Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ETIKA PROFESI GURU


GURU DAN PELATIHAN
Dosen Pengampuh : NURHIKMAH POHAN, M.Pd

DISUSUN
O
L
E
H

FEBI TIA ANGGRIANI ( 2001060016 )

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUUM
ASAHAN – KISARAN
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “ GURU DAN PELATIHAN ” dengan tepat pada
waktunya. Sholawat berangkaikan salam mari kita hadiahkan kepada baginda kita
Nabi Muhammad SAW, yang mana denga memperbanyak sholawatnya kita
diberikan syafaatnya di yaumil masyhar kelak. Adapun tujuan dari penulis
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah ETIKA PROFESI
GURU.
Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Aek Kuasan, 23 Juni 2023

Febi Tia Anaggriani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………..……...i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………ii
BAB I ……………………………………………………………………………1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………..2
C. Tujuan Masalah ….…………………………………………………….2

BAB II ………………………………………………………………...………...3
PEMBAHASAN
A. Guru dan Pengembangan Sumber Daya Manusia …………………..3
B. Guru dan Kegiatan Pelatihan …………………………………………6
C. Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru ………………………………..9

BAB III 1…………………………………………………..……………..…….12


PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………..……..12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….……..14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sekolah merupakan sebuah organisasi yang tidak lepas dari
perkembangan yang terjadi disekitarnya. Perkembangan yang ada bukan
hanya berkaitan dengan kemajuan teknologi namun juga hal lainnya,
seperti misalnya tehnik-tehnik mengajar, kurikulum, tuntutan hasil produk
dan sebagainya. Hal-hal tersebut harus dijawab dengan peningkatan
kinerja. Organisasi pendidikan yang tidak mengikuti perkembangan jaman
dipastikan akan tertinggal perkembangannya.
Peningkatan kinerja para guru bukan hal yang akan terjadi secara
otomatis dan merata pada setiap guru. Itu harus diupayakan dengan sadar
dan sistematis (tujuan dan hasilnya jelas). Upaya tersebut antara lain
melalui pelatihan-pelatihan bagi para guru. Pelatihan (training) memegang
peran penting dalam peningkatan mutu sumber daya manusia karena
tujuan dari sebuah pelatihan adalah menjawab kebutuhan peningkatan
kemampuan kerja yang sedang dihadapi sekarang.
Sebuah sekolah mengadakan pelatihan-pelatihan bagi para guru
karena ada tuntutan baik dari dalam (internal) maupun luar (external)
sekolah. Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam identitas
sekolah sebagai lembaga (sarana) yang bertujuan mendidik manusia.
Identitas sebuah sekolah terletak pada fungsinya sebagai lembaga
pendidikan. Ia harus menjadi komunitas pembelajar yang tidak statis
melainkan dinamis. Faktor lainnya datang dari luar sekolah itu, yaitu
tuntutan masyarakat (sebagai stakeholder) akan hasil bermutu yang di
dapat dari sekolah. Masyarakat harus mendapat keuntungan (benefit) dari
institusi pendidikan, bukan hanya dalam bentuk perubahan perilaku,
pengetahuan dan keterampilan saja malainkan juga kesiapan peserta didik
dalam menghadapi jamannya.
Selain tuntutan ada juga harapan. Masyarakat berharap sekolah
menjadi institusi pendidikan yang berkualitas. Itu dapat dipahami karena
masyarakat tidak mau berinvestasi dengan sia-sia. Secara sederhana
masyarakat menilai mutu sebuah institusi pendidikan dari preastasi yang
diraihnya. Terwujudnya sekolah yang berprestasi tidak terlepas dari
kinerja guru yang berada di organisasi sekolah tersebut. Kinerja guru pada
dasarnya terlihat pada perilaku guru di dalam pekerjaannya. Untuk
meningkatkannya salah satu cara adalah dengan pelatihan (training).

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengembangan Guru dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia?
2. Bagaimana Pelatiahan Guru dan Kegiatan Pelatihan?
3. Bagaimana Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk menegtahui pengembangan guru dan pengembangan sumber
daya manusia
2. Untuk megetahui pelatihan guru dan kegiatan pelatihan
3. Untuk mengetahui pelatihan peningkatan guru.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Guru dan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Pelatihan diadakan sehubungan dengan sebab-sebab atau keadaan
tertentu yang dialami suatu organisasi. Pelatihan dapat terlaksana
disebabkan karena adanya: perubahan staf, perubahan teknologi,
perubahan pekerjaan, perubahan peraturan hukum, perkembangan
ekonomi, pola baru pekerjaan, tekanan pasar, kebijakan sosial, aspirasi
pegawai, variasi kinerja, dan kesamaan dalam kesempatan.
Pelatihan SDM berdasarkan tempat pelaksanaannya dapat
dilaksanakan pada dua tempat, yaitu: 1
1. On the job training atau pelatihan di tempat kerja.
Metode utama pelatihan di tempat kerja antara lain adalah:
a. Demonstrasi.
Dalam demonstrasi dilakukan pemberian materi dengan cara
praktek dan contoh-contoh langsung yang dilakukan oleh pemateri
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Pemberian materi pelatihan
melalui contoh dan praktek dalam demonstrasi memungkinkan
terjadinya peningkatan skill karyawan.
b. Praktek langsung.
Metode ini terutama dilakukan pada latihan yang bersifat
manajerial dan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan
profesionalitas.
c. Metode mengerjakan sendiri,
Dengan metode ini maka karyawan akan mendapatkan materi
pelatihan melakukan beberapa kesalahan yang dilakukannya
semasa pelatihan, dengan tujuan utama karyawan mampu
melakukan proses adaptasi lebih cepat terhadap pekerjaan yang
dilakukannya maupun lingkungan kerjanya. Metode ini banyak
digunakan diinstansi pemerintah atau pekerjaan-pekerjaan lain
yang bersifat administratif.
d. Rotasi kerja.
Metode pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan wawasan
karyawan akan pekerjaan-pekerjaan pada setiap divisi pekerjaan di
tempat kerjanya, dan sekaligus mengurangi kejenuhan karyawan
terhadap rutinitas kerja yang monoton.

2. Off the job training atau pelatihan di luar tempat kerja. Beberapa
metode dalam pelatihan di luar tempat kerja antara lain:

3
a. Role play atau permainan peran.

1
Ayon Triyono, Paradigma Baru: Manajemen ….., h. 76
Jenis pelatihan ini menampilkan simulasi oleh para peserta
pelatihan dengan memerankan pelaku-pelaku yang ada dalam
pekerjaan di perusahaannya.
b. Diskusi kelompok.
Jenis pelatihan ini berusaha memberikan materi-materi
melalui kegiatan diskusi, dimana peserta pelatihan terlibat dan
berkontribusi aktif dalam proses pelatihan.
c. Pusat pengembangan.
Pelatihan dengan memanfaatkan adanya pusat pengembangan
berarti karyawan mengikuti programprogram pelatihan yang
sebelumnya telah disusun dan diadakan oleh pusat-pusat
pengembangan tersebut bekerjasama dengan instasi atau
perusahaan yang membutuhkan pelatihan.
d. Ceramah.
Ceramah merupakan metode pelatihan dimana pemberian
materi bersifat searah oleh pemberi materi kepada karyawan.
Dialog dalam metode ceramah dapat dikatakan hampir tidak
diperlukan.
Selain metode-metode pelatihan tersebut, juga ada metode
pelatihan karyawan di luar tempat kerja (off the job training) lainnya,
misalnya studi kasus, permainan bisnis, pelatihan di tempat terbuka,
dinamika grup, dan belajar melalui tindakan.
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang pegawai/karyawan tidak
mungkin statis tetapi harus dinamis serta senantiasa berusaha untuk dapat
ditingkatkan prestasi/hasil kerjanya, karier serta jabatannya. Untuk itulah
kegiatan pengembangan pegawai akan terjadi baik di lingkungan pegawai
negeri maupun swasta. Meskipun seorang pegawai telah memiliki bekal
pengetahuan serta keterampilan sebagai “preservice training” namun demi
efektivitas dan efisiensi serta peningkatan produktivitas kerjanya maka
kemampuan serta keterampilannya perlu terus dikembangkan dan
ditingkatkan melalui “in service training”. 2
Program in service training dapat melingkupi berbagai kegiatan
seperti:mengadakan aplikasi kursus, ceramah-ceramah, workshop,
seminarseminar, mempelajari kurikulum, survei masyarakat, demonstrasi-
demonstrasi mengajar menurut metode-metode baru, fieldtrip, kunjungan-
kunjungan kesekolah-sekolah di luar daerah, dan persiapan-persiapan
khusus untuk tugas-tugas baru.
Jadi in service training ialah segala kegiatan yang diberikan dan
diterima oleh para petugas pendidikan (pengawas, kepala sekolah, pemilik
sekolah, guru dan sebagainya) yang bertujuan untuk menambah dan
mempertinggi mutu pengetahuan, kecakapan dan pengalaman guru-guru
dalam menjalankan tugas kewajibannya.
4

2
Nur Hamiyah & Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen ….., h. 73.
Ada tiga aspek penting yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam
mengembangkan tenaga di sekolah, yaitu:

1. Peningkatan profesionalisme
Peningkatan kemampuan guru dan staf administrasi dapat
dilakukan melalui:
a. Mengikutsertakan guru/staf pada pelatihan yang sesuai.
Jika perlu sekolah mengadakan pelatihan di tempat (in
house training) dengan mengundang pelatih dari luar.
Guru/staf yang selesai mengikuti pelatihan harus
menularkan pengetahuannya kepada guru/staf yang lain.
b. Sekolah perlu menyediakan buku atau referensi yang
memadai bagi guru/staf.
c. Mendorong dan memfasilitasi guru/staf untuk melakukan
tutorial sebaya, misalnya melalui kegiatan MGMP untuk
guru mata pelajaran dan MGBK untuk guru Bimbingan
Konseling. Kepala sekolah juga perlu mendorong
pertemuan berkala antar guru mata pelajaran sejenis di
sekolah.
2. Pembinaan karier Untuk pembinaan karier guru dan staf
administrasi kepala sekolah harus membantu mendorong dan
memfasilitasi agar mereka dapat meningkatkan kariernya.
Beberapa langkah perlu dilakukan kepala sekolah yaitu:
1) Mengaitkan prestasi guru dan staf dengan peningkatan
jabatan, baik struktural maupun fungsional.
2) Mengingat jabatan fungsional guru terkait erat dengan
peningkatan penilaian angka kredit (PAK) kepala
sekolah harus membantu agar PAK berjalan lancar.
3) Jika sekolah sendiri tidak ada formasi jabatan struktural
yang kosong, kepala sekolah perlu membantu guru dan
staf administrasi yang berprestasi untuk dipromosikan ke
sekolah lain atau ke tingkat lebih tinggi.
3. Supervisi (pengawasan) Pengawasan (supervisi) adalah proses
kegiatan pimpinan untuk memastikan dan menjamin bahwa tujuan
dan sasaran serta tugas-tugas organisasi akan dan telah terlaksana
dengan baik sesuai dengan rencana, kebijakan instruksi dan
ketentuan yang telah ditetapkan (Pedoman Pengawasan
Depdikbud 1995).
Pengawasan yaitu membandingkan pelaksanaan dengan
rencana dan mengoreksinya apabila terjadi penyimpangan atau
kalau perlu menyesuaikan kembali rencana yang telah dibuat.
Pengawasan dari dalam yaitu pengawasan yang dilakukan oleh
pimpinan unit kerja sebagai akibat dari konsekuensi jabatannya,
misalnya kepala sekolah mengawasi guru-guru.

5
Dengan demikian pengawasan dimaksudkan bukan
merupakan kegiatan mencari kesalahan personil sekolah dalam
bekerja untuk dijatuhi sanksi atau hukuman sebagai perwujudan
pengawasan yang bersifat kuratif, akan tetapi pengawasan yang
dimaksudkan di sini adalah pengawasan yang difokuskan pada
usaha mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan
dengan memberi bimbingan, petunjuk dan pengarahan sebelum
kesalaahan itu bertambah berat dan sulit diperbaiki.

B. Guru dan Kegiatan Pelatihan


Dalam melakukan kegiatan belajar dan mengajar, seorang guru
mempunyai peran untuk menciptakan suasana belajar yang baik dan juga
efektif. Walaupun terdengar sangat mudah, tetapi pelaksanaannya tidaklah
mudah. Guru harus banyak belajar dan mengikuti pelatihan guru
profesional.

Pelatihan untuk guru bertujuan agar para pendidik memiliki


kemampuan profesional dan dapat memaksimalkan proses pembelajaran di
dalam kelas. Pelatihan guru cukup banyak macamnya, seperti teknik
merencanakan pembelajaran, cara meningkatkan pembelajaran agar lebih
efektif, dan masih banyak lagi.
Pelatihan untuk Guru :
Ada berbagai macam pelatihan yang bisa didapatkan oleh seorang
guru, diantaranya sebagai berikut;3
1. Public Speaking
Pelatihan guru yang pertama adalah public speaking. Public
speaking bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan menjaga
motivasi belajar dari siswa. Sebagian besar guru mengalami
kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran karena terlalu
serius dan menekankan pemahaman siswa.
Guru yang seperti ini, dapat membuat siswa mengalami
kejenuhan ketika proses pembelajaran berlangsung dan motivasi
siswa bisa saja menurun.
Melalui public speaking, guru dapat membuat kelas
menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Sehingga motivasi
siswa untuk belajar menjadi lebih baik karena cara menyampaikan
pelajaran mudah mereka mengerti.

3
Fajar Tri contoh-pelatihan-guru-untuk-meningkatkan-pembelajaran-agar-lebih-efekti hal.62
Guru harus bisa memberikan penekanan pada manfaat
materi pelajaran yang disampaikan. Hal ini sangatlah berguna
untuk membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk belajar.
Seorang guru harus mampu mengoptimalkan public
speaking, menjadi teman diskusi yang baik untuk siswa bukan
hanya mendoktrin saja. Guru harus membiasakan siswa untuk
berbicara dan memulai diskusi. Selain itu, guru bisa memberikan
contoh yang mudah untuk dimengerti oleh siswa.
2. Pengembangan e-Modul
Dalam pelatihan guru ini, seorang guru dituntut untuk
kreatif dan inovatif serta dapat mengembangkan modul
pembelajaran ke dalam bentuk elektronik atau e-modul.
Modul menjadi salah satu sumber pembelajaran secara
mandiri bagi siswa. Modul juga dapat digunakan di komputer,
laptop, dan smartphone. Siswa pun semakin mudah untuk
mengakses dan belajar dimana saja dan kapan saja.
3. Koperasi dan Kewirausahaan
Pelatihan guru tentang koperasi dan kewirausahaan
meliputi pengertian koperasi secara umum, memanfaatkan koperasi
sekolah untuk belajar siswa, peluang bagi siswa untuk menjadi
wirausaha, dan menjelaskan tentang peran guru dalam melakukan
pembinaan koperasi sekolah.
Pelatihan ini dapat dilakukan dengan melakukan diskusi
secara terbuka dan berbagi pengalaman dengan suasana yang akrab
dan menyenangkan.
4. Bidang Kepemimpinan
Pelatihan bidang kepemimpinan memiliki fokus untuk
meningkatkan kualitas guru dalam memimpin atau leadership.
Pelatihan ini menekankan pada aspek memimpin yaitu mendorong
terjadinya akselerasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Pelatihan bidang kepemimpinan ini mengutamakan
pembelajaran siswa dengan metode student centered learning, yaitu
dengan menggabungkan aspek memimpin dalam proses
pembelajaran di sekolah agar lebih efektif.
Dalam hal ini, diharapkan guru dapat memberikan ilmu
yang dimiliki kepada rekan lainnya. Setelah kembali ke sekolah,
guru dapat menerapkan ilmu yang diterima selama pelatihan

7.
5. Ice Breaking Pembelajaran
Ice breaker ini menjadi salah satu teknik yang digunakan
dalam seminar, pertemuan, KBM, dan pelatihan untuk
memecahkan kejenuhan peserta selama kegiatan. Setelah ice
breaking, peserta akan menjadi lebih berkonsentrasi dan merasa
lebih segar. Hal ini dapat diterapkan dalam oleh guru dalam proses
pembelajaran di dalam kelas.
Ice breaking bertujuan untuk mengarahkan otak, membuat
suasana belajar menjadi semakin santai dan menyenangkan, serta
menjaga kondisi pikiran siswa agar tetap stabil.
Manfaat ice breaking yaitu penyampaian dan penyerapan
materi pembelajaran menjadi lebih optimal, menumbuhkan
motivasi, dan menguatkan hubungan antara guru dan siswa dalam
proses belajar.
Macam-macam ice breaking ada banyak, misalnya kegiatan
bernyanyi, senam, tebak kata, tepuk tangan, teka-teki, dan masih
banyak lagi. Selain itu bisa dengan membuat kegiatan secara
berkelompok atau games yang dapat membangkitkan semangat
belajar siswa.
6. Pendidikan Lingkungan Hidup
Pelatihan guru berupa pendidikan lingkungan hidup
bertujuan untuk meningkatkan peran guru dalam proses pendidikan
lingkungan hidup di Indonesia.
Selain itu, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang konsep pendidikan lingkungan hidup yang
akan digunakan sebagai sarana dan dialog untuk guru,
bersilaturahmi, berkomunikasi dan memperhatikan pendidikan
lingkungan hidup.
Materi pelatihannya berupa masalah yang berkaitan dengan
pendidikan, perkembangan, dan pelaksanaan tentang lingkungan
hidup yang ada di Indonesia, serta masa depan dan tren masa depan
dalam pendidikan lingkungan hidup di Indonesia.
7. Profesionalisme Guru
Pelatihan guru yang berkaitan dengan profesionalisme,
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan seorang
guru, memberikan pelatihan, serta membantu dalam melaksanakan
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) di kelas atau sekolah. Nantinya
akan mengarahkan guru untuk membuat karya tulis ilmiah
berdasarkan PTK yang sudah dilakukan.
8
Pelatihan ini dapat menjadi fasilitator untuk membantu para
guru dalam memahami PTK, serta membimbing guru agar hasil
pelatihan dapat bermanfaat untuk sekolah.
8. Pelatihan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum merupakan proses penyusunan
atau perencanaan kurikulum dan kegiatan yang akan digunakan
sebagai materi bahan ajar dan acuan untuk melaksanakan tujuan
pendidikan. Keterampilan ini harus dimiliki oleh seorang guru agar
dapat merencanakan proses pembelajaran dengan baik di kelas.
9. Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar dapat berjalan efektif jika guru bisa
memilih dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
Media pembelajaran yang tepat dapat membuat siswa memahami
materi yang disampaikan oleh guru dengan baik. Untuk itu,
pelatihan guru dalam membuat media pembelajaran kreatif perlu
untuk dimaksimalkan.

C. Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru


Pendidikan yang berkualitas tentu dimulai dari tenaga pendidik
yang berkualitas pula. Beberapa peningkatan kualitas guru dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Mulai dari teknik recruitmen sampai sebelum terjun
menjadi seorang guru yaitu berpendidikan guru, baik jenjang S1 maupun
tingkat Profesor. Guru yang profesional dan berkualitas maka akan lebih
menghaslkan siswa yang berkualitas pula.
Oleh sebab itu, guru harus memiliki kualitas baik yang meningkat
dari waktu ke waktu. Terlebih dalam masa wabah seperti saat ini, yang
mana sistim pendidikan telah sangat berubah dari biasanya dari offline
beralih pada online walaupun sekarang sudah bisa offline tetap saja
kebiasaan belajar mengajar secara online masih bisa efektif digunakan.
Maka dari itu, peningkatan kinerja guru terus dilakukan oleh
pemerintah dengan berbagai upaya, baik melalui program sertifikasi guru,
melakukan pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan
kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran,
pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan
Adapun untuk menjadi guru yang berkualitas tentu membutuhkan
ketelitian yang tepat dalam memilih calon guru tersebut, atau
meningkatkan kualitas guru yang sudah mengabdi sebagi guru, berikut
cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas yang lebih
profesional, di antaranya: 4

4
https://stekom.ac.id/artikel/5-cara-meningkatkan-kualitas-guru
1. Melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi
Tidak bisa dimungkiri jika semakin tinggi jenjang pendidikan
juga akan menghasilkan kualitas guru yang lebih baik. Jenjang yang
lebih tinggi bukan hanya sekadar mampu melakukan penambahan
gelar di belakang nama saja namun bisa terimplementasikan pada
prestasi-prestasi yang dimiliki.
Dengan pendidikan yang lebih tinggi, ilmu yang akan
didapatkan akan lebih banyak lagi. Pemahaman lebih dalam dan
mampu merealisasikan kebutuhan pengajaran di era modern. Selain
salah satu sebagai cara upgrading ilmu baru dengan melanjutkan
jenjang lebih tinggi maka akan lebih mudah untuk menghasilkan ilmu
baru.

2. Mengikuti pelatihan yang menunjang kualitas guru


Dengan cara mengikuti seminar dan pelatihan penunjang guru
berkualitas maka akan ada perubahan yang terjadi dalam sistem dan
metode belajar siswa yang akan di ajarkan. Selain menambah skill dan
kemampuan yang belum pernah dilakukan guru juga dapat mengexplor
dirinya lebih berkembang lagi terhadap dunia luar. Kemampuan-
kemampuan yang baru akan terus berkembang ketika selalu mengikuti
pelatihan-pelatihan yang dilakukan.

3. Aktif melakukan penelitian


Menulis merupakan salah satu yang tidak mudah dilakukan
oleh sebagian orang, karena menulis hanya mampu dilakukan oleh
orang yang memiliki keinginan saja. Karya tulis ilmiah merupakan
salah satu penunjang dalam meningkatkan kualitas guru yang
berkompeten dalam bidangnya. Dengan selalu melakukan penelitian
guru akan lebih memilki daya pikir dan analisis yang baik.
Kemampuan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengajar
siswa yang memiliki daya nalar dan keinginan yang lebih dalam
terhadap sesuatu hal. Karya tulis juga menjadi salah satu penilaian bagi
guru yang akan menginginkan jabatan yang lebih tinggi, semakin
banyak meng-upload tulisan dalam portal jurnal-jurnal nasional
maupun internasional maka akan lebih mudah terpilih sebagai guru
yang berprestasi.

4. Menciptakan budaya organisasi pembelajaran


Artinya, menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas
pembelajaran, dengan begitu dapat meningkatkan kualitas mengajar
seorang guru di dalam kelas. Ada beberapa bentuk organisasi
pembelajarn yang baik diantaranya yaitu,

10
memecahkan permasalahan yang sistematis, eksperimentasi program
perbaikan secara terus-menerus, melajar dari pengalaman masa
lalubelajar dari orang lain, mentransfer pengetahuan dengan cepat dan
efisien di seluruh organisasi

5. Gerakan Guru Membaca ( G2M )


Guru hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya
membaca untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. Guru
harus lebih serba tahu dibandingkan peserta didik. Untuk itu perlu
digalakkan Gerakan Guru Membaca. Dalam hal ini guru bisa
memanfaatkan buku-buku atau media masa yang tersedia di
perpustakaan, sekolah ataupun toko buku, atau bisa juga dengan
mengakses internet tentang hal-hal yang berhubungan dengan
spesialisasinya ataupun pengetahuan umum yang dapat menambah
wawasannya.
Lima cara ini bisa diterapkan untuk menunjang kualitas guru
yang lebih baik dan profesional dalam mengajar kepada anak didik di
sekolah, serta mampu merespon segala bentuk keresahan dalam
lingkungan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelatihan SDM berdasarkan tempat pelaksanaannya dapat
dilaksanakan pada dua tempat, yaitu:
1. On the job training atau pelatihan di tempat kerja.
Metode utama pelatihan di tempat kerja antara lain adalah:
a. Demonstrasi.
b. Praktek langsung.
c. Metode mengerjakan sendiri,
d. Rotasi kerja.

2. Off the job training atau pelatihan di luar tempat kerja. Beberapa
metode dalam pelatihan di luar tempat kerja antara lain:
a. Role play atau permainan peran.
b. Diskusi kelompok.
c. Pusat pengembangan.
d. Ceramah.
Ada tiga aspek penting yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam
mengembangkan tenaga di sekolah, yaitu:
1. Peningkatan profesionalisme
Peningkatan kemampuan guru dan staf administrasi dapat
dilakukan melalui:
a. Mengikutsertakan guru/staf pada pelatihan yang sesuai.
Jika perlu sekolah mengadakan pelatihan di tempat (in
house training) dengan mengundang pelatih dari luar.
Guru/staf yang selesai mengikuti pelatihan harus
menularkan pengetahuannya kepada guru/staf yang lain.
b. Sekolah perlu menyediakan buku atau referensi yang
memadai bagi guru/staf.
c. Mendorong dan memfasilitasi guru/staf untuk melakukan
tutorial sebaya, misalnya melalui kegiatan MGMP untuk
guru mata pelajaran dan MGBK untuk guru Bimbingan
Konseling. Kepala sekolah juga perlu mendorong
pertemuan berkala antar guru mata pelajaran sejenis di
sekolah.
2. Pembinaan karier Untuk pembinaan karier guru dan staf administrasi
kepala sekolah harus membantu mendorong dan memfasilitasi agar
mereka dapat meningkatkan kariernya. Mengingat jabatan fungsional
guru terkait erat dengan peningkatan penilaian angka kredit (PAK)
kepala sekolah harus membantu agar PAK berjalan lancar.

12
3. Supervisi (pengawasan) Pengawasan (supervisi) adalah proses
kegiatan pimpinan untuk memastikan dan menjamin bahwa tujuan dan
sasaran serta tugas-tugas organisasi akan dan telah terlaksana dengan
baik sesuai dengan rencana, kebijakan instruksi dan ketentuan yang
telah ditetapkan (Pedoman Pengawasan Depdikbud 1995).

Pelatihan untuk Guru :


Ada berbagai macam pelatihan yang bisa didapatkan oleh seorang
guru, diantaranya sebagai berikut;5
1. Public Speaking
2. Pengembangan e-Modul
3. Koperasi dan Kewirausahaan
4. Bidang Kepemimpinan
5. Ice Breaking Pembelajaran
6. Pendidikan Lingkungan Hidup
7. Profesionalisme Guru
8. Pelatihan Pengembangan Kurikulum
9. Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran
Adapun untuk menjadi guru yang berkualitas tentu membutuhkan
ketelitian yang tepat dalam memilih calon guru tersebut, atau
meningkatkan kualitas guru yang sudah mengabdi sebagi guru, berikut
cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas yang lebih
profesional, di antaranya:
1. Melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi
2. Mengikuti pelatihan yang menunjang kualitas guru
3. Aktif melakukan penelitian
4. Menciptakan budaya organisasi pembelajaran
5. Gerakan Guru Membaca ( G2M )

13
DAFTAR PUSTAKA

Ayon Triyono, Paradigma Baru: Manajemen

Nur Hamiyah & Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen

Fajar Tri contoh-pelatihan-guru-untuk-meningkatkan-pembelajaran-agar-lebih-efekti hal.

https://stekom.ac.id/artikel/5-cara-meningkatkan-kualitas-guru

14

Anda mungkin juga menyukai