Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Diklat
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M. Pd.
Dr. Heldy Ramadhan Putra. P, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, sebagai tugas Manajemen Diklat.
Kami sebagai penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Bedjo Sujanto,
M. Pd. selaku dosen dan bapak Dr. Heldy Ramadhan Putra Pembangunan, M.Pd
selaku asisten dosen mata kuliah Manajemen Diklat.
Kami menyadari bahwa apa yang disajikan di dalam makalah yang berjudul
“Analisis Pelatihan Dan Urgensi Manajemen Pelatihan” ini masih terdapat
kekurangannya, baik dalam isi maupun penulisannya. Kekurangan-kekurangan tersebut
disebabkan oleh kelemahan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan kami,
baik disadari ataupun yang tidak disadari. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca perlu
untuk disampaikan. Agar penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus
sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan dimasa yang akan datang. Kami
berharap makalah ini bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelatihan yang efektif dapat meningkatkan kinerja, memperbaiki
semangat kerja, dan mendongkrak potensi organisasi. Pelatihan yang kurang
baik, tidak sesuai, atau tidak memadai bisa menjadi sumber frustrasi bagi setiap
orang yang terlibat. Untuk memaksimalkan manfaat pelatihan, manager atau
pemimpin harus memantau proses pelatihan. Karakteristik utama aktivitas
pelatihan yang memberikan kontribusi terhadap daya saing adalah aktivitas
pelatihan yang dirancang sesuai dengan proses desain pembelajaran. Yaitu
pendekatan sistematik untuk mengembangkan program pelatihan.
Secara singkat, tujuan penilaian kebutuhan (needs assessment) adalah
mengumpulkan informasi untuk menentukan apakah pelatihan dibutuhkan dalam
organisasi. Jika dibutuhkan, apa yang menjadi penting adalah menentukan di
mana di dalam organisasi pelatihan itu dibutuhkan; dan pengetahuan,
keterampilan, kemampuan spesifik dan karakteristik lain apa yang harus
diajarkan. Informasi diperoleh dengan melakukan tiga jenis analisis pada tingkat
organisasi, pekerjaan, dan individu/ orang. Setelah informasi terkumpul, tujuan
program pelatihan dapat diformulasikan.
Kesiapan pelatihan mengacu kepada apakah (1) karyawan memiliki
karakteristik pribadi (kemampuan, sikap, keyakinan, dan motivasi) yang
dibutuhkan untuk mempelajari isi program dan menerapkannya pada pekerjaan
dan (2) lingkungan pekerjaan yang memfasilitasi pembelajaran dan tidak
mengganggu kinerja.
Pembelajaran secara permanen mengubah perilaku. Agar karyawan
menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam program pelatihan dan
menerapkan informasi ini dalam pekerjaan, program pelatihan harus mencakup
prinsip-prinsip belajar. Psikolog pendidikan dan industri dan pakar desain
pembelajaran telah mengidentifikasi beberapa persyaratan agar karyawan dapat
belajar sebaik mungkin.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Analisis Kebutuhan ?
2. Apa Tujuan Analisis Kebutuhan Pelatihan ?
3. Apa Jenis Analisis Kebutuhan ?
4. Apa Unsur-Unsur dalam Analisis Kebutuhan ?
5. Bagaimana Urgensi Manajemen Pelatihan ?
6. Bagaimana Hubungan Manajemen Pelatihan dengan Manajemen Sumber
Daya Manusia ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Dari masalah-masalah yang telah dirumuskan di atas, maka
penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1. Untuk mengetahui Pengertian Analisis Kebutuhan
3
4
5
1
PELATIHAN DANG PENGEMBANGAN, (Bandung, Alfabeta, cv: 2013), hal 58-61
7
Ya Adakah Kesenjangan
Tidak
Penting? Tidak
Ya
Apakah
Pegawai tahu cara
Melaksanakan
Pekerjaan?
Tidak
Ya
Gunakan sumber
Daya pelatihan untuk
Memecahkan
Masalah kinerja
Desain Pilih solusi Dengan dampak dan
Program pelatihan Bukan pelatihan nilai lebih besar
9
kebanggan
C. Desain Pekerjaan
1. Desain pekerjaan yang tidak up to date
2. Pekerjaan ini tidak berhubungan dengan orang lain
3. Pegawai tidak pernah mendapat evaluasi dari
desain yang dikerjakan
4. Pegawai tidak peduli dengan pekerjaannya
5. Desain pekerjaan tidak pernah dicek oleh atasan
6. Pekerjaan ini tidak ada jenjang karirnya
Analisis pekerjaan adalah proses untuk menyusun daftar semua tugas bagi
pekerjaan atau posisi tertentu. Analisis pekerjaan menyediakan jaminan yang
masuk akal bahwa sema tugas yang penting telah diidentifikasi untuk
pelatihan.ia juga mengidentifikasi semuua tugas dengan kadar konsekuensi yang
penting dan semua tugas yang konsekuensinya kurang penting. Informasi ini
membantu pimpinan untuk mengalokasikan sumber daya tempat yang paling
memerlukan.
Analisis tugas / pekerjaan adalah pemeriksaan terhdap tugas / pekerjaan
yang dijalankan, berfokus pada kewajiban dan tugas seluruh organisasi itu untuk
menentukan pekerjaan yang mana yang membutuhkan pelatihan. Analisis
12
12. Jika sebagian dari seperangkat tugas kolektif, apa hubungan antara
berbagai tugas itu?
13. Apa konsekuensinya jika tugas itu tidak dilaksanakan dengan baik atau
tidak dilaksanakan sama sekali?
14. Seberapa jauh tugas itu dapat dilatih dalam pelaksanaan pekerjaan?
15. Apa tingkat kecakapan tugas yang diharapkan setelah mengikuti
pelatihan?
16. Seberapa penting tugas itu
17. Apa informasi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas itu? Apa saja
sumber informasinya?
18. Apa persyaratan kinerja
19. Apakah pelaksanaan tugas memerlukan koordinasi dengan pegawai atau
tugas lainnya?
20. Apakah tuntutan (perseptual, kognitif, psikomotor, atau fisik) yang timbul
dari tugas itu berlebihan
21. Seberapa sering tugas itu dilaksanakan selama periode waktu tertentu
(misalnya : harian, mingguan, bulanan, tahunan)?
22. Berapa lama diperlakukan untuk melaksanakan tugas itu?
23. Apa persyaratan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang
diharuskan untuk melaksanakan tugas itu?
24. Apa kriteria sekarang untuk inerja yang dapat diterima? Apa kriteria yang
diinginkan?
25. Apa ada perbedaan perilaku pegawau yang berkinerja baik dan yang
tidak?
26. Apa saja perilaku pegawai yangsangat penting dalam pelaksanaan tugas
itu?
Analisis tugas dipakai untuk mendesain pelatihan bagi pegawau baru dan
bagi pegawai yang pindah ke pekerjaan lain sehingga pekerjaan itu menjadi baru
bagiya. Analisis tugas dengan jelas menunjukkan apa saja yang perlu dipelajari
pegawai dan tingkat kompetensi yang diharapkan. Analisis tugas juga dapat
digunakan untuk meninjau kinerja yang diharapkan dari egawai yang memiliki
16
asalah kinerja. Sekali lagi perlu diingat bahwa masalah kinerja tidak selamanya
karena kurangnya keterampilan pegawai.
Memilih tugas untuk pelatihan. Setelah daftar tugas tersusun, selanjutnya
perlu ditentukan tugas yang penting bagi pelaksanaan misi sistem (organisasi,
bagian, bidang, dan sebagainya) dan tugas yang tidak begitu penting yang tidak
memerlukan pelatihan formal. Keputusan tentang hal ini menimbulkan dampak
penting bagi penggunaan sumber daya pelatihan. Jika kriteria untuk menentukan
tugas yang penting dalam rangka pelaksanaan misi terlalu luas, maka akan
diperlukan banyak sumber daya untuk mendesain, mengembangkan,
melaksanakan, mengevaluasi pelatihan. Sebaliknya, jika kriteria pemilihan itu
terlalu sempit, mungkin akan muncul defisiensi pelatihan yang berakibat timbulya
kesalahan pegawai yang sangat merugikan.
Faktor kunci untuk menjaga keseimbangan adalah memastikan bahwa
orang yang tepat dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan yang digunakan
adalah kriteria yang sesuai dengan pelaksanaan misi organisasi. Orang yang
teoat adalah mereka yang mengetahui pekerjaan/ tugas bersangkutan serta
risiko da kerumitan pelaksanaannya.
Teknik pemilihan tugas untuk pelatihan. Ada beberapa teknik untuk
memilih tugas bagi keperluan pelatihan. Teknik tradisional mencakup kegiatan
penentuan tingkat pelatihan. Teknik tradisional mencakup kegiayan penentuan
tingkat kesukaran, kadar penting, dan frekuensi setiap tugas, serta penerapan
hasilnya dalam pohon keputusan yang memuat angka atau skor bagi setiap ciri.
Teknik lain, seperti diskusi dan consensus para ahli, dapat membuahkan hasil
yang dapat diterima. Namun, harus dipahami bahwa hasil dari teknik yang
digunakan bukanlah mutlak sehingga harus dikaji, dievaluasi, dan
disempurnakan dengan seksama. Dalam semua kasus, hasilnya harus
mencerminkan dan sesuai dengan pelaksana pekerjaan dan manajemen
organisasi.
Terlepas dari teknik apapun yang dipakai, semua tugas diidentifikasi dan
dikelompokkan sebagai “memerlukan pelatihan”, “tidak memerlukan pelatihan”,
serta “pelatihan awal dan lanjutan”. Memerlukan pelatihan diartikan sebagai
17
4. Analisis Organisasi
Analisis organisasi untuk mengidentifikasi kebutuhan organisasi secara
menyeluruh dan untuk dukungan pelatihan, pada analisis organisasi
menunjukkan informasi yang memiliki perasanan penting yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Analisis organisasi memeriksa faktor budaya, misi
organisasi, iklim bisnis, sasaran jangka panjang, sasaran jangka pendek, dan
struktur. Menurut Irwin Goldstein (dalam Werner dan Desimore, 2006) dalam
buka Kaswan, analisis organisasi seharusnya mengidentifikasi : (1) Tujuan
organisas, (2) Sumber daya organisasi, (3) Iklim organisasi, (4) Kendala
lingkungan. Pertama, memahami tujuan dan strategi organisasi memberikan
titik pemberangkatan dalam mengidentifikasi aktivitas organisasi. Wilayah-
wilayah di mana organisasi memenuhi sasarannya barangkali tidak
memerlukan upaya pelatihan, tetapi harus dipantau untuk memastikan bahwa
peluang perbaikan potensi masalah diidentifikasi lebih awal. Wilayah-wilayah
yang sudah efektif bisa dijadikan sebagai model, dan sebagai sumber ide
untuk bagaimana sesuatu dapat dilakukan dengan efektif di wilayah. Wilayah
di masa sasaran tidak terpenuhi harus diteliti lebih lanjut dan ditargetkan
untuk mendapat pelatihan dari divisi HRD.
Kedua, kesaran terhadap sumber daya organisasi secara khusus berguna
dalam menetapkan kebutuhan pelatihan, tentu, jumlah yang yang tersedia
merupakan penentu upaya pelatihan yang dibuat oleh divisi HRD. Lagi pula,
pengetahuan mengenai sumber daya seperti fasilitas, bahan-bahan yang
tersedia, dan juga keahlian yang di dalam organisasi mempengaruhi
bagaimana pelatihan akan diadakan.
Ketiga, iklim di dalam organisasi merupakan faktor penting dan
kesuksesan pelatihan. Jika iklim tidak kondusif untuk pelatihan, merancang
dan mengimplementasikan pelatihan? HRD akan mengalami kesulitas.
Misalnya, jika manajer / pimpinan dan karyawan tidak saling mempercayai,
karyawan tidak mungkin berpartisipasi sepenuhnya dan bebas dalam
pelatihan. Riset menunjukkan bahwa transfer iklim pelatihan mempengaruhi
apakah karyawan menggunakan keterampilannya yang mereka peroleh di
20
2
Manajemen Pelatihan, (Jakarta, jaya media: 2017), hal 30-48
22
3
Manajemen Sumber Daya Manusia (Sinambela, 2016) hal. 172-173.
23
Perencanaan SDM
Analisis Jabatan
Perekrutan dan
Seleksi
Pengukuran Kinerja
Kompensasi
a. Kinerja : tindakan yang paling penting yang dapat diambil oleh seseorang
untuk meningkatkan kariernya adalah memiliki kinerja yang baik.
b. Exposure : kemajuan karier juga ditingkatkan melalui eksposur, yang
berarti menjadi dikenal oleh mereka yang menentukan promosi, rotasi dan
kesempatan karier lain.
c. Mengungdurkan diri : bila seorang individu, melihat peluang karier yang
lebih besar di tempat lain, pengunguran diri merupakan satu-satunya cara
memenuhi tujuan kariernya.
d. Loyalitas Organisasi : di banyak organisasi orang lebih mengutamakan
loyalitas karier daripada loyalitas organisasi. Tingkat loyalitas organisasi
yang rendah banyak dijumpai pada mereka yang baru lulus perguruan
tinggi.
e. Mentor dan Sponsor : banyak karyawan dengan cepat mengetahui bahwa
mentor dapat membantu pengembangan kariernya. Mentor adalah
seseorang yahng memberikan advis karier tidak resmi. Jika mentor dapat
mencalonkan karyawan untuk aktivitas pengembangan karier seperti
program pelatihan, rotasi, atau promosi-maka dia menjadi sponsor.
Sponsor adalah seseorang di dalam organisasi yang dapat menciptakan
peluang pengembangan karier untuk orang lain.
f. Bawahan Kunci : manajer yang sukses tergantung pada bawahan yang
membantu perkembangan dan kinerjanya. Bawahan ini mungkin punya
kemampuan atau keterampilan khusus yang diperlukan oleh manajer.
g. Peluang Pertumbuhan : ketika karyawan mengembangkan
kemampuannya mereka mendukung tujuan organisasi misalnya mereka
yang mengikuti program pelatihan dapat membantu pengembangan
organisasi dan rencana karier individu.
A. KESIMPULAN
Analisis kebutuhan pelatihan dapat membantu pimpinan organisasi / institusi /
lembaga untuk mengetahuj sejauh mana para karyawan telah melakukan
optimalisasi terhadap pekerjaan mereka masing-masing dan mengetahui cara-cara
untuk meningkatkan kinerja mereka. Menurut pendapat Warshauer (1988) Pelatihan
yang dapat mengatur analisa kebutuhan dapat memberikan banyak manfaat yaitu
: Meningkatkan komitmen manajemen calon peserta pelatihan dan pengembangan
yang berkelanjutan ; Meningkatkan visibilitas fungsi pelatihan ; Mengklarifikasi
masalah organisasi panting ; Menyediakan penggunaan terbaik dari sumber daya
yang terbatas; Menyediakan program dan ide-ide desain ; Merumuskan strategi
untuk bagaimana melanjutkan dengan upaya pelatihan.
Adapun analisis kebutuhan mencakup analisis kinerja, analisis fungsi, analisis
pekerjaan, dan analisis tugas. Belum semua organisasi atau para pimpinan
memaknai pentingnya pelatihan dilaksanakan. Artinya, beberapa organisasi,
terutama para manajer memandang sosialisasi, latihan dan pengembangan, terlalu
mahal dan terlalu panjang jangkanya (Schuler, Susan E. Iackson, 1997). Paradigma
pelatihan haruslah diletakkan pada posisi yang benar sehingga akan memberikan
manfaat yang optimal.
B. SARAN
Analisis Kebutuhan sangat diperlukan di dalam sebuah
perusahaan/organisasi. Karena dengan analisis kebutuhan sebuah pelatihan
akan menjadi lebih efektif dan efisien. Kemudian pelatihan juga akan menjadi
lebih loptimal dengan adanya analisis kebutuhan.
28
DAFTAR PUSTAKA
iv