D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok : 10
Muhammad Remi
Muhammad Harun Zen
Muhammad Ayub Hanura
Dosen Pengampu : Muhammad Nurul Hadi, SHI. M.Sh
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Dinamika Kelompok Dalam Organisasi” ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................ii
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11
3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah menjadi kodrat, manusia tidak bisa hidup sendiri. Secara otomatis sesuai
hukum alam yang berlaku manusia akan melakukan sosialisasi dengan manusia lainnya.
Interaksi antar manusia dinamakan interaksi sosial. Jika interaksi sosial terjadi pada beberapa
manusia dengan alasan tertentu maka interaksi tersebut akan ditampung dalam suatu wadah,
kelompok. Kelompok menjadi tempat adanya interaksi antar manusia untuk saling tukar
informasi maupun saling mempengaruhi. Interaksi yang ada di kelompok selanjutnya
membentuk budaya kelompok. Budaya kelompok pun mempengaruhi budaya organisasi.
Oranisasi yang dimaksud disini yakni kelompok dalam jumlah besar. Maraknya kelompok-
kelompok di era metropolis ini menyulitkan pengidentifikasiannya. Untuk itu perlu studi
lanjut untuk mengidentifikasi bagaimana makna kelompok, pembeda antar kelompok, serta
apa peran kelompok dalam sebuah organisasi. Baik kelompok yang terbentuk maupun
sengaja dibentuk, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda sehingga perlu dibedakan
sesuai porsinya dalam tata organisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan maksud pembentukan kelompok ?
2. Apa saja teori-teori pembentukan kelompok?
3. Bagaimana terbentuknya kelompok secara teoritis dan praktis ?
C. Tujuan Penulisa
1. Untuk mengetahui pengertian dan maksud pembentukan kelompok
2. Untuk mengetahui saja teori-teori pembentukan kelompok
3. Untuk mengetahui terbentuknya kelompok secara teoritis dan praktis
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah
berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut
”storming”. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada
proses ini individu mengalami ”forming”. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main
yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota
kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok
melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut ”performing”.
5
3. Umumnya anggota menyadari bahwa keanggotaannya dalam kelompok itu berbeda
dengan kelompok lain.
Ciri-ciri kelompok ini ternyata memiliki benang merah yang sama yaitu adanya
kesamaan tujuan , memiliki keanggotaan yang terikat satu dengan lainnya. Terlepas makna
perekat tadi sebagai interaksi atau sebagai kesamaan ranah yang membuat/tempat kelompok
itu berada dalam arti gerak prosesnya. Akan tetapi ada sesuatu yang nampaknya vital dalam
kelompok yaitu adanya norma yang harus dipatuhi oleh semua anggota kelompok. Norma
kelompok yang bersifat mengikat ke dalam dan norma ini memiliki karakteristik:
1. Norma terbentuk karena ada upaya melindungi kepentingan kelompok.
2. Norma dapat diterima oleh berbagai macam tingkatan atau lapisan yang ada di dalam
kelompok.
3. Norma dapat hanya berlaku pada sebagian anggota kelompok saja. (Gibson:1985)
Uraian di atas nampak sekali adanya upaya untuk membedakan pengertian antara
status dan peran juga memiliki norma yang harus dipatuhi oleh penyandang/ pelakunya.
6
Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar
individu satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok
akan terpenuhi kebutuhan dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali
dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi
kebutuhannya. Proses pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi yang
sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul motivasi dalam memenuhi
kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga
terwujudlah sebuah kelompok. Pada tahap awal pembentukan kelompok ini akan ditentukan
kedudukan masing-masing individu, siapa yang menjadi ketua dan siapa yang menjadi
anggotanya. Dalam perjalanan kelompok akan terjadi interaksi antar anggota yang
memungkinkan terjadinya perpecahan (konflik), tapi konflik ini biasanya bersifat sementara
karena manfaat kelompok ini lebih besar, maka anggota akan menyesuaikan diri karena
kepentingan bersama dan setelah itu perubahan kelompok akan mudah terjadi. Berikut ini ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat proses pembentukan kelompok :
1. Persepsi
Pembagian kelompok diharapkan mempunyai kemampuan yang berimbang, apabila ada
anggota yang mempunyai tingkat intelegensi rendah, maka anggota yang mempunyai
tingkat intelegensi tinggi mampu menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi
ketimpangan yang mencolok
2. Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota kelompok untuk
berkompetisi secara sehat, dalam mencapai tujuan kelompok.
3. Tujuan
Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok
atau individu dengan menggunakan metode diskusi ataupun kerjasama, seahingga di sini
suatu kelompok memiliki tujuan yang sama dengan tujuan anggotanya.
4. Organisasi
Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga penyelesaian
masalah kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.
5. Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok, yang dimaksud kebebasan
disini adalah kebebasan anggota kelompok dalam menyampaikan ide dan pendapatnya.
Kebebasan disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak
mengganggu proses kelompok.
7
6. Interaksi
Interaksi/hubungan timbal balik antar anggota kelompok merupakan syarat yang penting
dalam kelompok, karena dengan adanya interaksi/hubungan timbal balik akan ada proses
memberi dan menerima ilmu pengetahuan dari satu anggota ke anggota yang lain,
sehingga transfer ilmu dapat berjalan (kebutuhan akan informasi terpenuhi).
9
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam pembentukan kelompok terdapat beberapa teori, misalnya : domisili theory, similar
attitude theory, activity intercation theory, dan sebagainya.
Ciri-ciri kelompok diantaranya memiliki motivasi yang sama dalam mencapai tujuan,
memiliki peran, struktur, dan status yang berbeda dalam kelompok, terbatasi letak geografis,
paham politik, dan agama, serta memiliki tujuan yang jelas.
Ditinjau dari sudut pandang yang berbeda jenis-jenis kelompok banyak bermunculan.
Salah satu contohnya kelompok formal dan informal. Kelompok formal bersifat resmi
sedangkan kelompok informal bersifat tidak resmi dengan kata lain terbentuknya kelompok
berdasarkan kebutuhan anggota kelompok sendiri.
Kelompok tidak terbentuk secara langsung. Terdapat beberapa syarat, diantaranya
adalah kesadaran setiap anggota kelompok akan perannya dalam kelompok, hubungan timbal
balik, kesamaan, terstruktur dan berperilaku. Salah satu syarat terbentuknya kelompok yakni
dengan adanya daya tarik interpersonal. Daya tarik interpersonal yakni sikap suka terhadap
orang lain sehingga menuumbuhkan kecenderungan untuk berinteraksi. Tahap pembentukan
kelompok terdiri atas beberapa tahap, menurut Robbins tahapannya adalah Forming,
Storming, Norming, Performing, Adjourning.
Budaya organisasi dengan dinamika kelompok terjadi hubungan timbal balik. Budaya
organisasi mempengaruhi kelompok begitupun kelompok mempengaruhi organisasi.
Organisasi merupakan kelompok dalam jumlah besar sehingga hubungan antara kelompok
dan organisasi saling berkelanjutan.
2. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan
ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak
kesalahan dari penulisan kelompok kami, karena kami manusia yang adalah tempat salah dan
dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan
agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11