Anda di halaman 1dari 8

UJPH 3 (3) (2014)

Unnes Journal of Public Health


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KEJADIAN HERNIA INGUINALIS

Vera Anik Agustina 

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Obesitas atau kelebihan berat badan secara alami akan memiliki tekanan internal yang lebih besar.
Diterima Januari 2013 Tekanan internal tersebut dengan mudah dapat mendorong jaringan lemak dan organ internal menjadi
Disetujui Februari 2013 hernia. Data rekam medik RSUD Kabupaten Kudus tahun 2011 terdapat 321 pasien hernia inguinalis dan
Dipublikasikan termasuk dalam 20 besar penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
September 2014 obesitas dengan kejadian hernia inguinalis di Kabupaten kudus tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah
survei analitik dengan pendekatan kasus kontrol (case control). Kelompok kasus adalah penderita
________________
penderita hernia inguinalis di Kabupaten Kudus berjumlah 90 orang. Kelompok kontrol adalah
Keywords:
penderita demam thypoid di Kabupaten Kudus berjumlah 90 orang. Tehnik pengambilan sampel dengan
Hubungan; Obesitas,
cara simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Analisis
Hernia Inguinalis
data dilakukan secara univariat, bivariat (menggunakan uji chi square dengan α=0,05) dan stratifikasi
____________________
(menggunakan uji Mantel Heanszel). Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara obesitas
dengan kejadian hernia inguinalis (p value=0,002, OR=0,292, CI=0,131-0,674). Jenis kelamin
merupakan variabel perancu dalam hubungan antara obesitas dengan kejadian hernia inguinalis ( p
value Mantel Haenszel 0,051).

Abstract
___________________________________________________________________
Obesity or being overweight will naturally have a greater internal pressure. The internal pressure can
easily push the fat tissue and internal organs become hernia. Hospital medical record in the Kudus
Regency in 2011 there were 321 inguinal hernia patients, and included in the top 20 diseases. The
purpose of this study was to determine the relationship between obesity and the incidence of inguinal
hernia in the Kudus Regency in 2012. This research is an analytical survey approach control case. The
group is the case in patients with inguinal hernia patients in Kudus Regency numbered 90 people. The
control group were patients with typhoid fever in Kudus Regency numbered 90 people. Sampling
technique by simple random sampling. The instrument used in this study is a questionnaire. Analysis
was performed by univariate, bivariate (chi square test with α = 0.05) and stratification (using the
Mantel Heanszel test). The results of this study indicated that there is a relationship between obesity and
the incidence of inguinal hernia (p value = 0.002, OR = 0.292, CI = 0.131 to 0.674). sex is confounding
in a relationship between obesity and the incidence of inguinal hernia (p value Mantel Haenszel 0,051).

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6528
Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: vera.nirwana@gmail.com

1
Vera Anik Agustina / Unnes Journal of Public Health 3 (3) (2014)

PENDAHULUAN meningkatkan faktor risiko terjadinya hernia


inguinalis yaitu pada pekerjaan sedang dan
Hernia adalah penonjolan isi perut dari berat yang dilakukan selama lebih dari 1 tahun
rongga yang normal melalui suatu defek pada dengan peningkatan risiko sebesar 4 kali.
fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, Prevalensi hernia pada olahragawan
baik secara kongenital atau didapat, yang diantaranya adalah atletik dengan nyeri
memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh punggung kronik adalah 50%. Olahraga yang
selain yang biasa melalui dinding tersebut. meningkatkan risiko hernia inguinalis adalah
Lubang itu dapat timbul karena lubang olahraga atletik dan sepak bola (R. G.
embrional yang tidak menutup atau melebar, Holzheimer, 2005). Riwayat keluarga
akibat tekanan rongga perut yang meninggi. merupakan faktor predisposisi terjadinya
(David C. Sabiston, 1994:313 ). hernia. walaupun bukan faktor utama yang
Hernia inguinalis seringkali dapat mempengaruhi kejadian hernia inguinalis.
didorong kembali ke dalam rongga perut, tetapi Menurut penelitian Mike S. L. Liem, 1997 faktor
jika tidak dapat didorong kembali melalui riwayat keluarga mempunyai odds ratio 4,3 dan
dinding perut, maka usus dapat terperangkap di menurut penelitian Fahmi O Aram, 2009 faktor
dalam kanalis inguinalis (inkarserasi) dan riwayat keluarga mempunyai odds ratio 2,1.
aliran darahnya terputus (strangulasi). Jika Faktor risiko hernia inguinalis
tidak ditangani, bagian usus yang mengalami diantaranya adalah batuk kronik. Menurut
strangulasi bisa mati karena kekurangan darah. penelitian case control Fahmi O Aram, 2009
Biasanya dilakukan pembedahan untuk menemukan bahwa batuk kronik menjadi
mengembalikan usus ke tempat asalnya dan faktor risiko terjadinya hernia inguinalis
untuk menutup lubang pada dinding perut agar dengan odds ratio 3,8. Sedangkan merokok
hernia inguinalis tidak berulang (Herry Setya, bukan faktor langsung terjadinya hernia
2011). inguinalis, melainkan faktor penyebab batuk
Menurut penelitian Constance E. Ruhl kronik yang menjadi faktor terjadinya hernia
(2007), insidensi hernia inguinalis menurut inguinalis.
usia diperkirakan meningkat seiring Sembelit juga merupakan faktor risiko
pertambahan usia yaitu pada rentang 25–40 terjadinya hernia inguinalis. Pada saat sembelit
tahun 5–8 %, di atas 75 tahun 45 %. Sedang tekanan intraabdomen meningkat karena
menurut jenis kelamin insiden hernia inguinalis mengedan sehingga terjadi penonjolan pada
pada pria 25 kali lebih banyak dijumpai dari kanalis inguinalis yang merupakan saluran
pada wanita. Menurut laporan di Amerika oblik yang melewati bagian bawah dinding
Serikat, insidensi kumulatif hernia inguinalis di anterior abdomen. Menurut penelitian Fahmi O
rumah sakit adalah 3,9% untuk laki-laki dan Aram, 2009 faktor sembelit mempunyai odds
2,1% untuk perempuan. Insiden hernia lebih ratio 4, sedangkan menurut penelitian Mike S. L.
rendah pada pasien obesitas (BMI> 30), Liem, 1997 sembelit mempunyai odds ratio 2,5.
dibandingkan dengan pasien yang tidak Obesitas menjadi semakin umum, tidak
obesitas dengan perbandingan 8,3% dan 15,6% hanya di negara-negara maju tetapi juga di
(Kourosh Sarkhosh, 2012). negara berkembang. Obesitas merupakan
Menurut penelitian case control Fahmi O akumulasi berat lemak dalam sel lemak tubuh
Aram (2009) pekerjaan berat mempunyai yang dengan cepat meningkatkan risiko
hubungan yang signifikan terhadap terjadinya penyakit yang berhubungan dengan obesitas
hernia inguinalis dengan odds ratio sebesar dan kematian. Terdapat beberapa cara untuk
3,73. Menurut Risk and prognosis of inguinal mengukur obesitas diantaranya adalah BMI.
hernia in relation to occupational mechanical Body mass index merupakan rumus sistematis
exposures durasi pekerjaan juga dapat yang berkaitan dengan lemak tubuh orang

2
Vera Anik Agustina / Unnes Journal of Public Health 3 (3) (2014)

dewasa, dan dinyatakan dengan berat badan METODE PENELITIAN


dibagi dengan kuadarat tinggi badan dalam
ukuran meter (Arisman, 2004 : 193). Metode yang digunakan dalam penelitian
Obesitas atau kelebihan berat badan ini adalah kasus kontrol (case control).
secara alami akan memiliki tekanan internal Kelompok kasus adalah pasien hernia inguinalis
yang lebih besar. Tekanan internal tersebut di RSUD Kabupaten Kudus berjumlah 90 orang
dengan mudah dapat mendorong jaringan dengan kriteria inklusi sampel berusia lebih
lemak dan organ internal menjadi hernia dari 25 tahun dan berada di daerah penelitian.
(Kourosh Sarkhosh, 2012). Menurut penelitian Kriteria ekslusi kasus yaitu responden yang
Fahmi O Aram (2009) obesitas meningkatkan tidak bersedia berpartisipasi dalam penelitian.
risiko hernia inguinalis 2 kali lebih besar Kelompok kontrol adalah pasien demam
dengan OR = 2,95 menunjukkan bahwa typhoid berjumlah 90 orang dengan kriteria
obesitas merupakan faktor risiko terjadinya inklusi responden tidak menderita hernia
hernia inguinalis. inguinalis yang dijaring dengan kuesioner
Menurut World Health Organization penjariangn dan berada di daerah penelitian.
(WHO) selama 2010, di Indonesia tercatat 32,9 Variabel bebas dalam penelitian ini
% atau sekitar 78,2 juta penduduk dengan adalah obesitas. Variabel perancu dalam
kondisi kegemukan. Jika dibandingkan dengan penelitian ini adalah riwayat keluarga,
data obesitas pada 2008 yang hanya 9,4 persen, pekerjaan, jenis kelamin, olahraga, merokok,
maka dapat disimpulkan bahwa angka obesitas batuk kronik dan sembelit. Tehnik pengambilan
di Indonesia semakin meningkat. sampel dalam penelitian ini dengan cara simple
Bank data Kementerian Kesehatan random sampling.
Indonesia menyebutkan bahwa berdasarkan Prosedur penelitian meliputi tiga tahap,
distribusi penyakit sistem cerna pasien rawat yaitu tahap pra penelitian, tahap penelitian dan
inap menurut golongan sebab sakit Indonesia tahap paska penelitian. Tahap pra penelitian
tahun 2004, hernia menempati urutan ke-8 meliputi : menentukan sampel yang akan
dengan jumlah 18.145 kasus, 273 diantaranya diteliti, menyiapkan instrument penelitian
meninggal dunia. Sedangkan data di Jawa untuk mengumpulkan data primer dan
Tengah tahun 2007 jumlah penderita hernia mengajukan surat ijjin penelitian ke RSUD
adalah 150.225 penderita. Kabupaten Kudus. Tahap penelitian meliputi :
Hasil survei dan pengambilan data di menyeleksi sampel dari data rekam medik
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus rumah sakit, mewawancarai responden dengan
prevalensi hernia pada tahun 2011 adalah 1,2 menggunakan kuesioner, mendokumentasikan
% dan termasuk dalam 20 besar penyakit. kegiatan penelitian dalam bentuk foto. Tahap
Jumlah penderita hernia ingunais bulan Januari ketiga yaitu paska penelitian meliputi :
tahun 2011 sampai dengan Oktober tahun 2012 mengolah data dengan bantuan komputer dan
adalah 321 pasien. Jumlah pasien laki-laki menyusun hasil penelitian. Analisis data
sebanyak 310 orang dan pasien perempuan dilakukan secara univariat, bivariat
sebanyak 11 orang. Sedangkan pasien yang (menggunakan uji chi square dengan α=0,05)
berusia lebih dari 25 tahun sebanyak 289 orang dan stratifikasi (menggunakan uji Mantel
(rekam medis RSUD Kabupaten Kudus, 2011). Haenszel).
Peneliti ingin mengetahui apakah ada
hubungan antara obesitas dengan kejadian HASIL DAN PEMBAHASAN
hernia inguinalis dengan memperhitungkan
variabel perancu yaitu riwayat keluarga, Hasil uji chi square dari data penelitian
pekerjaan, jenis kelamin, olahraga, merokok, tentang obesitas pada responden kasus dan
batuk kronik dan sembelit.

3
Vera Anik Agustina / Unnes Journal of Public Health 3 (3) (2014)

kontrol di Kabupaten Kudus, didapatkan hasil


sebagai berikut :

Tabel 1. Tabulasi Silang antara Obesitas dengan Kejadian Hernia Inguinalis


Obesitas Kejadian Hernia Inguinalis Nilai OR 95%CI
p
Kasus Kontrol
f % f %
Obesitas 10 11,1 27 30,0
0,131-
Tidak Obesitas 80 88,9 63 70,0 0,002 0,292
0,674
Total 90 100,0 90 100,0

Berdasarkan hasil penelitian hernia inguinalis. Orang kurus yang cenderung


menunjukkan bahwa ada hubungan antara terkena hernia inguinalis karena jaringan ikat
obesitas dengan kejadian hernia inguinalis di pada perut sedikit, sehingga usus dengan
Kabupaten Kudus. Hasil ini didasarkan pada uji mudah menonjol keluar karena jaringan ikat
chi square yang diperoleh p value 0,002 lebih yang lemah (Arya, 2010).
kecil dari α 0,05. Nilai OR pada penelitian ini Namun hasil penelitian ini tidak sejalan
adalah 0,292 (OR< 1) dengan CI 95% 0,131- dengan penelitian Fahmi O Aram di Yaman
0,674 (tidak mencangkup angka 1) yang tahun 2009 yang menunjukkan bahwa obesitas
menunjukkan bahwa obesitas merupakan merupakan faktor risiko terjadinya hernia
faktor protektif terjadinya hernia inguinalis. inguinalis. Hal ini karena obesitas atau
Menurut penelitian Fahmi O Aram di kelebihan berat badan secara alami akan
Yaman tahun 2009 menunjukkan bahwa memiliki tekanan internal yang lebih besar.
obesitas merupakan faktor risiko terjadinya Tekanan internal tersebut dengan mudah dapat
hernia inguinalis. Sedangkan menurut mendorong jaringan lemak dan organ internal
penelitian Anders Rosemar tahun 2011, Mike S. menjadi hernia (Kourosh Sarkhosh, 2012).
L. Liem tahun 1997, dan penelitian Constance E. Hasil analisis srtatifikasi hubungan
Ruhl tahun 2006 menunjukkan bahwa obesitas antara obesitas dengan kejadian hernia
merupakan faktor protektif terjadinya hernia inguinalis berdasarkan pada jenis kelamin,
inguinalis. riwayat pekerjaan, riwayat keluarga, olahraga,
Hasil penelitian ini sesuai dengan merokok dan batuk kronik dengan
penelitan Anders Rosemar tahun 2011, Mike S. menggunakan metode Mantel-Haenszel, dapat
L. Liem tahun 1997, dan penelitian Constance E. dilihat sebagai berikut:
Ruhl tahun 2006 yang menunjukkan bahwa
obesitas merupakan faktor protektif terjadinya

4
Vera Anik Agustina / Unnes Journal of Public Health 3 (3) (2014)

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisis Stratifikasi Menggunakan Uji Mantel-Haenszel


No. Variabel POR 1 POR 2 Cpor aPOR Nilai p Keterangan
1. Jenis 0,182 - 0,292 0,292 0,051 Variabel perancu
Kelamin

2. Riwayat 0,125 3,400 0,292 2,667 0,001 Bukan variabel perancu


Pekerjaan

3. Riwayat 0,091 0,345 0,292 5,091 0,003 Bukan variabel perancu


Keluarga

4. Olahraga 0,433 0,268 0,292 0,644 0,002 Bukan variabel perancu

5. Merokok 0,057 0,395 0,292 2,342 0,003 Bukan variabel perancu

6. Batuk 0,571 0,259 0,292 1,556 0,002 Bukan variabel perancu


Kronik

7. Sembelit 0,200 0,313 0,292 9,382 0,005 Bukan variabel perancu

Keterangan : perempuan lebih berisiko mengalami obesitas


POR : prevalence odds ratio dari pada laki-laki (Adul, 2009).
cPOR : crude of prevalence odds ratio Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
aPOR : adjusted of prevalence odds ratio hernia inguinalis lebih sering terjadi pada laki-
Analisis stratifikasi dengan laki dari pada perempuan. Hal ini dikarenakan
memperhitungkan variabel jenis kelamin pada pada laki-laki dalam waktu perkembangan janin
hubungan antara obesitas dengan kejadian terjadi penurunan testis dari rongga perut. Jika
hernia inguinalis menunjukkan bahwa jenis saluran testis ini tidak menutup dengan
kelamin merupakan variabel perancu. Hasil uji sempurna, maka akan menjadi jalan lewatnya
Mantel-Haenszel diperoleh nilai p = 0,051 hernia inguinalis (David C. Sabastion, 1994).
(>0,05). Pada analisis hubungan obesitas Analisis stratifikasi dengan
dengan kejadian hernia inguinalis pada jenis memperhitungkan variabel riwayat pekerjaan
kelamin perempuan nilai OR tidak muncul pada hubungan antara obesitas dengan
karena salah satu sel berisi angka 0. Sedangkan kejadian hernia inguinalis menunjukkan bahwa
analisis hubungan obesitas dengan kejadian riwayat pekerjaan bukan merupakan variabel
hernia inguinalis pada jenis kelamin laki-laki perancu. Hasil uji Mantel-Haenszel diperoleh
menghasilkan nilai OR = 1,82. nilai p = 0,001 (<0,05). Pada analisis hubungan
Jenis kelamin berpengaruh terhadap obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada
obesitas. Laki-laki memiliki lebih banyak otot riwayat pekerjaan yang berisiko yaitu
dibandingkan dengan perempuan. Otot pekerjaan sedang dan berat menghasilkan nilai
membakar lebih banyak lemak dari pada sel-sel OR=0,125. Sedangkan analisis hubungan
lain. Oleh karena itu perempuan yang lebih obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada
sedikit memiliki otot dari pada laki-laki lebih riwayat pekerjaan yang tidak berisiko yaitu
sedikit pula untuk membakar lemak. Sehingga pekerajaan sangat ringan dan ringan
menghasilkan nilai OR = 3,4.

5
Vera Anik Agustina / Unnes Journal of Public Health 3 (3) (2014)

Pekerjaan sangat ringan dan ringan Riwayat keluarga merupakan faktor


merupakan pekerjaan yang tidak membutuhkan predisposisi terjadinya hernia. walaupun bukan
aktifitas fisik yang banyak sehingga seseorang faktor utama yang mempengaruhi kejadian
cenderung dapat mengalami obesitas dari pada hernia inguinalis. Menurut penelitian Mike S. L.
orang yang melakukan pekerjaan sedang dan Liem, 1997 dan penelitian Fahmi O Aram, 2009
berat yang membutuhkan aktifitas fisik yang faktor riwayat keluarga merupakan faktor
banyak. Aktifitas fisik itulah yang menyebabkan risiko terjadinya hernia inguinalis. Sehingga
pembakaran lemak dalam tubuh. Sehingga hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian-
pekerjaan sangat ringan dan ringan lebih penelitian tersebut.
cenderung mengalami obesitas dari pada Analisis stratifikasi dengan
pekerjaan sedang dan berat. memperhitungkan variabel olahraga pada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara obesitas dengan kejadian
pekerjaan berat dan sedang yang dilakukan hernia inguinalis menunjukkan bahwa olagraga
selama lebih dari 1 tahun lebih terkena hernia bukan merupakan variabel perancu. Hasil uji
inguinalis. Sejalan dengan penelitian case Mantel-Haenszel diperoleh nilai p = 0,002
control Fahmi O Aram (2009) pekerjaan berat (<0,05). Pada analisis hubungan obesitas
mempunyai hubungan yang signifikan terhadap dengan kejadian hernia inguinalis pada
terjadinya hernia inguinalis. Pekerjaan berat responden yang melakukan olahraga yang
dapat meningkatkan tekanan intraabdomen berisiko mendapatkan nilai OR=0,433.
pada perut yang mengakibatkan organ perut Sedangkan analisis hubungan obesitas dengan
(biasanya usus) menonjol melalui suatu titik kejadian hernia inguinalis pada responden yang
yang lemah atau robekan pada dinding otot tidak melakukan olahraga yang berisiko
yang tipis yang biasanya dihubungkan dengan menghasilkan nilai OR = 0,268.
perkerjaan-pekerjaan mengangkat berat. Seseorang yang melakukan
Analisis stratifikasi dengan olahraga secara rutin cenderung tidak
memperhitungkan variabel riwayat keluarga mengalami obesitas dari pada orang yang tidak
pada hubungan antara obesitas dengan melakukan olahraga. Hal ini karena olahraga
kejadian hernia inguinalis menunjukkan bahwa dapat membakar lemak yang ada dalam tubuh
riwayat keluarga bukan merupakan variabel dan menjadikan otot tubuh yang kencang.
perancu. Hasil uji Mantel-Haenszel diperoleh Hasil penelitian ini sejalan dengan
nilai p = 0,003 (<0,05). Pada analisis hubungan penelitian Mike S. L. Liem, 1997 yang
obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada menyebutkan bahwa olahraga merupakan
responden yang mempunyai riwayat keluarga faktor protektif terjadinya hernia inguinalis.
mendapatkan nilai OR=0,091. Sedangkan Olahraga beban dalam pembentukan otot-otot
analisis hubungan obesitas dengan kejadian abdominal meliputi rectus abdominalis dan
hernia inguinalis pada responden yang tidak oblique external dapat meningkatkan kekuatan
mempunyai riwayat keluarga menghasilkan otot perut. Orang yang rutin berolahraga beban
nilai OR = 0,345. ini biasanya tidak mengalami hernia inguinalis.
Genetik diduga dapat mempengaruhi Namun pada orang tertentu yang memiliki
jumlah dan besar sel lemak, distribusi lemak defek atau kelainan bawaan pada dinding perut
dan besar penggunaan energi untuk atau memiliki faktor risiko seperti merokok,
metabolisme saat tubuh istirahat. Polimorfisme pengaturan diet yang salah dan ekstrem, yang
dalam variasi gen mengontrol nafsu makan dan pada akhirnya merusak jaringan ikat perut,
metabolisme menjadi predisposisi obesitas maka hernia inguinalis dapat terjadi saat
ketika adanya kalorui yang cukup. Sehingga mengangkat beban (Jeffry Tenggara, 2012).
genetik berpengaruh terhadap obesitas Analisis stratifikasi dengan
seseorang (Adul, 2009). memperhitungkan variabel merokok pada

6
Vera Anik Agustina / Unnes Journal of Public Health 3 (3) (2014)

hubungan antara obesitas dengan kejadian hubungan antara obesitas dengan kejadian
hernia inguinalis menunjukkan bahwa merokok hernia inguinalis menunjukkan bahwa sembelit
bukan merupakan variabel perancu. Hasil uji bukan merupakan variabel perancu. Hasil uji
Mantel-Haenszel diperoleh nilai p = 0,002 Mantel-Haenszel diperoleh nilai p = 0,005
(<0,05). Pada analisis hubungan obesitas (<0,05). Pada analisis hubungan obesitas
dengan kejadian hernia inguinalis pada dengan kejadian hernia inguinalis pada
responden yang merokok mendapatkan nilai responden yang mengalami sembelit
OR=0,057. Sedangkan analisis hubungan mendapatkan nilai OR=0,200. Sedangkan
obesitas dengan kejadian hernia inguinalis pada analisis hubungan obesitas dengan kejadian
responden yang tidak merokok menghasilkan hernia inguinalis pada responden yang tidak
nilai OR = 0,395. mengalami sembelit menghasilkan nilai OR =
Hasil penelitian ini sejalan dengan 0,312.
penelitian Fahmi O Aram, 2009 merokok Sembelit merupakan faktor resiko
merupakan faktor resiko terjadinya hernia terjadinya hernia inguinalis. Pada saat sembelit
inguinalis. Merokok bukan faktor langsung tekanan intraabdomen meningkat karena
terjadinya hernia inguinalis, melainkan faktor mengedan sehingga terjadi penonjolan pada
penyebab batuk kronik yang menjadi faktor kanalis inguinalis yang merupakan saluran
terjadinya hernia inguinalis. Merokok juga oblik yang melewati bagian bawah dinding
merubah anatomi saluran napas, pada perokok anterior abdomen. Menurut penelitian Fahmi O
akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru Aram dan menurut penelitian Mike S. L. Liem,
dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini 1997 sembelit merupakan faktor risiko
menjadi dasar utama terjadinya penyakit batuk terjadinya hernia inguinalis yang sejalan
kronik yang manjadi faktor risiko terjadinya dengan hasil penelitan ini.
hernia inguinalis, misalnya obstruksi paru
menahun, emfisema paru-paru dan bronchitis SIMPULAN
kronis (Sugeng D. Triswanto, 2007 : 61).
Analisis stratifikasi dengan Berdasarkan hasil penelitian tentang
memperhitungkan variabel batuk kronik pada hubungan antara obesitas dengan kejadian
hubungan antara obesitas dengan kejadian hernia inguinalis di Kabupaten Kudus dapat
hernia inguinalis menunjukkan bahwa batuk disimpulkan bahwa ada hubungan antara
kronik bukan merupakan variabel perancu. obesitas dengan kejadian hernia inguinalis di
Hasil uji Mantel-Haenszel diperoleh nilai p = RSUD Kabupaten Kudus. Obesitas merupakan
0,002 (<0,05). Pada analisis hubungan obesitas faktor protektif terjadinya hernia inguinalis.
dengan kejadian hernia inguinalis pada Jenis kelamin merupakan variabel perancu
responden yang mempunyai batuk kronik dalam hubungan antara obesitas dengan
mendapatkan nilai OR=0,571. Sedangkan kejadian hernia inguinalis.
analisis hubungan obesitas dengan kejadian
hernia inguinalis pada responden yang tidak DAFTAR PUSTAKA
mempunyai batuk kronik menghasilkan nilai
OR = 0,259. Adul, 2009, Obesitas,
Menurut penelitian case control Fahmi O http://adul2008.wordpress.com/2009/04/1
Aram, 2009 menemukan bahwa batuk kronik 1/obesitas/, diakses tanggal 3 Desember
2012.
menjadi faktor risiko terjadinya hernia
Arya, 2010, Hernia Inguinalis,
inguinalis. Penelitian tersebut sejalan dengan
http://exsimple.blogspot.com/2010/07/kti-
hasil penelitian ini. hernia-inguinalis.html, diakses tanggal 3
Analisis stratifikasi dengan Desember 2012.
memperhitungkan variabel sembelit pada

7
Vera Anik Agustina / Unnes Journal of Public Health 3 (3) (2014)

American College of 2009, Patient


Surgeons, 704-overview, Medscape reference, di akses
Education Inguinal/Femoral Hernia, Amerika, tanggal 6 Agustus 2012.
Division of Educations. Mike S. L. Liem, 1997, Risk Factor for Inguinal Hernia
Anders Rosemar, 2011, Obesity and Common in Women : A Case-Control Study, American
Surgical Disorders, Effect on Incidence and Journal of Epidemiology, Vol 146, No 9.
Complications. Tesis: University of Rekam Medik RSUD Kabupaten Kudus, 2011, Data 20
Gothenburg. besar penyakit tahun 2011, Kudus : RSUD
Arisman, 2004, Gizi dalam Daur Kehidupan, Jakarta : Kabupaten Kudus.
EGC. Rekam Medik RSUD Kabupaten Kudus, 2011, Data
Bhisma Murti, 2000, Prinsip Dan Metode Riset pasien hernia inguinalis dan demam thypoid
Epidemiologi, Jogjakarta : Gajah Mada 2011-2012, Kudus : RSUD Kabupaten Kudus.
University Press R. G. Holzheimer, 2005, Inguinal Hernia:
Craig W. Martin, 2004, Hernia, Medical, Policy and Classification, Diagnosis And Treatment
Financial Considerations, Compensation and Classic, Traumatic And Sportsman’s Hernia,
Rehabilitation Services Division, WCB european journal of medical research, Vol 10
Evidence Based Group. : 121-134.
Constance E. Ruhl, 2007, Risk Factor for Inguinal Ruben Nico van Veen, 2008, New Clinical Concepts in
Hernia Among Adults in the US Population, Inguinal Hernia, Erasmus Universiteit
American Journal of Epidemiology, Vol 165, Rotterdam.
No 10. Soekijo Notoatmodjo, 2010, Metodologi Penelitian
David C. Sabiston, 1994, Buku Ajar bedah, Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
terjemahan oleh Petrus Andrianto, Jakarta : Stanley Lemenshow dkk, 1997, Besar Sampel dalam
EGC. Penelitian Kesehatan, Yogyakarta: Gajah
Donna L. Wong, 2009, Buku Ajar Keperawatan Mada University Press.
Pediatric, terjemahan oleh Agus Sutarna, Sudigdo Sastroasmoro, 1995, Dasar-Dasar
Jakarta : EGC. Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta :
Dorland, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland, Banurupa Aksara.
terjemahan oleh poppy kumala, Jakarta : EGC. Sugeng D. Triswanto, 2007, Stop Smoking, Jogjakarta
Evelyn C. Pearce. 2004, Anatomi dan Fisiologi untuk : Progresif Books.
Paramedis, terjemahan oleh Sri Yuliani Susanne Wulff Svendsen, 2010, Risk and prognosis of
Handoyo, Jakarta : Gramedia. inguinal hernia in relation to occupational
Fahmi O Aram, 2009, Risk Factor Of Hernia In mechanical exposures – a systematic review
Hadramout Yemen A Case Control Study, of the epidemiologic evidence, Department of
Departement of Surgery College of Medicine, Occupational Medicine, Regional Hospital
Vol 3. West Jutland.
Herry Setya Yudha Utama, 2010, Hernia Hydrocele
At A Glance,
http://www.herryyudha.com/2011/11/herni
a-hydrocele-at-glance.html, di akses tanggal
17 Febuari 2012.
, 2011, Jenis Jenis Hernia Dan Penanganannya,
http://herrysetyayudha.wordpress.com/tag/
herry-setya-yudha-utama/, di akses tanggal
17 Febuari 2012.
Jeffry Tenggara, 2012, Hernia: Apa dan Bagaimana?,
http://duniafitnes.com/health/hernia-apa-
dan-bagaimana.html, di akses tanggal 8 Mei
2012.
Kourosh Sarkhosh, 2012, A Systematic Review of the
Association Between Obesity and Inguinal
Hernias, SAGES 2012 Annual Meeting.
Marc D Basson, 2011, Constipations,
http://emedicine.medscape.com/article/184

Anda mungkin juga menyukai