Anda di halaman 1dari 23

JIN, IBLIS, DAN SYAITAN

 PENGERTIAN
 HIZBUS SYAITHAN
 Upaya melawan syaitan
 Kata al-jin berasal dari kata janna, artinya
bersembunyi.
 Dinamai al-jin karena tersembunyi dari
pandangan manusia.
 Kata iblis berasal dari kata ablasa, artinya
putus asa.
 Dinamai iblis karena ia putus asa dari
rahmat atau kasih sayang Allah swt.
 Kata syaitan berasal dari kata syatana,
artinya menjauh.
 Secara terminologi, jin adalah sebangsa
makhluk ghaib (makhluk rohani) yang
diciptakan oleh Allah dari api.
 (Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan
manusia (Adam) dari tanah liat kering
َ ‫ص ْل‬
ٍ‫صال‬ َ (yang berasal) dari lumpur hitam
yang diberi bentuk ٍ‫سنُون‬ ْ ‫ َح َمإٍ َم‬. Dan Kami
telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari
api yang sangat panas) ‫وم‬ ٍِ ‫س ُم‬َّ ‫نَ ِارٍال‬. (al-Hijr
15: 26-27)
 Bangsa jin juga mukallaf sebagaimana manusia.
 Rasul yang mereka ikuti adalah Rasul dari
manusia.
 Hai golongan jin dan manusia, apakah belum
datang kepadamu rasul-rasul dari golongan
kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu
ayat-ayat Ku dan memberi peringatan kepadamu
terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka
berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami
sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka,
dan mereka menjadi saksi atas diri mereka
sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang
kafir. (al-An’am 6: 130)
 Bangsa jin ada yang patuh dan ada yang durhaka kepada
Allah swt
 Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-
orang yang shaleh dan di antara kami ada (pula)
yang tidak demikian halnya. Adalah kami
menempuh jalan yang berbeda-beda. (al-Jin 72: 11),
juga al-Jin 72: 14-15.
 Tatkala Allah swt memerintahkan kepada
bangsa jin untuk sujud kepada Adam
bersama dengan para malaikat, salah satu
dari mereka menentang, yang menentang
itulah yang disebut dengan iblis.
 Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam," maka sujudlah mereka
kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan
adalah ia termasuk golongan orang-orang
yang kafir. (al-Baqarah2: 34)
Iblis itulah yang
menjadi nenek
moyang seluruh
syaitan.
Hizbu as-Syaitan
 Hizbu artinya golongan. Jadi hizbu as-syaitan adalah
golongan atau partai syaitan. Yaitu mereka yang
secara sadar atau tidak menjadi pengikut syaitan.
 Istilah huzbu as-syaitan ini terdapat dalam surat al-
Mujadilah ayat 19
ِ ‫ٍَّللاٍِأُولَ ِئ َك‬
ُ ‫ٍح ْز‬
ٍ‫ب‬ َّ ‫سا ُه ْمٍ ِذ ْك َر‬َ ‫انٍ ٍفَأ َ ْن‬
ُ ‫ش ْي َط‬ َ ٍَ‫ست َ ْح َوذ‬
َّ ‫علَ ْي ِه ُمٍال‬ ْ ‫ا‬
ٍَ ‫س ُر‬
‫ون‬ ِ ‫انٍ ُه ُمٍا ْل ََا‬
ِ ‫ط‬ٍَ ‫ش ْي‬ َّ ‫بٍال‬ ِ ‫انٍأ َ ََلٍ ِإ َّن‬
َ ‫ٍح ْز‬ ِ ‫ش ْي َط‬َّ ‫ال‬
 Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan
mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah
golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
golongan syaitan itulah golongan yang merugi.
 Untuk menguasai manusia, syaitan menempuh
dua cara:

1) Tadhlil (menyesatkan)
2) Takhwif (menakut-nakuti)
Tadhlil (menyesatkan)

 Paling tidak ada delapan langkah yang dilakukan


syaitan untuk menyesatkan manusia dari jalan
kebenaran:
1. Waswasah (bisikan)
syaitan membisikkan keraguan, kebimbangan, dan
keinginan untuk melakukan kejahatan ke dalam
hati manusia. Bisikan itu sangat halus sehingga
manusia tidak menyadarinya.
2. Nisyan (lupa)
syaitan berusaha membuat manusia lupa dengan
Allah, atau paling tidak membuat manusia
menjadikan lupa sebagai alasan untuk menutupi
kesalahan atau menghindari tanggung jawab. (QS al-
An’am 6: 68)
3. Tamani (angan-angan)
syaitan berusaha memperdayakan pikiran manusia
dengan khayalan dan angan-angan kosong.
“dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka,
dan akan membangkitkan angan-angan kosong
pada mereka”. (an Nisa’ 4: 119)
4. Tazyin (Memandang baik perbuatan
maksiat)
syaitan berusaha mengaburkan segala sesuatu,
sehingga yang batil kelihatan terpuji.
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau
telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku
akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku
akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali
hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara
mereka". (al Hijr 15: 39-40)
5. Wa’dun (janji palsu)
syaitan membujuk manusia agar tergiur dengan janji-
janji yang dia tawarkan, padahal besok di akhirat syaitan
mengaku bahwa dia tidak bisa memenuhinya.
“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah
diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan
kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah
menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya.
Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu,
melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu
mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu
mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku
sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun
sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku
tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan
aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya
orang-orang yang dzalim itu mendapat siksaan yang
pedih.” (Ibrahim 14: 22)
6. Kaidun (Tipu daya)
syaitan dengan segala tipu daya berusaha
menyesatkan manusia. Namun tipu daya syaitan
itu tidak berarti bagi orang yang sungguh beriman
kepada Allah swt.
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan
Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di
jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-
kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu
daya syaitan itu adalah lemah.” (an Nisa’ 4: 76)
7. Shaddun (memalingkan)
syaitan berusaha menghalangi dan memalingkan
manusia dari jalan Allah swt.
“Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah
matahari, selain Allah; dan syaitan telah
menjadikan mereka memandang indah perbuatan-
perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari
jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat
petunjuk”. (an Naml 27: 24)
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu,
dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu). (al Maidah 5: 91)
Takhwif (menakut-nakuti)

 Jika syaitan tidak berhasil menyesatkan manusia


dengan cara-cara di atas, maka syaitan melakukan
langkah berikutnya, yaitu menakut-nakuti.
 Takut di sini bukan takut yang bersifat tabi’i (alami)
atau syar’i (sesuai syari’at), tetapi takut menyatakan
kebenaran, takut menegakkan hukum Allah swt, takut
beramar makruf nahi munkar, dan khawatir dengan
segala resikonya.
 Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan
yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-
kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena
itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi
takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang
yang beriman. (Ali Imran 3: 175)
 Ancaman Allah swt terhadap korban
takhwif syaitan.

Sesungguhnya orang-orang yang


menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan
berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan
petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada
manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah
dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang
dapat melaknati, (al Baqarah 2: 159)
 Tadhlil dan takhwif tidak hanya dilakukan oleh
syaitan, tapi juga oleh manusia pengikut syaitan
(syayathinul insi).
ٍ‫ٍوا ْل ِج ِن‬
َ ‫ٍاْلٍْن ِس‬
ِ ْ ‫ين‬
َ ‫اط‬ ِ َ ‫شي‬ َ ٍٍ‫ َو َكذَ ِل َكٍ َجعَ ْلنَاٍ ِلك ُِلٍنَ ِبي‬
َ ٍ‫عد ًُّوا‬
ُ ٍ‫ٍَا ْلََ ْو ِل‬
‫ُ ُرورٍا‬ َ ‫خ ُر‬ ُ ‫ض ُه ْمٍ ِإلَىٍبَ ْعض‬
ٍْ ‫ٍز‬ ُ ‫وحيٍبَ ْع‬ ِ ُ‫ي‬
 Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu
musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari
jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada
sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-
indah untuk menipu (manusia). (al An’am 6: 112)
Usaha-usaha Melawan Syaitan

1. Masuk Islam secara kaffah dan


menjauhi semua langkah-langkah
syaitan.
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu
ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu. (al Baqarah 2: 208)
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu,
maka anggaplah ia musuh (mu), karena
sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni
neraka yang menyala-nyala. (Fathir 35: 6)
a. Membaca isti’azah
b. Membaca al-mu’awwizatain
c. Membaca ayat kursi
d. Membaca surat al-Baqarah lengkap
e. Membaca dzikir (H. Muttafaq ‘alaih)
‫ال إله إال هللا وحده ال شريك له له الملك وله الحمد وهو‬
‫على كل شيء قدير‬
f. Mengingat Allah
g. Berwudhu’ tatkala marah

Anda mungkin juga menyukai