DISUSUN OLEH :
CACA MARLENA
JOKO WARDOYO
YENI ANGGELA
TA.2011
Di susun Oleh :
FARIZ AKBAR
Nim. P0.0320109053
Pembimbing
Rodiyanto, SST
Nip. 1973061920064041006
HALAMAN PENGESAHAN
Di ruang Interne
Di susun Oleh :
FARIZ AKBAR
Nim. P0.0320109053
Susunan Team
Pembimbing Penguji
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan hidayah Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kasus ini dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. A dengan Tuberculosis
paru di Ruangan Interne ( Penyakit dalam ) Rumah Sakit Umum Daerah Curup.
Penulis sendiri menyadari bahwa laporan kasus ini masih bisa dibilang belum
bidangnya. Maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan oleh
Penulis berharap semoga kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Ucapan terimakasih ;
Penulis
BAB I
PENFDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tuberculosis Paru diruang Interne ( Penyakit Dalam ) Rumah Sakit Umum Daerah
Curup.
2. Tujuan Khusus
disusun.
f. Mampu melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
C. Manfaat Penulisan
Dapat menjadi referensi bagi semua tenaga kesehatan atau perawat rumah sakit
2. Pendidikan
3. Pasien
4. Penulis
D. Metode Penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam menghimpun data atau informasi yaitu:
1. Studi Kepustakaan
2. Internet
dengan TB Paru.
3. Wawancara
4. Study Kasus
melakukan:
a. Observasi
b. Wawancara
c. Pemeriksaan fisik
rekan-rekan mahasiswa.
e. Dokumentasi
E. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini ditulis secara sistematika yang terdiri dari 5 BAB.
BAB I : PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
discharge planning.
BAB IV :PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
TUBERCULOSIS PARU
I. Definisi
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit akibat kuman Mycobakterium
tuberkculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi
terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif
Mansjoer, 2000).
II. Etiologi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Myobacterium
tuberkulosis dan Mycobacterium bovis. Basil tuberkulosis dapat hidup dan tetap
virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati pada
a. Mycobacterium bovis
Penularannya scara peroral, misalnya minum susu yang mengandung basil
tuberkulosis yang biasanya Mycobacterium bovis.
b. Mycobacterium tuberculosis
Penularan melalui udara. Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
terinfeksi oleh mycobacterium tuberculosis :
1. herediter : resistensi seseorang terhadap infeksi kemungkinan
diturunkan secara herediter.
2. jenis kelamin : pada akhir masa kanak-kanak dan remaja angka
kematian dan kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan.
3. usia : pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi. Pada
masa puber dan remaja dimana terjadi masa pertumbuhan yang cepat,
kemungkinan terinfeksi sangat tinggi karena diet yang tidak adekuat.
4. keadaan stress : situasi yang penuh stres ( injuri, kurang nutrisi, stres
emosional, kelelahan kronik )
5. meningkatnya sekresi steroid adrenal yang menekan reaksi inflamasi
dan memudahkan untuk penyebarluasan infeksi.
6. anak yang mendapat terapi kortikosteroid lebih mudah terinfeksi.
7. nutrisi : status nutrisi yang kurang.
8. infeksi berulang, contoh : HIV, measles, dan pertusis.
9. tidak memenuhi aturan pengobatan.
III. Patofisiologi
WOC
M. Tuberkulosis M. Bobivs
V. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin akan muncul pada TB paru yaitu ;
Kompliasi dini :
Pleuritis
Efusi pleura
Empiema
Laringhitis
Menyebar ke organ lain
Komplikasi lanjut
Obstruksi jalan nafas
Fibrosis paru
Ca paru
Sindroma gagal nafas
IV. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk individu dengan tuberkulosis aktif memerlukan waktu
lama karena basil resisten terhadap sebagian besar antibiotik dan cepat
bermutasi apabila terpajan antibiotik yang semula masih efektif. Saat ini, terapi
untuk pasien dengan infeksi aktif adalah kombinasi empat obat dan
berlangsung paling kurang 9 bulan dan biasanya lebih lama. Apabila pasien
tidak berespons terhadap obat-obat tersebut, maka obat dan protokol
pengobatan lain akan dicoba.
Individu yang memperlihatkan uji kulit tuberkulin positif setelah
sebelumnya negatif biasanya mendapat antibiotik selama 6-9 bulan untuk
membantu respons imunnya dan meningkatkan kemungkinan eradikasi basil
total.
Pengobatan terdiri atas 2 tahap yaitu tahap intensif yang berlangsung selama
2 bulan dan tahap lanjutan yang berlangsung selama 4 6 bulan.
Obatnya:
o Rifampisin dengan dosis 10 15 mg/KgBB/hari, 1 x sehari selama 6 9
bulan.
o INH ( isoniazid ) 10 12 mg/KgBB/hari selama 18 24 bulan.
o Streptomisin 30 50 mg/KgBB/hari selama 1 tahun.
o PAS ( para-aminosalisilat ) 200 300 mg/KgBB/hari. Obat inii jarang
dipakai.
o Kortikosteroid. Jika dalam bentuk prednison 1 3 mg/KgBB/hari, dan
kortison 10 15 mg/KgBB/hari.
KONSEP DASAR ASKEP TEORI TUBERCULOSIS PARU
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Kaji adanya gejala panas yang naik turun, batuk yang hilang timbul,
anoreksia, lesu, lemah,kurang nafsu makan, penurunan berat badan secara
drastis, turgor kulit buruk ( kering/kulit bersisik ), kesulitan tidur pada
malam hari atau demam pada malam hari, hemoptiesis, napas pendek.
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kontak dengan individu yang terinfeksi, penyakit yang pernah
diderita sebelumnya
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat keluarga yang pernah menderita TB
3. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem kardiovaskuler
Denyut nadi : takikardi.
TD : normal/meningkat.
b. Sistem pernafasan
Dyspnea/takipnea, efusi pleura
napas pendek, bunyi napas tubuler dan/atau
bisikan pektoral di atas lesi luas, sianosis.
krekels di atas apeks paru selama inspirasi cepat
setelah batuk pendek
karakteristik sputum yaitu : hijau/purulen; mukoid
kuning; atau bercak darah, hemoptisis, nyeri dada.
Perkusi pekak, penurunan fremitus taktil.
Pengembangan pernapasan tidak simetris
Bunyi nafas tidak normal : ronki, stridor
Frekuensi pernafasan, irama, kedalaman tak
normal
c. Sistem gastro intestinal
Anoreksia, tak dapat mencerna
Penurunan berat badan.
d. Sistem muskuloskeletal
Kelelahan otot, keletihan, kelemahan, malaise.
Penggunaan otot aksesori
e. Sistem integument
Turgor kulit buruk; kering/kulit bersisik, kehilangan otot/hilang lemak
subkutan.
f. Nyeri/kenyamanan
Berhati-hati pada daerah yang sakit
Perilaku distraksi
Tampak gelisah
g. Interaksi sosial
Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik
untuk melaksanakan peran.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Kultur sputum : positif untuk Mycobacterium tuberkulosis pada tahap aktif
penyakit.
Ziehl Neelsen ( pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan
darah ) : positif untuk basil asam cepat.
Tes kulit ( PPD, Mantoux, potongan Vollmer ) : reaksi positif ( area indurasi 10
mm atau lebih besar, terjadi 48 72 jam setelah injeksi intradermal antigen )
menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara berarti
menunjukkan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik
sakit berarti bahwa TB akitf tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan
oloeh mycobacterium yang lain.
Foto thorak : dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas,
simpanan kalsium lesi sembuh primer, atau efusi cairan. Perubahan
menunjukkan lebih luas Tb dapat termasuk rongga, area fibrosa.
Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster; urine dan cairan
cerebrospinal, biopsi kulit ) : positif untuk ycobacterium tuberculosis.
Biopsi jarum pada jaringan paru : positif untuk granuloma TB, adanya sel
raksasa menunjukkan nekrosis
Elektrosit : dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi;
contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapat
ditemukan pada TB paru kronis.
GDA : dapat normal tergantung lokasi, berat, dan kerusakan sisa pada paru.
Pemeriksan fungsi paru : penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati,
peningkatan rasio udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan saturasi
oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan
paru, dan penyakit pleural ( TB paru kronis luas ).
B. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan Diagnosa Keperawatan ;
1. Bersihan jalan napas tak efektif b.d penumpukan sekret kental atau sekret
darah, kelemahan upaya batuk
2. Gangguan pertukaran gas b.d kerusakan jaringan paru, atelektasis.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelemahan, anoreksia.
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan, dan pencegahan
b.d tak akurat/tak lengkap informasi yang ada.
5. Defisit perawatan diri b.d nyeri, keletihan.
6. Resiko regimen terapeutik tak efektif b.d kompleksitas sistem perawatan,
kekurangan kepercayaan diri.
7. Risiko tinggi infeksi b.d kerusakan jaringan, penurunan pertahanan,
malnutrisi.
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa1 : bersihan jalan napas tak efektif b.d penumpukan sekret kental atau
sekret darah, kelemahan upaya batuk.
Tujuan : bersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Mempertahankan jalan napas klien
Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
Menunjukkan perilaku untuk mempertahankan bersihan jalan
napas
Berpartisipasi dalam program pengobatan.
intervensi rasional
Kaji fungsi pernapasan, contoh Penurunan bunyi napas dapat
bunyi napas, kecepatan, irama dan menunjukkan atelektasis. Ronki, mengi
kedalaman. menunjukkan akumulasi
sekret/ketidaknyamanan untuk
membersihkan jalan napas Membantu
kenyamanan dalam upaya bernapas.
Pengeluaran sulit bila sekret sangat
Catat kemampuan untuk tebal. Sputum berdarah kental atau
mengeluarkan mukosa/batuk berdarah cerah diakibatkan oleh
efektif; catat karakter, jumlah kerusakan (kavitasi) paru atau luka
sputum, adanya hemoptisis. bronkial dan dapat memerlukan
evaluasi/ intervensi lanjut.
Posisi dapat membantu untuk
Berikan klien posisi semi atau memaksimalkan ekspansi paru dan
fowler tinggi. Bantu klien untuk menurunkan upaya pernapasan .
batuk dan latihan napas dalam. Mencegah obstruksi/aspirasi.
Bersihkan sekret dari mulut dan Penghisapan dapat diperlukan biola
trakea, penghisapan sesuai pasien tak mampu mengeluarkan
keperluan. sekret.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
Tn . A DENGAN TUBERCULOSIS PARU
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Tn. A
Usia : 47 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln.Kartini
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
No RM : 064710
Tanggal masuk : 13-08-2011
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Os masuk ke ke RSUD Curup pada tanggal 11-08-2011, dengan keluhan ;
Sesak nafas, batuk berdahak, mual muntah , demam, menggigil.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Batuk hilang timbul, anoreksia, lesu, lemah,kurang nafsu makan, penurunan
berat badan secara drastis, turgor kulit buruk, kesulitan tidur pada malam
hari, napas pendek, demam, menggigil.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah mengalami Hipertensi
4. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita TB
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: Compos Mentis
b. Vital sign
TD : 120/80mmHg
N : 126 x/menit
RR : 32 x/menit
T : 36,5 C
b. Mata
Sklera : putih
Konjungtiva : Anemis
c. Hidung
d. Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir kering, tidak ada lesi, tidak ada massa
e. Telinga
f. Dada
bantu
g. Abdomen
pembesaran
h. Genetelia
i. Ekstremitas
Eksremitas atas
Ekstremitas bawah
2. Eleminasi
a. BAB
~Frekuensi 1 x/hari 1x/hari
~Konsistensi Padat lunak Padat lunak
~Kesulitan Tidak ada Tidak ada
~MK Tidak ada Tidak ada
b. BAK
~Frekuensi 4-5x/hari 1-2x/hari
~Warna Kuning Kuning
~Kesulitan Tidak ada Tidak ada
~Jumlah 1500 1500
~M.K Tidak ada Tidak ada
-
3. Olahraga
~Jenis olahraga Tenis, Sepeda. -
~Frekuensi 2 x/minggu -
~M.K Tidak ada Ada
4. Istirahat tidur
~jam tidur
siang 3 jam 3 jam
malam 8 jam 3 jam
kesulitan tidur
Tidak ada Ada
~M.K
Tidak ada Ada
Personal hygiene
5.
~Mandi
2x/hari Belum pernah
~Gosok gigi
~Potong kuku 2x/hari Belum pernah
~M.K 1x/minggu Belum pernah
Tidak ada Ada
7. Pemeriksaan laboratorium
Nama : Tn A No RM : 064710
Umur : 47 Tahun Ruangan : Interne
Sputum sewaktu Sputum pagi Sputum sewaktu
Ujud Dahak Dahak Dahak
Bakteri
- BTA 3+ 3+ 3+
- Coccus
+ / positif + / positif + / positif
- Basil lain
- jamur - / Negatif - / Negatif - / Negatif
- lain-lain
- / Negatif - / Negatif - / Negatif
Nama : Tn A No RM : 064710
Umur : 47 Tahun Ruangan : Interne
Nama : Tn A No RM : 064710
Umur : 47 Tahun Ruangan : Interne
Pemeriksaan hasil Nilai rujukan satuan Ket
KIMIA
Gula darah sewaktu 70-180 Mg/dl
Gula darah puasa 70-110 Mg/dl
Gula darah 2 jam pp 70-140 Mg/dl
Ureum 47 15-38 Mg/dl
Creatinin 1,39 0,4-1,4 Mg/dl
Asam urat 7,3 2,5-7,7 Mg/dl
Cholesterol total 129 <200 Mg/dl
Trigliserida 94 <150 Mg/dl
HDL kolesterol >=35 Mg/dl
LDL Kolesterol <150 Mg/dl
Bilirubun total 0,2-1,2 Mg/dl
Bilirubin direk 0,0-0,5 Mg/dl
Bilirubin indirek 0,0-1,1 Mg/dl
SGOT 0,0-40,0 U/L
SGPT 0,0-38,0 U/L
Alkali phospatase 35-123 U/L
Protein total 6,2-8,5 g/dl
Albumin 3,5-5,3 g/dl
Globulin 1,3-3,5 g/dl
Terapi ;
- Volmetras
- Vit K
- Transamin
- Ranitidin
- Ceftriaxone
- Bronchopront
- Propepsa
8. Analisa Data
n Data Etiologi Masalah
o
1 Ds : Penumpukan bersihan jalan napas
Sesak nafas, nafas pendek sekret kental atau tak efektif
kelelahan dan kelemahan sekret darah,
Do : batuk
Sputum ; Hijau
dispnea
bunyi nafas tak normal
(Ronki)
irama dan kedalaman napas
tak normal.
Batuk tak terkontrol
Lemah
2 Ds : kerusakan gangguan pertukaran
napas pendek jaringan paru, gas.
batuk yang hilang timbul atelektasis.
C.Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d penumpukan sekret kental atau sekret
darah, kelemahan upaya batuk
2. Gangguan pertukaran gas b.d kerusakan jaringan paru, atelektasis.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelemahan, anoreksia.
D. Intervensi keperawatan
Diagnosa1 : bersihan jalan napas tidak efektif b.d penumpukan sekret kental
atau sekret darah, kelemahan upaya batuk.
Tujuan : bersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Mempertahankan jalan napas klien
Mengeluarkan sekret tanpa bantuan
Menunjukkan perilaku untuk mempertahankan bersihan jalan
napas
Berpartisipasi dalam program pengobatan.
intervensi Rasional
Kaji fungsi pernapasan, contoh Penurunan bunyi napas dapat
bunyi napas, kecepatan, irama dan menunjukkan atelektasis. Ronki,
kedalaman. mengi menunjukkan akumulasi
sekret/ketidaknyamanan untuk
membersihkan jalan napas
Membantu kenyamanan dalam
upaya bernapas.
Catat kemampuan untuk Pengeluaran sulit bila sekret sangat
mengeluarkan mukosa/batuk tebal. Sputum berdarah kental atau
efektif; catat karakter, jumlah berdarah cerah diakibatkan oleh
sputum, adanya hemoptisis. kerusakan (kavitasi) paru atau luka
bronkial dan dapat memerlukan
evaluasi/ intervensi lanjut.
Mengawasi
masukan/pengeluaran dan
berat badan secara
periodik.
Menyelidiki anoreksia,
mual, dan muntah dan catat
kemungkinan hubungan
dengan obat kemudian
awasi frekuensi, volume,
konsistensi feses.
Memberikan perawatan
mulut sebelum dan sesudah
tindakan pernapasan.
Mendorong klien untuk
makan sedikit dan sering
dengan makanan tinggi
protein dan karbohidrat.
Rujuk ke ahli diet untuk
menentukan komposisi
diet.
Berkonsultasi dengan terapi
pernapasan untuk jadwal
pengobatan 1-2 jam
sebelum / sesudah makan.
Mengawasi pemeriksaan
laboratorium, contoh BUN,
protein serum dan albumin.
Memberikan antipiretik
tepat.
BAB IV
PEMBAHASAN
pada tanggal 23-25 agustus 2011 di Ruang Interne Rumah Sakit Umum Daerah
Curup, penulis akan membahas hasil dan tinjauan kasus yang telah dilaksanakan
dengan tinjauan teoritis yang ada. Pembahasan ini penulis uraikan tahap demi
A. Pengkajian
Mengumpulkan data dan informasi penulis menggunakan metode
wawancara langsung dengan klien dan keluarga. Observasi dan pemeriksaan fisik
yang penulis dekomentasikan secara persistem sesuai dengan landasan teori serta
Melakukan pengkajian klien dan keluarga tidak ada hambatan. Klien mau
1. Sistem pernafasan
yang tidak simetris dan kelainan bunyi nafas serta irama yang abnormal.
2. Sistem muskulosketal
3. Interaksi sosial
B. Diagnosa Keperawatan
klien Tn. A adalah : Bersihan jalan nafas tidak efektuf B.d penumpukan
sekret kental atau sekret darah, kelemahan upaya batuk. penurunan pertukaran
gas B.d penurunan permukaan efektif paru, atelektasis dan Perubahan nutrisi
kurang dari kebuhan tubuh B.d kelemahan,anoreksia. dari 7 diagnosa pada askep
teori penulis hanya mengangkat 3 diagnosa saja, karena ke 4 diagnosa yang lain
itu tidak ada ditemukan data yang bisa menunjang untuk diangkat menjadi
C. Rencana keperawatan
dengan kondisi klien dan diangkat sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh
rumah sakit tersebut, Selain itu ada juga yang seharusnya dilaksanakan
perencanaan pada pasien seperti pelaksanaan Ziehl Neelsen dan foto thorax
pada pasien, tetapi tidak dilaksanakan dikarena keterbatasan waktu dan fasilitas.
D. Implementasi keperawatan
diberikan.ada juga yang tidak dapat dilakukan oleh penulis seperti pemberian
tersebut dilakukan oleh perawat yang bertugas langsung untuk merawat pasien
tersebut. Hal tersebut membuat ada beberapa intervensi keperawatan yang tidak
terlaksana.
E. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari dari diagnosa
masalah yang dialami oleh Tn. A terdapat tujuan yang teratasi yaitu diagnosa
terdapat evaluasi dari seluruh tindakan dalam satu diagnosa yang penulis susun
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kelemahan,anoreksia
B. Saran
maupun non verbal yang dapat berguna dalam pengkajian untuk terus
yang diinginkan.
perkembangan klien.
DAFTAR PUSTAKA
EGC.2000
Hudak dan Gallo, Keperawatan Kritis Pendekatan Stik. Volume II. Jakarta, EGC.
1996
Mansjoer, Arif (2000), Kapita Selekta, Edisi III Jilid 2, Media Aesculapius, FKUI.
Jakarta
Suriadi dan Rita Yalian, Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi I. Jakarta CV
Sanggung 2001.
Suzanc CS dan Brenda GB. Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi. 8. Volume 3. Jakarta :
EGC.1999.