Anda di halaman 1dari 7

TUGAS V

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

DOSEN PENGAMPU : H. Dr. M. NUSYIRWAN HARAHAP SE, MM, M.Pd

OLEH:

WILLY FIRMADIAN

NIM: 2043210094

ANGKATAN 43 A

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

KEUANGAN PERBANKAN PEMBANGUNAN

PADANG

2020
TUGAS KE LIMA
STIE KBP PADANG
KELAS 43A
MAGISTER MANAJEMEN
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Dosen : H. Dr. M. Nusyirwan Harahap SE, MM, M.Pd

1. Kalau anda menjadi Pemimpin di tempat anda bekerja sekarang ini, Menurut pendapat anda
program Pengembangan, Pelatihan dan Promosi Jabatan yang bagaimana yang akan anda
terapkan.
Jawaban :
Kompetensi pegawai erat kaitannya dengan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan
berperan membangun manusia sebagai agen transformasi social ekonomi. Pembangunan juga
memerlukan keterampilan untuk menggunakan teknologi maju, sehingga dapat dikatakan
bahwa pendidikan merupakan wadah perubahan social budaya. Pelatihan merupakan proses
mengajarkan keahlian dan memberikan pengetahuan yang perlu, serta sikap agar karyawan
dapat melaksanakan tanggung jawabnya sesuai standar. Pelatihan juga bagian dari investasi
sumber daya manusia untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja karna dengan
demikian dapat meningkatan kinerja pegawai.
Untuk menghasilkan hasil kerja yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor pendidikan, pelatihan dan promosi jabatan. Berdasarkan 7 metode program pelatihan
pengembangan SDM yang antaranya on the job training, vestibule, apprenticeship, role
playing, simulations, programmed instruction dan discussion, menurut saya program
pelatihan dan promosi jabatan yang tepat adalah on the job training (pelatihan di tempat
kerja). Prosedur on the job training bersifat informal, observasi sederhana, praktis dan mudah.
Sehingga hampir 90 persen dari pengetahuan pekerjaan di peroleh melalui metode on the job
training
Pegawai mempelajari pekerjaannya dengan mengamati prilaku pekerja lain yang sedang
bekerja. Pegawai senior memberikan contoh cara mengerjakan pekerjaan dan trainer baru
memperlihatkannya. Metode on the job training menurut saya sangat tepat dan cocok untuk
mengajarkan pengetahuan dan dapat dipelajari dalam beberapa hari atau beberapa minggu.
Manfaat dari metode on the job training adalah peserta belajar dengan perlengkapan yang
nyata dan dalam lingkungan pekerjaan yang jelas. On the job training dibagi dalam beberapa
metode yaitu :
a. Rotasi Jabatan
Rotasi jabatan memberikan kepada karyawan pengetahuan tentang bagian-bagian
organisasi yang berbeda dan praktek berbagai macam keterampilan manajerial.
b. Pelatihan Instruksi Pekerjaan
Petunjuk-petunjuk pekerjaan diberikan secara langsung pada pekerjaan dan digunakan
terutama untuk melatih para karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan mereka
sekarang.
c. Magang
Magang merupakan proses belajar dari seorang atau beberapa orang yang berpengalaman,
asistensi dan Internship adalah bentuk lain program magang.
d. Coaching
Atasan memberikan bimbingan dan arahan kepada karyawan dalam pelaksanaan kerja
rutin mereka.
e. Penugasan Sementara
Penempatan karyawan pada posisi manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk
jangka waktu yang ditetapkan, karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah-masalah organisasional nyata.
Metode off the job training juga merupakan program pengembangan, pelatihan dan
promosi jabatan yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan SDM. Off the job training
adalah metode yang pelaksanaannya dilakukan diluar tempat kerja. Metode ini terbagi dua,
yaitu simulasi dan presentasi informasi.
a. Metode Simulasi
Karyawan peserta pelatihan menerima representasi tujuan suatu aspek organisasi dan
diminta menanggapinya seperti keadaan yang sebenarnya. Diantara metode-metode
simulasi yang paling umum digunakan adalah sebagai berikut :
1) Metode Studi Kerja
Karyawan yang terlibat dalam metode pelatihan ini diminta untuk mengidentifikasikan
masalah-masalah, menganalisa situasi dan merumuskan penjelasan-penjelasan
alternative. Dengan metode kasus, karyawan dapat mengembangkan keterampilan
pengambilan keputusan.
2) Role playing
Teknik ini merupakan suatu peralatan yang memungkinkan para karyawan (peserta
pelatihan) untuk memainkan peran yang berbeda.
3) Business Games
Suatu simulasi pengambilan keputusan skala kecil yang dibuat sesuai dengan situasi
kehidupan bisnis nyata.
4) Vestibule Training
Bentuk pelatihan ini dilaksanakan oleh bukan atasan, tetapi oleh pelatih-pelatih
khusus.
5) Pelatihan Laboratorium
Suatu bentuk pelatihan kelompok yang terutama digunakan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan antar pribadi. Salah satu bentuk pelatihannya adalah
pelatihan sensitivitas.
6) Program Pengembangan Eksekutif
Program ini biasanya dilaksanakan di lembaga pendidikan. Suatu organisasi bisa
mengirimkan para karyawannya untuk mengikuti paket-paket khusus yang ditawarkan
atau bekerjasama dengan suatu lembaga pendidikan untuk mengembangkan secara
khusus suatu bentuk penataran, pendidikan atau pelatihan sesuai kebutuhan organisasi.
b. Teknik-Teknik Presentasi Informasi
Tujuan utama teknik presentasi informasi adalah untuk menyajikan berbagai sikap, konsep
atau keterampilan kepada para peserta. Metode-metode yang digunakan adalah :
1) Kuliah
Para peserta diasumsikan sebagai pihak yang pasif, kelemahannya adalah kurang adanya
partisipasi dan umpan balik. Teknik kuliah cenderung lebih tergantung pada komunikasi
bukan modeling.
2) Presentasi Video Presentasi TV, film, slides, dan sejenisnya sama dengan bentuk kuliah,
biasanya digunakan sebagai bahan atau pelengkap bentuk-bentuk pelatihan lainnya.
3) Metode Konferensi
Metode ini sama dengan bentuk kelas seminar di perguruan tinggi, sebagai pengganti
kuliah. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kecakapan dalam pemecahan masalah,
pengambilan keputusan dan untuk mengubah sikap karyawan. Proses pelatihan hampir
selalu berorientasi pada diskusi tentang masalah atau bidang baru yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4) Programmed Instruction
Metode ini digunakan mesin penyaji atau komputer untuk memperkenalkan kepada
peserta topik yang harus dipelajari dan merinci serangkaian langkah dengan umpan balik
langsung pada penyelesaian setiap langkah. Sebelum pelajaran dimulai, perlu 30
dilakukan tes penempatan untuk menentukan tingkat awal setiap peserta. Instruksi
dipersiapkan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu.
5) Self Study
Teknik ini biasanya menggunakan manual atau modul tertulis dan kaset atau video tape.
Self Study berguna bila para karyawan tersebar secara geografis atau bila proses belajar
hanya memerlukan sedikit interaksi.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2000 tentang
pendidikan dan pelatihan jabatan pegawai, terdapat jenis dan jenjang diklat yaitu :
a. Diklat Prajabatan
Diklat prajabatan merupakan syarat pengangkatan calon pegawai menjadi pegawai. Diklat
Prajabatan terdiri dari :
1) Diklat prajabatan golongan I untuk menjadi pegawai golongan I
2) Diklat prajabatan golongan II untuk menjadi pegawai golongan II
3) Diklat prajabatan golongan III untuk menjadi pegawai golongan III
b. Diklat dalam Jabatan
Diklat dalam jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap pegawai agar dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dengan
sebaik-baiknya. Diklat dalam jabatan terdiri dari :
1) Diklat kepemimpinan
Diklat kepemimpinan yang selanjutnya disebut DIKLATPIM dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan
jenjang jabatan struktural Diklat terdiri dari :
a) Diklatpim tingkat IV adalah diklatpim untuk pegawai yang akan menduduki jabatan
struktural Eselon IV dan/atau pejabat yang telah menduduki Eselon IV namun belum
mengikuti pelatihan
b) Diklatpim tingkat III adalah diklatpim untuk pegawai yang akan menduduki jabatan
struktural Eselon III dan/atau pejabat yang telah menduduki Eselon III namun belum
mengikuti pelatihan
c) Diklatpim tingkat II adalah diklatpim untuk pegawai yang akan menduduki jabatan
struktural Eselon II dan/atau pejabat yang telah menduduki Eselon II namun belum
mengikuti pelatihan
d) Diklatpim tingkat I adalah diklatpim untuk pegawai yang akan menduduki jabatan
struktural Eselon I dan/atau pejabat yang telah menduduki Eselon I namun belum
mengikuti pelatihan
2) Diklat Fungsional
Diklat Fungsional adalah diklat yang memberikan bekal pengetahuan dan/atau
ketrampilan bagi pegawai sesuai keahlian dan ketrampilan yang diperlukan dalam jabatan
fungsional. Diklat Fungsional merupakan jenis Diklat pegawai yang dilaksanakan untuk
mencapai persyaratan kompetensi yang disesuaikan dengan jenis dan jenjang jabatan
fungsional masing-masing.
Diklat fungsional keahlian yaitu diklat yang memberikan pengetahuan dan keahlian
fungsional tertentu yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan tugas jabatan
fungsional keahlian yang bersangkutan.
Diklat fungsional ketrampilan yaitu diklat yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan
fungsional tertentu yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan tugas jabatan
fungsional keahlian yang bersangkutan.
3) Diklat Teknis
Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan
untuk pelaksanaan tugas pegawai. Kompetensi teknis adalah kemampuan pegawai dalam
bidang-bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing. Diklat teknis
bidang umum/administrasi dan manajemen yaitu diklat yang memberikan ketrampilan
dan/atau penguasaan pengetahuan di bidang pelayanan teknis yang bersifat umum dan di
bidang administrasi dan manajemen dalam menunjang tugas pokok instansi yang
bersangkutan. Diklat teknis substantif yaitu diklat yang memberikan ketrampilan dan/atau
penguasaan pengetahuan teknis yang berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan
tugas pokok instansi yang bersangkutan.

2. Bagaimana caranya menseleksi Pekerja untuk dapat mengikuti program Pelatihan saat ini di
tempat anda bekerja. Uraikan.
Keberhasilan implementasi program pelatihan dan pengembangan SDM tergantung pada
pemilihan program dan sasaran yang tepat untuk memperoleh the right people under the right
conditions. Seleksi dan rekruitmen merupakan proses penyaringan awal untuk mendapatkan
calon peserta pelatihan yang memenuhi syarat normatif. Penentuan kriteria dilakukan untuk
memilih individu yang akan disertakan dalam pelatihan. Penentuan kriteria ini
mempertimbangkan jenis pelatihan yang diselenggarakan. Penentuan kriteria dapat
menggunakan bermacam-macam dasar, diantaranya pendidikan, jabatan, tes psikologi dan
pretes terhadap pekerja.
Setelah didapatkan kandidat pekerja yang dapat mengikuti pelatihan, langkah selanjutnya
dilakukan pretes terhadap kandidat tersebut untuk menentukan individu yang dapat mengikuti
pelatihan. Seleksi untuk pelatihan harus secara eksplisit memperhitungkan kemampuan
pekerja untuk menguasai materi pelatihan dan menerapkannya.
Secara keseluruhan proses pelaksanaan seleksi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Menyebarluaskan informasi tentang program pelatihan yang akan dilaksanakan serta
persyaratannya.
b. Melakukan pendaftaran calon peserta
c. Menyiapkan daftar rekapitulasi calon peserta.
d. Menetapkan metode seleksi yang akan dipakai sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan. Seleksi dapat dilakukan dengan salah satu atau kombinasi metode sebagai
berikut :
1) Tes tertulis
2) Wawancara
3) Recognition current competency (RCC) atau pengakuan terhadap kompetensi terkini.
4) Recognition prior learning (RPL) atau pengakuan terhadap hasil pembelajaran
sebelumnya (formal, non formal, atau pengalaman kerja)
e. Melakukan seleksi terhadap calon peserta
Tujuan dilakukannya seleksi adalah :
1) Untuk memilih calon peserta sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
2) Untuk mengetahui kondisi (pengetahuan, keterampilan) calon peserta pelatihan.
Data/informasi dari kedua tujuan tersebut dipakai sebagai dasar dalam memulai pelatihan.
f. Menetapkan hasil seleksi
g. Mengumumkan hasil seleksi
h. Menyiapkan daftar peserta yang telah dinyatakan diterima
i. Membuat data lengkap peserta pelatihan

Anda mungkin juga menyukai