OLEH
NONO NGADU
5303212210366
WAIKABUBAK 2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronkitis merupakan salah satu penyakit pada sistem pernapasan
yang berlangsumg dibronkus yang disebabkan oleh virus, dan polusi udara ,
misalnya asap kebakaran, asap rokok, dan lain sebagainya sehingga timbul
gejala batuk, sesak napas , demam, dan nyeri pada dada. Menurut kemenkes
(2022) melaporkan bahwa bronkitis merupakan salah satu penyakit infeksi
pada saluran pernapasan yang menyebabkan terjadinya inflamasi pada
trakea, bronkus utama dan menengah yang akhirnya bermanifestasi
terjadinya batuk. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh virus ataupun
bakteri dan juga polusi udara seperti asap.
World Healt Organization (WHO) (2020) Penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK) merupakan penyebab kematian ketiga di seluruh dunia,
menyebabkan 3,23 juta kematian pada tahun 2019 penyebab utamanya
merokok. Di negara-negara berkembang, merokok menyumbang 30-40%
kasus PPOK, dan polusi udara rumah tangga merupakan faktor risiko utama.
Berdasarkan data dari Riskesda (2020) di indonesia secara nasional
mencapai target 80 % . Prevelensi PPOK tertinggi terdapat di Nusa
Tenggara Timur (12,1%), DKI Jakarta (53,0%), Banten (46,0%) dan Papua
barat (45,7%).
Data dari RSUD Waikabubak sebanyak 203 jiwa yang mengalami
(PPOK) data ini dikelompokan dari pasien rawat jalan dari tahun 2020-
2023 sebanyak 182 jiwa dan pasien rawat inap dari tahun 2020-2023
sebanyak 21 jiwa . (Rekam Medik RSUD Waikabubak 2023).
Bronkitis menjadi salah satu penyebab utama yang banyak
ditemukan disetiap rumah sakit . Bronkitis disebabkan oleh virus bakteri
maupun polusi udara . pada seseorang yang terinfeksi virus, bakteri maupun
polusi udara biasanya muncul gejala demam, sesak napas, nyeri dada dan
batuk. Seseorang yang mengalami tanda dan gejala tersebut salah satunya
sesak napas dikarenakan produksi sekret dalam bronkus berlebihan
sehingga terjadi penumpukan sekret. Jika sekret semakin menumpuk maka
mengalami gangggua dalam pemenuhan kebutuhan oksigen karene
pertukaran gas oksigen dan karbondioksida berkurang sehingga muncul
masalah jalan nafas tidak efektif .
Untuk mengatasi masalah gangguan jalan nafas tersebut maka akan
dilakukan fisoterapi dada dengan teknik Clapping , teknik ini efektif
dilakukan karena berdasarkan penelitian Sukma, (2020) tentang pengaruh
clapping pada pasien mengalamin gangguan jalan nafas menunjukkan
bahwa terdapat perubahan pada rata-rata frekuensi pernapasan responden
yaitu 26.6 kali per menit kemudian setelah dilakukan fisioterapi dada atau
clapping rata- rata frekuensi napas menurun menjadi 22.3 kali per menit.
Merujuk fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan studi
kasus dan penyusunan laporan karya ilmia “ implementasi fisioterapi dada
dengan teknik Clapping pada pasien gangguan oksigenasi (Bronkitis) di
ruang interna RSUD Waikabubak
B. Rumusan Masalah
Bagaimana implementasi fisioterapi dada dengan Teknik Clapping pada
pasien gangguan oksigenasi (Bronchitis) di Ruang Interna Rsud
Waiakabubak
C. Tujuan
Mampu mengimplementasikan fisioterapi dada dengan Teknik Clapping
pada pasien gangguan oksigenasi (Bronchitis) Di Ruang Interna Rsud
Waiakabubak
D. Manfaat
1. Masyarakat/pasien/keluarga
Studi kasus ini memberikan gambaran pada masyarakat khususnya pada
pasien dengan bronchitis
2. Pendididkan dan pelayanan kesehatan
Menambah fakta ilmia dalam bidang keperawatan khususnya mengenai
implementasi fisioterapi dada dengan Teknik Clapping pada pasien
gangguan oksigenasi (bronchitis) Di Ruang Interna Rsud Waiakabubak.
3. Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan hasil penelitian
mengenai fisioterapi dada dengan Teknik Clapping pada pasien
gangguan oksigenasi (bronchitis) Di Ruang Interna Rsud Waiakabubak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Intervensi keperawatan
Diangnosa Tujuan Intervensi keperawatan Rasional
keperawatan keperawatan (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
Bersihan Bersihsn jalan Latihan batu efektif kode
jalan nafas nafas (1.01006)
tidak efektif Kode (L.01001) Melatih pasien yang tidak
berhubungan Setelah dilakuan memiliki kemampuan batuk
dengan tindakan secara efektif untuk
secret yang keperawatan membersihkan laring ,
tertahan selama …x24 jam trakea, dan bronkiolus dari
diharapkan secret atau benda asing di
ekspetasi jalan jalan nafas .
nafas meningkat Observasi
dengan Indentifikasi
Kriteria hasi : kemampuan
1. Batuk efektif batuk
meningkat
2. Produksi Monitor adanya
sputum retensi sputum
menurun Monitor tanda
3. Mengi dan gejala infeksi
menurun saluran nafas
4. Meconium Monitor input
(pada dan output cairan
neonates) (misalnya,
menurun jumlah dan
5. Dyspnea krasteristik)
menurun Terapeutik
6. Ortoponea Atur posisi semi-
menurun fowler
7. Sulit bicara Pasang perlalak
menurun dan bengkok di
8. Sianosis pangkuan pasien
menurun Buang secret
9. Gelisah pada tempat
menurun sputum
10. Frekuensi Edukasi
nafas Jelaskan tujuan
membaik dan prosedur
11. Pola nafas batuk efektif
membaik Ajurkan Tarik
nafas dalam
meklalui hidung
selama 4 detik, di
tahan selam 2
detik kemudian
keluarkan dari
mulut dengan
bibir mencucu
(dibulatkan)
selama 8 detik
Ajurkan
mengunggulangi
tarik nafas dalam
selama 3 kali
Ajurkan batuk
dengan kuat
setelah tarik
nafas dalam yang
ke-3
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
mukolitik atau
ekspetoran , jika
perlu
Intoleransi Toleransi aktivitas Menejemen energi kode
aktivitas kode ( L.05047) (1.05178)
berhubungan Setelah di lakukan Observasi
dengan tindakan Indentifikasi
ketidak keperawatn gangguan fungsi
seimbangan selama …x24 jam tubuh yang
oksigen di harapkan mengakibatkan
dalam tubuh ekspetasi kelelahan
meningkat dengan Monitor
Kriteria hasil kelelahan fisik
1. Frekuensi nadi dan emosional
meningkat Monitor pola dan
jam tidur
2. Saturasin Monitor lokasi
oksigen dan
meningkat ketidaknyamanan
kemudahan selama
dalam melakukan
melakukan aktivitas
aktivitas Terapeutik
sehari-hari Sediakan
meningkat linkungan yang
3. Kecepatan nyamn dan renda
berjalan stimulus (mis,
meningkat cahaya suara,
jarak berjalan kunjuangan )
meningkat Lakukan rentang
4. Kekuatan gerak pasif
tubuh bagian dan/atau aktif
atas meningkat Berikan aktifitas
5. Kekuatan distraksi yang
tubuh bagian menenangkan
bawah Fasilitasi duduk
meningkat di sisi tempat
6. Toleransi tidur, jika tidak
dalam menaiki dapat berpinda
tangga atau berjalan
meningkat Edukasi
7. Keluhan lelah Ajurkan tirah
menurun baring
8. Dyspnea Ajurkan
saataktivitas melakukan
menurun aktivitas secara
bertahap
9. Dyspnea Ajurkan
setelah menghubungi
aktivitas perawat jika
menurun tanda dan gejala
10. Perasaan lemah kelelahan tidak
menurun berkurang
11. Aritmia saat Ajarkan strategi
aktivitas koping untuk
menurun menguranggi
12. Aritmia setelah kelelehan
aktivitas Kolaborasi
menurun Kolaborasi
13. Sianosis dengan ahli gizi
menurun tentang cara
14. Warna kulit meninkatkan
membaik asupan makanan
15. Tekanan darah
membaik
16. Frekuensi nafas
membaik
17. EKG eskemia
membaik
Tabel 1.1 intervensi keperawatan
4. Implementasi
d) Trakea
Trakea atau batang tenggorokan adalah organ tubuh yang
menghubungkan laring dengan bronkus. Dalam sistem pernapasan,
fungsi trakea bukan hanya sebagai jalur masuk dan keluarnya udara,
namun juga untuk menyaring partikel kotoran yang mungkin terbawa
udara sebelum masuk ke paru-paru. Trakea juga merupakan lanjutan
dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin kartilago yang terdiri
dari tulang-tulang rawan yang terbentuk seperti C.
Gambar 1.5 anatomi trakea
e) Bronkus
Bronkus merupakan organ dalam sistem pernapasan yang menjadi
penghubung batang tenggorokan/trakea dengan paru-paru. Fungsi
bronkus dalam sistem pernapasan cukup penting, salah satunya adalah
memastikan aliran udara masuk dan keluar paru-paru Bronkus juga
merupakan percabangan trachea. Setiap bronkus primer bercabang 9
sampai 12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tersier dengan
diameter yang semakin kecil. Struktur mendasar dari paru-paru adalah
percabangan bronchial yang selanjutnya secara berurutan adalah bronki,
bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik, duktus
alveolar, dan alveoli
Gambar 1.6 anatomi bronkus
f) Paru-paru
Paru-paru merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki peranan
penting dalam menjalankan sistem respirasi (pernapasan) pada
manusia. Sistem respirasi berguna untuk menyediakan oksigen ke
jaringan tubuh untuk pernapasan seluler, menghilangkan sisa
karbondioksida, dan membantu menjaga keseimbangan asam-basa
(Prasetio & Setiawan 2023). kapasitas vital paru adalah udara yang
dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan nafas dan
pengeluaran nafas paling kuat, diukur dengan menggunakan alat yang
bernama spirometer. Pada laki-laki normal kapasitas paru-parunya
adalah 4-5 liter, sedangkan pada perempuan normal kapasitas paru-
parunya adalah 3-4 liter. Kapasitas vital paru dapat berkurang pada
penyakit paru, penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru)
dan kelemahan pada otot pernafasan
1. Macam Volume Paru
a) Tidal Volume
Merupakan volume udara yang diinspirasikan dan
diekspirasikan dengan setiap pernafasan normal (± 500 ml).
b) Volume Cadangan Inspirasi
Merupakan volume tambahan udara yang dapat
diinspirasikan di atas tidal volume normal (± 3000 ml).
c) Volume Cadangan Ekspirasi
Jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan
ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi tidal yang normal
(± 1100 ml).
d) Volume Residual
Volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru setelah
melakukan ekspirasi kuat (± 1200 ml). (Hesty Widowati,
2020)
4. Patofisiologi
Bronkitis terjadi karena respiratory syncytial Virus (RSV), virus
influenza, virus pra influenza, asap rokok, polusi udara yang terhirup selama
masa inkubasi virus kurang lebih 5-8 hari. Unsur-unsur iritan ini
menimbulkan inflamasi pada percabangan trakeobronkial, yang
menyebabkan peningkatan produksi sekret dan penyempitan atau
penyumbatan jalan napas. Seiring berlanjutnya proses inflamasi perubahan
pada sel-sel yang membentuk dinding traktus respiratorius akan
mengakibatkan resistensi jalan napas yang kecil dan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi yang berat sehingga menimbulkan penurunan oksigenasi
daerah arteri.
Efek tambahan lainnya meliputi inflamasi yang menyebar luas,
penyempitan jalan napas dan penumpukan mukus di dalam jalan napas.
Dinding bronkus mengalami inflamasi, penebalan akibat edema dan
penumpukan sel-sel inflamasi. Efek bronkospasme otot polos akan
mempersempit lumen bronkus.
Diawali dengan bronkus besar yang terlibat inflamasi ini, tetapi
kemudian semua saluran napas turut terkena. Jalan napas menjadi tersumbat
dan terjadi penutupan, khususnya pada saat ekspirasi. Dengan demikian,
udara napas akan terperangkap di bagian distal paru. Keadaan ini
akanterjadi hipoventilasi yang menyebabkan ketidakcocokan dan timbul
hipoksemia. Hipoksemia dan hiperkapnia terjadi sekunder karena
hipoventilasi. Resistensi vaskuler paru meningkat ketika vasokonstriksi
yang terjadi karena inflamasi dan konpensasi pada daerah yang mengalami
hipoventilasi membuat arteri pulmonalis menyempit menyebabkan sesak
napas. (Fadilah, 2021)
5. Pathaway
(RAGIL,2023)
hots
Inflamasi percabangan
bronchial
bronkitis
METODOLOGI PENELITIAN
Dwi Ambarwati Rizqiana, And Heri Susanti Indri. 2022. “Asuhan Keperawatan
Bersihan Jalan Nafastidak Efektif Pada Pasien Bronkhitis Fisiotrapi Dada Di
Ruang Edelweis Atas Rsud Kardinah Kota Tegal.” Jurnal Inovasi Penelitian
3(3): 1–4.
Kemenkes Ri (2022). Profil Kesehatan Indonesia 2022. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Who. 2020 .Prevalensi Data Bronkitis: World Health Organization.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2022). Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Ri Tahun 2022.
Sukma. (2020). Pengaruh Pelaksanaan Fisioterapi Dada (Clapping) Terhadap
Bersihan Jalan Nafas Pada Anak Dengan Bronkitis. Journal Of Nursing &
Heal (Jnh).
Tim Pokja Sdki Dpp Ppni. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan:
Tim Pokja Slki Dpp Ppni. 2017 . Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja Siki Dpp Ppni. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan:
Fadilah, Putri. 2021. “Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Oksigenasi
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Pada Bapak S Keluarga Bapak S Dengan
Bronkitis Kronis Di Desa Kota Gajah Kecamatan Kota Gajah Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2021.” Https://Medium.Com/: 5–27.
Magfiroh, Magfiroh (2021). 2020. “Penyakit Sistem Pernafasan.” Universitas
Muhammadiyah Ponorogo 3(April): 49–58.
Www.Kemkes.Go.Id. 2020. “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者にお