Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN KANKER


KOLON

Anita Fatarona
KONSEP DASAR PENYAKIT
Definisi Pengertian
– Kanker kolorektal adalah kanker yang berasal
dalam permukaan usus besar (kolon) atau
retum/rektal, umumnya kanker kolorektal
berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas,
dapat adenoma atau berbentuk polip.

– Kanker kolon adalah kanker yang terjadi pada


segmen traktus gastrointestinal. (Buku dasar
patologi penyakit edisi. 5 Robin Cotran Kumar)
Epidemiologi/insiden kasus
1. Di Indonesia penyakit kanker kolon
termasuk sepuluh penyakit kanker yang
sering dijumpai.

2. Kanker kolon merupakan penyebab


ketiga dari semua kematian akibat
kanker di Amerika Serikat, baik pada
pria maupun wanita
Penyebab/faktor predisposisi
• Kontak dengan zat2 tertentu (toksin)
• Pola makan yang buruk
• Minuman beralkohol
• Obesitas
• Usia tua di atas 50 tahun
• Polip kolorektal
• Riwayat kanker kolorektal pada keluarga
• Kelainan genetik
• Radang usus besar
Patofisiologi terjadinya penyakit
• Kanker kolon ini muncul dari lapisan epitel usus dimulai sebagai
polip jinak kemudian menjadi ganas dan menyusup serta merusak
jaringan normal dan meluas ke dalam struktur jaringan sekitar.
• Kanker kolon dapat terjadi di kedua bagian usus yaitu karsinoma
kolon kiri dan karsinoma kolon kanan.
• Karsinoma kolon kiri dapat menyebabkan lesi pada kolon kiri
sehingga dapat menyebabkan pendarahan di rektum dan
obstruksi kolon. Pendarahan ini dapat menyebabkan feses
bercampur darah sehingga pasien dapat mengalami anemia. Untuk
obstruksi kolon dapat menyebabkan konstipasi sehingga pasien
akan mengalami susah buang air besar.
• Pada karsinoma kolon kanan lesi yang terjadi mengakibatkan
absorpsi air pada kolon menurun sehingga dapat menyebabkan
feces menjadi encer (diare) dan keseimbangan cairan dan
elektrolit terganggu akibatnya dapat terjadi dehidrasi.
Klasifikasi
Prognosis bergantung kepada luasnya invasi : sistem
staging Astler-Coller, sebagai berikut :
• A, terbatas pada mukosa
• B1 , meluas ke dalam muskularis propia tetapi tidak
menembusnya; kelenjar limfe tidak terkena.
• B2 , menembus ke luar muskularis propia; kelenjar
limfe tidak terkena.
• C1 , meluas ke dalam muskularis propia; kelenjar limfe
terkena.
• C2 , menembus ke luar muskularis propia; kelenjar
limfe terkena.
• D , penyebaran metastatik jauh, misalnya bisa sampai
ke hati.
Gejala Klinis
• Perubahan dalam buang air besar (BAB)
• Ada darah pada tinja
• Ukuran feses yang mengecil
• Keluhan rasa tidak enak pada perut seperti
kembung, rasa penuh
• Berat badan yang makin menurun
• Anemia
• Nyeri abdomen dan kram
• Keletihan
Pemeriksaan Fisik
• Colok dubur
• Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
Diagnostik/Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1. Jumlah sel-sel darah untuk evaluasi anemia.
2. Tes Guaiac
3. CEA (carcinoembryogenic antigen)
4. Fecal occult blood test (FOBT)
5. Barium enema
b. Radiologi
1. Sigmoidoscopy
2. Colonoscopy
3. Double-contrast barium enema
4. CT (computed tomography) scan
5. Endoskopi (sigmoidoscopy atau colonoscopy)
Diagnosis/Kriteria Diagnosis
• Pemeriksaan colok dubur
• Pemeriksaan kolonoskopi
• enema barium
Theraphy/Tindakan Penanganan
• Kemoterapi.
• Radiasi.
• Operasi (kolostomi)
• Teknik laparoskopi.
Komplikasi primer yang dapat
terjadi pada px dg kanker
kolon
• Obstruksi usus
• Perforasi dari dinding usus oleh tumor,
diikuti kombinasi dari rongga peritoneal
oleh isi usus
• Perluasan langsung tumor ke organ-
organ yang berdekatan
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian
A. Data dasar (identitas px)
B. Riwayat keperawatan (riwayat kes
sekarang, riwayat kes masa lalu,
riwayat kes keluarga, riwayat
psikososial & spiritual)
C. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (KDM)
D. Pengkajian Fisik (KU,gejala kardinal,
keadaan fisik, pemeriksaan penunjang)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ca kolon

1. Dx pre-tindakan
2. Dx post-tindakan
Diagnosa pre-tindakan
1. Dx 1 : Diare b/d malabsorpsi usus
2. Dx 2 : Konstipasi b/d lesi obstruksi
3. Dx 3 : Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan volume
cairan aktif
4. Dx 4 : Intoleransi aktivitas b/d
ketidakseimbangan suplai O2 dan kebutuhan
5. Dx 5 : Kurang pengetahuan b/d kurang
pemajanan
6. Dx 6 : Ansietas b/d ancaman kematian
Diagnosa post-tindakan
• Dx 1 : Mual berhubungan dengan terapi parmasetic
• Dx 2 : Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan (insisi)
• Dx 3 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan invasi struktur tubuh
ditandai dengan adanya insisi
• Dx 4 : Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan efek radiasi pada sel
basal dan epitelium
• Dx 5 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan kebocoran kantong atau
cedera stoma
• Dx 6 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan misinterpretasi informasi
• Dx 7 : Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
gastrointestinal sekunder akibat muntah
• Dx 8 : Resiko infeksi berhubungan dengan perubahan sistem imun sekunder
akibat efek dari agen sitotoksik/proses penyakit
• Dx 9 : Resiko infeksi berhubungan dengan masuknya organisme sekunder
akibat pembedahan
• Dx 10 : Resiko gangguan konsep diri berhubungan dengan efek ostomi pada
citra tubuh dan gaya hidup
• Dx 11 : Resiko ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan dampak
negatif yang dirasakan tentang ostomi pada fungsi seksual dan ketertarikan
• Dx 12 : Resiko isolasi sosial berhubungan dengan ansietas tentang kemungkinan
bau dan kebocoran dari aplikasi ostomi
• Dx 13 : Resiko ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik
berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang prosedur
pengambilan stoma, irigasi kolostomi, perawatn ostoma ke dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari
Rencana tindakan
Evaluasi
THANK’S
FOR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai