HAM bertolak dari dua konsepsi yang saling terkait dan menjadi dasar bangunan
ideologi Kapitalisme yaitu teori hukum alam dan liberalisme. 1 Teori hukum alam
berbicara tentang prinsip bahwa segala sesuatu ada karena begitulah adanya. Tema sentral
dalam teori ini ialah adanya hak alamiah yang diberikan kepada setiap manusia oleh
Tuhan. Teori ini awalnya dikemukakan oleh Aristoteles, lalu dikembangkan oleh Thomas
Aquinas dalam konteks Eropa-Kristen, kemudian dikembangkan lagi oleh para pemikir
teori Kontrak Sosial dan yaitu Thomas Hobbes, John Locke dan J.J. Rousseau yang juga
pemikir paham liberal.2
Konseptualisasi hukum hak asasi manusia seperti yang paparkan diatas ditandai
dengan lahirnya apa yang dikenal dengan “Internatioanal Bill of Right”. International Bill
of Human Rights adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pada tiga instrumen
pokok hak asasi manusia intenasional serta optional-protocolnya yang dirancang oleh
PBB. Ketiga instrumen tersebut diantaranya:3
3
Serlika Aprita, Yohani Hasyim, Hukum dan Hak Asasi Manusia, Mitra Wacana Media: Bogor, 2020, h.
20
Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia (DUHAM) disahkan oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 10 Desember 1948. Deklarasi ini
merupakan interpretasi resmi atas Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang
memuat lebih rinci sejumlah hak yang didaftar sebagai haka asasi manusia.
Deklarasi ini menyatakan dirinya sebagai “standar pencapaian bersama” dan karena
itu, ia dirumuskan dalam bentuk deklarasi, bukan perjanjian yang akan ditandatangai
dan diratifikasi. Meskipun demikian, seiring dengan berjalannya waktu, status
hukum deklarasi itu, tersu mendaat pengakuan yang kuat. Sedangakan dua
Konvenan yang sering disebut sebagai turunan kembar dari DUHAM, yakni
Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik serta Konvenan Internasional
tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya disahkan oleh Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bansa pada 1966, tetapi baru berlaku mengicara secara hukum
pada 1976. Kedua instrumen ini disusun berdasarkan hak-hak yang tercantum di
dalam Deklarasi Universal Hak asasi Manusia, tetapi dengan penjabaran yang lebih
spesifik. Dua konvenan tersebut sering disebut sebagai “Konvenan Kembar” atau
Twin Covenant.
DAFTAR PUSTAKA
Fuadi, “Hakikat Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Barat dan Islam”, Jurnal
Hukum Samudra Keadilan, Volume 17, Nomor 1, Januari – Juni (2022)
Serlika Aprita, Yohani Hasyim, 2020, Hukum dan Hak Asasi Manusia, Mitra Wacana
Media: Bogor