MODUL PERKULIAHAN
P312120004
PRAKTIKUM
PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN
SDM
Pendahuluan
07
FAKULTAS EKONOMI DAN Dr. Anik Herminingsih, M.Si., CIQnR
MANAJEMEN
BISNIS
Analisis Kebutuhan Pelatihan menurut Rosset dan Arwady menyebutkan bahwa
Training Needs Assessment (TNA) adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam analisis
untuk memahami permasalahan kinerja atau permasalahan yang berkaitan dengan
penerapan teknologi baru. Menurut Rossett and Sheldon “Training Needs Assessment is
the study done in order to design and develop appropriate instructional and informational
programs and material.” Studi yang dilakukan untuk merancang dan mengembangkan
program pembelajaran dan berbasis informasi yang tepat. Allison Rossett menuliskan
bahwa Training Needs Assessment merupakan sebuah umbrella term dari beberapa
istilah seperti problem analysis, pre-training analysis, front-end analysis, discrepancy
analysis digunakan untuk menganalisis, memeriksa dan memahami kinerja organisasi.
Allison Rossett menuliskan bahwa TNA adalah studi yang digunakan agar
pelaksana mengambil keputusan yang tepat dan memberikan rekomendasi mengenai
langkah apa yang seharusnya ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan kinerja
organisasi terkait pelatihan dan pengembangan SDM dengan mengumpulkan informasi
berupa data, opini dari berbagai sumber. TNA adalah suatu langkah yang dilakukan
sebelum melakukan pelatihan dan merupakan bagian terpadu dalam merancang
pelatihan untuk memperoleh gambaran komprehensif tentang materi, alokasi waktu tiap
materi, dan strategi pembelajaran yang sebaiknya diterapkan dalam penyelenggaraan
pelatihan agar pelatihan bermanfaat bagi peserta pelatihan. Dari analisis tersebut dapat
ditentukan kebutuhan dan tujuan organisasi apa yang ingin dicapai dan pelatihan yang
relevan dengan kebutuhan dan tujuan organisasi. TNA dapat didefinisikan untuk
menentukan kesenjangan antara apa yang harus mampu dilakukan oleh karyawan dan
apa yang dapat ia lakukan pada saat itu.
1. Task Analysis
Analis yang berfokus pada kebutuhan tugas yang dibebankan pada satu posisi
tertentu. Tugas dan tanggungjawab posisi ini dianalisa untuk diketahui jenis ketrampilan
apa yang dibutuhkan. Dari sini, kemudian dapat ditentukan jenis training semacam apa
yang diperlukan. Jadi dalam analisa ini, yang menjadi fokus adalah tugas posisi, bukan
orang yang memegang posisi tersebut. Melalui metode task analysis ini, kita kemudian
bisa menyusun semacam kurikulum pelatihan yang bersifat standard dan terpadu.
Artinya, melalui analisa tugas dan spesifikasi yang dibutuhkan oleh setiap posisi, maka
kita kemudian bisa merumuskan jenis-jenis pelatihan tertentu untuk setiap posisi tersebut.
Beragam jenis pelatihan ini kemudian distandardkan dan menjadi pelatihan yang wajib
diikuti oleh setiap orang yang menduduki posisi tersebut.
3. Organizational Analysis
Analisa kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada kebutuhan strategis
perusahaan /Perguruan Tinggi dalam merespon dinamika situasi/bisnis masa depan.
Kebutuhan strategis perusahaan/Perguruan Tinggi dirumuskan dengan mengacu pada
dua elemen pokok :
• Corporate Strategy
• Corporate Values
3. Mengumpulkan Data
Langkah ketiga dalam TNA adalah mengumpulkan data melalui: i) meninjau
dokumen pelatihan yang ada (data dan in formasi sekunder); dan ii) melakukan survei
termasuk wawancara dan observasi di tempat kerja. Penting untuk mengumpulkan dan
meninjau data dan informasi sekunder sebelum melakukan survei wawancara. Ini akan
mengarahkan anggota Gugus Tugas GDLA untuk memahami dan memanfaatkan
pengetahuan dan pengalaman yang ada di bidang reformasi D&D dan administrasi lokal.
Pengalaman DOLA/MOI khususnya, yang memiliki pengalaman signifikan terlibat dalam
pengembangan kapasitas di tingkat komune, dapat dirujuk untuk menyelidiki
penerapannya pada PILAC.
Berdasarkan kuesioner untuk survei individu dan pertanyaan panduan untuk
diskusi kelompok yang dikembangkan selama tahap persiapan (langkah 2), pra-tes
kuesioner harus dilakukan dengan pejabat yang akan menjadi populasi sasaran untuk
melihat penerapan pertanyaan. Jika orang yang diwawancarai tampaknya mengalami
kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, poin-poin itu harus diperhatikan
dan dimodifikasi pertanyaannya agar lebih mudah dijawab. Setelah pengujian, Gugus
Tugas GDLA harus merevisi dan merumuskan kuesioner berdasarkan hasil pre-test.
4. Menganalisis Data
Setelah data berhasil dikumpulkan maka langkah berikutnya adalah menganalisis
data. Analisis data dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah dilaksanakan,
misalnya terkait penggunaan kuisoner, maka analisis data dilakukan berdasarkan
kuisoner yang telah diisi oleh para narasumber yang menjadi obyek kegiatan
pengambilan data.
a. Metoda Wawancara atau Interview; banyak teknik yang dapat dipergunakan dalam
melakukan wawancara baik dilihat dari cara pengajuan pertanyaan, jenis pertanyaan
maupun jumlah responden yang ada. Pada prinsipnya wawancara dilakukan dengan cara
"tanya jawab", bertatap muka dan berkomunikasi langsung secara lisan dengan
responden sebagai sumber data. Berbagai jenis wawancara yang dapat dilakukan yaitu
meliputi: Wawancara/Interview Terstruktur, Wawancara/Interview Tidak Terstruktur,
Wawancara/Interview Semi Terstruktur, Wawancara Sebaya
d. Metoda Skala; Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
sesuatu hasil pertimbangan. Biasanya penggunaan metoda skala ini ditujukan untuk
menemukan aspek sikap. Ada beberapa cara yang telah dikembangkan oleh para ahli,
yaitu:
Skala Likert ; yang disusun dalam suatu pernyataan dan diikuti oleh lima jawaban
yang menunjukkan tingkatan misalnya, 1 - Sangat tidak setuju, 2 - Tidak Setuju, 3
- Tidak berpendapat, 4 - Setuju dan 5 - Sangat tidak setuju.
Skala Inkels (Pilihan Ganda); berbentuk seperti pilihan ganda, yang merupakan
pernyataan yang diikuti oleh sejumlah alternatif pendapat.
Skala Thurstone; skala ini sebenarnya mirip dengan Skala Likert, hanya butir
pilihan lebih besar (biasanya 1 - 10)
Skala Guttman dan Bogardus; berupa 3 atau 4 pernyataan yang masing-masing
harus dijawab "YA" atau "TIDAK".
Skala Osgood (Sematic Differential); Dimaksudkan untuk mengetahui dan
mengukur konsep-konsep tiga dimensi. Dimensi-dimensi tersebut diukur dalam
kategori "Baik - Tidak Baik", "Kuat - Lemah", "Aktif - Pasif" atau "Berguna - Tidak
berguna".
Dalam rangka untuk melakukan pekerjaan Anda secara efektif Anda perlu keterampilan
yang relevan. Tabel di bawah ini berisi berbagai kegiatan yang Anda lakukan dalam
melakukan pekerjaan Anda. Lihatlah masing-masing kegiatan tersebut kemudian berikan
nilai masing-masing dengan menuliskan nomor yang sesuai di dalam kotak dengan
ketentuan sbb :
Keterangan :
A : Seberapa penting kegiatan ini untuk keberhasilan kinerja pekerjaan Anda ?
Berikan peringkat dari 1 - 7 , dimana 1 = sama sekali tidak penting, dan 7 = sangat
penting.
B : Seberapa baik Anda menganggap bahwa saat Anda melakukan kegiatan ini ?
Berikan peringkat dari 1 - 7 , dimana 1 = baik, dan 7 = sangat tidak baik.
No. Pertanyaan A B
1 Membangun hubungan dengan siswa
2 Melakukan pekerjaan administrasi terkait dokumen
dan/atau memasukkan data
3 Mengevaluasi penelitian rekan sejawat
4 Menilai kinerja Anda sendiri
5 Bergaul dengan rekan-rekan Anda
6 Menafsirkan temuan hasil penelitian Anda sendiri
7 Menerapkan hasil penelitian untuk menunjang
kegiatan pengajaran Anda sendiri
8 Berkomunikasi secara tatap muka dengan
mahasiswa
9 Mengidentifikasi topik-topik penelitian yang layak
10 Membantu penyelesaian permasalahan
Keterangan :
A : Seberapa penting kegiatan ini untuk keberhasilan kinerja pekerjaan Anda ?
Berikan peringkat dari 1 - 7 , dimana 1 = sama sekali tidak penting, dan 7 = sangat
penting.
B : Seberapa baik Anda menganggap bahwa saat Anda melakukan kegiatan ini ?
Berikan peringkat dari 1 - 7 , dimana 1 = baik, dan 7 = sangat tidak baik.
Kreitner, Robert and Angelo Kenicki.. 2015. Organizational Behavior. Third Edition.
Toronto. Richard D Irwin. Inc.