau pabrik
e. Genogram
X X X X
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal dalam satu rumah
X : Meninggal
2) Latihan
Sebelum sakit :
Klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri (score
0).
Saat sakit :
Klien untuk makan atau minum, berpakaian, mobilitas di tempat
tidur, berpindah, toileting, pasien memerlukan bantuan orang
lain (score 2), untuk ambulasi/ROM tergantung total (score 4).
e. Pola kognitif dan Persepsi
Sebelum sakit :
Pasien sadar penuh, penglihatan dan pendengaran normal tidak
menggunakan alat bantu
Saat sakit :
Pasien sadar penuh penglihatan dan pendengaran normal tidak
menggunakan alat bantu
P: Pasien mengatakan nyeri waktu bergerak,
Q: Nyeri seperti di tusuk-tusuk,
R: Nyeri pada bagian post operasi abdomen pada kanan bawah,
S: Skala nyeri 6,
T: Nyeri sewaktu-waktu 5 menit.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Gambaran diri klien menerima dengan keadaan sakitnya saat ini, ideal
diri klien ingin segera sembuh dan pulang ke rumah agar bisa
melakukan aktivitasnya kembali, harga diri klien tidak merasa rendah
diri dengan penyakitnya, peran diri klien seorang pelajar, sedangkan
identitas diri klien berjenis kelamin perempuan dengan usia 14 tahun.
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan bisa tidur 21.00 WIB sampai jam 04.30 WIB dan
jarang tidur siang
Saat sakit :
Pasien mengatakan tidak bisa tidur dan tidur sebentar-sebentar
bangun kira-kira 2-3 jam dalam 24 jam, pasien juga mengatakan
suhu dilingkungan ruang panas
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan sebelum sakit maupun selama sakit hubungannya
dengan keluarga, saudara, tetangga-tetangganya baik dan tidak ada
masalah
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien berusia 14 tahun
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan bila mempunyai masalah selalu mengatakan
kepada keluarga dan bermusyawarah untuk memecahkan masalah
Saat sakit :
Pasien mengatakan saat mengetahui masalah kesehatannya pasien
merundingkan dengan keluarganya untuk segera melakukan
penanganan lebih lanjut
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien beragama Islam selalu menjalankan sholat 5 waktu, tetapi selama
sakit pasien mengatakan hanya bisa berdoa.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : kesadaran composmentis
b. Tanda-tanda Vital :
Nadi = 80x/menit
Suhu = 36,5°C
TD = 120/70 mmHg
RR = 15x/menit
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher
Kepala : Bentuk kepala mesochepal, kulit kepala bersih tidak
ada ketombe. Rambut kuat, hitam.
Mata : Pada pemeriksaan mata, didapatkan data mata simetris
kanan-kiri, fungsi penglihatan baik, konjungyiva tidak anemis,
dan sklera tidak ikterik.
Hidung : Pada pemeriksaan hidung, bersih, tidak ada polip, dan
tidak terdapat sekret.
Mulut : Mulut simetris, bersih, dan mukosa bibir lembab. Gigi
sejajar dan bersih tidak ada lubang.
Telinga : Telinga simetris, tidak ada serumen, dan tidak
mengalami gangguan pendengaran.
Leher : Pada pemeriksaan leher, tidak terdapat pembesaran
tyroid.
2) Dada :
a) Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris,
Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama,
Perkusi : sonor,
Auskultasi : suara vesikuler dan irama teratur
b) Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak,
Palpasi : ictus cordis teraba kuat di SIC V,
Perkusi : pekak,
Auskultasi : Bunyi jantung I dan Bunyi jantung II sama,
tidak ada suara tambahan, irama reguler.
3) Abdomen
Inspeksi : terdapat luka post operasi pada kanan bawah
kurang lebih 5 cm, tidak ada tanda infeksi pada luka post
operasi,
Auskultasi : bising usus 15x/menit,
Perkusi : redup di kuadran 1 dan tympani di kuadran 2, 3, 4,
Palpasi : adanya nyeri tekan skala 6.
4) Ekstremitas :
a) Pemeriksaan ekstremitas bagian atas didapatkan hasil kekuatan
otot tangan kanan dan kiri 5 (bergerak bebas), tangan kiri
mampu bergerak bebas tetapi tangan kanan gerakan terbatas
karena terpasang infus RL 20 tpm, perabaan akral hangat, tidak
ada oedema, dan capilary refill< 2 detik.
b) Pada pemeriksaan ekstremitas bagian bawah diperoleh hasil
kekuatan otot kaki kanan 5 (mampu bergerak), kekuatan kaki
kiri 5 (mampu bergerak), perabaan akral hangat, tidak ada
oedema, dan capilary refill< 2 detik.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
Hemoglobin 13.1 g/dl (nilai normal 12.00-16.00),
Hematokrit 39.9% (nilai normal 37.00-47.00),
leukosit 6.4 ribu/ul (nilai normal 5-10),
Trombosit 204 ribu/ul (nilai normal 150-300),
Eritrosit 4.35 juta/ul (nilai normal 4.00-5.00),
Mpv 5.2 fl (nilai normal 6.5-12.000),
Ldw 17.0 % (nilai normal 9.0-17.0),
Mcv 91.7 fl (nilai normal 82.0-92.0),
Mch 30.1 pg (nilai naormal 27.0-31.0),
Mchc 32.8 g/dl (nilai normal 32.0-37.0),
Limfosit 38.0 % (nilai normal 25.0-40.0),
Monosit 6.0 % (nilai normal 3.0-9.0),
Limfosil 2.4 x10^3ul (nilai normal 1.25-40),
Monosit 0.43 x10^3ul (nilai normal 0.30-1.00),
Gran 56.0 % (nilai normal 50.0-7.00),
Gran 3.6 x10^3ul (nilai normal 2.50-70.0),
Row 12.3 % (nilai normal 11.5-14.7),
Ct 03.30 menit (nilai normal 2.8),
Bt 02.0 menit (nilai normal 1-3),
Gds 90 mg/dl (nilai normal 70-150),
Creatinin 0.99 mg/dl (nilai normal 0,5-09),
Ureum 29 mg/dl (nilai normal 10-50).
b. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
Pemeriksaan USG abdomen tampak, MC burney gambaran proses
sedang (appendiksitis sup akut), tidak tampak tanda-tanda infeltrat, tidak
tampak tanda-tanda perfolasi.
6. Penatalaksanaan(Terapi/ Pengobatan)
Selama di rawat di ruang melati mendapatkan therapy infus RL 20 tpm untuk
mengembalikan cairan elektrolit, injeksi cefotaxim 100 mg antibiotik,
ranitidin 50 mg untuk mual muntah, antrain metamizole untuk anti nyeri dan
demam
7. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 Ds: Hambatan Penurunan kendali
Pasien mengatakan sakit mobilitas fisik otot
saat bergerak
Pasien mengatakan untuk
membolak-balik posisi
Do :
Ambulasi pasien tampak
hanya bisa miring kanan,
kiri
ROM ekstremitas bawah
gerak terbatas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal No. Dx NOC/ Tujuan NIC/ Intervensi Paraf
27 Juli 2018 1 Setelah di lakukan tindakan 1. Kaji TTV dan derajat mobilisasi
keperawatan selam 3x24 jam di Rasional : Mengetahui tingkat kemampuan pasien dalam
harapkan pasien mampu melakukan melakukan aktivitas
aktivitas dan latihan secara mandiri 2. Bantu klien untuk melakukan latihan gerak dimulai dari
dengan duduk
Kriteria hasil : Rasional : Meningkatkan mobilisasi secara bertahap
Pasien mampu memenuhi 3. Instruksikan klien tidur kembali jika saat duduk terasa nyeri
kebutuhan secara mandiri, Rasional : Menghindari terjadinya redresing
Pasien mampu melakukan 4. Anjurkan klien berubah posisi tiap 2 jam sekali,
aktivitas dan latihan secara Rasional : Menurunkan insiden komplikasi kulit dan
mandiri pernafasan (dikubitus, pneumonia)
5. Bantu pasien melakukan mobilisasi dini ditempat tidur
Rasional : Meningkatkan sirkulasi darah muskuloskeletal,
memperthankan tonus otot, mempertahankan gerak sendi,
mencegah kontraktur/ atrofi.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal No. Dx Jam Implementasi Paraf
27 Juli 2018 1 11.15 Wita 1. Mengkaji TTV dan derajat mobilisasi
Hasil :
Ds :
Pasien mengatakan mau untuk diperiksa,
pasien mengatakan masih sakit untuk bergerak ditempat tidur
Do :
TD: 120/90 mmhg, N: 80x/menit, RR: 22 x/menit, S: 36°C
Pasien nampak dibantu aktivitas oleh keluarganya,
Derajat mobilisasi 2
28 Juli 2018 1 11.15 Wita 2. Membantu klien untuk melakukan latihan gerak dimulai dari duduk
Hasil :
Ds :
Pasien bersedia untuk mencoba duduk
Do :
Pasien nampak bisa duduk, tetapi sambil menahan nyeri
12.00 Wita 3. Menginstruksikan klien tidur kembali jika saat duduk terasa nyeri
Hasil :
Ds :
Pasien mengatakan masih terasa nyeri
Do :
Pasien nampak tidur kembali
12.30 Wita 4. Menganjurkan klien berubah posisi tiap 2 jam sekali
Hasil :
Ds :
Keluarga bersedia membantu pasien berubah posisi tiap 2 jam
sekali
Do :
Pasien berubah posisi setelah 2 jam sekali
29 Juli 2018 1 11.15 Wita 5. Membantu pasien melakukan mobilisasi dini ditempat tidur
Hasil :
Ds :
Pasien bersedia dibantu untuk melakukan mobilisasi ditempat
tidur
Do :
Pasien sudah bisa duduk sendiri ditempat tidur
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/
Jam No. Dx Catatan Perkembangan Paraf
Tanggal
27 Juli 2018 15.00 Wita 1 S : Pasien mengatakan masih sakit untuk bergerak ditempat
tidur
O : - Pasien nampak dibantu aktivitas oleh keluarganya,
- Derajat mobilisasi 2
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
28 Juli 2018 13.35 Wita 1 S : pasien mengatakan sudah mampu melakukan latihan
walaupun belum maksimal
O : pasien tampak bisa melakukan aktivitas tapibelum
maksimal, seperti duduk
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi, kaji kemampuan pasien, anjurkan
mobilisasi pada pasien ROM aktif dan tirah baring miring
kanan miring kiri, kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat (cefotaxim 1000mg/12 jam)
29 Juli 2018 13.45 Wita 1 S : pasien mengatakan sudah bisa duduk dan berdiri serta
berjalan berlahan-lahan
O : pasien tampak mampu melakukan aktivitas yang ringan
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Lampiran 11
DOKUMENTASI PENELITIAN