Anda di halaman 1dari 10

PEMBAGIAN JENIS TINDAK

PIDANA

Oleh Kelompok 2:
1. Erlinda Zebua
2. Fanisokhi Zai
3. Renta Putra Marunduri

Dosen Pengampu :
Amstrong Harefa, S.H., M.H.
Pengertian Tindak Pidana
Tindak pidana merupakan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan melakukan

suatu kejahatan atau pelanggaran pidana yang merugikan kepentingan orang lain atau

merugikan kepentingan umum. Banyak pengertian tindak pidana seperti yang dijelaskan oleh

beberapa ahli sebagai berikut:

• Menurut Vos, tindak pidana adalah salah kelakuan yang diancam oleh peraturan perundang-

undangan, jadi suatu kelakuan yang pada umumnya dilarang dengan ancaman pidana.

• Menurut Simons, tindak pidana adalah kelakuan (handeling) yang diancam dengan pidana,

yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh

orang yang mampu bertanggungjawab.

• Menurut Prodjodikoro, tindak pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dikenakan

hukuman pidana.
Pembagian Jenis Tindak Pidana

Dalam sistem perundang-undangan hukum pidana, maka tindak-tindak pidana

atau delik-delik itu pertama-tama dibagi atas dua golongan, yaitu kejahatan-

kejahatan dan pelanggaran-pelanggaran.

1. Delik Hukum (Rechsdelict)

Suatu perbuatan merupakan delik hukum (kejahatan), jika


perbuatan itu bertentangan dengan azas-azas hukum positif yang hidup
dalam rasa hukum dikalangan rakyat. Seperti membunuh, mencuri,
menggelapkan, menipu, menganiaya, berzinah, memperkosa perempuan,
merampok, dsb itu merupakan perbuatan-perbuatan yang dilarang.
2. Delik Undang Undang (Wetscdelict)
Delik undang-undang (pelanggaran) merupakan
peristiwa-peristiwa pidana yang kecil-kecil seperti
minta-minta dijalan umum, mengadu ayam tanpa izin,
kentara mabok dijalan umum, berjalan dikanan jalan,
memberhentikan kendaraan ditikungan jalan, dsb.,
dan ancaman hukumannya pun lebih ringan dari pada
kejahatan-kejahatan.
Dalam “Wetbook van Strafeht voor Nederlandsch Indie” yang berlaku mulai 1

Januari 1918 yang masih dipakai sampai sekarang di Indonesia, terkenal dengan

nama “Kitab Undang Undang Hukum Pidana Indonesia” ada dua macam, yaitu :

 misdrijven (kejahatan-kejahatan termuat dalam Buku II)

 overtredingen (pelanggaran-pelanggaran termuat dalam Buku III)

3. Pembagian Delik Menurut KUHP

 delik formil dan delik materiil. Delik formil yaitu suatu delik yang selesai, jika

perbuatan sebagaimana yang dirumuskan dalam peraturan pidana itu telah dilakukan,

misalnya : pencurian (pasal 362 KUHP). Delik materiil yaitu jika yang dilarang itu

akibatnya, misalnya pembunuhan (pasal 338 KUHP). Cara melakukan pembunuhan

tidak dilarang, tetapi “akibatnya” (orang lain mati terbunuh) yang dilarang.
 delik komisionis dan delik omisionis.

Delik komisionis adalah delik yang dilakukan terhadap larangan yang diadakan
oleh undang-undang, misalnya pencurian (pasal 362 KUHP), penggelapan (pasal
372 KUHP). Adapun delik omisionis ialah delik yang terdiri atas mengabaikan
keharusan yang diadakan oleh undang-undang, misalnya orang yang mengetahui
komplotan merobohkan negara harus melaporkan pada waktu yang tepat kepada
yang berwajib (pasal 164 KUHP), tetapi orang tidak melaporkan, jadi mengabaikan
suatu keharusan.

 delik dolus dan delik kulpa.

Delik dolus yaitu suatu delik yang dilakukan dengan sengaja, misalnya membunuh

(pasal 338 KUHP), sengaja menganiaya (pasal 351 KUHP), sedangkan delik kulpa

yaitu delik yang dilakukan karena salahnya atau lalainya, misalnya kurang hati-hati

menyebabkan mati atau luka parah orang lain (pasal-pasal 359 dan 360 KUHP)
 delik aduan dan delik biasa. Delik aduan yaitu suatu delik yang hanya boleh

dituntut, jika ada pengaduan dari orang yang menderita delik itu, misalnya

penghinaan (pasal 310 dsb KUHP), perzinahan (pasal 284 KUHP) pencurian

dalam kalangan keluarga (pasal 367 KUHP), sedangkan delik biasa adalah

delik yang karena jabatan oleh pemerintah harus dituntut (tanpa pengaduan),

misalnya pembunuhan (pasal 338 KUHP), penganiayaan (pasal 351 KUHP)

 delik berkualipikasi dan delik sederhana. Delik berkualipikasi yaitu suatu delik

yang berbentuk istimewa, sedangkan delik sederhana ialah suatu delik yang

berbentuk biasa, misalnya pencurian, sedangkan pencurian dengan

pemberatan-pemberatan (pasal 363 KUHP) adalah bentuk istimewa dari

pencurian. Pasal 363 KUHP adalah delik berkualipikasi, sedangkan pasal 362

KUHP adalah delik sederhana.


 delik propria dan delik biasa. Delik propria yaitu suatu delik yang hanya

dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai kedudukan tertentu,

misalnya seorang ibu (pasal 341 dan 342 KUHP), pegawai negeri (pasal

414 dsb KUHP). panglima tentara (pasal 413 KUHP) dsb, sedangkan

lawannnya delik biasa yang dapat dilakukan oleh sembarang orang.

 delik berdiri sendiri (zelfstandig) dan delik lanjutan (voorgezet). Delik

berdiri sendiri yaitu delik yang tidak tergabung, misalnya pembunuhan

(pasal 338 KUHP), pencurian (pasal 362 KUHP), lawannya adalah delik

lanjutan yaitu delik terdiri dari beberapa perbuatan yang masing-masing

berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi antara yang satu dengan lainnya ada

perhubungan demikian rupa, sehingga harus dianggap sebagai satu

perbuatan yang dilanjutkan


 delik yang berjalan selesai (aflopend) dan delik yang berlangsung terus

(voordurend). Delik yang berjalan selesai adalah suatu delik yang terdiri atas satu

atau beberapa perbuatan tertentu yang menimbulkan suatu akibat tertentu yang

selesai dalam waktu singkat, misalnya pencurian (pasal 362 KUHP), penganiayaan

(pasal 351 KUHP), pembunuhan (pasal 338 KUHP), lawannya adalah delik yang

berlangsung terus, yaitu suatu delik terdiri dari satu atau beberapa perbuatan

yang meneruskan suatu keadaan yang oleh undang-undang dilarang, misalnya :

pasal 221, 333, dan 282 KUHP.

 delik tunggal (enkelvoudig) dan delik tersusun (samengesteld). Delik tunggal

adalah suatu delik mana satu kali perbuatan dilakukan, sudah cukup, misalnya

tadah (pasal 480 KUHP), lawannya delik tersebut yaitu suatu delik yang harus

beberapa kali dilakukan untuk dapat dihukum, misalnya tadah sebagai kebiasaan

(pasal 481 KUHP).


 delik umum dan delik khusus. Delik umum yang
dapat dilakukan oleh siapa saja, sedang delik
khusus hanya dapat dilakukan oleh orang-orang
tertentu, misalnya pegawai negeri, tentara dsb.
 delik politik dan delik komune. Delik politik yaitu
suatu delik yang ditujukan terhadap keamanan
negara, kepala negara, sedang delik komune tidak
ditujukan kepada keamanan negara atau
kepalanya.

Anda mungkin juga menyukai