Disusun Ole :
Yolanda Aprilia Margaretha (22101092080)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga kita bisa menyelesaikan tugas laporan
yang berjudul “Analisis Jabatan dan Perancangan Pekerjaan” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini salah satunya adalah untuk
memenuhi tugas dari Bapak/Ibu selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen dan
PPSDM. Selain itu, makalah ini juga mempunyai manfaat salah satunya yaitu bisa
lebih menambah wawasan dan pengetahuan kepada kita semua. Sehingga kita bisa
lebih memahami atau mendalami pada materi yang akan dibahas di laporan ini.
Saya menyadari, bahwa laporan yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan buat saya agar bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan semoga
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUA
5
BAB II
PEMBAHASA
2.1 Hubungan Jabatan (Job Analysis) dan Desain Pekerjaan (Job Design)
Dalam organisasi terdapat jabatan yang harus diisi melalui
pekerjaan yang ada. Posisi yang tersedia sering dikenal dengan lowongan
perusahaan. Departemen SDM harus memahami bahwa untuk menjaga
koordinasi kerja, tidak boleh ada kekurangan pengetahuan tentang analisis
dan desain pekerjaan.
Analisis departemen penting dilakukan sebelum merekrut tenaga
kerja. Ada sejumlah manfaat yang bisa diperoleh dari melakukan analisis
pekerjaan, yang juga merupakan tujuan dari melakukan analisis bagian.
Adapun tujuan analisis pekerjaan yaitu :
1. Memperoleh tenaga kerja pada posisi yang tepat,
2. Memberikan kepuasan pada diri tenaga kerja,
3. Menciptakan iklim dan kondisi kerja yang kondusif (Sastrohadiwiryo)
Dalam uraian tugas, selain tugas, wewenang, tanggung jawab,
hubungan pelaporan dan kondisi kerja, juga disebutkan dengan jelas
jabatan, kode pekerjaan, tanggal persiapan, departemen, dan jabatan.
Jika organisasi menciptakan posisi baru, maka diperlukan penyusunan
deskripsi pekerjaan, yang menggunakan proses atau tahapan. Deskripsi
pekerjaan dapat diperbarui secara berkala dan dapat diperbarui sesuai
kebutuhan. Tinjauan kinerja adalah kesempatan yang baik untuk
memperbarui deskripsi pekerjaan.
Ketika sebuah organisasi menyiapkan beberapa deskripsi
pekerjaan, prosesnya memakan waktu, memang, analisis pekerjaan
dapat menggunakan dokumen sebagai dasar untuk deskripsi, memilih
jenis pekerjaan dan kemudian memodifikasinya sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
A. Spesifikasi Jabatan (Job Spesification)
Spesifikasi pekerjaan mencakup persyaratan kualifikasi
individu dalam kaitannya dengan posisinya pada jabatan tertentu.
Pengetahuan mengacu pada informasi prosedural yang diperlukan
untuk implementasi yang sukses. Kompetensi adalah tingkat
kemahiran seorang individu dalam melakukan suatu tugas. Dengan
pengetahuan dan pengalaman, kemampuan kerja dalam penyusunan
spesifikasi pekerjaan dapat tercapai. Kemampuan untuk menunjukkan
keterampilan pribadi umum dan sifat-sifat lain yang dapat menjadi
6
sifat pribadi atau motivator positif dari seorang individu dan dapat
dikembangkan. Beberapa posisi juga memiliki persyaratan formal,
seperti lisensi atau sertifikat. Ketika mengembangkan spesifikasi
pekerjaan, semua faktor pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan
karakteristik lainnya harus dipertimbangkan. Saat merekam deskripsi
pekerjaan, informasi tersebut mungkin berasal dari kombinasi
kinerja pekerjaan individu, penyelia, atau pelatihan dalam
perencanaan dan analisis pekerjaan. Informasi yang akurat tentang
KSAO sangat penting untuk membuat keputusan penempatan.
7
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan kedua faktor
tersebut.
8
Method adalah analisis pengamatan yang meliputi waktu dan gerak
secara khusus, teknik analisis ini biasanya digunakan pada karyawan
pabrik yang melakukan perakitan. Sedangkan teknik yang ketiga
adalah teknik insiden kritis yang mengidentifikasikan perilaku kerja
yang menghasilkan kinerja.
2. Metode Wawancara (Interview Method)
Wawancara adalah metode pengumpulan data dan informasi
dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada karyawan. Secara
umum ada tiga jenis wawancara, yaitu wawancara individu, yaitu
hanya mewawancarai karyawan yang relevan, wawancara kelompok
dengan sekelompok karyawan dalam pekerjaan yang sama, dan
wawancara dengan supervisor atau supervisor supervisor karyawan
yang relevan yang mengetahui bisnis.
Dengan metode wawancara ini, seorang karyawan
diwawancarai untuk mendapatkan informasi tentang masalah yang
mereka hadapi, menggunakan metode atau teknik tertentu, dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan itu. Metode
wawancara ini juga dapat membantu pewawancara mengetahui
bagaimana perasaan karyawan mereka tentang tanggung jawab dan
pekerjaan mereka.
Untuk memperoleh hasil yang jujur dan benar serta data dan
informasi yang otentik, maka pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam wawancara harus dipilih dengan cermat dan hati-hati. Untuk
menghindari kesalahan, yang terbaik adalah mewawancarai banyak
orang untuk mendapatkan jawaban. Ini dapat berupa dua orang atau
lebih yang melakukan pekerjaan yang sama atau mewawancarai
supervisor atau supervisor dari orang/karyawan yang terlibat.
3. Metode Kuesioner (Questionnaire Method)
Metode kuesioner adalah metode yang umum digunakan untuk
mengumpulkan data dan informasi untuk analisis pekerjaan. Kuesioner
adalah daftar yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab oleh karyawan yang akan menganalisis posisinya. Keuntungan
dari metode kuesioner ini adalah memungkinkan pengumpulan
9
informasi pekerjaan dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif
singkat dan dengan biaya yang relatif rendah, asalkan karyawan dapat
menganalisis dan melaporkan informasi tersebut secara akurat,
memercayai pekerjaan mereka.
Namun, karyawan yang diminta untuk mengisi kuesioner
mungkin memiliki persepsi dan bias pribadi mereka sendiri mengenai
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner, yang mengakibatkan bias dan
informasi yang tidak akurat. Oleh karena itu, sebaiknya
dikombinasikan dengan metode wawancara dan observasi untuk
memperjelas dan memverifikasi informasi dalam kuesioner.
Komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan untuk siapa
posisi tersebut akan dianalisis juga penting.
10
a. Menidentifikasi jabatan, misalnya seperti: Nama dari jabatan,
bagian jabatan dan kode jabatan yang ada didalam organisasi
tempat bekerja;
b. Penjelasan mengenai jabatan yang diduduki;
c. Penjelasan mengenai tugas yang dikerjakan pada jabatan tersebut;
d. Penjelasan mengenai hubungan dengan jabatan lain;
e. Pengawasan apa yang perlu dilakukan;
f. Peralatan apa yang digunakan atau diperlukan pada jabatan tersebut;
g. Serta keadaan lingkungan tempat bekerja.
2. Penyusunan Pekerjaan (Job Classification)
Job Specification merupakan persyaratan yang harus dipenuhi
oleh aparatur yang akan menduduki suatu jabatan, supaya dia dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan maksimal.
Adapun beberapa hal yang perlu dimasukan kedalam Job
Specification, diantaranya seperti dibawah ini :
a. Persyaratan mengenai minimal pendidikan, pelatihan dan
pengalaman kerja yang dimiliki;
b. Persyaratan mengenai wawasan dan kemampuan apa saja yang
dimiliki;
c. Persyaratan mengenai jenis kelamin dan umur;
d. Dan yang terakhir persyaratan mengenai kesehatan seperti keadaan
fisik dan mental.
11
Keberhasilan suatu organisasi bukanlah merupakan suatu yang
dapat diperoleh secara instan, namun merupakan suatu proses integrasi
dari kinerja individu yang melakukan aktivitas organisasi. Maka hasil dari
analisis jabatan ini diharapkan akan dapat tersusun uraian jabatan yang
baik, yang sesuai dengan ketrampilan, tugas, kemampuan dan pengetahuan
yang dibutuhkan sumber daya manusia untuk melakukan pekerjaan
tertentu. Untuk itu penciptaan desain analisis jabatan menjadi tuntutan
bagi organisasi. Melalui analisis jabatan yang tepat akan diperoleh semua
informasi mengenai suatu jabatan, antara lain meliputi dimensi pekerjaan,
tugas-tugas, tanggung jawab, karakteristik sumber daya manusia dan
kondisi kerja. Dengan dimensi-dimensi tersebut, organisasi dapat
menyusun deskripsi jabatan yang benar-benar sesuai dengan karakteristik
masing- masing jabatan, sehingga analisis jabatan yang dipakai dapat
memberikan kontribusi bagi peningkatan produktivitas kinerja pegawai.
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan, segala upaya yang
dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai dimungkinkan akan
lebih optimal hasilnya bila didahului dengan adanya analisis jabatan yang
benar dan optimal terlebih dahulu.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa dapat disimpulkan dalam perusahaan sangatlah dibutuhkan
analisis jabatan (analiysis job) dikarenakan kunci kemajuan sebuah
perusahaan dapat dibentuk oleh pembentukan awal yaitu analisis jabatan
yang membahas ilmu bagaimana untuk penempatan karyawan dari
rekrutmen sampai dari bagaimana penempatan karyawan agar sesuai
dengan keahliannya serta bagaimana memperhitungkan kewajiban dan
kewenangan karyawan dalam sebuah perusahaan sampai dengan
bagaimana jenjang karir karyawan pada perusahaan tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
14