Anda di halaman 1dari 23

10 Etika Keperawatan

1. Autonomy (Kemandirian)
Sebagai seorang perawat yang profesional haruslah mampu berpikir
logis dan cepat dalam mengambil keputusan. Selain itu, seorang
perawat juga harus menghormati dan menghargai orang lain
khususnya pasien.

2. Beneficence (Berbuat Baik)


Berbuat baik harus dilakukan kepada siapa saja tanpa membeda-
bedakan, khususnya ketika sedang memberikan pelayanan
keperawatan kepada pasien.

Perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang perawat haruslah


berlandaskan kepada ilmu dan kiat keperawatan.

3. Justice (Keadilan)
Menjunung tinggi keadilan harus selalu dilakukan oleh para perawat,
sebagai contoh ketika ada pasien baru masuk dan di waktu yang sama
ada pasien yang membutuhkan bantuan segera maka perawat harus
segera mempertimbangkan berbagai faktor sesuai dengan asas
keadilan.

4. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)


Pada prinsipnya seorang perawat harus selalu melakukan tindakan
pelayanan keperawatan sesuai dengan ilmu keperawatan dan kiat
keperawatan yang telah dimiliki dengan tidak merugikan dan
menimbulkan bahaya pada pasien.

5. Veracity (Kejujuran)
Bagaimana pun, kejujuran harus dimiliki oleh semua orang. Pada
seorang perawat kejujuran adalah hal yang wajib diberikan kepada
pasien, hal ini karena pasien mempunyai hak otonomi sehingga ia
berhak untuk mengetahui berbagai informasi yang ia inginkan.

Walau pada kondisi tertentu hal ini sangat sulit mengingat banyak hal
yang harus dijaga untuk kebaikan pasien namun sebagai seorang
perawat harus pintar dalam memberikan informasi kepada pasien
meski pun itu pahit.

6. Fidelity (Menepati Janji)


Dibutuhkan komitmen yang tinggi dalam menepati janji kepada orang
lain khususnya pasien dan dokter.

Hal ini karena tugas dan tanggung jawab seorang perawat yang
menuntutnya untuk dapat meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan
pasien.

7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Perawat harus benar-benar menjaga kerahasiaan yang dimiliki oleh
pasien meski pun banyak orang mendesak untuk membeberkan
informasi mengenai kesehatan pasien.

Seorang perawat harus berani menolak untuk memberikan informasi


jika di luar wilayah pelayanan kesehatan secara tegas.

8. Accountability (Akuntabilitas)
Tanggung jawab seorang perawat amatlah berat, hal ini karena setiap
tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada pasien harus sesuai dan
tepat tanpa kecuali.

Sebagai contoh ketika perawat memberikan obat dosis kepada pasien,


jika hal tersebut salah sedikit saja dan menimbulkan kerugian pada
pasien maka dapat digugat di pengadilan.

9. Freedom (Kebebasan)
Setiap orang apa pun profesinya mempunyai hak atas suatu
kebebasan. Kebebasan menentukan pilihan atau langkah yang hendak
ia ambil.

Begitu pula menjadi perawat, seorang perawat harus secara bebas


bekerja menjalankan profesinya tanpa ada tekanan atau paksaan
dalam menentukan sesuatu dari luar dirinya.

10. Advocacy (Advokasi)


Sebagai seorang perawat yang langsung berinteraksi dengan pasien
atau pun keluarga pasien maka perawat harus bisa melindungi hak-
hak klien.

Peran advokasi yang harus dimiliki seorang perawat ini berasal dari
etika beneficience (kewajiban untuk berbuat baik) dan nonmaleficence
(kewajiban tidak merugikan).
RESUSITASI CAIRAN
PADA PASIEN LUKA BAKAR 1. FORMULA PARKLAND : 24
JAM PERTAMA RINGER LAKTAT :
CONTOH :
PASIEN DENGAN BB 80 Kg DENGAN LUAS LUKA BAKAR 25
% CAIRAN YANG DIBUTUHKAN : 4 ML X 80 X 25 = 8000
ML DALAM 24 JAM PERTAMA  8 JAM PERTAMA = 4000
ML  16 JAM BERIKUTNYA = 4000 ML 2.
CARA EVANS : a)LUAS LUKA BAKAR % X BB DALAM Kg =
JUMLAH NACL / 24 JAM b)LUAS LUKA BAKAR % X BB
DALAM Kg = JUMLAH PLASMA / 24 JAM (NO. a DAN b
PENGGANTI CAIRAN YANG HILANG AKIBAT OEDEMA.
PLASMA YANG KELUAR DARI PEMBULUH &
MENINGGIKAN TEKANAN OSMOSIS HINGGA
MENGURANGI PEMBESARAN KELUAR & MENARIK
KEMBALI CAIRAN YANG TELAH KELUAR). c) 2000 CC
DEXTROSE 5% / 24 JAM (UNTUK MENGGANTI CAIRAN
AKIBAT PENGUAPAN). SEPARUH DARI JUMLAH CAIRAN a
+ b + c DIBERIKAN DALAM 8 JAM PERTAMA, SISANYA
DIBERIKAN DALAM 16 JAM BERIKUTNYA. PADA HARI
KEDUA DIBERIKAN SETENGAH JUMLAH CAIRAN PADA
HARI PERTAMA. DAN HARI KETIGA DIBERIKAN SETENGAH
JUMLAH HARI KEDUA. 3. RUMUS BAXTER (CARA
SEDERHANA) : - SEPARUH DARI JUMLAH CAIRAN INI
DIBERIKAN DALAM 8 JAM PERTAMA, SISANYA 16 JAM
BERIKUTNYA. - HARI PERTAMA TERUTAMA DIBERIKAN
ELEKTROLIT (RL) KARENA TERJADI DEFISIT ION Na & HARI
KEDUA DIBERIKAN SETENGAH CAIRAN HARI PERTAMA.
CONTOH : SEORANG DEWASA DENGAN BB 50 Kg DAN
LUAS LUKA BAKAR 20 %. CAIRAN YANG DIBUTUHKAN : 20
X 50 X 4 CC = 4000 CC  8 JAM PERTAMA = 2000 ML 4
ML X Kg BB X % LUKA % X BB X  16 JAM BERIKUTNYA =
2000 ML

Cara Membaca EKG saat Mengecek


Kondisi Jantung, Perhatikan Setiap
Langkah-langkahnya
Konfirmasikan Detailnya
Sebelum memulai interpretasi EKG, Anda harus memeriksa detail berikut:

 Konfirmasi terlebih dahulu bahwa nama dan tanggal lahir pasien sesuai dengan detail
pada EKG.

 Periksa tanggal dan waktu EKG dilakukan.


Langkah 1 - Denyut jantung
Cara membaca EKG yang pertama yaitu dengan mengetahui denyut jantung pasien.
Berapa detak jantung orang dewasa yang normal?

 Normal: 60-100 bpm

 Takikardia: >100 bpm

 Bradikardia: <60 bpm=" li=">

Irama jantung teratur


Jika pasien memiliki ritme jantung yang teratur, detak jantungnya dapat dihitung dengan
menggunakan metode berikut:

 Hitung jumlah kotak besar yang ada dalam satu interval R-R.

 Bagi 300 dengan angka ini untuk menghitung detak jantung.

Contoh:
4 kotak besar dalam interval R-R
300/4 = 75 denyut per menit

geekymedics.com

Irama jantung tidak teratur


Jika ritme jantung pasien tidak teratur, metode penghitungan detak jantung pertama
tidak berfungsi (karena interval R-R berbeda secara signifikan di seluruh EKG).
Akibatnya, Anda perlu menerapkan metode lain:

 Hitung jumlah kompleks pada strip ritme (setiap strip ritme biasanya berdurasi 10 detik).

 Kalikan jumlah kompleks dengan 6 (menghasilkan jumlah rata-rata kompleks dalam 1


menit).

Contoh:
10 kompleks pada strip ritme
10 x 6 = 60 denyut per menit

Langkah 2 - Irama jantung


Cara membaca EKG yang kedua yaitu dengan menafsirkan irama jantung. Irama
jantung pasien bisa teratur atau tidak teratur.
Irama tidak teratur dapat berupa:

 Tidak teratur secara teratur (yaitu pola ketidakteraturan yang berulang)

 Tidak teratur yang tidak teratur (yaitu tidak teratur sama sekali)

Tandai beberapa interval R-R yang berurutan pada selembar kertas, lalu pindahkan di
sepanjang strip irama untuk memeriksa apakah interval berikutnya serupa.

geekymedics.com
Petunjuk
Jika Anda curiga ada beberapa blok atrioventrikular (blok AV), petakan kecepatan
atrium dan ritme ventrikel secara terpisah (yaitu tandai gelombang P dan gelombang
R). Saat bergerak di sepanjang strip ritme, Anda dapat melihat apakah interval PR
berubah, jika kompleks QRS hilang atau jika ada disosiasi sempurna di antara
keduanya.

[ank]

Langkah 3 - Sumbu jantung


Cara membaca EKG yang ketiga yaitu dengan menentukan sumbu jantung. Sumbu
jantung menggambarkan keseluruhan arah penyebaran listrik di dalam jantung.

Pada individu yang sehat, sumbu akan menyebar dari jam 11 sampai jam 5. Untuk
menentukan sumbu jantung Anda perlu melihat lead I, II dan III.

Sumbu jantung normal


Temuan EKG untuk aksis jantung normal:

 Sadapan II memiliki lendutan paling positif dibandingkan sadapan I dan III.

geekymedics.com
Deviasi sumbu kanan
Temuan EKG untuk deviasi sumbu kanan:

 Sadapan III memiliki lendutan paling positif dan sadapan I harus negatif.
 Deviasi sumbu kanan dikaitkan dengan hipertrofi ventrikel kanan.

geekymedics.com
Deviasi sumbu kiri
Temuan EKG khas untuk deviasi sumbu kiri:

 Lead I memiliki lendutan paling positif.

 Lead II dan III negatif.

 Deviasi aksis kiri dikaitkan dengan kelainan konduksi jantung.

Langkah 4 - Gelombang P.
Cara membaca EKG yang selanjutnya adalah melihat gelombang P dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:

 Apakah ada gelombang P?

 Jika ya, apakah setiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS?

 Apakah gelombang P terlihat normal? - periksa durasi, arah dan bentuk

 Jika gelombang P tidak ada, apakah ada aktivitas atrium?

o Garis dasar gigi gergaji → gelombang bergetar

o Garis dasar kacau → gelombang fibrilasi


o Garis datar → tidak ada aktivitas atrium sama sekali

geekymedics.com

Petunjuk
Jika gelombang P tidak ada dan ada irama yang tidak teratur, ini mungkin menunjukkan
diagnosis fibrilasi atrium.

Cara Membaca EKG saat Mengecek


Kondisi Jantung, Perhatikan Setiap
Langkah-langkahnya
Rabu, 28 Oktober 2020 13:10Reporter : Andre Kurniawan

 

 

Langkah 5 - Interval PR
Cara membaca EKG yang berikutnya yaitu dengan menentukan interval PR. Interval
PR harus berada di antara 120-200 ms (3-5 kotak kecil).

Interval PR berkepanjangan (> 0,2 detik)


Interval PR yang berkepanjangan menunjukkan adanya keterlambatan atrioventrikular
(blok AV).

Blok jantung tingkat pertama (blok AV)


Blok jantung tingkat pertama melibatkan interval PR lama tetap (> 200 ms).

Blok jantung tingkat dua


Blok AV tingkat kedua (tipe 1) juga dikenal sebagai blok AV Mobitz tipe 1 atau
fenomena Wenckebach.
Temuan EKG khas pada blok AV Mobitz tipe 1 termasuk perpanjangan progresif dari
interval PR sampai akhirnya impuls atrium tidak dilakukan dan kompleks QRS turun.
Konduksi nodal AV dilanjutkan dengan denyut berikutnya dan urutan perpanjangan
interval PR progresif dan akhirnya penurunan kompleks QRS berulang.

Blok jantung tingkat dua


Blok AV tingkat kedua (tipe 2) juga dikenal sebagai blok AV tipe 2 Mobitz.
Temuan EKG tipikal pada blok AV Mobitz tipe 2 mencakup durasi interval PR yang
konsisten dengan kompleks QRS yang turun sewaktu-waktu karena kegagalan
konduksi.
Penurunan intermiten kompleks QRS biasanya mengikuti siklus berulang setiap
gelombang P. 3 (blok 3: 1) atau keempat (blok 4: 1).

Blok jantung tingkat tiga (blok jantung lengkap)


Blok AV derajat ketiga (lengkap) terjadi ketika tidak ada komunikasi listrik antara atrium
dan ventrikel karena kegagalan konduksi total.

Temuan EKG khas termasuk adanya gelombang P dan kompleks QRS yang tidak
memiliki hubungan satu sama lain, karena atrium dan ventrikel berfungsi secara
independen. Fungsi jantung dipertahankan oleh alat pacu jantung junctional atau
ventricular.
Narrow-complex escape rhythms (kompleks QRS dengan durasiBroad-complex escape
rhythms (kompleks QRS durasi> 0,12 detik) berasal dari bawah percabangan berkas
His.

Kiat untuk mengingat jenis blok jantung


Untuk membantu mengingat berbagai jenis blok AV, penting untuk mengetahui lokasi
anatomis blok di dalam sistem konduksi.
Blok AV tingkat pertama:

 Terjadi antara node SA dan node AV (yaitu di dalam atrium).

Blok AV tingkat kedua:

 Blok Mobitz I AV (Wenckebach) terjadi DI simpul AV (ini adalah satu-satunya jaringan


konduktif di jantung yang menunjukkan kemampuan untuk bekerja pada kecepatan yang
berbeda).

 Blok Mobitz II AV terjadi SETELAH node AV dalam bundel serat His atau Purkinje.

Blok AV tingkat ketiga:

 Terjadi pada atau setelah AV node mengakibatkan blokade konduksi distal yang
lengkap.

Interval PR dipersingkat
Jika interval PR dipersingkat, ini bisa menunjukkan salah satu dari dua hal:

 Sederhananya, gelombang P berasal dari suatu tempat yang lebih dekat ke node AV
sehingga konduksi membutuhkan waktu lebih sedikit (node SA tidak berada di tempat tetap
dan atrium beberapa orang lebih kecil dari yang lain).

 Impuls atrium masuk ke ventrikel melalui jalan pintas yang lebih cepat daripada berjalan
perlahan melintasi dinding atrium. Ini adalah jalur aksesori dan dapat dikaitkan dengan
gelombang delta.
geekymedics.com
Langkah 6 - Kompleks QRS
Cara membaca EKG yang selanjutnya yaitu menilai kompleks QRS. Sebelum menilai
kompleks QRS, Anda perlu memperhatikan karakteristik berikut:

geekymedics.com

Lebar
Lebar dapat digambarkan sebagai NARROW (0,12 detik):
Kompleks QRS yang sempit terjadi ketika impuls dihantarkan ke bundel serat His dan
Purkinje ke ventrikel. Hal ini menyebabkan depolarisasi ventrikel tersinkronisasi dengan
baik.
Kompleks QRS yang luas terjadi jika terdapat urutan depolarisasi yang abnormal,
misalnya, ektopik ventrikel di mana impuls menyebar perlahan melintasi miokardium
dari fokus di ventrikel.

Sebaliknya, ektopik atrium akan menghasilkan kompleks QRS yang sempit karena akan
mengalir ke sistem konduksi normal jantung. Demikian pula, blok cabang berkas
menghasilkan kompleks QRS yang luas karena impuls sampai ke satu ventrikel dengan
cepat menuruni sistem konduksi intrinsik kemudian harus menyebar perlahan melintasi
miokardium ke ventrikel lain.

Tinggi
Tinggi dapat digambarkan sebagai KECIL atau TINGGI:
Kompleks kecil didefinisikan sebagaiKompleks tinggi menyiratkan hipertrofi ventrikel
(meskipun dapat disebabkan oleh habitus tubuh, misalnya orang tinggi kurus). Terdapat
banyak algoritma untuk mengukur LVH, seperti indeks Sokolow-Lyon atau indeks
Cornell.

Morfologi
Untuk menilai morfologi, Anda perlu menilai gelombang individu kompleks QRS.

Gelombang delta
'Gelombang delta' adalah tanda bahwa ventrikel diaktifkan lebih awal dari biasanya dari
titik yang jauh ke simpul AV. Aktivasi awal kemudian menyebar perlahan ke seluruh
miokardium menyebabkan gerakan naik kompleks dari QRS yang tidak jelas.

Gelombang-Q
Gelombang Q yang terisolasi bisa normal.
Gelombang Q patologis berukuran> 25% ukuran gelombang R yang mengikutinya atau
tinggi> 2mm dan lebarnya> 40ms.
Gelombang Q tunggal tidak perlu dikhawatirkan, cari gelombang Q di seluruh wilayah
(misalnya anterior / inferior) untuk bukti infark miokard sebelumnya.

Gelombang R dan S.
Kaji perkembangan gelombang R melintasi sadapan dada (dari kecil di V1 ke besar di
V6). Transisi dari gelombang S> R ke gelombang R> S harus terjadi di V3 atau V4.

Perkembangan yang buruk (yaitu S> R hingga lead V5 dan V6) dapat menjadi tanda MI
sebelumnya tetapi juga dapat terjadi pada orang yang sangat besar karena posisi lead
yang buruk.
Segmen titik J
Titik J adalah tempat gelombang S bergabung dengan segmen ST.
Titik ini dapat dinaikkan sehingga segmen ST yang mengikutinya juga dinaikkan
(dikenal juga dengan High take-off).

High take-off (atau repolarisasi awal jinak) adalah varian normal yang menyebabkan
banyak kecemasan dan kebingungan karena TERLIHAT seperti elevasi ST.

Poin utama untuk menilai segmen poin J:

 Repolarisasi awal jinak kebanyakan terjadi di bawah usia 50 (di atas usia 50, iskemia
lebih sering terjadi dan harus dicurigai terlebih dahulu).

 Biasanya, titik J meningkat dengan elevasi ST yang meluas di beberapa wilayah


sehingga kemungkinan terjadinya iskemia lebih kecil.

 Gelombang T juga dinaikkan (berbeda dengan STEMI dimana gelombang T tetap


berukuran sama dan segmen ST dinaikkan).

Langkah 7 - segmen ST
Segmen ST adalah bagian EKG antara akhir gelombang S dan awal gelombang T.

Pada individu yang sehat, itu harus berupa garis isoelektrik (tidak meninggi atau
tertekan). Kelainan segmen ST harus diselidiki untuk menyingkirkan patologi.

ST-Elevation
Elevasi ST signifikan bila lebih besar dari 1 mm (1 persegi kecil) pada 2 atau lebih
sadapan ekstremitas yang berdekatan atau> 2mm pada 2 atau lebih sadapan dada.
geekymedics.com

ST-Depression
Depresi ST ≥ 0,5 mm pada ≥ 2 sadapan yang berdekatan menunjukkan iskemia
miokard.

geekymedics.com

Langkah 8 - gelombang T.
Gelombang T mewakili repolarisasi ventrikel.

Gelombang T tinggi
Gelombang T dianggap tinggi jika:

 > 5mm di ujung tungkai DAN

 > 10mm di bagian dada (kriteria yang sama dengan kompleks QRS 'kecil')

Gelombang T tinggi dapat dikaitkan dengan:

 Hiperkalemia ("gelombang T bertenda tinggi")

 STEMI Hiperakut

Gelombang T terbalik
Gelombang T biasanya dibalik di V1 dan inversi di sadapan III adalah varian normal.
Gelombang T terbalik di kabel lain adalah tanda nonspesifik dari berbagai kondisi:

 Iskemia

 Bundel blok cabang (V4-6 di LBBB dan V1-V3 di RBBB)

 Emboli paru

 Hipertrofi ventrikel kiri (di sadapan lateral)

 Kardiomiopati hipertrofik (tersebar luas)

 Penyakit umum

Sekitar 50% pasien yang dirawat di ITU memiliki bukti inversi gelombang T selama
mereka tinggal.
Amati distribusi inversi gelombang T (misalnya sadapan anterior / lateral / posterior).
Anda harus mengambil temuan EKG ini dan menerapkannya dalam konteks pasien
Anda.
geekymedics.com

Gelombang T biphasic
Gelombang T biphasic memiliki dua puncak dan dapat menjadi indikasi iskemia dan
hipokalemia.

geekymedics.com

Gelombang T rata
Gelombang T pipih adalah tanda nonspesifik, yang mungkin menunjukkan iskemia atau
ketidakseimbangan elektrolit.
geekymedics.com

Gelombang U
Gelombang U bukanlah temuan umum.
Gelombang U adalah defleksi> 0,5 mm setelah gelombang T terlihat paling baik di V2
atau V3.

Ini menjadi lebih besar jika bradikardia lebih lambat - gelombang U klasik terlihat pada
berbagai ketidakseimbangan elektrolit, hipotermia dan terapi antiaritmia sekunder
(seperti digoksin, prokainamid atau amiodaron)

ni 12 saraf kranial dan fungsinya

Gambar 12 saraf kranial dan masing-masing organnya

Kepala adalah pusat kontrol tubuh kita. Selain karena ada otak, kepala juga
menjadi pusat sistem saraf selain tulang belakang. Kelompok saraf yang
bersumber dari kepala, disebut sebagai saraf kranial. Ada 12 saraf kranial di
kepala dan masing-masingnya memiliki tugas spesifik yang berbeda. Saraf ini
sering juga disebut dalam angka Romawi, seperti di bawah ini.

1. Saraf kranial I: olfaktori


Saraf olfaktori lah yang berperan dalam penciuman atau penghidu. Saraf
tersebut mengirim informasi dari hidung ke otak terkait bau yang ada di
sekitar kita. Jadi, jika Anda tidak sengaja mencium aroma mi instan, maka saraf
olfaktori Anda sedang bekerja.

2. Saraf kranial II: optik


Saraf optik masuk ke dalam saraf kranial yang berperan dalam sensori. Sebab,
saraf inilah yang berperan dalam penglihatan kita. Saat kita menerima cahaya
dari luar, bersama dengan bagian-bagian mata lainnya, saraf ini akan
membantu menyampaikan informasi ke otak untuk diolah sehingga kita bisa
mengenali objek yang dilihat.

3. Saraf kranial III: okulomotor


Saraf okulomotor memiliki dua fungsi motorik, yaitu mengontrol fungsi otot
serta respon pupil di mata. Saraf inilah yang mengatur empat dari total enam
otot yang ada di sekitar mata Anda. Otot-otot tersebut akan membantu mata
Anda bergerak dan fokus terhadap objek tertentu. Saraf okulomotor juga
membatu mengontrol ukuran pupil, sebagai respons terhadap cahaya yang
diterima mata.

4. Saraf kranial IV: troklear


Saraf troklear mengontrol otot oblik superior yang berperan untuk
menggerakkan bola mata ke bawah, atau saat Anda melotot dan kembali
seperti semula.

Saraf trigeminal juga mensarafi gigi atas dan bawah

5. Saraf kranial V: trigeminal


Saraf trigeminal adalah saraf kranial terbesar dan memegang kedua fungsi,
motorik maupun sensorik. Saraf trigeminal sendiri dibagi lagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
• Saraf optalmikus
Saraf optalmikus bertugas untuk mengirim informasi sensori dari wajah bagian
atas, seperti dahi, kulit kepala, dan kelopak mata.
• Saraf maksilaris
Saraf maksilaris berperan mengirimkan informasi sensori dari dari bagian
tengah wajah seperti pipi, bibir atas, dan rongga hidung. Maksilaris juga
mempersarafi gigi-gigi yang ada di rahang atas.
• Saraf mandibular
Saraf mandibular berfungsi dalam hal sensorik serta motorik. Saraf ini
bertugas mengirim informasi dari telinga, bibir bawah, dan dagu. Saraf ini juga
mengatur pergerakan otot rahang dan telinga. Selain itu, saraf mandibular
pun mempersarafi gigi-gigi rahang bawah.

6. Saraf kranial VI: abdusen


Saraf abdusen bertugas untuk mengatur pergerakan otot yang disebut otot
rektus lateral. Otot ini fungsinya berhubungan dengan pergerakan mata. Ia
menjadi salah satu otot yang berperan saat mata melotot atau melirik.

7. Saraf kranial VII: fasialis


Seperti saraf trigeminal, saraf fasial juga memiliki fungsi motorik dan sensorik.
Saraf fasialis terdiri dari empat percabangan yang masing-masingnya memiliki
fungsi yang berbeda, yaitu:

 Pergerakan otot agar kita bisa memunculkan ekspresi wajah


 Pergerakan dari kelenjar lakrimal, submaksilar, dan submandibular
 Merasakan sensasi di telinga luar
 Kemampuan merasakan makanan

8. Saraf kranial VIII: vestibulokoklear


Saraf vestibulokoklear berperan dalam pendengaran dan membantu
keseimbangan manusia. Saraf ini mengandung dua komponen, yaitu:

 Saraf vestibular yang membantu tubuh merasakan adanya perubahan


posisi kepala akibat gaya gravitasi. Lalu, tubuh akan menggunakan
informasi ini untuk tetap berada di posisi seimbang.
 Saraf koklearis, yang membantu manusia mendengar serta mendeteksi
getaran dari suara.

9. Saraf kranial IX: glossofaringeal


Saraf glossofaringeal berperan dalam fungsi motorik dan sensorik. Berikut ini
penjelasannya:

 Saat berperan dalam fungsi sensorik, saraf ini menerima informasi dari
tenggorokan, tonsil, telinga tengah, dan lidah bagian belakang. Saraf ini
juga berperan untuk merasakan sensasi di lidah bagian belakang.
 Saat berperan dalam fungi motorik, saraf ini sapat mengatur pergerakan
otot stilofaringeus yang memungkinkan tenggorokan untuk melebar
dan memendek.

10. Saraf kranial X: vagus


Saraf vagus memiliki berbagai fungsi mulai dalam hal fungsi, motorik, sensori,
hingga parasimpatik.

 Bagian sensori dari saraf ini berperan merasakan sensasi dari telinga
bagian luar, tenggorokan, jantung, dan organ-organ yang terdapat di
perut.
 Bagian motorik saraf ini berperan mendukung pergerakan tenggorokan
dan langit-langit mulut bagian lunak.
 Bagian parasimpatik saraf ini berperan dalam mengatur detak jantung
dan mempersarafi otot halus di saluran pernapasan, paru-paru, dan
saluran cerna.

11. Saraf kranial XI: aksesorius


Saraf aksesorius berperan untuk mendukung motorik atau pergerakan dari
otot leher. Otot inilah yang mengontrol otot di leher, sehingga kita dapat
menggerakkan leher sesuai keinginan.

12. Saraf kranial XII: hipoglosus


Saraf kranial yang terakhir adalah saraf hipoglosus. Saraf ini berperan untuk
tugas motorik. Sebab, saraf inilah yang mengatur pergerakan otot lidah.

Baca Juga
Fungsi Tulang Betis alias Fibula Serta Bagian-bagiannya Mengenal Apa Itu
Saraf Tepi dan Kerusakan yang Mungkin Terjadi Skoliosis Ringan: Gejala, Risiko
Komplikasi, dan Pengobatannya

Catatan dari SehatQ


Sebanyak 12 saraf kranial yang ada di kepala tersebut, berperan sangat
penting untuk mengatur pergerakan maupun membantu kita merasakan
sensasi tertentu di area sekitar kepala dan leher. Sama seperti bagian tubuh
lainnya, saraf ini tidak kebal dari kerusakan. Kerusakan saraf kranial bisa
menyebabkan berbagai konsekuensi dari yang ringan hingga berat.
Penampilan tubuh bayi
Mengukur seberapa merah muda atau birunya kulit pada bayi. Bayi yang baru lahir
belum sepenuhnya bisa memulai mengedarkan darah sampai mereka mengambil
napas pertama.

Darah mengandung oksigen yang mana dapat memicu rona kulit merah muda dan
menghilangkan rona kebiruan. Bayi yang tubuhnya berwarna biru mendapat skor 0,
sedangkan bayi yang tubuhnya berwarna merah muda mendapat skor 2.

 Skor 2 warna tubuh bayi kemerahan merupakan warna tubuh yang normal.
 Skor 1 warna tubuh normal, tetapi tangan atau kaki kebiruan.
 Skor 0 warna seluruh tubuh bayi pucat kebiruan.

Denyut jantung
Kemampuan tubuh bayi untuk memompa darah. Satu menit setelah melahirkan, bayi
dengan detak jantung kurang dari 100 detak per menit akan mendapat skor 1,
sedangkan bayi dengan detak jantung lebih dari 100 akan mendapat skor 2.

 Skor 2 denyut jantung bayi berdetak lebih cepat.


 Skor 1 denyut jantung bayi berdetak pelan.
 Skor 0 denyut jantung bayi tidak terdeteksi.

Respons bayi
Mengacu pada respons bayi sesaat dilahirkan. Jika bayi yang tidak merespons akan
menerima skor 0, bayi yang meringis ketika dirangsang akan menerima skor 1, dan bayi
yang meringis dan batuk menerima skor 2.

 Skor 2 bayi menangis atau batuk secara spontan.


 Skor 1 bayi menangis jika diberi rangsangan.
 Skor 0 bayi tidak merespons sama sekali meskipun telah diberikan rangsangan
sekalipun.

Aktivitas otot
Kemampuan gerakan otot pada bayi. Jika tidak bergerak akan mendapat skor 0, bayi
dengan sejumlah gerakan lengan dan tungkai mendapat skor 1, dan bayi yang secara
aktif bergerak dan meregangkan lengan dan kakinya mendapat skor 2.

 Skor 2 bayi tampak bergerak aktif dan kuat.


 Skor 1 bayi bergerak, namun lemah dan tidak aktif.
 Skor 0 bayi tidak bergerak sama sekali.

Pernapasan
Kualitas pernapasan bayi ditentukan oleh tangisannya. Bayi yang tidak menangis pada
1 menit setelah melahirkan mendapat skor 0, bayi dengan tangisan lemah atau
rengekan mendapat skor 1, dan bayi dengan tangisan keras mendapat skor 2.

 Skor 2 bayi menangis dengan kuat dan bernapas secara normal.


 Skor 1 bayi lemah dan bernapas napas tidak teratur.
 Skor 0 bayi tidak bernapas sama sekali.
Cara menghitung apgar score
Mengutip Pregnancy Birth Baby, semua nilai skor tersebut semuanya ditotalkan dan
akan menghasilkan skor apgar 0 sampai 10 untuk bayi, Bunda. Skor 7 ke atas dianggap
normal, sedangkan skor 4-6 dianggap relatif rendah.

Jika skor bayi rendah pada tes apgar pertama dan tidak membaik pada tes kedua
dalam 5 menit, atau ada masalah lain, maka dokter akan memantau bayi secara cermat
dan melanjutkan perawatan medis yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai