Anda di halaman 1dari 8

ANALISA JURNAL

MANAJEMEN NYERI PADA KLIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI


RUNAG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM NEGARA

Disusun oleh :

PURI KURNIYATI
NIM : 012021080013

PRODI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


ITS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
ANALISA JURNAL

1. Latar belakang pemilihan jurnal


Dari jurnal yang telah didapatkan dalam pencarian dengan metode PICO,
didapatkan jurnal yang paling mendekati dengan asuhan keperawatan yang
diberikan pada An. A

2. Pencarian jurnal dengan metode PICO


a. Buka browser
b. Tulis google Scholar , akan muncul table seperti di bawah ini.
c. Lakukan identifikasi dengan menulis kata – kata pencarian

3. Judul jurnal:
Manajemen Nyeri pada Klien Infeksi Saluran Kemih di Ruang Anggrrek Rumah
Sakit Umum Negara

4. Penulis
a. Gusti Ayu Putu Parwati STIKES Buleleng Singaraja
b. Gusti Ayu Ketut Purna STIKES Buleleng Singaraja
c. Retno Budi Purwanti STIKES Buleleng Singaraja
d. Munawarah STIKES Buleleng Singaraja
e. Kadek Yudi Aryawan STIKES Buleleng Singaraja
f. Ni Kadek Diah STIKES Buleleng Singaraja

5. Tahun terbit, No, Volume :


a. Tahun terbit : Maret 2020
b. No : 1
c. Volume : 5

6. Abstrak
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan yang disebabkan
karena adanya invasi bakteri pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih sebagian
besar disebabkan oleh bakteri,virus dan jamur tetapi bakteri yang sering menjadi
penyebabnya. umumnya mempunyai gejala nyeri pinggang, disuria, sering atau
terburu-buru buang air kecil, nyeri suprapubik. Tujuan dari penulis dapat
memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri infeksi saluran kemih
dengan melaporkan tindakan nonfarmakologi terhadap penurunan nyeri. Metode
yang digunakan penulis adalah metode deskriptif dengan pemaparan studi kasus
melalui pendekatan asuhan keperawatan yakni pengkajian, penegakan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Tindakan
keperawatan 2x24 jam yang dilakukan pada klien dengan infeksi saluran kemih
adalah mengajarkan teknik non- farmakologi untuk menurunkan nyeri yaitu
menganjurkan klien untuk relaksasi nafas dalam, dan mengajarkan klien teknik
distraksi. Masalah nyeri akut teratasi sebagian sehingga membutuhkan perawatan
lebih lanjut dan kerjasama antara petugas medis, klien dan keluarga agar asuhan
keperawatan dapat berhasil secara maksimal

7. Pendahuluan ( latar belakang dalam jurnal )


Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan yang disebabkan
karena adanya invasi bakteri pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih
disebabkan oleh bakteri Escherechia coli, Klebsiella pneumonia dan
Pseudomonas aeruginosa. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik pria
maupun wanita dari semua umur baik anak, remaja, dewasa maupun umur
lanjut. Wanita lebih sering terinfeksi dari pria dengan angka populasi umum
kurang lebih 5-15% (Tessy & Suwanto, 2001).
Menurut WHO sebanyak 25 juta kematian diseluruh dunia pada
tahun 2011, sepertiganya disebabkan oleh penyakit infeksi (WHO, 2011).
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi dengan keterlibatan bakteri
tersering dikomunitas dan hampir 10% orang pernah terkena ISK selama
hidupnya. Di Indonesia, ISK merupakan penyakit yang relatif sering pada
semua usia mulai dari bayi sampai orang tua. Semakin bertambahnya usia,
insidensi ISK lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki
karena uretra wanita lebih pendek dibandingkan laki- laki (Purnomo, 2014).
Sekitar 40% wanita akan mengalami ISK setidaknya sekali selama hidupnya, dan
sejumlah besar perempuan ini akan memiliki infeksi saluran kemih berulang
(Gradwohl, 2011)
Penyebab ISK terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri
yang biasanya menghuni usus dan akan naik ke sistem saluran kemih antara lain
adalah Escherichia coli, Proteus sp, Klebsiella, Enterobacter (Purnomo, 2014).
Gejala yang sering muncul pada penderita Infeksi saluran kemih antara lain: (1)
menggigil, demam, nyeri pinggang, sering mual dan muntah (biasanya terkait
dengan pielonefritis akut) dan (2) disuria, sering biasanya terkait dengan
sistitis (Coyle et al.,2005).
Teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi merupakan teknik
nonfarmakologi untuk menurunkan nyeri (Wahyudi & Abdul, 2016). Sesuai
dengan penelitian yang menunjukkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam dan
teknik distraksi yang dapat menurunkan intensitas nyeri pada klien post operasi
(Rampengan, Rondonuwu & Onibala, 2014).
Secara umum tujuan penulis adalah memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan nyeri. Berdasarkan latar belakang diatas, upaya mengurangi
nyeri pada klien infeksi saluran kemih menjadi prioritas perhatian. Maka penulis
tertarik untuk menjelaskan dan menganalisis tentang penanganan kasus infeksi
saluran kemih dengan judul “Manajemen Nyeri Pada Klien Infesi Saluran
Kemih”.

8. Tujuan
Untuk memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri infeksi saluran
kemih dengan melaporkan tindakan nonfarmakologi terhadap penurunan nyeri.
9. Metode yang digunakan ( desain, sampel, instrumen )
Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif dengan
pemaparan studi kasus melalui pendekatan asuhan keperawatan yakni pengkajian,
penegakan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan. Data didapatkan melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan
observasi. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka
maupun tertutup yang dimaksudkan untuk mendapatkan data secara subyektif.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan empat cara yaitu inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi. Sedangkan observasi dilakukan dengan mengamati respon fisik,
psikologis, emosi, serta rasa aman dan nyaman dari klien (Debora, 2011).

10. Hasil dan pembahasan


Hasil dan pembahasan akan memaparkan hasil dari kegiatan proses
keperawatan yang dilakukan dengan tahapan dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Pengkajian
Dari hasil pengkajian pasien yang dilakukan pada tanggal 3 Januari 2020
didapatkan data pasien Tn. S usia 67 th yang dirawat dengan diagnosa ISK
Komplikata + Hematuria. Data riwayat kesehatan pasien didapatkan pasien
mengeluh nyeri perut tembus hingga ke pinggang kanan dan kiri sejak 2 hari yang
lalu, demam hilang timbul, BAK Susah keluar dan berwarna kemerahan serta
tampak keruh. Data riwayat kesehatan keluarga, pasien mengatakan tidak ada
anggota keluarganya yang memiliki riraway penyakit menular mauun penyakit
keturunan seperti diabetes, asma, dll.
Pada pengkajian pola nutrisi didapatkan data sebelum sakit pasien jarang
minum air putih. Pasien lebih suka minum minuman dingin dan bersoda, pasien
hanya menghabiskan kurang lebih 5 gelas. Pada pengkajian pola eliminasi
didapatkan data pasien merasa nyeri saat BAK, BAK susah keluar, urine
berwarna merah darah dan agak keruh. Saat ini pasien terpasang kateter, produksi
kurang lebih 800 cc/24 jam berwarna keruh bercampur darah. Pada pola aktivitas
dan latihan, pasien cenderung banyak beristirahat dan tirah baring selama dirawat
dan untuk melakukan kebutuhan sehari- hari pasien harus dibantu keluarga. Pada
persepsi sensori kesadaran pasien composmentis (E4M6V5), orientasi baik,
merasakan nyeri perut tembus ke pinggang kanan dan kiri , pasien tampak
meringis menahan nyeri, skala nyeri 6. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan data: TD: 130/90 N: 108 S: 37.5 RR: 22 Sa: 99%
Dari pengkajian diatas diperoleh data subjektif dan data objektif. Data
subjektif pasien mengeluh nyeri perut tembus ke piggang, skala nyeri 6. Data
objektif pasien tampak meringis, TD: 130/90 N: 108 S: 37.5 RR: 22 Sa: 99%
pasien mendapat therapi infus RL 20 tpm, Ranitidine 50 mg/12 jam, omeprazole
40 mg/12 jam, ceftriaxone 1 gr/12 jam, paracetamol fles 1 gr/8 jam, ketorolac
30mg /8 jam.

Diagnosa Keperawatan
Setelah didapatkan data dari pengkajian, maka dibuatlah analisis data dan
membuat kesimpulan diagnosis keperawatan. Berdasarkan data subjektif dan
objektif dapat ditegakkan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera biologis.

Intervensi Keperawatan
Intervensi yang dibuat untuk diagnosa diatas adalah tujuan yang
diharapkan dari tindakan keperawatan selama 2x24 jam yang dilakukan yaitu:
Melaporkan nyeri terkontrol meningkat, Keluhan nyeri menurun, Penggunaan
analgesik menurun. Untuk mencapai kriteria hasil yang demikian, dilalukan
intervensi keperawatan, yaitu: mengidentifikasi lokasi, karakterisktik, durasi
frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri, mengidentifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri, memonitor keberhasilan terapi komplomenter yang sudah
diberikan, memonitor efek penggunaan analgetik memberikan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, menjelaskan penyebab periode dan
pemicu nyeri.

Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap yang muncul setelah perencanaan dibuat
dan diaplikasikan ke pasien. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi yang dapat
merileksasikan otot, dan memblok transmisi impuls nyeri serta memberikan
injeksi analgesik yaitu ketorolac 30 mg yang berfungsi menurunkan nyeri akut
derajat sedang hingga berat segera setelah nyeri yang diindikasikan untuk
penatalaksanaan jangka pendek maksimal 2 hari, dan paracetamol infus 100 mg
yang yang berfungsi sebagai pengobatan untuk nyeri akut. Selain teknik relaksasi
nafas dalam, teknik distraksi dan stimulus sentuhan yang disebutkan penulis
dalam perencanaan, sebenarnya ada banyak tindakan nonfarmakologi yang dapat
menurunkan nyeri seperti stimulasi, listrik syaraf transkutaneus (TENS),
hypnosis, terapi musik, akupresur, kompres panas atau dingin dan pijatan
(Bulechek et al., 2013).

Evaluasi Keperawatan
Merupakan tahap membandingkan hasil tindakan yang dilakukan dengan
kriteria hasil yang sudah ditetapkan dalam perencanaan. Berdasarkan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan selama 2x24 jam dilakukan evaluasi diagnosa
nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis dengan hasil masalah
teratasi sebagian, sehingga intervensi masih dilanjutkan: informasikan kepada
pasien untuk melakuakan teknik manajemen nyeri nonfarmakologis, kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian analgesik.
Evaluasi yang dilakukan selama dua hari dengan hasil terjadi penurunan
skala nyeri dari hari pertama skala nyeri 6 menjadi 3. Dari hasil evaluasi diatas
dapat disimpulkan tindakan nonfarmakologis yang diajarkan efektif dalam
menurunkan nyeri, yang menunjukkan bahwa teknik distraksi dapat menurunkan
nyeri pada pasien dengan diagnosa Infeksi Saluran Kemih.

11. Kelebihan dan kelemahan jurnal


Kelebihan :
Topik dalam jurnal relevan untuk diaplikasikan sebagai salah satu acuan
dalam melakukan asuhan keperawatan, juga tidak menimbulkan resiko serta dapat
dijadikan perawatan mandiri setelah pulang dari rumah sakit serta tidak
mengganggu pengobatan secara medis.
Kelemahan :
Sampling yang digunakan hanya menggunakan 1 pasien saja. Dan
sample penelitian adalah pasien dewasa. Akan lebih relevan bila koresponden
adalah pasien anak.

12. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa selain
melalui terapi farmakologi, terapi non farmakologi juga dapat diterapkan untuk
mengatasi nyeri pada pasien dengan diagnosa ISK.

13. Daftar pustaka


Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., &Wagner, C.M. (2013).
Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi Keenam: Elseiver.
Coyle, E. A. & Prince, R. A., 2005, Urinary Tract Infection and Prostatitis, in
7th. Edition, The McGraw
Debora, O. (2011). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba
Medika.
Nurarif, A.H., & Hardhi, K. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan diagnosa medis & Nanda NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction.
Pezzlo M., 1992, Urinary Tract Specimens, In editor: Tilton RC., Clinical
Laboratory Medicine, Mosby Year Book, United State of America.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009). Fundamental of nursing : fundamental
keperawatan. Buku 1. Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Rampengan, S.F., Rondonuwu, R., & Onibala, F. (2014). Pengaruh teknik relaksasi
dan teknik distraksi terhadap perubahan intensitas nyeri pada klien post
operasi di ruang Irina A atas RSUP Prof. Dr. Rd Kandou Manado.
Jurnal Keperawatan, 2(2). Tessy A, Ardayo, Suwanto. Infeksi salauran
kemih dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3.Edisi 3. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI; 2001. h .369
Wahyudi, A.S., & Abdul, W. (2016). Buku ajar ilmu keperawatan dasar. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Anda mungkin juga menyukai