Anda di halaman 1dari 18

ISU END OF LIFE

K E P E R A W AT A N G A W AT
D A R U R AT
DISUSUN OLEH :
K H O T I J A H S A F I N AT U R R O H M A H (108116040)
R I N I YA N T I (108116044)
MIRNA (108116052)
S YA H R U L H A R D I YA N T O (108116053)
A R I Z A L S E T YAWA N (108116057)
P U T R I U TA M I (108116058)
F I D H A F A I R U Z S YA F I R A (108116062)
Perbedaan Mati Klinis dan Mati Biologis

Mati biologis merupakan


kelanjutan mati klinis apabila
Mati klinis ditandai dengan henti
nafas dan jantung (sirkulasi) serta pada saat mati klinis tidak
berhentinya aktivitas otak tetapi dilakukan resusitasi jantung paru.
tidak irreversibel dalam arti masih Mati biologis berarti tiap organ
dapat dilakukan resusitasi jantung tubuh secara biologis akan mati
paru dan kemudian dapat diikuti dengan urutan : otak, jantung,
dengan pemulihan semua fungsi. ginjal, paru-paru, dan hati. .
(Soenarjo et al, 2013) (Soenarjo et al, 2013)
Mati Klinis (Clinical Mati Biologis (Biological
Perbedaan
Death) Death)
Tanda Berhentinya detak jantung, Kematian yang terjadi akibat
denyut nadi dan pernafasan. degenerasi jaringan di otak dan
organ lainnya.

Fungsi Beberapa organ seperti mata Beberapa organ akan mati (tidak
Organ dan ginjal akan tetap hidup dapat berfungsi kembali) setelah
saat terjadi mati klinis. mati biologis.
Organ Organ dalam tubuh dapat Organ dalam tubuh tidak
dalam digunakan sebagai dapat digunakan untuk
tubuh transplantasi. transplantasi.

Sifat Reversibel / dapat kembali Ireversibel/ tidak dapat


kembali
Pemerika Pemeriksaan keadaan klinis Pemeriksaan keadaan klinis
saan dan Pemeriksaan Neurologis
Suhu Tubuh Hipertermia (> 36oC) dan Hipotermia (< 36oC)
terkadang ditemui Hipotermia
Kriteria 1) Berhentinya detak jantung 1) Dilatasi bilateral dan fixaxi pupil
2) Berhentinya denyut nadi 2) Berhentinya semua reflek
3) Berhentinya pernafasan spontan. 3) Berhentinya respirasi tanpa
bantuan
4) Berhentinya aktivitas
cardiaovaskuler
5) Gambaran gelombang otak
datar
Konsep End Of
Life

Pengertian End Of Life


End of life merupakan salah satu
tindakan yang membantu
meningkatkan kenyamanan
seseorang yang mendekati akhir
hidup (Ichikyo, 2016).
Disimpulkan

bahwa End of life care merupaka salah


satu tindakan keperawatanyang
difokuskan pada orang yang telah berada
di akhir hidupnya, tindakan ini bertujuan
untuk membuat orang hidup dengan
sebaik-baiknya selama sisa hidupnya dan
meninggal dengan bermartabat.
Prinsip-Prinsip End Of Life

A. Menghargai kehidupan dan perawatan dalam kematian

B. Hak untuk mengetahui dan memilih

C. Menahan dan menghentikan pengobatan dalam


mempertahankan hidup
D. Sebuah pendekatan kolaboratif dalam perawatan

E. Transparansi dan akuntabilitas

F. Perawatan non diskriminatif


Teori The Peaceful End of Life (EOL)

• Teori Peacefull EOL ini berfokus kepada 5 Kriteria utama


dalam perawatan end of life pasien yaitu :1) bebas nyeri, 2)
merasa nyaman, 3) merasa berwibawa dan dihormati, 4)
damai, 5) kedekatan dengan anggota keluarga dan pihak
penting lainnya.
ISU END OF LIFE Konsep Do Not
Resucitation

Do Not Resuscitate (DNR) atau Jangan Lakukan


Resusitasi merupakan suatu tindakan dimana dokter
menempatkan sebuah instruksi berupa informed
concent yang telah disetujui oleh pasien ataupun
keluarga pasien di dalam rekam medis pasien, yang
berfungsi untuk menginformasikan staf medis lain untuk
tidak melakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau
cardiopulmonary resuscitation (CPR) pada pasien.
Tahapan
DNR

Sebelum menulis form DNR,


dokter harus mendiskusikannya
dengan pasien atau seseorang yang
berperan sebagai pengambil
keputusan dalam keluarga pasien.
Peran Perawat dan
pelaksanaan DNR

Peran perawat dalam Do Not Resuscitation adalah


membantu dokter dalam memutuskan DNR sesuai
dengan hasil pemeriksaan kondisi pasien.Setelah
rencana diagnosa DNR diambil maka sesegera
mungkin keluarga diberikan informasi mengenai
kondisi pasien dan rencana diagnosa DNR. Perawat
juga dapat berperan dalam pemberian informasi
bersama- sama dengan dokter ( Amestiasih, 2015).
Peran Perawat
Keputusan keluarga atau pasien dan pelaksanaan
untuk tidak melakukan DNR
resusitasi pada penyakit kronis
adalah merupakan keputusan Keputusan sulit tersebut disebabkan
yang dipandang sulit bagi dokter karena kurangnya kejelasan dalam
dan perawat, karena peran tenaga profesional dalam
ketidakpastian prognosis dan melakukan tindakan atau bantuan pada
pada saat keluarga menghendaki saat kondisi kritis, meskipun dukungan
untuk tidak lagi dipasang alat perawat terhadap keluarga pada proses
pendukung kehidupan. menjelang kematian adalah sangat
penting (Adams, Bailey Jr, Anderson,
dan Docherty (2011).
DAL AM PEL AKSANA AN DNR MASIH TERDAPAT DILEMA , DAL AM
KEPERAWATAN PRINSIP ETIK YANG DIGUNAK AN DAL AN PEL AKSANAN DNR
YAITU:

• Prinsip etik otonomy di sebagian besar negara dihormati secara legal, tentunya
hal tersebut memerlukan keterampilan dalam berkomunikasi secara baik.
• Prinsip etik beneficence beneficence pada penerimaan/penolakan tindakan
resusitasi mengandung arti bahwa pasien memilih apa yang menurut mereka
terbaik berdasarkan keterangan-keterangan yang diberikan perawat.
• Prinsip etik nonmalefecience berkaitan dengan pelaksanaan tindakan RJP tidak
membahayakan/merugikan pasien/keluarganya.
Dilema Etik

Di Indonesia, kebijakan DNR sudah lama


diterapkan namun masih menjadi dilema bagi
tenaga medis termasuk perawat. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
519/Menkes/Per/Iii/2011 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan
Terapi Intensif di Rumah Sakit
LANJUTAN...

disebutkan didalamnya bahwa prosedur pemberian


atau penghentian bantuan hidup ditetapkan
berdasarkan klasifikasi setiap pasien di ICU dan HCU
yaitu semua bantuan kecuali RJP (DNAR = Do Not
Attempt Resuscitation), dilakukan pada pasien-pasien
dengan fungsi otak yang tetap ada atau dengan
harapan pemulihan otak, tetapi mengalami kegagalan
jantung, paru atau organ lain, atau dalam tingkat akhir
penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai