Nama
: Muhlis
NIM
: 7311412148
Jurusan
: Manajemen
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2015
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita dan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang pada:
Hari
Tanggal :
Dosen Pembimbing
Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi
Ranggawarsita
ABSTRAK
Yulia Fiftiyanti
Penerapan Sistem SKP (Sasaran Kerja Pegawai) untuk Optimalisasi Kinerja
Pegawai
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
Manajemen Sumber Daya Manusia - Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang
Tahun 2015
Dalam rangka peningkatan mutu aparatur pemerintah sebagai modal dasar
pembangunan nasional, maka kinerja sumber daya manusia harus ditingkatkan
untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mendukung upaya tersebut,
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita menerapkan sistem SKP (Sasaran Kerja
Pegawai). SKP (Sasaran Kerja Pegawai) merupakan salah satu unsur di dalam
Penilaian Prestasi Kerja PNS yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2011, yang wajib dibuat oleh setiap pegawai. Dalam kebijakan ini
digunakan pendekatan baru dalam mengukur kinerja PNS yaitu melalui
penyusunan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Penilaian Perilaku Kerja. Tujuan
dan manfaat dari penerapan sistem SKP yaitu sebagai upaya optimalisasi kinerja
di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam laporan ini,
yaitu observasi dengan melakukan pengamatan langsung, interview yaitu dengan
wawancara atau diskusi dengan pegawai, dan tinjauan pustaka.
Penerapan sistem SKP di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita masih
kurang optimal, hal ini terlihat jelas dari banyaknya pegawai yang kurang paham
dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Selain itu dalam pelaksanaan sistem SKP
terdapat beberapa kelemahan yaitu penilaian dilakukan kurang objektif, adanya
faktor toleransi yang berlebihan, dan SKP disusun dengan target yang rendah.
Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi SKP bagi pegawai. Dan sistem
SKP harus diterapkan secara objektif, adil tanpa diskriminasi sesuai dengan unsur
dan prinsip SKP. Sehingga pegawai akan termotivasi bekerja dengan sebaikbaiknya, karena diberi penghargaan berupa paket remunerasi (tambahan
penghasilan).
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas segala rahmat Allah SWT, sehingga penulis mampu
menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan di Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita tahun 2015 tepat waktu. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
sebagai bahan evaluasi kinerja pegawai dalam mencapai target kerja pada
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Tahun 2015.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang saya lakukan membutuhkan
bantuan berbagai pihak baik dalam Pra Kegiatan, Penerjunan, dan Pasca Kegiatan.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yaitu Bapak Prof. Dr. Fathur
Rokhman, M.Hum., yang telah memberikan dukungan.
2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yaitu Bapak
Dr. Wahyono, M.M., yang telah memberikan dukungan.
3. Ketua Jurusan Manajemen yaitu Ibu Rini Setyo Witiastuti, S.E., M.M.,
yang telah memberikan dukungan.
4. Dosen Pembimbing PKL yaitu Ibu Dra. Palupiningdyah, M.Si., yang
telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi.
5. Kepala Museum Jawa Tengah Ranggawarsita yaitu Bapak Steven
Timisela, S.H., M.Hum., yang telah memberikan pengarahan dan
dukungan.
6. Kepala Seksi Pengkajian dan Pelestarian yaitu Bapak Budi Santosa,
S.Sos., yang telah memberikan pengarahan dan dukungan.
7. Pembimbing Lapangan yaitu Ibu Lela Nurhayati Dewi, S.S,M.Hum.,
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi.
iv
Penulis
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tugas dan Fungsi Pokok Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. struktur
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
organisasi,
sikap, pengalaman,
1
dan
kinerja pegawai menjadi tidak efektif. Padahal agar tujuan dari penilaian kinerja
dapat tercapai dibutuhkan sistem penilaian kinerja yang efektif. Maka dari itu
pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46
tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Dengan
keluarnya peraturan tersebut, secara resmi penilaian dengan sistem DP3 diganti
dengan sistem Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis yang Berada di bawah naungan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provonsi Jawa Tengah, Museum Jawa Tengah
Ranggawarsita juga menerapkan sistem Penilaian Prestasi Kerja untuk
mengukur kinerja para pegawainya. Museum ini bertugas dalam memberikan
layanan pariwisata dan edukasi tentang barang-barang bersejarah kepada
masyarakat, sehingga pelayanan yang prima perlu dipertahankan. Namun seiring
meningkatnya
persaingan
di
industri
wisata,
tidak
cukup
dengan
PRESTASI
KERJA
SEBAGAI
UPAYA
BARU
dalam
sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
a. Kegiatan observasi dapat memberikan informasi mengenai
perbandingan antara konsep dan teori di perkuliahan dengan
kenyataan teknis lapangan.
b. Kegiatan analisis laporan diharapkan mampu melatih dan
meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam menyelesaikan
masalah yang ada di dunia kerja.
2. Bagi Universitas Negeri Semarang
a. Hasil observasi dan analisis laporan dapat dijadikan media
informasi dalam menunjang pendidikan.
b. Hasil laporan secara keseluruhan dapat dijadikan media
evaluasi untuk pelaksanaan PKL kedepan
3. Bagi Instansi
a. Hasil observasi dan analisis laporan dapat dijadikan media
informasi mengenai isu yang terjadi di lingkungan instansi
b. Hasil observasi dan analisis laporan dapat dijadikan media
evaluasi pelaksanaan tugas instansi.
4
pengamatan
apa
yang
sebenarnya
langsung
dengan
mengajukan
pertanyaan
antara
BAB II
SISTEM PENILAIAN PRESTASI KERJA SEBAGAI UPAYA BARU
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI
1.1 Gambaran Umum Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
1.1.1
pasal 22 tentang Oganisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Jawa Tengah
Museum ini mempunyai koleksi yang berjumlah 59.802 buah yang terbagi
dalam 10 jenis, yaitu geologi, biologi, arkeologi, historika, filologi,
numismatic, heraldika, kramologika, teknologika, ethnografika dan seni rupa.
1.1.2
untuk
melaksanakan
tugas
pokok
tersebut,
museum
ini
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana teknis operasional bidang pengkajian dan pelestarian,
pelayaan, dan tata pameran permuseuman.
2. Pelaksanaan kebijakan teknis operasional
bidang
pegkajian
dan
Struktur Organisasi
Museum Jawa tengah Ranggawarsita dipimpin oleh seorang kepala
dipimpin oleh kepala seksi yang beranggung jawab kepada kepala Museum.
Dan kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional
senior sebagai ketua kelompok dan betanggung jawab kepada kepala
Museum.
Sumber: Lampiran IV Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 48 Tahun 2008
Sumber:
dokumen
rangkaian
tugas
jabatan
struktural,
jabatan
pengumpulan,
dan pendokumentasian
koleksi;
penelitian,
Pekerjaan Khusus
Pekejaan-pekerjaan khusus yang dilaksanakan selama PKL di
Online
meliputi:
(1)
pengumpulan
dokumen-dokumen
penunjang data PUPNS; (5) replikasi dan pengelompokan dokumendokumen penunjang PUPNS sebanyak tiga rangkap; (6) pengecekan
terakhir; (7) pengiriman data PUPNS Ofline ke Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Jawa Tengah.
4. Kegiatan Analisis Presensi Pegawai
Dalam kegiatan ini, mahasiswa
diberi
kesempatan
untuk
para
pegawai
untuk
selanjutnya
dilakukan
Dalam
melakukan
tugasnya,
seringkali
beberapa
pegawai
diberlakukan
pada
tanggal
Januari
2014,
yaitu
setelah
secara sistematis
yang
penekanannya
pada tingkat
capaian sasaran kerja pegawai atau tingkat capaian hasil kerja yang telah
disusun dan disepakati bersama antara Pegawai yang bertugas di Museum
Jawa Tengah Ranggawarsita.
Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh Pejabat Penilai
sekali dalam satu tahun yang dilakukan setiap akhir Desember pada tahun
yang bersangkutan atau paling lama akhir Januari tahun berikutnya. Pejabat
Penilai yang dimaksud adalah atasan langsung pegawai yang dinilai. Di
Museum Jawa Tengah Ranggawarsita sendiri, masing-masing Kepala Seksi
dan Kepala Subbag berperan sebagai Pejabat Penilai dimana Kepala Museum
sebagai Atasan Pejabat Penilai.
Penilaian prestasi kerja pegawai terdiri atas dua unsur, yaitu Sasaran
Kerja Pegawai (SKP) dan Perilaku Kerja. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS.
Target yang dimaksud adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap
pelaksanaan tugas jabatan. Perilaku Kerja adalah setiap tingkah laku, sikap
atau tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang
seharusnya
dilakukan
sesuai
objektif,
terukur,
transparan.
Dalam pelaksanaannya, Sasaran Kerja Pegawai terdiri atas tiga unsur.
Unsur yang pertama yaitu Kegiatan Tugas Jabatan, dimana setiap kegiatan
tugas jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada penetapan
Kinerja/RKT, sebagai
implementasi
mencapai
tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan dan harus berorientasi
pada hasil secara nyata dan terukur. Dalam melaksanakan kegiatan tugas
jabatan pada prinsipnya pekerjaan dibagi habis dari tingkat jabatan yang
tertinggi sampai dengan tingkat jabatan yang terendah secara hierarki.
Unsur yang kedua adalah Angka Kredit atau satuan nilai dari tiap
butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus
dicapai oleh seorang pejabat fungsional dalam rangka pembinaan karier
yang bersangkutan ditetapkan dengan jumlah angka kredit yang akan
dicapai. Oleh sebab itu pejabat fungsional tertentu harus menetapkan
target angka kredit yang akan dicapai dalam satu tahun.
Dan unsur yang ketiga adalah Target, dimana setiap pelaksanaan
kegiatan tugas jabatan harus ditetapkan target yang akan diwujudkan secara
jelas, sebagai ukuran prestasi kerja. Dalam menetapkan target meliputi 4
aspek: kuantitas (target output); kualitas (target kualitas); waktu (target
10
waktu); dan biaya (target biaya). Penyusunan target SKP paling sedikit
meliputi aspek kuantitas, kualitas, dan waktu sesuai dengan karakteristik,
sifat, dan jenis kegiatan pada masing-masing unit kerja. Apabila kegiatan
tugas jabatan tersebut dibiayai/dianggarkan, maka dapat disertai aspek
biaya dalam penyusunan SKP.
Tata cara penyusunan SKP di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita
telah dijelaskan dalam Peraturan Kepala Kepala Badan Kepegawaian Negara
No. 1 tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.
46 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut:
1. Penyusunan SKP untuk Jabatan Struktural dibuat dari tingkat jabatan
yang tertinggi sampai dengan tingkat jabatan yang terendah secara
hierarki
sesuai
dengan
tugas
dan fungsi,
diserahkan
kepada
11
4. Selain melakukan kegiatan tugas pokok yang ada dalam SKP, seorang
PNS dapat melaksanakan
tugas
lain
atau
tugas
tambahan
yang
keterangan.
5. Apabila seorang PNS pada tahun berjalan menemukan sesuatu yang
baru dan berkaitan dengan tugas pokoknya serta dibuktikan dengan
12
7. PNS
yang
tidak
menyusun
sesuai
13
sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai 25% s.d. 50%); dan
hukuman Disiplin Berat ( apabila pencapaian sasaran kerja pegawai
pada akhir tahun kurang dari 25%).
Cara menilai
pengamatan oleh
pejabat penilai terhadap PNS yang dinilai, penilaian perilaku kerja dapat
mempertimbangkan masukan dari Pejabat Penilai lain yang setingkat di
lingkungan unit kerja masing-masing. Dan dalam pelaksanaan penilaian
perilaku kerja harus meliputi aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen,
disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan.
Berdasarkan hasil penilaian prestasi kerja maka pejabat penilai
dapat memberikan rekomendasi kepada pejabat yang secara fungsional
bertanggung jawab di bidang kepegawaian sebagai bahan pembinaan
karier terhadap PNS yang dinilai. Pejabat Penilai wajib menyampaikan
hasil penilaian prestasi kerja kepada Atasan Pejabat Penilai paling lama
14 hari kalender sejak tanggal diterimanya penilaian prestasi kerja. Hasil
penilaian prestasi kerja mulai berlaku sesudah ada pengesahan dari Atasan
Pejabat Penilai.
14
Apabila nilai dirasa tidak sesuai dengan apa yang telah dilakukan baik
sebagian maupun keseluruhan, maka pegawai yang bersangkutan berhak
untuk mengajukan keberatan. Keberatan diajukan secara tertulis disertai
dengan alasan-alasannya kepada Atasan Pejabat Penilai secara hierarki
paling lama 14 hari kalender sejak diterima hasil penilaian prestasi kerja
tersebut.
Pejabat Penilai setelah menerima keberatan dari PNS yang dinilai,
wajib membuat tanggapan secara tertulis atas keberatan PNS yang
dinilai. Tanggapan tersebut dituliskan dalam formulir penilaian prestasi
kerja pada
kolom
yang telah
disediakan. Pejabat
Penilai setelah
1.3.2
masing-masing
penilai
dalam
menilai
kesetiaan
pegawai
bersangkutan.
2. DP3 merupakan sistem penilaian yang berorientasi ke masa lalu dengan
menggunakan teknik rating scale dan critical incident method, maka
apabila tidak dilakukan sebagaimana mestinya hal ini bisa menimbulkan
adanya bias penilaian berupa bias liniency effect, central tendency effect,
dan recency effect. Leniency effect yaitu kecenderungan penilaian untuk
memberikan nilai yang murah dalam evaluasi pelaksanaan kerja para
pegawainya. Strickness effect yaitu kecenderungan penilai terlalu ketat dan
keras serta mahal dalam evaluasi pelaksanaan kerja para pegawai. Recency
effect (kesan terakhir) yaitu kegiatan terakhir dari pegawai yang terkesan
16
baik atau buruk, cenderung dijadikan dasar penilaian prestasi kerja oleh
atasannya.
3. Periode penilaian relatif lama yaitu setahun sekali (Januari-Desember)
sehingga menyulitkan penilai untuk mengingat semua perilaku dan
prestasi kerja bawahannya mulai dari awal periode penilaian sampai akhir
periode penilaian.
Untuk membenahi kekurangan DP3 dalam menilai kinerja pegawai,
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46
tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Dengan
keluarnya peraturan tersebut, DP3 resmi digantikan dengan sistem Penilaian
Prestasi Kerja dalam melakukan penilaian kinerja terhadap Pegawai Negeri
Sipil.
Penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu proses penilaian secara
sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja
pegawai dan perilaku kerja PNS. Prestasi kerja disini adalah hasil kerja yang
dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja
pegawai dan perilaku kerja. Sistem ini bertujuan untuk menjamin objektivitas
pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem
karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.
Susanti (2014:1988) dalam penelitiannya, menilai Penilaian prestasi
kerja PNS berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2011 lebih obyektif dalam
melakukan penilaian karena menganut prinsip-prinsip berikut:
17
tingkat
pekerjaan
yang
di
berikan
kepada
pegawai
18
1.3.3
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, sistem Penilaian Prestasi kerja
menitik beratkan pada prestasi kerja atau hasil kerja yang dicapai oleh setiap
PNS
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
20
Badan
Kepegawaian
Negara.
Sasaran
Kerja
Pegawai.
(http://www.bkn.go.id/produk/skp). Diunduh pada tanggal 17 Desember
2015 pukul 11.33.
http://www.asn-id.org/2014/12/unsur-unsur-formulir-sasaran-kerja.html
http://pemerintah.net/penyusunan-sasaran-kerja-pegawai-skp/
http://museum-ranggawarsita.jatengprov.go.id/index.php#
Aditya,
Tahunan
KunjunganMuseum
Lampiran
DENAH MUSEUM RANGGAWARSITA PROVINSI JAWA TENGAH
21
Skala 1 : 100.000
22
23
24