Disusun Oleh :
ALFIAN BUR
NPM. 1833008
BAB I
PENDAHULUAN
jadi, secara sederhana filsafat hukum adalah cabang filsafat yang objeknya khusus
1
tentang hukum.
dengan hukum, dan tidak hanya merefleksi hakikat dan metode dari ilmu hukum
atau ajaran metode. Lebih dari itu, filsafat hukum bersifat kritikal terhadap
pengaruh dari filsafat ilmu modern, dimulai dari paradigma hukum yang
sebagaimana yang ditafsirkan sebagai kaidah resmi Negara, kajian hukum yang
teori hukum yang lahir pada periode post-modern dengan gerakan kritik ediologis
dan semangat deskontruksi hukum yang membawa angin perubahan bagi pilar-
1
Otong Rosadi, Quo Vadis, Hukum Ekologi Dan Keadilan Sosial, Thafa Media,
Yogyakarta, 2012, hlm. 2.
Pemikiran hukum ini terus berkembang dalam berbagai bentuk mahzab
atau aliran yang mempunyai ciri dan saling berdialektika dalam memecahkan
problem hukum yang dihadapi pada waktu dan tempat yang berbeda, salah satu
mahzab atau aliran dalam filasafat hukum tersebut adalah Aliran Hukum Kodrat
dan keadilan?
Jurisprudence)?
Jurisprudence);
Jurisprudence).
2
BAB II
PEMBAHASAN
saat melihat suatu objek yang menarik, dalam melakukan proses berpikir tersebut
Hukum merupakan salah satu objek filsafat, secara filosofis, objek filsafat hukum
adalah hukum, dan objek tersebut dikaji secara mendalam sampai pada inti atau
2
dasarnya, yang disebut dengan hakikat.
mahzab, salah satu aliran atau mahzab dalam filsafat hukum adalah Aliran Hukum
dengan sebutan Aliran hukum alam bukanlah tatanan atau sistem hukum. Hukum
Kodrat adalah idea atau gagasan. Hukum kodrat berlaku secara universal dan
3
abadi.
pada subtansi hukum. Artinya hanya dengan mengikuti kodrat-kodrat alam itulah
4
hukum bekerja.
Diantara aliran hukum kodrat ada aliran Stoa yang diwakili oleh Zeno
2
Ibid, hlm. 3.
3
Ibid, hlm. 4.
4
Ibid, hlm. 59.
1. Alam ini diperintah oleh pikiran yang rasional.
Riset mengenai hukum kodrat ini tetap berlanjut, namun konsep tetap
sepanjang pemikiran hukum kodrat dari yang kuno sampai yang modern, terdapat
benang merah dari hukum kodrat yaitu keterkaitan antara hukum dan moral di
6
satu sisi dan hubungan antara hukum dan keadilan pada sisi yang lain.
DAN KEADILAN
Salah satu dari pemikiran hukum kodrat yang khas adalah tidak
dipisahkannya secara tegas antara hukum dan moral. Penganut madzhab ini
5
Suparman Usman, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, SUHUDSentrautama,Serang, 2010, hlm.
47
6
Otong Rosadi, Op.Cit, hlm. 59.
4
secara eksternal maupun internal dari kehidupan manusia serta yang berhubungan
7
dengan sesama manusia.
Konsep Moral yang akan dimaksud adalah moral dalam pengertian yang
pertama, yakni moral sebagai ajaran baik dan buruk; ajaran yang diterima umum
sebagai ajaran baik dan buruk; ajaran yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dan sebagainya; moral dalam arti atau yang nampak dalam
8
akhlak, budi pekerti, susila.
Aliran Hukum Kodrat merupakan titik potong antara hukum dan moral,
pada hukum kodrat itulah ditemukan dialektika antara hukum dan moral. Moral
mencakup dan mengatur hidup manusia dalam segala seginya, baik sebagai
makhluk pribadi maupun sebagai makhluk sosial. Moral mengatur hidup manusia,
baik batin maupun lahir, karena itu, semua yang terlibat dan berperan dalam
9
proses panjang pembentukan hukum harus selalu ingat pada hukum kodrat.
Proses untuk menghubungkan hukum dan moral ini sudah dilakukan sejak
masa plato, dimana pada masa itu plato mencoba untuk menghubungkan hukum
dengan moral. Lalu Thomas Aquinas dengan jelas membedakan antara hukum
alam dan hukum positif. Pada saat hukum alam, tidak mudah dipahami oleh setiap
10
orang. Maka hukum positif membantu hukum alam sebagai norma-norma sosial.
dengan hangat sejak para Filsuf Yunani Kuno. Hukum Kodrat dikembangkan oleh
kaum Stoa (334-226 SM) yang mempunyai pengaruh besar terhadap pemikiran
7
Https://Myarticleaddress.Blogspot.Com/2017/05/Makalah-Mazhab-Hukum-Kodrad.Html
8
Otong Rosadi, Op.Cit, hlm. 63.
9
Ibid,hlm.71.
10
Ibid,hlm.72.
eropa dikemudian hari. Gagasasan dasar Stoa ialah akal budi (logos) ilahi
meresapi seluruh alam semesta. Segala tatanan ilmiah, begitu juga kodrat manusia
mencerminkan akal budi ilahi itu. Hidup sesuai dengan kodrat berarti sesuai
11
dengan tatanan ilahi alam semesta.
untuk mengubah hukum romawi yang lama menjadi sistem hukum yang berlaku
di seluruh dunia; digunakan oleh pihak gereja dan kaisar jerman dalam pertikaian
prinsip-prinsip hukum juga dipergunakan oleh para hakim Amerika (yang berhak
unsur utama dalam terbentuknya moralitas dan peradaban yang berdiri tegak
korespodensinya dengan moral. Suatu teori tentang keadilan secara moral yang
11
Ibid,hlm. 61.
12
Ibid,hlm. 62.
lengkap akan memunculkan unsur-unsur dan kondisi-kondisi yang diperlukan
13
bagi suatu kehidupan manusia yang sungguh-sungguh adil.
Sumber aliran hukum kodrat dapat ditemukan pada Teori hukum alam
tatanan hukum yang lebih tinggi yang seharusnya ditaati). Dengan demikian
pendekatan dari teori hukum kodrat ada yang berpijak dari pandangan teologis
dan sekuler, kedua pandangan teologis ini merupakan sumber dari aliran hukum
Teori hukum kodrat yang dipenuhi oleh pandangan atau yang ada,
diciptakan dan diatur oleh yang maha kuasa yaitu tuhan yang juga telah
semesta. Kitab suci menjadi sumber dari pandangan semacam ini. Semua
hukum yang diciptakan oleh manusia karena itu harus sesuai dengan
13
Ibid, hlm. 74.
yang ada. Tatanan moral yang ada menjadi manifestasi tatanan moral
dalam diri dan masyarakat manusia. Keutamaan moral tidak ada dalam
sabda Tuhan yang tertulis dalam kitab suci tetapi dalam hati kehidupan
abadi dengan menekankan pada aspek ratio manusia. Aliran hukum alam
14
yang rational disebut pula aliran hukum alam yang modern.
Seberapa besarnya atau dalam moral menjadi jiwa bagi hukum yang dibuat, dapat
moral dengan hukum. Semakin ‘dekat dan kuat’ hubungan antara moral dengan
hukum, maka semakin kuat pengaruh moral dalam pembentukan hukum maka
semakin dekat persinggungan antara moral dan hukum. Sekalipun secara umum,
moral dan hukum adalah suatu yang berbeda tetapi keduanya tidak dapat
dipisahkan. Titik temu antara moral dengan hukum, terdapat pada aliran hukum
15
kodrat, karena sumber hukum kodrat adalah moral.
pendapat para tokoh dan pakar hukum dalam makalah ini, olehnya itu penulis
akan mengelompokkan tokoh dan pakar itu menurut zamannya, dan bagi pembaca
yang ingin mendalami persoalan hukum kodrat secara khusus, dapat mencarinya
16
pada literatur-literatur lain yang membahasnya secara lebih terinci:
14
Suparman Usman , Op.Cit, hlm. 106
15
Otong Rosadi, Op.Cit, hlm. 75
16
Teguh Prasetyo & Abdul Halim Baraktullah, Filsafat, Teori dan Ilmu Hukum Pemikiran
Menuju Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat, Rajawali Pres, Jakarta, 2014, hlm 101
a. Tokoh-tokoh hukum kodrat Yunani, antara lain: Socrates, Plato,
Aristoteles.
Sinches.
BAB III
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
filosofis, objek filsafat hukum adalah hukum, dan objek tersebut dikaji
secara mendalam sampai pada inti atau dasarnya, yang disebut dengan
hakikat. Salah satu mahzab dari Filsafat Hukum adalah Hukum Kodrat
atau lebih dikenal dengan sebutan Aliran hukum alam bukanlah tatanan
atau sistem hukum. Hukum Kodrat adalah idea atau gagasan. Hukum
itu, semua yang terlibat dan berperan dalam proses panjang pembentukan
hukum harus selalu ingat pada hukum kodrat, korelasi antara hukum
(kodrat) dan moral merupakan titik temu pada aliran hukum kodrat,
bahwa Hukum kodrat Bersumber dari Tuhan dan Kitab suci menjadi
Tatanan moral yang ada menjadi manifestasi tatanan moral dalam diri
A. Buku-buku
Otong Rosadi, 2012, Quo Vadis, Hukum Ekologi dan Keadilan Sosial, Thafa Media,
Yogyakarta.
Teguh Prasetyo & Abdul Halim Baraktullah,2014, Filsafat, Teori dan Ilmu Hukum
Pemikiran Menuju Masyarakat yang Berkeadilan dan Bermartabat, Rajawali
Pres, Jakarta.
B. Internet
Https://Myarticleaddress.Blogspot.Com/2017/05/Makalah-Mazhab-Hukum
Kodrad.Html