Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Pemanfaatan Sumber Daya Tenaga Kerja Dan Kompensasi” ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Neneng Sri
Suprihatin, SE.,MM.,M.Ak selaku dosen pengantar bisnis Universitas Serang Raya yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Terlepas dari semua itu, Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pengempu mata kuliah Bisnis Pengantar dan sebagai bentuk
moetode pembelajaran kami dikelas. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala bentuk saran dan masukan yang membangun dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
Makalah ini dapat terselesaikan.
Akhir kata kami berharap semoga Makalah tentang Pemanfaatan Sumber Daya
Tenaga Kerja Dan Kompensasi ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi
perkembangan dunia pendidikan dan pekerjaan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1....................................................................................................................... 52
GAMBAR 2.2....................................................................................................................... 52
GAMBAR 2.3....................................................................................................................... 52
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
specification jabatan (job specification). Deskripsi jabatan merupakan pernyataan
faktual yang berkaitan dengan sebuah pekerjaan dalam arti tugas dan tanggung jawab,
sedangkan spesifikasi jabatan merupakan pernyataan faktual yang berkaitan dengan
kualitas minimum syarat-syarat yang harus dipenuhi individu untuk menjalankan
pekerjaan tertentu.
Masalah tenaga kerja adalah masalah yang berkaitan dengan pencapaian tujuan dan
kemajuan bagi sebuah organisasi atau perusahaan, karena kualitas sumber daya manusia
yang dimiliki perusahaan adalah tolak ukur produktivitas atau kemajuan perusahaan.
Maka sebelum menempatkan karyawan pada jabatan tertentu harus dilakukan analisis
jabatan terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi yang akurat sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Sehingga karyawan dapat mengerjakan tugas-tugasnya dengan
baik dan benar.
4
5
pendekatan yang lain yaitu pendidikan sistem sosial yang merupakan suatu
pendekatan yang dalam pemecahan masalah selalu memperhitungkan
faktor – faktor lingkungan. Setiap ada permasalahan, maka diusahakan
dipecahkan dengan sebaik mungkin dengan resiko yang paling kecil, baik
bagi pihak tenaga kerja maupun pemberi kerja.
Dale Yoder (1981), seleksi adalah suatu proses ketika calon karyawan
dibagi dua bagian, yaitu yang akan diterima atau yang ditolak.
Malayu Hasibuan, seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan
pelamar yang akan diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan
perusahaan. Seleksi ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap
perusahan bersangkutan.
Seleksi harus dibedakan dari rekrutmen, meskipun ini adalah dua fase
proses ketenagakerjaan. Rekrutmen dianggap sebagai proses positif karena
memotivasi lebih banyak kandidat untuk melamar pekerjaan. Itu menciptakan
kumpulan pelamar. Itu hanya sumber data.
Untuk menentukan kualitas tenaga kerja ini, pertama yang harus dilakukan
adalah membuat suatu analisa jabatan yaitu merupakan analisa tentang kegiatan
sesuatu mengenai suatu pekerjaan tertentu dari hasil analisa jabatan ini akan
diperoleh suatu deskripsi jabatan yaitu merupakan gambaran yang jelas
mengenai suatu tugas tertentu.
bekerja, sesuai dengan tata waktu yang telah ditetapkan karena berbagai
alasan seperti: tidak masuk kerja, pelepasan, pensiun dan sebagainya. Atas
dasar kedua hal pokok tersebut diatas dapatlah ditentukan jumlah kebutuhan
tenaga kerja yang cukup untuk melaksanakan beban kerja tersebut.
Gambar 2.1
19
Gambar 2.2
Anda lakukan di awal pertama ketika Anda masuk, visi Anda ke depannya,
serta status proses melamar kerja Anda di perusahaan lain.
7) Pengujian kesehatan
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk
melakukan pekerjaan. dilakukan untuk memastikan kebugaran fisik calon
karyawan. Tes medis berguna untuk mengetahui kondisi fisik kandidat
apakah cocok dengan pekerjaan yang nanti akan dikerjakan. Kegunaannya
juga adalah agar organisasi bisa mengetahui batas-batas kemampuan fisik
kandidat.
8) Surat pengangkatan
Saat sudah menjalani proses seleksi yang ketat, organisasi akan menetapkan
kandidat yang pantas untuk menjadi bagian dari organisasi itu. Proses seleksi
terakhir adalah dengan menerbitkan surat pengangkatan kandidat menjadi
anggota atau tenaga kerja resmi dalam organisasi.
Ini adalah bagian dari proses seleksi, jadi jika Anda mengikuti proses seleksi
tenaga kerja tapi belum diberikan surat pengangkatan atau surat panggilan
kerja, itu tandanya Anda belum memiliki kesempatan untuk bekerja ditempat
yang Anda inginkan.
9) Pelatihan kerja (training)
Di dalam dunia kerja istilah pelatihan kerja atau training. Sumber Daya
Manusia dalam suatu perusahaan merupakan aset penting bagi
perkembangan perusahaan. Untuk meningkatkan kualitas dan
keterampilan kerja para karyawan, banyak perusahaan mengadakan
pelatihan kerja/training. Biasanya training dilakukan sebelum memulai
kerja atau pada saat awal masuk kerja.
Pelatihan kerja atau yang sekarang biasa kita kenal dengan istilah
training adalah seluruh kegiatan untuk memberi, memperoleh,
meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
22
disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian
tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
Singkatnya,pelatihan kerja merupakan proses mengajarkan
pengetahuan dan pengembangan keterampilan bekerja (vocational)
serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan
tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standar.
berkualitas dan sebaliknya. Pada saat rekrutmen bisa terjadi jumlah calon
yang terjaring lebih kecil dari yang diharapkan.
Kondisi tersebut dimungkinkan oleh :
Imbalan atau upah yang rendah
Pekerjaan menuntut spesialisasi yang tinggi.
Persyaratan yang harus dipenuhi berat
Mutu pelamar rendah.
2. Faktor Eksternal Organisasi
Faktor Etika
Dalam proses seleksi, masalah etika seringkali menjadi tantangan
yang berat. Keputusan seleksi seringkali dipengaruhi oleh etika pemegang
keputusan.Bila pertimbangan penerimaan lebih condong karena hubungan
keluarga, teman, pemberian komisi/suap dari pada pertimbangan
keahlian/profesional, maka kemungkinan besar karyawan baru yang
dipilih jauh dari harapan organisasi.
Ketersediaan Dana dan Fasilitas
Organisasi seringkali memiliki keterbatasan seperti anggaran atau fasilitas
lainnya. Sebagai contoh, besar kecilnya anggaran belanja pegawai
menentukan berapa jumlah pegawai baru yang boleh direkrut.
Faktor Kesamaan Kesempatan
Budaya suatu daerah dalam memperlakukan masyarakatnya juga
merupakan tantangan dalam proses seleksi. Diskriminasi masih sering
ditemukan dalam merekrut/menseleksi pegawai yang disebabkan oleh
warna kulit, ras, agama, umur, jenis kelamin, dan sebagainya. Sebagai
contoh kebijaksanaan organisasi (walau tidak tertulis) yang lebih
menyukai pegawai pria atau wanita.Kenyataan ini menghambat proses
seleksi secara wajar.
3. Analisis Jabatan
24
Gambar 2.3
Karyawan baru yang sudah bekerja harus perlu banyak perkembangan dalam
setiap waktunya, selain itu pula karyawan harus dapat meningkatkan kinerja dalam
berkerjanya.Dalam tingkatan bekerja dapat dilakukan 3 tahap agar terlihat lebih baik
yaitu:
pekerjaan yang sebenarnya, dibawah bimbingan dan pengawasan dari pegawai yang
telah bepengalaman atau seorang supervisor.
Ada beberapa bentuk on the job training yang biasanya diberikan kepada karyawan.
Coaching
Melalui metode coaching, atasan atau karyawan yang berpengalaman
memberikan instruksi kepada karyawan yang mendapatkan training melalui
instruksi-instruksi kerja. Ini adalah pelatihan one-to-one yang dirancang untuk
karyawan agar dapat menemukan jawaban atas pertanyaan mereka melalui
instruksi dan demonstrasi yang diberikan oleh atasan.
Mentoring
Melalui metode coaching, atasan atau karyawan yang berpengalaman
memberikan instruksi kepada karyawan yang mendapatkan training melalui
instruksi-instruksi kerja. Ini adalah pelatihan one-to-one yang dirancang untuk
karyawan agar dapat menemukan jawaban atas pertanyaan mereka melalui
instruksi dan demonstrasi yang diberikan oleh atasan.
Metode pelatihan ini diberikan kepada karyawan pada jenjang manajerial, di
mana senior atau manajer memberikan instruksi kepada bawahan langsung
untuk melakukan tugas sehari-hari. Seperti coaching, metode ini adalah metode
pelatihan one-to-one, di mana manajer dianggap sebagai mentor kepada
bawahan dan membimbingnya dalam situasi kesulitan
Rotasi pekerjaan
Melalui rotasi pekerjaan, akan sering beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan
terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk membuatmu memahami latar belakang
pekerjaan lain. Ini akan membantumu untuk keluar dari kebosanan yang
disebabkan oleh melakukan pekerjaan yang sama berulang-ulang. Selain itu,
kamu juga dapat mengembangkan hubungan dengan orang lain dalam
organisasi.
27
kelebihan, keterbatasan, emosi dan perasaan yang mudah berubah dengan berubahnya
lingkungan sekitar.
Kebetulan bisnis yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Kinerja yang diutamakan, apakah sejumlah kecil pelaku utama atau semua orang
di semua tingkat organisasi.
2. Hal yang dapat dilakukan dengan baik dan kurang baik oleh perusahaan dan
karyawannya.
3. Hal yang perlu dilakukan oleh organisasi dan anggotanya di masa depan.
4. Keseimbangan antara memberi kompensasi atas kinerja individu dan usaha untuk
mengambangkan tim kerja yang lebih efektif.
5. Kinerja korporasi unit bisnis
Cara pemberian yang mendasarkan pada kinerja tersebut. Disamping pemberian
kompensasi berdasarkan satuan volume yang dihasilkan dan satuan waktu, terdapat
metode lain yang mulai dianalisis orang sebagai dasar menentukan tingkat pemberian
kompensasi, yaitu berdasarkan penilaian pekerjaan (job evaluation)
besar pula kesempatan bagi perusahaan untuk menjadi yang terdepan dalam
persaingan bisnis.
d. Meningkatkan retensi karyawan
Perusahaan akan berkembang baik, jika mampu mempertahankan karyawan-
karyawannya dalam waktu cukup lama. Merekrut SDM baru akan lebih
membutuhkan waktu daripada memberikan pelatihan dan pengembangan
kemampuan karyawan yang sudah ada.
Meski sama-sama mengeluarkan biaya, akan lebih hemat dan
menguntungkan bagi perusahaan untuk melatih dan mengembangkan
karyawan yang sudah ada daripada melatih dan mengembangkan karyawan
baru.
e. Transfer keahlian dan kaderisasi
Karyawan pada suatu saat akan memasuki usia pensiun. Pelatihan dan
pengembangan karyawan secara berkala memberikan kesempatan bagi
karyawan-karyawan senior untuk meneruskan ilmu, keterampilan, atau
keahlian kepada junior-junior mereka.
Untuk transfer keahlian ini dapat juga dilakukan Training for Trainers di
mana perusahaan melatih karyawan terbaik untuk menjad trainer handal buat
teman-temannya yang lain.
Hal ini masih berkaitan dengan tingkat keterlibatan karyawan. Para manajer
yang merasa diberdayakan di tempat kerja akan lebih efektif dalam
memengaruhi karyawan dan mendapatkan kepercayaan mereka. Karyawan juga
akan merasakan otonominya, nilai-nilai yang dia yakini, dan kepercayaan diri
yang lebih besar dalam melakukan pekerjaan mereka.
Pelatihan dan pengembangan jenis ini didesain untuk mengurangi risiko atau
mengimplementasikan proses manajemen risiko. Materi program biasanya
memasukkan poin-poin seputar keselamatan kerja, keamanan informasi, dan
kepatuhan.
Manajemen keahlian
34
2) Coaching efektif
Pemimpin atau jajaran manajemen dapat menjadi coach yang efektif bagi
karyawan mereka. Selama bekerja, mereka dapat menggunakan berbagai
situasi yang mereka hadapi sebagai momen belajar. Bahan belajar terbaik
memang berasal dari rutinitas atau problem yang dihadapi karyawan
sehari-hari.
3) Mentoring kepemimpinan
Mentoring akan lebih efektif daripada melatih, memarahi, mengritik, atau
menegur karyawan. Dengan mentoring, karyawan akan lebih terbantu
untuk melihat dampak dari perilakunya, memunculkan rasa tanggung
jawab pribadi, dan kemudian berkomitmen untuk membuat perubahan
positif.
1) Tahap reaksi
Evaluasi dalam tahap ini bertujuan mencari tahu seberapa penting program
pelatihan dan pengembamgan yang telah dilajukan bagi karyawan. Evaluator
akan mengukut keterlibatan karyawan selama program berlangsung, tingkat
keaktifan mereka, bagaimana reaksi karyawan terhadap materi program.
Untuk itu, evaluator perlu menyusun sejumlah pertanyaan yang tepat untuk
memancing umpan balik yang diharapkan. Misalnya, apa saja kelebihan dan
kekurangan dari program pelatihan dan pengembangan yang baru saja Anda
ikuti, apakah Anda mendapatkan manfaat dari program ini, dan seterusnya.
2) Tahap pembelajaran
Tahap evaluasi ini berupaya menggali informasi bagaimana karyawan bisa
meningkatkan keahlian, sikap, pengetahuan, kepercayaan diri, dan komitmen
mereka dalam melakukan pekerjaannya dari program pelatihan dan
pengembangan yang diikuti.
Cara yang paling umum untuk mengevaluasi hal ini adalahdengan
memberikan tes di awal dan di ahkir masa program. Deganmembandingkan
hasilnya, akan terlihat apakah ada peningatan atau perubahan ke arah yang
diharapkan dari karyawan.
38
3) Tahap perilaku
Evaluatir akan melihat seberapa jauh karyawan mengaplikasi hasil program
pelatihan dan pengembangan karyawan yang mereka ikuti ke dalam
pekerjaannya sehari-hari di tempat kerja. Proses ini perlu waktu panjang
pascaprogram, bisa berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
4) Tahap hasil
Hasil yang dimaksud dalam tahapan ini adalah efek yang dikehendaki oleh
perusahaan dari program pelatihan dan pengembangan karyawan. Hasil yang
diukur adalah pencapaian individu masing-masing karyawan dan pencapaian
perusahaan secara keseluruhan.
Penguasaan keterampilan dan pengetahuan oleh karyawan semakin pent bagi
setiap perusahaan saat ini. Program pelatihan dan pengembangan secara
berkala menjadi cara termudah untuk mengembangkan dan meningkatkan
modal intelektual perusahaan.
Mempekerjakan karyawan yang terlatih juga akan menekan pembiayaan.
Karyawan yang menguasai pekerjaannya otomatis lebih besar kinerjanya,
lebih baik dalam melibatkan dirinya di lingkungan kerja, yang artinya juga
akan meningkatkan reputasi perusahaan pada akhirnya.
2.6Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima baik berupa fisik maupun non
fisik. Kompensasi juga berarti seluruh imbalan yang diterima oleh seorang
pekerja/karyawan atas jasa atau hasil dari pekerjaannya dalam sebuah perusahaan
dalam bentuk uang atau barang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dapat dikemukakan bahwa kompensasi yang diterimakan kepada karyawan
adalah dalam rangka menjembatani kesenjangan antara tujuan organisasi dengan
aspirasi serta pengharapan karyawan. Kompensasi tersebut adalah dapat meningkatkan
prestasi kerja serta kepuasan kerja karyawan. Namun, semua ini tentu saja apabila
karyawan tersebut merasakan adanya keadilan dalam pemberian kompensasi tersebut.
Selain itu,penghargaan yang mereka terima dikaitkan dengan kinerja mereka, serta
39
Para penyelia mestilah memberikan umpan balik yang lengkap dan akurat
kepada para karyawan pada saatmenilai kinerja mereka. Dalam upaya memenuhi
berbagai tujuan kompensasi.
Sistem kompensasi haruslah memenuhi hal seperti berikut:
a.Memberikan imbalan bagi kinerja karyawan sebelumnya,
b.Tetap kompetitif dipasar tenaga kerja,
c.Memelihara kewajaran gaji di antara karyawan,
d.Memotivasi kinerja karyawan dimasa mendatang,
40
e.Mempertahankan anggaran,
f.Memikat karyawan baru,
g.Mengurangi perputaran karyawan yang tidak perlu,
h.Mempertahankan keuntungan perusahaan,
i.Meningkatkan kepuasan kerja karyawan,
j.Menghindari konflik dalam unit kerja,
k.Menghilangkan pelaksanaan yang buruk (dengan mendorong perputaran mereka
karna ketidakpuasan gaji),
l.Memenuhi kebutuhan pribadi karyawan.
Aturan yang dijadikan pedoman diatas, bukanlah pedoman yang dapat diterapkan
dengan mudah dalam perancangan sistem tertentu. Cara sebuah organisasi mematok
tujuan kompensasinya dalam rancangan sistemnya akan tergantung pada nilai dan
tujuan-tujuan manajemen puncak, dan pada situasi institusional dan lingkungan tempat
organisasi tersebut beroperasi. Tujuan yang luas, meski sulit diterapkan, membentuk
pertimbangan dasar dalam menyusun kebijakan dan di mensi adminitratif penting dari
sistem kompensasi tertentu.
Manager-manager meyakini bahwa memberikan upah atau gaji yang lebih tinggi
tentu akan menjadikan daya pikat serta menahan karyawan-karyawan terbaiknya. Hal
tersebut merupakan kebijakan jangka panjang yang paling efektif. Oleh karena itu
tingkat produktivitas atau prestasi kerja karyawan seharusnya dijadikan bahan
pertimbangan dalam menentukan besar kecilnya insentif mereka. Pertimbangan ini
selain untuk memenuhi aspek keadilan/kewajaran, juga akan mempengaruhi motivasi
kerja yang bermuara pada kemampuan kompetitif bagi para karyawan atau pekerja.
Cahyani (2005) menjelaskan sebagai berikut. “harus diperhitungkan hal yang
dapat dilakukan oleh organisasi dan anggotanya dimasa depan. Perhitungan ini akan
menghasilkan kebijakan yang bijaksana dalam menentukan kompensasi yang akan
diberikan. Bayangkanlah kerugian yang akan ditanggung bila karyawan yang ada tidak
merasa puas sehingga mereka melakukan pemogokan massal atau ke luar perusahaan
bersama-sama sehingga perusahaan harus tutup, terlebih lagi bila karyawan tersebut
adalah karyawan yang kompeten dan berkualitas”.
41
Atas dasar uraian tersebut, berikut dapat dijelaskan apabila suatu organisasi tidak
mampu mengembangkan dan menerapkan suatu sistem imbalan/kompensasi yang
memuaskan, organisasi bukan hanya akan kehilangan tenaga-tenaga terampil dan
berkemampuan tinggi, tetapi juga kalah bersang dipasaran tenaga kerja. Agar mencapai
sasarannya serta didasarkan pada berbagai prinsip seperti keadilan, kewajaran dan
kesehatan, perlu diperhatikan bahwa sistem imbalan itu harus merupakan instrumen
yang ampuh untuk berbagai kepentingan.
Pertama, sistem imbalan harus mempunyai daya tarik bagi tenaga kerja yang
berkualitas tinggi untuk bergabung dengan organisasi. Hal tersebut karena setiap
organisasi bersaing dengan organisasi lainnya di pasaran kerja, kompensasi yang
ditawarkan seyogianya demikian rupa sehingga menarik bagi para pencari lapangan
pekerjaan yang memiliki kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang tinggi.
Hal ini perlu dipertimbangkan dengan matang, karena mungkin saja menyangkut
norma-norma etika yang berlaku di masyarakat. Akan tetapi, tanpa mengurangi
pentingnya pertimbangan etika tersebut, tidak mustahil timbulnya tuntutan akan
kehadiran pekerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan, atau pengalaman
tertentuyang belum dimiliki oleh tenaga kerja yang belum berpengalaman.
Satu satunya jalan yang harus ditempuh adalah dengan merekrut tenaga kerja
yang sudah berkarya di organisasi lain.Kedua, sistem imbalan harus merupakan daya
tarik kiuat untuk mempertahankan tenaga kerja yang sudah berkarya dalam organisasi.
Ketiga, sistem imbalan yang mengandung prinsip keadilan.
Untuk kepentingan pengembangan dan penerapan sistem imbalan, yang di
maksud dengan prinsip keadilan adalah secara internal pegawai yang melaksanakan
tugas sejenis mendapat imbalan yang sama. Ada faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan, seperti masa kerjajumlah tanggungan dan sebagainya yang dapat
berakibat pada perbedaan penghasilan pegawai meskipun melaksanakan pekerjaan
yang sejenis (Siagian, 2008).
Dijelaskan bahwa sistem kompensasi yang baik merupakan refleksi dari kinerja
yang baru lalu. Contohnya, karyawan A menerima kenaikan kompensasi karena kinerja
selama 1 tahun terakhir dianganggap memenuhi syarat untuk dapat kenaikan gaji
42
3) Dimensi ukuran waktu dan waktu pemberian imbalan harus memiliki arti penting.
Ukuran yang memadai agar dapat memberikan motifasi serta semakin cepat imbalan
yang diberikan akan semaki berarti.
4) Kesulitan dalam menciptakan keterkaitan atau keselarasan yang kurang tepat antara
imbalam dengan kinerja, hal ini berkaitan dengan kegagalan menciptakan
keselarasan desain imbalan dengan kinerja karyawan, terciptanya keselarasan yang
kurang tepat terhadap sebagian karyawan terutama level buruh tidak mneginginkan
imbalan yang sesuai dengan kinerja ynag dicapainya atau kesalahan manager dalam
memahami laporan penilaian kinerja (performance asspraisal).
cara menciptakan dimensi kinerja, melatih dan memotivasi manajer dalam melakukan
penilaian
Kinerja serta mengidentifikasi imbalan yang dihargai karyawan maupun
menciptakan keterkaitan antara kinerja dengan imbalan yaitu merancang dan
menerapkan sistem yang benar-benar memberikan imbalan dengan perilaku yang
diinginkan. Jika penerapan dalam sistem imbalan yang efektif tersebut dapat diatasi
sehingga apapun bentuk keputusan manajemen mempunyai kompensasi maupun
imbalan yang akan memiliki manfaat ganda bagi organisasi (Pfeffer,et al., 2007).
Cahyani (2005) mengemukakan sebagai berikut. “kebutuhan individu yang harus
diperhatikan dalam sistem kompensasi seringkali menimbulkan pertanyaan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, peran uang sebagai motivator, serta hal-hal
dari sistem kompensasi yang memuaskan kebutuhan karyawan”. Dengan demikian,
motivasi dasar bagi kebanyakan orang menjadi pegawai suatu organisasi tertentu
adalah untuk mencari nafkah.
Dengan demikian, berarti bahwa di satu pihak seseorang menggunakan
pengetahuan, keterampilan, tenaga, dan sebagian waktunya untuk berkarya pada suatu
organisasi, di lain pihak mereka mengharapkan imbalan tertentu, ini semua merupakan
upaya organisasi untuk memenuhi kebutuhan individu yang harus diperhatikan dalam
sistem kompensasi. Imbalan merupakan tantangan karena imbalan pekerja tidak lagi
dipandang semata-mata sebagai alat pemuasan kebutuhan materinya, tetapi sudah di
kaitkan dengan harkat dan martabat manusia.
Sebaliknya, organisasi cenderung melihatnya sebagai beban yang harus dipikul
oleh organisasi tersebut dalam rangka upaya pencapaian tujuan dan berbagai
sasarannya. Hal ini berarti, bahwa dalam mengembangkan dan menerapkan suatu
sistem imbalan tertentu, kepentingan organisasi, dan kepentingan pekerja mutlak perlu
diperhatikan.
Unsur yang paling penting adalah unsur keadilan. Keadilan di tempat kerja,
termasuk dalam pemberian kompensasi ada dua macam yaitu keadilan distributif dan
keadilan prosedural. Keadilan distributif berarti berusa menjelaskan cara seseorang
bereaksi tehadap jumblan bab bentuk kompensasi yang mereka terima. Sementara itu,
44
saja yang sudah dilakukan atau diabdikan seorang karyawan kepada perusahaan.
Jadi, keadilan dalam pemberian upah, bonus, insentif, dll dalam perusahaan mutlak
dipertimbangkan oleh perusahaan.
BAB III
KASUS DAN PENYELESAIAN
3.3 Kasus
Pilot-pilot PT. Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dibawah asosiasi (APG) kamis
(28/7/2011) berencana melakukan mogok karena gaji yang diterima lebih kecil lebih
dari gaji pilot asing yang di kontrak Managemen Garuda Indonesia. Direktur operasi
Garuda Indonesia, Ari Sapari mengatakan managemen Garuda akan memenuhi seperti
para pilot yang meminta penyesuaian gaji dengan pilot asing yang dipekerjakan
garuda.
Managemen Garuda Indonesia lalu mengeluarkan ilustrasi simulasi penggajian
penerbang garuda. Dalam ilustrasi itu disebut penerbang lokal mendapat gaji
perbulannya Rp 47,7jt sedangkan penerbang asing USD 8.100 sama dengan Rp 68,8jt
perbulan. Penerbangan uang yang diterima penerbang local Rp 10jt (dengan asumsi 60
selai terbang), sedangkan penerbang asing tidak mendapatkan karena termasuk digaji.
Penerbangan uang saku yang diterima penerbang lokal Rp10 juta (dengan asumsi
60 selai terbang), sedangkan penerbang asing tidak mendapatkan karena termasuk di
gaji. Keuntungan uang tunai seperti THR hingga insentif bonus yang diterima
penerbang lokal sebesar 3,5 dikali gaji per tahun atau sebesar Rp13,9 juta perbulan.
Sedangkan penerbang asing sama sekali tidak dapatkan. Sementara total uang yang
diterima bagi penerbang lokal pertahun mencapai Rp860 juta sedangkan penerbang
asing Rp826 juta. Dengan demikian, selisih gaji yang bagi penerbang lokal Rp12,3 juta
perbulan sedangkan penerbangan asing hanya Rp2,25 juta perbulan.
47
48
adalah proses menyaring kandidat tenaga kerja untuk ditempatkan pada pekerjaan yang
tepat (right man on the right job).
atau sama dengan Rp10 juta per bulan. Pilot lokal mendapatkan medis uang saku,
pribadi kecelakaan jaminan, hilang dari penerbangan lisensi,iuran pension, jam sostek,
kesehsatan pensiun, penghargaan pensiun. Sedangkan pilot asing tidak, kata Ari.
Saat ini Garuda Indonesia mempekerjakan sebanyak 43 pilot kontrak dan 34
diantaranya pilot asing. Direktur operasi Garuda Indonesia, Ari Sapari, menjelaskan,
status pilot asing di Garuda hanya bersifat kontrak dengan perjanjian kerja selama 12
bulan. Selama masa kerja tersebut, pilot asing menerima pendapatan dalam mata uang
dolar Amerika Serikat.
PT Garuda Indonesia Tbk mengklaim jumlah gaji yang didapatkan oleh pilot-pilot
lokalnya lebih besar dari gaji pilot asing yang dikontraknya. Dalam bulanan gaji pilot
lokal mencapai Rp71 juta, sedangkan pilot asing Rp68,8 juta/bulan.
3.3 Penyelesaian
Managemen garuda akhirnya setuju proposal mentri tenaga kerja dan
transmigrasi (manakertrans) yakub nuwa wea untuk mengalokasian dan sebesar 35%
dari pos gaji untuk memperbaiki sistem penggajian para pilot. Persetujuan tersebut
disampaikan wakil mentri Negara badan usaha milik Negara atau bumn bidang logistik
dan pariwisata Ferdinand nainggolan dilantai 21 gedung garuda Indonesia, kemarin.
49
4.1 Kesimpulan
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengelola, merencanakan, dan menjalankan kegiatan-kegiatan dalam organisasi atau
perusahaan juga lingkungan agar mampu memberikan kontribusi secara optimal untuk
kesuksesan perusahaan atau organisasi.
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima baik berupa fisik maupun non
fisik. Kompensasi juga berarti seluruh imbalan yang diterima oleh seorang
pekerja/karyawan atas jasa atau hasil dari pekerjaannya dalam sebuah perusahaan
dalam bentuk uang atau barang, baik secara langsung maupun tidak langsung.
50
51
4.2 Saran
Apabila perekrutan dan penyeleksian dilakukan dengan prosedur yang benar dan
didukung dengan alat rekrutmen dan seleksi yang akurat, sudah barang tentu
kualifikasi sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh setiap organisasi akan dapat
terpenuhi. Karena prosedur yang benar dalam melakukan rekrutmen dan seleksi ini
akan mempunyai dampak positif bukan saja bagi perusahaan tetapi juga bagi para
pelamar pekerjaan yang diseleksi.
Bagi perusahaan keuntungan yang dapat diperoleh adalah mudah untuk
menentukan kualifikasi pelamar yang dinyatakan lolos proses penyeleksian. Sedangkan
keuntungan bagi para pelamar adalah dapat merasa puas dan tidak menimbulkan
kecurigaan-kecurigaan dalam proses seleksi. Pelamar akan merasakan adanya sikap
dan tindakan yang fair dari perusahaan atau organisasi penyelenggara seleksi, sehingga
apabila pelamar mengalami kegagalan dalam seleksi, mereka akan dapat
merasakan “kepuasan” atau paling tidak dapat mengadakan introspeksi diri bahwa
mereka belum dapat memenuhi standar yang ditentukan oleh perusahaan atau
organisasi untuk bekerja.
Sedangkan bagi para pelamar yang dapat lolos dalam rekrutmen dan seleksi,
tentunya mereka diharapkan dapat bekerja sesuai dengan job spesifikasinya masing-
masing yang pada akhirnya dapat menampilkan seluruh potensi yang dimilikinya, baik
itu berupa pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, minat, kesukaan, dan
kepribadiannya bagi kepentingan dan tujuan perusahaan atauorganisasi tempat mereka
bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
52
53
https://presenta.co.id/artikel/pelatihan-dan-pengembangan-karyawan/
https://www.academia.edu/35320469/
MAKALAH_CONTOH_KASUS_MANAJEMEN_SUMBER_DAYA_MANUSIA_PADA
_PERUSAHAAN_PT_Garuda_Indonesia_Persero_Tbk
https://www.google.com/amp/s/irrineayu.wordpress.com/2015/03/25/seleksi-sdm-definisi-
tujuan-metode-proses-kendala-dan-faktor-yang-dipertimbangkan-dalam-proses-seleksi/
amp/
https://www.online-pajak.com/tentang-pph21/pengertian-dan-jenis-kompensasi
https://www.studimanajemen.com/2019/03/proses-seleksi-tenaga-kerja.html?m=1
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/66295105/Nandita_Pertemuan_6-with-cover-
pagev2.pdf?
Expires=1634372770&Signature=W8DZbIQVr2VOTYKOKFwQ3oiM5bFcpb3hbcBWPb
h6B-AQzCdjYqLcdYt4e7f8lLO9CzIMhWOXT-pxFoVW4-Yl1KD-kwp-
xYXBGkiRzR9BPsfFWj1BIEQuF52r4rHnZGcE9IodEaoEdBkqtf9NHX59zDctBGmvPcx
NI~gix-tPMUKzM7pGZ0KE82cNUXrxDGlKgEnLvrAQwXe-tTJf3x90TuI6tLRo6z-6-
IGRuVXH-ujPAgvLG9WrUOFWGc3kHhhoiI4PExfuSZdWcgEnVqVCr80b8UFzzdPqp-
BYl5Uvq3-ZSmLeHjsp~sFKIQ6fZeKPuYDHlEKRVvqeUSJb38ct7g__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4Z