Anda di halaman 1dari 39

MANAJEMEN PELATIHAN

BIDANG KESEHATAN
DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU TENAGA KESEHATAN
TAHUN 2023
Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti materi manajemen pelatihan, peserta
mampu :

Hasil • Memahami Manajemen


Belajar: pelatihan.

• Menjelaskan Peran pelatihan dalam


Indikator
pengembangan SDM kesehatan.
Hasil • Menjelaskan Manajemen pelatihan
Belajar: bidang kesehatan.
2
Definisi Pelatihan

1. Menurut Mathis (2002), Pelatihan adalah suatu


proses dimana orang-orang mencapai kemampuan
tertentu untuk membantu mencapai tujuan
organisasi.
2. Payaman Simanjuntak (2005) mendefinisikan
pelatihan merupakan bagian dari investasi SDM
(human investment) untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan kerja, dan dengan
demikian meningkatkan kinerja pegawai.
3. Kepmenkes 725 tahun 2003: pelatihan adalah proses
pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerja,
professionalism, dan atau menunjang pengembangan
karir bagi tenaga Kesehatan dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya
PERAN PELATIHAN
dalam pengembangan
SDM Kesehatan
1. Untuk memenuhi tuntutan jabatan saat ini karena
prestasi yang tidak sesuai dengan standar hasil kerja
yang dituntut oleh jabatan
2. Untuk memenuhi jabatan lain karena rotasi, mutasi
atau promosi
3. Untuk memenuhi tuntutan perubahan yang sejalan
dengan perkembangan organisasi
Manajemen
Pelatihan
Bidang Kesehatan
Proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran pelatihan
yang berupa peningkatan kinerja secara
profesional dan atau menunjang
pengembangan karir bagi SDMK dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Pengkajian

Kebutuhan
Pelatihan
(1)
MANAJEMEN
PELATIHAN
Evaluasi Perumusan
Proses perencanaan, pengorganisasian,
tujuan
Pelatihan penggerakan dan pemantauan sumber
pelatihan
(5) Pengendalian daya untuk mencapai sasaran pelatihan
Mutu (2)
yang berupa peningkatan kinerja secara
Pelatihan profesional dan atau menunjang
(6) pengembangan karir bagi SDM dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya

Penyelengga Penyusunan
-raan Program
Pelatihan Pelatihan
(4) (3)
1
Proses Analisis Kebutuhan Pelatihan/ AKP
(Training Need Assessment/ TNA)

TUJUAN :
1. Mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang diharapkan dengan
kompetensi yang aktual.
2. Memperoleh keputusan tentang kebutuhan pelatihan atau pelatihan yang
diperlukan untuk menyelesaikan kesenjangan
 Kebutuhan training utk yang
Analisis sedang menduduki jabatan
KAJIAN KEBUTUHAN individu
(Person
 Hasil:
diketahui kekurangan dan
PELATIHAN / TNA Analysis)
kelebihan kompetensi
pegawai tsb

Analisis
organisasi AKP
(Organiza-
tional /TNA
Analysis) Analisis
jabatan
 Kebutuhan training utk (Task
mengukur/ merespon Analysis)
perkembangan dan
kebutuhan organisasi
 Kebutuhan training utk
 Hasil:
menduduki posisi jabatan
diketahui kebutuhan
 Hasil:
skill untuk mencapai
diketahui jenis training utk
tujuan organisasi
memenuhi persyaratan jabatan
TEKNIK ANALISIS KEBUTUHAN
PELATIHAN

MANAGERIAL
1. Pelaksanaan asesmen menggunakan
metode assessment center (multi asesor &
IN N-
AK IO
G
M CI S
DE
multi instrument)
NT
EME

INTEGRITY
NAG

2. Pelaksanaan asesmen secara mandiri


NG E
MA

+
CHA

SEL
F
DEV AND
ELO OTH National
Decision-making
COOPERATION
TECHNICAL menggunakan SIBULAT
PM E
ENT RS Bonding
COMM

PUBIC SERVICE
U
NICAT
TION

SOCIOCULTURAL
ION
ORIENTA
result

9
LANGKAH-LANGKAH AKP/ TNA
1.Melaksanakan persiapan.
2.Melakukan diagnosis organisasi/ analisis
organisasi dengan mengidentifikasi peran
dan fungsi dari masing-masing SDM.
3.Mengidentifikasi penyebab masalah dan
masalah prioritas yang berkaitan dengan
fungsi dari masing-masing SDM.
4.Melakukan analisis tugas/kompetensi atau
analisis individual.
5.Membuat rekomendasi.
6.Membuat laporan akhir.
2 Proses Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan pelatihan terdiri
dari tujuan umum dan khusus
 Tujuan umum pelatihan menggambarkan
hasil akhir dari proses pembelajaran dalam
suatu pelatihan atau suatu kondisi yang
merupakan rangkuman dari kompetensi-
kompetensi hasil AKP/TNA.
 Tujuan khusus pelatihan menggambarkan
rincian kompetensi-kompetensi hasil
AKP/TNA yang akan diminimalisasi atau
diintervensi melalui pelatihan.
INGAT-INGAT…..
• Hasil analisa kebutuhan pelatihan tentang
kesenjangan kinerja memberikan informasi
terkait kemampuan yang akan ditingkatkan
melalui pelatihan.
• Hasil TNA menjadi dasar dalam penetapan
tujuan pelatihan yang dirumuskan dalam
bentuk kompetensi yang akan dimiliki oleh
peserta latih setelah mengikuti pelatihan.
• Menentukan ranah kompetensi yang ingin dicapai
dengan mengacu pada Taksonomi Bloom.
• Rumuskan tujuan dengan menggunakan prinsip
SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Realistic,
Time bound).
Proses Merancang Program Pelatihan
3 dalam bentuk kurikulum

1. Menetapkan peran, fungsi dan rincian kompetensi yang


sudah didapat berdasarkan hasil proses AKP/TNA
2. Merumuskan tujuan pelatihan berdasarkan hasil proses
penetapan tujuan pelatihan.
3. Menetapkan materi pembelajaran berdasarkan hasil
proses penetapan tujuan pelatihan.
4. Membuat Rancang Bangun Pembelajaran Mata Pelatihan
(RBPMP).
5. Menyusun struktur kurikulum.
6. Menentukan peserta dan pelatih/fasilitator.
7. Menetapkan penyelenggara dan tempat penyelenggaraan
8. Menetapkan evaluasi pelatihan
9. Menentukan angka kredit pelatihan dalam sertifikat
pelatihan.
Sistematika Kurikulum Pelatihan Bidang
Kesehatan
JUDUL
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Peran dan Fungsi
Bab II Komponen Kurikulum
C. Tujuan
D. Kompetensi
E. Struktur Kurikulum
F. Ringkasan Mata Pelatihan
G. Evaluasi Hasil Belajar
Bab III Diagram Alur Proses Pelatihan
Lampiran:
I. Rancangan Bangun Pembelajaran Mata Pelatihan
(RBPMP)
II. Master Jadwal
III. Panduan Penugasan
IV. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar
V. Ketentuan Pelatihan:
1. Peserta
*Pedoman Penyusunan Kurikulum dan Modul
2. Pelatih/Fasilitator
Pelatihan Bidang Kesehatan,
3. Penyelenggara Pusat Pelatihan SDM Kesehatan, 2021
Langkah Penyusunan Kurikulum Pelatihan Bidang Kesehatan

Menentukan Peran dan Fungsi

Menetapkan Tujuan Pelatihan/


Kompetensi yang akan dicapai

Menentukan Mata Pelatihan

Menyusun strategi
pembelajaran Mata Pelatihan
(RBPMP atau SPO)
CONTOHPelatihan
Kebijakan KURIKULUM PELATIHAN TENAGA PELATIH KESEHATAN

Peran dan Fungsi


 Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai
fasilitator
 Dalam menjalankan perannya peserta berfungsi
memfasilitasi mata pelatihan sesuai dengan
kompetensinya

Tujuan Pelatihan
Setelah mengikuti pelkatihan ini peserta mampu
memfasilitasi mata pelatihan sesuai dengan
keahliannya di pelatihan bidang kesehatan
Kebijakan Pelatihan

KOMPETENSI yang harus dimiliki

1. Menjelaskan Konsep Pembelajaran


Orang Dewasa
2. Menyusun Rencana Pembelajaran (RP)
3. Melakukan manajemen kelas
4. Menentukan metode pembelajaran
5. Menentukan media dan alat bantu
pembelajaran
6. Melakukan teknik presentasi interaktif
7. Melakukan evaluasi pembelajaran
MENETAPKAN MATA PELATIHAN
Ditetapkan dari kompetensi utk mencapai
Tujuan (kompetensi akhir)

Masuk kedalam MATA PELATIHAN INTI


pada struktur kurikulum
C. Struktur Kurikulum Proporsi waktu Penugasan (P) dan Praktik Lapangan (PL) yang dialokasi
WAKTU (JPL) pada pelatihan di bidang kesehatan adalah sebesar ≥60% dari total JPL
NO MATA PELATIHAN
T P PL JML
A. MATA PELATIHAN DASAR        
1.
2.
3. Teori (T), merupakan penyampaian konsep-konsep dasar di dalam
4. kelas, dimana proporsi waktu yang diberikan dalam penyampaian teori
5.
Dst. sebanyak ≤40% dari total JPL
Subtotal

B. MATA PELATIHAN INTI         Mata pelatihan yang menjadi dasar dalam pencapaian kompetensi.
1.
2.
Persentase maksimal yang diberikan sebesar 20% dari seluruh jumlah
3. jam pelatihan (JPL) yang diberikan
4.
5.
Dst.
Subtotal
Mata pelatihan yang harus dikuasai yang sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai.
C. MATA PELATIHAN PENUNJANG        
1.
2.
3. Persentase pelaksanaan mata pelatihan penunjang dialokasikan
4. maksimal sebesar 15% dari total JPL.
5.
Dst. misalnya: mata pelatihan antikorupsi, Building Learning Commitment/
Subtotal BLC, penyusunan rencana tindak lanjut (RTL), serta mata pelatihan
muatan lokal
JUMLAH        
Pengembangan Pelatihan
Penyusunan Kurikulum dan Pelatihan Jarak Jauh

PELATIHAN PELATIHAN JARAK


KLASIKAL JAUH
Jumlah
No Rumpun Pelatihan Kurikulum

1. Teknis Upaya Kesehatan 53

2. Teknis Profesi Kesehatan 173


3. Teknis Program Kesehatan 22

4. Jabatan Fungsional Kesehatan 46

5. Manajemen Kesehatan 20
Pedoman LJJ

6. Manajemen Non Kesehatan 7

Total 321 Materi, penugasan, forum diskusi dan Pelatihan Jarak Jauh
evaluasi peserta diunggah ke dalam dan Blended
Learning Management System (LMS).
4 Proses Penyelenggaraan Pelatihan

1. Persiapan pelatihan
penyelenggara mempersiapkan
dokumen yang akan diajukan
untuk diakreditasi .
2. Pelaksanaan pelatihan
a. Persiapan administrasi
b. Persiapan teknis
c. Proses pelatihan
3. Sertifikasi
4. Laporan penyelenggaraan pelatihan
KOLABORASI PENYELENGGARAAN PELATIHAN PEMERINTAH,
PEMERINTAH DAERAH, RUMAH SAKIT & SWASTA

Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan


1. Standarisasi Kurikulum Nasional
2. Pengendalian Mutu (Akreditasi Pelatihan &
Akreditasi Institusi Pelatihan)

PENYELENGARA PELATIHAN TERAKREDITASI

1. BBPK/Bapelkes Kemenkes Instalasi/Unit Diklat RS Yayasan/Perseroan


2. Bapelkes Nusantara Terbatas (PT)
3. Institusi Pelatihan
Pemerintah (Lainnya)

Kerjasama

PENYELENGGARA PELATIHAN BELUM TERAKREDITASI


PELATIHAN
Dapat diselenggarakan secara:
1. Klasikal
2. Non klasikal
3. Gabungan klasikal dan non klasikal
(pelatihan berlapis/ sandwich)
5 Proses Evaluasi Pelatihan

Tujuan: untuk memperoleh informasi


dengan cara mengukur tingkat efektivitas
pencapaian tujuan pelatihan yang
dilaksanakan
Menurut Kirkpatrick (1998), evaluasi pelatihan terdiri atas
4 (empat) level yaitu evaluasi reaksi (evaluating
reaction), evaluasi belajar (evaluating learning), evaluasi
perilaku (evaluating behaviour), dan evaluasi hasil
(evaluating result)
 Evaluasi reaksi dan evaluasi belajar dilakukan pada
saat pelatihan dilaksanakan atau pada saat peserta
mengikuti proses pembelajaran.
 Evaluasi perilaku dan evaluasi hasil dilakukan setelah
peserta bekerja kembali di tempat kerjanya. Kedua
level evaluasi yang terakhir ini biasa disebut dengan
Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP).
Secara visual, level evaluasi pelatihan dapat digambarkan seperti berikut :

Peserta Pelatihan Peningkatan Kembali Penerapan Kinerja Kinerja


Knowledge Bekerja Hasil Belajar Individu Organisasi
Perubahan Sikap (KAP)
Penambahan
Keterampilan

Evaluasi Reaksi dan


Evaluasi Perilaku
Evaluasi Belajar

Evaluasi Hasil
6
Proses
Pengendalian Mutu Pelatihan
1. Quality planning adalah upaya pengendalian mutu
dalam tahap perencanaan yang meliputi hasil dari
proses AKP/TNA, yang dijadikan dasar dalam
penentuan proses penetapan tujuan pelatihan dan
proses ke 3 tentang merancang program pelatihan,
dilakukan melalui akreditasi pelatihan.
2. Quality Control adalah upaya pengendalian mutu pada
tahap pelaksanaan pelatihan yang meliputi proses
tentang pelaksanaan pelatihan dan proses tentang
evaluasi pelatihan (evaluasi reaksi dan evaluasi
belajar).
3. Quality improvement adalah upaya meningkatkan mutu
pelatihan yang disesuaikan dengan perkembangan
iptek dan kebutuhan pengguna mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaan termasuk evaluasi
perilaku dan evaluasi hasil.
PENGENDALIAN MUTU PELATIHAN KESEHATAN OLEH
DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU TENAGA KESEHATAN

✔ Rancangan Pelatihan
AKREDITASI ✔ Peserta
PELATIHAN ✔ Pelatih
✔ Penyelenggara
(5 KOMPONEN)
✔ Tempat penyelenggaan
UU No. 36 tahun 2014
Pasal 31

PP No 67 tahun 2019
AKREDITASI ✔ Administrasi dan Manajemen
INSTITUSI ✔ Pelayanan Pelatihan
PELATIHAN ✔ Pelayanan Penunjang
(3 KOMPONEN) Pelatihan
PP Nomor 67 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Tenaga Kesehatan

Pasal 79
Pasal 81
(1) Setiap penyelenggaraan pelatihan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
77 ayat (2) huruf b harus terakreditasi (1) Akreditasi institusi penyelenggara pelatihan
dan diselenggarakan oleh institusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat
penyelenggara yang terakreditasi. (3) huruf b dilakukan berdasarkan pengajuan
akreditasi dari institusi penyelenggara
pelatihan.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan oleh
pemerintah pusat. (2) Pengajuan akreditasi institusi
penyelenggara pelatihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi komponen
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud administrasi dan manajemen, komponen
pada ayat (2) meliputi: a. akreditasi pelayanan pelatihan, dan komponen
pelatihan; dan b. akreditasi institusi pelayanan penunjang pelatihan
penyelenggara pelatihan.
Secara visual, hubungan antara tiap tahap pengendalian mutu adalah sebagai berikut:

QUALITY QUALITY QUALITY


PLANNING/ CONTROL/ IMPROVEMENT/
Pengendalian Pengendalian Peningkatan
Mutu: Mutu: Mutu:

•Faktor input •Faktor input •Faktor input


(akreditasi •Faktor proses •Faktor proses
pelatihan) •Faktor output •Faktor output
AKREDITASI PELATIHAN

 Akreditasi pelatihan dilakukan oleh Institusi penyelenggara


pelatihan terakreditasi untuk setiap 1 (satu) judul pelatihan
dalam tahun berjalan dengan kurikulum yang sudah terstandar
di SIAKSI
 Jika kurikulum pelatihan belum tersedia di SIAKSI, maka
penyelenggara pelatihan wajib menyusun kurikulum pelatihan
dan mengusulkan untuk distandarkan dan disahkan di
Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan.
 Untuk setiap pengajuan akreditasi pelatihan yang disetujui
akan diterbitkan Surat Keterangan Akreditasi Pelatihan.
TUJUAN AKREDITASI PELATIHAN

TUJUAN UMUM

Terselenggaranya pelatihan
bidang kesehatan yang sesuai Persyaratan Akreditasi Pelatihan
Akreditasi pelatihan
dengan standar
dilakukan oleh  Surat Pengantar
Institusi pelatihan  Kerangka Acuan Kegiatan
TUJUAN KHUSUS
terakreditasi  Daftar Pelatih dan
melalui SIAKSI  Terkendalinya mutu kurikulum Instruktur
pada menu  Master Jadwal Pelatihan
pelatihan
“Aplikasi Siakpel”.
 Terkendalinya mutu peserta
 Terkendalinya mutu pelatih
 Terkendalinya mutu penyelenggara
pelatihan
 Terkendalinya mutu tempat
penyelenggaraan
REGISTRASI PELATIHAN

Setelah melalui proses akreditasi pelatihan, Institusi


terakreditasi melakukan registrasi pelatihan bidang kesehatan
melalui SIAKSI dengan ketentuan sebagai berikut:
 Registrasi pelatihan dilakukan untuk setiap penyelenggaraan
pelatihan bidang kesehatan yang sudah terakreditasi.
 Registrasi pelatihan dilakukan oleh Institusi penyelenggara
pelatihan terakreditasi.
 Untuk setiap pengajuan registrasi pelatihan akan diterbitkan
Surat Keterangan Registrasi Pelatihan
Persyaratan Registrasi Pelatihan

Penyelenggara melengkapi data pelatihan sebelum pelatihan


diselenggarakan sebagai berikut:
 Metode pelatihan (klasikal/blended/full online).
 Jumlah peserta, angkatan/gelombang & kelas.
 Waktu & tempat pelatihan.
 Jadwal pelatihan.
 Nama pelatih/fasilitator/instruktur, penyelenggara, pengendali
pelatihan, petugas Quality Control.
Mekanisme Registrasi Pelatihan Bidang Kesehatan

Mekanisme registrasi dan pelaporan pelatihan sebagai berikut:


 Penyelenggara melengkapi data persyaratan registrasi
pelatihan sebelum pelatihan diselenggarakan.
 Registrasi pelatihan dilakukan paling lambat H-0 (hari pertama
pelatihan).
 Hari terakhir pelatihan, penyelenggara melaporkan hasil
kelulusan peserta dan instrumen hasil QC.
KERJA SAMA PELATIHAN
Proses penyelenggaraan pelatihan oleh institusi terakreditasi atas permintaan atau sumber anggaran
dari institusi yang tidak terakreditasi

KETENTUAN KERJASAMA
PELATIHAN
• Sumber anggaran pelatihan kerjasama berasal dari institusi yang meminta kerja sama. Anggaran disesuaikan dengan pola
tarif/ketentuan pelatihan yang ada di institusi terakreditasi.
• Untuk institusi Kementerian Kesehatan, penyelenggaraan kerja sama mengacu pada PP 64 Tahun 2019 pasal 2 ayat (1) point d dan
ayat (2), yang menyatakan bahwa menyelenggarakan jasa Pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan dengan pihak lain di bidang
Pendidikan dan pelatihan berdasarkan kebutuhan pengguna jasa melalui kontrak kerja sama pada satuan kerja di lingkungan
Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan dengan nominal tarif sebesar yang tercantum dalam kontrak kerja sama.
• Untuk institusi diluar Kementerian Kesehatan, penyelenggaraan pelatihan dilakukan melalui kontrak Kerjasama dengan nominal
tarif sebesar yang tercantum dalam kontrak Kerjasama.
• Ketentuan terkait Kerja Sama yang belum tercantum dalam Pedoman ini akan diatur
lebih lanjut dalam Surat Edaran Penyelenggaraan Pelatihan Bidang Kesehatan.

36
MEKANISME AKREDITASI INSTITUSI
PELATIHAN
1. Sosialisasi Instrumen 5. Visitasi & Penilaian
Akreditasi

2. Pengumpulan Data 6. Perbaikan


secara On-line

3. Verifikasi Data 7. Sidang Penilaian

4. Melengkapi Data
berdasarkan Hasil Verifikasi
PENERBITAN SK AKREDITASI
INSTITUSI PELATIHAN
37
AKREDITASI PENYELENGGARA PELATIHAN

Administrasi &
1 Manajemen
Bobot 28 %

KOMPONEN

2 Pelayanan Pelatihan Bobot 50%

Pelayanan Penunjang
3 Pelatihan
Bobot 22%
38

Anda mungkin juga menyukai