Anda di halaman 1dari 14

MEMILIH METODE DAN JENIS PELATIHAN YANG TEPAT

DIDALAM PENYUSUNAN MATERI DAN PELATIHAN

Disusun Oleh :

1. Paska Uli Talenta Siahaan (200301039)


2. Septi Rosalinda Silaban (200301010)
3. Rosalinda Fiona Agnes Manalu (200301042)
4. Lusika Sihombing (200301048)
5. Abram Tambunan (200301044)
6. Andre Sianturi (20030101016)
7. Sinardi Simamora (200301002)
8. Sioraja Purba (200301043)

DOSEN PENGAMPU : DAVID Y.D MAHULAE, SE, ME.


Prodi : Manajemen

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SISINGAMANGARAJA XII TAPANULI (UNITA)
SILANGIT
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat_Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Adapun makalah ini berjudul
“Memilih Metode dan Jenis Pelatihan yang tepat di dalam penyusunan materi dan
pelatihan.’’.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak David
Y D Mahulae, SE. ME , selaku Dosen Pengampu mata kuliah Training and Development
program studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Silangit, Mei 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode Pelatihan Merupakan metode di mana seluruh peserta melakukan kegiatan
diskusi berdasarkan hasil penelitian untuk menyampaikan informasi. Kegiatan yang
dilakukan oleh beberapa orang, yang membahas atau mengupas masalah-masalah tertentu
guna mencari solusi dan pedoman pelaksanaan. Perkembangan suatu organisasi instansi tidak
terlepas dari perkembangan sumber daya manusia atau tenaga kerjanya yang menitikberatkan
pada kualitas dan keterampilan instansi yang meningkatkan kinerja karyawan yang harus
mempunyai komitmen terhadap pengembangan program latihan. Pelatihan itu sendiri dapat
didefinisikan menurut beberapa ahli antara lain:

Menurut pendapat Gomes (2003:197) mengemukakan pelatihan adalah setiap usaha untuk
memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi
tanggung jawabnya. Selain itu menurut Rae dalam Sofyandi (2008:113) pelatihan adalah
suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien. Program pelatihan adalah serangkaian
program yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam
hubungannya dalam pekerjaannya. Efektivitas program pelatihan adalah suatu istilah untuk
memastikan Apakah program pelatihan dijalankan dengan efektif dalam mencapai sasaran
yang ditentukan.

Pelatihan dan pengembangan sering kita dengar dalam dunia kerja di perusahaan, organisasi,
lembaga, atau bahkan dalam instansi kesehatan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pelatihan
dan pengembangan sangat penting bagi tenaga kerja untuk bekerja lebih menguasai dan lebih
baik terhadap pekerjaan yang dijabat atau akan dijabat kedepan.

Tidak terlalu jauh dalam instansi kesehatan, pelatihan dan pengembangan sering dilakukan
sebagai upaya meningkatkan kinerja para tenaga kesehatan yang dianggap belum mampu
untuk mengembangkan pekerjaannya karena faktor perkembangan kebutuhan masyarakat
dalam kesehatan. Secara deskripsi tertentu potensi para pekerja kesehatan mungkin sudah
memenuhi syarat administrasi pada pekerjaannya, tapi secara aktual para pekerja kesehatan
harus mengikuti atau mengimbangi perkembangan dunia kesehatan sesuai dengan tugas yang
dijabat atau yang akan dijabatnya.
Hal ini yang mendorong pihak instansi kesehatan untuk memfasilitasi pelatihan dan
pengembangan karir para tenaga kesehatan guna mendapat hasil kinerja yang baik, efektif
dan efisien.

B. Rumusan Masalah
Mencermati latar belakang di atas, maka penulis dapat menarik beberapa masalah yakni:

1. Apa yang dimaksud dengan metode pelatihan?


2. Metode-metode apa saja yang bisa diterpakan dalam pelatihan.
3. Jenis jenis metode pelatihan.

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari metode dan pelatihan
2. Mengetahui metode-metode yang dapat diterapkan pada pelatihan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Pelatihan
Metode Pelatihan merupakan aktivitas pihak penyelenggara pelatihan bersama ataupun
lewat orang lain, baik perorangan ataupun kelompok, dalam mencapai tujuan organisasi
ataupun lembaga penyelenggara pelatihan. Kegiatan ini dilakukan oleh beberapa orang, yang
membahas atau mengubah masalah-masalah tertentu guna mencari solusi dan pedoman
pelaksanaan. Di bawah ini beberapa keuntungan serta kelemahan menggunakan metode
Pelatihan.

Beberapa keuntungan dalam metode pelatihan

a. Membantu perusahaan mendapatkan dan mempertahankan talenta terbaik.


b. Meningkatkan kepuasan dan semangat kerja.
c. Meningkatkan produktivitas.
d. Memperoleh lebih banyak keuntungan

Beberapa kelemahan dalam metode pelatihan

a. Pelatihan karyawan bisa jadi mahal


b. Membutuhkan waktu untuk tidak bekerja
c. Membuat materi pelatihan berkualitas tinggi
d. Dan memilih pelatihan yang tepat merupakan tantangan.

B. Metode kerja Kelompok


Metode kerja kelompok merupakan metode penyajian materi pelatihan dengan
menginstruksikan peserta pelatihan untuk bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan
tugas tertentu guna mencapai tujuan pelatihan. Dalam menentukan kelompok berdasarkan
perbedaan individual dalam kemampuan belajar, minat belajar, pengelompokan berdasarkan
jenis perkerjaan yang diberikan, dan pengelompokan menurut domisili, pengelompokkan atas
dasar jenis kelamin.

Metode kerja kelompok dalam pelatihan digunakan untuk tercapainya tujuan perusahaan hasil
yang diharapkan, diperlukan motivasi yang kuat dari setiap anggota untuk bekerja.
Pemecahan masalah dilihat sebagai unit yang dipecahkan bersama. Suasana kebersamaan
serta menyenangkan antar anggota menentukan berhasil tidaknya kerja tim.

Di bawah ini ada beberapa kelebihan serta kelemahan menggunakan metode kerja kelompok.

Kelebihan metode kerja kelompok:

1. Peserta pelatihan berpartisipasi lebih aktif dalam pelatihan.


2. Pelatih dapat lebih memperhatikan kemampuan peserta pelatihan.
3. Dapat memberikan lebih banyak kesempatan bagi peserta pelatihan untuk bertanya
dalam membahas masalah.
4. Meningkatkan keterampilan kepemimpinan peserta dan mengajarkan cara bekerja
sama dalam keterampilan diskusi.

Kelemahan metode kerja kelompok:

1. Terkadang kerja kelompok hanya melibatkan peserta yang mampu.


2. Keberhasilan strategi ini bergantung pada kemampuan peserta dalam memimpin
kelompok.
3. Setiap kelompok tempat duduk yang berbeda, cara mengajak juga berbeda pula.

C. Metode Kerja Lapangan


Metode Kerja Lapangan adalah metode pelatihan yang berada di suatu tempat di luar
pelatihan. Tempat tersebut tidak hanya untuk observasi saja, tetapi juga dapat terlibat
langsung dan aktif di lapangan kerja Sehingga peserta pelatihan dapat langsung bekerja
secara langsung. Metode kerja lapangan merupakan tahapan untuk menghubungkan teori
dengan praktik, mempraktikkan keterampilan yang diperoleh, selanjutnya menerapkan teori
kelapangan.

Kelebihan metode kerja lapangan:


1. Peserta berkesempatan secara langsung menuangkan hasil pelatihannya ke dunia
kerja sehingga memperoleh pengalaman secara langsung.
2. Para peserta menemukan pemahaman mereka dari hasil pelatihan, tentang
kekurangan dan kelebihan.

Kelemahan metode kerja lapangan

1. Karena waktu yang terbatas, beserta pelatihan tidak memungkinkan memperoleh


penguasaan pengetahuan dan pengalaman yang mendalam.
2. Kerja lapangan membutuhkan dana yang tidak sedikit, serta tempat praktek masih
jauh dari tempat pelatihan. Maka dari itu, instruktur perlu meninjau dan
mempersiapkannya dahulu.

D. Metode Curah Pendapat (Brainstorming)


Brainstorming adalah teknik inovatif yang dirancang untuk memecahkan masalah
tertentu dengan mengumpulkan ide dari anggota kelompok secara spontan. Metode
Brainstorming juga disebut curah pendapat atau sumbang saran. Sumbang saran merupakan
salah satu cara bagi pelatih untuk menyampaikan pertanyaan kepada peserta pelatihan,
kemudian peserta akan mengemukakan pendapatnya untuk menjawabnya sehingga
pertanyaan tersebut akan berkembang menjadi pertanyaan baru.

JENIS – JENIS METODE PELATIHAN

1. Studi Kasus
Jenis pelatihan ini sangat bagus untuk mengembangkan pemikiran kritis, pemecahan masalah,
dan analisis keterampilan. Skenario bisa nyata atau imajiner, tetapi dalam konteks pelatihan
karyawan, semuanya menggambarkan situasi di tempat kerja.

2. Pembinaan
Mentorship-nama lain dari coaching – seharusnya menjadi pengalaman belajar yang
berdampak dan berkesan. Setidaknya, itulah harapan para mentor dan mentoree.
3. eLearning
Anda mungkin tahu ini dengan pelatihan online. Ini adalah pelatih yang berbasis komputer yang
disampaikan dari jarak jauh online keuntungannya?

 Peserta didik dapat melalui konten dan aktivitas dengan kecepatan mereka sendiri.
 Tidak perlu menyewa instruktur.
 Ini bertambah dengan indah, sehingga jumlah pelajar serentak dapat meningkat pesat.

4. Pelatihan Dipimpin Instrutur


Baik itu tatap muka atau online, sesi pelatihan yang dipandu instruktur sangat sesuai dengan dinamika
ruang kelas.

 Dipimpin oleh seorang instruktur


 Dengan presentasi pasti seperti ceramah

5. Pelatihan Interaktif
Segala sesuatu yang interaktif memiliki potensi untuk menarik perhatian kita. Dan pelatihannya tidak
berbeda! Itu sebabnya pelatihan interaktif sangat menarik dan efektif. Pembelajar menyerap lebih
banyak informasi, menyimpannya lebih cepat, dia mengingatnya untuk jangka waktu yang lebih lama.

Berikut adalah tiga contoh pelatihan interaktif:

 Pelatihan berbasis permainan. Menggunakan hadiah seperti-poin meningkatkan


tingkat motivasi, dan jenis pelatihan ini dapat membuat belajar menjadi
menyenangkan.
 Bermain peran. Seorang fasilitator mengelola proses skenario kerja yang berbeda
dengan para pembelajar. Ini sangat efektif untuk pelatihan interaksi klien atau
pelanggan karena penjelajahan situasi sulit dilakukan dalam lingkungan yang
terkendali.
 Simulasi. Ini mungkin sesuai untuk mempelajari keterampilan khusus dan kompleks,
seperti pelatihan kedokteran atau penerbangan. Simulasi menyiapkan skenario kerja
nyata untuk pelajar, sehingga augmented Reality atau Virtual reality dapat menjadi
alat simulasi yang hebat.

6. Pelatihan Kerja
Juga dikenal sebagai pelatihan langsung, pelatihan di tempat kerja adalah semua tentang
keterampilan praktis yang dibutuhkan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, karyawan belajar
melalui pengalaman melaksanakan kegiatan di tempat kerja.

Pelatihan di tempat kerja mengurangi waktu sebelum karyawan mulai menjalankan fungsi
pekerjaannya. Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti:

 Magang. Magang mendapatkan bimbingan, dukungan, dan pelatihan dari perusahaan


yang mempekerjakan mereka. Dan semakin banyak pengetahuan sebelumnya yang
mereka miliki tentang apa yang diperlukan oleh pekerjaan itu, semakin baik untuk
kesuksesan masa depan mereka.
 Rotasi. Rotasi pekerjaan meningkatkan motivasi, kepuasan, kerjasama, dan
komitmen karyawan terhadap perusahaan. Dengan memaparkan karyawan ke area
bisnis yang berbeda di perusahaan anda, mereka mengembangkan keterampilan yang
mungkin tidak mereka miliki dan pemahaman serta komitmen yang lebih dalam
terhadap perusahaan secara keseluruhan. Hal ini meningkatkan tingkat retensi dan
peluang karyawan anda untuk naik jabatan di departemen mereka sendiri atau di
departemen lainnya.
 Pembayangan. Karyawan baru mengamati karyawan yang ada saat mereka bekerja,
mengajukan pertanyaan, dan terkadang membantu tugas. Dengan melakukan itu,
karyawan baru mengerti bagaimana mereka harus melakukan pekerjaan mereka
sebelum mereka benar-benar harus melakukannya

7. Pelatihan Berbasis Video


Kecepatan dan efisiensi Ini adalah kata kunci yang mendorong video sebagai sarana pelatihan
karyawan. Selain itu, ini menjadi populer karena jauh lebih menarik daripada metode
pelatihan tradisional. Ini sangat menarik dan bisa menghibur juga!

Animasi meningkatkan ingatan informasi ke tingkat yang mengesankan. Video aksi langsung
sangat bagus untuk demonstrasi. Webinar dan rekaman layar dari prosedur Langkah Demi
Langkah dapat mengambil daftar sederhana dan mengubahnya menjadi panduan berbasis
cerita yang menghibur.

E. Metode Inquiry
Metode inquiry merupakan proses pelatihan memberikan tugas penelitian masalah kepada
peserta pelatihan. Peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing
kelompok mempunyai tugas khusus yang harus diselesaikan, selanjutnya mereka
mempelajari, meneliti, dan membahas tugas tersebut, selanjutnya dibuat laporan yang disusun
dengan baik dan kemudian didiskusikan secara luas sehingga diperoleh kesimpulan terakhir.

Pada metode ini menekankan pada aktivitas peserta pelatihan secara maksimal atau sebagai
subjek belajar. Metode pelatihan inquiry tidak menempatkan pelatih sebagai sumber belajar,
tetapi sebagai fasilitator dan motivator. Tujuan dari penggunaan metode inquiry ini adalah
untuk mengembangkan keterampilan berpikir sistematis, logis, dan kritis.

F. Metode Simulasi
Metode pelatihan simulasi merupakan proses penyajian pengalaman belajar dalam
menggunakan situasi simulasi untuk memahami konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Tidak semua proses pelatihan dapat dilakukan secara langsung terhadap objek yang
sebenarnya pada metode ini. Metode pelatihan ini menuntut peserta untuk memainkan peran
orang lain, atau melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya dalam situasi
baru. Melalui proses ini beserta pelatihan akan memperoleh pengalaman belajar yang
mendekati keadaan sebenarnya.

Kelebihan metode simulasi:


1. Dapat menyenangkan peserta pelatihan karena mengenal kondisi baru dan tidak
membosankan.
2. Trainer dapat mengembangkan kreativitas peserta pelatihan.
3. Eksperimen dapat dilakukan tanpa lingkungan yang sebenarnya.
4. Simulasi dapat digunakan untuk melatih peserta menghadapi kondisi sebenarnya.

Kelemahan metode simulasi:

1. Pengalaman yang didapat melalui simulasi tidak selalu akurat dan tidak sesuai
dengan realitas di lapangan.
2. Manajemen yang baik, yang digunakan sebagai alat hiburan akan berdampak pada
tujuan pelatihan menjadi terabaikan.

G. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pelatihan dengan memecahkan masalah yang dihadapi,
baik itu dua orang atau lebih yang mengutarakan argumentasinya untuk memperkuat
pendapatnya. Metode diskusi menurut Armay Arief adalah salah satu alternatif, metode yang
dapat dipakai oleh seorang pelatih dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah
berdasarkan argumentasi peserta pelatihan. Dengan metode ini akan merangsang peserta
pelatihan untuk terus-menerus memikirkan isi materi pelatihan, selama pelatih dapat
melibatkan seluruh peserta pelatihan maka metode ini mempunyai daya serap tinggi. Oleh
karena itu, metode diskusi merupakan metode pelatihan yang memungkinkan peserta
pelatihan menghadapi masalah, yang menjadi fokus diskusi bukanlah debat yang
kontroversial, tetapi berbagi pengalaman untuk mengambil keputusan bersama

H. Metode Praktik
Metode praktik merupakan aktivitas di mana peserta pelatihan mengimplementasikan
pengetahuan yang diperoleh dari proses pelatihan di bawah pengawasan trainer dalam dunia
kerja. Peserta diberikan pelatihan untuk menganalisis masalah-masalah. Setiap peserta akan
menangani tugasnya khusus dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pekerjaannya
kepada trainer. Metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan metode praktik:


1. Peserta pelatihan dapat memperagakan pengetahuannya dalam kondisi saat ini
terjadi.
2. Pelatih dapat segera memberikan saran peserta pelatihan dapat memecahkan masalah
dalam situasi nyata.
3. Pelatih dapat menentukan informasi dan keterampilan yang masih dibutuhkan oleh
peserta pelatihan.

Kekurangan metode praktik:

1. Ketidaktersediaan prasarana yang mendukung.


2. Biasanya membutuhkan biaya yang mahal
3. Tujuan praktikum tidak tercapai tanpa supervisi yang baik dari trainer.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah training and
development Artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja pendidikan yang bersumber
daya manusia yang baik dan tepat sangat perlu pelatihan dan pengembangan. Pelatihan
adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan
terorganisir sehingga tenaga kerja non manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan
teknis untuk tujuan tertentu. Pengembangan diartikan sebagai penyiapan individu untuk
memikul tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi dalam perusahaan, organisasi,
lembaga atau instansi pendidikan. Tujuan diselenggarakan pelatihan dan pengembangan
diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna
meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan digunakan sebaik-baiknya. Jika
terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, penulis mohon maaf. Jika ada kritik dan
saran yang membangun dengan senang hati penulis menerima demi kesempurnaan makalah
ini.

Anda mungkin juga menyukai