Anda di halaman 1dari 15

Nota Pembelaan

(Pledoi)

Dosen : Syamsul Huda Yudha, SH. MH


I. PENGERTIAN PLEDOI
• Pledoi dalam UU No.8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana
(KUHAP) dikenal dengan istilah pembelaan.
• Yahya Harahap menjelaskan bahwa pembelaan dirangkai dalam
pembahasan untuk memudahkan melihat kaitan antara 2 proses yaitu
tuntutan pidana dan pembelaan dalam suatu pemeriksaan perkara.
• Tuntutan Jaksa Penuntut Umum akan dijadikan acuan oleh penasehat
hukum terdakwa dalam menyusun pledoi karena hekikatnya antara
tuntutan dan pembelaan merupakan dialogis jawab menjawab terakhir
oleh para pihak dalam proses pemeriksaan perkara pidana.
• Mendasarkan pada ketetuan pasal 54 KUHAP seorang terdakwa berhak
untuk mendapatkan bantuan hukum guna kepentingan pembelaan
selama dan waktu pada setiap tingkat pemeriksaan.
• Pasal 65 KUHAP terdakwa memiliki hak mengajukan saksi dan ahli yang
adecharge.
• Terdakwa didepan persidangan dianggap tidak bersalah terlebih dahulu
sebelum dipersidangan dinyatakan telah terbukti bersalah dan putuusan
hakim tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht van
gewijsde) hal tersebut merupakan implementasi dari asas “praduga tak
bersalah” (presumption of innosence) sesuai ketentuan pasal 8 UU no 4
tahun 2004.
II. KAPAN PLEDOI DIAJUKAN
Pasal 182 ayat (1) KUHAP berbunyi :
a. Setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, Penuntut Umum mengajukan
tuntutan pidana;
b. Selanjutnya Terdakwa dan atau Penasehat Hukum mengajukan
pembelaannya yang dapat dijawab oleh Penuntut Umum, dengan
ketentuan bahwa Terdakwa atau Penasehat Hukum selalu mendapat
giliran terakhir;
c. Tuntutan, pembelaan dan jawaban atas pembelaan dilakukan secara
tertulis dan setelah dibacakan segera diserahkan kepada Hakim ketua
siding dan turunannya kepada pihak yang berkepentingan.
III. TATA CARA PENGAJUAN PLEDOI
1. Diajukan atas dasar permintaan Hakim ketua sidang
Walaupun pengajuan pledoi merupakan hak yang melekat
pada diri terdakwa atau penasehat hukum, giliran untuk
mengajukan pledoi disampaikan pada tahap tertentu setelah
hakim memintanya untuk mengajukan pledoi.
2. Mendahulukan pengajuan tuntutan
Ketentuan pasal 182 ayat (1) huruf (a) dan (b) KUHAP telah
menentukan giliran waktu antara penuntut umum dan terdakwa atau
penasehat hukumnya dalam mengajukan tuntutan dan pledoi
maupun jawaban atas pledoi.
Giliran pertama diberikan kepada penuntut umum untuk
melakukan tuntutan pidana yang akan dijatuhkan kepada
terdakwa.
Setelah penuntut umum selesai mengajukan tuntutan baru
giliran terdakwa atau penasehat hukum mengajukan pledoi
atas tuntutan tersebut.
3. Jawab menjawab dengan syarat terdakwa mendapat giliran terakhir.
Selama penuntut umum masih diberikan kesempatan untuk
membuat tanggapan atau jawaban selama itu pula terdakwa atau
penasehat hukum diberikan kesempatan untuk menjawab atau
menanggapi. Hal tersebut merupakan syarat dalam jawab
menjawab, dan terdakwa atau penasehat hukum selalu mendapat
giliran yang terakhir
4. Pledoi dibuat secara tertulis
Pasal 182 ayat (1) huruf c KUHAP berbunyi ; tuntutan,
pembelaan dan jawaban atas pembelaan dilakukan secara
tertulis dan setelah dibacakan segera diserahkan kepada
hakim ketua sidang dan turunannya kepada pihak yang
berkepentingan.
Jadi pembelaan dilakukan secara tertulis dan dibuat sekurang
kurangnya rangkap dua, aslinya diserahkan kepada ketua
sidang setelah selesai dibacakan dan turunannya diserahkan
kepada penuntut umum dan kepada terdakwa.
5. Pengecualian bagi terdakwa yang tidak pandai menulis
Penjelasan pasal 182 ayat (1) huruf c KUHAP:
a. Bagi terdakwa yang tidak pandai menulis pembelaan dan
jawaban dapat dilakukan secara lisan dipersidangan
b. Pembelaan dan jawaban secara lisan dicatat oleh panitera
dalam berita acara sidang
IV. SYARAT PENTING DALAM
PENYUSUNAN PLEDOI
Pledoi disusun sebagai upaya meyakinkan majelis hakim kearah
tidak terbuktinya tindak pidana yang didakwakan dan atau tidak
bersalahnya terdakwa atau setidaknya meringankan kesalahan
dan beban pertanggungjawaban pidana terdakwa. Beban moral
dan profesi penasehat hukum harus mencari celah-celah hukum
untuk tujuan tersebut. Dalam praktek penyusunan pledoi
merupakan pertaruhan profesionalisme seorang penasehat
hukum.
Pledoi dapat dibuat secara baik jika penasehat hukum memenuhi
syarat sebagai berikut :
1. Penasehat hukum berlesensi sebagaimana dimaksud pada
bab I pasal (1) angka (1) UU No 18 tahun 2003 tentang
advokat, yaitu orang yang berprofesi memberi jasa hukum baik
didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi
persyaratan berdasarkan ketentuan undang-undang (memiliki
kartu advokat dan Berita Acara Sumpah)
2. Menguasai jalan peristiwa dengan baik (melalui BAP dan
jalannya persidangan)
3. Menguasai hukum materiil dan formil
4. Pengalaman yang cukup
5. Cakap, intelegencia tinggi, tajam logikanya (memiliki
kemampuan analisa hukum yang baik)
6. Memiliki moral yang baik (sebagai penegak hukum yang
menjunjung etika profesi anti KKN)
V. FORMAT PLEDOI
Apabila dirinci, bagian dari pledoi secara umum adalah sebagai berikut:
I. Judul
Bisa ditulis PEMBELAAN atau kalimat apapun yang
menggambarkan harapan dan atau isi pembelaan
II. Pendahuluan
• Pembukaan (penghargaan dan harapan)
• Identitas terdakwa, No perkara, tindak pidana dalam dakwaan, dsb
III. Fakta – fakta persidangan
Berisi rekapan hasil pemeriksaan alat bukti persidangan (saksi,
ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa.
IV. Pembahasan
• Kontruksi Peristiwanya: Dari fakta-fakta yang diperoleh selama persidangan
disusun dalam bahasan menjadi bentukan kejadian yang utuh dan kemudian
disimpulkan
• Konstruksi Hukumnya: menguraikan unsur-unsur dari dakwaan penuntut
umum satu persatu dengan sistematika tertentu, dibahas dengan
mengujinya pada fakta-fakta persidangan berdasarkan hukum, asas, doktrin,
postulat, yurisprodensi, surat edaran, PERMA, Instruksi Menteri, dsb.
V. Kesimpulan dan Permohonan
Berisi poin-poin utama yang menggambarkan simpulan akhir
dari isu hukum atau permasalahan yang disampaikan dalam
pledoi dan permohonan kepada majelis hakim agar
membebaskan, melepaskan atau setidaknya meringankan
hukuman terdakwa.
VI. CONTOH - CONTOH PLEDOI
1. Pledoi Kasus Penganiayaan atas nama terdakwa Yudi Rhisnandi
(terlampir)
2. Pledoi Kasus jual beli asset BUMD pemprov Jawa Timur atas nama

terdakwa Oepojo Sardjono


(terlampir)

Anda mungkin juga menyukai