Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan Semester Genap
Dosen Pengampu:
Syunu Trihantoyo, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
1. Siti Khotijah (20010714056)
2. Ayunda Putri Agustina (20010714063)
3. Dyah Ika Puspitasari (20010714081)
4. Putri Aprelina (20010714083)
5. Aulia Ramadanty (20010714086)
MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah kami menjadi lebih baik dan berguna di masa yang
akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pelatihan dan pengembangan karir.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat pelatihan dan pengembangan karir.
3. Untuk mengetahui jenis dan metode pelatihan dan pengembangan karir.
4. Untuk mengetahui dimensi dan indikator pelatihan dan pengembangan
karir.
5. Untuk mengetahui faktor dan pengaruh pelatihan dan pengembangan karir.
6. Untuk mengetahui urgensi dan tahapan dalam pelatihan dan
pengembangan karir suatu lembaga atau organisasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelatihan
1. Pengertian pelatihan
Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai
kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Pelatihan
juga berarti proses pembelajaran keterampilan dasar yang dibutuhkan oleh
karyawan baru untuk melaksanakan pekerjaan. Pada dasarnya, pelatihan
diperlukan karena adanya kesenjangan antara keterampilan pekerja dengan
keterampilan yang dibutuhkan untuk menepati posisi baru. Pelatihan
merupakan proses pembelajaran yang ditujukan kepada karyawan agar
pelaksanaan pekerjaan bisa memuaskan. Pelatihan (training) juga diartikan
sebagai suatu proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan
prosedur sistemetis dan terorganisir di mana pegawai non-managerial
mempelajarai pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pelatihan adalah proses terintegrasi yang meliputi peningkatan kompetensi
praktis, teoritis, teknis dan manajerial, serta moral karyawan yang
berorientasi pada peningkatan produktivitas untuk mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan. Pelatihan bertujuan untuk memberikan
keterampilan pada karyawan dan memperbaiki kekurangan karyawan dalam
kinerja.
2. Tujuan pelatihan
Pada dasarnya tujuan pelatihan yaitu mengembangkan karyawan
untuk terampil, terdidik, dan terlatih secara professional dan siap pakai
dalam bidangnya masing-masing. Terdapat tujuh tujuan utama program
pelatihan yang dikemukakan oleh Simamora (2015:276), antara lain:
a. Memperbaiki kinerja Karyawan. Karyawan-karyawan yang bekerja
secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan merupakan
calon utama pelatihan.
b. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan
teknologi. Melalui pelatihan pelatih (trainer) memastikan bahwa
karyawan dapat mengaplikasikan teknologi baru secara efektif.
c. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten
dalam pekerjaan. Karyawan baru seringkali tidak menguasai keahlian
dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi “job competent” yaitu
mampu mencapai output dan standard mutu yang diharapkan.
d. Membantu memecahkan masalah operasional. Para Manager harus
mencapai tujuan mereka dengan kelangkaan dan kelimpahan sumber
daya.
2
e. Mempersiapkan karyawan untuk promosi. Salah satu cara untuk
menarik, menahan, dan memotivasi karyawan melalui program
pengembangan karier yang sistematik.
f. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi. Selama beberapa hari
pertama di pekerjaan karyawan baru membentuk kesan pertama mereka
terhadap organisasi dan tim manajemen.
g. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi. Pelatihan dan
pengembangan dapat memainkan peran ganda dengan menyediakan
aktivitas-aktivitas yang menghasilkan efektivitas organisasional yang
lebih besar dan meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua
karyawan.
3. Manfaat pelatihan
Menurut Rivai (2009) yang dikutip dalam (Tarigan, 2018) manfaat
pelatihan adalah (1) Membantu karyawan dalam membuat keputusan dan
pemecahan masalah yang lebih efektif, (2) Melalui pelatihan dan
pengembangan, variabel pengenalan pencapaian prestasi, pertumbuhan,
tanggung jawab dan kemajuan dapat diinternalisasi dan dilaksanakan, (3)
Membantu mendorong dan mencapai pengembangan diri dan rasa percaya
diri, (4) Membantu karyawan mengatasi stres, tekanan, frustasi dan konflik,
(5) Memberikan informasi tentang menigkatnya pengetahuan
kepemimpinan, keterampilan komunikasi dan sikap, (6) Meningkatkan
kepuasan kerja dan pengakuan, (7) Membantu karyawan mendekati tujuan
pribadi sementara meningkatkan keterampilan interaksi, (8) Membangun
rasa pertumbuhan dalam pelatihan, (9) Membantu pengembangan
keterampilan mendengar, bicara dan menulis dengan latihan.
Sedangkan menurut Sastrohardiwiryo (2001:212), manfaat dan dampak
yang diharapkan dari penyelanggaraan pelatihan adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan keahlian kerja.
2) Pengaurangan keterlambatan kerja, kemangkiran, serta perpindahan
tenaga kerja.
3) Pengurangan timbulnya kecelakaan dalam bekerja,kerusakan, dan
4) peningkaan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja.
5) Peningkaan produktivitas kerja.
6) Peningkatan kecakapan kerja.
7) Peningkatan ras tanggung jawab.
4. Jenis-jenis pelatihan
Menurut Sastrohadiwiryo (2001: 201) jenis pelatihan dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1) Pelatihan Prajabatan (Preservice Training)
3
Pelatihan prajabatan merupakan pelatihan yang diberikan khusus
kepada para tenaga kerja baru, setelah mereka mengalami proses
sebelummnya, baik seleksi maupun penempatan yang dilaksanakan untuk
itu. Pelatihan prajabatan, dibedakan lagi menjadi dua:
a) Pelatihan Prajabatan yang Bersifat Umum, yaitu pelatihan yang
harus diikuti tenaga kerja baru mengenai hal-hal umum yang
menyangkut seluruh lingkungan pekerjaan, termasuk segala
peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam perusahaan, sifatnya
tertulis maupun tidak tertulis.
b) Pelatihan Prajabat yang Bersifat Khusus, yaitu pelatihan prajabatan
yang dilaksakan para tenaga kerja tertenu untuk melaksanakan
tugas dan pekerjaan memerlukan pengetahuan dan keterampilan
secara khusus. Jadi, pelatihan ini ruang lingkupnya terbatas pada
kegiatan yang bersifat teknis dan terbatas pada satu lingkungan
pekerjaan saja.
4
2) Pelatihan ulang (re-training)
Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada karyawan keahlian-
keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang
berubah-ubah.
4) Pelatihan tim
Tim manajemen, tim riset dan satuan tugas temporer merupakan
karakteristik yang lazim di banyak organisasi, tim adalah sekolompok
individu yang bekerja sama demi tujuan bersama.
5. Metode pelatihan
Metode pelatihan harus berdasarkan kepada kebutuhan pekerjaan
tergantung pada berbagai faktor, yaitu waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat
pendidikan dasar peserta, latar belakang peserta, dan lain-lain. Berikut
metode yang dapat digunakan dalam program ini:
5
pekerjaan yang lain dalam satu perusahaan, dengan interval yang
terencana, sehingga diperoleh pengalaman kerja.
Coaching. Merupakan proses membimbing bawahan dalam team,
dan proses bagaimana pemimpin mengembangkan kesadaran diri
anggota/bawahan dengan melakukan tatap muka, untuk masalah
kinerja berkaitan keterampilan/ kompetensi teknik, keterampilan
managerial (soft skill).
Counseling. Merupakan proses membantu bawahan untuk urusan
yang terkait dengan pemahaman diri bawahan, penerimaan diri dan
pertumbuhan emosi, pengenalan karakter, masalah sikap, mental,
kepribadian, attitude, masalah keluarga, keuangan, dll.
Confrence (Rapat). Pada metode ini pelatih memberikan suatu
makalah tertentu dan peserta pengembangan ikut serta berpastisipasi
dalam memecahkan masalah tersebut. Mereka harus mengemukakan
ide dan sarannya untuk didiskusikan serta diterapkan kesimpulannya
pada metode konferensi pelatihdan yang dilatih sama-sama berperan
aktif serta dilaksanakan dengan komunikasi dua arah.
Seminar atau Workshop. Merupakan pelatihan dimana para
karyawan diminta untuk memberikan penilaian terhadap topik yang
diseminarkan oleh orang lain dan bertujuan untuk melatih kecakapan
dalam memberikan komentar.
Case Study & Case Analysis. Merupakan metode pelatihan dimana
karyawan diminta untuk menganalisa suatu masalah dan
memberikan solusi yang terbaik dari masalah tersebut.
Laboratory Training. Merupakan pelatihan dengan kelompok diskusi
yang tak beraturan dan di mana masing-masing orang
mengungkapkan perasaannya terhadap orang lain, sehingga saling
mengerti satu sama lain.
Action Plan. Merupakan metode pelatihan di mana karyawan
diminta mengembangkan sebuah rencana tindakan yang didasarkan
atas hasil temuan mereka.
6. Dimensi pelatihan
Beberapa dimensi pelatihan menurut Rivai (2005) adalah sebagai
berikut :
1) Materi Pelatihan
Dengan mengetahui kebutuhan akan pelatihan, sebagai hasil
dari langkah pertama dapat ditentukan materi pelatihan yang harus
diberikan.
2) Metode Pelatihan
Sesuai dengan materi pelatihan yang diberikan, maka
ditentukanlah metode atau cara penyajian yang paling tepat.
6
Penentuan atau pemilihan metode pelatihan tersebut didasarkan atas
materi yang akan disajikan.
3) Pelatih (Instruktur)
Pelatih harus didasarkan pada keahlian dan kemampuannya
untuk mentransformasikan keahlian tersebut pada peserta pelatihan.
4) Peserta Pelatihan
Agar program pelatihan dapat mencapai sasaran hendaknya
para peserta dipilih yang benar benar siap untuk dilatih, artinya
tenaga kerja yang diikutsertakan dalam pelatihan adalah mereka
yang secara mental telah dipersiapkan untuk mengikuti program
tersebut. Pada langkah ini harus selalu dijaga agar pelaksanaan
kegiatan pelatihan benar – benar mengikuti program yang telah
ditetapkan.
5) Sarana Pelatihan
Sarana pendukung evaluasi pelatihan dimaksudkan untuk
mengukur kelebihan suatu program, kelengkapan, dan kondisi yang
merupakan umpan balik untuk menilai atau menghasilkan output
yang sesuai.
7. Indikator-indikator pelatihan
Beberapa indikator pelatihan adalah sebagai berikut:
1) Tujuan
Pelatihan merupakan tujuan yang ditetapkan, khususnya
terkait dengan penyusunan rencana aksi (action play) dan penetapan
sasaran, serta hasil yang diharapkan dari pelatihan yang akan
diselenggarakan.
2) Sasaran
Sasaran pelatihan harus ditentukan dengan kriteria yang
terinci dan terukur (measurable).
3) Pelatih
Mengingat pelatihan umumnya berorientasi pada peningkatan
skill, maka para pelatih yang diberikan untuk memberikan materi
pelatihan harus benar – benar memilih kualifikasi yang memadai
sesuai bidangnya, professional, dan kompeten.
4) Materi
Pelatihan sumber daya manusia membutuhkan materi atau
kurikulum yang sesuai dengan tujuan pelatihan sumber daya
manusia yang hendak dicapai oleh organisasi.
5) Metode
Metode pelatihan akan lebih menjamin berlangsungnya
kegiatan pelatihan sumber daya manusia yang efektif apabila sesuai
dengan jenis materi dan kemampuan peserta pelatihan.
7
6) Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan tentunya harus diseleksi berdasarkan
persyaratan tertentu dan kualifikasi yang sesuai.
B. Pengembangan Karir
1. Pengertian pengembangan karir
Pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja
individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan.
Menurut Handoko (2008) pengembangan karir adalah peningkatan-
peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu
rencana karir. Pengembangan karir mempengaruhi kinerja karyawan,
dimana pengembangan karir merupakan suatu langkah pendekatan
formal yang dilakukan organisasi untuk menjamin bahwa pegawai
dengan kualifikasi tepat dan berpengalaman tersedia pada saat
dibutuhkan. Pengembangan karir juga merupakan sebuah proses yang
berkelanjutan dari seorang individu melalui rangkaian tingkatan dimana
8
setiap karakteristik tingkatan memiliki karakteristik unik baik dari
persoalan pokok ataupun tugas yang diberikan. Dari definisi-definisi di
atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir merupakan sebuah
proses yang berkelanjutan dari seorang individu melalui rangkaian
tingkatan yang dirancang secara formal oleh organisasi atau
perusahaan yang memiliki fokus untuk mengembangkan sumber daya
manusia dalam memenuhi kebutuhan organisasi atau perusahaan.
9
6) Membantu memperkuat pelaksanaan program – program perusahaan
agar tujuan perusahaan tercapai.
7) Mengurangi keusangan profesi dan manajerial. Pengembangan karir
dapat menghindarkan diri dari keusangan dan kebosanan profesi dan
manajerial.
8) Menggiatkan analisis dari keseluruhan karyawan. Pengembangan karir
dimaksudkan untuk mengintegrasikan perencanaan kerja dan
kepegawaian.
9) Menggiatkan suatu pemikiran atau pandangan untuk jangka waktu
panjang. Pengembangan karir berhubungan dengan jangka waktu yang
panjang. Hal ini karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan
persyaratan dan kualifikasi yang sesuai porsinya.
10
2) Meningkatnya suplai karyawan yang berkemampuan sehingga
karyawan yang berkemampuan lebih tinggi bertambah dan
memudahkan pihak manajemen untuk menempatkan dalam pekerjaan
yang lebih tepat yang kemudian akan menguntungkan organisasi.
11
5) Pembimbing dan sponsor
Adanya pembimbing dan sponsor akan membantu karyawan dalam
mengembangkan karirnya. Pembimbing akan memberikan nasihat atau
saran kepada karyawan dalam upaya pengembangan karirnya, pembimbing
berasal dari internal perusahaan. Mentor adalah seseorang di dalam
perusahaan yang menciptakan kesempatan untuk pengembangan karirnya.
6) Peluang untuk tumbuh
Karyawan hendaknya diberikan kesempatan untuk meningkatkan
kemampuannya, misalnya melalui pelatihan-pelatihan, kursus, dan
melanjutkan pendidikannya. Hal ini akan memberikan karyawan
kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan rencana
karirnya.
12
antara aspirasi karyawan dengan peluang karir, dan program
pengembangan karir.
13
perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Hal ini berarti semakin tinggi pengembangan karir karyawannya
semakin tinggi pula kinerja karyawannya.
14
kemampuan karyawan sehingga menjadi lebih mahir (Teja & Oktavio, 2019).
Adanya progam pelatihan maka karyawan akan melakukan penyesuaian diri
terhadap lingkungan kerja, menyelaraskan kemampuan diri terhadap
perkembangan teknologi dan perkembangan regulasi dalam dunia usaha ataupun
pendidikan, sehingga karyawan akan kompeten dalam menjalankan tugas-
tugasnya (Angkawan & Rahmawati, 2016). Di samping pelatihan, perancangan
pengembangan karir juga cukup penting untuk menstimulasi karyawan agar
semakin berprestasi dan pada akhirnya juga dapat meningkatkan kinerja
karyawan.
15
tentang hal-hal yang hendak dicapai oleh sistem tersebut. Tujuan ini dibagi
dalam tiga bagian kawasan yaitu:
Kognitif, berorientasi pada penambahan kemampuan peserta.
Afektif, berhubungan dengan sikap (attitude), minat, sistem, nilai
dan emosi.
Psikomotorik, berorientasi pada keterampilan peserta sehingga
terampil dalam suatu kegiatan tertentu.
16
Tahap persiapan operasional ini antara lain meliputi:
1. Pemberitahuan/Undangan kepada peserta
2. Pemberitahuan/Undangan kepada fasilitator/narasumber
3. Menetapkan tempat penyelenggaraan dan fasilitas yang tersedia
4. Mempersiapkan kelengkapan bahan pelatihan
5. Mempersiapkan konsumsi
Tahap Pelaksanaan Pelatihan. Secara umum, alur pokok yang
ditempuh dalam pelaksanaan pelatihan adalah sebagai berikut di
bawah ini:
1. Pembukaan Pelatihan
2. Pencairan Suasana
3. Pembahasan Materi Pelatihan
4. Rangkuman, Evaluasi dan Tindak Lanjut pelatihan
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Pelatihan
1. Apa yang anda pahami mengenai pelatihan dan pengembangan karir, lalu
adakah perbedaannya?
2. Mengapa karyawan dan perusahaan perlu memahami pentingnya
pelatihan dan pengembangan karir?
3. Sebutkan dampak yang akan terjadi jika di suatu lembaga/perusahaan
terutama lembaga pendidikan tidak dilakukan pelatihan dan
pengembangan karir?
4. Apakah menurut Anda metode pelatihan dan pengembangan karir saat ini
efektif di dalam mencapai sasaran dan tujuan suatu lembaga/organisasi?
Jelaskan pendapat Anda!
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Sianturi, M. E. (2018). Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karir Terhadap
Kinerja Karyawan PT Bank Mandiri (Persero) TBK Cabang Imam
Bonjol Medan. In Program Studi Strata-1 Manajemen Ekstensi
Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara.
Simamora, Henry. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
STIE-YKPN.
Tarigan, M. F. A. (2018). Pengaruh Pelatihan, Pengembangan Karir dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Sibolga. In Program Studi Magister Manajemen
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Teja, V. Y., & Oktavio, A. (2019). Pelatihan Dan Pengembangan Karir Serta
Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan the St. Regis
Bali Resort. Jurnal Manajemen Perhotelan, 5(2), 102–108.
https://doi.org/10.9744/jmp.5.2.102-108.
Yusuf, A. E. (2014). Konsep pengembangan SDM. Modul Universitas
Terbuka, 180–196.
Zaenal Mutaqin. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
https://highlandexperience.co.id/pengertian-pelatihan-pengembangan-
sdm (diakses pada tanggal 27 maret 2020).
20