Anda di halaman 1dari 16

Nilai-nilai

Manajemen dalam
Ibadah Puasa
Kelompok 3

Pengertian Manajemen
KataManajemenberasal dari bahasa Prancis kuno mnagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia
(1561)maneggiareyang berarti mengendalikan, terutamanya
mengendalikan kuda yang berasal dari bahasa latin manusyang
berati tangan.
Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancismangeyang
berarti kepemilikan kuda (yang berasal dari Bahasa Inggris yang
berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga
berasal dari bahasa Italia.
Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris
menjadimnagement, yang memiliki artiseni melaksanakan dan
mengatur.

Pengertian Manajemen
Kamus Webster menyatakan bahwa manajemen berasal
dari kata manage (maneggio, Italia) yang dalam kamus
bahasa Inggris-Indonesia kata manage berarti: mengurus,
memimpin, mencapai, dan memerintah.
Berdasarkan pengertian secara etimologis itu munculah
konsep manajemen yang secara terminologis menurut
para ahli disebut sebagai the act or art of managing,
conducting, directing, and controlling.
Manajemen merupakan suatu kegiatan atau seni dalam
mengurus (memimpin, mencapai, dan memerintah),
membimbing, mengarahkan dan mengendalikan.

Fungsi-fungsi Manajemen
Perencanaan (Planning)
membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan terlebih
dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.

Pengorganisian (Organizing)
membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.

Menggerakkan (Actuating)
tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi

Pengawasan (Controling)
tindakan menilai dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Melihat pengertian dan fungsi-fungsi manajemen seperti dikemukakan di


atas, sejatinya manajemen dapat diterapkan dalam pelaksanaan ibadah
puasa.

Nilai-nilai Manajemen dalam Ibadah


Puasa
"Mengapa perlu ada Manajemen?"
Pelajaran di kelas dan di buku mengatakan bahwa karena
ada tujuan yang ingin dicapai dengan batasan sumberdaya
tertentu.
Puasa, sangat kental mengajarkan itu. Semua orang yang
berpuasa pasti punya tujuan yang jelas, ingin mencapai
derajat taqwa.
Bagaimana ukuran KPI (Key Performance Indicator) dari
puasa?
Secara fisik ukurannya adalah tidak makan, minum, dan
berhubungan badan dengan pasangan resmi mulai fajar sampai
Magrib.
Secara non fisik juga ada ukurannya.

Nilai-nilai Manajemen dalam Ibadah Puasa


Dengan tujuan dan batasan itulah maka kita perlu siap-siap, perlu
rencana yang matang.
puasa dimulai dengan niat. Bisa dirasakan, diluar Bulan Ramadhan. Pada
siang hari, bila terlambat makan, maka tubuh akan langsung bereaksi lapar
luar biasa, bahkan bisa jatuh sakit. Anehnya, pada saat berpuasa, hal seperti
itu tidak terjadi. Dengan niat, pikiran dan seluruh anggota tubuh segera
melakukan penyesuaian.

Dalam ilmu Manajemen juga terjadi seperti itu. Ketika suatu


organisasi menetapkan sasaran atau rencana secara eksplisit
kepada semua orang dan semua orang sudah komitmen untuk
melakukannya, maka seluruh organisasi beserta perangkat sistem
dan prosedurnya pun akan menyesuaikan.
Ini akan memudahkan tercapainya sasaran, karena hambatanhambatan prosedural akan semakin kecil.

Nilai-nilai Manajemen dalam Ibadah Puasa


Sahur

kegiatan memasukkan energi dalam tubuh sebelum berpuasa.


simbol bahwa sebelum bekerja perlu persiapan.
Sumber daya harus siap. Baik dari segi jumlah maupun
mutu.

Dalam hal ini, SDM harus dilatih, bahan baku harus


disediakan, peralatan harus lengkap, mesin sudah siap
jalan, dsb.

Nilai-nilai Manajemen dalam Ibadah Puasa


Bagaimana dengan sistem pengendalian?
Pengendalian terbaik menurut ilmu puasa adalah pengendalian sendiri
(self-control).

Berbeda dengan ibadah lainnya, puasa paling sulit diketahui. Sulit


membedakan orang berpuasa atau tidak. Mudah sekali melanggar aturan
puasa, tanpa ada yang tahu.

Tapi, orang yang melanggar aturan puasa, akan merasa tidak berguna
melakukannya, karena hanya akan menipu diri sendiri.

Dalam bekerja, kalau sistem pengendalian sudah dibuat melekat


dalam organisasi secara internal yang dulu disebut waskat
(pengawasan melekat), maka pengendalian akan menjadi mudah
dan efisien. Dengan begitu tidak dibutuhkan lagi unit khusus
yang namanya Pengendalian Mutu, Pengawasan Keuangan, dsb.

Nilai-nilai Manajemen dalam Ibadah Puasa


Berbuka puasa
tanda mengakhiri kegiatan berpuasa.
Kegiatannya adalah makan dan minum yang tadinya dilarang.
Ini akan memberikan rasa bahagia yang menyenangkan.
Dalam ilmu Manajemen, ini yang dinamakan Reward System. Meskipun
reward yang hakiki nanti dihadapan Allah SWT,

Sebagai manusia hasil kerja yang langsung terasa ini akan memberi rasa
bahagia yang luar biasa, yang tidak akan dirasakan oleh orang yang tidak
berpuasa, meskipun makan pada saat yang sama.
Dalam ilmu Manajemen Perubahan ini juga sering disebut Quick Win. Perlu
ada selebrasi segera terhadap semua hasil capaian. Hasil sebenarnya nanti
akan ada lagi yang lebih besar.
Ini juga memberi isyarat bahwa ketika seorang pemberi kerja memberi
imbalan kepada karyawannya maka hendaklah ditunaikan sesegera mungkin.

Manajemen Ramadhan
1. Manajemen Hati.
Untuk mencapai amal yang berkualitas, seorang mukmin harus
memiliki hati yang bersih. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah
saw:
Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging; jika ia baik
maka baik pula seluruh tubuh, dan jika ia rusak maka rusak pula
seluruh tubuh. Segumpal daging itu adalah qalbu. Muttafaq alaih.
Dengan hati yang bersih, seorang mukmin memulai puasa Ramadhan
dan melaksanakan semua amaliyah Ramadhan dengan niat yang
ikhlas yaitu mendapatkan ridha Allah swt. semata. Dengan hati yang
bersih, ia lebih mudah menerima nasihat selama bulan Ramadhan.
Dan dengan hati yang bersih pula, ia lebih bisa menahan hawa nafsu
serta dorongan-dorongan untuk berbuat maksiyat lainnya.

Manajemen Ramadhan
2. Manajemen Waktu
Kita banyak menjumpai ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan bahwa Allah
swt bersumpah dengan waktu.. Hal ini menunjukkan betapa mulianya
kedudukan waktu di sisi Allah dan betapa pentingnya memperhatikan
waktu.
Puasa Ramadan misalnya sarat akan ajaran-ajaran tersebut. Betapa
sungguh luar biasanya momen yang sangat indah kadang orang hanya
melawati tanpa bekas dalam aktivitas kehidupanya, setidaknya
menguraikan poin-poin yang terdapat dalam pelaksanaan manajeman waktu
tersebut.
Sahur dan berniat
Imsak
Puasa
Iftar (Berbuka)
Salat Tarawih

Manajemen Ramadhan









) :


(




Abdullah bin Umar ra berkata: Rasulullah SAW pernah memegang
pundakku lalu bersabda, Hiduplah di dunia ini seperti orang asing atau
orang yang sedang menyeberang jalan. Kemudian Ibnu Umar berkata:
Apabila kamu berada di waktu sore, maka jangan menunggu datangnya
waktu pagi. Dan apabila kamu berada di waktu pagi, maka jangan
menunggu datangnya waktu sore. Manfaatkan sehatmu sebelum datang
sakitmu dan manfaatkan hidupmu sebelum datang kematianmu. (HR.
Bukhari)
Dengan manajemen waktu yang baik selama Ramadhan, diharapkan
seorang mukmin menjadi orang yang disiplin, tepat waktu dan menghargai
waktu dengan harga yang sangat mahal.

Manajemen Ramadhan
3. Manajemen Tenaga.

) :


(




Dari Anar ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,
Barsahurlah, sebab sesungguhnya pada makan sahur itu
ada berkahnya. (HR. Tirmidzi)
Dengan memenej energi secara baik selama bulan
Ramadhan, maka diharapkan seorang mukmin menjadi
sehat jasmani sehingga mampu memikul beban ibadah
dan dakwah di luar Ramadhan.

Manajemen Ramadhan
4. Manajemen Harta.

( )











Dari Ibnu Abbars ra, ia berkata, Rasulullah saw adalah orang yang paling pemurah. Dan
sifat pemurah beliau itu semakin bertambah pada bulan Ramadhan ketika didatangi oleh
Jibril. Jibril selalu mendatangi beliau setiap malam di bulan Ramadhan, lalu bertadarus AlQuran dengan Rasulullah. Sesungguhnya Rasulullah saw. sangat pemurah dengan
kebaikan melebihi kebaikan angin yang berhembus. (hr. Bukhari).

Hadits diatas mengajari kita untuk memiliki sifat hubbul infaq (cinta infaq) dengan segala
bentuk kebaikan kepada orang lain terutama di bulan Ramadhan. Infaq di bulan
Ramadhan bisa berupa; menunaikan zakat, ifthar shoim (memberi makan berbuka kepada
orang yang berpuasa), kafalah yatim (memberi santunan kepada anak yatim), kiswatul
Ied (memberi pakaian hari raya kepada orang lain) atau bentuk kebaikan lainnya.

Dengan demikian, diperlukan manajemen keuangan yang tepat selama bulan Ramadhan.
Tujuannya agar harta yang kita miliki tidak habis untuk memenuhi kebutuhan jasmani
semata.

Manajemen Ramadhan
5. Manajemen Keluarga

.
Dari Aisyah ra, bahwasanya Nabi SAW apabila telah memasuki sepuluh
hari terakhir (bulan Ramadhan); beliau menghidupkan waktu malam,
membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat sarungnya. (HR.
Bukhari dan Muslim).
Selama bulan Ramadhan, suasana keluarga harus dikondisikan untuk
mematuhi dan menghormati bulan suci. Sehingga meskipun di dalam
sebuah keluarga terdapat anggota yang tidak berpuasa, namun kondisi
umum dalam rumah tersebut harus tetap dalam suasana berpuasa.
Meskipun hubungan antara suami dan istri tidak sebebas seperti di luar
Ramadhan, namun kaharmonisan antara keduanya tetap harus dijaga.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai