Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(11081015)
(14081083)
(14081117)
(14081161)
(14081169)
(14081245)
(14081263)
(14081273)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL....................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................................2
TNA (Training Need Analysis)........................................................................................................3
1.
Pengertian.............................................................................................................................3
2.
Dasar peyelenggaraan...........................................................................................................3
3.
Tujuan...................................................................................................................................3
4.
Jenis jenis...........................................................................................................................4
5.
6.
Prinsip 5 W 1 H...................................................................................................................11
7.
8.
9.
Format Pelatihan.................................................................................................................12
10.
11.
Prinsip training................................................................................................................12
12.
Proses Training...............................................................................................................13
13.
Langkah pencapaian........................................................................................................14
14.
Pendekatan training........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................15
memperoleh
data
akurat
tentang
apakah
ada
kebutuhan
untuk
menyelenggarakan pelatihan
b. Merupakan alat untuk mengidentifikasi kesenjangan antara kinerja yang ada saat ini
dengan kinerja standar atau yang diharapkan untuk dilakukan karyawan dan
melakukan analisis apakah kesenjangan tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan
melalui training.
c. Memastikan bahwa training memang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki
atau meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan.
d. Memastikan bahwa para peserta pelatihan adalah orang orang yang tepat.
e. Memastikan bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan selama training
benar-benar sesuai dengan elemen-elemen kerja yang dituntut dalam suatu jabatan
tertentu.
f. Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan tema
atau materi training
g. Memastikan bahwa penurunan kerja ataupun masalah yang ada adalah disebabkan
karena kurangnya pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap kerja bukan oleh alasanalasan lain yang tidak bisa diselesaikan melalui pelatihan.
h. Memperhitungkan untung ruginya melaksanakan training mengingat bahwa
pelaksanakan sebuah pelatihan membutuhkan sejumlah dana.
4. Jenis jenis
a. Task Analysis
Analis yang berfokus pada kebutuhan tugas yang dibebankan pada satu posisi
tertentu. Tugas dan tanggung jawab posisi ini dianalisa untuk diketahui jenis ketrampilan
apa yang dibutuhkan. Dari sini, kemudian dapat ditentukan jenis training semacam apa
yang diperlukan. Jadi dalam analisa ini, yang menjadi fokus adalah tugas posisi, bukan
orang yang memegang posisi tersebut.
Melalui metode task analysis ini, kita kemudian bisa menyusun semacam kurikulum
pelatihan yang bersifat standard dan terpadu. Artinya, melalui analisa tugas dan
spesifikasi yang dibutuhkan oleh setiap posisi, maka kita kemudian bisa merumuskan
jenis-jenis pelatihan tertentu untuk setiap posisi tersebut. Beragam jenis pelatihan ini
kemudian distandardkan dan menjadi pelatihan yang wajib diikuti oleh setiap orang yang
menduduki posisi tersebut.
b. Person Analysis
Analis yang berfokus pada level kompetensi orang yang memegang posisi tertentu.
Analisa ditujukan untuk mengetahui kekurangan dan area pengembangan yang
dibutuhkan oleh orang tersebut. Dari sini, kemudian dapat disusun jenis training apa saja
yang diperlukan untuk orang tersebut.
Dalam analisa ini biasanya telah ditetapkan beragam jenis kompetensi dan juga
standar level kompetensi yang diperlukan untuk suatu posisi tertentu. Misal, untuk posisi
manajer diperlukan penguasaan terhadap 8 jenis kompetensi (misal, kompetensi
leadership, communication skills, dll). Kemudian juga telah ditetapkan, bagi para manajer
maka standard level untuk ke-8 jenis kompetensi itu adalah 5 (dari skala 1 5). Langkah
berikutnya adalah para manajer akan di ases untuk melihat level kompetensinya, apakah
ia sudah berada pada level 5 untuk semua jenis kompetensi itu atau belum. Jika belum,
pada jenis kompetensi apa saja. Misal, ia masih perlu perbaikan dalam kompetensi
communication skills. Maka bagi yang bersangkutan diberikan training mengenai
communication skills.
c. Organizational Analysis
Analisa kebutuhan pelatihan yang didasarkan pada kebutuhan strategis perusahaan
dalam merespon dinamika bisnis masa depan. Kebutuhan strategis perusahaan
dirumuskan dengan mengacu pada dua elemen pokok :
Corporate Strategy
Corporate Values
Sebagai misal, sebuah bank akan lebih agresif untuk memasuki pasar usaha kecil dan
menengah. Untuk itu diperlukan keahlian dalam membidik pasar UKM. Disini pihak
pengelola training bisa merancang serangkaian training yang ditujukan untuk membekali
para bankirnya dengan kemampuan teknis mengenai UKM.
Contoh lain, sebuah perusahaan memiliki budaya perusahaan dimana salah satu
elemen values yang ingin dikembangkan adalah customer focus. Berdasar ini maka pihak
pengelola training bisa merancang program pelatihan customer service, dan mewajibkan
segenap karyawan pada semua level untuk mengikuti program pelatihan ini.
a.
b. Bagian pengolahan/Isi
Bagian ini merupakan metode pengolahan kegiatan training, yang berisikan sesi-sesi
materi yang disajikan.
Metode pengolahan sesi dibagi menjadi 4 (empat)
I.
Informatif.
Tujuannya adalah informasi, penjelasan, data, fakta dan pemikiran.
Bentuk:
i.
ii.
iii.
II.
Partisipatif.
Tujuannya adalah melibatkan peserta dalam pengolahan training.
Bentuk:
i.
Pernyataan (statement)
ii.
iii.
Audiovisual (audio-visual)
iv.
v.
vi.
Forum (Forum)
vii.
viii.
Peristwa (incident)
ix.
III.
Pertemuan (meeting)
ii.
iii.
Demontrasi (Demontration).
IV.
Eksperiential.
Tujuannya adalah melibatkan peserta dengan penuh pengalaman untuk belajar
sesuatu dari pengalamannya.
Bentuk:
i.
ii.
iii.
Lokakarya (Workshop)
c.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
Bagian akhir
Merupakan metode penyimpulan kegiatan training dan evaluasi
Kesimpulan Training:
Merupakan uraian singkat seluruh kegiatan training, semua sesi dalam training
Evaluasi
Merupakan metode pengumpulan data dan bahan yang akan dianalisis dan
disimpulkan guna melihat segala sesuatu yang terjadi dalam training dan
pengaruhnya bagi peserta
B. Alat / Tools TNA
Alat atau tools yang digunakan dalam melakukan analisis TNA ini adalah sebagai
berikut :
a. Dokumentasi
Dokumentasi dapat dikatakan sebagai perangkat yang paling sederhana dalam TNA
karena pada model ini kajian hanya dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang
sudah ada (existing data) di organisasi/perusahaan tersebut. Data-data yang umumnya
diperlukan adalah :
b. Observasi
Pada perangkat ini dilakukan pengamatan langsung terhadap objek/responden TNA.
Idealnya metode ini diterapkan pada pekerjaan yang bersifat pelayanan dan penjualan,
contohnya mengamati bagaimana customer menggunakan jasa layanan pelanggan pada
information center dan mengumpulkan informasi tentang keluhan-keluhan pelanggan dan
jenis produk atau layanan yang diharapkan oleh customer. Kelebihan dari perangkat ini
adalah dapat langsung diketahui apa yang dibutuhkan oleh unit kerja tersebut untuk
meningkatkan kinerja dan produktivitas dan tidak mengganggu pekerjaan yang sedang
dilakukan oleh objek/responden TNA. Namun untuk menggunakan perangkat ini
dibutuhkan orang yang kompeten dalam melakukan observasi . Saat dilakukan observasi
responden cenderung bekerja lebih giat karena sadar sedang diamati. Untuk menyiasati
hal tersebut, dengan berpura-pura menjadi pelanggan atau pengguna jasa layanan
tersebut.
c. Survei
Survei dapat dilakukan dengan cara meminta responden untuk mengisi kuesioner
yang bertujuan untuk mengumpulkan data untuk mengukur kinerja dan kebutuhan
pengembangan kemampuan responden. Selain responden, pengisian kuesioner juga dapat
dilakukan oleh supervisor/manajer. Kelebihan dari perangkat ini adalah lost cost budget
yang artinya tidak diperlukan biaya yang mahal untuk mengaplikasikan perangkat ini.
Data yang diperoleh dapat menjadi sangat kaya karena dapat dihimpun dari banyak
orang. Namun dibalik hal tersebut, perangkat ini memiliki kelemahan yaitu kualitas data
sangat bergantung dari kualitas kuesioner yang dikembangkan dan tidak bisa terlalu
detail. Selain itu, ada kemungkinan membutuhkan waktu yang lama untuk
10
setiap
manajer
akan
mendiskusikan
kebutuhan
training
dan
pengembangan pada bagian akhir diskusi penilaian kerja karyawan. perangkat ini sangat
cocok jika kebutuhan training memiliki variasi yang tinggi diantara karyawan. Secara
khusus, manajer akan membuat rencana pengembangan performa karyawan yang
11
dikolaborasikan dengan hasil penilaian kerja yang sedang dilaksanakan. Rencana tersebut
biasanya akan mempertimbangkan :
6. Prinsip 5 W 1 H
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Who
Why
When
Where
What
How
Alasan penyelenggaraan
Peserta (penyesuain metode)
Pekerjaan (pada institusi)
Materi (isi materi)
Dukungan (manajer)
Biaya (menghitung return of investment/ROI)
9. Format Pelatihan
12
selalu
diarahkan
dan
didasarkan
pada
kebutuhan
peserta
(Analisis
Kehidupan seseorang,
Keluarga,
Masyarakat,
Pekerjaan-bisnis
13
lebih baik.
Mempertahankan dan memperkuat berbagai hal diatas yang dianggap masih
potensial
Meniadakan pengetahuan yang tidak sesuai
Penyajian kegiatan dan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta cara
melaksanakan
Pengerjaan dan pengolahan kegiatan dilakukan secara pribadi
Pengerjaan dan pengolahan pembelajaran diatur dalam kelompok kecil
Pengembangan hasil pengolahan kegiatan secara pribadi dan kelompok dan dalam
pleno
Penambahan dan perluasan wawasan dilakukan melalui pemberian pengetahuan
oleh trainer
Melakukan evaluasi atas kegiatan yang sudah dilaksanakan
14
Catatan : kegiatan training akan efektif bilamana porsi keterlibatan peserta 60% dan
40% oleh trainer
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, E. K., Susanti, N., & dkk. (2012). Metode Manajemen : Job Analysis, LNA, TNA dan
WISN. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Widyana, R. (2010). Hand-Out Psikologi Pelatihan. Yogyakarta: Universitas Mercu Buana
Yogyakarta.