Anda di halaman 1dari 12

AZAS-AZAS

PEMIKIRAN
DALAM
LOGIKA
PUTRI LAILY
BELLA CRISTINE
RAHMADANI RAMADHANI
1901155246
1901110247 1901110011

MEMBER

WIWIK JUNAEDI
WINANDA TAMBUNAN
1901124418 1901112194
Arti Pemikiran

Pemikiran dalam bahasa inggris disebut Inference, yang berarti


penyimpulan atau mengeluarkan suatu hasil berupa kesimpulan. Ada pula
yang menyebut penuturan dan penalaran.
Pemikiran sendiri harus dipakai untuk mendapatkan keputusan yang
benar. Dalam pemikiran, harus menggunakan keputusan untuk mendapatkan
kesimpulan.
Macam-Macam Pemikiran
• Pemikiran langsung
Pemikiran yang hanya menggunakan satu pangkal pikir atau
langsung disimpulkan. Asas pemikiran ini pada ilmu logika
banyak dibicarakan pada konversi, inversi, kontraposisi dalam
keputusan

• Pemikiran tidak langsung


Pemikiran tidak langsung adalah pemikiran yang
mempergunakan lebih dari satu pangkal piker, jadi berarti
pemikiran yang mempergunakan banyak keputusan atau
minimal lebih dari satu keputusan untuk menetapkan
kesimpulan.
Asas Pemikiran
Asas pemikiran adalah pengetahuan dimana
“pengetahuan lain” muncul dan dimengerti.
Kapasitas asas ini bagi kelurusan berpikir adalah
mutlak, dan salah-benarnya suatu pemikiran
tergantung terlaksana-tidaknya asas-asas ini. Asas
ini merupakan dasar daripada pengetahuan dan
ilmu.
Asas pemikiran ini dapat dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu:
Asas primer terbagi atas empat golongan, yang
mana tiga dari empat dasar itu dirumuskan oleh
Aristoteles, dan salah satunya lagi ditambahkan
oleh Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) .
Asas ini juga merupakan mendahului asas
lainnya dan tidak tergantung pada asas yang
lainnya. Empat asas ini dalam logika ini disebut
juga “postulat-postulat universal semua penalaran/
Asas Primer
(universal postulates of all reasonings)” oleh John
Stuart Mill sedangkan menurut Friedrich Uberweg
keempat hukum dasar ini disebut aksioma
inferensi.
Asas primer ini terbagi menjadi 4 yaitu:
1. Asas identitas 2. Asas Kontradiksi
(principium identitatis) (principium contradictoris)

Yaitu sebuah dasar yang mengatakan Asas ini menyatakan bahwa pengingkaran
bahwa segala sesuatu itu adalah dirinya bukan sesuatu tidak mungkin sama dengan
yang lainnya. Contoh sederhananya, jika pengakuannya. Apabila kita mengakui bahwa
sesuatu itu ialah A, maka ia adalah A, bukan B, sesuatu itu bukan A maka tidak mungkin pada
C, dan D. saat itu ai adalah A, sebab realitas itu hanyalah
Asas ini apabila di rumuskan maka satu sebagaimana yang di sebutkan dalam asas
berbunyi "apabila proposisi itu benar maka pertama tadi.
benarlah ia". Maksud dari proposisi di atas Jika di rumuskan, asas kontradiksi ini
adalah susunan kata yang memuat pemikiran, berbunyi "tidak ada proposisi (pemikiran) yang
misal sebuah adonan tepung (roti) berbentuk benar sekaligus salah". Maksudnya, tidak
bulat yang di tengahnya berlubang, itu adalah mungkin suatu pemikiran itu mengandung
proposisi dari "donat". unsur salah dan benar. Proposisi itu kalau tidak
salah, ya benar. Jikalau tidak benar, ya salah.
3. Asas penolakan 4. Asas cukup alasan
kemungkinan ketiga (principium rationis
(principium exclusi tertii) sufficientis)

Asas ini mengatakan bahwa antara


pengakuan dan pengingkaran merupakan Menurut asas ini adanya sesuatu itu pastilah
pertentangan mutlak. Bila pernyataan dalam mempunyai alasan yang cukup, demikian juga
bentuk positifnya salah berarti ia memungkiri jika ada perubahan pada keadaan sesuatu.
realitasnya, atau dengan kata lain realitas ini Dengan kata lain bahwa dialam ini tak mungkin
bertentangan dengan pernyataannya. ada yang terjadi dengan tiba-tiba tanpa alasan
Dengan begitu maka pernyataan berbentuk yang cukup.
ingkarlah yang benar, karena ia sesuai dengan
realitasnya. Pernyataan kontradiktoris
kebenarannya terdapat pada salah satunya (tidak
memerlukan kemungkinan ketiga). Jika kita
rumuskan, akan berbunyi “Suatu proposisi
selalu dalam keadaan benar atau salah”
Asas ini merupakan
pengkhususan dari

Asas azas primer di atas.


Asas-asas ini dapat
dipandang dari sudut

sekunder isinya dan dari sudut


luasnya.
a. Dari sudut isinya

• Azas kesesuaian (principium • Azas ketidaksesuaian (principium


convenientiae). inconvenientiae).
Azas ini menyatakan bahwa ada dua hal Azas ini juga menyatakan bahwa ada
yang sama. Salah satu dari antaranya sama dua hal yang sama. Tetapi salah stu dari
dengan hal yang ketiga. Dengan demikian antaranya tidak sama dengan hal yang
hal yang lain itu juga sama dengan hal yang ketiga. Dengan demikian hal yang lain itu
ketiga tadi. Misalnya: Jika S = M, dan M = juga tidak sama dengan yang ketiga tadi.
P, maka S = P (dengan catatan bahwa S dan Misalnya: Jika A = B, tetapi B≠ C, maka A
P di sini dihubungkan satu sama lain dengan ≠ C.
satu M).
b. Dari sudut luasnya

• Azas dikatakan tentang semua • Azas-tidak dikatakan tentang mana pun


(principium dictum de omni). juga (principium dictum de nullo).
Apa yang secara universal diterapkan Apa yang secara universal tidak dapat
pada seluruh lingkungan suatu pengertian diterapkan pada suatu pengertian (subyek),
(subyek), juga boleh diterapkan pada semua juga tidak dapat diterapkan pada semua
bawahannya. bawahannya. Azas-azas di atas tidak bisa
tidak mempunyai konsekuensinya.
Konsekuensinya menyentuh baik
penyimpulan pada umumnya, maupun
penyimpulan ‘modal’.
Thankyou.

Anda mungkin juga menyukai