Anda di halaman 1dari 142

MANAJEMEN STRATEGIK KEPALA MADRASAH DALAM MENJALIN HUBUNGAN

KERJASAMA ANTARA ORANG TUA DENGAN GURU DALAM MENUMBUHKAN


KARAKTER PESERTA DIDIK DI MADRASAH ALIYAH NIHAYATUL AMAL
PURWASARI KARAWANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Pembimbing Penulisan Skripsi Pada


Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

Disusun Oleh:

Maziah

1910631120048

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsan Karawang
(UNSIKA) dan telah dimunaqasahkan serta disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi
(Munaqasah) Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang pada
hari…………..tanggal……….

Karawang, …….Agustus 2023

Menyetujui,

Pengujui I Penguji II,

Mengetahui,

Dekan Fakultas Agama Islam

Dr. H. Akil M.Pd.


NIP. 196312101985011001

i
LEMBAR PERSETUJUAN

MANAJEMEN SRATEGIK KEPALA MADRASAH DALAM


MENJALIN HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA GURU DAN
ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER
PESERTA DIDIK DI MADRASAH ALIYAH NIHAYATUL AMAL
PURWASARI KARAWANG
Oleh:

Maziah
NPM: 191063112008

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Acep Nurlaeli, M.Ag. H. Abdul Kosim, Lc., M.Pd.I.


NIDN. 0009077306 NIDN. 0004077106

Mengetahui,

Dekan Fakultas Agama Islam

Dr. H. Akil M.Pd.


NIP. 196312101985011001

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Maziah

Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 21 Juli 2001

NPM : 1910631120048

Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas : Agama Islam

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “MANAJEMEN

STRATEGIK KEPALA MADRASAH DALAM MENJALIN HUBUNGAN

KERJASAMA ANTARA ORANG TUA DAN GURU DALAM

MENGEMBANGKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI MADRASAH

ALIYAH NIHAYATU AMAL PURWASARI KARAWANG” merupakan murni

hasil karya saya dan tidak ada unsur pagiat. Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya serta dapat dipertanggung jawabkan.

Karawang, 25 Juli 2023

Yang bertanda tangan

Maziah
NPM.1910631120048

iii
MOTTO
Jangan mengeluhkan proses yang sulit untuk mendapatkan hasil yang indah
Kalian harus hidup dengan penuh rasa bangga, agar kalian bisa hidup tanpa
penyesalan hingga akhir. -Kyoko Honda

Kalian tidak akan bisa menyelesaikan sesuatu, jika kalian takut GAGAL
-Vinsmoke Sanji

iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Swt, atas segala ridho dan

karunianya yang telah memberikan kemudahan dalam berfikir, sholawat serta salam

tak lupa selalu saya panjatkan kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad Saw

dan para sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan

sebaik-baiknya yang berjudul “Manajemen Strategik Kepala Sekolah dalam Menjalin

Hubungan Kerjasama antara Orang Tua dengan Guru Dalam Mengembangkan

Karakter Peserta Didik di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari”

Penulisan ini tidak dapat penulis selesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak, baik secara langsung ataupun tidak langsung telah memberikan dorongan yang

berharga bagi penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya bagi seluruh pihak, terutama orang tua, dosen pengampu, serta rekan-rekan

yang membantu penulis menyelesaikan proposal skripsi ini baik secara moril maupun

material yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala kebaikan serta

kelancaran menghampiri kita semua.

Dengan selesainya proposal ini, penulis ingin menyampaikan ucapan

terimaksih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan proposal ini:

1. Bapak Prof. Dr. Ade Maman Suherman, S.H., M.Sc. selaku Rektor Universitas

Singaperbangsa Karawang

v
2. Bapak Dr. H. Akil M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas

Singaperbangsa Karawang

3. Bapak Dr. H. Ilham Fahmi, S.Pd., M.Pd. Selaku Koordinator Program Studi

Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Agama Islam

4. Bapak Dr. H. Acep Nurlaeli, M.Ag. selaku dosen pembimbing satu skripsi yang

telah memberikan arahan, bimbingan serta motivasi untuk kelancaran skripsi

penulis.

5. Bapak H. Abdul Kosim, Lc., M.M. Pd. Selaku dosen pembimbing dua yang

telah memberikan arahan, bimbingan serta motivasi untuk kelancaran skripsi

penulis.

6. Para bapak dan ibu dosen Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa

Karawang yang telah mengajarkan, membimbing dan memberikan wawasan

ilmu pengetahuan serta kegiatan apangan selama kuliah di prodi Manajemen

Pendidikan Islam.

7. Bapak/Ibu para tenaga kependidikan administrasi Tata Usaha Fakultas Agama

Islam Universitas Singaperbangsa Karawang yang telah memebantu dan

memberikan pelayanan akademik maupun administrasi

8. Bapak H. Nurhabi, S.Ag., M.Si, selaku Kepala Madrasah beserta para guru MA

Nihayatu Amal Purwasari Karawang yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian dan memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

vi
9. Guru-guru MA Nihyatul Amal Purwasari Karawang yang telah membimbing

penulis dalam kegiatan PLP dan bersedia meluangkan waktunya untuk

membimbing para mahasiswa selama kegiatan PLP.

10. Terimakasih sebesar-besarnya terutama kepada orang tua yang telah

mensupport segalanya, selalu memberikan pesan motivasi yang positif untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.

11. Terimakasih kepada seluruh mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam, untuk

teman terbaik saya Nursyifa dan Rafilah Khoirunnida yang sudah bersedia

membantu saya dalam penyelesaian proposal

12. Last but not last, I wanna thank me, I wanna thank me for believing in me, I

wanna thank for me for doing all this hard work, I wanna thank me for having

no days off, I wanna thank for never quitting.

Kepada mereka semua penulis ucapkan “jazakumullah lhaironkatsiron”. Semoga

amal baiknya diterima serta dilipat gandakan oleh Allah SWT. Jauh dari pada itu

penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini kurang mendekati

kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangsih dari pembaca

berupa kritik dan saran yang membangun guna bisa tercapainya penyusunan karya

lain dikemudian hari. Dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca. Aamiin

vii
Karawang, 16 Juli 2023

Penulis

Maziah

Npm: 1910631120048

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii
ABSTRAK ................................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
1.5. Sistematika Penulisan ................................................................................ 11
1.6. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 15
2.1. Kajian Teoritik ........................................................................................... 15
A. Manajemen Strategi ................................................................................... 15
B. Strategi Kepala Madrasah ......................................................................... 28
C. Hubungan Kerjasama Madrasah dengan Orang Tua ............................ 33
D. Peran Guru dan Orang Tua dalam Pedidikan ........................................ 48
E. Pendidikan Karakter ................................................................................. 49
2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 62
3.1. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 62
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 63
3.3. Objek Penelitian ......................................................................................... 64
3.4. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................. 64

ix
3.5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 65
3.6. Analisis Data ............................................................................................... 67
BAB IV ....................................................................................................................... 70
4.1. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari
Karawang ............................................................................................................... 70
4.2. Hasil Penelitian di MA Nihayatul Amal Purwasari Karawang ............. 80
4.3. Pembahasan Penelitian .............................................................................. 96
BAB V....................................................................................................................... 107
PENUTUP ................................................................................................................ 107
5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 107
5.2. Saran .......................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 112
1. Surat penerimaan pelaksanaan penelitian ................................................ 115
2. Surat keterangan bimbingan ...................................................................... 116
3. Surat keterangan telah meaksanakan penelitian ...................................... 117
4. Instrument penelitian .................................................................................. 119
5. Dokumentasi ................................................................................................. 120

x
DAFTAR TABEL

Table 1 kerangka berfikir ............................................................................................ 14


Table 2 keadaan guru MA Nihayatul amal purwasari Tahun Ajaran 2022/2023 ....... 75
Table 3 keadaan tenga kependidikan .......................................................................... 75
Table 4 jumlah siswa MA Nihayatul Amal Purwasari TA 2022/2023 ....................... 76
Table 5 Luas Tanah ..................................................................................................... 76
Table 6 Penggunaan Tanah ......................................................................................... 77
Table 7 Sarana Prasaran .............................................................................................. 78
Table 8 Sarana dan Prasarana Pendukung .................................................................. 78
Table 9 Sarana dan Prasarana Pendukung Lainya ...................................................... 80

xi
DAFTAR GAMBAR

Figure 1(wawancara dengan wali kelas 11 MIA) ................................................................. 121


Figure 2(wawancara wali kelas 10 MIA) .............................................................................. 122
Figure 3 (Wawancara Kepala Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari) ...................... 123
Figure 4 (Wawancara dengan wali murid MA Nihayatul Amal Purwasari) ......................... 124
Figure 5 (Wawancara Wali Murid MA Nihayatul Amal Purwasari) .................................... 124
Figure 6 (Murid kelas XII MIA) ........................................................................................... 125
Figure 7 (Lapangan Madrasah Aliyah Nihayatul Amal)....................................................... 126

xii
xiii

ABSTRAK
NAMA : Maziah
NPM :1910631120048
Judul : Manajemen Strategik Kepala Sekolah Dalam Menjalin Hubungan
Kerjasama Antara Guru dan Orang Tua Dalam Mengembangkan Karakter
Peserta Didik Di MA Nihayatul Amal Purwasari Karawang
Membangun komunikasi yang baik dan efektif disekolah memerlukan peran kepala
madrasah, guru serta orang. Penelitian ini meneliti mengenai manajemen strategik
kepala madrasah dalam menjalin hubungan kerjasama antara guru dengan orang tua
dalam mengembangkan karakter peserta didik. Perkembangan peserta didik sangat
diperlukan dalam mengembangkan karakter peserta didik. Perkembangan karakter
peserta didik sangat diperluka. Manajemen strategi kepala madrasah dalam
mengembangkan karakter peserra didik iaah saah sarunya dengan menjalin komunikasi
yang baik. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan dengan subjek
penelitian yaitu kepala madrasah, guru, serta orang tua peserta didik di Madrasah
Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang. dalam pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi serta dokumentasi. Hasil penelitian ini untuk mengetahui bentuk
kerjasama yang dijalin antara guru dan orang tua daam mengembangkan karakter
peserta didik, mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah dlam
menjalin danmenjaga hubungan kerjasama dengan guru dan orang tua. Serta dapat
mengetahui hambatan yang di sebabkan karena minimny waktu serta terbatasnya
pengetahuan mengenai pemahaman orang tua dalam menjalin hubungan kerjasama.
Manajemen strategi kepala madrsah dalam menjalin hubungan kerjasama antara guru
dan orang tua di madrasah Nihayatul Amal Purwasari Karawang antara lain:
Melakukan rapat koordinasi diawal serta di akhir tahun pelajaran. Membuat surat
panggilan kepada orang tua terhadap peserta didik yang bermasalah, Melaksanakan
program dengan melibatkan orang tua khususnya pada siswa kelas XII, Melakukan
kunjungan rumah atau home visit.

Kata kunci: Manajemen Strategi, Kepala Madrasah, Hubungan Kerjasama.

xiii
xiv

ABTRACT

Nama : Maziah

NPM : 1910631120048

Judul : Strategic Management of School Principals in Establishing


Collaborative Relationships Between Teachers and Parents in Developing Student
Character at MA Nihayatul Amal Purwasari Karawang

Building good and effective communication in schools requires the role of the head of
the madrasah, teachers and people. This research examines the strategic management
of madrasa principals in establishing cooperative relationships between teachers and
parents in developing students' character. The development of students is very
necessary in developing the character of students. The character development of
students is very necessary. The strategic management of the head of the madrasa in
developing the character of students is one of them by establishing good
communication. In this study using qualitative methods, with research subjects namely
the head of the madrasah, teachers, and parents of students at Madrasah Aliyah
Nihayatul Amal Purwasari Karawang. in collecting data using interviews, observation
and documentation. The results of this study are to find out the forms of cooperation
that are established between teachers and parents in developing the character of
students, the efforts made by knowing the principal in establishing and maintaining
cooperative relationships with teachers and parents. As well as being able to find out
the obstacles caused by the lack of time and limited knowledge regarding the
understanding of parents in establishing cooperative relationships. The strategic
management of the madrasa head in establishing a cooperative relationship between
teachers and parents at the Nihayatul Amal Purwasari Karawang madrasa includes:
Conducting coordination meetings at the beginning and at the end of the school year.
Making summons to parents for students with problems, complaining about the
program by involving parents, especially for class XII students, making home visits.

Key words: Strategic Management, Madrasa Head, Collaborative Relations.

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lembaga pendidikan merupakan tempat dimana individu berhak

mendapat pendidikan dalam rentang usia tertentu, yang mencangkup tingkat

pra sekolah hingga perguruan tinggi. Seperti yang diketahui pada umumnya

lembaga pendidikan terbagi menjadi dua yaitu informal dan formal. Lembaga

pendidikan informal merupakan jalur pendidikan yang tidak memiliki syarat

khusus bagi peserta didik juga tidak memiliki kurikulum resmi dalam kegiatan

pembelajarannya. Lain halnya dengan pendidikan formal ialah suatu lembaga

dimana disebut dengan sekolah yang merupakan pendidikan yang memiliki

jenjang dan saling berhubungan. Kurikulum pada pendidikan formal biasanya

sudah tersusun rapih dari segi struktur maupun manjerialnya. Didalam

manjerial pendidikan terdapat strategi yang dikelola dengan baik oleh tenaga

didik dari kepala madrasah sampai para staf guru. (penelitian Mualamatul

Musawamah, 2021)

Dalam merencanakan sesuatu yang akan dilakukan dan dikerjakan

memerlukan sebuah rencana yang telah disusun atau dirumuskan dengan baik,

hal tersebut merupakan suatu hal yang lumrah untuk dilakukan agar dapat

menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan harapan dan keinginan. Strategi

ialah suatu cara untuk mengembangkan dan memajukan suatu lembaga supaya

1
2

mampu bersaing secara unggul dari kompetitornya. Namun dilain halnya

pendidikan yang memiliki predikat yang unggul dihasilkan oleh seorang

manajer yang professional dalam mengelola dan melaksanakan suatu rencana

tersebut dengan sebaik mungkin. Oleh sebab itu didalam lembaga pendidikan

diperlukannya manajemen, sekiranya yang akan mengelola serta mengatur

kegiatan di sekolah agar dapat terlaksana dengan baik. Dimana didalamnya

dapat menggabungkan sumber pada pendidikan agar dapat berpusat dalam

melakukan usaha untuk mencapai tujuan Pendidikan yang telah di tentukan

sebelumnya dengan mengarahkan orang-orang agar dapat melakukan kegiatan

agar segala keinginan dapat tercapai. Bisa diartikan bahwasannya

menggerakan orang itu butuh pengaturan, biaya, bahan alat, serta dengan cara-

cara tertentu yang dilakukan dalam menjalankan aktivitas masing-masing.

Dalam hal praktik tentunya seorang kepala madrasah bertugas mengarahkan

serta membimbing para guru-guru, staf, dan para siswa, bukan hanya

memimpin dan menghimbau saja, akan tetapi ikut memikirkan bagaimana

strateginya dalam mengatur sebuah kebijakan baik itu secara fisik, sarana dan

prasarana sekolah.

Pengertian manajemen menurut (Machali:2016) menuliskan bahwa

pengertian dari manajemen telah banyak diartikan oleh banyak tokoh, dari

banyaknya pengertian manajemen dapat diartikan dengan tujuh sudut pandang

diantaranya ialah manajemen sebagai suatu alat atau cara, manajemen sebagai
3

daya, manajemen sebagai sebuah sistem, manajemen sebagai sebuah proses,

manajemen sebagai sebuah fungsi, manajemen sebagai sebuah tugas,

manajemen sebagai sebuah aktivitas. Jadi dapat disimpulkan mengenai apa itu

manajemen. Manajemen merupakan sebuah proses perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan serta evaluasi dalam mengelola

sumber daya yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai target atau

sasaran yang ingin dicapai dengan memanfaatkan semua sumberdaya berupa

man, money, material, method, machine, market, minute, daninformasi untuk

mencapai tujuan yang efektif dan efesien.

Sedangkan untuk manajemen strategik ini merupakan suatu sistem yang

dapat digunakan sebagai satu kesatuan dan memiliki beragam suatu komponen

yang saling berkaitan yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang

lainnya serta bergerak secara bersamaan menuju arah yang sama pula. Pada

bagian ilmu manajemen strategik selalu merespon berbagai dinamika yang

sedang berlangsung secara efektif. Dalam proses ini, faktor-faktor di

lingkungan baik internal maupun eksternal akan dianalisis ebih anjut.

Seanjutnya, langkah-langkah yang tepat akan diambil untuk memastikan

penyesuaian yang diperlukan. Tujuan yang telah ditetapkan akan di upayakan

agar bisa tercapai dengan efektif dan tepat waktu. Peran kepala madrasah dalam

manajemen strategik sangat dibutuhkan karena segala keputusan dalam

mengelola lembaga ada ditangan kepala madrasah. Berhasilnya suatu


4

pendidikan itu bergantung dengan strategi kepala madrasah, kepala sekolah

yang mempunyai keunggulan untuk membangun sistem pendidikan yang

efektif dengan adanya guru dan orang tua termasuk kedalam stakeholder

pendidikan.

Manajemen strategis kepala madrasah yaitu merupakan salah satu

faktor yang mendukung sekolah mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran

melalui program yang terorganisir dan bertahap, kepala madrasah wajib

menjawab semua pertanyaan terkait program, tujuan, kebutuhan, dan kondisi

orang tua. Sebaliknya, sebagai pemimpin, kepala madrasah harus memhami

dengan jeas kebutuhan, dan kondisi orang tua khususnya terhadap madrasah.

Kepala madrasah dan orang tua memiliki hubungan yang erat dalam

membangun kerjasama untuk tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan

efesien. Hubungan antara kepala madrasah, guru, dan orang tua memang

sangat penting dalam membangun dan mengembangkan pertumbuhan

pengetahuan dan karakter siswa disekolah. adapun peran guru sebagai pendidik,

mereka bertanggung jawab untuk memeihara, membimbing, mengarahkan, dan

melatih para siswa dengan tujuan memperoleh pengetahuan, moral yang

mengagumkan, dan kecerdasan dalam berfikir. Dengan kata lain, seorang guru

bukan hanya seseorang yang mentransfer pengetahuan kepada siswa, tetapi

juga berusaha membentuk karakter dan kepribadian siswa sehingga mereka

menjadi lebih dewasa dan memiiki kecerdasan baik inteektua, emosional, atau
5

spritua, untuk menjadi lebih dewasa dan mampu bertanggung jawab atas pilihan

mereka sendiri.

Cara yang digunakan oleh seorang guru dalam membentuk karakter

serta pengembangan potensi dari peserta didik yaitu dengan berinteraksi

langsung dengan peserta didik dan selalu meluangkan waktu khususnya bagi

guru kelas atau yang biasa disebut dengan wali kelas ia memiliki waktu luang

yang banyak dalam melakukan interaksi kepada peserta didik dibandingkan

dengan guru bidang studi.

Orang tua terdiri dari dua individu yang sangat berbeda mereka

menjalani kehidupan Bersama dengan membawa pandangan, kebiasaan sehari-

hari. Orang tua merupakan guru pertama yang memberikan pendidikan kepada

anaknya dan yang bertanggung jawab penuh dalam semua proses pertumbuhan

seorang anak. Strategi yang dilakukan oleh orang tua dalam membentuk

karakter anak dirumah yaitu dengan dilaksanakannya keteladanan, pembiasaan,

nasihat, reward maupun punishment.

Guru dan orang tua memainkan peran penting dalam proses

pembentukan karakter siswa. Guru memiliki tanggung jawab dalam

membimbing dan membentuk dan mendidik peserta didik. sementara orang tua

bertanggung jawab dalam membimbing dan membentuk kepribadian anak di

lingkungan keluarga. Untuk mencapai tujuan Pendidikan yang berkarakter,


6

hubungan interaksi sosial yang positif antara orang tua dan guru akan

memungkinkan dapat bekerja sama dengan efektif dalam mengembangkan

karakter siswa. Oeh karena itu, penting bagi kepala madrasah, guru dan orang

tua untuk menjalin hubungan harmonis guna mencapai tujuan sekolah dengan

baik.

Kepala madrasah harus memiliki ketrampian relation atau hubungan

yang dijalin dengan baik oleh setiap anggota sekolah khususnya orang tua,

karena mengingat dari pentingnya strategis kepala madrasah dalam mencapai

dan mewujudkan tujuan sekolah. Pasalnya, kepala madrasah merupakan

motivator yang akan memberikan arahan kebijakan sekolah yang akan

diputuskan tujuannya dalam pendidikan umum.

Pendidikan juga merupakan tanggung jawab kolektif orang termasuk

pemerintah, guru maupun wali murid. Semua stake holder pendidikan terutama

kepala madrasah, guru dan wal murid. Pemangku kepentingan pendidikan

terutama kepala madrasah, guru dan orang tua harus bekerja sama secara efektif

untuk menerapkan suatu program pendidikan yang sudah dirancang

sebelumnya. Dalam melakukakan proses perencanaan pendidikan yang telah

dibuat sebelumnya. Proses pendidikan initidak hanya dilakukan oleh sekolah

saja akan tetapi juga harus diperkuat oleh kelargaterutama orang tua. Kerjasama

dapat dilakukan utuk mencapai sinergi dan membangun komunikasi guna

mencapai tujuan pendidikan mengembangkan potensi peserva didik menjadi


7

warga negara yang setia, shaleh, muia, berpengetahuan, sehat, kompeten,

kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab.

Kerjasama yang efektif adalah kerjasama yang mampu menumbuhkan

dan meningkatkan keterlibatan, kepemilikan, tanggung jawab, dan kepedulian

sehingga kedua belah pihak saling memberikan dorongan dan bantuan baik

secara material maupun moral. Oleh karena itu, madrasah sebaiknya menjalin

kerjasama yang solid dengan orang tua dan masyarakat untuk menghasilkan

generasi yang memiliki karakter kuat. Namun, pada kenyataannya di sekolah-

sekolah terihat bahwa masih banyak yang belum berhasil menjalin kerjasama

yang baik dengan orang tua peserta didik dalam upaya menumbuhkan dan

membina karakter peserta didik.

Dari sudut pandang tertentu, terdapat sekolah yang belum sepenuhnya

memahami latar belakang peserta didik dengan rinci. Seain itu, banyak orang

tua yang juga kurang mengetahui perkembangan anak mereka di sekolah dan

tidak familiar dengan kebijakan atau program sekolah tempat anak mereka

bersekolah. Akibatnya banyak anak yang kurang diperhatikan secara emosional

dan kerjasama belum terjalin dengan baik, dan mereka belum menyadari betapa

pentingnya kerjasama dalam membangun karakter peserta didik. penulis

berkeinginan untuk ebih mendalami masalah mengenai “Manajemen Strategi

Kepala Sekolah dalam Menjalin Hubungan Kerjasama antara Orang Tua dan

Guru untuk Menumbuhkan Karakter Peserta Didik”.


8

Melihat bagaimana kondisi hubungan antara guru dan orang tua

sangatlah minim maka dari itu dilakukan peneitian untuk mengetahui

bagaimana strategiyang dihadirkan oleh kepala madrasah untuk mengatasi

permasalahan internal maupun eksternal yang terjadi di Madrasah Aliyah

Nihayatul Amal Purwasari Karwang. Berdasarkan dengan pengamatan yang

peneliti lakukan selama 3 minggu dari tanggal 12 faberuari sampai 6 maret,

saya menemukan kecenderungan dimana para orang tua mulai berkurang rasa

kepeduliannya terhadap pendidikan dan keadaan siswa di sekolah juga

sebaliknya hal tersebut terjadi terhadap guru. Orang tua berfikir bahwa

madrasah bertanggung jawab terhadap Pendidikan peserta didik. Dan

kurangnya rasa kepekaan guru terhadap kondisi peserta didik yang sedang

dialaminya baik itu dialami disekolah maupun diluar sekolah. Hanya sedikit

orang tua yang mengerti bahwa peran orang tua di rumah sama pentingnya.

Wali murid hendaknya sadar bahwa rumah bisa menjadi tempat bagi siswa

untuk menerima pembelajaran, contohnya pembeajaran moral dan membantu

para peserta didik menyelesaikan pekerjaan rumah mereka.

Oleh sebab itu sudah menjadi tugas kepala madrasah untuk

meningkatakan keahlian dalam berkomunikasi terhadap guru serta wali murid

agar dapat saling memberikan pengertian satu sama lain dengan tujuan agar

dapat meminimalisir terjadinya suatu kesalah pahaman atau mispresepsi serta

dapat membangun citra yang positif disekolah maupun dirumah, hal ini
9

merupakan strategi kepala madrasah dalam berupaya menjalin kemitraan antara

guru dan wali murid.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan orang tua dan guru

lebih memperihatkan perhatia dan kepeduliannya kepada pendidikan peserta

didik, baik itu di lingkungan luar maupun di dalam sekolah. Hal ini karena

pendidikan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja berdasarkan penjelasan

diatas penulis berminat melakukan penelitian tentang “Manajemen Strategi

Kepala Sekolah dalam Menjalin Hubungan Kerjasama Antara Guru dan Orang

Tua dalam Menumbuhkan Karakter Peserta Didik di Madrasah Aliyah

Nihayatul Amal Purwasari Karawang”

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan kerjasama yang terjalin saat ini antara guru dan

orang tua di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang?

2. Bagaimana penerapan manajemen srategi kepala madrasah dalam menjalin

hubungan antara guru dan orang tua untuk menumbuhkan karakter peserta

didik di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan kerjasama yang elah terjalin antara guru dan

orang tua di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang


10

2. Untuk mengetahui manajemen srategi yang dilakukan kepala madrasah

dalam menjalin kerjasama antara guru dan orang tua dalam menumbuhkan

karakter peserta didik di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari

Karawang.

1.4. Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yang akan dikemukakan, peeneitian ini

menggambarkan suatu kehendak yang diharapkan, sehingga untuk kegunaan

dari penelitian ini pun peneliti telah mengamati dari 2 aspek antara lain:

a. Manfaat Teoritis

1. Dapat mengetahui hubungan kerjasama yang dijalin antara guru dan

orang tua di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang.

2. Menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai bagaimana kepala

madrasah lebih dapat lebih membuka diri dalam membangun

hubungan kerjasamanya dengan wali murid dalam rangka

membangun dan mengembangkan karakter peserta didik.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi kepala madrasah, sebagai referensi tambahan dalam

membangun hubungan kerjasama antara guru dan orang tua unuk

menumbuhkan karakter peserta didik


11

2. Bagi guru, sebagai pengetahuan baru agar dapat bisa menjalin

komunikasi serta interaksi sosial yang efekif dengan peserta didik

maupun kepada orang tua mereka

3. Bagi peneliti, penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti sendiri

dikarenakan selain akan menambah wawasan ilmiah, juga agar dapat

mengeahui permasalahan tentang strategi apa yang dilakukan oleh

kepala madrasah dalam menjalin hubungan kerjasama antara guru

dan orang tua guna untuk menumbuhkan karakter peserta didik

1.5. Sistematika Penulisan

Agar dapat mempermudah dalam memahami skripsi yanghendak

disusun, maka peneliti perlu mengemukakan sistematika penuisan skripsi,

yakni sebagai berikut:

1. Bagian primer, bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan,

kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka

2. Bagian teks, bagian ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi

sub-sub bab antara lain ialah:

a. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini peneliti dapat menguraikan latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan,

dan kerangka berfikir

b. Bab II Kajian Pustaka


12

Pada bagian ini terdiri dari manajemen strategi, strategi kepala

madrasah, kerjasama dan hubungan yang diterapkan, peran guru dan

orang tua serta Pendidikan karakter yang diberikan

c. Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini membahas mengenai bagaimana metode penelitian yang

digunakan, menampilkan lokasi serta waktu penelitian, dibab ini juga

menjelaskan mengenai bagaimana data-data yang diperoleh lalu

kemudian dilakukan pengolahan data, sampai pada bagaimana data

yang telah diperoleh kemudian dianalisis

d. Bab IV Laporan Hasil Penelitian

Pada bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian yang menjelaskan

tahapan pengungkapan penemuan peneliti yang telah diperoleh pada

saat pengumpulan data yang kemudian dianalisis melalui proses

analisis data

e. Bab V Penutup

Pada bagian ini berisi tentang kesimpulan, saran, daftar pustaka serta

lampiran-lampiran

Dengan demikian sisematika penuisan skripsi yang berjudu

“Manajemen Strategi Kepala Madrasah dalam Menjalin Hubungan Kerjasama

antara Guru dan Orang Tua untuk Menumbuhkan Karakter Peserta Didik di

Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang”


13

1.6. Kerangka Berfikir

Maksud dari kerangka berfikir sendiri adalah supaya terbentuknya suatu

alur penelitian yang jelas dan dapat diterima secara akal (Sugiyono, 2017:92).

Sebuah kerangka pemikiran bukanlah sekedar sekumpulan informasi yang

didapat dari berbagai sumber- sumber, atau juga bukan sekedar sebuah

pemahaman. Tetapi, kerangka pemikiran membutuhkan lebih dari sekedar data-

data atau informasi yang relevan dengan sebuah pemikiran yang dibutuhkan

sebuah pemahaman dalam sebuah kerangka pemikiran akan melandasi

pemahaman-pemahaman lain yang telah tercipta terlebih dahulu. Kerangka

pemikiran ini akhirnya akan menjadi pemahaman yang mendasar dan menjadi

pondasi bagi setiap pemikiran lainnya.

Kerjasama antara kepala madrasah dan orang tua merupakan suatu

bentuk keterlibatan yang penting dalam membentuk karakter peserta didik.

kepala madrasah bertanggung jawab dalam merencanakan program-program

pembelajaran di sekolah dan oleh karena itu orang tuaharus turut mendukung

dan membantu agar program tersebut dapat berjalan dengan baik. Dengan

demikian, tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Kerjasama antara kepala madrasah, guru dan orang tua dalam hal dunia

Pendidikan sangat mutlak khususnya dalam pembentukan karakter seorang

peserta didik. M Ngalim Purwanto menegaskan lebih lanjut: dengan adanya

kerjasama itu, orang tua akan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman

dari guru dalam hal mendidik anak-anaknya. Sebaliknya, para guru dapat pula
14

memperoleh keterangan dari orang tua tentang kehidupan dan sifat-sifat anak-

anaknya. Keterangan-keterangan orang tua itu sungguhbesar gunanya bagi guru

dalam memberikan pelajaran dan Pendidikan terhadap murid-muridnya.

Kepala Madrasah

Srategi kepala madrasah dalam menjalin hubungan kerja sama


dengan guru dan orang tua guna menumbuhkan karaker peserta
didik.

Planning (Perencanaan)
Hubungan Kerjasama antara guru dan
orang tua
Organizing (Pengorganisasian)

Kerjasama yang dijalin secara


Actuating (Pelaksanaan) internal

Controlling (Pengkontrolan) Kerjasama yang dijalin secara


eksernal

Hubungan kerjasama antara kepala madrasah, guru serta orang tua yang positif
dalam pembentukan karakter peserta didik

Table 1kerangka berfikir


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritik

A. Manajemen Strategi

1. Pengertian Manajemen Strategi

Untuk mencapai sebuah tujuan, diperlukan sebuah strategi yang

tepat. Setiap organisasi memiliki strategi yang dirancang dengan tujuan

mencapai tujuan organisasi tersebut. Mengembangkan strategi yang tepat

telah menjadi pertimbangan penting bagi semua organisasi. Istiah

“strategi” berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti “generalship” atau

tindakan yang dilakukan oleh jenderal dalam merencanakan kemenangan

dalam pertempuran. Secara umum, strategi adalah rencana jangka panjang

untuk mencapai tujuan tersebut. Manajemen ialah suatu proses atau

kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu

kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-

maksud yang nyata. Dalam konteks ini, manajemen adalah suatu kegiatan,

sementara pelaksanaannya disebut managing pengelolaan sedangkan

pelaksanaannya disebut manajer atau pengelola (Terry, 2012).

Definisi atau pengertian manajemen strategis dalamliteratur ilmu

manajemen adalah luas, dan tidak ada definisi yang diterima secara

universa. Oleh karena itu, definisi manajemen strategis berkembang

15
16

tergantung pada pemahaman atau interpretasi seseorang. Namun,

meskipun berbagai definisi yang diberikan oleh para ahli manajemen, pola

pikir umum dapat ditemukan bahwa manajemen strategis adalah disipin

yang menggabungkan fungsi manajeriauntuk membuat keputusan bagi

organisasi secara sistematis untuk mencapai tujuan organisasi secara

efektif dan efesien. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

manajemen strategik adalah suau seni danilmudari suatu pembuatan

(formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating)

mengenai keputusan-keputusan strategis antara fungsi-fungsi yang

memungkinkansebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang

(Wahyudi, 1995;15).

Untuk memperjelas definisi mengenai manajemen strategi,

dibawah ini dituliskan beberapa pengertian manajemen straegis sebagai

berikut:

Menurut Wheelen dan Hunger (2011:6) menekankan pengambilan

keputusan dan tindakan secara manajerial untuk keberhasilan organisasi

dalam jangka Panjang. Dengan berpijak pada Analisa lingkungan,

formulasi sera implementasi strategis yang tepat, evaluasi dan pengawasan

yang juga terencana. Menurut mereka penerapan manajemen strategis

adalah terletak pada pengkajian secara cermat pada masalah lingkungan

untuk mempelajari ancaman yang ada serta peluang yang memungkinkan

bagi kemajuan organisasi dengan berpijak pada kekuatan, kelemahan yang


17

dimiliki organisasi. Sedangkan menurut John A. Pearce II dan B. Robinson

(2013). Manajemen strategi adalah sekumpulan keputusan dan tindakan

yang menghasilkan sebuah perumusan (formulating), penerapan

(implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-

sasaran perusahaan.

Pengertian lain mengungkapkan pengertian strategi ialah suatu

arah dan kebijakan atau rencana yang di dahulukan untuk mencapai tujuan

utama lembaga atau perusahaan. Didalam istilah lain, strategi juga

memiliki arti sebuah rencana yang cermat terkait aktivitas dalam mencapai

suatu tujuan. Definisi secara umum memiliki pengertian sebuah garis besar

haluan untuk melakukan langkah dalam usaha mencapai target yang telah

ditentukan. Sehingga dapat di simpulkan bahwa strategi merupakan sebuah

arah, kebijakan dan rencana yang cermat dalam melakukan tindakan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Jadi dapat disimpulkan manajemen strategi ialah sekumpulan

keputusan dan langkah dasar yang dirancang oleh menejer puncak dan

simplementasi oleh semua rangkaian organisasi dalam rangka mencapai

tujuan. Secara umum konsep-konsep strategi memperoleh perhatian serius

dalam organisasi. Dalam suatu organisasi dapat melibatkan lebih dari satu

elemen pembentuk keadaan internal dan berbagai penampilan organisasi

sejenis lainnya sebagai competitor. Apabila decision markeing dan

planning merupakan fungsi manajemen, begitu juga dalam pengambilan


18

keputusan strategik pada manajemen strategik. Pertama, manajemen

srategik membuat sebuah keputusan strategik dengan membuat tujuan dan

sasaran. Setelah itu manajemen memperhatikan, menggerakkan kegiatan

operasional kepada semua pihak pihak yang bertanggung jawab, yang

terlibat dalam sebuah pencapaian tujuan dan sasaran (Rahmat:2014

(manajemen strategik)). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

manajemen strategis memiliki fungsi untuk membuat keputusan strategis,

merumuskan rencana strategis, dan meninjau atau mengevaluasi strategi.

Manajemen strategi merupakan sebuah aktivitas dalam manajemen

yang biasanya disusun oleh pemimpin sebuah organisasi perusahan atau

lembaga. Manajemn strategik juga memberikan arahan secara menyeluruh

untuk sebuah perusahaan atau lembaga yang terkait erat dengan bidang

organisasi prilaku tersebut. Berbicara mengenai manajemen strategi ialah

mengidentifikasi suatu tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana

tujuan sumber daya tersebut dapat dilakukan secara efektif untuk

memenuhi tujuan strategi. Manajemen strategi harus dapat memberikan

fondasi dasar atau sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan dalam

sebuah organisasi. Hal ini merupakan sebuah proses yang saling berkaitan

dan terus menerus.

Manajemen strategi pada dasarnya adalah suatu upaya untuk

mencapai kondisi yang diinginkan. Upaya ini dapat diwujudkan dalam

bentuk kebijakan yang akan mengarahkan pencapaian visi sekolah.


19

Sebagai aternatif, ini dapat disederhanakan sebagai upaya mencapai

kondisi yang diharapkan, seperti visi, misi, dan tujuan dengan cara yang

optimal. Pada dasarnya, visi yang dirumuskan adallah nilai yang dipegang

oleh para pemangku kepentingan sekoah, terutama orang tua dan peserta

didik. Lembaga pendidikan, khususnya madrasah, orang tua guru, dan

siswa berupaya agar lulusan yang memiliki nilai moral, pengetahuan, dan

keterampilan yang baik dapat memenuhi peran sosialnya di masyarakat

setelah menyelesaikan pendidikan.

2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Strategi

Tujuan dari strategi pada dasarnya adalah untuk memastikan

bahwa strategi dapat dirancang dan diterapkan dengan efektif. Sesuai

dengan pendapat Sofyan Assuari (2013), terdapat enam fungsi yang perlu

dilakukan secara sinergis, yaitu:

1. Komunikasikan tujuan (visi) yang diinginkan kepada orang

lain. Strategi dapat dirumuskan sebagai tujuan yangdiinginkan,

dan mengkomunikasikan apa yang akan dilakukan, untuk siapa

hal ini dilakukan, dan mengapa hasi kinerja bisa berharga.

Strategi aternatif perludievauasi dan disesuaikan dengan

kemampuan organisasi yang sesuai dengan faktor lingkungan

dimana kemampuan tersebut dapat dilakukan


20

2. Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan

organisasi dengan peluang dari lingkungan disekitarnya.

3. Memanfaatkan atau mengoptimalkan keberhasilan serta

kesuksesan yang telah dicapai sambal menganalisis peluang-

peluangyang muncul.

4. Memproduksi dan memanfaatkan lebih banyak sumber daya

daripada yang digunakan saatini, terutama sumber daya

keuangna dan sumber daya lain yang dapat dirancang dan

dimanfaatkan. Oleh karena itu, apa yang dihasilkan harus

berasal dari sumber daya yang nyata, bukan hanya opini, tetapi

juga reputasi, komitmen karyawan, identitas mere, dan sumber

daya tak berwujud lainnya.

5. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan organisasi ke

depan. Strategi harus dapat mempersiapkan keputusan yang

tepat yang sangat penting bagi upaya untuk mencapai tujuan

dan tujuan organisasi.

6. Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi

sepanjang waktu. Proses yang berkelanjutan sedang

berlangsung untuk menemukan tujuan dan tujuan untuk

menciptakan dan memanfaatkan sumber-sumber daya dan

aktivitas pendukung langsung.


21

Adapun fungsi manajemen strategi ialah elemen-elemen dasar

yang selalu melekat dalam proses manajemen yang akan dijadikan sebagai

referensi menejer dalam melakukan kegiatannya ataupun perencanaan

yang terstruktur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan menurut

Rachmat (2014) fungsi manajemen dibagi menjadi empat yaitu:

a. Perencanaan (planning), ialah proses kegiatan memikirkan hal-

hal yang akan dilakukan dengan sumber yang dimilikidan

menentukan priorias kedepan agar dapat berjalan sesuai dengan

tujuan dasar organisasi.

b. Pengorganisasian (organizing), ialah proses menyusun

pembagian kerja daam unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya

serta menetapkan orang yang menduduki fungsi-fungsi tersebut

secara tepat.

c. Pengarahan (directing), ialah tindakan untuk mengusahakan

agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai

sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha

organisasi.

d. Pengevaluasian (evaluating), ialah proses pengawasan dan

pengendalian performa organisasi untuk memastikan bahwa

jalannya organisasi sesuai dengan yang telah direncanakan dan

ditetapkan.
22

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fungsi organisasi

merupakan alat dari manajemen strategi untuk mencapai sebuah tujuan

manajemen dan organisasi memiliki hubungan ikatan yang erat. Hal ini

dapat berguna untuk memasarkan atau menyebarkan unit-unit produk

serta peningkatan kualitas pelayanan yang diperlukan manajemen untuk

mengkoordinasikannya.

Banyaknya pengertian yang membahas mengenai manajemen

strategis yang diungkapkan oleh para ahli. Namun pada prinsip yang sama

ialah menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dengan berfikir strategis

yakni dengan adanya perencanaan, penerapan, dan pengawasan.

3. Tahapan-tahapan Manajemen Strategi

Dalam merencanakan atau merumuskan strategi terdapat tiga tahap

penting yang tidak dapat dilewatkan oleh lembaga ketika akan

merencanakan strategi yaitu dengan formulasi strategi itu sendiri.

Implementasi straegi maupun evaluasi strategi. Dibawah ini terdapat

tahapan straegi:

a. Formulasi Strategi

Strategi formulasi atau perumusan strategi ialah proses

meneapkan sebuah program atau rencana yang dilaksanakan

organisasi, tujuan akhir yang ingin dicapai sera cara yang akan

digunakan untuk mencapai tujuan akhir tersebut. ((John A.

Pearce II dan Richard B. Robinson:2013) manajemen


23

strategis). Formulasi strategi adalah tahap awal dimana

perusahaan meneapkan visi, misi yang diserai analisa

mendalam erkait faktor internal daneksernal perusahaan dan

penetapan tujuan jangka Panjang yang kemudian digunakan

sebagai acuan untuk menciptakan aletrnatif strategi-strategi

bisnis dimana akan dipilih salah satunya untutk di tetapkan

sesuai dengan kondisi lembaga. (Rachmat:2014).

Dalam proses ini seorang manajer hendaknya

memanfaakan sumber daya manusia yang ada untuk bersama

menyusun formulasi yang efekif dan efesien guna

mengembangkan hubungan kerjasama di madrasah. Hal ini

dimaksudkan agar timbulnya rasa saling memiliki antara satu

dengan lainnya sehingga mudah dalam melakukan semua

formuasi yang telaj ditetapkan. Terdapat beberapa langkah

formulasi strategi yang harus dilakukan ialah

a) Perumusan visi (mission determination) yaitu

pencitraan bagaimana lembaga bereksistensi,

merupakan penetapan sasaran dan objektif jangka

panjang (visi) serat menentukan langkah-langkah

apa saja yang harus diambil untuk mempertegas dan

memperjelas dengan mengutamakan fungsi-fungsi

setiap manajemen lembaga agar pekerja, top


24

manajemen dan fungsional perusahaan dapat saling

bersinergi dan berkolaborasi untuk mencapai visi

sebagai tujuan yang telah ditetapkan.

(Rachmat:2014)

b) Assesmen lingkungan eksernal (environmental

external assessment) ialah mengakomodasikan

kebutuhan lingkungan akan kualitas pelayanan yang

dapat disediakan oleh lembaga. Analisa yang

dilakukan oleh lembaga terkait pemahaman

mendalam tentang kondisi interna dan eksternal

lembaga dengan cara mengenali secara jelas fakor-

faktor berupa kekuatan dan kelemahan dari internal

lembaga serta peluang maupun ancaman yang

muncul dari lingkungan eksternal lembaga dan agar

lembaga dapat mempertimbangkan secara tepat

kebijakan strategis yang akan digunakan.

c) Asesmen organisasi (organization assessment) yaitu

merumuskan dan mendayagunakan sumber daya

lembaga secara optimal.

d) Penentuan strategi (strategi setting) yaitu memilih

strategi yang paling tepat untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan dengan menyediakan anggaran,


25

sarana dan prasarana, maupun fasilias yang

dibutuhkan untuk itu. (Fred David:2011). Berbekal

dengan landasan misi, visi, serta hasil analisa fakor-

faktor lingkungan internal dan eksernal, lembaga

merumuskan alternatif strategi-strategi yang sesuai

dengan kapabilitas dan keadaan lembaga diikuti

dengan penilaian dan evaluasi kritis menggunakan

penyesuaian objekif jangka panjang agar realisasi

dari strategi tersebut dapat membawa hasil maksimal

pada lembaga dan selanjutnya strategi tersebutlah

yang akan dipilih untuk direalisasikan.

Setelah strategi utama dan sasaran jangka panjang

ditetapkan, maka proses selanjutnya yang tidak kalah penting

ialah implementasi strategi dalam bentuk tindakan. Hal ini

dikarenakan manajemen strategis merupakansebuah proses

yang saling berkesinambungan. Dimulai dengan perumusan

strategi, dilanjutkan dengan pelaksanaan dan kemudian

bergerak kearah peninjauan kembali dan penyempurnaan

straegi. Para menejer kini beralih ke tahap yang baru yakni

menerjemahkan pemikiran strategis kedalam tindakan

organisasi. Menurut Pearce dan Robinson (2013), mereka


26

beralih dari merencanakan kerja mereka yang mengerjakan

rencana mereka atau dengan kata lain dari formulasi strategi

menuju impemenasi strategi.

b. Implementasi Strategi

Implementasi strategi merupakan langkah dimana

strategi yang telah melalui idenifikasi ketat mengenai faktor

lingkungan eksternal dan internal serta penyesuaian tujuan

lembaga mulai diterapkan atau diimpementasikan dalam

kebijakan-kebijakan intensif dimana setiap divisi dan

fungsional lembaga berkoaborasi dan bekerja sesuai dengan

tugas dan kebijakannya masing-masing.

Implementasi strategi manajemen jangka panjang

sebagaimana yang telah dipaparkan dan ditetapkan sasarannya

melalui jangka panjang, bahwa upaya dengan mencapai tujuan

lembaga dengan tahapan yang spesifik. Disini lembaga

mereaisasikan dengan bertahap sasaran jangka panjang tersebut

dengan menetapkan standar pencapaian dan kebijakan strategi

yang telah dipilih bagi setiap tingkat organisasi. Lembaga

menegaskan dan menentukan tujuan utamanya dalam nilai

kualitatif yang spesifik disertai pemaparan dan implementasi

strategi yang digunakan oleh top manajemen, divisi dan


27

fungsionalnya. Selanjutnya implementasi strategi dalam

kebijakan fungsional adalah langkah dimana perwujudan dari

implemenasi strategi dapat diuraikan dalam langkah-langkah

kecil dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik.

Dari ketiga tahap manajemen strategis, hal tersulit yang

membutuhkan perhatian ekstra adaah implementasi strategis

dalam manajemen meliputi keseluruhan kegiatan manajerial

yang mencakup keadaan seperti motivasi, kompensasi,

penghargaan manajemen, dan proses pengawasan.

c. Evaluasi Strategi

Tahap yang terakhir ialah evaluasi strategi yang

dimaksud dengan evaluasi strategi adalah usaha-usaha untuk

memonitor hasil-hasil dari formulasi dan implementasi

strategis termasuk mengukur kinerja organisasi serta

mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan (Fred

R. David:2013).

Ketika strategi yang akan ataupun telah

diimplementasikan dinilai menunjukan perubahan yang tidak

sesuia dengan rencana yang ada, hasil yang dicapai atau

memang disebakan adanya asumsi yang salah dan oleh hal-hal

lain yang sifatnya tidak dapa dikontrol, maka rencana perlu


28

direvisi ulang dengan evaluasi kinerja. Tiga aktivitas penilaian

strategi yangpaling mendasar menurut Fred R. David:2013

adalah:

a. Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal

yang menjadi landasan strategi saat ini.

b. Pengukuran kinerja, dan

c. Pengambilan langkah korektif. Pengendalian melalui

evaluasi dan penilaian berkala ditunjukan agar

program, kebijakan dan strategi yang diterapkan

dapat berjalan sebagaimana mestinya, sesuai dengan

harapan lembaga dan tanpa adanya penyimpangan.

B. Strategi Kepala Madrasah

1. Pengertian Kepala Madrasah

Menurut (Sudarwin Danim:2013) Kepala Madrasah adalah guru


yang diberi tugas tambahan atau jabatan sebagai pimpinan yang biasa
disebut sebagai kepala sekolah. Wahjosumidjo menerangkan bahwa
kepala madrasah merupakan jabatan kepemimpinan yang tidak bisa
digantikan oleh sumber daya manusia lainnya tanpa didasarkan atas
petimbangan-pertimbangan. Selanjutnya (Wahjosumidjo:2002) telah
mendefinisikan bahwa kepala madrasah ialah seorang tenaga fungsional
yaitu seorang guru yang diberi kepercayaan untuk memimpin sebuah
lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat proses belajar mengajar.
Lain halnya menurut (Daryanto:2010) kepala sekolah merupakan seorang
pemimpin yang ditetapkan secara langsung oleh lembaga atau yayasan
bahkan pemerintah.
29

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwasannya

kepala madrasah merupakan sebuah jabatan yang dapat memimpin suatu

lembaga pendidikan yang nantinya mengatur dan mengelola semua

sumber daya dan sarana prasarana yang ada, dan juga sebagai penggerak

dalam meaksanakan program madrasah. Peran ini sangat penting untuk

diaksanakan demi mencapai tujuan pendidikan.

2. Pengertian Strategi Kepala Madrasah

Strategik kepala madrasah memiliki salah satu faktornya ialah

dapat mendukung sebuah lembaga pendidikan atau madrasah untuk dapat

mewujudkan visi, misi, tujuan serta sasaran sekolah melalui program yang

dilaksanakan secara tersusun dan bertahap. Strategi kepala madrasah harus

memiliki kompetensi, kompetensi tersebut antara lain kepala madrasah

harus bisa menggerakkan, mendorong dan membimbing seluruh sumber

daya manusia yang terlibat, tak terkecuali juga wali murid agar dapat bisa

bekerjasama dalam menjalankan program-program sekolah terutama

dalam hal pembinaan karakter peserta didik.

Strategi kepala madrasah juga menjelaskan bahwa untuk mencapai

suatu tujuan dari strategi yang sudah direncanakan yaitu dengan cara

menggunakan berbagai metode pendekatan. Selanjutnya kepala madrasah

mengambil beberapa tindakan yang dapat digunakan untuk mencapai

tujuan dengan mengumpulakan potensi dan sumber daya manusia yang


30

sudah dimiliki oleh sekolah salah satu yang dimiliki ialah strategi kepala

madrasah dalam menjalin hubungan kerjasama antara kepala madrasah

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwasannya strategi

kepala madrasah merupakan suatu metode yang dapat digunakan oleh

seorang kepala madrasah dalam menyusun program-program pendidikan

dengan mengikut sertakan semua sumber daya manusia, khususmnya wali

murid agar selalu aktif dalam melakukan kerjasama dan merealisasikan

tujuan pendidikan. Dikarenakan dalam menumbuh kembangkan karakter

peserta didik merupakan tanggung jawab antara sekolah dan dapat bekerja

sama dalam merealisasikan tujuan pendidikan, karenadalam menumbuh

kembangkan karakter peserta didik merupakan tanggung jawab antara

madrasah dan wali murid.

3. Tujuan Manajemen Strategi Kepala Madrasah

Manajemen strategik memiliki tujuan utama yaitu selalu

mendukung lembaga pendidikan terutama dalam menentukan strategi yang

tepat dengan menggunakan pendekatan sistematis, logis dan rasional.

Didalam dunia pendidikan ini memerlukan suatu keseriusan serta

dorongan dari semua sumber daya demi mencapai visi, misi dan tujuan

sekolah atau lembaga. Oleh sebab itu kepala madrasah harus mampu

mengusahakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan dalam mencapai

sebuah tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan tersebut ialah perencanaan,


31

pengorganisasian, pemimpin dan mengendalikan. Dibawah ini beberapa

tujuan manajemen strategi kepala sekolah diantaranya:

a. Memberikan arahan jangka Panjang terhadap tujuan yang akan

dicapai

b. Membantu sekolah beradaptasi dengan lingkungan masyarakat

c. Membuat kinerja sumber daya manusia lebih efektif

d. Mengaplikasikan serta mengevaluasi strategi dengan efektif dan

efesien

e. Membuat strategi baru untuk menyesuaikan dengan lingkungan

eksternal dan internal

f. Meninjau ulang kelebihan dan kekurangan dari strategi yang

digunakan

4. Fungsi dan Tugas Peran Kepala Madrasah

Kepala sekolah harus dapat melakukan pekerjaannya sebagai

seorang educator, manajer, administrator, dan supervisor. Namun dalam

perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan

perkembangan zaman, seorang kepala sekolah juga harus mampu berperan

menjadi seorang leader, innovator, dan motivator sekolah. Dengan

demikian dalam pradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah

setidaknya juga harus mampu berfungsi sebagai educator, manajer,

administrator, supervisor, leader, innovator serta menjadi motivator.


32

Sedangkan untuk fungsi kepemimpinan dalam Pendidikan terbagi

menjadi:

a) Mengembangkan serta menyalurkan kebebasan berfikir dan

mengeluarkan pendapat baik secara perorangan maupun

sebagai kelompok, usaha dalam mengumpulkan data atau

bahan yang telah disipakan oleh kelompok dalam

menetapkan kepemimpinan yang mampu memenuhi aspirasi

didalam kelompoknya. Dengan demikian keputusan akan

dipandang sebagai suatu yang tepat yang akan dilakukan oleh

para anggota kelompok dalam rangka mencapai suatu tujuan

tertentu.

b) Mengembangkan suatu kerjasama yang efektif dengan

memberikan pengharapan serta pengakuan terhadap

kemampuan orang-orang yang ada dibawa pimpinannya,

sehingga timbulah kepercayaan pada dirinya sendiri dan

kesediaan menghargai orang lain sesuai dengan kemapuanya

masing-masing

c) Dapat membantu masalah-masalah yang sedang dihadapi

secara perorangan maupun kelompok dengan memberikan

petunjuk dalam mengatasinya sehingga dapat berkembang

serta ikut bersedia untuk memecahkan masalah berdasarkan

kemampuannya sendiri.
33

Peran utama kepala madrasah sebagai seorang pemimpin dalam

pendidikan ialah memciptakan situasi belajar mengajar dan murid dapat

belajar dengan baik. Kepala madrasah memiliki tanggung jawab tambahan

yaitu melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta situasi belajar

mengajar yang baik, dan melakukan supervise sehingga guru juga

bertambah dalam membimbing petumbuhan murid-murid.

C. Hubungan Kerjasama Madrasah dengan Orang Tua

1. Pengertian Kerjasama Madrasah dengan Orang Tua

Menurut (Epstein dan Sheldon Ray:2013) menyatakan bahwa kerjasama

madrasah, keluarga dan masyarakat merupakan sebuah konsep yang

multidimensional dimana keluarga, guru, pengelola, dan anggota masyarakat

bersama-sama menanggung tanggung jawab untuk meningkakan dan

mengembangkan akademik siswa sehingga akan berakibat pada Pendidikan dan

perkembangan anak. Yang dimaksud dengan multidimensional berarti kerjasama

lebih dari sekedar pertemuan orang tua dan guru dalam berbagai peran sepanjang

waktu. Hal tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan iklim dan program

madrasah, mengembangkan keerampilan dan kepemimpinan orang tua,

mendampingi keluarga untuk behubungan dengan madrasah. Ada beberapa

alasan tersebut yang dapat memberikan tekanan pentingya peran orang tau pada

pendidikan anak dan menjalin hubungan yang kuat dan positif dengan sekolah.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kerjasama

orang tua untuk bertanggung jawab meningkatkan dan megembangkan


34

pendidikan dan perkembangan anak sera multidimensional untuk mencapai

tujuan bersama. Kegiatan kerjasama antara madrasah dan orang tua dapat

dikelompokan menjadi keterlibatan dan parisipasi.

2. Bentuk Kerjasama Madrasah dengan Orang Tua

Dalam peningkatan kualitas Pendidikan sangat menekankan betapa

pentingnya peran madrasah dan peran orang tua serta masyarakat dalam

mengembangkan Pendidikan. Proses Pendidikan yang bermutu apabila

seluruh komponen Pendidikan terlibat dalam proses Pendidikan itu sendiri.

Oleh sebab itu partisipasi masyarakat dan orang tua mempunyai peran yang

sangat penting dalam menyusun program Pendidikan yang relevan,

sekaligus memerlukan dukungan masyarakat dalam melaksanakan

program tersebut (Sundari, 2001). Oleh sebab itu masyarakat dan orang tua

mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas

Pendidikan sebab orang tua dan keluarga mempunyai kewajiban untuk

mendidik anak-anak mereka serta didalam sebuah keluarga terdapat

hubungan timbal balik yang penting ke jenjang Pendidikan yang

selanjutnya (Mansur, 2014). Orang tua berperan penting dan bertanggung

jawab serta mengedepankan Pendidikan anak-anaknya. Dengan adanya

hubungan sekolah dengan orangtua siswa akan dapat memudahkan untuk

merencanakan kegiatan program sekolah sehingga kualitas sekolah dapat

ditingkatkan.
35

Menjalin hubungan antara guru dan wali murid merupakan

tanggung jawab kepala madrasah, dengan cara membangun organisasi

pendidikan yang aman, nyaman dan ramah, tetunya juga sehat yang akan

dapat terealisasikan dengan baik dalam mewujudkan tujuan pendidikan.

Kerjasama antara kepala sekolah dan orang tua, kerjasama keduanya sangat

dibutuhkan dengan tujuan agar program program sekolah yang telah

disusun dengan rapih dapat tercapai dengan baik.

Pendidikan tidak dapat terlaksana dengan maksimal apabila tidak

adanya dorongan dari wali murid. Begitupun juga keterlibatan dari wali

murid dapat memberikan pengaruh yang positif perkembangan karakter

dan kemajuan siswa di sekolah. Hal ini melihatkan bahwasannya jika

seorang kepala madrasah dapat menjalin hubungan yang efektif dengan

wali murid, maka tujuan pendidikan yang akan dicapai secara optimal dan

maksimal. Kepala madrasah memiliki kewajiaban menyampaikan tujuan

dimulai dari program, kebutuhan dan keadaan sekolah kepada kedua orang

tua. Adapun jika kebalikannya seorang kepala madrasah juga harus

mengetahui dengan jelas mengenai apa saja yang akan menjadi harapan

wali murid terhadap madrasah.

Kerjasama yang dibangun atau dijalin oleh pihak sekolah dengan

orang tua siswa memerlukan manajemen atau pengelolaan yang baik.

Dengan adanya manajemen hubungan antara sekolah dan orangtua siswa

kerjasama dapat terjalin dengan baik dan terarah, sehingga tujuan yang
36

telah ditetapkan dapat tercapaidan terlaksana. Hidayutullah (2012)

mengungkapkan bahwa dalam konsep lingkungan Pendidikan, maka kita

mengenal tiga macam lingkungan yang dialami oleh peserta didik dalam

masa yang bersamaan, antara lain: lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, sekolah perlu mengkomunikasikan

segala kebijakan dan pembiasaan yang dilaksanakan disekolah kepada

orang tua/wali danmasyarakat sekitar.

Kerjasama antara keduanya bukan hanya melakukan pengamatan

terhadap kegiatan siswa saja, akan tetapi yang diharapkan dari kerjasama

tersebut dapat memberikan peluang kepada siswa agar dapat

dikembangkan oleh potensi yang telah dimilikinya. Hal ini telah didasarkan

oleh UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional yang

dijelaskan dibawah ini:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan


kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
danbermartabat dalam rangkan mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk perkembangannya potensi peserta didik
agarmenjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta
bertanggung jawab”.

Berdasarkan apa yang disampaikan diatas ada beberapa amanah

yang diberikan dan diberatkan kepada kepala madrasah dan orangtua dalam

hal mengembangkan potensi siswa di sekolah. Seperti halnya yang telah

dicantumkan dalam Undang-Undang Sindiknas No. 20 Tahun 2003. Jadi


37

sangat berharap kepala sekolah dan orang tua dapat menjalin hubungan

yang baik dalam menggapai tujuan lemabaga Pendidikan atau sekolah,

dimana orang tua dapat memberi kepercayaan terhadap sekolah tersebut.

Dalam menjalin hubungan kepala madrasah dengan orangtua.

Kualitas pendidikan merupakan ha pening bagi manajemen strategis kepaa

madrasah daam ha ini maka dibutuhkan sebuah kerjasama dengan kepala

madrasah dan wali murid dengan tujuan bahwa kerjasama ini dapat

menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman baik untuk seklah maupun

untuk orang tua, dengan cara melakukan kegiatan pembeajaran yang

menyenangkan di kelas. Pihak madrasah jugadapat mengetahui berbagai

informasi dari wali murid tentang bagaimana karakter peserta didikjika

berada di rumah dan wali murid juga mendapatkan informasi tentang

pembinaan karakter peserta didik di sekolah. Oeh sebab itu, pihak

madrasah dan wali murid dapat mengawasi kemajuan serta perkembangan

dari siswa di sekolah.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa hubungan kepala

madrasah dengan orang tua bertujuan agar orang tua mendapatkan

informasi terhadap sebuah program yang dilaksanakan disekolah untuk

kepentingan Pendidikan dari peserta didik. Dalam halnya mencapai tujuan

tersebut, ada beberapa bentuk kerjasama yang dapat dilakukan oleh


38

seorang kepala madrasah dan orang tua diantaranya adanya perkembangan

bakat, Pendidikan mental, serta kebudayaan peserta didik.

Berikut beberapa kerjasama yang dapat disimpulkan secara rinci

ialah:

a. Kerjasama dalam bentuk proses pembelajaran peserta didik

Sebuah pengetahuan dimana kegiatan pembelajaran di sekolah juga

dapat keliru. Oleh sebab itu, guru selalu memberikan tugas pekerjaan

rumah maka dari itu peran orang tua di rumah sangat dibutuhkan dalam

membantu proses belajar siswa di rumah.

b. Kerjasama yang dibangun dalam bentuk pengemabangan bakat

Dalam hal ini pendidikan bukan menjadi tanggung jawab sekolah saja

namun juga menjadi tanggungjawab bersama, orangtua juga

diikuvservakan dalam hal ini. Dikarenakan keduanya merupakan

pendidik yang memiliki tanggung jawab membimbing perilaku siswa

agar dapat sesuai karakter yag diharapkan. Jika di rumah orang tua

dapat memperhatikan fisik, mental siswa ha tersebut jauh lebih baik

serta dengan mudah mendukung perekembangan sikap serta nilai

dalam diri siswa jauh lebih baik di lingkungan sekolah. Oleh karena

itu diharapkan kepada kepala madrasah dan waimurid bisa sama-sama

membina peserta didik dalam mencapai tujuan.


39

Bagi setiap siswa di butuhkan dalam membantu kepala madrasah

dengan penyeenggaraan dan perencanaan dalam pengembangan bakat

bagi peserta didik khususnya dalam program pembelajaran. Pihak

madrasah yang perlu memberitahukan kepada orang tua mengenai

potensi dan bakat dari peserta didik sehingga pembinaan dapat

dilanjutkan dilingkungan keluarga dengan mengingat waktu belajar

peserta didik yang sangat terbatas disekolah. Hal ini dapat diartikan

agar bakat dari peserta didik dapat berkembang secara maksimal.

c. Kerjasama dalam pembinaan peserta didik melalui perspektif

psikologi

Pada umumnya peran orang tua terhadap anak antara lain meliputi 3

hal yaitu:

a. Merawat fisik serta mental peserta didik agar peserta didik

memiliki tumbuh kembang yang sehat

b. Selalu membiasakan peserta didik bisa beradaptasi dengan

lingkungan seperti keluarga, masyarakat dan kebudayaan

c. Selalu memberikan kesejahteraan dalam hal psikologi serta

emosional pada diri peserta didik

Dalam membentuk pembinaan mental peserta didik membutuhkan

kerjasama yang baik hla ini sangat diperlukan gunanya dapat

memudahkan peserta didik dalam menghadapi suatu kesulitan belajar


40

disekolah, serta keadaan keluarga yang memang kurang kondusif

dapat mempengaruhi mental peserta didik disekolah sehingga dapat

menyebabkan peserta didik frustasi. Untuk itu orang tua dapat

berusaha agar jangan sampai adahal-hal dalam rumah yang dapat

mengganggu peserta didik.

Dalam menumbuh kembangkan karakter siswa hal itu juga merupakan

suatu poin penting selain dapat membekali peserta didik dengan

sebuah kompetensi akademik. Kepala sekolah dan orang tua harus

mempunyai visi dan misi yang sejalan agar peserta didik memiliki

karakter yang sesuai dengan yang diharapkan. Visi, misi dapat tercapai

apabila adanya dukungan dari orang tua yang ikut andil dalam

menerapkan Pendidikan karakter dirumah. begitupun dapat

sebaliknya, harus ada dorongan dari orang tua terhadap upaya sekolah

dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter yang baik dilingkungan

kepala sekolah.

Dalam penelitian Zulfikri Mamonto (2022) Agar adanya hubungan

kerjasama yang terjalin dengan kuat, maka kepala sekolah dan orang

tua dapat perlu melakukan langkah-langkah antara lain:

a. Seorang kepala sekolah dapat mengadakan pertemuan

diawal tahun pelajaran dan menanamkan kesadaran kepada


41

orang tua betapa pentingnya menumbuh kembangkan

karakter peserta didik.

b. Kepala sekolah dapat memberikan pemahaman kepada

orang tua bahwa karakter peserta didik dapat terbentuk dari

faktor kebiasaan sehari-hari yaitu apa yang dapat mereka

lihat, dengardan hal yang mereka lakukan secara berulang

setiap harinya

c. Kepala sekolah juga dapat menjelaskan beberapa penelitian

bahwa orang tua dapat sangat berpengaruh dalam

menumbuh kembangkan karakter peserta didik

d. Orang tua juga secara aktif dapat melibatkan diri mereka

kedalam organisasi disekolah seperti halnya komite sekolah

dan mengadakan sebuah perencanaan dalam membangun

karakter peserta didik

e. Kepala sekolah juga perlu menyampaikan kepada setiap

wali kelas agar bisa membangun komunikasi secara

langsung dengan orang tua peserta didik mengenai karakter

peserta didik dirumah agar dapat menjadi pertimbangan

dalam mendidik peserta didik disekolah

f. Kepala sekolah dapat memberi informasi kepada orang tua

mengenai program kegiatan yang akan dilakukan sehingga

orangtua dapat mendukung kegiatan tersebut.


42

3. Manfaat Kerjasama Madrasah dengan Orang Tua

a. Manfaat untuk Anak

Morrison (2012) menyatakan bahwa keterlibatan orang tua,

apapun latar belakangnya, cenderung akan meningkatkan pencapaian

peserta didik dan mendorong hasil pendidikan yang positif. Hubungan

tersebut berlaku bagi seluruh keluarga dari semua latar belakang

ekonomi, ras dan pendidikan. Sebuah penlitian diungkapkan Sheldon

yang dikutip oleh Shanders and Sheldon (2010) yang telah menyatakan

dan menunjukan beberapa bukti jika keterlibatan orang tua

mempengaruhi peningkatan membaca, matematika, sains, perilaku

anak, kehadiran disekolah, sikap, dan penyesuaiana diri diseolah.

Anak yang terbiasa membaca dirumah, dan buku selalu tersedia untuk

merka dan memilii orang tua ayang gemar dakam membaca, memiliki

tinkat kemampuan membaca yang lebih baik. Hal ini juga dipengaruhi

leh keterlibatan orang tua untuk sealu memberikan dan meneyediakan

buku untuk anak. Kemampuan matematika dan sains akan meningkat

dengan ketika oang tua mau memberikan waktu untuk selalu

berdiskusi dengan anak tentang kedua ha tersebut. Orag tua juga dapat

mengaja anak mengunjungi museum dan perpustakaan secara berkala.

Menurut Shanders dan Shedon (2010) memaparkan bahwa

kerjasama antara seklah da orang tua juga membantu meningkatkan

kehadiran anaka dengan melalui pihak seklah atau madrasah sellau


43

menginfokan ketidak hadirannya, sehingga dengan hal itu dapat

membantu orang ua memantau serta mengawasi perilaku anak.

Pengawasan yang dilakukan dengan cara selalu meninfokan serta

membicarakan dengan anak mengenai apa yang sedang anak pelajari

disekolah hari ini, menjadi volunteer kela, seta menjadi anggota

komite di sekolah

b. Manfaat untuk Guru dan Orang tua

Orang tua selalu menginginkan anaknya agar tumbuh menjadi

seorang yang matang secara sosial. Didalam sebiah keluarga idealnya

terdapat dua individu yang berperan yaitu pertama, peran seorang ibu

yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-

anaknya. Kedua, peran seorang ayah yang bertanggung jawab

memberikan bimbingan nilai-nilai moral sesuai ajaran agama,

mendisiplinkan, mengendalikan, turut dalam mengasuh anak-anaknya

dan mematuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Vembrianto (1990, dalam

Triwiyanto 2017) mengemukakan bahwa kondisi yang menyebabkan

pentingnya peranan keluarga dalam proses sosialisasi anak

dikarenakan oleh beberapa hal berikut:

1. Keluarga merupakan sekelompok kecil anggota-anggota

yang berinteraksi secara face to face secara tepat dalam

kelompok yang demikian perkembangan dapat diikuti dengan


44

teliti oleh oran tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam

hubungan sosial dengan lebih mudah

2. Orang tua memiliki motivasi yang kuat untuk mendidik anak

karena anak merupakan buah cinta dari hubungan suami istri.

Anak merupakan perluasan biologis dan sosial orang tuanya.

Motivasi yang kuat ini melahirkan hubungan emosional

antara orang tua dan anak.

3. Karena hubungan sosial dalam keluarga itu bersifat relative

tetap saja orang tua memainkan peran sangat penting terhadap

sosialisasi anak.

Keterlibatan orang tua di sekolah juga memberikan manfaat baik

untuk orang tua maupun guru. Manfaat yang didapatkan oleh orang tua

antara lain:

1) Menigkatkan pengetahuan mengenai perkembangan

anaka. Salah satu cara mengenai meningkatkan

pengetahuan orang tua dengan memberikan informasi

dalam bentuk pamphlet dengan berisikan perkembangan

anak baik fisik, mental dan kesiapan sosial, yang disajikan

sesuai dengan usia dan kegiatan apa saja yang mereka

lakukan agar dapat merangsang tumbuh kembang anak.

Selain dari itu memberikan informasi kepada orang tua


45

mengenai perkembangan anak selama di dalam kelas juga

akan berguna bagi mereka untuk memberikan tindak

lanjut ketik di rumah.

2) Meningkatkan keterampilan orang tua dalam mendidik

anak. Guru memberikan dukungan pada perkembangan

anak tidak hanya ketika di sekolah akan tetapi juga harus

merespon pertanyaan dan kekhawatiran orang tua

mengenai prilaku anaknya. Orang tua terkadang

menanyakan kepada guru bagaimana mengatasi prlaku

anak yang karakter yang berlebihan dari temannya. Orang

juga dapat meminta bantuan untuk meningkatkan

keterampilan mendidik anak atau menguatkan hubungan

orang tua dan anak.

3) Meningkatkan kreativitas orang tua. Keterlibatan orang

tua disekolah akan dapat menstimulasi kreativitas yang

dimiliki untuk mendukung keterampilan anak yang

muncul baik itu ketika di rumah meupun di lingkungan

masyarakat. Ketika sekolah mengadakan parenting orang

tua dapat diberikan contoh bagaimana cara membuat

permainan yang edukatif ketika di rumah untuk

merangsang perkembangan anak. Orang tua juga

diberikan kesempatan untuk memunculkan ide kreativitas


46

untu permainan pendidikan ang lain mungkin sudah biasa

diakukan dirumah untuk kegiatan belajar anak. Hubungan

kerjasama antara madrasah dan orang tua tidak hanya

memberikan manfaat pada anak dan orang tua tetpi

terhadap guru juga. (Colemen, M. Empowering Familiy-

Theacher Patnership Building. h 74-76)

4) Guru memahami hubungan anak dengan lingkungan

sekitarnya, hal ini disebabkan akibat adanya komunikasi

yang rutin antara guru dan orang tua. Guru akan

memahami bahwa setiap anak berasal dari budaya yang

berbeda terutama dalam Bahasa serta intonasi yang

digunakan. Hal ini dapat menjauhkan dari

kesalahpahaman ketika berinteraksi baik dengan anak

maupun dengan kelarganya.

5) Terbentuk kepercayaan orang tua dan guru. Kerjasama

akan terbentuk jika ada kepercayaan antara kedua elah

phak yakni antara guru dan orang tua. Keterlibatan orang

tua di sekolah sangatlah penting untuk keluarga

merasakan pemberdayaan yang kuat dengan menciptakan

lingkungan yang nyaman dan terbuka serta memberikan

komunikasi yang positif.


47

6) Pekerjaan guru akan menjadi lebih mudah ketika ada

keterlibatan dari orang tua untuk mendukung pebelajaran

anak di kelas, program, dan kegiatan yang ada di sekolah.

Hal ini karena orang tua dapat mendorong anak

melakukan sesuai dengan di sekolah, dan melakukan yang

terbaik untuk menyelesaikan tugas dirmah. Sikap tersebut

kan membuat program pendidikan si sekolah memiliki

keberlanjutan di rumah dega kata lain terciptanya

kesinambungan antara program sekolah ke rumah.

7) Keterlibatan orang tua juga akan meningkatkan hubungan

antara guru dengan anak atau siswa. Anak yang

mengetahui bahwa guru dan orang tua merupakan sebuh

tim untuk membantunya belajar akan lebih mematuhi

petunjuk dari tim ersebu. Anak juga akan selalu

bertnggung jawab terhadap tugas sekolahnya daripada

terlihat seperti bersikap mengadu domba antara guru dan

orng tua yang memiliku sikap berbed ketika tidak menjadi

satu tim. (Colemen, M. Empowering Familiy-Theacher

Patnership Building. h 77-80).


48

D. Peran Guru dan Orang Tua dalam Pedidikan

Hubungan antara guru dan orang tua dalam membentuk karkter anak

berdasarkan kurikulum 2013 dalam konsep pengetahuan siswa dilakukan

dengan mengamati dan menganalisis apa yang telah dirancang dalam

pembelajaran. Begitu juga hal lain untuk membentuk pengetahuan siswa

sekolah yaitu dengan mengadakan kgitan dalam jangka waktu tertentu,

misalnya dengan kegiatan mengamati video atau lingkungan sekolah. Al ini

juga dinyatakan oleh Nadzir (2013) bahwa pembelajaran merupakan suatu

proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek yakini, proses pembelajaran yang

tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa dan proses megajar yang

berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi

pembelajaran.

Dalam penelitian Citra (2012) menambahkan bahwa pembelajaran

merupakan inti dari sebuah proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru

sebagai peran utamanya. Pembelajaran merupakan sebuah proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal

bali yang berlangsung daam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Pelajaran yang menyangkut kesedian peserta didik untuk menerima

pengetahuan yang sedang dipelajari sehingga peserta didik bertanggung jawab

dengan belajarnya.

Kegiatan pengulangan dan evaluasi materi yang dilakukan oleh orang

tua kepada anaknya dirumah dengan menceritakan kembali apa yang telah
49

diperoleh anaknya disekolah akan dapat membnetuk dan menstimulus daya

ingat anak. Penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2014) menyatakan bahwa

keterlibatan orang tua melalui komite sekolah dapat memberikan pengaruh

terhadap luaran kompetensipengetahuan, sikap, dan keterampilansiswa sebagai

hasil dari program sekolah yang efektif. Oleh karena itu, keberagaman bentuk

dan pola keterlibatan orang tua di sekolah tersebut dapat membentuk ketiga

kompetensi tersebut peru dapat digali lebih jauh.

E. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter ialah nilai-nilai perilaku manusia ang terkait

dengan satu satunya Tuhan Yang Maha Esa, diri mereka sendiri, kepada

manusia lainny, lingkungan, dan bangsa yang dulu tercipta didalam

pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan tindakan sesuai dengan

masalahgama hokum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Karakter

merupakan sikap pribadi yang relative stabil bagi setiap individu yang

menjadi dasar dari penampian sikap didalamnya yang mnejadi nilai standar

dan norma yang tinggi.

Karakter berdasarkan nilai dan norma (Prayitno dan Belferik

Manullang, 2010), sebuah pendidikan karakter merpakan suatu sistem

untuk menanamkan nilai-nilai karakter anak yang meliputi komponen

pendidikan, kesadaran atau keinginan, dan tindakan untuk melakukan nilai-


50

nilai itu, apakah kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesame,

lingkungan, bahkan bangsa-bangsa itu menjadi manusia insal yang

sempurna. Pendidikan karakter disekolah baru mencapi pada tahap

pengenala norma, nilai dan belum dilakukan pada tahap internalisasi dan

tindakan nyata dikehidupan sehari-hari.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia sebagaimana yang telah

dicatat oleh Deni Darmayantu (2014) dalam bukunya yang bejudul

Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah menjelaskan

bahwa:

Karakter adalah sifat atau ciri kejiwaan, akhlak atau budi pekerti

yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Dengan

demikian ciri khas setiap individu untuk hidup dna bekerjasama,

baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat

keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari

keputusan yang ia buat.

Dan oleh Abdul Majid (2011) dalam bukunya yang berjudul

Pendidikan Karakter Perspektif Islam, bahwa:

Karaker adalah kualitas menal tau moral, kekuatan moral, nama

atau reputasi. Karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu

benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah “asli” dan mengakar
51

pada kepribadian benda atau individu tersebut dan meupakan

“mesin” pendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap,

berujar, dan merespon sesuatu.

Menurut Simon Philips (2014) karakter ialah kumpulan data nilai

yang menuju pada suatu sistem, ang melandasi pemikiran, sikap, dan

perilaku yang ditampilkan. Imam ghazali menganggap bahwa karakter lebih

dekat dengan akhlak, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau

perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul

idak perlu dipikirkan lagi.

Dengan demikian karakter adalah ciri khas seseorang yang dapat

mendorong seseorang tersebut melalui tindakan, sikap, dan saat merespon

sesuatu. Dicatat oleh Endah Sulistyowati (2012) dalam bukuna yang

berjudul Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakte, bahwa: “Karakter

dapat diartikan sebagai watak, tabiat, akhak, atau kepribadian seseorang ang

terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang

diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara pandang,

berfikir, bersikap dan bertindak.

Karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan,

sikap yang diambil dalam menanggapi keadaan, dan kata-kata yang

diucapkan kepada orang lain. Karakter ini pada akhirnya menjadi sesuatu

yang menempel pada seseorang dan sering orang yang bersangkutan tidak
52

menyadari karakternya. Orang lain biasanya lebih udah minilai karakter

seseorang.

2. Konsep Pendidikan Karakter

Sebagai hasil sarasehan nasional pendidikan budaya dan karakter

bangsa yan dilaksanakan dijakarta tanggal 14 Januari 2010 elah dicapai

kesepakatan nasional pengembangan pendidikan budaya dan karakter

bangsa yang dinyatakan sebagai berikut:

1) Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan bagian

integral yang tak terpisahan darp pendidikan nasional secara

utuh.

2) Pendidikan budaya dan karakter bangsa harus dikembangkan

secara komperhensif sebagai proses pembudayaan

3) Pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan tanggung

jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, orang tua dan

sekolah

4) Dalam upaa merevitalisasi pendidikan budaya dan karakter

bangsa diperlukan gerakan nasional guna mengunggah

semangat kebersamaan dalam pelaksanaan dilapangan

3. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pendidikan Karakter

Nilai-nilai yang terkadang dalam pendidikan diantaranya:


53

a. Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan

ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan

ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama

islam

b. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,

tindakan dan pekerjaan

c. Toleransi, sikap dan tindakan yag menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikp, dan tindakan orang lain yang berbeda

dari yang lainnya.

d. Disiplin, tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan

e. Kerja keras, tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh

pada berbagi ketentuan dan peraturan

f. Kreatif, berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasl baru dari sesuatu yang telah dimiliki

g. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas

h. Demokrasi, cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai

sama hak dan kewajiban disrinya dan orang lain


54

i. Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari seuatu yang

dipeljarnya, dilihat dan didengar

j. Semangt kebangsaan, cra berfikir, bertindak, dn berwawasan

yang menempatkan kepentingn bangsa dan negara diatas

kepentingn diri dan kelompoknya

k. Cinta tanah air, cara berfikir, bertindk, dan berwawasan yang

menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas

kepentingan diri dan kelompoknya

l. Menghargai prestasi, sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui, serta menghoati keberhasilan orang

lain

m. Bersahabat/komunikatif, sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi

masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan

orang lain

n. Cinta damai, sikap dan tindakn yang mendorong dirinya utuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan

mengakui serta menghormati keberasilan orag lain

o. Gemar membaca, kebiasan menyediakan waktu untuk membaca

berbagai bacan yang memberikan kebijakan bagi dirinya


55

p. Peduli lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah keusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan

alam yang sudah terjadi

q. Peduli sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membuthkan

r. Tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

social, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa (Wirnano

Surakhmad:2012)

4. Bentuk-bentuk Pendidikan Karakter


a. Pendidikan karakter berbasis nilai religious yaitu pendidikan
karakter yang berlandaskan kebenaran (konversi moral),
b. Pendidikan karakter berbasis nilai kultur yang berupa budi
pekert, Pancasila, apresiasi sastra, keteladanan tokoh-tokoh
sejarah dan para pemimpin bangsa
c. Pendidian karakter berbasis lingkungan
d. Pendidikan karakter berbasis potensi diri yaitu sikap pribadi,
hasil proses kesdaran pemberdayaan potensi diri ang diarahkan
untutk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan karakter
berbasis potensi diri ialah proses kegiatan yang dilakukan dengan
segala upaya secara sadar dan terencana, untuk mengarahkan
murid agar mereka mampu mengatasi diri melalui kebebasan dan
penalarana serta mampu mengembangkan segala potensi diri.
(Khalifa Indar Parawangsa:2012)

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk-

bentuk pendidikan karakter adalah pendidikan berbasis religius, pendidikan


56

karakter berbasis nilai kultur, pendidikan karakter berbasis ingkungan,

pendidikan karakter berbasis potensi diri.

5. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting dan akan

berhasil apabila ada kerjasama diantara beberapa pihak. Pendidikan karakter

disekolah akan terlaksana dengan lancar, jika guru dalam pelaksanaanya

memperhatikan beberapa prinsip pendidikan karakter.

Kemendiknas memberikan rekomendasi prinsip berjumlah 11 untuk

mewujudkan pendidikan karakter yang efektif sebagai berikut:

a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter

b. Mengidentfikasi karakter secara komprehensif supaya

mencangkup pemikiran, perasaan, dan prilaku

c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proakti dan efektif untuk

membangun karakter

d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian

e. Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk

mewujudkan perilaku yang baik

f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan

menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun

karakter mereka, dn membant mereka untuk sukses


57

g. Mengusahakan tumbunya motivasi diri dai pada para peserta

didik

h. Memfungsikan semua staf sekolah sebagai komunitas moral yang

berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan sertai

pada nilai dasar yang sama

i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas

dalam membangun inisiatif pendidikan karakter

j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra

dalam usaha membangun karakter

k. Mengevaluasian karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai

guru-guru karakter, dan manifestasi karakter psoistif dalam

kehidupan peserta didik (Heri Gunawan:2014)

6. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu sesuatu yang akan dicapai

melalui sesuatu kegiatan atau usaha. Pendidikan karakter bertujuan untuk

membentuk manusia menjadi semakjn cerdas pada konteks pengembangan

diri sebagai makhluk pembelajar. Pendidikan karakter juga bertujuan

membentuk figur manusia indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia yang

berkarakter, inovatif, suka bekerja keras, percaya diri, membentuk jiwa

kepemimpinan yang bertanggung jawab, mempunyai ketegaran mental

sehingga tidak terjerumus kepada prilaku yang menyimpang atau


58

bertentangan dengan agama islam. Selain tujuan, pendidikan karakter juga

memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, kementrian

pendidikan nasional pada desain induk pendidikan karakter memaparkan

atau menjelaskan bahwa pendidikan karakter dimaksudnkan untuk

mengembangkan kapasitas atau kemampuan dan membentuk watak serya

peradaban yanv maju, unggul, dan bermaetabat pada rangka mencerdaskan

kehidupan anak bangsa. (Kementrian pendidikan nasional pada desain induk

pendidikan karakter, jakarta:2010, h. 5.)

2.2. Penelitian Terdahulu

1. Skripsi yang dibut oleh Zulfikri Mamonto Tahun 2022 Jurusan Manajemen

Pendidikan Universitas Agama Islam Negeri Manado dengan judul skripsi

“Strategi Kepala Sekolah Dalam Membangun Kemitraan Dengan Orang

Tua Peserta Didik Di SMP Negeri 2 Poigar Kabupaten Bolaang

Mongondow”. Hasil penelitiannya ini menemukan:

a. Kemampuan kepala sekolah dalam menjalin komunikasi yang baik

dengan orang tua dalam rangka mengembangkan karakter peserta didik.

b. Kepala sekolah dapat menjalin komunikasi yangbaik dengan orang tua

dalam mendukung proses belajar mengajar dimadrasah

c. Bentuk kerjasama antara sekolah dan orang tua dalam menanamkan

kedisiplinan.
59

Persamaan dari penelitian ini sama meneliti mengenai membangun

kerjasama dengan orang tua dalam rangka mengembangkan karakter

peserta didik, penelitian juga menggunakan metode penelitian yang sama

yaitu kualitatif. Meneliti tentang strategi kepala sekolah dalam membangun

hubungan kerjasama dengan orang tua. Penelitian ini juga membahas

tentang strategi kepala sekolah dalam membangun kemitraan dengan orang

tua terutama dalam hal mengembangkan karakter peserta didik.

Perbedaan masalah berbeda dengan penelitian terdahulu. Penelitian

terdahulu difokuskan kepada strateginya saja dan hanya fokus tentang kerja

sama antara kepalasekolah dan orang tua saja sementara pada penelitian ini

penulis membahas mengenai strategi kepala sekolah dalam membangun

hubungan kerjasama antara kepala sekolah, guru dan orang tua. Dalam

skripsi ini membahas kepada bagaimana gaya kepemimpinan seorang

kepala madrasah, rumusan masalah yang berbeda dan lebih meneliti

seorang perilaku orang tua saja sedangkan peneliti meneliti seorang siswa

di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari.

2. Skripsi yang dibuat oleh Yusmiati Jurusan Tahun 2019 Manajemen

Pendidikan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dengan judul

skripsi “Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Menjalin Komunikasi Dengan

Civitas Akademika Sekolah”. Hasil penelitiannya ini menemukan:


60

a. Kemampuan kepala sekolah dalam membangun hubungan yang

harmonis dengan civitas akademik disekolah

b. Kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi

Persamaan dari penelitian ini, sama meneliti menganai bagaimana kepala

sekolah berkomunikasi terhadap orang tua dan para staff guru, metode

penelitian yang sama yaitu kualitatif, penelitian terdahulu juga membahas

mengenai bagaimana kemampuan kepala sekolah dalam berinteraksi

terhadap guru dan orang tua.

Perbedaan dari penelitian ini adalah terdapat dirumusan masalahnya,

dimana penelitian terdahulu hanya fokus terhadap kemampuan kepala

sekolah dalam berkomunikasi dan membangun hubungan yang harmonis

terhadap para civitas akademik.

3. Skripsi yang dibuat oleh Siti Mawaddah Huda “Kerjasama Guru dan Orang

Tua dalam Meningkatkan Hasl Belajar Siswa di MTS NUR AL-AMIN

Medan” skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Universitas Negeri Sumatra Utara Tahun 2018. Hasil

penelitiannya ini menemukan: Kemampuan menjalin komunikasi yang baik

dengan orang tua dalam mendukung proses belajar mengajar dimadrasah.


61

Persamaan dari penelitian ini membangun kerjasama dengan orang tua

dalam rangka mengembangkan karakter peserta didik. Menggunakan

metode penelitian yang sama (kualitatif). Meneliti tantang strategi kepala

sekolah dam membangun hubungan dengan orang tua peserta didik.

Perbedaan dari penelitian ini adalah adalah terdapat dirumusan masalah

berbeda dengan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu difokuskan pada

kerjasama anata guru dengan orang tua sementara pada penelitian ini

peneliti membahas menganai manajemen strategi kepala sekolah dalam

membangun hubungan kerjasama antara guru edengan orang tua untuk

menumbuhkan karakter peserta didik.


62

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskripif kualitaif, dimana peneliti

menggambarkan, meringkas berbagai situasi dan kondisi atau fenomena yang

menjadi obyek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggapebih tepat

digunakan untuk meneliti masalah yang dibutuhkan.

Selain itu, sugiono (2013) juga memaparkan penelitian kualitatif

sebagai suatu metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat post

posititivisme. Jenis penelitian ini pada umumnya digunakan untuk meneliti

sebuah konteks onbjek alamiah, yang menggunakan penulis sebagai

instrumental sentral. Kemudian juga penulis menggunakan Teknik

pengumpulan data dengan triangulasi, analisis data yang bersifat induktif atau

kualitatif, danhasil penelitian lebih dipusatkan makna dari pada generalisasi.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011) menyatakan bahwa

penelitian kualitatif difokuskan untuk menggambarkan berbagai macam

fenomena yangkonkrit, yang bersifat natural maupun intrik manusia, yang lebih

menampakkan nilai karakteristik, kualitas serta keterlibatan setiap setiap

kegiatan. Selain itu, penelitian deskriptip menggambarkan keadaan yang

sebenarnya, tidak memanipulasi atau mengadakan perubahan terhadap

variable-variabel yang sedang diteliti, melainkan mendeskripsikan secara jelas


63

sesuai dengan kondisi dilapangan. Tindakanyang dilakukan dalam penelitian

kualitatif deskriptif yaitu dengan metode observasi, wawancara dan

dokumentasi.

Berdasarkan pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

penelitian kualitatif deskriptif merupakan jenis penelitian yang berusaha untuk

memecahkan masalah yang ada sekarang berdasarkan data dengan penelitian

yang menggunakan lataralamiah dengan maksud menafsirkan yangterjadi dan

dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Selain itu,

penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dimana penulis bermaksud

untuk menggambarkan dan menjelaskan bagaimana “Manajemen Strategi

Kepala Madrasah dalam Menjalin Hubungan Kerjasama antara Guru dan Orang

Tua untuk Menumbuhkan Karakter Peserta Didik di Madarasah Aliyah

Nihayatul Amal Purwasari”.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun waktu dan tempat penelitian ini dilaksanakan mulai bulan

Maret hingga bulan Juni 2023. Peneliti berharap dalam waktu 3 bulan dapat

mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk menjawab atas masalah uang

diteliti ini. Tempat pelaksanaan penelitian ini di Madrasah Aliyah Nihayatul

Amal Purwasari.
64

3.3. Objek Penelitian

Subjek penelitian ini merupakan “kasus atau orang tua serta orang tua

yang diikutsertakan dalam penelitian tempat tempat penelitian mengukur

variable-variabel dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

strategi apa yang digunakan oleh kepala madrasah MadrasahAliyah Nihayatul

Amal Purwasari dalam menjalin hubungan kerjasama antara guru dan orang

tua.

Sesuai dengan penelitian ini yang menjadi info kunci ialah kepala

madrasah karena kepala madrasah mengetahui serta yang mengelola bagaimana

hubungan kerjasama antara guru dan orang tua di Madrasah Aliyah Nihayatul

Amal Purwasari. Guru sendiri dipandang sebagai orang yang mengetahui

perkembangan karakter siswa di sekolah. Pada penelitian dijadikan sebagai

subjek penelitian atas dasar bahwa terlibat langsung di dalam kegiatan

kerjasama dengan sekolah atau madrasah

3.4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data ialah cara yang digunakan untuk

mendapatkan sebuah data. Adapun instrument penumpulan data yangakan

peneliti pakai dalam penelituan ini antara lain; kata-kata, tindakan dan

selebihnya hanyalah sebagai tambahan seperti buku, analisis dan

hasilobservasi, berikut sumber dan penelitian ini terbagi menjadi dua yakni:
65

1. Data primer merupakan data yang didapat digunakan dalam hasil

penelitian di sekolah kemudian dilanjutkan berupa data kepala

madrasah, guru dan orang tua peserta didik Madrasah Aliyah

Nihayatul Amal Purwasari.

2. Data sekunder berupa data yang diperoleh dari buku-buku, skripsi,

artikel serta hasil wawancara dari berbagai pihak yang terkait.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah

observasi, wawancara, dan dokumentasi secara rinci Teknik pengumpulan data

tersebut dijelaskan dibawah ini sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan ‘Teknik pengumpulan data yang mengharuskan

peneliti tun langsung ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaiatan

dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan

perasaan. Adapun observasi ialah instrument untuk menggandakan

pengamatan terhadap manajemen strategi kepala madrasah dalam menjalin

hubungan kerjasama antara orang tua dan guru. Sehingga peneliti

menggunakan pengamatan dalam rangka mengumpulkan data dengan

melakukan observasi karena peneliti dapat melihat, mendengar atau

merasakan informasi secara langsung. Dalam penelitian ini peneliti


66

dapatlebih mudah mengamati langsung apa saja kendala yang dihadapi oleh

kepala madrasah dalam membangun hubungan dengan guru dan orang tua

di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari.

2. Wawancara

Teknik wawancara merupakan “salah satu teknik pengumpulan informasi

yang dilkukan dengan mengadakan tanya jawab baik secaralangsung

maupun tidak langsung terhadap narasumber. Wawancara bertujuan untuk

mendapatkan informasi mengenai manajemen strategi kepala madrasah

dalam menjalin hubungan antara guru serta orang tua di Madrasah Aliyah

Nihayaul Amal Purwasari. Untuk memperoleh penelitian yang deskriptif

maka peneliti melakukan wawancara dengan beberapa subjek mengenai

judul proposal skripsi, yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan wawancara dengan kepala madrasah seputar skripsi

peneliti

b. Melakukan wawanca dengan guru dan orang tua peserta didik

mengenai peran kepala sekolah dalam menjalin hubungan

kerjasama antara guru dan orang tua di Madrasah Aliyah Nihayatul

Amal Purwasari

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sumber data yang diambil untuk melengkapi

penelitian, baik berupa tertulis, film, gambar dan lain sebagainya, yang

semua itu dapat memberikan informasi untuk proses penelitian. Sementara


67

dokumentasi adalah cara lain untuk memperoleh data dari responden

dokumentasi merupakan benda benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen, catatan harian dan lain sebagainya.

Teknik dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh data tertulis tentang

profil sekolah sarana prasarana, jumlah kepala sekolah, jumlah guru, jumlah

murid, serta kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua.

3.6. Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses mengelola dan menginterprestasi data dengan

tujuan untuk mendudukan bergabai macam informasi sesuai dengan fungsinya

sehingga memiliki makna serta artiyang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.

Dibawah ini penelitimenuliskan mengenai analisis deskriptif kualitatif.

1. Reduksi data

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasr yang muncul

dari catatan tertulis yang ada dilapangan. Reduksi data ialah sutu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang dta

yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara reduksi data yaitu

proses penyederhanaan data-data yang muncul dari sumber peneliti yang

dipilih melalui beberapa tahapan, karena data yang diperlukan penliti tidak

dapat ditulis semua sehingga perlu disederhanakan sedemikian rupa

sehingga skesimpulan pada akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi. Adapun


68

data yang direduksiakan memberikan gambaran yanglebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian Data

Penyajian data diarahkan agar data hasildari reduksi terorganisasikan,

tersusun dalam pola hubungan. Sehingga pada tahapinipeneliti malakukan

proses penggalian data dengan cara naratifdengan analisi sekumpulan data

yang tersusun yang memberikan adanya penarikan kesimpulan dari data

yang diteliti sehingga dalam proposal skripsi ini peneliti mengguanakn teks

yangbersifat naratif, penyajian datadilakukan dengan mengelompokan sub

babnya masing-masing. Data yang telah disusun berupadata yang telah

didapat melalui wawancara, observasi dan sumber tulisan maupun sumber

pustaka.

3. Verifikasi Data

Langkah yang terakhir yang dapat dilakukan dalam pengumpulan data

kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Makna yang

muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat serta mendukung pada

tahappengumpulan databerikutnya.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan yang

sebelumnya pernah ada. Temuan ini berupa deskriptif atau gambaran suatu
69

objek yang sebelumnya kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah

dilakukannya penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang
A. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang
Nama Nihayatu Amal Purwasari diberikan oleh Bapak Kiyai Ahmad Baroji,

beliau adalah lulusan dari Nihayatul Amal (pondok pesantren) yang terletak di Desa

Sukamerta Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang. Pada awalnya, beliau

berkeinginan mendirikan pondok pesantren. Kemudian keinginannya itu sampai

kepada kiyai Busyairi selaku pimpinan pondok pesantren Nihayatul Amal pusat dan

ternyata kiayi Busyairi. Dan karena Kiyai Ahmad Baroji dinilai telah mapan dan

mampu untuk mengamalkan ilmunya sehingga pada pada tahun 1985 disusun rencana

mendirikan pondok pesantren yang direalisasikan pada tahun 1988.

Yayasan Pondok Pesantren Nihayatul Amal Purwasari (YAPPNA) didirikan

pada tahun 1989 yang diprakarsai oleh tokoh masyarakat sekitar yaitu H. Sholeh, KH.

Ahmad, Drs. Kiayi Ahmad Syahroni, H. Ahmad Yusuf dan H. Nurhabi, S. Ag., M.Si.

Yayasan Pondok Pesantren Nihayatul Amal Purwasari (YAPPNA) di bangun diatas

tanah seluas 1.250 m2 yang merupakan tanah wakaf keluarga H. Sholeh yang terletak

di Dusun Serang Mekarjaya Kecamatan Purwasari Kabupaten Karawang Provinsi

Jawa Barat. Jenjang pendidikan yang dikelola adalah Pondok Pesantren Putra dan

Putri, Madrasah Tsanawiyah (Mts) didirikan pada tahun 1989, Madrasah Aliyah (MA)

didirikan pada tahun 1995, Madrasah Ibtidaiyyah (MI) tahun 2007 dan tingkat

Raudhaul Athfal (RA) didirikan pada tahun 2018.

B. Visi dan Misi Madrasah

70
71

Untuk mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita tinggi madrasah yang

berorientasi ke masa depan dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi madrasah

serta lingkungannya, maka madrasah memiliki visi sebagai berikut:

“Unggul dalam Prestasi, Mampu dalam Kompetensi dan Berkepribadian

Islami”

Sedangkan untuk misi madrasah ialah untuk memberikan arah

dalammewujudkan visi madrasah dan merupakan tujuan yang akan dicapai dalam

kurun waktu tertentu dengan menekankan pada kualitas layanan peserta didik danmutu

lulusan yang tetapmemberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan sehingga

dapa diinjau secara berkala, maka madrasah memiliki misi sebagai implementasi dari

visi yang telah dirumuskan sebagai berikut:

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap

siswa berkembang secara maksimal

2. Menyelenggarakan pembelajaran untuk menumbuhkembangkan kemampuan

berfikir aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah

3. Menyelenggarakan program pengembangan diri yang diwujudkan dalam

kegiatan eksra kurikuler dan kecakapan hidup (Life Skill) sehingga peserta

didik dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minat serta kemampuan yang

dimiliki

4. Menumbuhkembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga peserta

didik dapat mengamalkan dan menghayai agama islam secara nyata

5. Menumbuhkembangkan perilaku terpuji dan praktek nyata sehingga peserta

didik dapat menjadi teladan bagi lingkungan masyarakat


72

C. Profil Madrasah Aliyah Nihayaul Amal Purwasari Karawang


Nama Sekolah : MA. Nihayatul Amal Purwasari
NPSN : 20277057
NSM Baru : 131232150012
Alamat Jalan : Serang RT 09/05
Desa : Mekarjaya
Kecamatan : Purwasari
Kabupaten : Karawang
Provinsi : Jawa Barat
Jenjang Akrediasi : A (Amat Baik)
No.SK Akreditasi : 02.00/274/BAP-SM/SK/X/2016, Bandung,19
Oktober 2016
Nilai Akreditasi : 92
Nama Yayasan : Yayasan Pondok Pesantren Nihayatul Amal
Purwasari
Alamat Yayasan : Jl. Serang Ds. Mekarjaya Kec. Purwasari
Kab. Karawang-Jawa Barat
Akte Pendirian : C-2991. HT. 01.02. TH.2007, Tanggal 11/09/2007
Nama Ketua Yayasan : H. Nurhabi, S. Ag., M. Si

D. Profil Kepala Madrasah MA Nihayatul Amal Purwasari Karawang


Nama Lengkap : H. Nurhabi, S.Ag., M. Si
Tempat Tanggal Lahir : Karawang, 11 Mei 1962
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Kepegawaian : Non PNS
Status Sertifikasi : Terferifikasi
Keluarga :
Nama Ayah : Main
Nama Ibu : Sopiah
Status : Kawin
73

Nama Istri : Mumun Fitriaul Munawaroh

Nama Anak 1. Abdul Fatah Maemunnur


2. Alifah Khoerunnisa
3. Ham ah Alfahimi Nur

Riwayat Pendidikan : 1. MI - Nurussibyan


2. MTs - Teluk Ambulu Batujaya
3. MA - YAPINK Bekasi
4. S1 - YAMISA Soreang Bandung
5. S2 - STIAMI Jakarta

Pengalaman Kerja : 1. 1993 – Sekarang: Guru


2. 1995 – 2014: Kepala Sekolah MTs
3. 2014 – Sekarang: Kepala Sekolah MA

E. Struktur Organisasi IPNA Tahun 2022/2023


74

F. Keadaan Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa


1. Keadaan Guru
Keadaan guru di MA Nihayatul Amal Purwasari berjumlah 22 orang yang
dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Keadaan Guru MA Nihayatu Amal Purwasari Tahun Ajaran 2022/2023

No Nama Pendidik L/P Pendidikan Terakhir Status

1 H. Nurhabi, S.Ag., M.Si L S2 Tetap

2 Abu Tholib, S.S L S1 Tetap

3 Aih Dadan, S.Ag., M.H L S2 Tetap

4 Abu Bakar, S.Pd.I L S1 Tetap

5 N. Popon Patmawati, S.Pd.I P S1 Tetap

6 Ade Sukaryat, S.Pd L S1 Tetap

7 Latif, S.Pd.I L S1 Tetap

8 Hasyim Ashari, S.Pd L S1 Tetap

9 Rogayah, S.Pd.I P S1 Tetap

10 Aep Saeful Bahri, Lc L S1 Tetap

11 Halimi, S.EI., M.M L S2 Tetap

12 Choirunnisa, S.Pd P S1 Tetap

13 Uswatun Hasanah, S.Hum P S1 Tetap

14 AhmadNurzaman, S.Pd L S1 Tetap

15 Rahmat Fauzi, S.Pd L S1 Tetap

16 Abdul Fatah M, S.Si L S1 Tetap

17 Abdul Maulana Hasim, S.Pd L S1 Tetap


75

18 Fitriyanti, S.H.I P S1 Tetap

19 Khoerudin Yahya, S.H.I L S1 Tetap

20 Fuad Hasyim, S.Pd.I L S1 Tetap

21 Iin Mutmainnah, S.Pd.I P S1 Tetap

22 Wawan Kurniawan, S.Kom L SI Tetap


Table 2(keadaan guru MA Nihayatul amal purwasari Tahun Ajaran 2022/2023

2. Keadaan Tenaga Kependidikan

NO Pendidikan Jabatan
Nama Guru L/P
Terakhir
1 Ade Sukaryat, S.Pd L S1 Kepala TU

Bendahara
2 Shinta Kemala Dewi P SLTA umum

3 Ahmad Nurzaman, S.Pd L S1 Staff

4 Enjang Kusnaedi L SLTA Staff

5 Saepudin L SLTA Penjaga

Tukang
6 Endang L SLTP Kebersihan
Table 3 keadaan tenga kependidikan

3. Keadaan Siswa
Jumlah peserta didik MA Nihayatu Amal Purwasari pada tahun pelajaran
2022/2023 seluruhnya berjumlah 195 anak. Adapun rincian jumlah peserta didik
masing-masing kelas adalah sebagai berikut:
Jumlah Siswa MA Nihayatul Amal Purwasari Tahun Pelajaran 2022/2023

Kelas Rombel Lk Pr Jml Nama Wali Kelas

Kelas 10 10-MIA 18 19 37 Choirunnisa, S.Pd


76

10-IIS 19 26 45 Ahmad Nurzaman, S.Pd

Total 37 45 82

11-MIA 6 17 23 Ade Sukaryat, S.Pd

Kelas 11 11- IIS 6 24 30 Abdul Fatah M, S.Si

Total 12 41 53

12-MIA 5 29 34 Hasyim Ashari, S.Pd

Kelas 12 12-IIS 6 20 26 Aih Dadan, S.Ag., M.H

Total 11 49 60

Total Keseluruhan 60 135 195


Table 4 jumlah siswa MA Nihayatul Amal Purwasari TA 2022/2023

G. Keadaan Sarana dan Prasarana MA Nihayatul Amal Purwasari


Karawang
1. Keberadaan Tanah (Status Kepemilikan dan Penggunaan)
a. Luas Tanah

No Status Kepemilikan Luas tanah (m2)

1. Berserifikat 10.000 m2

Table 5 Luas Tanah


77

b. Penggunaan Tanah

Luas tanah (m2)


No Penggunaan
Besertifikat Belum sertifikat Total

1 Bangunan

2 Lapangan olahraga

3 Halaman

4 Kebun/Taman - - -

5 Belum digunakan - - -
Table 6 Penggunaan Tanah

2. Keadaan Sarana dan Prasarana

Kondisi bangunan
No Jenis bangunan Jumlah Rusak Rusak
Baik
ringan berat

1 Ruang kelas 6 6 - -

2 Ruang Kepala Madrasah 1 1 - -

3 Ruang Guru 1 1 - -

4 Ruang Tata Usaha 1 1 - -

5 Ruang Perpustakaan 1 1 - -

6 Ruang UKS - - - -

7 Toilet Guru 2 2 - -

8 Toilet Siswa 17 17 - -

9 Masjid/Musholla 1 1 - -
78

10 Pos satpam 1 1 - -

11 Kantin 4 4 - -
Table 7 Sarana Prasaran

3. Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran

Jumlah unit
Jenis sarana dan menurut kondisi Jumlah
No Jumlah
prasarana ideal
Baik Rusak

1 Kursi siswa 189 187 - 189

2 Meja siswa 188 188 - 188

Kursi guru dalam


3 6 6 - 6
kelas

Meja guru dalam


4 6 6 - 6
kelas

5 Papan tulis 12 12 - 12

6 Lemari dalam kelas - - - -

7 Alat peraga PAI 2 2 - 2

Alat peraga IPA


8 2 2 - 2
(Sains)

Komputer di Lab.
9 56 54 - 56
Komputer
Table 8 Sarana dan Prasarana Pendukung
79

4. Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya

Jumlah unit
Jenis sarana dan menurut kondisi Keterangan
No Jumlah
prasarana tempat
Baik Rusak

Laptop (di luar Lab. Ruang Kepala


1 2 2 -
Komputer)

Personal komputer (di luar Ruang TU


2 3 3 -
Lab. Komputer)

3 Printer 2 2 - Ruang TU

Televisi (Monitor Media Ruang Kelas


4 6 6 -
Pembelajaran)

5 Mesin fotokopi 1 1 - Ruang TU

6 Mesin fax - - - -

7 Mesin scanner 1 1 - Ruang TU

8 LCD proyektor 2 2 - Lab Komputer

9 Layar 2 2 - Lab Komputer

10 Meja guru 10 10 - Ruang Guru

11 Kursi guru 20 20 - Ruang Guru

12 Meja tenaga kependidikan 7 7 - Ruang TU

13 Kursi tenaga kependidikan 16 16 - Ruang TU

Ruang TU &
14 Lemari arsip 4 4 -
Ruang Kepala

15 Kotak obat (P3K) 1 1 - Ruang Guru

16 Brankas - - - -
80

17 Pengeras suara 2 2 - Lab Komputer

Washtafel (tempat cuci


18 1 1 - -
tangan)

Kendaraan operasional
19 - - - -
(motor)

Kendaraan operasional
20 1 1 - -
(mobil)

21 Mobil ambulan - - - -
Table 9 Sarana dan Prasarana Pendukung Lainya

4.2.Hasil Penelitian di MA Nihayatul Amal Purwasari Karawang


Penelitian ini membahas tentang Strategi Kepala Madrasah dalam Menjalin

Hubungan Kerjasama antara Guru dan Orang Tua untuk Menumbuhkan Karakter

Peserta didik di MA Nihayatul Amal Purwasari Karawang.

1. Bagaimana hubungan kerjasama yang terjalin pada saat ini antara guru dan

orang tua di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang?

Berdasarkan wawancara dengan pak Nurhabi selaku kepala madrasah

MA Nihayatul Amal Purwasari Karawang pada tangga 16 Juni 2023, dalam

menjalin hubungan kerjasama antara guru dengan orang tua pada saat ini beliau

mengatakan:

“Pengamatan yang saya lihat pada saat ini hubungan yang dijalin antara
guru dengan orang tua berjalan dengan baik dan juga komunikasi yang
dijalin juga bagus, saya sebagai kepala madrasah tentunya selalu
melakukan koordinasi terhadap guru serta orang tua terutama
menyangkut dengan perkembangan anak selama siswa tersebut berada
di madrasah ini. Dan juga tidak hanya wali kelas saja gurumapel pun
selalu saya ingatkan karena seorang guru wajib untuk menjain
hubungan yang baik dengan wali murid”
81

Tanggapan wali kelas mengenai hubungan kerjasama yang dijalin

dengan orang tua melalui wawancara pada tanggal 15 Juni 2023:

Menurut wali kelas 10 MIA di MA Nihayatul Amal Purwasari

Karawang ibu Chaerunnisa, beliau mengatakan:

“Hubungan yang saya jalin dengan orang tua, saya selalu menempatkan
diri saya dengan situasi yang ada, contohnya jika saya bertemu dengan
orang tua di suatu lembaga maka yang saya bicarakan ialah
perkembangan anak baik itu positif maupun negative dan jika saya
bertemu di tempat umum maka saya menempakan diri saya sebagai
masyarakat pada umumnya maka yang dibicarakan pun sebisa mungkin
di minimalisir masalah sekolah, jadi ada waktunya saya berbicara
masalah sekolah dan ada waktunya saya seperi masyarakat pada
umumnya. Tapi ketika persoalan itu penting dan harus dibicarakan di
tempat umum dengan contoh kasus (anak yang bermasalah) ya ibu tidak
masalah, namun selama ini ibu hanya menempatkan diri ibu sesuai
dengan porsinya”

Menurut wali kelas 11 MIA di MA Nihayatul Amal Purwasari


Karawang Bapak Hasyim Ashari, beliau mengatakan:

“Hubungan saya dengan wali murid pastinya saya sebagai seorang guru
sangat senang jika orang tua bisa diajak kerjasama contohnya jika
anaknya nakal dan mau datang membicarakan perihal tersebut karena
saya merasa orang tua tersebut mau menghargai kita, dan tidak lepas
tangan begitu saja”

Tanggapan orang tua MA Nihayatul Amal Purwasari Karawang:

“Dalam menjalin hubungan yang baik dengan guru sekarang ini saya
dan orang tua murid lainnya membuat group dengan wali kelas masing-
masing jadi semua informasi mengenai sekolah disampaikan lewat
group tersebut, tapi biasanya saya pribadi suka melakukan japri ke guru
untuk menanyakan kembali mengenai informasi yang disebarkan di
group”

Dalam menjalin hubungan antara guru dan orang tua seiringnya waktu
memiliki perubahan yang meliputi dengan peran orang tua yang cenderung
82

lebih aktif dan kolaboratif. Hal ini disampaikan langsung oleh wali kelas 10 dan
11 MIA :

Tanggapan wali kelas 10 MIA Bu Chairunnisa:

“Orang tua pada saat ini cenderung lebih terlibat dan aktif dalam
mendidik anak-anak mereka, mereka lebih menyadari pentingnya
pendidikan dan berusaha untuk mendukung proses pembelajaran anak
di sekolah. Dalam urusan mengenai perkembangan anak sudah pastinya
bahkan tidak hanya dilingkungan sekolah saja, sudah pasti orang tua
selalu menanyakan perkembangan anak bahkan di umum pun tak jarang
orang tua yang bertanya, bagaimana anak saya di sekolah? Pertanyaan
pertanyaan seperti itu selalu dilontarkan orang tua guna memasikan
anaknya apakah baik atau tidak di lingkungan sekolah”

Tanggapan wali kelas 11 MIA Pak Hasyim :

“Tahun ini tahun ke tiga saya menjadi wali kelas dari tahun ke tahun
tentunya cara saya berkomunikasi dengan orang tua itu berbeda-beda
setiap tahunnya untuk tahun ini orang tua sangat aktif tentunya
komunikasi antara saya dan orang tua lebih terbuka, dulu waktu pertama
kali saya menjadi wali kelas komunikasi yang saya lakukan hanya
sebatas di pertemuan wali murid saja namun sekarang karena sudah ada
teknologi komunikasi saya dengan orang tua lebih mudah dengan
memanfaatkan aplikasi whatsapp jadi hanya dengan membuat group
dan menyimpan kontak orang tua, dan bukan hanya itu saja orang tua
sekarang juga lebih banyak memiliki akses dalam mencari informasi
mengenai perkembangan karakter peserta didik”

Hubungan kerjasama tentunya terdapat hubungan kerjasama internal

dan kerjasama eksternal. Hubungan eksternal dan internal antara guru dan

orang tua tentunya memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan

peserta didik. Dimana hubungan eksternal melibatkan kolaborasi antara guru

serta orang tua dengan melibatkan pihak lain di luar lingkungan sekolah

misalnya seperti orang tua dan guru bisa bekerja sama dengan masyaraka

setempat dalam hal pembelajaran anak. Sedangkan untuk hubungan internal


83

lebih fokus kepada hubungan antara guru dan orang tua dalam mendukung

proses belajar peserta didik dan mengembangkan karakter peserta didik di

sekolah dikarenakan keduanya memiliki peran serta tanggung jawab yang

saling berkaitan. Hal ini di tanggapi langsung oleh salah satu guru di Madrasah

Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang melalui wawancara dan

dokumentasi :

“Saya sebagai guru di madrasah ini dalam menjaga hubungan saya


dengan orang tua baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan luar
sekolah biasanya yang saya lakukan yaitu dengan selalu berhubungan
baik dengan masyarakat luar contohnya waktu ulang tahun sekolah
mengadakan program gerak jalan bersama dengan melibatkan orang tua
sekaligus masyarakat setempat dengan tujuan mengasah kreatifitas
pesera didik dan memperkuat hubungan dengan orang tua serta
menganalkan kepada masyarakat mengenai madrasah ini kurang lebih
seperti itu salah satu contohnya seperti itu sedangkan untuk hubungan
internal biasanya saya selu melakukan penguatan kepada peserta didik
dan orang tua misalnya orang tua memberi tahu kepada saya, bu anak
saya cenderung berkarakter pendiam dan saya sebagai guru tentunya
membantu mengawasi anak tersebut agar saya tahu perkembangannya
bagaimana di kelas yang nantinya saya bisa sampaikan kepada orang
tua”

Hal ini di tanggapi juga oleh orang tua dan juga sebagai perwakilan

masyarakat dilingkungan setempat melalui wawancara dan dokumentasi:

”Dengan adanya madrasah ini sayang sebagai masyarakat sekaligus


oran tua sangat senang karena anak saya bisa sekolah di sana karena
mereka bukan hanya mengajarkan anak saya tetapi juga membantu saya
dalam membentuk kepribadiannya anak saya diajarkan bagaimana
berakhlak yang baik di uar maupun di dalam sekolah”

Persepsi dan ekspetasi orang tua terhadap peran dan keterlibatan guru

tentunya sangat bermacam-macam. Beberapa orang tua tentunya ingin guru


84

khussnya wali kelas dapat terlibat aktif dalam pengembangan akademik

maupun karakter peserta didik, berharap dapat memberikan umpan balik yang

positif dan saran yang berguna bagi mereka para orang tua, bukan hanya itu

orang tua berharap dapat melakukan komunikasi yang terbuka dan jelas dan

orang tua juga ingin guru dapat mengenali kebutuhan setiap peserta didik dan

dapat memberikan perhatian khusus. Ungkapan salah satu wali murid MA yang

kami dapatka melalui wawancara dan dokumentasi :

“Sebagai orang tua tentunya berharap agar anak di sekolah bukan hanya
mendapat pelajaran umum saja tetapi juga diajarkan bagaimana menjadi
pribadi yang baik. Saya berharap guru dapat membimbing dan
membantu siswa dalam mengembangkan karakter siswa agar dapat bisa
mengatasi permasalahan dan dapat mengajarkan nilai-nilai yang positif
dan dapat memberikan nasihat seperti jenjang karir, dll. Maka saya
berharap kepada guru disekolah dapat membantu saya dalam
mengembangkan karakter anak saya di sekolah, setiap pertemuan
diawal ahun atau rapat dengan guru sama seperti yang disampaikan
kepala madrasah mengenai perkembangan serta program-program
madrasah biasanya guru menyampaikan kembai secara detail ke orang
tua oleh karena itu saya berharap program-programyang diberikan
kepada siswa dapat dijalankan dengan baik”

Setiap anak tentunya memiliki latar belakang yang berbeda oleh sebab

itu sudah sepantasnya wali kelas mengetahui hal tersebut, sebagaimana yang

diungkapkan oleh wali kelas 10 MIA dan 11 MIA.

Tanggapan wali kelas 10 MIA Ibu Chaerunnisa:

“harusnya seperti itu, tapi pada realitanya tidak 100% ibu mengetahui
latar belakang paling tidak, sudah sepantasnya dan sudah seharusnya
sebagai guru apa lagi sebagai wali kelas itu mengetahui latar belakang
muridnya, jadi memang kita mengeahui secara data latar belakang orang
tua dan murid melalui data, jujur saja ibu sebagai wali kelas pada tahun
85

ini tidak mengetahui latar belakang siswa, namun hanya separuhnya


saja yang mungkin menurut ibu bermasalah sedangkan untuk 50% lagi
ibu beranggapan bahwa murid tersebut tidak memiliki masalah apapun
baik itu dari ekonomi, akhlak atau akademis jadi ya ibu anggap baik
baik saja terlepas dari latar belakang ekonomi mereka yang kurang
mampu atau apa berarti terlepas dari 50% itu sisanya itu yang ibu gali
karena memang bermasalah daam artian dengan kategori beda-beda
masalahnya entah itu finansial maupun masalah pribadi”

Tanggapan wali kelas 11 MIA Pak Hasyim:

“Untuk latar belakang siswa sendiri jika untuk mengetahui secara detail
tidak, untuk informasi seperti itu awalnya tentunya berasal dari wali
kelas sebelumnya nanti wali kelas sebelumnya memberikan sedikit
informasi bahwa anak itu seperti ini, jadi kita walaupun tidak survei
secara menyeuruh mengenai latar belakang anak masing-masing akan
tetapi paling tidak kita sudah punya data yang sewaktu-waktu kita bisa
gunakan dan bisa membantu kita nantinya”

Jadi dalam hal menanyakan perkembangan anak tua lebih memilih

untuk menanyakan langsung kepada guru misalnya setiap pertemuan diawal

tahun maupun pada kegiatan-kegiatan yang meibatkan orang tua. Hal ini

disampaikan oleh salah satu wali murid secara langsung melalui wawancara

oleh wali murid di MA Nihayatu Amal Purwasari.

“Untuk perkembangan anak saya setiap pembagian raport saya tanya ke


gurunya, bu anak saya baik nggak di sekolah? Ya biasanya setelah itu
guru baru ngejelasin ke saya bu anak ibu begini-begini. Soalnya kalo
saya tanya di group kurang enak aja gitu karena saya sendiri jarang
untuk megang HP jadi kalo setiap pembagian raport aja saya bisa tanya-
tanya jadi kayak sekalian aja atau biasanya saya cha langsung ke ibu
guru buat tahu informasi-informasi perkembangan anak saya sendiri
karena kan kaau yang di group itu biasanya informasi-informasi umum
jadi kaau menyangkut perkembangan anak biasanya saya tanyakan
melalui whatsapp atau pada saat saya ke sekolah”
86

Karakter yang ditunjukan oleh setiap anak dikelas tentunya berbeda-

beda, dalam menyikapinya wali kelas mempunyai cara dan strategi tersendiri

dalam menanganinya. Wali kelas 10 MIA dan 11 MIA mengungkapkan:

Tanggapan wali kelas 10 MIA Ibu Chaerunnisa:

“Mayoritas mereka tidak peduli dengan hal apapun, artinya mereka


tidak menampakan kesedihan mereka atau permasalahan mereka,
walaupun diantara mereka ada 3 sampai 4 orang memperlihatkan
keintrovert’an mereka, mereka memperlihatkan keika kegiatan sehari-
hari seperti tidak ceria, lebih banyak menyendiri. Dan lebih banyak dari
mereka tidak peduli dalam artian mereka tidak banyak permasalahan
walaupun mereka punya permasalahan sendiri mereka anggap ya itu
permasalahan orang tua ini hanya sekedar pengamatan ibu seperti ini
hanya ada beberapa sajayangmemang introvert dan bisa
memperlihatkan kesedihan itu tetapi tidak mencari solusi biasanya ibu
menyebutnya generasi stroberi yang artinya diluar mereka cantic tetapi
didalamnya mereka lembek.”

“Cara menyikapinya biasanya ibu melakukan pendekatan secara


personal, atau melakukan pendekatan secara personal jadi ibu ajak
curhat diwaktu-waktu tertentu pemanggilannya dan biasanya itu ibu
jadikan prioritas kenapa? Karena dengan permasalahan seperti itu kita
jadi tidak nyaman untuk belajar, karena salah satu tugas guru adalah
membuat mereka nyaman untuk belajar paling tidak kita bisa menjadi
tempat mereka bercerita.’’

Tanggapan wali kelas 11 MIA Pak Hasyim:

“Untuk anak murid khususnya dikelas saya mereka cenderung tertib,


tetapi ada sebagian siswa sebenarnya tidak nakal hanya saja cenderung
malas saja jadi karena jam tidur yang tidak teratur jadinya ya berangkat
ke sekolah terlambat, dan untuk kenakalan-kenakalan yang sifatnya
anarkis ya tentu tidak. Jadi yang diperlu diperhatkan sifat malas dan
kurang disiplinnya saja. Sedangkan untuk karakter mereka baik secara
umum dari religiusnya, disiplin, kejujuran, dan berani. Untuk anak yang
cenderung tidak disiplin hanya satu sampai dua orang saja”

“Cara menyikapi perilaku atau karakter anak yang bisa dikatakan belum
bisa seperti anak yang lainnya biasanya yang saya lakukan sebagai wali
87

kelas yaitu melakukan pendekatan dengan siswa tersebut tak terkecuai


sesekali saya bertemu dengan orang tua agarkehidupan di rumahnya
dapat terkontrol dengan baik dikarenakan seorang guru hanya sebatas di
sekolah dan selebihnya di lingkungan luar dan di lingkungan rumah
orang tua yang bertanggung jawab”

Sebagai wali kelas tentunya memiliki cara dan strategi dalam menjalin

hubungan kerjasama dengan orang tua. Hal ini dijelaskan secara langsung oleh

wali kelas 10 MIA dan 11 MIA:

Tanggapan wali kelas 10 MIA Ibu Chaerunnisa:

“Salah satunya membuat group whatsapp namun jika ada hal yang harus
diperjelas lagi atau pesan untuk individu jadi biasanya saya lebih
memilih berkomunikasi melalui pesan personal, dan melakukan
pertemuan baik itu dirumah saya sendiri maupun disekolah”

Seberapa efektif usaha ibu dalam menjalin hubungan kerjasama ibu


dengan orang tua?

“kalau melalui group jika mengenai informasi seperti pembagaian


raport itu efekif secara waktu dan tenaga contohnya ada pembagaian
raport dan harus menyelesaikan administrasi, jadi dalam satu sisi itu
efektif namun dalam satu sisi juga tidak efekif banyak pertanyaan di
group tapi selama ini banyak orang tua yang tidak mempermasalahkan
atau ada yang mereka ingin tanyakan melalui pesan personal. Dan lewat
surat jika permasalahan itu urgent tapi adapun permasalahan yang
menurut saya tidak urgent tapi saya ingin bertemu maka saya akan
secara langsung menemui orang tua yang biasa disebut home visit
dengan memberi tahu permasalahan yang sedang anaknya alami. Jadi
selama ini komunikasi tidak terlalu banyak melibatkan orang tua karena
hampir kebanyakan siswa di usia Aliyah itu bermasalah secara
emosional sehingga saya lebih banyak melakukan pendekatan pribadi
melalui anak bukan orang tuanya. Tapi misalkan dalam hal kasus seperti
tidak munculnya kepercayaan dirinya menurun dan tidak mau
bersosialisasi dengan teman lainnya dan kehilangan minat untuk belajar
jadi yang saya lakukan adalah melakukan pendekatan pribadi dan
berkomunikasi secara penuh dengan orang tuanya”
88

“Bagaimana yang ibu lakukan jika ada kesulitan seperti itu? Ya ibu
lebih menguatkan anaknya dengan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Keorang tua sejauh ini masih seperti itu hanya beberapa orang yang
menurut ibu urgent dan yang mau interakif dengan ibu dari yang mau
banyak dan tidak mau banyak dan lebih banyak yang tidak mau karena
sebenarnya hal seperti ini atau penguatan seperti ini juga didukung
sepenuhnya dengan lembaga mangkannya ada isilah parenting itu
harusnya difasilitasi oleh lembaga artinya apa ilmu-ilmu mengenai
pengasuhan anak itu akan disampaikan dan dikemas secara baik disitu
secara umum namun sampai hari ini dilembaga ini belum bisa untuk
memfasiiasi hanya mungkin di jenjang seperti MI dan RA itu sudah
namun Mts dan MA belum ada karena belum efekttif dengan waku dan
usaha yang dilakukan.”

Tanggapan wali kelas 11 MIA Pak Hasyim:

“Kerjasama yang saya lakukan yaitu memiliki nomer kontak wali murid
khususnya di kelas saya dan cukup menjalin komunikasi yang baik
antara saya dan wali murid dan saya selalu menekankan kepada murid-
murid saya khususnya dikelas saya jika ingin mendapat izin saya harus
melalui orang tua tujuannya agar anak-anak tidak berkata bohong.
Adapun cara yang saya lakukan dalam menjalin hubungan kerjasama
yaitu memanfaatkan moment-moment misalnya disaat pembagian
raport jadi pada saat itu saya bisa melakukan komunikasi secara
langsung kepada orang tua murid yang mana saya bisa secara bebas
membicarakan perkembangan anak tersebut di sekolah begitu juga
orang tua dapat membicarakan perkembangan anak dirumah sehingga
bisa kami kemas secara bersama agar cara penyampaian saya dan orang
tua kepada anak sama sehingga karakter yang ditimbukan didalam kelas
itu baik. Dan ada lagi satu cara yang saya gunakan dalam menjalin
hubungan dengan orang tua yaitu melakukan home visit namun cara ini
saya sudah jarang gunakan karena menyita waktu jadi untuk cara yang
satu ini saya fleksibel saja jika urgent dan memang harus saya ke
rumahnya baru saya lakukan.”

“Langkah yang saya gunakan ini sangat efektif malah orang tua sangat
berterima kasih kalau kita sebagai seorang guru atau pendidik
memberikan pelayanan seperti itu karena orang tua itu menyekolahkan
anak dengan harapan harapannya itu anak agar bisa menjadi lebih baik
dan jika pihak sekolah mengajak untuk terlibat dalam program-program
yang sekolah buat mereka sebagai orang tua sangat berterimakasih”
89

Dalam menjalin hubungan kerjasama dengan orang tua tentunya

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan kerjasama antara guru

dan orang tua . Seperti halnya tidak adanya waktu orang tua dikarenakan

diharuskan untuk mencari uang untuk kebutuhan ekonomi, dan kurangnya rasa

kepedulian orang tua dalam menanyakan perkembangan anak disekolah dengan

alasan karena sudah percaya dengan guru wali keas dan pihak sekolah dan

kurangnya pengetahuan mengenai betapa pentingnya kerjasama dengan

gurudan pihak sekolah dalam mengembangkan karakter peserta didik. Hal ini

di katakana langsung oleh wali kelas 10 MIA :

“Untuk kendala serta kesulitan itu ada teh apalagi dilingkungan yang
mayoritas dari mereka yang hanya menyekolahkan anaknya ya benar
benar hanya menyekolahkan anaknya saja jadi setiap hari anak sudah
mau berangkat sekolah bawa uang saku nggak gaduh di sekolah mereka
sudah sangat bersyukur sebagai orang tua. Adanya perbedaan pendapat
mengenai karakter peserta didik Jadi dalam hal ini biasanya saya yang
jika ada kesempatan saya yang akan menjelaskan bagiamana anaknya
disekolah seperti ini seperti ini namun jika orang tua berpendapat lain
dan keras kepala dengan pilihanya cara yang saya lakukan ya selalu
menguatkan anak agar mentanya selalu kuat”

2. Bagaimana manajemen strategi kepala madrasah dalam menjalin kerjasama

antara guru dengan orang tua dalam mengembangkan karakter peserta didik di

Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang?

Hasil penelitian mengenai strategi kepala sekolah dalam menjalin

hubungan antara guru dengan orang tua untuk mengembangkan karakter

peserta didik. penelitian ini di laksanakan pada tanggal 16 Juni 2023 melalui

wawancara dengan kepala madrasah Bapak Nurhabi. Upaya kerjasama yang


90

dilakukan oleh kepala madrasah, guru serta orang tua di MA Nihayatul amal

Purwasari Karawang. Upaya yang dilakukan adalah dengan menjalin

komunikasi yang baik antara pihak sekolah dengan pihak orang tua.

Komunikasi yang jalin dalam bentuk mengadakan rapat koordinasi atau rapat

tahunan. Mengenai hal ini beliau menjelaskan:

“Untuk sistem kerjasama disekolah kami setiap tahun kami melakukan


rapat koordinasi dengan guru dan orang tua hal ini merupakan salah satu
langkah. Rapat koordinasi ini dimaksudkan untuk membicarakan
perkembangan peserta didik. dan rapat pertemuan dengan wali murid
diadakan setiap tahun termasuk juga rapat dengan wali murid baru. Pada
saat itu guru-guru termasuk saya bisa menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan masalah atau kegiatan anak di madrasah. Dan pesan
terhadap orang tua agar bisa sama-sama untuk mendidik anak dengan
tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Pihak sekolah dengan orang
tua sama-sama untuk bekerjasama dalam perkembangan karakter
peserta didik agar dapa terbenuk secara emosional maupun prilakunya.
Jadi jika ada anak yang bermasaah maka ha yang dilakukan yaitu
membuat surat panggilan orang tua agar dapat berdiskusi mengenai
masaah anak tersebut di sekolah.”

Namun adapun bentuk manajemen strategi dalam menjalin hubungan

kerjasama antara orang tua dengan guru. Kepala madrasah melakukan upaya

dalam menjalin hubugan kerjasama, terutama dalam merencanakan program

pendidikan di sekolah sangat membutuhkan peran orang tua khususnya yang

berkaitan dengan perkembangan karakter peserta didik di sekolah. Tanggapan

beliau mengenai hal tersebut:

“Ada beberapa bentuk yaitu dengan memastikan guru terutama guru


kelas menjalin hubungan komunikasi yang baik, selalu memastikan
keterlibatan antara keduanya baik guru maupun orang tua setelah itu
selalu melibatkan orang tua dalam melaksanakan beberapa program
bukan hanya program namun keterlibatan orang tua dirumah sangat
91

mendukung dalam proses pembelajaran, kerjasama dalam bentuk


pengembangan bakat, kerjasama dalam membentuk perkembangan
mental, perkembangan karakter anak tersebut. Tapi ada lagi bentuk
hubungan kerjasama yang kami lakukan yaitu home visit, home visit ini
selalu dilakukan dengan wali kelas dan guru bimbingan konseling jika
diperlukan”

Penjelasan yang diberikan oleh kepala madrasah tersebut bisa

dibuktikan dengan hasil wawancara bersama wali kelas 11 MIA dan salah satu

wali murid. Beliau mengatakan bahwa sebagai orang tua sudah seharusnya

mendukung secara penuh dalam pelaksanaan program di sekolah. Berikut

tanggapan yang diberikan :

Tanggapan wali kelas 11 MIA :

“Kami selaku wali kelas memiliki peran yang sangat penting dalam
pengembangan karaker anak di sekolah, terlebih di dalam kelas wali
kelas bertanggung jawab terhadap anak didiknya. Jadi dalam
mengembangkan karakter peserta didik kepala madrasah selalu
mengawasi bagaimana hubungan yang dijalin baik, baik dengan peserta
didik maupun dengan wali murid serta setiap pembagian raport
contohnya kami sebagai guru kelas tentunya diharuskan selalu
menyampaikan perkembangan anak kepada orang tua baik itu
perkembangan baikmaupun buruk dan jika ada anak yang bermasalah
biasanya kami memberikan peringatan kepada murid jika dengan surat
peringatan tidak berhasil maka tahap kedua yaitu dengan memberikan
surat panggilan orang tua jika dengan surat ini masih tidak bisa maka
biasanya dengan perencanaan yang sudah kepala madrasah buat yaitu
dengan melakukan home visit dengan tujuan agar dapat mengetahui
secara langsung keadaan lingkungan serta pergaulan peserta didik di
rumah”
Tanggapan wali murid kelas 11 MIA
“Sebagai orang tua sudah sepantasnya saya mendukung semua
program-program yang sekolah laksanakan. Karena saya percaya
sebagai kepala madrasah dan guru-guru yang ada di sekolah telah
berusaha sebaik mungkin dalam mendidik anak-anak kita di sekolah”
92

Hal ini sama dengan penjelasan yang diberikan oleh kepala madrasah
MA Nihayatul Amal Purwasari Karawang.
“Selama ini respon orang tua yang dilibatkan mereka sangat antusias
jika pihak sekolah melibatkan mereka dalam program-program yang
ada di sekolah”
Hal ini juga dibuktikan dengan penjelasan wali kelas 11 MIA yaitu pak
Hasyim beliau mengatakan :

“Dalam hal melaksanakan program-program yang melibatkan orang


tua, tentu saja orang tua sangat senang dan sangat antusias serta merasa
sangat dihargai sebagai orang tua”
Melibatkan orang tua pada pertemuan-pertemuan serta program-

program disekolah sangatalah penting. Dengan melakukan hal tersebut

membuat orang tua lebih termotivasi untuk lebih memperhatikan

perkembangan peserta didik. Tanggapan wali murid mengenai hal ini:

“Orang tua biasanya mendapat undangan rapat pada awal tahun sekolah.
Pada pertemuan tersebut biasanya kepala madrasah menyampaikan
beberapa hal, mulai dari rencana program pembelajaran sekolah, dan
lain sebagainya biasanya juga kepala madrasah serta guru selalu
mengingatkan agar kita selaku orang tua lebih memberikan control
terhadap perkembangan anak di rumah”

Komite sekolah juga ikut berperan dalam menjalin hubungan kerjasama

ini, dalam memajukan suatu instansi pendidikan peran komite sekoah sangat

dibutuhkan. Beberapa peran komite di sekolah antara lain: 1). Sangat penying

keyika merumuskan kebijakan sekolah 2). Sebagai pemberi dukungan tenaga,

pemikiran dan dana secara penuh dalam pelaksanaan kegiatan sekolah. Berikut

hasil wawancara dengan kepala madrasah mengenai hal tersebut:


93

“Dalam hal menjalin hubungan kerjasama dengan orang tua yaitu


dengan meibatkan komite sekolah dengan menjalin hubungan
kerjasama bukan hanya bertugas untuk membangun sekolah secara
mental tapi juga membangun sekolah secara fisik. Jadi jika ada sebuah
permasalahan bisa di komunikasikan melalui pertemuan dengan komite
sekolah itu sendiri. Dan untuk ide-ide yang diberikan oleh orang tua
juga bisa di salurkan melalui komite sekolah yang nantinya juga untuk
kebaikan peserta didik”

Mengenai pengembangan karakter peserta didik, komite sekolah juga


merupakan bagian dari masyarakat terutama orang tua yang turut serta di
dalamnya, yang dapat diwakili secara langsung maupun tidak langsung yang
berdampak positif terhadap perkembangan karakter peserta didik. Hasil
wawancara orang tua:
“Orang tua tentunya senang karena lewat komite sekolah saya sebagai
orang tua bisa tahu apa saja program yang dirancang sekolah, saya
memberikan masukan seperti saran yang baik terhadap sekolah
khususnya bagi perkembangan karakter anak di sekolah”

Meningkatkan kesadaran orang tua untuk ikut berpartisipasi dalam

kegiatan di sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting. Oleh karena itu

sekolah diharapkan untuk selalu melibatkan orang tua dalam setiap kegiatan

yang dilakukan oleh sekolah. Berikut ungkapan kepala madrasah:

“Dalam mendirikan sekolah memang harus melibatkan orang tua. Tidak


mungkin sekolah bisa berdiri sendiri tanpa adanya bantuan dari orang
tua oleh karena itu sekolah dengan orang tua harus menjalin hubungan
kerjasama yang baik dengan adanya kerjasama yang melibatkan orang
tuamaka pihak sekolah dapat memberikan informasi melalui isan
maupun tertulis. Jadi oleh karena itu sekolah tidak memfokuskan hanya
kepada kepala madrasahnya saja, orang tua juga dilibatkan untuk
kepentingan siswa. Ada beberapa program yang melibatkan orang tua
yaitu rapat koordinasi atau rapat panitia, menerima siswa baru,
memperoeh hasil belajar dan perkembangan siswa, penamatan pada saat
kelas XII.”
94

Orang tua yang peduli akan perkembangan siswa di sekolah merupakan

orang tua yang sadar dan selalu mendukung kegiatan yang diselenggarakan

oleh sekolah. Ada juga jawaban orang tua siswa ialah:

“Terdapat banyak kegiatan yang melibatkan orang tua. Saya sebagai


orang tua selalu menghadiri rapat di sekolah. Didalam rapat membahas
mengenai perkembangan karakter peserta didik serta perkembangan
belajar merekadi sekolah. Sering di sampaikan oleh kepala madrasah
mengenai pembinaan karakter siswa di sekolah”

Sebagai orang tua juga harus selalu memberikan nasihat serta

memngontrol peserta didik khususnya dilingkungan rumah. Dibawah ini

pernyaataan yang disampaikan oleh wali murid:

“Nasihat selalu saya berikan kapan pun terhadap anak saya. Begitu pun
dalam membatasi pergaulan seta keseharian dia di rumah. Saya selalu
berbicara kepada anak saya mengenai apa saja kewajiban yang harus dia
jalankan seperti sholat lima waktu, belajar mengerjakan PR dan
alhamdulliah sampai sekarang anak saya masih dibatas wajar.”

Dalam menanamkan nilai karakter yang baik terhadap anak orang tua

memiliki kewajiban. Dikarenakan anak merupakan sebuah titipan yang harus

dijaga dengan dibekali akhlak serta ilmu dengan harapan ia mampu menjadi

generasi yang berguna. Pernyataan salah satu wali murid :

“Dalam mengembangkan nilai nilai karakter yang baik bagi anak, saya
yaitu dengan memberikan nasihat sepanjang waktu. Dengan
memberikan beka ilmu agama dan pengetahuan dengan cara
menyekolahkannya di lingkungan yang baik. Karena bagi sehat mental,
fisik serta mempunyai prilaku yang baik adalah hal yang paing penting
dalam menjalani kehidupan.”
Dalam menjalin hubungan kerjasama antara guru dengan orang tua

terdapat kesulitan, seperti halnya yang di katakana oleh pak Nurhabi:


95

“Tentunya kesulitan ada dalam menjalin hubungan kerjasama ini karena


tidak semua orang tua mau atau bisa untuk diajak kerjasama serta
menjalin komunikasi yang baik dikarenakan waktu mereka tidak ada
contohnya ada beberapa orang tua yang setelah mendaftarkan anaknya
ke sekolah hanya sebatas mendaftarkannya saja orang tua setelah itu dia
cuek saja mengenai anaknya karena sudah berfikir disekolah sudah ada
guru jadi nggak perlu repot-repot lagi. Maka jika ada yang seperti itu
biasanya saya selalu memfokuskan untuk wali kelas melakukan
panggilan terhadap orang tua jika cara tersebut ternyata tidak efektif
maka menggunakan cara seperti home visit untuk memastikan keadaan
murid serta orang tua tersebut”
Jadi dalam rangka membimbing anak di jenjang Madrasah Aliyah ini

memerlukan beberapa strategi. Dalam mendidik anak tidak cukup hanya

dengan menyuruh mereka sekolah saja karena sebagus apapun sekolah

memiliki strategi akan tetapi jika tidak didukung dengan orang tua atau tidak di

imbangi dengan orang tua maka akan sulit dalam mengembangkan karakter

serta keberhasilan dari seorang anak itu sendiri. Jadi dalam menerapkan

langkah-langkah strategi dengan menjalin hubungan kerjasama yang efektif

sesuai dengan harapannya. Harapan seperti halnya yang disampaikan oleh

kepala madrasah:

“Untuk kedepannya selain dari apa yang sudah dilakukan untuk


sementara ini hanya seperti itu berjalan dengan baik sedangkan untuk
kedepannya saya sebagai kepala madrasah berharap untuk hubungan
kerjasama ini agar lebih intens lagi. Serta yang saya harapkan untuk
orang tua lebih sering untuk melakukan komunikasi yang baik
dikarenakan keteribatan peran orang tua dibutuhkan untuk proses
perkembangan anak. Diusia anak di jenjang MA ini sangat penting
secara emosional mereka harus lebih banyak diperhatikan khususnya
oleh orang tua”
96

4.3.Pembahasan Penelitian
1. Kondisi hubungan kerjasama antara guru dengan orang tua yang terjalin
pada saat ini di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang
Kerjasama madrasah, keluarga dan masayarakat merupakan sebuah

konsep yang multidimensional dimana keuarga, guru, pengelola, dan anggota

masyarakat bersama-sama menanggung anggung jawab untuk meningkatkan

dan mengembangkan akademik siswa sehingga akan berakibat pada Pendidikan

dan perkembangan anak atau peserta didik. yang dimaksud dengan

multidimensional ialah kerjasama lebih dari sekedar pertemuan orang tua dan

guru dalam berbagi peran sepanjang waktu. Yang dibutuhkan demi

meningkatkan program madrasah, mengembangkan keterampilan dan

kepemimpinan orang tua, mendampingi keluarga untuk berhubungan dengan

madrasah. (Epstein dan Sheldon Ray: 2013).

Hubungan antara guru dan orang tua pada saat ini yaitu mencangkup

beberapa aspek seperti halnya tingkat komunikasi, keterlibatan orang tua dan

persepsi terhadap peran guru dalam pendidikan anak. Salah satu aspek yang

sering dibahas yaitu tingkat komunikasi antara guru dan orang tua. Komunikasi

dapat diartikan suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian,

dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-

gambar, angka-angka, dan lain-lain. (Barelson & Stainer (Dani

Fardiansyah:2008 (Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar))).


97

Dalam hal ini peneliti telah menganalisis bahwasannya tingkat

komunikasi yang terjadi diantara guru dan orang tua di Madrasah Aliyah

Nihayatul Amal Purwasari Karawang pada saat ini terjadi melalui peremuan

langsung dengan orang tua dan dengan berkomunikasi secara online melalui

pesan personal atau group whatsapp yang teah dibuat oleh wali kelas masing-

masing agar dapat mempermudah mengirim berbagai informasi. Berdasarkan

hasil penelitian yang telah peneliti lihat bahwasannya komunikasi yang terjalin

pada saat ini antara guru dengan orang tua di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal

Purwasari Karawang berjalan dengan baik.

Selain itu keterlibatan orang tua juga sangat dibutuhkan dalam menjalin

kerjasama antara guru dan orang tua, pada saat ini di Madrasah Aliyah

Nihayatul Amal Purwasari Karawang bahwasannya. Mengenai keteribatan

orang tua sejauh ini hanya dengan melakukan pertemuan dengan guru,

pertemuan pada saat rapat koordinasi pada awal tahun dan juga pada program-

program yang telah dirancang oleh kepala madrasah mengenai hal ini orang tua

sangat senang jika diajak terlibat dengan program-program yang ada disekolah.

Presepsi orang tua terhadap peran guru dalam pendidikan anak di

Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari pada saat ini yaitu berdasarkan

dari hasil peneliti dari penjelasan yang telah dipaparkan diatas, bahwa orang

tua berharap agar anak di sekolah bukan hanya mendapat pelajaran umum saja

tetapi juga diajarkan bagaimana menjadi pribadi yang baik. Saya berharap guru

dapat membimbing dan membantu siswa dalam mengembangkan karakter


98

siswa agar dapat bisa mengatasi permasalahan dan dapat mengajarkan nilai-

nilai yang positif dan dapat memberikan nasihat seperti jenjang karir, dll. Maka

sebagai orang tua juga berharap kepada guru disekolah dapat membantu orang

tua dalam mengembangkan karakter anak saya di sekolah, dapat dilihat bahwa

orang tua dan guru memegang peranan penting dalam membentuk karakter

siswa. Siswa sangat membutuhkan pendidikan yang baik dari orang tuanya

karena hal itu dapat membantu sekolah melaksanakan program pendidikan di

sekolah agar terbentuk karakter peserta didik sesuai dengan harapan kepala

madrasah dan orang tua.

Dalam membangun kerjasama antara guru dengan orang tua, terdapt

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan kerjasama ini. Seperti

tidak adanya waktu yang dimiliki oleh orang tua karena mereka hasrus mencari

nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, serta kurangnya minat orang tua

dalam mengikuti perkembangan anak di sekolah karena mereka mempercayai

guru wali kelas dan pihak madrasah, kurangnya pengetahuan tentang

pentingnya kerjasama dengan guru dan institusi pendidikan dalam upaya

membentuk kepribadian peserta didik di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal

Purwasari Karawang, dimana sebagian besar orang tua memiliki tingkat

ekonomi yang rendah. Karena itu, mereka sibuk mencari nafkah untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akibatnya, tanggung jawab orang tua dalam

pembinaan karakter siswa kurang diperhatikan. Beberapa orang tua tidak


99

mengikuti rapat komite sejak awal tahun, sehingga mereka tidak mendapatkan

informasi tentang kemajuan sekolah anaknya.

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa sebagian masyarakat

belum memahami pentingnya menjalin hubungan kemitraan dengan sekolah.

Sementara itu, jika kegiatan sekolah memerlukan peran serta orang tua, maka

orang tua tidak dapatberpartisipasi secara optimal. Karena orang tua belum

sepenuhnya memahami bahwa Pendidikan tidak efektif jika setiap oorang tidak

ikut serta dalam perencanaan dan penyelenggaraan Pendidikan. Sebagaimana

diketahui para ulama, kepala madrasah sangat perlu bekerja sama dengan orang

tua. Hubungan perkembangan memiliki tujuan yang jelas, yaittu memperoleh

dukungan, partisipasi, kepercayaan dan pengertian orang tua. Secara langsung

maupun tidak langsung dapat membantu kepala madrasah dalam

menyelenggarakan program pelatihan di sekolah.

2. Manajemen strategi kepala sekolah dalam menjalin hubugan kerjasama

antara guru dengan orang tua dalam mengembangkan karakter peserta

didik di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang.

Menurut Wheelen dan Hunger (2011:6) menekankan pengambilan

keputusan dan tindakan secara manajerial untuk keberhasilan organisasi dalam

jangka Panjang. Dengan berpijak pada Analisa lingkungan, formulasi sera

implementasi strategis yang tepat, evaluasi dan pengawasan yang juga

terencana. Menurut mereka penerapan manajemen strategis adalah terletak

pada pengkajian secara cermat pada masalah lingkungan untuk mempelajari


100

ancaman yang ada serta peluang yang memungkinkan bagi kemajuan organisasi

dengan berpijak pada kekuatan, kelemahan yang dimiliki organisasi.

Sedangkan menurut John A. Pearce II dan B. Robinson (2013). Manajemen

strategi adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan sebuah

perumusan (formulating), penerapan (implementasi) rencana-rencana yang

dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan oleh beberapa narasumber

yang ada diatas, dapat diketahui bahwa manajemen strategi kepala sekolah

dalam menjalin hubungan kerjasama antara guru dengan orang tua dalam

mengembangkan karakter anak di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari

Karawang antara lain:

a. Melakukan rapat koordinasi diawal serta di akhir tahun pelajaran.

Rapat koordinasi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan

oleh banyak pihak dari satu organisasi yang sederajat dan untuk

mencapai suatu tujuan bersama dengan kesepakatan masing-masing

pihak agar tidak terjadi kesalahan dalam bekerja baik mengganggu

pihak yang satu maupun dengan yang lainnya.

Kegiatan rapat koordinasi di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal

Purwasari Karawang, rapat koordinasi dilakukan pada awal tahun

dan akhir tahun ajaran rapat ini bertujuan untuk melakukan

komunikasi dengan orang tua mengenai program-program tahunan


101

madrasah dan untuk memberikan informasi mengenai

perkembangan karakter peserta didik.

b. Panggilan orang tua kepada peserta didik yang bermasalah

Berdasarkan hasil penelitian sesuai dengan perencanaan yang

telah ditetapkan di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari

Karawang, jika ada peserta didikyang bermasalah akan dikenakan

sanksi yang berupa diberikan surat panggilan terhadap orang tua.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh kepala madrasah saat

mengumpulkan para guru khususnya wali murid yang peserta

didiknya bermasalah untuk melakukan panggilan orang tua dalam

hal ini agar bekerja sama melakukan pembinaan bersama-sama guna

untuk kebaikan peserta didik.

c. Melaksanakan program dengan melibatkan orang tua khususnya

pada siswa kelas XII

Dalam melaksanakan program dengan melibatkan orang tua

khususnya keas XII yaitu pada akhir semester. Program akhir tahun

atau kelulusan pada kelas XII tentunya keteribatan orang tua sangav

dibutuhkan acara kelas akhir tahun merupakan ajang unjuk

kreativitas pesrta didik yang dilaksanakan diakhir tahun ajaran

sekolah. Pentas akhir tahun ini dirancang dan dilaksanakan oleh

perkumpulan orang tua baik di tingkat kelas maupun tingkat

sekolah. Kegiatan dilakukan baik sebelum maupun pada saat


102

pembagian rapot peserta didik. pentas kelas akhir tahun ini juga

menjadi ajang bagi siswa dalam menunjukan kemampuan dan karya

yang telah dihasilkannyasesuaidengan jenis kecerdasan yang di

asahnya. Peserta didik dengan kecerdasan musik dan mengikuti

kegiatan ekstakuikuer di bidang musik dapat menunjukan hasil

karyanya dan mempresentasikannya pada ajang pentas kelas akhir

ini. Demikian juga anak-anak dengan kecerdasan musik dan

mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di bidang musik dapat

menunjukan hasil karya tulisannya, demikian pula jenis kecerdasan

dan karya lainnya. Tujuan dari acara akhir tahun adalah

1. Untuk menggembirakan anak setlah mereka selesai ujian

2. Menjadi ajang untuk memberikan apresiasi atas prestasi no-

akademik anak, misalnya peserta didik yang memiliki

tingkat kehadiran terbaik, berpakaian paling rapih, menjadi

ketua kelas atau pengurus organisasi sekolah lainnya. (untuk

mendukung penumbuhan karakter anak),

3. Memberikan penghargaan kepada wai murid yang berperan

aktif sebagai penggerak dalam kegiatan di sekolah, dan

4. Memberikan penghargaan atas kiat hebat wai murid dalam

mendukung kemajuan belajar anaknya di rumah.


103

Selaras dengan pendapat di atas. Proses melaksanakan program

dengan melibatkan orang tua khususnya pada keas XII di Madrasah

Nihayatul Amal Purwasari Karawang. berdasarkan dengan temuan

penelitian bahwasannya dalam melibatkan orang tua pada program

tersebut menciptakan hubungan timba baik yang positif. Madrasah

dapat mengetahui bagaimana efektivitas impementasi program

terhadap pencapaian tujuan, baik di tingkat keluarg, sekolah dan

masyarakat.

d. Melakukan home visit

Home visit merupakan salah satu cara untuk menjalin

komunikasi antara orang tua, siswa dan guru karena melakukan

komunikasi langsung dengan orang tua peserta didik harus dibangun

dengan harmonis. Menurut Priyatno (2015:2) Home visit

merupakan upaya yang dilakukan untuk mendeteksi kondisi

keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan individu yang

menjadi tanggung jawab guru dalam pelayanan konseling. Menjalin

komunikasi antara orang tua, siswa dengan guru merupakan salah

satu realisasi dari akuntabilitas sekolah, untuk mendapatkan data

dan keterangan siswa serta memahami permasalahannya secara

tepat serta mengetahui perilaku danhal yang dilakukan anak selama


104

di sekolah maupun dirumah, maka diperlukan hubungan dan

komunikasi yang baik antara guru dan orang tua.

Kegiatan home visit di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal

Purwasari Karawang bahwasannya pelaksanaan home visit ini

dilakukan apabila permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik

hanya bisa didapat melalui keluarga adapun juga masalah yang

sering terjadi hingga diharuskan untuk melakukan home visi yaitu

salah satunya siswa yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan

biasanya jika terjadi hal seperti itu maka sebagai wali kelas

melakukan home visit dengan tujuan dapat mengetahui aasan siswa

tersebut tidak masuk sekolah sampai berhari-hari

Dari hasil penelitian yang diperoleh tentang manajemen strategis kepala

madrasah dalam menjalin hubungan kerjasama dengan guru dan orang tua di

MA Nihayatul Amal Purwasari Karawang terhadap perkembangan kepribadian

anak di sekolah dapat dikatakan baik. Hal ini terihat dalam pertemuan dengan

orang tua yang merupakan upaya kepala madrasah untuk membahas mengenai

perkembangan karakter peserta didik dan proses pembelajaran di sekolah.

Dengan diadakannya, pertemuan antara kepala sekolah dengan guru dan orang

tua tujuannya adalah untuk memudahkan proses komunikasi saat memecahkan

suatu masalah yang timbul di sekolah maupun di rumah. Sangat penting juga

untuk menciptakan hubungan kerjasama antara kepala madrasah dengan guru


105

dan orang tua, karena pelaksanaan program, intuksi dan tujuan sekolah

memerlukan bantua dan dukungan fisik dan emosional dari orang tua.

Di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang hubungan

kerjasama yang terjalin dengan kepala madrasah dan orang tua tentunya

berjalan dengan sangat baik. Hal ini tercermin dari bantuan dan dukungan dari

orang tua dan guru ketika ada program pendidikan. Orang tua juga sangat

antusias jika mengikuti program sekolah bahkan ada yang memberikan

pendapat dan saran untuk mengembangkan madrasah. Dan ada juga sebagaian

orang tua yang percaya bahwa jika pertunjukan madrasah berjalan dengan baik

maka berdampak positif bagi anaknya.

Madrasah menjalankan program yang menjelaskan tujuan dan niatnya

kepada guru dan orang tua melalui rapat koordinasi atau rapat komite. Dalam

pertemuan-pertemuan tersebut kepala madrasah sering mengajak guru dan

orang tua untuk memantau perilaku peserta didik baik itu di sekolah maupun

di rumah karena jika anak memiliki sopan santun dan perilaku yang baik, maka

hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan proses belajar siswa di sekolah.

Untuk itu kepala madrasah sering menekankan pembentukan kepribadian siswa

yang benar.

Selama siswa belajar di sekolah, hal ini tentu menjadi tanggung jawab

bersama. Oeleh karena itu semangat kepala madrasah bergerakke arah menjalin
106

interaksi secara langsung kepada orang tua dan mampu mengontro pembeajaran

dengan cara mengembangkan karakter peserta didik di rumah.

Berdasarkan uraian hasil kajian diatas dapat peneliti mengetahui bahwa

terdapat kesulitan yang di dapatkan oleh kepala madrasah dan bagi orang tua

untuk menciptakan kemitraan yang harmonis yang dapat membantu kepala

madrasah dan orang tua untuk menciptakan generasi yang sejaan dengan tujuan

Pendidikan. Pengawasan madrasah dan orang tua hendaknya memiliki tujuan

yang sama yaitu membangun hubungan dengan siswa melalui kemitraan yang

terus menerus dilaksankan. Sehingga apa yang didapatkan siswa di sekolah

sesuai dengan harapan orang tua.

Oleh karena itu nilai-nilai karakter yang diajarkan di rumah sama

dengan apa yang diterima di sekolah. Selain itu, kepala madrasah dan orang tua

dapat lebih mudah berkomunikasi untuk mencari solusi atas permasalahan yang

dihadapi oleh anak di rumah.


BAB V

PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Manajemen strategi dalam menjalin hubungan kerjasama antara guru

dengan orang tua dalam mengembangkan karakter peserta didik di

Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari Karawang dari hasil

penelitian yang didapatkan dapat di simpulkan antara lain :

1. Bagaimana hubungan kerjasama antara guru dan orang tua yang

terjalin pada saat ini di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal

Purwasari Karawang

Kondisi hubungan kerjasama antara guru dengan orang tua di

Madrasah Aliyah Nihayatul Ama Purwasari Karawang pada saat

berjalan dengan efektif. Hal tersebut dapat kita lihat dari terjalinnya

hubungan kerjasama yang dibangun antara keduanya dengan selalu

melakukan komunikasi yang baik. Guru khususnya wali kelas memiliki

peran yang penting dalam melakukan pendekatan secara personal

terhadap peserta didik di sekolah. Serta orang tua yang selalu interaktif

terhadap guru dengan berinisiatif terebih dahulu menayakan

perkembangan anak di sekolah.

Dalam menjalin hubungan kerjasama dengan orang tua tentunya

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan kerjasama

antara guru dan orang tua dikarenakan harus mencari nafkah, kurangnya

107
108

pemahaman mengenai pengetahuan tentang betapa pentingnya menjalin

kerjasama dengan guru dan institusi pendidikan dalam upaya

membentuk kepribadian peserta didik di Madrasah Aliyah Nihayatul

Amal Purwasari Karawang, dimana sebagian besar orang tua memiliki

tingkat ekonomi yang rendah. karena itu, mereka sibuk bekerja untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, tanggung jawab

orangtua dalam pembinaan karakter peserta didik kurang di perhatikan.

Beberapa orang tua tidak mengikuti rapat komite sejak awal tahun,

sehingga tidak mendapatkan informasi tenatang kemajuan sekolah

anaknya.

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa sebagian masyarakat

belum memahami pentingnya menjalin hubungan kemitraan dengan

sekolah. Sementaraitu, jika kegiatan sekolah memerlukan peran serta

orang tua, maka orang tua tidak dapat berpartisipasi secara optimal.

Karena orang tua belum sepenuhnya memahami bahwa Pendidikan

tidak efektif jika setiap orang tidak ikut serta dalam perencanaan dan

penyelenggaraan Pendidikan. Sebagaimana diketahui para ulama,

kepala madrasah sangat perlu bekerja sama dengan orang tua.

Hubungan perkembangan memiliki tujuan yang jelas, yaitu

memperoleh dudkungan, partisipasi, kepercayaan dan pengertian orang

tua. Secara llangsung maupun tidak langsung dapat membantu kepala

madrasah dalam menyelenggarakan program pelatihan di sekolah.


109

2. Manajemen strategik kepala madrasah dalam menjalin hubungan

kerjasama antara guru dengan orang tua dalam mengembangkan

karakter peserta didik di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal

Purwasari Karawang.

a. strategi kepala sekolah dalam menjalin hubungan kerjasama antara

guru dengan orang tua dalam mengembangkan karakter anak antara

lain:

1. Melakukan rapat koordinasi diawal serta di akhir tahun

pelajaran

2. Panggilan orang tua terhadap peserta didik yang bermasalah

3. Menyeenggarakan program dengan melibatkan orang tua

khususnya pada siswa keas XII

4. Melakukan kunjungan rumah atau home visit

b. Adapun kendala serta kesulitan atau kendala dalam menjalin

hubungan kerjasama antara keduanya dalam menjalin hubungan

kerjasama di MA Nihayatul Amal Purwasari Karawang ialah

sebagian besar orang tua berasall dari golongan ekonomi bawah

sehingga orang tua terburu-buru dalammenghadapi kehidupan

sehari-hari, karena orang tua terabaikan dalam pembinaan karakter

anak didik. seperti beberapa orang tua yang tidak menghadiri rapat
110

atau rapat omite diawal tahun ajaran sehingga orang tua tidak

mengetahui perkembangan anaknya di sekolah.

c. Solusi bagi orang tua adalah menyelaraskan tujuan Pendidikan.

Kepala madrasah dan orang tua harus memiliki tujuan yang sama

yaitu membangun relasi dengan siswa melalui kerjasama yang

berkesinambungan. Sehingga apa yang didapatkan siswa di sekolah

sama dengan harapan orang tua. Oleh karena itu nilai-nilai karakter

yang diajarkan di rumah sama dengan di sekolah. Selain itu,

pemimpin madrasah dan orang tua dapat ebih mudah berkomunikasi

saat mencari solusi permasalahan anak di rumah.

5.2. Saran

1. Bagi kepala madrasah diharapkan lebih meningkakan komunikasi

dengan orang tua dalam menjalin hubungan kerjasama antara orang

tua dalam mengembangkan karakter peserta didik

2. Dan diharapkan bagi guru juga bisa dapat mengoptimalkan

komunikasi dengan orang tua peserta didik dan juga bagi orang tua

diharapkan dapat selalu membimbing dan mengawasi anaknya ketika

di rumah dengan memberikan tauladan, nasihat, teguran dan

penghargaan.

3. Dan berharap para orang tua agar lebih memperhatikan dan


memberikan waktu luang untuk menciptakan kebersamaan dengan
anak. Bagi orang tua untuk membangkitkan rasa kasih sayang pada
111

anak, sehingga memudahkan orang tua dalam mendidik anaknya di


rumah.
4. Bagi pengurus komite di harapkan lebih aktif dan kreatif dalam
memberdayakan sumber daya yang ada disekolah maupun yang ada
dimasyarakat.
112

DAFTAR PUSTAKA
Anisa, Izzatil, Widuri Monicha, and Retno Wulandari. 2022. “Pengelolaan
Pembelajaran KB Itu Sangat Penting , Ini Berfungsi Menyusun Tujuan
Pembelajaran Yang Diramcang Sebelumnya . Selanjutnya Tujuan Dari.” Jurnal
Multidisipliner 01(01):175–87.

Arianti. 2018. “Peranan GuruDalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa .” Jurnal


Kependidikan 12, No 2:117–34.

Bunga, Tandi. 2017. “Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri Salatiga 2017.” 1–26.

Handayani, Ilen Putri, and Hasrul Hasrul. 2021. “Analisis Kemitraan Guru Dan Orang
Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak Berdasarkan Kurikulum 2013 Di SMA.”
Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi 9(1):1–12. doi:
10.21831/jppfa.v9i1.42455.

Hariesa, Afrina, Syarwani Ahmad, and Achmad. Wahidy. 2021. “Manajemen


Hubungan Sekolah Dengan Orang Tua Murid Dalam Upaya Meningkatkan
Kualitas Sekolah.” Jurnal Pendidikan Tambusai 5(3):6773–80.

Kristiawan, M., and Rozalena. 2017. “Pengelolaan Pembelajaran Paud Dalam


Mengembangkan Potensi Anak Usia Dini.” JMKSP (Jurnal Manajemen,
Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan) 2(1):76–86.

Maulinar. n.d. “KOMPETENSI GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA DALAM


PROSESN PEMBELAJARAN PADA SMP NEGERI 1 SYAMTALIRA BAYU
KABUPATEN ACEH UTARA.” Administrasi Pendidikan 142–57.

Muhammad Abdul Ghofur. 2013. “KREDIBILITAS DAN OTENTITAS GURU


KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KARAKTER KEWIRAUSAHAAN SISWA
113

SMK NEGERI DI SURABAYA .” 1, No 1:39–51.

Mukhtar. 2015. “The Principal’s Strategy in Improving Teacher Performance in State


Junior High Schools in the Grand Mosque District of Aceh Besar Regency.”
Jurnal Administrasi Pendidikan : Program Pascasarjana Unsyiah 3(3):103–17.

Taufiqurokman. 2016. Manajemen Strategik.

Ubaidilla, Syafik, and Ahmad Masrukin. 2021. “Strategi Sekolah Dalam Membina
Hubungan Dengan Orang Tua Siswa Guna Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.”
Indonesian Journal of Humanities and Social Sciences 2(3):259–66. doi:
10.33367/ijhass.v2i3.2411.

Weni, Titra. 2020. “Analisis Proses Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan


Paket B Berbasis Kurikulum 2013 Di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota
Samarinda.” Pepatudzu : Media Pendidikan Dan Sosial Kemasyarakatan
16(2):89. doi: 10.35329/fkip.v16i2.1765.

Wulan Vitasary. n.d. “Komunikasi Guru Dengan Siswa .”


114

LAMPIRAN-LAMPIRAN
115

1. Surat penerimaan pelaksanaan penelitian


116

2. Surat keterangan bimbingan


117

3. Surat keterangan telah meaksanakan penelitian


118

4. Kartu Bimbingan
119

5. Instrument penelitian
a. Kepala Sekolah
1. Bagaimana sistem serta bentuk kerjasama di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal
Purwasari Karawang ?
2. Bagaimana kondisi lingkungan madrasah di Madrasah Aliyah Nihayatul Amal
Purwasari Karawang ?
3. Bagaimana kondisi hubungan guru dengan orang tua wali murid pada saat ini
seperti apa ?
4. Apakah madrasah rutin mengadakan pertemuan dengan wali murid ?
5. Apakah pihak madrasah memiliki sikap transparasi terhadap kegiatan yang
dilakukan siswa kepada orang tua?
6. Bagaimana pandangan bapak terhadap sistem komunikasi yang terjalin antara guru
dan orang tua saat ini?, dan apakah ada perbedaannya dengan sistem komunikasi
yang telah terjalin pada waktu sebelumnya?
7. Bagaimana manajemen strategi bapak dalam membentuk kerjasama antara guru
dan orang tua?
8. Apakah dari manajemen srategi tersebut terdapat pro dan kontra dari sisi sekolah,
guru dan orang tua?
9. Apakah ada alasan dari bapak mengenai straegi yang diambil dan diaplikasikan ke
dalam madrasah ini?
10. Kerjasama antara guru dan orang tua seperi apa yang bapak harapkan ?
b. Wali Kelas
1. Apakah Bapak/Ibu sebeumnya sudah pernah menjadi wali kelas?
2. Bagaimana sikap yang Bapak/Ibu tampilkan jika sedang berhadapan dengan orang
tua?
3. Apakah ketika berhadapan dengan orang tua pesera didik, orang tua tersebut
memiliki inisiatif terhadap perkembangan anaknya?
4. Sebelumnya apakah Bapak/Ibu mengetahui laar belakang pesera didik?
5. Perilaku seperti apa yang diunjukan oleh setiap anak dikelas? Dan bagaimana cara
Bapak/Ibu menyikapinya? Dan strategi atau cara apa yang dilakukan dalam
mengubah perilaku yang kurang baik tersebut?
120

6. Apakah dari wali kelas sendiri memiliki kerjasama dengan orang tua untuk
mengubah perilaku anak menjadi lebih baik?
7. Dalam menjalin hubungan dengan orang tua usaha apa yang Bapak/Ibu lakukan?
8. Seberapa efektif cara yang dilakukan Bapak/Ibu dalam menjalin hubungan
kerjasama dengan orang tua (wali murid)?
9. Apakah ada kesulitan atau hambatan dalam menjalin hubungan kerjasama antara
orang tua (wali murid)?
10. Dalam mengubah periaku anak kesulian apa yang dihadapi Bapak/Ibu?

c. Orang Tua
1. Bagaimana kondisi didalam keluarga Bapak/Ibu ?
2. Bagaimana hubungan kedekaan ibu dengan anak ?
3. Dan apakah Bapak/Ibu selalu memberikan dukungan terhadap program-program
yang sekolah lakukan ?
4. Apakah anda memberikan nasihat dan juga kebebasan namun masih dalam
pengawasan anda dalam hal pola asuh dilingkungan yang anda alami sehari-hari ?
5. Hal apa saja yang di perbolehkan dan menjadi Batasan buat anak anda ?
6. Bagaimana pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anak ?
7. Bagaimana cara orang tua menjalin komunikasi yang baik dengan guru ?
8. Apakah Bapak/Ibu rutin menanyakan keadaan anak disekoah kepada wali
kelasnya?
9. Seberapa penting pendidikan untuk anak ibu ?
10. Harapan Bapak/Ibu sebagai orang tua kepada sekolah ?
11. Dan bagaimana sikap Bapak/Ibu jika terjadi konflik dengan pihak sekolah ?

6. Dokumentasi
121

Figure 1(wawancara dengan wali kelas 11 MIA)


122

Figure 2(wawancara wali kelas 10 MIA)


123

Figure 3 (Wawancara Kepala Madrasah Aliyah Nihayatul Amal Purwasari)


124

Figure 4 (Wawancara dengan wali murid MA Nihayatul Amal Purwasari)

Figure 5 (Wawancara Wali Murid MA Nihayatul Amal Purwasari)


125

Figure 6 (Murid kelas XII MIA)


126

Figure 7 (Lapangan Madrasah Aliyah Nihayatul Amal)


127

RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri

Nama : Maziah

Anda mungkin juga menyukai