Untuk dapat memberlakukan aturan hukum yang adil dalam suatu masyarakat, maka masyarakat
selain diberikan pendidikan hukum juga diberikan pendidikan moral yang akan memperbaiki etika
dari manusia itu sendiri. Dengan sendirinya apabila moral atau etika suatu komunitas telah terbina
dengan baik, maka aturan hukum yang dibentuk oleh negara/pemerintah akan mendapat apresiasi
yang baik dari masyarakat, dan aturan hukum itu akan berjalan pada koridor yang telah ditentukan
oleh oleh negara/pemerintah. Karena sebaik apapun hukum yang diciptakan, jika tidak dilaksanakan
oleh orang-orang yang memiliki etika atau moral yang baik maka hukum itu tetap tidak akan berlaku
efektif.
A. Pengertian Etika
Etika merupakan topik yang menyita banyak perhatian dalam masyarakat sekarang ini. Perhatian ini
merupakan indikasi arti penting perilaku beretika di masyarakat dan beberapa catatan penting tentang
perilaku tidak beretika. Perilaku beretika merupakan tulang punggung praktik akuntansi public dan
harus ditanggapi secara serius oleh mahasiswa akutansi.
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik.
Etika sendiri adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk,tentang hak dan kewajiban moral.
Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan atau masyarakat.
Sedangkan menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita.
Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang
berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika
memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika
merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi
berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut
pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
B. Fungsi Etika
3. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikapyang wajar dalam suasana pluralism
C. Teori Etika
Etika Teleology merupakan salah satu teori etika. Dalam etika teleologi satu tindakan dianggap secara
moral benar atau bisa diterima jika itu menghasilkan keinginan dari sebagian orang, yaitu kesenangan,
pengetahuan, pertumbuhan karier, suatu kepentingan atau kegunaan diri dan menaksir nilai moral dari
suatu tingkah laku dengan memperhatikan akibat-akibatnya (consequentialism). Dalam teori etika
taleologi terdapat dua pendekatan, yaitu :
a. Egoisme: tingkah laku bisa diterima atau benar denganmaksimalkan kepentingan diri anda,
terkait dengan akibat-akibat dan alternatif solusi yang dapat menyumbang; danmenambah manfaat
kepada kepentingan diri sendiri.
b. Utilitarianism: tingkah laku dianggap benar jika dapatbermanfaat kepada kepentingan public.
D. Macam-Macam Etika
1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap
dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika Deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau
sikap yang mau diambil.
2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang mengajarkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia dalamkehidupan sehari-hari. Etika Normatif juga memberi penilaian
sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan dilakukan.
2. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan.
Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana seseorang bersikap dan bertindak dalam kehidupannyadan
kegiatan profesi khusus yang dilandasi dengan etika moral. Namun, penerapan itu dapat juga
berwujud Bagaimana manusia bersikap atau melakukan tindakan dalam kehidupan terhadap
sesama. Etika Khusus dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
- Etika keluarga
- Etika politik
- Etika lingkungan
- Etika idiologi adalah filsafat atau pemikiran kritisrasional tentang ajaran moral sedangka moral
adalahajaran baik buruk yang diterima umum mengenaiperbuatan, sikap, kewajiban dsb. Etika selalu
dikaitkandengan moral serta harus dipahami perbedaan antaraetika dengan moralitas.
E. Etika Profesi
Etika profesi pada hakikatnya adalah kesanggupan untuk secara seksama berupaya memenuhi
kebutuhan pelayanan profesional dengan kesungguhan, kecermatan dan keseksamaan mengupayakan
pengerahan keahlian dan kemahiran berkeilmuan dalam rangka pelaksanaan kewajiban masyarakat
sebagai keseluruhan terhadap para warga masyarakat yang membutuhkannya, yang bermuatan empat
kaidah pokok.
3. Menuntut kaum profesional untuk bersikap seadil mungkin dan tidak memihak dalam
menjalankan profesinya.
G. Pengertian Hukum
Ø Peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa,
pemerintah atau otoritas.
Ø undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan masyarakat.
Ø Hukum merupakan peraturan-peraturan hidup didalam masyarakat yang dapat memaksa orang
supaya mentaati tata tertib dalam masyarakat serta memberikan sangsi yang tegas (berupa hukuman)
terhadap siapa yang tidak mau patuh mentaatinya
H. Sumber Hukum
Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan memaksa, yakni
aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber Hukum
dibedakan antara sumber hukum material dan sumber hukum formal.
1. Sumber Hukum Material adalah keyakinan dan perasaan hukum individu dan pendapat umum
yang menentukan isi atau materi ( Jiwa )hukum. Isi atau materi hukum dapat bersumber dari nilai
agama maupun kesusilaan, kehendak Tuhan.
2. Sumber Hukum Formal adalah bentuk atau kenyataan yang oleh karenanya kita dapat
menemukan hukum yang berlaku.
I. Bentuk-Bentuk Hukum
1. Hukum Publik
Hukum publik mengatur hubungan antara warga negara dengan negara yang menyangkut kepentingan
umum.
Hukum tata negara adalah serangkaian peraturan hukum yang mengatur bentuk negara, susunan dan
tugas-tugas serta hubungan antara alat-alat perlengkapan negara. Hukum Tata Negara hanya khusus
menyoroti negara tertentu yang mempelajari bentuk negara, bentuk pemerintahan, hak-hak asasi
warga negara, dan sebagainya.Yang menitikberatkan hal-hal yang bersifat mendasar (fundamental)
dari nagara.
c. Hukum Pidana
Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan
terhadap kepentingan umum dan perbuatan mana diancam dengan sangsi pidana tertentu.Bentuk atau
jenis pelanggaran dan kejahatan dimuat didalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
d. Hukum Acara/hukum formal
Hukum acara/hukum formal merupakan seperangkat aturan yang berisi tata cara untuk
menyelesaikan, melaksanakan, atau mempertahankan Hukum Material. Hukum Acara dibedakan
antara Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata. Dalam Hukum Acara Pidana, diatur tata cara
penangkapan, penahanan, penyitaan, penggeledahan, dan penuntutan. Dalam Hukum Acara juga
diatur siapa-siapa yang berhak melakukan penyitaan,penyidikan,pengadilan mana yang berwenang
mengadili dan sebagainya.Semua itu diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHP),yaitu UU No.8 Tahun 1981.
Hukum Perorangan adalah himpunan peraturan yang mengatur tentang manusia sebagai subjek
hukum dan tentang kecakapannya memiliki hak-hak serta bertindak sendiri dalam melaksanakan hak-
haknya itu.
b. Hukum Keluarga
Hukum keluarga adalah hukum yang memuat rangkaian peraturan yang timbul dari pergaulan hidup
dalam keluarga. Hubungan keluarga terjadi karena adanya perkawinan antara seorang laki-laki dan
perempuan yang kemudian melahirkan anak.
c. Hukum Kekayaan
Hukum kekayaan adalah peraturan-peraturan hukum yang mengatur hak-hak dan kewajiban manusia
yang bernilai uang. Hukum Kekayaan mengatur benda dan hak-hak yang dapat dimiliki atas
benda.Yang dimaksud benda adalah segala barang dan hak yang dapat menjadi milik orang atau
sebagai objek hak milik.
d. Hukum Waris
Hukum waris adalah hukum yang mengatur kedudukan hukum harta kekayaan seseorang setelah ia
meninggal, terutama berpindahnya harta kekayaan itu kepada orang lain/ahli waris kelaurga tersebut.
Dalam Hukum Waris diatur pembagian harta peninggalan, ahli waris, urutan penerimaan waris, hibah
serta wasiat.
e. Hukum Dagang
Hukum dagang adalah hukum yang mengatur soal-soal perdagangan / perniagaan yang timbul karena
tingkah laku manusia (person) dalam perdagangan atau perniagaan.
f. Hukum Adat
Hukum adat ialah hukum yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat tertentu, serta hanya
dipatuhi dan ditaati oleh masyarakat yang bersangkuta.
g. Hukum adat biasanya merupakan perbuatan yang diulang-ulang terhadap hal yang sama, yang
kemudian diterima dan diakui oleh masyarakat. Contoh hukum adat: tata cara pernikahan daerah jawa,
pembagian warisan di Minangkabau dengan system matrilineal atau patrilineal di Batak, dan
sebagainya.
h. Hukum Islam
Perbedaannya adalah bahwa Etika itu ditujukan pada sikap batin manusia, dan sanksinya dari
kelompok masyarakat profesi itu sendiri. Sedangkanhukum ditujukan pada sikap lahir manusia,
membebani manusia dengan hak dan kewajiban, bersifat memaksa, sanksinya tegas dan konkret yang
dilaksanakan melalui wewenang penguasa/ pemerintah.
Antara etika dengan hukum terjalin hubungan erat, karena lapangan pembahasan keduanya sama-
sama berkisar pada masalah perbuatan manusia. Tujuannya pun sama, yakni mengatur perbuatan
manusia demi terwujudnya keserasian, keselarasan, kebahagiaan mereka. Bagaimana seharusnya
bertindak, terdapat dalam kaidah-kaidah hukum dan kaidah-kaidah etika. Bedanya ialah jika hukum
memberikan putusan hukumnya perbuatan, maka etika memberikan penilaian baik atau buruknya.
Putusan hukum ialah menetapkan boleh tidaknya perbuatan itu dilakukan dengan diiringi sangsi-
sangsi apa yang bakal diterima oleh pelaku. Penilaian etika apakah perbuatan itu baik dikerjakan yang
bakal mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, dan menilai apakah itu buruk yang bakal
mengantarkan seseorang kepada kehinaan dan penderitaan . Selain daripada itu terdapat perbedaan
dalam luasnya dalam bidang yang dicakup. Ada masalah yang diperkatakan etika, tetapi tidak dicakup
oleh hukum. Yang kita maksudkan disini hukum umum yang bersifat sekuler atau hukum wadl’I yang
dibuat oleh manusia. Misalnya etika yang memerintahkan berbuat apa saja yang berguna dan
melarang apa saja yang merusak, sedangkan hukum sekuler kadang-kadang tidaklah sejauh itu.
Misalnya menyantuni fakir miskin dinilai oleh etika sebagai perbuatan yang baik dan terpuji, namun
dalam hokum sekuler tiada hukum yang mengharuskan perbuatan itu dan tiada sangsi manakala hal
itu ditinggalkan. Akan tetapi dalam hukum Islam yang ruang lingkup pembahasannya lebih lengkap
dan sempurna dan sama dengan akhlak. Karena semua perbuatan yang dinilai baik dan buruknya oleh
akhlak, telah mendapatkan pula kepastian hukum tertentu. Misalnya, menyingkirkan duri dari jalan
raya, etika menilainya sebagai kelakuan yang baik, sedangkan dalam hukum wadl’i tiada arti apa-apa,
tiada ganjaran apa-apa. Namun dalam hukum Islam dinyatakan sebagai perbuatan yang dihukumkan,
mandub (sunat) yakni, kalau dikerjakan mendapatkan pahala dan kalau tidak dilakukan tidaklah
berdosa. Dengan demikian, pertalian antara hukum fiqih Islam dengan etika Islam demikian eratnya
dibandingkan dengan hukum sekuler dan etika filsafat. Tiada satupun perbuatan yang dinilai oleh
akhlaq, tidak mendapatkan kepastian hukum dalam Islam salah satu dari lima kategori, yaitu : wajib,
sunat, mubah, haram dan makruh. Sebaliknya segala perbuatan yang diputuskan hukumnya oleh
hukum Islam, etika Islam selalu memberikan penilaian baik dan buruknya. Ini adalah manifestasi dari
pada luasnya ruang lingkup hukum Islam yang menghukum segala tingkah laku manusia baik yang
lahir maupun yang tersembunyi, salah satu dari lima kategori tersebut. Demikian juga halnyabatas
segala perbuatan, baik yang lahir maupun yang tersembunyi.
Sumber :
- hennytanuwidjaja.dosen.narotama.ac.id/files/.../ETIKA-PROFESI.ppt
- http://www.scribd.com/doc/27369232/Modul-Etika-Profesi-Akuntansi
- http://vithatweet.blogspot.com/2012/11/definisi-etika-profesi-akuntansi.html
- http://funeducation4life.blogspot.com/2009/02/hubungan-hukum-etika-dan-norma.html
- http://syahdotme1.files.wordpress.com/2012/03/hubungan-etika-