Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Program Pendidikan dan Pelatihan yang
diampu oleh
Dr. Dedi Kuswandi, M.Pd.,Dr. Agus Wedi, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 1
B. Pembahasan
Analisis Kebutuhan Organisasi
Analisis kebutuhan organisasi dilakukan untuk menentukan dimana pelatihan
dapat dilakukan dan dimana seharusnya dilakukan dalam organisasi tersebut. Persaingan
telah mendorong organisasi agar selalu meningkatkan kinerja organisasi. Organisasi
berusaha mencapai keungulan bersaing dengan salah satu caranya adalah
memaksimumkan kemampuan seluruh anggota organisasi. Penilaian kebutuhan
pelatihan (training need assessment) merupakan langkah strategis untuk mengetahui
program pelatihan yang tepat bagi organisasi dan anggota organisasi.
Penilaian kebutuhan pelatihan sangat penting karena menyediakan informasi
mengenai tingkat keahlian (skill) dan pengetahuan (knowledge) sumber daya manusia
organisasi. Dengan informasi ini,diharapkan dapat mengetahui gap antara kebutuhan
organisasi dan kapabilitas anggota organisasi. Pelatihan yang diselenggarakan dapat
difokuskan untuk mengisi gap tersebut. Menurut (moore,1978) terdapat empat
ketentuan yang menjadi dasar pengidentifikasian kebutuhan pelatihan.
Ketentuan pertama yaitu D = M – I, dimana D = Deficiency M = Mastery dan I =
initial skill. Tujuan nya agar menghindari instruksional pelatihan yang tidak
diperlukan dan menghindari pemberian program yang sebenarnya telah dikuasai
oleh anggota organisasi.
2
Ketentuan kedua adalah organisasi perlu mengetahui value yang akan diperoleh
dari program pelatihan tersebut. Hasil yang ditunjukan oleh anggota organisasi
merupakan nilai yang telah diperoleh dalam pelatihan tersebut.
Ketentuan ketiga adalah organisasi perlu mengetahui secara pasti bahwa kebutuhan
pelatihan memang karena pengetahuan karyawan yang tidak memadai.
Ketentuan keempat dalam penentuan kebutuhan pelatihan adalah urutan prioritas,
dari beberapa kebutuhan tersebut tentu ada kebutuhan yang lebih penting dari yang
lain nya. Dan juga penentuan prioritas ini dilakukan karena pertimbangan nilai yang
diperoleh dan biaya tertentu yang tersedia.
3
Pertama, pengawas mengumpulkan semua data kinerja untuk setiap standar.
Review Data Kinerja
Ketika data dikumpulkan, itu harus dibandingkan dengan setiap standar untuk
menentukan seberapa baik standar tersebut dipenuhi. Dalam prosesnya, standar
harus ditempatkan dalam tiga klasifikasi: standar terpenuhi, standar terlampaui,
dan standar tidak terpenuhi.
Pemberitahuan Karyawan
Pedoman untuk menetapkan waktu dan lokasi untuk tinjauan kinerja
Wawancara tinjauan kinerja harus dimulai dengan pernyataan tujuannya: untuk
meninjau kinerja menjadi standar selama setahun terakhir, membuat rencana untuk
menutup kesenjangan kinerja, dan menetapkan standar untuk tahun berikutnya.
Kesenjangan pengembangan dan rencana apa pun yang dibuat untuk perbaikannya
adalah jenis informasi yang dibutuhkan oleh departemen pelatihan untuk membantu.
4
dibutuhkan seperti pendidikan, keahlian, kemampuan, pengalaman kerja, dan lain-lain,
agar seseorang dapat menjalankan tugas-tugas dalam suatu jabatan dengan baik.
Menurut Muafi dalam jurnal (2018) analisis kebutuhan jabatan memiliki fungsi
utama untuk meningkatkan kinerja organisasional dan individu dalam organisasi.
Implementasi analisis jabatan dapat membantu karyawan dalam memahami jabatan
yang sedang dan akan ditempati. Analisis kebutuhan jabatan diperlukan untuk
mengumpulkan informasi-informasi guna menyusun deskripsi pekerjaan (job
description), spesifikasi pekerjaan (job specification), dan evaluasi pekerjaan (job
evaluation). Analisis kebutuhan jabatan memiliki kaitan dengan berbagai fungsi dari
manajemen sumber daya manusia, karena dapat menghasilkan deskripsi jabatan atau
pekerjaan yang berisi gambaran mengenai isi dari suatu jabatan baik yang menyangkut
tugas atau pekerjaan, standar kinerja (performance standard), dan bobot jabatan (job
value), maupun persyaratan pemangku jabatan (job specification) yang akan dapat
digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan pekerjaan.
Analisis kebutuhan jabatan bertujuan untuk :
1. Menetapkan spesifikasi karyawan, yaitu dengan analisis jabatan, maka dapat
dimiliki persyaratan kepegawaian, dan juga dapat diberikan pengertian
mengenai tugas yang terkandung dalam suatu jabatan, serta persyaratan yang
harus dipenuhi oleh setiap orang yang menduduki suatu jabatan agar
pekerjaan terlaksana dan berhasil.
2. Menentukan kebutuhan pelatihan, yaitu dengan menggunakan hasil analisis
jabatan maka dapat diketahui kemampuan maupun keahlian apa yang
dibutuhkan karyawan sehingga dapat ditentukan program pelatihan yang
sesuai dengan kebutuhan karyawan tersebut dalam membantu pelaksanaan
pekerjaannya.
3. Menentukan peringkat, yaitu dengan analisis jabatan maka dapat diketahui
bobot dari suatu jabatan sehingga dapat dinilai dan dibandingkan antara
jabatan yang satu dengan jabatan lainnya, dan dapat disusun peringkat
jabatan dalam organisasi.
4. Mengembangkan metode, yaitu dengan analisis jabatan dapat dilakukan
perbaikan terhadap berbagai metode kerja dalam suatu jabatan
5
kesenjangan antara tuntutan pekerjaan dengan keahlian yang dimiliki
karyawan.
7. Menentukan standar prestasi yang realistis yaitu kriteriakriteria yang harus
dipenuhi untuk menyatakan bahwa suatu pekerjaan berhasil dikerjakan
dengan baik, sehingga dapat dibandingkan antara hasil nyata kerja dengan
standar yangditetapkan.
8. Berperan dalam penempatan karyawan agarsesuai dengan tingkat
pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan.
9. Mengidentifikasi hubungan antara penyelia(supervisor) dengan bawahan.
10. Memudahkan dalam mendesain ulang terutama bila terjadi merger, akuisisi,
dan perampingan organisasi.
11. Memperkirakan nilai kompensasi yang tepat untuk masing-masing jabatan
sesuai dengan beban kerja,kondisi kerja, kewajiban, dan spesifikasi jabatan
yang dibutuhkan dalam posisi tertentu.
6
Workshop berkala, dilakukan dengan jangka waktu mingguan atau bulanan.
» Berdasarkan Sifat
Workshop mengikat, workshop yang diadakan oleh orang atau lembaga
tertentu dengan membahas masalah program kerja yang hasilnya mengikat
semua peserta. Contohnya, standarisasi ISO
Workshop tidak mengikat, peserta tidak wajib mengikuti dan melaporkan
hasil dari workshop tersebut.
Susunan Acara Workshop
» Sambutan Pelaksana Workshop
Disampaikan oleh ketua pelaksana workshop yang berisi latar belakang
dilaksanakannya workshop, garis besar pelaksanaan workshop, dan sebagainya.
» Pembukaan
Upacara pembukaan yang dipimpin ketua pelaksana. Biasanya dengan
menyanyikan Indonesia Raya.
» Acara Inti
Penyampaian materi oleh narasumber yang didalamnya terdapat praktik dari
materi yang disampaikan. Terdapat sub program yang berisi pemaparan tujuan
tema workshop, serta penyampaian permasalahan secara jelas oleh pemateri
untuk mengajak peserta berpendapat.
» Diskusi
Diskusi termasuk dalam acara inti, dengan adanya sesi sharing dan tanya jawab.
» Penutup
Acara terakhir dalam workshop dengan mengambil kesimpulan dari tema yang
dibahas pada workshop.
Peserta Workshop
Pesertanya adalah orang yang mampu menguasai materi atau ingin mendalami
materi, atau bisa juga orang awam.
Waktu Pelaksanan
Workshop umumnya diselenggarakan selama 1-3 hari dengan durasi 5-9 jam
perhari.
C. Penutup
Pelatihan merupakan usaha belajar mengajar yang dilaksanakan untuk
meningkatkan kompetensi karyawan terkait dengan pekerjaan, kompetensi yang
dimaksud adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Tujuan dari pelatihan adalah
untuk menguasai serta menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperoleh dari pelatihan yang diikuti. Program pelatihan bertujuan untuk meniadakan
kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki pegawai dengan kompetensi yang
dibutuhkan agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sukses dan untuk menjawab
tantangan yang akan datang.
Alangkah baiknya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber belajar dalam
pengembangan pelatihan bagi pembaca. Serta makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun dan pembaca.
Daftar Pustaka:
Alwisol. 2007. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
7
Anderson, Lorin W & David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Bloom). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Gamelab.id. (2019). Memahami Perbedaan Workshop, Training dan Seminar. Online:
https://gamelab.id/news/115-memahami-perbedaan-workshop-training-dan-
seminar diakses 21 Febuari 2021.
Hanggraeni, Dewi. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Herman, Sofyandi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu
Kakanwil Sumatera Selatan. 2009.
https://sumsel.kemenkumham.go.id/index.php/berita-kanwil/berita-utama/3692-
jabatan-merupakan-kedudukan-yang-menunjukan-tugas-fungsi-tanggung-jawab-
wewenang-dan-hak-seorang-pegawai-asn-dalam-suatu-satuan-organisasi diakses
pada 21 Februari 2021
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa
Indah
Ismail, I. (2020). Pengertian Workshop dan Perbedaannya dengan Training dan
Seminar, Online: https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-workshop/
diakses 21 Febuari 2021.
Kho, Budi. (2018). Analisis Kebutuhan Pelatihan (Training Needs Analysis) dan Jenis-
Jenisnya. Online: https://ilmumanajemenindustri.com/analisis-kebutuhan-
pelatihan-training-needs-analysis-jenis-analisis-kebutuhan-pelatihan/ diakses 21
Febuari 2021.
McConnell, J.H. 2003. How to Identify Your Organization’s Training Needs. America:
American Management Association.
Moore, dkk.1978. Training Needs Analysis: Review and Critique.
Muafi. 2018. PEMAPARAN DALAM KEGIATAN FOCUS GROUP DISCUSSION;
ANALISIS JABATAN DAN MANFAATNYA BAGI ORGANISASI
PEMERINTAH. AJIE - Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship, 3(1),
43, (Online). Dari (https://journal.uii.ac.id/ajie/article/view/10013), diakses pada
20 Februari 2021
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Wulandari, R. 1997. Penilaian Kebutuhan Pelatihan: Tantangan dan Solusi.