Anda di halaman 1dari 28

ASKEP ASMA BRONCHIAL

H. Asmadiannor, S.Kep,Ns,. M.Kes

Dosen Pengampu PRODI NERS STIKES SM


DEFINISI

• Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari


bronkial yang dikarakteristikan oleh periode
bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada
jalan nafas). (Polaski : 1996).
• Asthma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial
yang dikarakteristikan dengan bronkospasme yang
reversibel. (Joyce M. Black : 1996).
• Asthma adalah penyakit jalan nafas obstruktif
intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi
berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi
tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).
• Penyakit asma bronkial ini merupakan salah satu
penyakit kronik (menahun) dengan pasien terbanyak di
dunia. Di Indonesia, diperkirakan sampai 10 persen
penduduk (sekitar 12 juta orang ) mengidap dalam
berbagai jenis penyakit asma.

• Umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia


di bawah lima tahun dan orang dewasa pada usia sekitar
tiga puluh tahunan.
Etiologi
Etiologi

Faktor predisposisi

Faktor presipitasi
a.Faktor predisposisi:
• Genetik
b.Faktor presipitasi:
• Alergen: Inhalan, Ingestan, Kontaktan
• Perubahan cuaca
• Stress
• Lingkungan kerja
• Olah raga/aktifitas jasmani yg berat
Manifestasi klinis

Nyeri dada
Dipsnea
Bernafas
Batuk cepat

Wheezing Gelisah
Patofisiologi
Komplikasi
Fraktur iga
Kegagalan jantung
Atelektasis
Hipoksemia
Emfisema
Bronkopneumonia

Bronkhitis
Pneumotoraks
Kematian
Klasifikasi asma

Asma intrinsik
Reaksi alergik oleh faktor-faktor pencetus yang
spesifik, seperti:debu, serbuk bunga, bulu binatang,
obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur.

Asma ektrinsik
Reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti:udara
dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi
saluran pernafasan dan emosi.
Penatalaksanaan medis

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :


• Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.
• Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat
mencetuskan serangan asma.
• Memberikan penerangan kepada penderita ataupun
keluarganya mengenai penyakit asma, baik
pengobatannya maupun tentang perjalanan
penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan
penngobatan yang diberikan dan bekerjasama
dengan dokter atau perawat yang merawatnnya.
Pengobatan Non Farmakologik :

• Memberikan penyuluhan.
• Menghindari faktor pencetus.
• Pemberian cairan.
• Fisiotherapy.
• Beri O2 bila perlu
Pengobatan Farmakologik
a. Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran nafas.
b. Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat
pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah untuk
penderita asma alergi terutama anak-anak.
c. Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti
kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis dua kali
1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah dapat
diberikan secara oral.
Rencana Asuhan Keperawatan
Pengkajian:
Identitas Klien :
a. Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat keturunan,
alergi, debu, udara dingin.
b. Riwayat kesehatan sekarang : keluhan sesak nafas,
keringat dingin.
c. Status mental : lemas, takut, gelisah.
d. Gastrointestinal : adanya mual, muntah.
e. Pola aktivitas : kelemahan tubuh, cepat lelah.
f. Kaji pengetahuan anak dan orang tua tentang
penyakit dan pengobatan
g. Riwayat psikososial: factor pencetus, stress,
latihan, kebiasaan dan rutinitas, perawatan
sebelumnya
h. Pemeriksaan fisiik
Pernapasan : Napas pendek, Wheezing, Retraksi,
Takipnea, Batuk kering, Ronkhi
Kardiovaskuler : Takikardia, Neurologis, Kelelahan
Ansietas : Sulit tidur
Muskuloskeletal: Intolerans aktifitas, Integumen
Sianosis : pucat
Psikososial : Tidak kooperatif selama perawatan
Pathway
Diagnosa Keperawatan

1. Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan


dengan akumulasi mukus.
2. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan
ekpansi paru
3. Gangguan kurangnya nutrisi dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik
5. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Diagnosa Keperawatan 1

Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas


berhubungan dengan akumulasi mukus.
• Tujuan : jalan nafas kembali efektif
• Kriteria hasil : sesak nafas berkurang,
batuk berkurang, klien dapat mengeluarkan
sputum, wheezing berkurang atau hilang,
tanda vital dalam batas normal, keadaan
umum baik.
Intervensi
a. Auskultasi bunyi nafas,catat adanya bunyi nafas tambahan
R/ beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan
nafas. Bunyi nafas redup dengan ekpirasi mengi (empysema), tidak ada
fungsi nafas (nafas berat).
b. Kaji frekuensi pernafasan,catat rasio inspirasi dan ekpirasi.
R/ takhipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat di temukan
pada penerimaan selama stress atau adanya proses infeksi akut.
Pernfasan dapat melambat dan ekpirasi memanjang di banding inspirasi.
c. Kaji posisi klien yang aman,
R/ Rasional : Takhipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
ditemukan pada penerimaan selama strest/adanya proses infeksi akut.
Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding
inspirasi.
d. Observasi karakteristik batuk menetap, batuk pendek, basah. Bantu
tindakan untuk keefektifan memperbaiki upaya batuk.
R/ batuk dapat menetap tidak efektif , khususnya pada lansia, sakit akut.
e. Berikan air hangat.
R/ Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.
f. Kolaborasi obat sesuai indikasi. Bronkodilator spiriva 1x1 ( inhalasi).
R/ membebaskan spasme jalan nafas, mengi dam produksi mukosa.
Diagnosa Keperawatan 2

Tidak efektifnya pola nafas


berhubungan dengan ekpansi paru.
• Tujuan : pola nafas kembali efektif.
• Kriteria hasil : pola nafas efektif, bunyi
nafas normal, TTV dalam batas normal,
batuk berkurang, ekpansi dada paru
mengembang.
Intervensi
a. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekpansi dada,catat upaya
pernafasan tms penggunaan otot bantu pernafasan atau pelebaran nasal.
R/ kecepatan biasanya mencapai kedalaman bervarisi tergantung derajat
gagal nafas. Ekpansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasi
atau nyeri dada.
b. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti crekles,
mengi.
R/ ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas.
c. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
R/ duduk tinggi memungkinkan ekpansi paru dan memudahkan
pernafasan.
d. Observasi pola batuk dan karakter sekret.
R/ kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering atau iritasi.
e. Bantu klien lat.nafas dalam dan lat. batuk.
R/dapat meningkatkan banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan
ditambah ketidaknyamanan upaya bernafas.
f. Kolaborasi berikan O2 tambahan- berikan humidifikasi tambahan,
misalnya: nebulezer.
R/ memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan
kelembaban membran pada mukosa dan membantu pengenceran sputum.
Diagnosa Keperawatan 3

Gangguan kurangnya nutrisi dari


kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
• Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
• Kriteria hasil : keadaan mukosa baik,
nafsu makan baik, tekstur kulit baik,
klien menghabiskan porsi makan yang
disediakan, bising usus 6-12 x/menit,
BB normal.
Intervensi

a. Kaji status nutrisi klien (tekstur, kulit, rambut, konjuntiva )


R/ menentukan dan membantu dalam intervensi selanjutnya.
b. Jekaskan pada kliententang pentingnya makanan
R/ petikan pengetahuan klien dapat menaikan partisipasi bagi
klien dalam asuhan kperawatan.
c. Timbang BB dan TB
R/ Penurunan yang signifikan merupakan indikator kurangnya
nutrisi.
d. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering.
R/ memenuhi kebutuhan nutrisi klien .
e. Anjurkan klien minum air hangat setelah makan.
R/ air hangat dapat mengurangi mual.
f. Kolaborasi dengan tim gizi.
R/ menentukan kalori individu dan kebutuahan dalam
pembatasan. Berikan obat sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan 4

Intoleran aktivitas berhubungan


dengan kelemahan fisik
• Tujuan : klien dapat melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri.
• Kriteria hasil : keadaan umum baik,
badan tidak lemah,klien dapat
beraktivitas secra mandiri, kekuatan
otot terasa pada skala sedang.
Intervensi
a. Evaluasi respon klien terhadap aktivitas, catat laporan dyspnea
peningkatan, kelemahan, kelelahan dan perubahan terhadap tanda vital
selama dan setelah aktivitas.
R/ menetapkan kebutuhan atau kemampuan klien dan memudahkan
pilihan intervensi.
b. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktivitas dan istirahat.
R/ tirah barting di pertahankan selama fase akut untuk menurunkan
kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan.
c. Bantu klien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan tidur.
R/ klien mungkin nyaman denagn kepala tinggi atau menunduk kedepaan
meja atau bantal.
d. Bantu aktivitas keperawatan diri yang di perlukan. Berikan kemjuan
peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan.
R/ menimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan
kebutuhan O2.
e. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut
sesuai indikasi.
R/ menurunkan stress dan rangsangan berlebihan menaikan istirahat.
Diagnosa Keperawatan 5
Kurangnya pengetahuan tentang
proses penyakitnya berhubungan
dengan kurangnya informasi.
• Tujuan : pengetahuan klien
tentang proses penyakitnya menjadi
bertambah.
• Kriteria hasil : klien mengerti definisi
penyakit asma, penyebab dan
pencegahan dari asma, komplikasi dari
asma.
Intervensi
a. Diskusikan aspek ketidak nyamanan dari penyakitnya, lamanya
penyembuhan, harapan kesembuhan.
R/ informasi dapat meningkatkan koping dan membantu menurunkan
ansietas dan masalah berlebihan.
b. Berikan infomasi dalam bentuk tulisan dan vrbal.
R/ kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk
mengasimilasi atau mengikuti program medik.
c. Tekankan pentingnya melanjutkan lat. batuk efektif atau lat. nafas.
R/ selama 6-8 minggu setelah pulang klien beresiko besar untuk
kambuh dari penyakitnya .
d. Identifikasi tanda dan gejala yang memrlukan pelaporan pemberi
perawatan kesehatan.
R/ upaya evaluasi dan intervensi tepat waktu dapat mencegah,
meminimalkan komplikasi.
e. Buat langkah untuk meningkatkan kesehatn umum dan kesejahteraan,
misalnya: istiurahat dan aktivitas seimbang, diet baik.
R/ menaikan pertahanan imunitas, membatasi terpajan pada patogen.
KATA-KATA BIJAK

Setiap bantuan yang anda berikan


kepada orang lain, akan kembali
kepada anda.

Ketika anda membantu orang lain


sebenarnya anda sedang membantu
diri anda sendiri di masa depan
THANK U GUYS 

Anda mungkin juga menyukai