Anda di halaman 1dari 45

Pembahasan Pengajian Dan Diagnosa Keperawatan Dan Kasus

DISUSUN OLEH :

CACA MARLENA

JOKO WARDOYO

SELVY ANGGRAINI GUCI

YENI ANGGELA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PRODI KEPERAWATAN CURUP
TAHUN 2011
HALAMAN PERSETUJUAN

Asuhan keperawatan dengan judul :

Asuhan keperawatan pada Tn. A dengan Tuberculosis paru

Di ruang Interne RSUD Curup

TA.2011

Di susun Oleh :

FARIZ AKBAR

Nim. P0.0320109053

Asuhan Keperawatan Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh Dosen

Pembimbing Untuk Dipertahankan Dihadapan Penguji Politeknik Kesehatan

Bengkulu Prodi Keperawatan Curup

Tanggal Agustus 2011

Pembimbing

Rodiyanto, SST
Nip. 1973061920064041006
HALAMAN PENGESAHAN

Asuhan keperawatan dengan judul :

Asuhan keperawatan pada Tn. A dengan Tuberculosis paru

Di ruang Interne

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CURUP

Di susun Oleh :

FARIZ AKBAR

Nim. P0.0320109053

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan penguji

Laporan Ujian Kasus Politekhnik Kesehatan Bengkulu

Prodi Kepetrawatan Curup

Tanggal Agustus 2011

Susunan Team

Pembimbing Penguji
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat rahmat dan hidayah Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

kasus ini dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. A dengan Tuberculosis

paru di Ruangan Interne ( Penyakit dalam ) Rumah Sakit Umum Daerah Curup.

Penulis sendiri menyadari bahwa laporan kasus ini masih bisa dibilang belum

sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam

bidangnya. Maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan oleh

penulis untuk kesempurnaan pada berikutnya.

Penulis berharap semoga kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Ucapan terimakasih ;

1. Nur Elly, S.kp, M.kes ( Direktur Poltekkes Bengkulu )


2. Ns. Agung Riyadi, S.Kep, M.kes ( Kajur Keperawatan )
3. H. Asli Samin, S.Kep, M.Kes ( Ka.Prodi Keperawatan Curup )
4. Rodiyanto SST ( Dosen Pembimbing )
5. dr. Syafri Nur ( Direktur RSUD Curup )
6. Herlina S.Kep ( CI Ruangan Interne )

Curup , Agustus 2011

Penulis

BAB I

PENFDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penyakit TB Paru merupakan penyakit menahun/kronis (berlangsung lama) dan


menular. Penyakit ini dapat diderita oleh setiap orang, tetapi paling sering menyerang
orang-orang yang berusia antara 15 35 tahun, terutama mereka yang bertubuh
lemah, kurang gizi atau yang tinggal satu rumah dan berdesak-desakan bersama
penderita TBC. Lingkungan yang lembap, gelap dan tidak memiliki ventilasi
memberikan andil besar bagi seseorang terjangkit TBC.

Penyakit Tuberkulosis dapat disembuhkan. Namun akibat dari kurangnya


informasi berkaitan cara pencegahan dan pengobatan TBC, kematian akibat penyakit
ini memiliki prevalensi yang besar. Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk
di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan
lebih dari 140 ribu lainnya meninggal.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan yang benar pada Tn. D dengan

Tuberculosis Paru diruang Interne ( Penyakit Dalam ) Rumah Sakit Umum Daerah

Curup.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian secara sistematis untuk menentukan analisa

data yang benar pada klien dengan TB Paru.

c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan TB paru

d. Mampu membuat perencanaan terhadap pasien TB paru.

e. Mampu melaksanakan rencana tindakan keperawatan yang telah

disusun.
f. Mampu melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan.

C. Manfaat Penulisan

1. Instansi Rumah Sakit

Dapat menjadi referensi bagi semua tenaga kesehatan atau perawat rumah sakit

untuk mengambil langkah-langkah atau kebijakan dalam upaya meningkatkan

mutu pelayanan pada pasien khususnya dengan TB paru.

2. Pendidikan

Sebagai sumber bagi mahasiswa-mahasiswi poltekkes Bengkulu prodi

keperawatan Curup untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan di masa

yang akan datang

3. Pasien

Agar dapat merasakan pelayanan yang bermutu serta meningkatkan pengetahuan

dan pengalaman untuk menjaga dan memelihara kesehatannya

4. Penulis

a. Salah satu persyaratan sebagai mahasiswa-mahasiswi keperawatan

Poltekkes Bengkulu Prodi Keperawatan Curup

b. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam

tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan TB paru

D. Metode Penulisan

Adapun metode yang digunakan dalam menghimpun data atau informasi yaitu:
1. Studi Kepustakaan

Membaca dan mempelajari literatur-literatur tentang TB paru.

2. Internet

Mencari dan mengumpulkan data terbaru, hal-hal yang berhubungan

dengan TB Paru.

3. Wawancara

Mengadakan wawancara langsung dengan keluarga pasien untuk

mendapatkan gambaran jelas tentang status kesehatan pasien.

4. Study Kasus

Penulis melakukan studi kasus pada Tn.A dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan yang komprehensif meliputi pengkajian,

analisa data, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.

Untuk mengumpulkan informasi dalam pengkajian, maka penulis

melakukan:

a. Observasi

Melaksanakan pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi

dan auskultasi secara langsung kepada pasien selama perawatan.

b. Wawancara

Mengadakan wawancara langsung dengan pasien, keluarga pasien

serta semua pihak yang terkait dalam perawatan pasien.

c. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan secara sistematis dari kepala hingga kaki

meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi


d. Diskusi

Dilakukan dengan berbagai pihak yang bersangkutan misalnya

pembimbing institusi pendidikan, perawat ruangan, dokter, serta

rekan-rekan mahasiswa.

e. Dokumentasi

Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien

termasuk hasil tes dignostik.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini ditulis secara sistematika yang terdiri dari 5 BAB.

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINKJAUAN TEORITIS

Berisi tinjauan teoritis yang menguraikan konsep dasar medis

(pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik,

tes diagnostik, penatalaksanaan dan komplikasi) sedangkan konsep

dasar keperawatan memuat tentang pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan keperawatan, dan perencanaan pulang/

discharge planning.

BAB III: TINJAUAN KASUS


Berisi tentang tinjauan kasus yang menguraikan pengkajian

keperawatan, pengumpulan data, analisa data, diagnosa keperawatan

sesuai prioritas masalah, perencanaan keperawatan, rencana

tindakan, implementasi dan evaluasi.

BAB IV :PEMBAHASAN

Berisi tentang pembahasan kesenjangan antara teori dengan praktek

atau kenyataan yang ditemukan dalam proses keperawatan dan akan

dibahas secara sistematis mulai dari pengkajian sampai evaluasi.

BAB V : PENUTUP

Memuat tentang kesimpulan dan saran yang disimpulkan dari hasil

pelaksanaan studi kasus.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
TUBERCULOSIS PARU

I. Definisi
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit akibat kuman Mycobakterium
tuberkculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi
terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif
Mansjoer, 2000).

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang


parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya,
terutama meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda, 2001).

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang


parenkim paru (Smeltzer, 2001).

II. Etiologi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Myobacterium

tuberkulosis dan Mycobacterium bovis. Basil tuberkulosis dapat hidup dan tetap

virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati pada

suhu 60 C dalam 15 20 menit.

a. Mycobacterium bovis
Penularannya scara peroral, misalnya minum susu yang mengandung basil
tuberkulosis yang biasanya Mycobacterium bovis.
b. Mycobacterium tuberculosis
Penularan melalui udara. Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
terinfeksi oleh mycobacterium tuberculosis :
1. herediter : resistensi seseorang terhadap infeksi kemungkinan
diturunkan secara herediter.
2. jenis kelamin : pada akhir masa kanak-kanak dan remaja angka
kematian dan kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan.
3. usia : pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi. Pada
masa puber dan remaja dimana terjadi masa pertumbuhan yang cepat,
kemungkinan terinfeksi sangat tinggi karena diet yang tidak adekuat.
4. keadaan stress : situasi yang penuh stres ( injuri, kurang nutrisi, stres
emosional, kelelahan kronik )
5. meningkatnya sekresi steroid adrenal yang menekan reaksi inflamasi
dan memudahkan untuk penyebarluasan infeksi.
6. anak yang mendapat terapi kortikosteroid lebih mudah terinfeksi.
7. nutrisi : status nutrisi yang kurang.
8. infeksi berulang, contoh : HIV, measles, dan pertusis.
9. tidak memenuhi aturan pengobatan.

III. Patofisiologi
WOC
M. Tuberkulosis M. Bobivs

Tertiup Melalui Udara

Menempel Pada Bronchiole


Atau Alveolus

Proliferasi Sel Epitel Disekeliling Basil


Dan Membentuk Dinding Antara
Basil Dan Organ Yang Terinfeksi (Tuberkel)

Basil menyebar melalui kelenjar


getah bening menuju kelenjar regional

Inflamasi / infeksi lesi primer menyebabkan


kerusakan jaringan

- Demam Meluas keseluruh paru-paru


- Anoreksia
- Malaise
(brochiolus atau pleura)
- Batuk
- BBturun - Nyeri dada
- Haemaptue
Erosi pembuluh darah - Keletihan
- Pucat
- Anemia
- Lemah
MK: Perubahan
nutrisi

Basil menyebar kedaerah MK : Ganguan


yang dekat dan jauh pertukaran gas pola
nafas tidak efektif
deficit perawatan
diri
MK: Resiko tinggi
infeksi
- demam
- kerusakan jaringan

IV. Manifestasi Klinis


Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis tuberkulosis mungkin belum muncul pada infeksi awal,
dan mungkin tidak akan pernah timbul apabila tidak terjadi infeksi aktif. Apabila
timbul infeksi aktif, pasien biasanya memperlihatkan :
Demam.
Malaise
Keringat dingin pada malam
Kedinginan
Hilangnya nafsu makan dan penurunan berat tubuh
Hemoptisis
Batuk purulen produktif disertai nyeri dada sering timbul pada infeksi aktif.

V. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin akan muncul pada TB paru yaitu ;
Kompliasi dini :
Pleuritis
Efusi pleura
Empiema
Laringhitis
Menyebar ke organ lain
Komplikasi lanjut
Obstruksi jalan nafas
Fibrosis paru
Ca paru
Sindroma gagal nafas

IV. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk individu dengan tuberkulosis aktif memerlukan waktu
lama karena basil resisten terhadap sebagian besar antibiotik dan cepat
bermutasi apabila terpajan antibiotik yang semula masih efektif. Saat ini, terapi
untuk pasien dengan infeksi aktif adalah kombinasi empat obat dan
berlangsung paling kurang 9 bulan dan biasanya lebih lama. Apabila pasien
tidak berespons terhadap obat-obat tersebut, maka obat dan protokol
pengobatan lain akan dicoba.
Individu yang memperlihatkan uji kulit tuberkulin positif setelah
sebelumnya negatif biasanya mendapat antibiotik selama 6-9 bulan untuk
membantu respons imunnya dan meningkatkan kemungkinan eradikasi basil
total.
Pengobatan terdiri atas 2 tahap yaitu tahap intensif yang berlangsung selama
2 bulan dan tahap lanjutan yang berlangsung selama 4 6 bulan.
Obatnya:
o Rifampisin dengan dosis 10 15 mg/KgBB/hari, 1 x sehari selama 6 9
bulan.
o INH ( isoniazid ) 10 12 mg/KgBB/hari selama 18 24 bulan.
o Streptomisin 30 50 mg/KgBB/hari selama 1 tahun.
o PAS ( para-aminosalisilat ) 200 300 mg/KgBB/hari. Obat inii jarang
dipakai.
o Kortikosteroid. Jika dalam bentuk prednison 1 3 mg/KgBB/hari, dan
kortison 10 15 mg/KgBB/hari.
KONSEP DASAR ASKEP TEORI TUBERCULOSIS PARU
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Kaji adanya gejala panas yang naik turun, batuk yang hilang timbul,
anoreksia, lesu, lemah,kurang nafsu makan, penurunan berat badan secara
drastis, turgor kulit buruk ( kering/kulit bersisik ), kesulitan tidur pada
malam hari atau demam pada malam hari, hemoptiesis, napas pendek.
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kontak dengan individu yang terinfeksi, penyakit yang pernah
diderita sebelumnya
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat keluarga yang pernah menderita TB

3. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem kardiovaskuler
Denyut nadi : takikardi.
TD : normal/meningkat.
b. Sistem pernafasan
Dyspnea/takipnea, efusi pleura
napas pendek, bunyi napas tubuler dan/atau
bisikan pektoral di atas lesi luas, sianosis.
krekels di atas apeks paru selama inspirasi cepat
setelah batuk pendek
karakteristik sputum yaitu : hijau/purulen; mukoid
kuning; atau bercak darah, hemoptisis, nyeri dada.
Perkusi pekak, penurunan fremitus taktil.
Pengembangan pernapasan tidak simetris
Bunyi nafas tidak normal : ronki, stridor
Frekuensi pernafasan, irama, kedalaman tak
normal
c. Sistem gastro intestinal
Anoreksia, tak dapat mencerna
Penurunan berat badan.
d. Sistem muskuloskeletal
Kelelahan otot, keletihan, kelemahan, malaise.
Penggunaan otot aksesori
e. Sistem integument
Turgor kulit buruk; kering/kulit bersisik, kehilangan otot/hilang lemak
subkutan.
f. Nyeri/kenyamanan
Berhati-hati pada daerah yang sakit
Perilaku distraksi
Tampak gelisah
g. Interaksi sosial
Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik
untuk melaksanakan peran.

4. Pemeriksaan Diagnostik
Kultur sputum : positif untuk Mycobacterium tuberkulosis pada tahap aktif
penyakit.
Ziehl Neelsen ( pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan
darah ) : positif untuk basil asam cepat.
Tes kulit ( PPD, Mantoux, potongan Vollmer ) : reaksi positif ( area indurasi 10
mm atau lebih besar, terjadi 48 72 jam setelah injeksi intradermal antigen )
menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara berarti
menunjukkan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik
sakit berarti bahwa TB akitf tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan
oloeh mycobacterium yang lain.
Foto thorak : dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas,
simpanan kalsium lesi sembuh primer, atau efusi cairan. Perubahan
menunjukkan lebih luas Tb dapat termasuk rongga, area fibrosa.
Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster; urine dan cairan
cerebrospinal, biopsi kulit ) : positif untuk ycobacterium tuberculosis.
Biopsi jarum pada jaringan paru : positif untuk granuloma TB, adanya sel
raksasa menunjukkan nekrosis
Elektrosit : dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi;
contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapat
ditemukan pada TB paru kronis.
GDA : dapat normal tergantung lokasi, berat, dan kerusakan sisa pada paru.
Pemeriksan fungsi paru : penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati,
peningkatan rasio udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan saturasi
oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan
paru, dan penyakit pleural ( TB paru kronis luas ).

B. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan Diagnosa Keperawatan ;
1. Bersihan jalan napas tak efektif b.d penumpukan sekret kental atau sekret
darah, kelemahan upaya batuk
2. Gangguan pertukaran gas b.d kerusakan jaringan paru, atelektasis.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelemahan, anoreksia.
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan, dan pencegahan
b.d tak akurat/tak lengkap informasi yang ada.
5. Defisit perawatan diri b.d nyeri, keletihan.
6. Resiko regimen terapeutik tak efektif b.d kompleksitas sistem perawatan,
kekurangan kepercayaan diri.
7. Risiko tinggi infeksi b.d kerusakan jaringan, penurunan pertahanan,
malnutrisi.

C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa1 : bersihan jalan napas tak efektif b.d penumpukan sekret kental atau
sekret darah, kelemahan upaya batuk.
Tujuan : bersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Mempertahankan jalan napas klien
Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
Menunjukkan perilaku untuk mempertahankan bersihan jalan
napas
Berpartisipasi dalam program pengobatan.

intervensi rasional
Kaji fungsi pernapasan, contoh Penurunan bunyi napas dapat
bunyi napas, kecepatan, irama dan menunjukkan atelektasis. Ronki, mengi
kedalaman. menunjukkan akumulasi
sekret/ketidaknyamanan untuk
membersihkan jalan napas Membantu
kenyamanan dalam upaya bernapas.
Pengeluaran sulit bila sekret sangat
Catat kemampuan untuk tebal. Sputum berdarah kental atau
mengeluarkan mukosa/batuk berdarah cerah diakibatkan oleh
efektif; catat karakter, jumlah kerusakan (kavitasi) paru atau luka
sputum, adanya hemoptisis. bronkial dan dapat memerlukan
evaluasi/ intervensi lanjut.
Posisi dapat membantu untuk
Berikan klien posisi semi atau memaksimalkan ekspansi paru dan
fowler tinggi. Bantu klien untuk menurunkan upaya pernapasan .
batuk dan latihan napas dalam. Mencegah obstruksi/aspirasi.
Bersihkan sekret dari mulut dan Penghisapan dapat diperlukan biola
trakea, penghisapan sesuai pasien tak mampu mengeluarkan
keperluan. sekret.

Mencegah pengeringan membran


Lembabkan udara / oksigen mukosa; membantu dalam
inspirasi pengenceran sekret.
Bronkodilator, antikolinergik, dan anti
Berikan obat-obat yang dapat peradangan.
meningkatkan efektifnya jalan
napas

Diagnosa 2 : Gangguan pertukaran gas b.d penurunan permukaan efektif paru,


atelektasis.
Tujuan : meningkatkan pertukaran gas yang adekuat.
Kriteria hasil : menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang
adekuat.
Intervensi Rasional
Kaji dispnea, takipnea, tak TB menyebabkan efek luas pada paru
normal/menurunnya bunyi dari bagian kecil bronkopneumonia
napas, peningkatan upaya sampai inflamasi difus luas, nekrosis,
pernapasan, terbatasnya efusi pleura, dan fibrosis luas. Efek
ekspansi dinding dada, dan pernapasan dapat dari ringan sampai
kelemahan. dispneu berat hingga distress
pernapasan.

Evaluasi perubahan pada Akumulasi sekret/pengaruh jalan napas


tingkat kesadaran. Catat dapat mengganggu oksigenasi organ
sianosis dan/atau perubahan vital dan jaringan.
pada warna kulit, trmasuk
membran mukosa dan kuku.
Dorong klien bernapas bibir Membuat tahanan melawan udara luar
saat/ selama exhalasi. untuk mencegah kolaps/penyempitan
jalan napas sehingga membantu
menyebarkan udara melalui paru.
Tingkatkan tirah baring dan Menurunkan konsumsi oksigen.
batasi aktivitas.
Berikan oksigen sesuai Alat dalam memperbaiki hipoksemia
indikasi. yang dapat terjadi sekunder terhadap
penurunan ventilasi.
Monitoring hasil analisa gas Penurunan kandungan oksigen atau Pa
darah O2 atau peningkatan Pa CO2
menunjukkan kebutuhan untuk
intervensi.

Diagnosa 3 : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelemahan,


anoreksia.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
menunjukkan peningkatan berat badan
melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkankan
dan/atau mempertahankan berat yang tepat.
intervensi Rasional
Catat status nutrisi klien pada Berguna dalam mendefinisikan
saat penerimaan, catat turgor derajat atau luasnya masalah dan
kulit, berat badan dan derajat pilihan intervensi yang tepat.
kekurangan berat badan,
integritas mukosa oral,
kemampuan atau
ketidakmampuan menelan,
adanya tonus usus, riwayat
mual/muntah atau diare
Pastikan pola diet biasa klien, Membantu dalam
yang disukai/tidak disukai. mengidentifikasi kebutuhan /
Awasi masukan/pengeluaran dan kekuatan khusus.
berat badan secara periodik. Berguna dalam mengukur
keefektifan nutrisi dan dukungan
Selidiki anoreksia, mual, dan cairan.
muntah dan catat kemungkinan Dapat mempengaruhi pilihan diet
hubungan dengan obat dan mengidentifikasi area
kemudian awasi frekuensi, pemecahan masalah untuk
volume, konsistensi feses. meningkatkan pemasukan /
Berikan perawatan mulut penggunaan nutrien.
sebelum dan sesudah tindakan
pernapasan. Menurunkan rasa tak enak karena
sisa sputum atau obat untuk
pengobatan respirasi yang
Dorong makan sedikit dan merangsang muntah.
sering dengan makanan tinggi Memaksimalkan masukan nutrisi
protein dan karbohidrat. tanpa kelemahan yang tak
perlu/kebutuhan energi dari makan
makanan yang banyak dan
menurunkan iritasi gaster.

Rujuk ke ahli diet untuk


menentukan komposisi diet. Memberikan bantuan dalam
perencanaan diet dengan nutrisi
adekuat untuk kebutuhan
Konsul dengan terapi metabolik dan diet
pernapasan untuk jadwal Dapat membantu menurunkan
pengobatan 1-2 jam sebelum / insiden mual dan muntah
sesudah makan. sehubungan dengan efek obat
pernapasan pada perut yang
Awasi pemeriksaan penuh.
laboratorium, contoh BUN, Nilai rendah menunjukkan
protein serum dan albumin. malnutrisi dan menunjukkan
kebutuhan intervensi / perubahan
Berikan antipiretik tepat program terapi.
Demam meningkatkan kebutuhan
metaboluk dan juga konsumsi
kalori.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Tn . A DENGAN TUBERCULOSIS PARU

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Tn. A
Usia : 47 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln.Kartini
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
No RM : 064710
Tanggal masuk : 13-08-2011

Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. Y
Usia : 46 tahun
Alamat : Jln, Kartini
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam

B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Os masuk ke ke RSUD Curup pada tanggal 11-08-2011, dengan keluhan ;
Sesak nafas, batuk berdahak, mual muntah , demam, menggigil.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Batuk hilang timbul, anoreksia, lesu, lemah,kurang nafsu makan, penurunan
berat badan secara drastis, turgor kulit buruk, kesulitan tidur pada malam
hari, napas pendek, demam, menggigil.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah mengalami Hipertensi
4. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita TB

5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: Compos Mentis
b. Vital sign
TD : 120/80mmHg
N : 126 x/menit
RR : 32 x/menit
T : 36,5 C

c. Pemeriksaan Head to toe


a. Kepala

Simetris,rambut merata,kebersihan cukup,warna rambut hitam,tidak ada

lesi dan nyeri tekan.

b. Mata

Inspeksi : Bentuk mata simetris antara kanan dan kiri

Sklera : putih

Konjungtiva : Anemis

Nyeri tekan : Tidak ada

c. Hidung

Inspeksi : Bentuk simetris tidak terdapat lesi pada hidung,

bernafas tidak menggunakan cuping hidung, dan

kebersihan hidung cukup bersih.

Palpasi : Tidak terdapat pembengkakan dan polip

d. Mulut

Inspeksi : Mukosa bibir kering, tidak ada lesi, tidak ada massa

tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada perdarahan,

peradangan, atau kotoran, tidak ada serumen

e. Telinga

Inspeksi : Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri dan

tidak terdapat lesi.


Inspeksi : Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri dan

tidak terdapat luka lecet

Palpasi : Tidak terdapat pembengkakan atau udem di telinga

f. Dada

Inspeksi : Bentuk dada simertis, tidak ada pergerakan pada

dinding dada dan bernafas tidak menggunakan alat

bantu

Palpasi : Tidak ada terdapat udem / pembengkakan pada

paru-paru dan jantung

Perkusi : Redup Terdapat penumpukan cairan pada paru-paru

dan tidak ada kelainan pada jantung

Auskultasi : Suara nafas ronchi dan suara jantung redup

g. Abdomen

Inspeksi : Bentuk simetris tidak ada lesi dan odema

Auskultasi : Bunyi bising usus 20x / menit

Perkusi : Terdengar bunyi timpani

Palpasi : Tidak ada rasa nyeri tekan, hati tidak terdapat

pembesaran, dan ginjal tidak juga terdapat

pembesaran

h. Genetelia

Inspeksi : Tidak terdapat kelainan, tidak terdapat luka lecet

i. Ekstremitas

Eksremitas atas

Kanan : Tidak terdapat udem, tidak terdapat luka lecet


Kiri : Terpasang infus, tidak terdapat lesi dan udem

Ekstremitas bawah

Kanan : Tidak terdapat udem, tidak terdapat nyeri tekan,

tidak terdapat lesi dan reflek patella baik.

Kiri : Tidak terdapat udem tidak terdapat nyeri tekan, dan

reflek petella baik.

6. Pola aktivitas sehari-hari


N Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
o
1. Nutrisi
a. Makan
~Selera makan Baik Buruk
~Jenis makanan Nasi,lauk pauk. Nasi bubur
~Frekuensi 3 x/hari 1x/hari
~M.K Tidak ada Ada
b. Minum
~Jenis minuman Air putih Air putih
~Frekuensi 8 x/hari 1-2 x/hari
~Kebutuhan Cairan Terpenuhi Kurang
~M.K Tidak ada Ada

2. Eleminasi
a. BAB
~Frekuensi 1 x/hari 1x/hari
~Konsistensi Padat lunak Padat lunak
~Kesulitan Tidak ada Tidak ada
~MK Tidak ada Tidak ada

b. BAK
~Frekuensi 4-5x/hari 1-2x/hari
~Warna Kuning Kuning
~Kesulitan Tidak ada Tidak ada
~Jumlah 1500 1500
~M.K Tidak ada Tidak ada
-
3. Olahraga
~Jenis olahraga Tenis, Sepeda. -
~Frekuensi 2 x/minggu -
~M.K Tidak ada Ada

4. Istirahat tidur
~jam tidur
siang 3 jam 3 jam
malam 8 jam 3 jam
kesulitan tidur
Tidak ada Ada
~M.K
Tidak ada Ada

Personal hygiene
5.
~Mandi
2x/hari Belum pernah
~Gosok gigi
~Potong kuku 2x/hari Belum pernah
~M.K 1x/minggu Belum pernah
Tidak ada Ada

7. Pemeriksaan laboratorium

Nama : Tn A No RM : 064710
Umur : 47 Tahun Ruangan : Interne
Sputum sewaktu Sputum pagi Sputum sewaktu
Ujud Dahak Dahak Dahak
Bakteri
- BTA 3+ 3+ 3+
- Coccus
+ / positif + / positif + / positif
- Basil lain
- jamur - / Negatif - / Negatif - / Negatif
- lain-lain
- / Negatif - / Negatif - / Negatif

Nama : Tn A No RM : 064710
Umur : 47 Tahun Ruangan : Interne

Kode Jenis Hasil Satuan Metode Nilai Normal


Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
1 2 3 4 5 6
Urinalisa
15 Ujud Urine Kuning Visual Kuning
jernih muda jernih
16 Reduksi urine + Benedict Negatif
17 Proton urine + Asam salisat Negatif
18 Bilirubin urine - Fouchet Negatif
19 Tes kehamilan Latex Negatif
Aglutinasi
Sediment
22 Leukosit 6-8 Mikroskopis Negatif
23 Eritrosit 0-1 Mikroskopis Negatif
24 Epitel sel + Mikroskopis Negatif
25 Kristal - Mikroskopis Negatif
26 Bakteri - Mikroskopis Negatif
28 Benang lender - Mikroskopis Negatif
29 Trichomonas Sp - Mikroskopis Negatif
27 Silinder - Mikroskopis Negatif
27 Silinder - Mikroskopis Negatif
27 Silinder - Mikroskopis Negatif
Jamur +

Nama : Tn A No RM : 064710
Umur : 47 Tahun Ruangan : Interne
Pemeriksaan hasil Nilai rujukan satuan Ket
KIMIA
Gula darah sewaktu 70-180 Mg/dl
Gula darah puasa 70-110 Mg/dl
Gula darah 2 jam pp 70-140 Mg/dl
Ureum 47 15-38 Mg/dl
Creatinin 1,39 0,4-1,4 Mg/dl
Asam urat 7,3 2,5-7,7 Mg/dl
Cholesterol total 129 <200 Mg/dl
Trigliserida 94 <150 Mg/dl
HDL kolesterol >=35 Mg/dl
LDL Kolesterol <150 Mg/dl
Bilirubun total 0,2-1,2 Mg/dl
Bilirubin direk 0,0-0,5 Mg/dl
Bilirubin indirek 0,0-1,1 Mg/dl
SGOT 0,0-40,0 U/L
SGPT 0,0-38,0 U/L
Alkali phospatase 35-123 U/L
Protein total 6,2-8,5 g/dl
Albumin 3,5-5,3 g/dl
Globulin 1,3-3,5 g/dl

Terapi ;
- Volmetras
- Vit K
- Transamin
- Ranitidin
- Ceftriaxone
- Bronchopront
- Propepsa
8. Analisa Data
n Data Etiologi Masalah
o
1 Ds : Penumpukan bersihan jalan napas
Sesak nafas, nafas pendek sekret kental atau tak efektif
kelelahan dan kelemahan sekret darah,

batuk berulang kelemahan upaya

Do : batuk

Sputum ; Hijau
dispnea
bunyi nafas tak normal
(Ronki)
irama dan kedalaman napas
tak normal.
Batuk tak terkontrol
Lemah
2 Ds : kerusakan gangguan pertukaran
napas pendek jaringan paru, gas.
batuk yang hilang timbul atelektasis.

keletihan dan kelemahan


sulit tidur
Do :
Perkusi pekak, penurunan
fremitus
taktil.
Pengembangan pernapasan
tidak simetris
Bunyi nafas tidak normal :
ronki
Dispnea
Frekuensi pernafasan,
irama, kedalaman tak
normal
3 Do : Perubahan nutrisi
kelelahan, batuk
turgor kulit buruk, kering kurang dari
yang sering,
Kehilangan otot / hilang kebutuhan tubuh
adanya produksi
lemak subkutan
sputum, dispnea,
Penurunan berat badan
anoreksia,
secara drastis.
penurunan
Ds :
kemampuan
Kehilangan nafsu makan
finansial.
Tak dapat mencerna
Keletihan dan kelemahan

C.Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d penumpukan sekret kental atau sekret
darah, kelemahan upaya batuk
2. Gangguan pertukaran gas b.d kerusakan jaringan paru, atelektasis.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelemahan, anoreksia.

D. Intervensi keperawatan
Diagnosa1 : bersihan jalan napas tidak efektif b.d penumpukan sekret kental
atau sekret darah, kelemahan upaya batuk.
Tujuan : bersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Mempertahankan jalan napas klien
Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
Menunjukkan perilaku untuk mempertahankan bersihan jalan
napas
Berpartisipasi dalam program pengobatan.
intervensi Rasional
Kaji fungsi pernapasan, contoh Penurunan bunyi napas dapat
bunyi napas, kecepatan, irama dan menunjukkan atelektasis. Ronki,
kedalaman. mengi menunjukkan akumulasi
sekret/ketidaknyamanan untuk
membersihkan jalan napas
Membantu kenyamanan dalam
upaya bernapas.
Catat kemampuan untuk Pengeluaran sulit bila sekret sangat
mengeluarkan mukosa/batuk tebal. Sputum berdarah kental atau
efektif; catat karakter, jumlah berdarah cerah diakibatkan oleh
sputum, adanya hemoptisis. kerusakan (kavitasi) paru atau luka
bronkial dan dapat memerlukan
evaluasi/ intervensi lanjut.

Berikan klien posisi semi atau Posisi dapat membantu untuk


fowler tinggi. Bantu klien untuk memaksimalkan ekspansi paru dan
batuk dan latihan napas dalam. menurunkan upaya pernapasan .
Bersihkan sekret dari mulut dan Mencegah obstruksi/aspirasi.
trakea, penghisapan sesuai Penghisapan dapat diperlukan biola
keperluan. pasien tak mampu mengeluarkan
sekret.
Lembabkan udara / oksigen Mencegah pengeringan membran
inspirasi mukosa; membantu dalam
pengenceran sekret.
Berikan obat-obat yang dapat Bronkodilator, antikolinergik, dan anti
meningkatkan efektifnya jalan peradangan.
napas

Diagnosa 2 : Gangguan pertukaran gas b.d penurunan permukaan efektif paru,


atelektasis.
Tujuan : meningkatkan pertukaran gas yang adekuat.
Kriteria hasil : menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang
adekuat.
Intervensi Rasional
Kaji dispnea, takipnea, tak TB menyebabkan efek luas pada paru
normal/menurunnya bunyi dari bagian kecil bronkopneumonia
napas, peningkatan upaya sampai inflamasi difus luas, nekrosis,
pernapasan, terbatasnya efusi pleura, dan fibrosis luas. Efek
ekspansi dinding dada, dan pernapasan dapat dari ringan sampai
kelemahan. dispneu berat hingga distress
pernapasan.
Evaluasi perubahan pada Akumulasi sekret/pengaruh jalan napas
tingkat kesadaran. Catat dapat mengganggu oksigenasi organ
sianosis dan/atau perubahan vital dan jaringan.
pada warna kulit, trmasuk
membran mukosa dan kuku.
Dorong klien bernapas bibir Membuat tahanan melawan udara luar
saat/ selama exhalasi. untuk mencegah kolaps/penyempitan
jalan napas sehingga membantu
menyebarkan udara melalui paru.
Tingkatkan tirah baring dan Menurunkan konsumsi oksigen.
batasi aktivitas.
Berikan oksigen sesuai Alat dalam memperbaiki hipoksemia
indikasi. yang dapat terjadi sekunder terhadap
penurunan ventilasi.
Monitoring hasil analisa gas Penurunan kandungan oksigen atau Pa
darah O2 atau peningkatan Pa CO2
menunjukkan kebutuhan untuk
intervensi.

Diagnosa 3 : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelemahan,


anoreksia.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
menunjukkan peningkatan berat badan
melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkankan
dan/atau mempertahankan berat yang tepat.
intervensi Rasional
Catat status nutrisi klien pada Berguna dalam mendefinisikan
saat penerimaan, catat turgor derajat atau luasnya masalah dan
kulit, berat badan dan derajat pilihan intervensi yang tepat.
kekurangan berat badan,
integritas mukosa oral,
kemampuan atau
ketidakmampuan menelan,
adanya tonus usus, riwayat
mual/muntah atau diare
Pastikan pola diet biasa klien, Membantu dalam
yang disukai/tidak disukai. mengidentifikasi kebutuhan /
Awasi masukan/pengeluaran dan kekuatan khusus.
berat badan secara periodik. Berguna dalam mengukur
keefektifan nutrisi dan dukungan
Selidiki anoreksia, mual, dan cairan.
muntah dan catat kemungkinan Dapat mempengaruhi pilihan diet
hubungan dengan obat dan mengidentifikasi area
kemudian awasi frekuensi, pemecahan masalah untuk
volume, konsistensi feses. meningkatkan pemasukan /
Berikan perawatan mulut penggunaan nutrien.
sebelum dan sesudah tindakan Menurunkan rasa tak enak karena
pernapasan. sisa sputum atau obat untuk
pengobatan respirasi yang
Dorong makan sedikit dan merangsang muntah.
sering dengan makanan tinggi Memaksimalkan masukan nutrisi
protein dan karbohidrat. tanpa kelemahan yang tak
perlu/kebutuhan energi dari makan
makanan yang banyak dan
Rujuk ke ahli diet untuk menurunkan iritasi gaster.
menentukan komposisi diet. Memberikan bantuan dalam
perencanaan diet dengan nutrisi
adekuat untuk kebutuhan
Konsul dengan terapi metabolik dan diet
pernapasan untuk jadwal Dapat membantu menurunkan
pengobatan 1-2 jam sebelum / insiden mual dan muntah
sesudah makan. sehubungan dengan efek obat
pernapasan pada perut yang
Awasi pemeriksaan penuh.
laboratorium, contoh BUN, Nilai rendah menunjukkan
protein serum dan albumin. malnutrisi dan menunjukkan
kebutuhan intervensi / perubahan
Berikan antipiretik tepat program terapi.
Demam meningkatkan kebutuhan
metaboluk dan juga konsumsi
kalori.
E. Catatan perkembangan

N Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


o
1 DP. 1 Mengkaji fungsi pernapasan, S : - klien mengatakan
contoh bunyi napas, sesak mulai berkurang
kecepatan, irama dan - Sekret berkurang
kedalaman.
O:
- RR : 24 x/menit
- klien mengeluarkan
secret tanpa bantuan
- klien menunjukkan
prilaku untuk
mempertahankan jalan
nafas
- klien berpartisipasi
dalam pengobatan
Mencatat kemampuan untuk
A : Tujan tercapai
mengeluarkan mukosa/batuk
sebagian
efektif; catat karakter, jumlah
sputum, adanya hemoptisis.
P : Intervensi dilanjutkan
Memberikan klien posisi
semi atau fowler tinggi. Bantu
klien untuk batuk dan latihan
napas dalam.
Memersihkan sekret dari
mulut dan trakea,
penghisapan sesuai keperluan.
S : Klien mengatakan
2 DP. 2
nafas sudah lebih ringan
Mengkaji dispnea, tacipnea,
tak normal/ menurunnya
O : - pertukaran gas
bunyi napas, peningkatan
tampak adekuat
upaya pernapasan,
terbatasnya ekspansi dinding
- Perbaikan ventilasi dan
dada dan kelemahan.
oksigenasi jaringan
Mengevaluasi perubahan
tampak adekuat
pada tingkat kesadaran.
Catat sianosis dan/atau
A: tujuan tercapai
perubahan pada warna kulit,
sebagian
trmasuk membran mukosa
dan kuku.
P : Lanjutkan intervensi
Mendorong klien bernapas
bibir saat/ selama exhalasi.
Meningkatkankan tirah
baring dan membatasi
aktifitas
Memerikan oksigen sesuai
indikasi.
Memonitoring hasil analisa S : Klien mengatakan
gas darah nafsu makan baik.
3 DP. 3
Mencatat status nutrisi klien,
catat turgor kulit, berat badan O : - turgor kulit lembab
dan derajat kekurangan berat - Klien melakukan

badan, integritas mukosa oral, perubahan pola

kemampuan atau hidup dan

ketidakmampuan menelan, mempertahankan

adanya tonus usus, riwayat berat yang ideal.

mual/muntah atau diare


Memastikan pola diet biasa A : Masalah teratasi
klien, yang disukai/tidak
disukai. P : Intervensi dihentikan

Mengawasi
masukan/pengeluaran dan
berat badan secara
periodik.
Menyelidiki anoreksia,
mual, dan muntah dan catat
kemungkinan hubungan
dengan obat kemudian
awasi frekuensi, volume,
konsistensi feses.
Memberikan perawatan
mulut sebelum dan sesudah
tindakan pernapasan.
Mendorong klien untuk
makan sedikit dan sering
dengan makanan tinggi
protein dan karbohidrat.
Rujuk ke ahli diet untuk
menentukan komposisi
diet.
Berkonsultasi dengan terapi
pernapasan untuk jadwal
pengobatan 1-2 jam
sebelum / sesudah makan.
Mengawasi pemeriksaan
laboratorium, contoh BUN,
protein serum dan albumin.
Memberikan antipiretik
tepat.

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah menerapkan asuhan keperawatan pada Tn A dengan TB paru

pada tanggal 23-25 agustus 2011 di Ruang Interne Rumah Sakit Umum Daerah

Curup, penulis akan membahas hasil dan tinjauan kasus yang telah dilaksanakan

dengan tinjauan teoritis yang ada. Pembahasan ini penulis uraikan tahap demi

tahap sesuai dengan tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan.

A. Pengkajian
Mengumpulkan data dan informasi penulis menggunakan metode

wawancara langsung dengan klien dan keluarga. Observasi dan pemeriksaan fisik

yang penulis dekomentasikan secara persistem sesuai dengan landasan teori serta

informasi dari perawat ruangan dan mempelajari status klien.

Melakukan pengkajian klien dan keluarga tidak ada hambatan. Klien mau

diajak berbicara. Didalam pengkajian ditemukan perbedaan antara teori dengan

hasil pengkajian yaitu :

1. Sistem pernafasan

Tidak ditemukan bunyi nafas tubuler dan pengembangan pernafasan

yang tidak simetris dan kelainan bunyi nafas serta irama yang abnormal.

2. Sistem muskulosketal

Tidak ditemukan penggunaan otot aksesorius

3. Interaksi sosial

Klien tidak nampak menunjukkan perasaan terisolasi karena penyakit

terinfeksi atau menular

B. Diagnosa Keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian terhadap Tn. A penulis mengelola dan

menganalisa data sehingga penulis menemukan diagnosa keperawatan pada

klien Tn. A adalah : Bersihan jalan nafas tidak efektuf B.d penumpukan

sekret kental atau sekret darah, kelemahan upaya batuk. penurunan pertukaran

gas B.d penurunan permukaan efektif paru, atelektasis dan Perubahan nutrisi

kurang dari kebuhan tubuh B.d kelemahan,anoreksia. dari 7 diagnosa pada askep

teori penulis hanya mengangkat 3 diagnosa saja, karena ke 4 diagnosa yang lain
itu tidak ada ditemukan data yang bisa menunjang untuk diangkat menjadi

diagnosa saat pengkajian. Dan terdapat 1 diagnosa yang tidak tercantum di

dalam askep teori dikarenakan ditemukan diagnosa lain.

C. Rencana keperawatan

Rencana keperawatan yang terdapat dilaporan pendahuluan tidak semua

penulis angkat pada rencana asuhan keperawatan di karenakan penulis sesuaikan

dengan kondisi klien dan diangkat sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh

rumah sakit tersebut, Selain itu ada juga yang seharusnya dilaksanakan

perencanaan pada pasien seperti pelaksanaan Ziehl Neelsen dan foto thorax

pada pasien, tetapi tidak dilaksanakan dikarena keterbatasan waktu dan fasilitas.

D. Implementasi keperawatan

Melaksanakan tindakan keperawatan ada yang dapat dilakukan oleh penulis

sendiri seperti mengobservasi keadaan umum, TTV, menganjurkan istirahat,

makan dan menganjurkan untuk mengikuti program dan terapi yang

diberikan.ada juga yang tidak dapat dilakukan oleh penulis seperti pemberian

terapi seperti injeksi Volmetras, Vit K, Transamin dsb, dikarenakan tindakan

tersebut dilakukan oleh perawat yang bertugas langsung untuk merawat pasien

tersebut. Hal tersebut membuat ada beberapa intervensi keperawatan yang tidak

terlaksana.

E. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dari diagnosa

keperawatan yang ditegakkan dan setelah dilakuakan implementasi keperawatan

masalah yang dialami oleh Tn. A terdapat tujuan yang teratasi yaitu diagnosa

3,tujuan yang teratasi sebagian yaitu diagnosa 1 dan 2,dikarenakan pada

perawatan hari berikutnya klien sudah pulang kerumah.

Evaluasi yang dilaksanakan penulis menggunakan sesuai dengan teori yaitu

terdapat evaluasi dari seluruh tindakan dalam satu diagnosa yang penulis susun

dalam bentuk SOAP atau subjektif, objektif, analisa dan planning.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penerapan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan

Tuberkulosis Paru di Ruang Interne Rumah Sakit Umum Daerah Curup

dapat di ambil beberapa kesimpulan :

1. Pada Tn. A setelah dilakukan pengkajian dan diagnosa yang

timbul yaitu : Bersihan jalan nafas tidak efektuf B.d penumpukan

sekret kental atau sekret darah, kelemahan upaya batuk. penurunan

pertukaran gas B.d penurunan permukaan efektif paru, atelektasis dan


Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B.d

kelemahan,anoreksia

2. Rencana tindakan keperawatan diambil dari literatur yang ada

kaitannya dengan TB paru.

3. Imlementasi keperwatan dengan semaksimal mungkin sesuai dengan

rencana tindakan yang ada, namun ada beberapa rencana tindakan

yang tidak dilakukan karena terbatasnya waktu, sarana dan

kemampuan mandiri yang dimiliki.

4. Hasil evaluasi pada Tn. A setelah dilakukan implementasi

diagnosa 3 teratasi dan pada diagnosa 1 dan 2 teratasi sebagian.

B. Saran

a. Bagi perawat ruang Interne Rumah Sakit Umum Daerah Curup

Perawat hendaknya tanggap akan kebutuhan perawatan bagi

klien yang dapat diketahui dengan melakukan komunikasi verbal

maupun non verbal yang dapat berguna dalam pengkajian untuk terus

menerus dan juga untuk mengetahui kebutuhan klien selanjutnya.

Selain itu implementasi dapat maksimal dilaksanakan seperti rasa

akan nyaman pada klien, kebutuhan akan perawatan klien, serta

memberikan pengetahuan yang adekuat demi kemajuan kesehatan

yang diinginkan.

b. Klien dan keluarga

Pada klien hendaknya mematuhi penatalaksanaan pengobatan

seperti minum obat yang diindikasikan secara teratur, diit yang

dipatuhi, kontrol kerumah sakit. Bagi keluarga hendaknya tanggap,


memberi dukungan, dan sekaligus memperhatikan kondisi

perkembangan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medieal Bedah, EGC, Jakarta

Cocily LB dan Linda AS,.Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. Jakarta.

EGC.2000

Dongoes, E. Marlyn, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. Jakarta

Hudak dan Gallo, Keperawatan Kritis Pendekatan Stik. Volume II. Jakarta, EGC.

1996

Mansjoer, Arif (2000), Kapita Selekta, Edisi III Jilid 2, Media Aesculapius, FKUI.

Jakarta
Suriadi dan Rita Yalian, Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi I. Jakarta CV

Sanggung 2001.

Suzanc CS dan Brenda GB. Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi. 8. Volume 3. Jakarta :

EGC.1999.

Anda mungkin juga menyukai