Kep
PENDAHULUAN
• Keperawatan adalah komitmen tentang mengasihi (caring).
• Elemen perawatan kesehatan yg berkualitas adalah menunjukkan kasih sayang
pada klien sehingga terbentuk hubungan saling percaya.
Rasa saling percaya diperkuat ketika prawat menghargai dan
mendukung kesejahteraan spiritiual klien.
Mendukung dan mengenali klien dlm pemberian asuhan keperawatan yang efektif.
PENGKAJIAN
• Asuhan Keperawatan akan terjadi bila terbinanya hubungan saling
percaya antara perawat dan klien.
• Distres spiritual.
adalah kerusakan kemampuan dalam
mengalami dan mengintegrasikan arti dan
tujuan hidup seseorang dihubungkan dengan
agama, orang lain, dan dirinya.
Diagnosa keperawatan spiritual
(North American Nursing Diagnosis Association (2006)
Ruang lingkup diagnosa keperawatan distres spiritual :
a. Berhubungan dengan diri
meliputi : mengekspresikan kurang dalam harapan, arti, tujuan hidup,
kedamaian, penerimaan, cinta, memaafkan diri,
keberanian, marah, rasa bersalah, koping yang buruk).
b. Berhubungan dengan orang lain,
meliputi : menolak berinteraksi dgn teman, keluarga & pemimpin agama,
mengungkapkan terpisah dari sistem dukungan,
mengekspresikan keterasingan.
c. Berhubungan dengan seni, musik, literatur dan alam,
meliputi : tidak mampu mengekspresikan kondisi kreatif (bernyanyi),
tidak ada ketertarikan kepada alam,
tidak ada ketertarikan kepada bacaan agama
d. Berhubungan dengan kekuatan yang melebihi dirinya,
meliputi : tdk mampu ibadah, tdk mampu berpartisipasi dlm aktifitas agama,
mengekspresikan marah kepada Tuhan,
mengalami penderitaan tanpa harapan.
faktor yang berhubungan dari
diagnosa keperawatan distres spiritual
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (2006)
• mengasingkan diri,
• kesendirian atau pengasingan sosial,
• cemas,
• kurang sosiokultural/ deprivasi,
• kematian dan sekarat diri atau orang lain,
• nyeri,
• perubahan hidup, dan penyakit kronis diri atau orang
lain.
PERENCANAAN
• Dalam menetapkan rencana perawatan, tujuan
ditetapkan secara individual, dengan
mempertimbangkan riwayat klien, area beresiko,
dan tanda-tanda disfungsi serta data obyektif
yang relevan .
“Pada dasarnya perencanaan dirancang untuk memenuhi kebutuhan klien dengan membantu klien
memenuhi kewajiban agamanya dan menggunakan sumber dari dalam dirinya”.
IMPLEMENTASI
(Hamid, 2000)
• Periksa keyakinan spiritual ibadah
• Fokuskan perhatian pada persepsi klien terhadap kebutuhan
spritualnya.
• Jangan mengasumsi klien tidak mempunyai kebutuhan
spiritual
• Mengetahui pesan non verbal tentang kebutuhan spiritual
pasien
• Berespon secara singkat, spesifik dan factual
• Mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati yang
berarti menghayati masalah klien
• Menerapkan tehnik komunikasi terapeutik .
dengan tehnik mendukung menerima, bertanya, memberi
infomasi, refleksi, menggali perasaan dan kekuatan yang
dimiliki klien
IMPLEMENTASI
(Hamid, 2000)