PENDAHULUAN
1
3 Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya FGERINDRA 73
4 Fraksi Partai Demokrat FPD 61
5 Fraksi Partai Amanat Nasional FPAN 48
6 Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa FPKB 47
7 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera FPKS 40
8 Fraksi Partai Persatuan Pembangunan FPPP 39
9 Fraksi Partai Nasdem FNASDEM 36
10 Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat FHANURA 16
TOTAL : 560
2
BAB II
PROFIL ORGANISASI
3
haluan negara, DPR berhak menyampaikan memorandum untuk mengingatkan Presiden.
Apabila dalam waktu tiga bulan Presiden tidak memperhatikan memorandum DPR itu, DPR
mengajukan memorandum kedua. Lalu apabila dalam waktu satu bulan memorandum yang
kedua tidak digubris oleh presiden, DPR dapat meminta MPR untuk mengadakan Sidang
Istimewa guna meminta pertanggungjawaban Presiden.
Fungsi DPR ditegaskan dalam Pasal 20A (1) UUD 1945, bahwa DPR memiliki fungsi
legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:
Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat dan
daerah; pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan
SDE lainnya; serta perimbangan keuangan pusat dan daerah)
Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
Menetapkan UU bersama dengan Presiden
Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan
Presiden) untuk ditetapkan menjadi UU
Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:
Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)
Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak,
pendidikan dan agama
Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang disampaikan oleh BPK
Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap
perjanjian yang berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara
Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah
Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD (terkait
pelaksanaan UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,
pendidikan dan agama)
Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain:
Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat
4
Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang ataupun
membuat perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan memberhentikan
anggota Komisi Yudisial.
Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian amnesti dan
abolisi; (2) mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar lain
Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung yang akan
ditetapkan menjadi hakim agung oleh Presiden
Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya diajukan ke Presiden
5
9. Melaksanakan keputusan DPR berkenaan dengan penetapan sanksi atau rehabilitasi
anggota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
10. Menyusun rencana anggaran DPR bersama Badan Urusan Rumah Tangga yang
pengesahannya dilakukan dalam rapat paripurna; dan
11. Menyampaikan laporan kinerja dalam rapat paripurna DPR yang khusus diadakan
untuk itu.
6
1. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan
Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang perekonomian;
2. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan
isu di bidang perekonomian;
3. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian;
4. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
5. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian; dan
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.
7
Dalam melaksanakan tugasnya, Koordinator Bidang Akuntabilitas Keuangan Negara
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Melakukan penelaahan terhadap temuan hasil pemeriksaan BPK yang disampaikan
kepada DPR;
2. Menyampaikan hasil penelaahan kepada komisi;
3. Menindaklanjuti hasil pembahasan komisi terhadap temuan hasil pemeriksaan BPK
atas permintaan komisi; dan
4. Memberikan masukan kepada BPK dalam hal rencana kerja pemeriksaan tahunan,
hambatan pemeriksaan, serta penyajian dan kualitas laporan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Koordinator Badan Urusan Rumah Tangga mempunyai
tugas sebagai berikut:
1. Menetapkan kebijakan kerumahtanggaan DPR;
2. Melakukan pengawasan terhadap Sekretariat Jenderal dalam pelaksanaan kebijakan
kerumahtanggaan DPR sebagaimana dimaksud dalam huruf a, termasuk
pelaksanaan dan pengelolaan anggaran DPR;
3. Melakukan koordinasi dengan alat kelengkapan DPD dan alat kelengkapan MPR
yang berhubungan dengan masalah kerumahtanggaan DPR, DPD, dan MPR yang
ditugaskan oleh pimpinan DPR berdasarkan hasil rapat Badan Musyawarah;
4. Menyampaikan hasil keputusan dan kebijakan Badan Urusan Rumah Tangga
kepada setiap anggota; dan
5. Menyampaikan laporan kinerja dalam rapat paripurna DPR yang khusus diadakan
untuk itu.
8
Sebagaimana yang nampak dalam gambar di atas, dapat terlihat bahwa posisi DPR
sejajar dengan lembaga kepresidenan, Badan Pemerksa Keuangan, Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi dan Komisi Yudisial. Di dalam tubuh DPR sendiri terdapat fraksi-fraksi dan
komisi-komisi. Untuk menunjang kinerja DPR, maka disediakanlah sekretariat jenderal yang
dipimpin oleh sekretaris jenderal bersama wakil. Sekretariat jenderal berfungsi untuk
mendukung kinerja anggota dewan. Sekretaris jenderal membawahi 9 biro dengan tugas
pokok dan fungsinya. Sumber daya manusia dalam secretariat jenderal ini terdiri atas
pegawai negeri sipil, honor dan tenaga alih daya (outsourcing).
9
BAB III
HASIL OBSERVASI
3.1 Penjelasan
Keuangan Negara Indonesia menurut Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945,
pengelolaan keuangan negara diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) yang ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka
dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Tahun anggaran meliputi
masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Satuan
hitung dalam penyusunan, penetapan, dan pertanggungjawaban APBN/APBD adalah mata
uang Rupiah. Penggunaan mata uang lain dalam pelaksanaan APBN/APBD diatur oleh Menteri
Keuangan sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku.
APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan
kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara. Dalam menyusun APBN diupayakan agar
belanja operasional tidak melampaui pendapatan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja pemerintah dalam rangka
mewujudkan tercapainya tujuan bernegara. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit,
ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam Undang-undang
tentang APBN. Defisit anggaran dibatasi maksimal 3% dari Produk Domestik Bruto. Jumlah
pinjaman dibatasi maksimal 60% dari Produk Domestik Bruto.
Topik yang dibahas dalam pertemuan dengan Anggota Komisi IV DPR-RI, Bapak Andi
Akmal Pasluddin adalah sebagai berikut. APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran
belanja, dan pembiayaan. Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan
pajak, dan hibah. Dalam pungutan perpajakan tersebut termasuk pungutan bea masuk dan
cukai. Dalam postur APBN 2017 ditetapkan jumlah pendapatan negara sebesar Rp1.750,3
triliun. Jumlah ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.489,9 triliun, penerimaan
negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp250 triliun, dan penerimaan hibah sebesar Rp1,4 triliun.
Hal ini disusun dengan mempertimbangkan potensi perpajakan yang bisa diterima pemerintah
pada 2017 mendatang, termasuk realisasi program Amnesti Pajak dan penerimaan dari sumber-
sumber pajak baru.
10
Gambar 1. Pendapatan Negara
Pada sisi belanja negara, kualitas belanja diarahkan pada pemanfaatan anggaran yang
bersifat produktif dan prioritas, diantaranya seperti pembangunan infrastruktur, pengurangan
kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kesenjangan.
Sementara itu, untuk belanja negara dalam APBN 2017, pemerintah dan DPR RI
menyepakati jumlah Rp2.080 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat, serta transfer
ke daerah dan dana desa. Dengan demikian, defisit anggaran ditetapkan sebesar Rp330,2 triliun
atau 2,41 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini dilakukan demi mendukung
pembangunan yang produktif.
Pemenuhan belanja yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan yaitu
anggaran kesehatan yang pada tahun 2017 dialokasikan sebesar 5% dari APBN, belanja
infrasruktur yang dialokasikan ke daerah dalam APBN 2017 melalui dana transfer umum
sebesar Rp764,9 triliun.
11
Belanja negara juga ditujukan demi pengurangan tingkat kemiskinan dan kesenjangan
sosial. Salah satunya adalah melalui pemenuhan belanja yang diamanatkan oleh peraturan
perundang-undangan, seperti anggaran pendidikan yang dalam APBN 2017 tetap dijaga
sebesar 20%, dengan fokus untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan.
12
Dalam realisasi APBN terdapat anggaran dana transfer khusus yang terbagi menjadi 2,
yaitu dana transfer khusus fisik dan nonfisik.
a) Dana transfer khusus fisik terdiri dari:
DAK Fisik Reguler
1. Dana Pendidikan
2. Dana Kesehatan dan KB
3. Dana Perumahan, Air Minum & Sanitasi
4. Dana Kedaulatan Pangan
5. Dana Lingkungan Hidup
6. Dana Energi Skala Kecil
7. Dana Kelautan dan Perikanan
8. Dana Prasarana Pemerintahan Daerah
9. Dana Transportasi
10. Dana Sarana Perdagangan Industri Kecil Menengah dan Pariwisata
DAK Fisik Penugasan
1. Pendidikan SMK
2. Kesehatan (RS Rujukan dan Pratama)
3. Air Minum
4. Sanitasi
5. Jalan
6. Pasar
7. Irigasi
8. Energi Skala Kecil dan Menengah
DAK Fisik Afirmasi
1. Perumahan dan Pemukiman
2. Transportasi
3. Kesehatan
b) Dana transfer khusus nonfisik terdiri dari:
1. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2. Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
3. Tunjangan Profesi Guru PNSD (Pegawai Negeri Sipil Daerah)
4. Tunjangan Khusus Guru PNSD di daerah khusus
5. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD
6. Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi
13
7. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana
(BOKB)
8. Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, UKM dan Ketenagakerjaan
Berikut adalah tabel Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2017:
14
Dari laporan realisasi anggaran diatas, kita dapat mengetahui anggaran dan realisasi
dana pendidikan dalam dana alokasi khusus fisik dan dana alokasi khusus nonfisik, dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini.
REALISASI APBN
TAHUN ANGGARAN 2017
Tanggal : 1 Januari s.d. 30 November (dalam triliun rupiah)
REALISASI
URAIAN APBNP*
JUMLAH %
Anggaran Pendidikan Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa
ii. Dana Transfer Khusus 184,6 153,0 82,9
- Dana Alokasi Khusus Fisik 69,5 50,3 72,3
- DAK REGULER 20,40 9,46 46
- Dana Pendidikan 8,06 6,11 75,8
- SD 2,75 45
- SMP 2,14 35
- SMA 1,22 20
- DAK PENUGASAN 34,47 15,87 46
- Pendidikan SMK 1,95 5,7
- Dana Alokasi Khusus Nonfisik 115,1 107,4 93,3
- Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 45,12 42
- BOP PAUD 3,58 3,3
- Tunjangan Profesi Guru (PNSD) 55,57 51,7
- Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD 1,40 1,3
- Tunjangan Guru di daerah khusus 1,67 1,6
Dari data tabel diatas, anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah dan dana desa
dialokasikan ke dana transfer khusus fisik (DAK reguler dan DAK penugasan) dan dana alokasi
khusus nonfisik. Dalam dana transfer khusus fisik (DAK reguler), dana pendidikan
dianggarkan sebesar 8,06 triliun namun hanya direalisasikan sebesar 6,11 triliun, atau dalam
persentase hanya sekitar 75,8% direalisasikan. Dana pendidikan ini dialokasikan ke Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). (dijelaskan dalam
diagram dibawah ini)
Dana Pendidikan
1,22, 20%
SD
2,75, 45%
SMP
SMA 2,14, 35%
15
Kemendikbud berkomitmen membantu pemerintah daerah untuk memastikan gedung
sekolah dan ruang kelas dalam kondisi baik. Setiap tahun Kemendikbud menganggarkan
program peningkatan akses pendidikan berupa renovasi sekolah, pembangunan unit sekolah
baru dan ruang kelas baru, serta revitalisasi. Bantuan juga diberikan pada SMK dan SMP
berbasis komunitas/ pesantren.
Tahun 2017 ini anggaran yang dialokasikan untuk program ini sebesar Rp 6,1 triliun.
Target tahun ini sebanyak 39.906 ruang kelas direhabilitasi, 210 unit sekolah baru, 2.625
pembangunan ruang kelas baru, dan 305 ruang direvitalisasi. Sementara itu, bantuan yang
diberikan pada SMK dan SMP berbasis komunitas/pesentren masing-masing sebanyak 175
paket dengan total Rp 133 miliar dan 375 paket dengan total Rp 23 juta.
Bantuan-bantuan yang diberikan Kemendikbud diharapkan menjawab harapan
masyarakat akan kebutuhan tempat belajar yang baik. Infrastruktur sekolah yang memadai
membawa siswa dan guru pada iklim belajar yang kondusif. Siswa dapat belajar dengan tenang
dan guru fokus mendidik siswa-siswanya. Selain itu dana pendidikan digunakan sebagai
berikut:
Rehabilitasi Ruang Belajar;
Pembangunan Perpustakaan;
Pembangunan Ruang Kelas Baru;
Pembangunan Toilet Sekolah;
Pengadaan Komputer, Screen, dan Proyektor
16
Dalam dana transfer khusus fisik (DAK penugasan) terdapat Bidang Pendidikan SMK
yang ditujukan untuk mempersiapkan peserta didik melalui praktik kompetensi kerja dan
praktik realisasi produk dengan konsep pembelajaran berbasis industri yang menghasilkan
produk dan jasa melalui sinergi sekolah dengan industri pasar (teaching factory) dengan urutan
prioritas pada bidang keahlian Agribisnis dan Agroteknologi, Kemaritiman, Pariwisata dan
Industri Kreatif/ Teknologi dan Rekayasa.
Kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK, meliputi:
1) Peningkatan prasarana pendidikan berupa pemenuhan/pembangunan
2) Peningkatan sarana pendidikan berupa pengadaan peralatan praktik utama
Sedangkan dana transfer khusus non fisik dianggarkan sebesar 115,1 triliun dan
direalisasikan sebesar 107,4 triliun atau direalisasikan sekitar 93,3%. Dana alokasi khusus
nonfisik direncanakan untuk pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar 45,12
triliun, Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebesar
3,58 triliun, Tunjangan Profesi Guru PNSD (Pegawai Negeri Sipil Daerah) sebesar 55,57
triliun, Tunjangan Khusus Guru PNSD di daerah khusus sebesar 1.67, Dana Tambahan
Penghasilan Guru PNSD sebesar 1,40 triliun (dijelaskan dalam diagram dibawah ini).
Diagram 2.
Dari diagram diatas dapat terlihat bahwa tunjangan profesi guru PNSD memiliki
anggaran dan realisasi yang besar, pemberian tunjangan pendidikan guru ini diharapkan
berdampak terhadap peningkatan kualitas pelayanan pendidikan. Kualitas guru memegang
peranan penting dalam penentuan hasil belajar siswa. Daerah dengan guru yang berkualitas,
17
memiliki siswa dengan hasil belajar yang lebih tinggi, sehingga 51,7% dari total dana
Pendidikan dialokasikan pada peningkatan kualitas guru.
Penggunaan DAK Nonfisik BOP PAUD di Satuan PAUD atau Satuan Pendidikan
Nonformal harus didasarkan pada RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) yang
telah disusun dengan memperhatikan komponen kegiatan-kegiatan berikut:
18
Gambar 6. Pola Penyaluran DAK Non Fisik
DAK Non Fisik 2017 tidak tersalur sepenuhnya dikarenakan oleh hal-hal sebagai berikut:
a) Dalam Bantuan Operasioanl Sekolah (BOS)
Apabila pengelolaan dana BOS di setiap sekolah belum membuat laporan
realisasi dana BOS yang sudah digunakan pada triwulan sebelumnya dan pelaporan
dana BOS yang digunakan tidak sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku dan
belum dilaporkan, maka untuk pencairan dana BOS triwulan berikutnya tidak akan
dicairkan.
b) Dalam Tunjangan Profesi Guru PNSD\
Disebabkan oleh lambatnya petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sehingga proses perencanaan dan
penganggaran didaerah menjadi terhambat.
Petunjuk teknis penggunaan DAK Nonfisik dimaksudkan untuk memberikan
acuan/pedoman bagi pemerintah daerah, dalam penggunaan dan pertanggungjawaban
keuangan DAK Nonfisik
Selain keterlambatan juknis juga dipengaruhi oleh prosedur keuangan di APBD,
jika angka DAK mengalami ketidak cocokan yang di APBD dengan alokasi, tentu
perlu waktu untuk perubahan peraturan kepala daerah dalam penjabaran APBD atau
masuk pada pembahasan APBD perubahan yang terlaksana akhir tahun.
c) Dalam Bantuan Operasional Penyelenggara PAUD
Penyebab tak tersalurkannya BOP DAK PAUD lantaran banyak PAUD yang
masih dikelola masyarakat, tak memiliki alamat tetap, serta tak memiliki izin dari
Pemprov.
19
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) adalah salah satu lembaga
tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan
rakyat. DPR RI memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Dalam menjalankan
fungsinya, DPR RI memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Fungsi
DPR ditegaskan dalam Pasal 20A (1) UUD 1945, bahwa DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi
anggaran, dan fungsi pengawasan.
Pengelolaan keuangan negara diwujudkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara
terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. APBN terdiri atas
anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan. Pendapatan negara terdiri atas
penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah. Dalam pungutan perpajakan tersebut
termasuk pungutan bea masuk dan cukai.
Pada sisi belanja negara, kualitas belanja diarahkan pada pemanfaatan anggaran yang
bersifat produktif dan prioritas, diantaranya seperti pembangunan infrastruktur, pengurangan
kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kesenjangan. Seperti anggaran
kesehatan, belanja infrastruktur yang dialokasikan ke daerah dalam APBN 2017 melalui dana
transfer ke daerah dan dana desa dan anggaran pendidikan yang dalam APBN 2017 tetap dijaga
sebesar 20%.
Dari APBN pada tahun 2017, adapun anggaran pendidikan yang dialokasikan melalui
Transfer ke Daerah dan Dana Desa terdiri atas:
1. Dana Alokasi Umum (DAU) yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan sebesar
Rp153,228 triliun;
2. Dana Transfer Khusus sebesar Rp184,6 triliun dan
3. Otonomi Khusus (Otsus) yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan sebesar Rp15,9
triliun.
Mengenai Dana Transfer Khusus sebesar Rp184,6 triliun itu, terdiri atas:
a) Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Rp69,5 triliun;
b) DAK Fisik Reguler, Dana Pendidikan Rp8.058,9 triliun;
c) DAK Fisik Penugasan, Bidang Pendidikan SMK Rp1,95 triliun
Kegiatan DAK Fisik Bidang Pendidikan SMK, meliputi:
20
1. Peningkatan prasarana pendidikan berupa pemenuhan/pembangunan
2. Peningkatan sarana pendidikan berupa pengadaan peralatan praktik utama
d) DAK Non Fisik sebesar Rp115,1 triliun, yang terdiri atas:
1. Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD Rp55,57 triliun;
2. Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNSD Rp1,40 triliun;
3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp45,12 triliun;
4. Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD Rp3,58 triliun;
5. Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus Rp1,67 triliun.
21