DISUSUN
O
L
E
H
i
DAFTAR ISI
BAB II ………………………………………………………………...………...3
PEMBAHASAN
A. Guru dan Pengembangan Sumber Daya Manusia …………………..3
B. Guru dan Kegiatan Pelatihan …………………………………………6
C. Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru ………………………………..9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengembangan Guru dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia?
2. Bagaimana Pelatiahan Guru dan Kegiatan Pelatihan?
3. Bagaimana Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk menegtahui pengembangan guru dan pengembangan sumber
daya manusia
2. Untuk megetahui pelatihan guru dan kegiatan pelatihan
3. Untuk mengetahui pelatihan peningkatan guru.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Off the job training atau pelatihan di luar tempat kerja. Beberapa
metode dalam pelatihan di luar tempat kerja antara lain:
3
a. Role play atau permainan peran.
1
Ayon Triyono, Paradigma Baru: Manajemen ….., h. 76
Jenis pelatihan ini menampilkan simulasi oleh para peserta
pelatihan dengan memerankan pelaku-pelaku yang ada dalam
pekerjaan di perusahaannya.
b. Diskusi kelompok.
Jenis pelatihan ini berusaha memberikan materi-materi
melalui kegiatan diskusi, dimana peserta pelatihan terlibat dan
berkontribusi aktif dalam proses pelatihan.
c. Pusat pengembangan.
Pelatihan dengan memanfaatkan adanya pusat pengembangan
berarti karyawan mengikuti programprogram pelatihan yang
sebelumnya telah disusun dan diadakan oleh pusat-pusat
pengembangan tersebut bekerjasama dengan instasi atau
perusahaan yang membutuhkan pelatihan.
d. Ceramah.
Ceramah merupakan metode pelatihan dimana pemberian
materi bersifat searah oleh pemberi materi kepada karyawan.
Dialog dalam metode ceramah dapat dikatakan hampir tidak
diperlukan.
Selain metode-metode pelatihan tersebut, juga ada metode
pelatihan karyawan di luar tempat kerja (off the job training) lainnya,
misalnya studi kasus, permainan bisnis, pelatihan di tempat terbuka,
dinamika grup, dan belajar melalui tindakan.
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang pegawai/karyawan tidak
mungkin statis tetapi harus dinamis serta senantiasa berusaha untuk dapat
ditingkatkan prestasi/hasil kerjanya, karier serta jabatannya. Untuk itulah
kegiatan pengembangan pegawai akan terjadi baik di lingkungan pegawai
negeri maupun swasta. Meskipun seorang pegawai telah memiliki bekal
pengetahuan serta keterampilan sebagai “preservice training” namun demi
efektivitas dan efisiensi serta peningkatan produktivitas kerjanya maka
kemampuan serta keterampilannya perlu terus dikembangkan dan
ditingkatkan melalui “in service training”. 2
Program in service training dapat melingkupi berbagai kegiatan
seperti:mengadakan aplikasi kursus, ceramah-ceramah, workshop,
seminarseminar, mempelajari kurikulum, survei masyarakat, demonstrasi-
demonstrasi mengajar menurut metode-metode baru, fieldtrip, kunjungan-
kunjungan kesekolah-sekolah di luar daerah, dan persiapan-persiapan
khusus untuk tugas-tugas baru.
Jadi in service training ialah segala kegiatan yang diberikan dan
diterima oleh para petugas pendidikan (pengawas, kepala sekolah, pemilik
sekolah, guru dan sebagainya) yang bertujuan untuk menambah dan
mempertinggi mutu pengetahuan, kecakapan dan pengalaman guru-guru
dalam menjalankan tugas kewajibannya.
4
2
Nur Hamiyah & Mohammad Jauhar, Pengantar Manajemen ….., h. 73.
Ada tiga aspek penting yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam
mengembangkan tenaga di sekolah, yaitu:
1. Peningkatan profesionalisme
Peningkatan kemampuan guru dan staf administrasi dapat
dilakukan melalui:
a. Mengikutsertakan guru/staf pada pelatihan yang sesuai.
Jika perlu sekolah mengadakan pelatihan di tempat (in
house training) dengan mengundang pelatih dari luar.
Guru/staf yang selesai mengikuti pelatihan harus
menularkan pengetahuannya kepada guru/staf yang lain.
b. Sekolah perlu menyediakan buku atau referensi yang
memadai bagi guru/staf.
c. Mendorong dan memfasilitasi guru/staf untuk melakukan
tutorial sebaya, misalnya melalui kegiatan MGMP untuk
guru mata pelajaran dan MGBK untuk guru Bimbingan
Konseling. Kepala sekolah juga perlu mendorong
pertemuan berkala antar guru mata pelajaran sejenis di
sekolah.
2. Pembinaan karier Untuk pembinaan karier guru dan staf
administrasi kepala sekolah harus membantu mendorong dan
memfasilitasi agar mereka dapat meningkatkan kariernya.
Beberapa langkah perlu dilakukan kepala sekolah yaitu:
1) Mengaitkan prestasi guru dan staf dengan peningkatan
jabatan, baik struktural maupun fungsional.
2) Mengingat jabatan fungsional guru terkait erat dengan
peningkatan penilaian angka kredit (PAK) kepala
sekolah harus membantu agar PAK berjalan lancar.
3) Jika sekolah sendiri tidak ada formasi jabatan struktural
yang kosong, kepala sekolah perlu membantu guru dan
staf administrasi yang berprestasi untuk dipromosikan ke
sekolah lain atau ke tingkat lebih tinggi.
3. Supervisi (pengawasan) Pengawasan (supervisi) adalah proses
kegiatan pimpinan untuk memastikan dan menjamin bahwa tujuan
dan sasaran serta tugas-tugas organisasi akan dan telah terlaksana
dengan baik sesuai dengan rencana, kebijakan instruksi dan
ketentuan yang telah ditetapkan (Pedoman Pengawasan
Depdikbud 1995).
Pengawasan yaitu membandingkan pelaksanaan dengan
rencana dan mengoreksinya apabila terjadi penyimpangan atau
kalau perlu menyesuaikan kembali rencana yang telah dibuat.
Pengawasan dari dalam yaitu pengawasan yang dilakukan oleh
pimpinan unit kerja sebagai akibat dari konsekuensi jabatannya,
misalnya kepala sekolah mengawasi guru-guru.
5
Dengan demikian pengawasan dimaksudkan bukan
merupakan kegiatan mencari kesalahan personil sekolah dalam
bekerja untuk dijatuhi sanksi atau hukuman sebagai perwujudan
pengawasan yang bersifat kuratif, akan tetapi pengawasan yang
dimaksudkan di sini adalah pengawasan yang difokuskan pada
usaha mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan
dengan memberi bimbingan, petunjuk dan pengarahan sebelum
kesalaahan itu bertambah berat dan sulit diperbaiki.
3
Fajar Tri contoh-pelatihan-guru-untuk-meningkatkan-pembelajaran-agar-lebih-efekti hal.62
Guru harus bisa memberikan penekanan pada manfaat
materi pelajaran yang disampaikan. Hal ini sangatlah berguna
untuk membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk belajar.
Seorang guru harus mampu mengoptimalkan public
speaking, menjadi teman diskusi yang baik untuk siswa bukan
hanya mendoktrin saja. Guru harus membiasakan siswa untuk
berbicara dan memulai diskusi. Selain itu, guru bisa memberikan
contoh yang mudah untuk dimengerti oleh siswa.
2. Pengembangan e-Modul
Dalam pelatihan guru ini, seorang guru dituntut untuk
kreatif dan inovatif serta dapat mengembangkan modul
pembelajaran ke dalam bentuk elektronik atau e-modul.
Modul menjadi salah satu sumber pembelajaran secara
mandiri bagi siswa. Modul juga dapat digunakan di komputer,
laptop, dan smartphone. Siswa pun semakin mudah untuk
mengakses dan belajar dimana saja dan kapan saja.
3. Koperasi dan Kewirausahaan
Pelatihan guru tentang koperasi dan kewirausahaan
meliputi pengertian koperasi secara umum, memanfaatkan koperasi
sekolah untuk belajar siswa, peluang bagi siswa untuk menjadi
wirausaha, dan menjelaskan tentang peran guru dalam melakukan
pembinaan koperasi sekolah.
Pelatihan ini dapat dilakukan dengan melakukan diskusi
secara terbuka dan berbagi pengalaman dengan suasana yang akrab
dan menyenangkan.
4. Bidang Kepemimpinan
Pelatihan bidang kepemimpinan memiliki fokus untuk
meningkatkan kualitas guru dalam memimpin atau leadership.
Pelatihan ini menekankan pada aspek memimpin yaitu mendorong
terjadinya akselerasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Pelatihan bidang kepemimpinan ini mengutamakan
pembelajaran siswa dengan metode student centered learning, yaitu
dengan menggabungkan aspek memimpin dalam proses
pembelajaran di sekolah agar lebih efektif.
Dalam hal ini, diharapkan guru dapat memberikan ilmu
yang dimiliki kepada rekan lainnya. Setelah kembali ke sekolah,
guru dapat menerapkan ilmu yang diterima selama pelatihan
7.
5. Ice Breaking Pembelajaran
Ice breaker ini menjadi salah satu teknik yang digunakan
dalam seminar, pertemuan, KBM, dan pelatihan untuk
memecahkan kejenuhan peserta selama kegiatan. Setelah ice
breaking, peserta akan menjadi lebih berkonsentrasi dan merasa
lebih segar. Hal ini dapat diterapkan dalam oleh guru dalam proses
pembelajaran di dalam kelas.
Ice breaking bertujuan untuk mengarahkan otak, membuat
suasana belajar menjadi semakin santai dan menyenangkan, serta
menjaga kondisi pikiran siswa agar tetap stabil.
Manfaat ice breaking yaitu penyampaian dan penyerapan
materi pembelajaran menjadi lebih optimal, menumbuhkan
motivasi, dan menguatkan hubungan antara guru dan siswa dalam
proses belajar.
Macam-macam ice breaking ada banyak, misalnya kegiatan
bernyanyi, senam, tebak kata, tepuk tangan, teka-teki, dan masih
banyak lagi. Selain itu bisa dengan membuat kegiatan secara
berkelompok atau games yang dapat membangkitkan semangat
belajar siswa.
6. Pendidikan Lingkungan Hidup
Pelatihan guru berupa pendidikan lingkungan hidup
bertujuan untuk meningkatkan peran guru dalam proses pendidikan
lingkungan hidup di Indonesia.
Selain itu, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang konsep pendidikan lingkungan hidup yang
akan digunakan sebagai sarana dan dialog untuk guru,
bersilaturahmi, berkomunikasi dan memperhatikan pendidikan
lingkungan hidup.
Materi pelatihannya berupa masalah yang berkaitan dengan
pendidikan, perkembangan, dan pelaksanaan tentang lingkungan
hidup yang ada di Indonesia, serta masa depan dan tren masa depan
dalam pendidikan lingkungan hidup di Indonesia.
7. Profesionalisme Guru
Pelatihan guru yang berkaitan dengan profesionalisme,
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan seorang
guru, memberikan pelatihan, serta membantu dalam melaksanakan
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) di kelas atau sekolah. Nantinya
akan mengarahkan guru untuk membuat karya tulis ilmiah
berdasarkan PTK yang sudah dilakukan.
8
Pelatihan ini dapat menjadi fasilitator untuk membantu para
guru dalam memahami PTK, serta membimbing guru agar hasil
pelatihan dapat bermanfaat untuk sekolah.
8. Pelatihan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum merupakan proses penyusunan
atau perencanaan kurikulum dan kegiatan yang akan digunakan
sebagai materi bahan ajar dan acuan untuk melaksanakan tujuan
pendidikan. Keterampilan ini harus dimiliki oleh seorang guru agar
dapat merencanakan proses pembelajaran dengan baik di kelas.
9. Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar dapat berjalan efektif jika guru bisa
memilih dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai.
Media pembelajaran yang tepat dapat membuat siswa memahami
materi yang disampaikan oleh guru dengan baik. Untuk itu,
pelatihan guru dalam membuat media pembelajaran kreatif perlu
untuk dimaksimalkan.
4
https://stekom.ac.id/artikel/5-cara-meningkatkan-kualitas-guru
1. Melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi
Tidak bisa dimungkiri jika semakin tinggi jenjang pendidikan
juga akan menghasilkan kualitas guru yang lebih baik. Jenjang yang
lebih tinggi bukan hanya sekadar mampu melakukan penambahan
gelar di belakang nama saja namun bisa terimplementasikan pada
prestasi-prestasi yang dimiliki.
Dengan pendidikan yang lebih tinggi, ilmu yang akan
didapatkan akan lebih banyak lagi. Pemahaman lebih dalam dan
mampu merealisasikan kebutuhan pengajaran di era modern. Selain
salah satu sebagai cara upgrading ilmu baru dengan melanjutkan
jenjang lebih tinggi maka akan lebih mudah untuk menghasilkan ilmu
baru.
10
memecahkan permasalahan yang sistematis, eksperimentasi program
perbaikan secara terus-menerus, melajar dari pengalaman masa
lalubelajar dari orang lain, mentransfer pengetahuan dengan cepat dan
efisien di seluruh organisasi
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelatihan SDM berdasarkan tempat pelaksanaannya dapat
dilaksanakan pada dua tempat, yaitu:
1. On the job training atau pelatihan di tempat kerja.
Metode utama pelatihan di tempat kerja antara lain adalah:
a. Demonstrasi.
b. Praktek langsung.
c. Metode mengerjakan sendiri,
d. Rotasi kerja.
2. Off the job training atau pelatihan di luar tempat kerja. Beberapa
metode dalam pelatihan di luar tempat kerja antara lain:
a. Role play atau permainan peran.
b. Diskusi kelompok.
c. Pusat pengembangan.
d. Ceramah.
Ada tiga aspek penting yang perlu dilakukan kepala sekolah dalam
mengembangkan tenaga di sekolah, yaitu:
1. Peningkatan profesionalisme
Peningkatan kemampuan guru dan staf administrasi dapat
dilakukan melalui:
a. Mengikutsertakan guru/staf pada pelatihan yang sesuai.
Jika perlu sekolah mengadakan pelatihan di tempat (in
house training) dengan mengundang pelatih dari luar.
Guru/staf yang selesai mengikuti pelatihan harus
menularkan pengetahuannya kepada guru/staf yang lain.
b. Sekolah perlu menyediakan buku atau referensi yang
memadai bagi guru/staf.
c. Mendorong dan memfasilitasi guru/staf untuk melakukan
tutorial sebaya, misalnya melalui kegiatan MGMP untuk
guru mata pelajaran dan MGBK untuk guru Bimbingan
Konseling. Kepala sekolah juga perlu mendorong
pertemuan berkala antar guru mata pelajaran sejenis di
sekolah.
2. Pembinaan karier Untuk pembinaan karier guru dan staf administrasi
kepala sekolah harus membantu mendorong dan memfasilitasi agar
mereka dapat meningkatkan kariernya. Mengingat jabatan fungsional
guru terkait erat dengan peningkatan penilaian angka kredit (PAK)
kepala sekolah harus membantu agar PAK berjalan lancar.
12
3. Supervisi (pengawasan) Pengawasan (supervisi) adalah proses
kegiatan pimpinan untuk memastikan dan menjamin bahwa tujuan dan
sasaran serta tugas-tugas organisasi akan dan telah terlaksana dengan
baik sesuai dengan rencana, kebijakan instruksi dan ketentuan yang
telah ditetapkan (Pedoman Pengawasan Depdikbud 1995).
13
DAFTAR PUSTAKA
https://stekom.ac.id/artikel/5-cara-meningkatkan-kualitas-guru
14