Anda di halaman 1dari 7

Pada hakikatnya hukum ialah membawa, memberikan dan menciptakan 

aturan yang adil dalam


masyarakat. Maka dengan keadilan yang diberikan oleh hukum dapat diwujudkan suatu komunitas
masyarakat madani. Hukum sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan masyarakat tempat hukum itu beroperasi, maka untuk tetap sejalan dengan itu maka
hukum harus selalu diperbaharui untuk dapat mengimbangi perkembangan kehidupan masyarakat
yang selalu berkembang lebih cepat jika kita bandingkan dengan perkembangan hukum itu sendiri.

Untuk dapat memberlakukan aturan hukum yang adil dalam suatu masyarakat, maka masyarakat
selain diberikan pendidikan hukum juga diberikan pendidikan moral yang akan memperbaiki etika
dari manusia itu sendiri. Dengan sendirinya apabila moral atau etika suatu komunitas telah terbina
dengan baik, maka aturan  hukum yang dibentuk oleh negara/pemerintah akan mendapat apresiasi
yang baik dari masyarakat, dan aturan hukum itu akan berjalan pada koridor yang telah ditentukan
oleh oleh negara/pemerintah. Karena sebaik apapun hukum yang diciptakan, jika tidak dilaksanakan
oleh orang-orang yang memiliki etika atau moral yang baik maka hukum itu tetap tidak akan berlaku
efektif.

Konsep Etika dan Hukum

A.    Pengertian Etika

Etika merupakan topik yang menyita banyak perhatian dalam masyarakat sekarang ini. Perhatian ini
merupakan indikasi arti penting perilaku beretika di masyarakat dan beberapa catatan penting tentang
perilaku tidak beretika. Perilaku beretika merupakan tulang punggung praktik akuntansi public dan
harus ditanggapi secara serius oleh mahasiswa akutansi.

Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik.
Etika sendiri adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk,tentang hak dan kewajiban moral.
Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan atau masyarakat.

Sedangkan menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita.
Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang
berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika
memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika
merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi
berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut
pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
B.     Fungsi Etika

1.      Sarana untuk memperoleh orientasi kritisberhadapan dengan pelbagai moralitas yang


membingungkan.

2.      Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaituketrampilan untuk berargumentasi secara


rasional dan kritis.

3.      Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikapyang wajar dalam suasana pluralism

C.    Teori Etika

Etika Teleology merupakan salah satu teori etika. Dalam etika teleologi satu tindakan dianggap secara
moral benar atau bisa diterima jika itu menghasilkan keinginan dari sebagian orang, yaitu kesenangan,
pengetahuan, pertumbuhan karier, suatu kepentingan atau kegunaan diri dan menaksir nilai moral dari
suatu tingkah laku dengan memperhatikan akibat-akibatnya (consequentialism). Dalam teori etika
taleologi terdapat dua pendekatan, yaitu :

a.        Egoisme: tingkah laku bisa diterima atau benar denganmaksimalkan kepentingan diri anda,
terkait dengan akibat-akibat dan alternatif solusi yang dapat menyumbang; danmenambah manfaat
kepada kepentingan diri sendiri.

b.      Utilitarianism: tingkah laku dianggap benar jika dapatbermanfaat kepada kepentingan public.

D.    Macam-Macam Etika

1.      ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap
dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika Deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau
sikap yang mau diambil.

2.      ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang mengajarkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia dalamkehidupan sehari-hari. Etika Normatif juga memberi penilaian
sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan dilakukan.

Secara umum etika dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1.      ETIKA UMUM, mengajarkan tentang kondisi-kondisi & dasar-


dasar bagaimana seharusnya manusia bertindak secara etis, bagaimana pula manusia bersikap etis,
teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak
serta tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum
dapat pula dianalogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan
teori-teori etika.

2.      ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan.
Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana seseorang bersikap dan bertindak dalam kehidupannyadan
kegiatan profesi khusus yang dilandasi dengan etika moral. Namun, penerapan itu dapat juga
berwujud  Bagaimana manusia bersikap atau melakukan tindakan dalam kehidupan terhadap
sesama.  Etika Khusus dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1.      Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

2.      Etika sosial, yaitu mengenai sikap dan kewajiban, serta pola perilaku manusia sebagai


anggota bermasyarakat. Etika sosial meliputi banyak bidang, antara lain :

-          Sikap terhadap sesama

-          Etika keluarga

-          Etika profesi misalnya etika untuk pustakawan, arsiparis,dokumentalis, pialang informasi.

-          Etika politik

-          Etika lingkungan

-          Etika idiologi adalah filsafat atau pemikiran kritisrasional tentang ajaran moral sedangka moral
adalahajaran baik buruk yang diterima umum mengenaiperbuatan, sikap, kewajiban dsb. Etika selalu
dikaitkandengan moral serta harus dipahami perbedaan antaraetika dengan moralitas.

E.     Etika Profesi

Etika profesi pada hakikatnya adalah kesanggupan untuk secara seksama berupaya memenuhi
kebutuhan pelayanan profesional dengan kesungguhan, kecermatan dan keseksamaan mengupayakan
pengerahan keahlian dan kemahiran berkeilmuan dalam rangka pelaksanaan kewajiban masyarakat
sebagai keseluruhan terhadap para warga masyarakat yang membutuhkannya, yang bermuatan empat
kaidah pokok.

F.     Prinsip-Prinsip Etika Profesi

Dalam etika profesi terdapat prinsip-prinsip etika profesi, yaitu :

1.      Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian hasilnya.

2.      Bertanggung jawab terhadap dampak karya dari profesinya.

3.      Menuntut kaum profesional untuk bersikap seadil mungkin dan tidak memihak dalam
menjalankan profesinya.

4.      Memiliki daerah kerja tertentu dan diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.

G.    Pengertian Hukum

Definisi hukum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997):

Ø  Peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa,
pemerintah atau otoritas.
Ø  undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan masyarakat.

Ø  patokan (kaidah, ketentuan).

Ø  keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan,vonis

Ø  Hukum merupakan peraturan-peraturan hidup didalam masyarakat yang dapat memaksa orang
supaya mentaati tata tertib dalam masyarakat serta memberikan sangsi yang tegas (berupa hukuman)
terhadap siapa yang tidak mau patuh mentaatinya

H.    Sumber Hukum
Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan memaksa, yakni
aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber Hukum
dibedakan antara sumber hukum material dan sumber hukum formal.

1.      Sumber Hukum Material adalah keyakinan dan perasaan hukum individu dan pendapat umum
yang menentukan isi atau materi ( Jiwa )hukum. Isi atau materi hukum dapat bersumber dari nilai
agama maupun kesusilaan, kehendak Tuhan.

2.      Sumber Hukum Formal adalah bentuk atau kenyataan yang oleh karenanya kita dapat
menemukan hukum yang berlaku.

I.       Bentuk-Bentuk Hukum

1.      Hukum Publik

Hukum publik mengatur hubungan antara warga negara dengan negara yang menyangkut kepentingan
umum.

a.       Hukum Tata Negara

Hukum tata negara adalah serangkaian peraturan hukum yang mengatur bentuk negara, susunan dan
tugas-tugas serta hubungan antara alat-alat perlengkapan negara. Hukum Tata Negara hanya khusus
menyoroti negara tertentu yang mempelajari bentuk negara, bentuk pemerintahan, hak-hak asasi
warga negara, dan sebagainya.Yang menitikberatkan hal-hal yang bersifat mendasar (fundamental)
dari nagara.

b.      Hukum Administrasi Negara


Hukum administrasi negara merupakan seperangkat peraturan yang mengatur cara berkerja alat-alat
perlengkapan negara, termasuk cara melakukan kekuasaan dan wewenang yang dimiliki oleh setiap
organ negara dalam melakukan tugasnya. Hukum Administrasi Negara menitikberatkan pada hal-hal
yang bersifat teknis yang dibuat berdasarkan wewenang yang diberikan oleh Hukum Tata Negara.

c.       Hukum Pidana
Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan
terhadap kepentingan umum dan perbuatan mana diancam dengan sangsi pidana tertentu.Bentuk atau
jenis pelanggaran dan kejahatan dimuat didalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
d.      Hukum Acara/hukum formal
Hukum acara/hukum formal merupakan seperangkat aturan yang berisi tata cara untuk
menyelesaikan, melaksanakan, atau mempertahankan Hukum Material. Hukum Acara dibedakan
antara Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata. Dalam Hukum Acara Pidana, diatur tata cara
penangkapan, penahanan, penyitaan, penggeledahan, dan penuntutan. Dalam Hukum Acara juga
diatur siapa-siapa yang berhak melakukan penyitaan,penyidikan,pengadilan mana yang berwenang
mengadili dan sebagainya.Semua itu diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHP),yaitu UU No.8 Tahun 1981.

2.      Hukum Perdata (privat)


Perdata sama artinya dengan warga negara,pribadi,sipil,atau privat.Sumber pokok hukum perdata
adalah Burgerlijk wetboek (BW) yang dalam arti luas juga mencakup Hukum Dagang dan Hukum
Adat. Jadi Hukum Perdata adalah hukum yang mengatur tentang kepentingan-kepentingan orang
perorangan. Dalam ilmu pengetahuan hukum,hukum perdata dapat dibagi sebagai berikut:

a.       Hukum Perorangan (pribadi)

Hukum Perorangan adalah himpunan peraturan yang mengatur tentang manusia    sebagai subjek
hukum dan tentang kecakapannya memiliki hak-hak serta bertindak sendiri dalam melaksanakan hak-
haknya itu.

b.      Hukum Keluarga

Hukum keluarga adalah hukum yang memuat rangkaian peraturan yang timbul dari pergaulan hidup
dalam keluarga. Hubungan keluarga terjadi karena adanya perkawinan antara seorang laki-laki dan
perempuan yang kemudian melahirkan anak.

c.       Hukum Kekayaan

Hukum kekayaan adalah peraturan-peraturan hukum yang mengatur hak-hak dan kewajiban manusia
yang bernilai uang. Hukum Kekayaan mengatur benda dan hak-hak yang dapat dimiliki atas
benda.Yang dimaksud benda adalah segala barang dan hak yang dapat menjadi milik orang atau
sebagai objek hak milik.

d.      Hukum Waris
Hukum waris adalah hukum yang mengatur kedudukan hukum harta kekayaan seseorang setelah ia
meninggal, terutama berpindahnya harta kekayaan itu kepada orang lain/ahli waris kelaurga tersebut.
Dalam Hukum Waris diatur pembagian harta peninggalan, ahli waris, urutan penerimaan waris, hibah
serta wasiat.

e.       Hukum Dagang
Hukum dagang adalah hukum yang mengatur soal-soal perdagangan / perniagaan yang timbul karena
tingkah laku manusia (person) dalam perdagangan atau perniagaan.

f.       Hukum Adat 
Hukum adat ialah hukum yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat tertentu, serta hanya
dipatuhi dan ditaati oleh masyarakat yang bersangkuta.

g.      Hukum adat biasanya merupakan perbuatan yang diulang-ulang terhadap hal yang sama, yang
kemudian diterima dan diakui oleh masyarakat. Contoh hukum adat: tata cara pernikahan daerah jawa,
pembagian warisan di Minangkabau dengan system matrilineal atau patrilineal di Batak, dan
sebagainya.

h.      Hukum Islam

Hukum islam adalah hukum yang bersumber dari ajaran Islam.


a) Sebagai sistem hukum, hukum islam tidak hanya hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh
kebudayaan manusia disuatu tempat pada suatu masa, tetapi dasarnya ditetapkan oleh Allah melalui
wahyu-nya yang terdapat dalam Al-Quran.
b) Ruang lingkup yang diaturnya
Ruang lingkup yang diatur oleh hukum islam tidak hanya soal hubungan manusia dengan manusia
dan benda serta penguasanya dalam masyarakat, tetapi juga mengatur hubungan antara manusia
dengan Allah Tuhan yang Maha Esa.

J.      Persamaan dan Perbedaan Antara Etika dan Hukum

 Persamaan Etika dan Hukum terdapat dalam tujuan sosialnya. Sama-samamenghendaki agar manusia


melakukan perbuatan yang baik/benar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pelanggaran hukum
merupakan perbuatan yang tidak etis.

 Perbedaannya adalah bahwa Etika itu ditujukan pada sikap batin manusia, dan sanksinya dari
kelompok masyarakat profesi itu sendiri. Sedangkanhukum ditujukan pada sikap lahir manusia,
membebani manusia dengan hak dan kewajiban, bersifat memaksa, sanksinya tegas dan konkret yang
dilaksanakan melalui wewenang penguasa/ pemerintah.

K.    Hubungan Etika Dengan Hukum

Antara etika dengan hukum terjalin hubungan erat, karena lapangan pembahasan keduanya sama-
sama berkisar pada masalah perbuatan manusia. Tujuannya pun sama, yakni mengatur perbuatan
manusia demi terwujudnya keserasian, keselarasan, kebahagiaan mereka. Bagaimana seharusnya
bertindak, terdapat dalam kaidah-kaidah hukum dan kaidah-kaidah etika. Bedanya ialah jika hukum
memberikan putusan hukumnya perbuatan, maka etika memberikan penilaian baik atau buruknya.
Putusan hukum ialah menetapkan boleh tidaknya perbuatan itu dilakukan dengan diiringi sangsi-
sangsi apa yang bakal diterima oleh pelaku. Penilaian etika apakah perbuatan itu baik dikerjakan yang
bakal mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, dan menilai apakah itu buruk yang bakal
mengantarkan seseorang kepada kehinaan dan penderitaan . Selain daripada itu terdapat perbedaan
dalam luasnya dalam bidang yang dicakup. Ada masalah yang diperkatakan etika, tetapi tidak dicakup
oleh hukum. Yang kita maksudkan disini hukum umum yang bersifat sekuler atau hukum wadl’I yang
dibuat oleh manusia. Misalnya etika yang memerintahkan berbuat apa saja yang berguna dan
melarang apa saja yang merusak, sedangkan hukum sekuler kadang-kadang tidaklah sejauh itu.
Misalnya menyantuni fakir miskin dinilai oleh etika sebagai perbuatan yang baik dan terpuji, namun
dalam hokum sekuler tiada hukum yang mengharuskan perbuatan itu dan tiada sangsi manakala hal
itu ditinggalkan. Akan tetapi dalam hukum Islam yang ruang lingkup pembahasannya lebih lengkap
dan sempurna dan sama dengan akhlak. Karena semua perbuatan yang dinilai baik dan buruknya oleh
akhlak, telah mendapatkan pula kepastian hukum tertentu. Misalnya, menyingkirkan duri dari jalan
raya, etika menilainya sebagai kelakuan yang baik, sedangkan dalam hukum wadl’i tiada arti apa-apa,
tiada ganjaran apa-apa. Namun dalam hukum Islam dinyatakan sebagai perbuatan yang dihukumkan,
mandub (sunat) yakni, kalau dikerjakan mendapatkan pahala dan kalau tidak dilakukan tidaklah
berdosa. Dengan demikian, pertalian antara hukum fiqih Islam dengan etika Islam demikian eratnya
dibandingkan dengan hukum sekuler dan etika filsafat. Tiada satupun perbuatan yang dinilai oleh
akhlaq, tidak mendapatkan kepastian hukum dalam Islam salah satu dari lima kategori, yaitu : wajib,
sunat, mubah, haram dan makruh. Sebaliknya segala perbuatan yang diputuskan hukumnya oleh
hukum Islam, etika Islam selalu memberikan penilaian baik dan buruknya. Ini adalah manifestasi dari
pada luasnya ruang lingkup hukum Islam yang menghukum segala tingkah laku manusia baik yang
lahir maupun yang tersembunyi, salah satu dari lima kategori tersebut. Demikian juga halnyabatas
segala perbuatan, baik yang lahir maupun yang tersembunyi.

Sumber :

-          hennytanuwidjaja.dosen.narotama.ac.id/files/.../ETIKA-PROFESI.ppt

-          http://www.scribd.com/doc/27369232/Modul-Etika-Profesi-Akuntansi

-          http://vithatweet.blogspot.com/2012/11/definisi-etika-profesi-akuntansi.html

-          http://funeducation4life.blogspot.com/2009/02/hubungan-hukum-etika-dan-norma.html

                        -        http://syahdotme1.files.wordpress.com/2012/03/hubungan-etika-

Anda mungkin juga menyukai