Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ALIRAN HUKUM KODRAT


(NATURAL JURISPRUDENCE)

Disusun Oleh :

ALFIAN BUR
NPM. 1833008

STUDI MAGISTER ILMU HUKUM


PASCA SARJANA
UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG
Tahun Akademik 2018-2019
Semester I (Ganjil)
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat Hukum menurut Gustaff Radbruch adalah cabang filsafat yang

mempelajari hukum dengan benar. Sedangkan menurut Lagmeyer : filsafat hukum

adalah pembahasan secara filosofis tentang hukum, anthoni D’Amato

mengistilahkan dengan jurisprudence atau filsafat hukum yang acapkali

dikonotasikan sebagai peneltian mendasar dan pengertian hukum secara abstark.

jadi, secara sederhana filsafat hukum adalah cabang filsafat yang objeknya khusus
1
tentang hukum.

Filsafat hukum merefleksi semua masalah fundamental yang berkaitan

dengan hukum, dan tidak hanya merefleksi hakikat dan metode dari ilmu hukum

atau ajaran metode. Lebih dari itu, filsafat hukum bersifat kritikal terhadap

pengaruh dari filsafat ilmu modern, dimulai dari paradigma hukum yang

bersumber dari kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya, hukum

sebagaimana yang ditafsirkan sebagai kaidah resmi Negara, kajian hukum yang

memakai metode penalaran hukum yang menggabungkan ilmu hukum dengan

anasir-anasir kekuasaan dan pranata sosiologis masyarakat dan sampai kepada

teori hukum yang lahir pada periode post-modern dengan gerakan kritik ediologis

dan semangat deskontruksi hukum yang membawa angin perubahan bagi pilar-

pilar hukum didunia.

1
Otong Rosadi, Quo Vadis, Hukum Ekologi Dan Keadilan Sosial, Thafa Media,
Yogyakarta, 2012, hlm. 2.
Pemikiran hukum ini terus berkembang dalam berbagai bentuk mahzab

atau aliran yang mempunyai ciri dan saling berdialektika dalam memecahkan

problem hukum yang dihadapi pada waktu dan tempat yang berbeda, salah satu

mahzab atau aliran dalam filasafat hukum tersebut adalah Aliran Hukum Kodrat

(Natural Jurisprudence), Dalam tulisan sederhana ini penulis akan mencoba

mendeskripsikan mahzab atau aliran hukum kodrat (Natural Jurisprudence) ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut,Penulisakan mengangkat tiga

rumusan masalah yang akan dibahas yaitu meliputi :

a. Apa PengertianAliran Hukum Kodrat (Natural Jurisprudence)?

b. Bagaimana korelasi antara Aliran Hukum Kodrat dengan konsep moral

dan keadilan?

c. Dari mana sumber pemikiran Aliran Hukum Kodrat (Natural

Jurisprudence)?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulis dalam membuat makalah ini yaitu untuk :

a. Mengetahui bagaimana Pengertian Aliran Hukum Kodrat (Natural

Jurisprudence);

b. Mengetahuibagaimana korelasi antara Aliran Hukum Kodrat dengan

konsep moral dan keadilan;

c. Mengetahui dari mana sumber pemikiran Aliran Hukum Kodrat (Natural

Jurisprudence).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ALIRAN HUKUM KODRAT (NATURAL JURISPRUDENCE)

Filsafat merupakan proses berpikir yang dilakukan secara kontinu pada

saat melihat suatu objek yang menarik, dalam melakukan proses berpikir tersebut

filsafat membutuhkan bahan atau objek untuk menyempurnakan proses berpikir,

Hukum merupakan salah satu objek filsafat, secara filosofis, objek filsafat hukum

adalah hukum, dan objek tersebut dikaji secara mendalam sampai pada inti atau
2
dasarnya, yang disebut dengan hakikat.

Pemikiran filosofis hukum berkembang menjadi beberapa aliran atau

mahzab, salah satu aliran atau mahzab dalam filsafat hukum adalah Aliran Hukum

Kodrat (Natural Jurisprudence).

Otong Rosadi menyatakan bahwa Hukum Kodrat atau lebih dikenal

dengan sebutan Aliran hukum alam bukanlah tatanan atau sistem hukum. Hukum

Kodrat adalah idea atau gagasan. Hukum kodrat berlaku secara universal dan

3
abadi.

Filsafat hukum kodrat beraras pada ontologi alamiah yang terjewantahkan

pada subtansi hukum. Artinya hanya dengan mengikuti kodrat-kodrat alam itulah

4
hukum bekerja.

Diantara aliran hukum kodrat ada aliran Stoa yang diwakili oleh Zeno

(320-250 SM), yang mempunyai ajaran sebagai berikut :

2
Ibid, hlm. 3.
3
Ibid, hlm. 4.
4
Ibid, hlm. 59.
1. Alam ini diperintah oleh pikiran yang rasional.

2. Kerasionalan alam dicerminkan oleh seluruh manusia yang dengan

kekuatan penalarannya memungkinkan menciptakan suatu natural life

yang didasarkan pada reasonable living.

3. Hukum alam dapat di identikan dengan moralitas tertinggi.


5
4. Basis hukum adalah aturan Tuhan dan keadaan manusiawi.

5. Penalaran manusia dimaksudkan agar ia dapat membedakan yang benar

dari yang salah dan hukum didasarkan pada konsep-konsep manusia

tentang hak dan kewajiban.

Riset mengenai hukum kodrat ini tetap berlanjut, namun konsep tetap

mengenai hukum kodrat belum juga ditemukan. Meskipun selalu berbeda-beda,

sepanjang pemikiran hukum kodrat dari yang kuno sampai yang modern, terdapat

benang merah dari hukum kodrat yaitu keterkaitan antara hukum dan moral di

6
satu sisi dan hubungan antara hukum dan keadilan pada sisi yang lain.

3.1 KORELASI ALIRAN HUKUM KODRAT DENGAN KONSEP MORAL

DAN KEADILAN

Salah satu dari pemikiran hukum kodrat yang khas adalah tidak

dipisahkannya secara tegas antara hukum dan moral. Penganut madzhab ini

memandang bahwa, hukum dan moral merupakan pencerminan dan pengaturan

5
Suparman Usman, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, SUHUDSentrautama,Serang, 2010, hlm.
47
6
Otong Rosadi, Op.Cit, hlm. 59.

4
secara eksternal maupun internal dari kehidupan manusia serta yang berhubungan

7
dengan sesama manusia.

Konsep Moral yang akan dimaksud adalah moral dalam pengertian yang

pertama, yakni moral sebagai ajaran baik dan buruk; ajaran yang diterima umum

sebagai ajaran baik dan buruk; ajaran yang diterima umum mengenai perbuatan,

sikap, kewajiban, dan sebagainya; moral dalam arti atau yang nampak dalam

8
akhlak, budi pekerti, susila.

Aliran Hukum Kodrat merupakan titik potong antara hukum dan moral,

pada hukum kodrat itulah ditemukan dialektika antara hukum dan moral. Moral

mencakup dan mengatur hidup manusia dalam segala seginya, baik sebagai

makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial. Moral mengatur hidup manusia,

baik batin maupun lahir, karena itu, semua yang terlibat dan berperan dalam

9
proses panjang pembentukan hukum harus selalu ingat pada hukum kodrat.

Proses untuk menghubungkan hukum dan moral ini sudah dilakukan sejak

masa plato, dimana pada masa itu plato mencoba untuk menghubungkan hukum

dengan moral. Lalu Thomas Aquinas dengan jelas membedakan antara hukum

alam dan hukum positif. Pada saat hukum alam, tidak mudah dipahami oleh setiap

10
orang. Maka hukum positif membantu hukum alam sebagai norma-norma sosial.

Hubungan antara hukum (kodrat) dengan keadilan sudah diperdebatkan

dengan hangat sejak para Filsuf Yunani Kuno. Hukum Kodrat dikembangkan oleh

kaum Stoa (334-226 SM) yang mempunyai pengaruh besar terhadap pemikiran

7
Https://Myarticleaddress.Blogspot.Com/2017/05/Makalah-Mazhab-Hukum-Kodrad.Html
8
Otong Rosadi, Op.Cit, hlm. 63.
9
Ibid,hlm.71.
10
Ibid,hlm.72.
eropa dikemudian hari. Gagasasan dasar Stoa ialah akal budi (logos) ilahi

meresapi seluruh alam semesta. Segala tatanan ilmiah, begitu juga kodrat manusia

mencerminkan akal budi ilahi itu. Hidup sesuai dengan kodrat berarti sesuai

11
dengan tatanan ilahi alam semesta.

Menurut Friedman, sejarah tentang hukum kodrat merupakan sejarah umat

manusia dalam usahanya untuk menemukan keadilan yang mutlak (absolute

justice) sekaligus kegagalan-kegagalan yang dialaminya. Peranan hukum kodrat

ini sepanjang sejarahnya mempunyai beberapa fungsi: hukum kodrat digunakan

untuk mengubah hukum romawi yang lama menjadi sistem hukum yang berlaku

di seluruh dunia; digunakan oleh pihak gereja dan kaisar jerman dalam pertikaian

keduanya di abad pertengahan; sebagai latar belakang pemikiran untuk berlakunya

hukum internasional dan menuntut kebebasan individu atas absolutisme; dan

prinsip-prinsip hukum juga dipergunakan oleh para hakim Amerika (yang berhak

menafsirkan konstitusi) guna menentang usaha-usaha perundang-undangan negara

untuk memodifikasi dan mengurangi kebebasan mutlak individu dalam bidang


12
ekonomi.

Kodrat manusia (human nature) sebagai makhuk yang berakal, merupakan

unsur utama dalam terbentuknya moralitas dan peradaban yang berdiri tegak

dalam interaksi sosial sehari-hari. Keadilan muncul dalam bentuk

korespodensinya dengan moral. Suatu teori tentang keadilan secara moral yang

11
Ibid,hlm. 61.
12
Ibid,hlm. 62.
lengkap akan memunculkan unsur-unsur dan kondisi-kondisi yang diperlukan

13
bagi suatu kehidupan manusia yang sungguh-sungguh adil.

4.1 SUMBER ALIRAN HUKUM KODRAT (NATURAL JURISPRUDENCE)

Sumber aliran hukum kodrat dapat ditemukan pada Teori hukum alam

(hukum kodrat melingkupi pendekatan terhadap hukum yang melihat bahwa

keberadaan hukum yang ada adalah perwujudan atau merupakan fenomena

tatanan hukum yang lebih tinggi yang seharusnya ditaati). Dengan demikian

pendekatan dari teori hukum kodrat ada yang berpijak dari pandangan teologis

dan sekuler, kedua pandangan teologis ini merupakan sumber dari aliran hukum

kodrat (Natural Jurisprudence).

1. Pandangan teologis (berdasarkan ke-Tuhan-an)

Teori hukum kodrat yang dipenuhi oleh pandangan atau yang ada,

diciptakan dan diatur oleh yang maha kuasa yaitu tuhan yang juga telah

meletakan prinsip-prinsip abadi untuk mengatuur perjalanannya alam

semesta. Kitab suci menjadi sumber dari pandangan semacam ini. Semua

hukum yang diciptakan oleh manusia karena itu harus sesuai dengan

hukum Tuhan seperti yang digariskan dalam kitab suci

(mengesampingkan aspek ratio manusia).

2. Pandangan sekuler (berdasarkan ratio)

Pandangan ini didasari keyakinan bahwa manusia (kemampuan akal

budinya) dan dunianya (masyarakat) menjadi sumber bagi tatanan moral

13
Ibid, hlm. 74.
yang ada. Tatanan moral yang ada menjadi manifestasi tatanan moral

dalam diri dan masyarakat manusia. Keutamaan moral tidak ada dalam

sabda Tuhan yang tertulis dalam kitab suci tetapi dalam hati kehidupan

sehari-hari manusia. Hukum itu berlaku secara universal dan bersifat

abadi dengan menekankan pada aspek ratio manusia. Aliran hukum alam
14
yang rational disebut pula aliran hukum alam yang modern.

Pembahasan korelasi antara hukum (kodrat) dan moral pada bab

sebelumnya memberikan gambaran bahwa moral seyogyanya menjiwai hukum.

Seberapa besarnya atau dalam moral menjadi jiwa bagi hukum yang dibuat, dapat

dilihat dari bagaimana para pembentuk hukum memandang hubungan antara

moral dengan hukum. Semakin ‘dekat dan kuat’ hubungan antara moral dengan

hukum, maka semakin kuat pengaruh moral dalam pembentukan hukum maka

semakin dekat persinggungan antara moral dan hukum. Sekalipun secara umum,

moral dan hukum adalah suatu yang berbeda tetapi keduanya tidak dapat

dipisahkan. Titik temu antara moral dengan hukum, terdapat pada aliran hukum
15
kodrat, karena sumber hukum kodrat adalah moral.

Pada makalah ini Penulis tidak membahas secara khusus keseluruhan

pendapat para tokoh dan pakar hukum dalam makalah ini, olehnya itu penulis

akan mengelompokkan tokoh dan pakar itu menurut zamannya, dan bagi pembaca

yang ingin mendalami persoalan hukum kodrat secara khusus, dapat mencarinya
16
pada literatur-literatur lain yang membahasnya secara lebih terinci:

14
Suparman Usman , Op.Cit, hlm. 106
15
Otong Rosadi, Op.Cit, hlm. 75
16
Teguh Prasetyo & Abdul Halim Baraktullah, Filsafat, Teori dan Ilmu Hukum Pemikiran
Menuju Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat, Rajawali Pres, Jakarta, 2014, hlm 101
a. Tokoh-tokoh hukum kodrat Yunani, antara lain: Socrates, Plato,

Aristoteles.

b. Tokoh-tokoh hukum kodrat Romawi, antara lain: Cicero, Gaius.

c. Tokoh-tokoh hukum kodrat abad pertengahan, antara lain: Augustine,

Isidore, Thomas Aquinas, William of Occam.

d. Tokoh-tokoh hukum kodrat diabad keenam belas hingga kedelapaan

belas antara lain :Jhon Locke, Montesquieu, Rousseau.

e. Tokoh-tokoh Idealisme Transendental, antara lain: Kant, Hegel.

f. Tokoh-tokoh kebangkitan kembali hukum alam, antara lain adalah:

Kholer, Stammler, Leon Duguit, Geny, Dabin, Le Fur, Rommen,

Maritain, Renard, Gustaw, Radhbuch, Del Vecchio, Fuller, Recasens

Sinches.
BAB III

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

1. Filsafat adalah proses berpikir yang dilakukan secara berkelanjutan disaat

melihat suatu objek yang menarik, dalam melakukan proses berpikir

tersebut filsafat membutuhkan bahan atau objek untuk menyempurnakan

proses berpikir, Hukum merupakan salah satu objek filsafat, secara

filosofis, objek filsafat hukum adalah hukum, dan objek tersebut dikaji

secara mendalam sampai pada inti atau dasarnya, yang disebut dengan

hakikat. Salah satu mahzab dari Filsafat Hukum adalah Hukum Kodrat

atau lebih dikenal dengan sebutan Aliran hukum alam bukanlah tatanan

atau sistem hukum. Hukum Kodrat adalah idea atau gagasan. Hukum

kodrat berlaku secara universal dan abadi.

2. Aliran hukum kodrat mempunyai keterkaitan dengan moral dan

keadilanMoral mengatur hidup manusia, baik batin maupun lahir, karena

itu, semua yang terlibat dan berperan dalam proses panjang pembentukan

hukum harus selalu ingat pada hukum kodrat, korelasi antara hukum

(kodrat) dan moral merupakan titik temu pada aliran hukum kodrat,

karena sumber hukum kodrat adalah moral.

3. Sumber aliran hukum kodrat dapat ditemukan pada pandangan teologis

dan sekuler, Pandangan teologis (berdasarkan ke-Tuhan-an) menyatakan

bahwa Hukum kodrat Bersumber dari Tuhan dan Kitab suci menjadi

sumber dari pandangan semacam ini, selanjutnya Pandangan sekuler


didasari keyakinan bahwa manusia (kemampuan akal budinya) dan

dunianya (masyarakat) menjadi sumber bagi tatanan moral yang ada.

Tatanan moral yang ada menjadi manifestasi tatanan moral dalam diri

dan masyarakat manusia. kedua pandangan ini merupakan sumber dari

aliran hukum kodrat (Natural Jurisprudence).


DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Otong Rosadi, 2012, Quo Vadis, Hukum Ekologi dan Keadilan Sosial, Thafa Media,
Yogyakarta.

Suparman Usman, 2010, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, SUHUD Sentrautama, Serang.

Teguh Prasetyo & Abdul Halim Baraktullah,2014, Filsafat, Teori dan Ilmu Hukum
Pemikiran Menuju Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat, Rajawali
Pres, Jakarta.

B. Internet

Https://Myarticleaddress.Blogspot.Com/2017/05/Makalah-Mazhab-Hukum
Kodrad.Html

Anda mungkin juga menyukai